Anda di halaman 1dari 30

Manajemen Pam Swakarsa

KELOMPOK 1 PRODI JEMENKAMTEKPOL


ABSEN 1 - 10
SUMBER LITERASI
1. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang POLRI
2. Perkap 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
Operasi
3. Perpol 4 Tahun 2020 Tentang Pam Swakarsa
4. Teori-Teori Manajemen yang ada
5. PP No. 43 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Korwas dan Binteknis
Terhadap Polsus, PPNS, dan Pam Swakarsa
Undang-Undang No.2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia
PASAL 1
Yang dimaksud dengan "bentuk-bentuk pengamanan swakarsa" adalah suatu
bentuk pengamanan yang diadakan atas kemauan, kesadaran, dan kepentingan
masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh pengukuhan dari Kepolisian
Negara Republik Indonesia

PASAL 3
(DASAR PEMBENTUKAN PAM SWAKARSA)
(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh :
a. kepolisian khusus;
b. penyidik pegawai negeri sipil; dan/atau
c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa
PASAL 14 AYAT 1 HURUF (f)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :
f. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap
kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa

PASAL 15 AYAT 2 HURUF (g)


g. memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian
khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis
kepolisian
KEUNTUNGAN PAM SWAKARSA
- MENCIPTAKAN KESADARAN PADA MASYARAKAT UNTUK
MELAKUKAN PENGAMANAN SWADAYA / SWAKARSA PADA
LINGKUNGANNYA
- MEMBANTU PEKERJAAN KEPOLISIAN DIMANA SEPERTI KITA
KETAHUI JUMLAH DSP PADA MAYORITAS MAKO KEPOLISIAN BELUM
TERPENUHI
- MENCIPTAKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT SESUAI
DENGAN TUPOKSI POLRI PASAL 13 UU NO 2 TAHUN 2002

DAMPAK PAM SWAKARSA TERHADAP LINGKUNGAN


- MENINGKATKANKAN RASA TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT
TERHADAP LINGKUNGAN KHUSUSNYA PADA ASPEK KEAMANAN
- MENCIPTKAN LINGKUNGAN AMAN DAN TERTIB HUKUM PADA
LINGKUNGAN MASYARAKAT
PERKAP 24 TAHUN 2007
TENTANG SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
OPERASI
Apa pertimbangan adanya Perkap nomor 24 tahun
2007?

• Perkap nomor 24 tahun 2007 adalah peraturan yang mengatur


mengenai Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan
Dan/Atau Instansi/Lembaga Pemerintah.
• Hal ini dinilai penting karena objek-objek vital terkait (perusahaan,
instansi pemerintahan, dll) seringkali menjadi suittable target bagi para
motivated offender untuk melakukan kejahatan.
• Perlunya aturan yang rinci dan sistematis dalam menetapkan sistem
manajemen pengamanan bagi para instansi-instansi terkait.
Apa saja yang diatur dalam Perkap nomor 24
tahun 2007
• Perkap nomor 24 tahun 2007 mengatur tentang bagaimana sistem pengamanan swakarsa yang
diberlakukan dalam suatu instansi atau perusahaan pengguna jasa pam swakarsa.
• Pam swakarsa sendiri bertujuan untuk membantu Polri di bidang penyelenggaraan keamanan dan
ketertiban masyarakat,terbatas pada lingkungan kerjanya.
• Sistem Manajemen Pengamanan yang selanjutnya disingkat SMP adalah bagian dari manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan pengamanan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan usaha guna mewujudkan lingkungan yang aman, efisien dan produktif. (pasal 1 angka 1)
• SMP memiliki tujuan yaitu menciptakan sistem pengamanan di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang secara profesional terintegrasi untuk
mencegah dan mengurangi kerugian akibat ancaman, gangguan dan/atau bencana serta mewujudkan
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. (pasal 2)
• Pada BAB II dijelaskan mengenai kewajiban intansi, organisasi, ataupun perusahaan dalam penerapan
SMP serta standard SMP beserta unsur-unsurnya (pasal 3 s.d. 5)
• Pada BAB III dijelaskan mengenai tupoksiran, pengorganisasian, dan pembinaan dari
satuan pengamanan (satpam). Pembinaan satpam sendiri meliputi persaratan
penerimaan, peningkatan kompetensi, kode etik, hingga kelengkapan seragam dan
KTA satpam. (pasal 6 s.d. 46)
• Pada BAB IV dijelaskan mengenai HTCK satpam baik dalam hubungan vertikal
maupun horizontal. (pasal 47 s.d. 51)
• Pada BAB V dijelaskan mengenai pembinaan, penggolongan, kewajiban, serta izin
operasional dari Badan Usaha Jasa Pengamanan yang selanjutnya disingkat (BUJP).
(pasal 52 s.d. 66)
• Pada BAB VI dan BAB VII dijelaskan mengenai pengawasan, pengendalian, analisis
dan evaluasi dari SMP yang diterapkan di organisasi/instansi/perusahaan oleh BUJP.
(pasal 67 s.d. 77)
• BAB VIII dijelaskan mengenai sanksi yang diterapkan terhadap kesalahan, kealpaan,
penyimpangan, dan pelanggaran baik yang dilakukan oleh tempat pelatihan, BUJP,
maupun kelengkapan personal dan kode etik satpam. (pasal 78 s.d. 82)
Kelebihan dan kekurangan dari Perkap nomor 24 tahun
2007
Kekurangan / kelemahan
Kelebihan / keuntungan
• Bersifat sistematis, detail, dan holistik dengan mencakup poin- • Tidak adanya badan atau bagian dari perusahaan/institusi
poin penting dalam hal penerapan sistem hingga pembinaan pengguna jasa yang dikhususkan untuk berinteraksi dengan
teknis pam swakarsa Polri terkait pengawasan personel Satpam yang berpotensi
• Mempermudah perusahaan ataupun institusi dalam melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam tugasnya.
penerapan sistem pengamanan internal perusahaan / institusi • Penetapan kompetensi personel satpam masih terpaku pada
• Mempermudah perusahaan ataupun institusi dalam antisipasi terhadap kejahatan-kejahatan konvensional saja.
menerapkan standardisasi kualitas jasa pengamanan yang Padahal ancaman pada generasi 4.0 ini sudah bergeser
digunakan menjadi ancaman serangan-serangan siber yang mana
• Membantu kepolisian dalam pemeliharaan keamanan dan memerlukan pengamanan yang kompeten dalam bidang
ketertiban masyarakat siber.
• Menjadi fungsi kontrol terhadap para penyedia jasa • Sebagai pemilik kewenangan kepolisian terbatas akan
pengamanan maupun personel satpam dari potensi memunculkan potensi pelanggaran HAM karena kepemilikan
pelanggaran ataupun penyimpangan “power” yang lebih di tengah masyarakat.
• Adanya sistem kepangkatan atau hirarki sesuai dengan • Belum ada standarisasi ukuran luas wilayah dan kebutuhan
kemampuan di dalam satuan pengamanan yang dapat kuantitas satpam yang harus dipenuhi oleh suatu
menjadi motivasi dan meningkatan kebanggan bagi personil perusahaan
keamanan • Anggaran pengamanan dan audit masih dibebankan kepada
• Pemberian penghargaan bagi perusahaan atau bujp yang perusahaan sehingga memungkikan perusahaan perusahaan
dapat melaksanakan pengamanan yang baik dan efektif meminimalisir anggaran pengamanan
Dampak secara umum terhadap
kamtibmas
• Meningkatkan jaminan terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di objek-objek vital
(perusahaan, institusi, organisasi, dll) yang mungkin tidak terjangkau oleh personel kepolisian secara
langsung.
• Membantu tugas kepolisian dalam hal menjaga keamanan dan ketertiban melihat keterbatasan jumlah
personel kepolisian.
• Merupakan faktor pendukung terhadap motivasi para pekerja di suatu perusahaan atau intansi
pengguna jasa keamanan dalam hal pemenuhan kebutuhan terhadap keamanan.
• Meningkatkan aktivitas sehingga berimbas positif pada ekonomi perusahaan atau kinerja institusi.
• Mempermudah interaksi antara masyarakat dan perusahaan atau intansi karena satpam bisa menjadi
sarana komunikasi awal.
• Kualitas sistem, badan usaha pengamanan, dan personel satpam yang terjaga dan terjamin dengan
standardisasi yang tepat.
• Dengan adanya satpam di berbagai lokasi dapat mencegah tindak kejahatan karena meningkatkan
capable guardian yang dapat mengurungkan niat pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan
PERPOL NO. 4 TAHUN 2020
TENTANG PAM SWAKARSA
LATAR BELAKANG
dibentuk karena untuk dibutuhkan pengamanan tambahan dalam
menjaga aset suatu lokasi selain oleh kepolisian. contohnya menjaga
obyek vital, lokasi perbelanjaan, dan pabrik2. dikarenakan keterbatasan
personel kepolisian. dan personel kepolsiain tetap melakukan
pembinaan pam swakarsa pada lokasi2 tersebut. serta menumbuhkan
partisipasi masyrakat untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar
melalui siskamling. sehingga masyarakat juga berperan dalam menjaga
lingkungan mereka dan segera melaporkan kepada kepolisian apabila
menemukan gangguan keamanan dan ketertiban.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
KEUNTUNGAN KERUGIAN
kepolisian terbantu dengan adanya kebingungan warga
adanya pam swakarsa karena masyarakat yang melihat
masyarakat juga ikut berperan sepintas kesamaan seragam
aktif dalam menjaga satpam dengan kepolisian RI
kamtibmas. masyarakat akan karena warnanya sangat mirip.
segera melaporkan temuan2 dikhawatirkan adanya oknum
gangguan kamtibmas kepada tertentu yang memanfaatkan
kepolisian ketika kepolisian kesamaan warna seragam
tidak ada dilokasi atau belum tersebut dan takutnya malah
melintasi rute patroli. mencoreng nama baik Polri
6 HAL PENTING PERUBAHAN PERPOL
NO.04 TAHUN 2020
1. Satpam telah dibedakan dengan satkamling. satpam adalah satuan atau
kelompok profesi pengemban fungsi kepolisian terbatas non yustisial yang
direkrut sesuai ketentuan Polri, dilatih pendidikan satpam dan memiliki kartu
tanda anggota (KTA) serta memiliki status ketenagakerjaan. ( pasal 1 ayat 3
dan 4). jadi satpam saat ini sudah dianggap sebagai profesi dimana sebelum
melaksanakan tugas, harus telah lulus pelatihan wajib gada pratama/gada
madya/gada utama.(pasal 10).
2. Perekrutan hanya boleh dilakukan oleh badan usaha jasa pengamanan
(BUJP), dan pengguna jasa satpam atau perusahaan .( pasal 8). jadi
perekrutan satpam hanya dilakukan oleh perusahaan. apabila perorangan
ingin menggunakan jasa satpam dirumahnya, silahkan berhubungan dengan
BUJP karena tidak diperbolehkan merekrut sendiri.
3. Semua satpam harus memiliki status ketenagakerjaan, apakah dengan
sistim perjanjian kerja waktu tertentu (pkwt) atau sebagai karyawan
tetap perusahaan. Ini dimaksudkan agar supaya hak hak
ketenagakerjaan satpam dapat dipenuhi oleh BUJP atau perusahaan,
sesuai peraturan perundangan. (pasal 1 ayat 4). Jadi mulai saat ini tidak
ada lagi satpam yang diberikan upah di bawah UMP dan tidak memiliki
BPJS dan hak hak lainnya. Ini merupakan perjuangan dan obsesi lama
APSI yang saat ini telah diakomodir dalam Perpol no 4 tahun 2020.
4. Anggota satpam memiliki golongan kepangkatan, yaitu pelaksana
satpam, supervisor satpam dan manajer satpam. Setiap golongan
kepangkatan akan memiliki 3 jenjang kepangkatan. (pasal 19). Dengan
demikian, satpam mulai saat ini akan memiliki golongan kepangkatan
dan jenjang kepangkatan yang didasarkan atas kompetensi dan masa
kerjanya. ini merupakan bentuk pemuliaan satpam.
5. Pakaian seragam satpam berubah warnanya menjadi coklat mirip seragam
Polri dengan gradasi 20% lebih muda dari seragam polri selain untuk
menciptakan “new image” bagi korp satpam, juga agar berbeda dengan
seragam Satkamling.Pelaksanaan penggantian warna seragam ini diberikan
waktu satu tahun (pasal 45), mengingat BUJP atau perusahaan setiap tahun
memberikan jatah baju baruuntuk satpamnya. Jadi tidak menimbulkan
beban biaya baru, tapi hanya berganti warnanya saja. Diharapkan pada
tanggal 5 agustus 2021 semua satpam di Indonesia yang telah memenuhi
persyaratan sebagai satpam, sudah berganti dengan seragam warna coklat.
6. Asosiasi profesi satpam merupakan wadahnya profesi satpam untuk
menyalurkan aspirasi dan kepentingan satpam. Asosiasi profesi satpam ini
harus terregister di Baharkam Polri dan wajib memiliki kode etik profesi
satpam. (pasal 32 ). Jadi anggota satpam tidak perlu menyalurkan aspirasi
dan kepentingannya ke organisasi atau perkumpulan lain
TEORI HIRARKI KEBUTUHAN
ABRAHAM MASLOW
Teori hirarki kebutuhan Maslow adalah teori
yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Ia
beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan
ditingkat yang rendah harus terpenuhi atau
paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan-kebutuhan ditingkat
yang lebih tinggi menjadi hal yang
memotivasi.
 TEORI HIRARKI KEBUTUHAN DASAR MENURUT ABRAHAM
MASLOW
dalam pengamanan swakarsa kami
mengaitkan dengan terori hirarki
kebutuhan dimana keamanan
berada pada hirarki ke 2

Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia

termotivasi akan kebutuhan akan keamanan (safety

needs) yang mencakup keamanan fisik, stabilitas,

ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari

kekuatan –kekuatan yang mengancam seperti perang,

terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya,

kerusuhan, dan bencana alam.


• Keamanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap masyarakat di tempat tinggalnya.
dimana dalam teori kebutuhan Abraham Maslow telah di jelaskan hal tersebut. Kemanan
sangat erat kaitannya dengan tugas pokok kepolisian , salah satu tugas pokok kepolisian
mencipatkan rasa aman di setiap lingkungan masyarakat. Tentunya banyak kekurang yang
di miliki lembaga kepolisian dalam menjaga keamanan. Untuk mengatasi kekurangan
tersebut maka polrii sendiri membentuk Pam Swakarsa dalam membantu menjaga
kamtibamas. Pam Swakarsa di buat untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban
masyarakat itu agar tidak menimbulkan polemik.

Pam swakarsa dibentuk atas dasar :


• kemauan, kesadaran dan kepentingan menjaga kamtibmas
• tidak seimbangnya antara jumlah personel kepolisian dengan jumlah penduduk Indonesia
• jumlah kepolisian saat ini terbatas, sehingga tidak mungkin setiap RT memiliki anggota
polisi.
• Agar dapat merespon cepat terhadap penanganan peristiwa pidana yang muncul di
masyarakat
Kebutuhan Akan Keamanan
• Keamanan merupakan permasalahan yang sangat kompleks bahkan apabila tidak
dipelihara dengan baik cenderung dapat meningkatkan kejahatan baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Kondisi demikian menuntut anggota polisi untuk
selalu berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu melakukan pembenahan
dalam melaksanakan tugasnya agar dapat memberikan perlindungan dan pelayanan
bagi masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman dalam menjalani
kehidupannya sehari- hari
• Polri sebagai instansi negara dalam menjaga kamtibmas di masyarakat tidak bisa
bekerja sendiri namun akan lebih maksimal dengan adannya masyarakat yang ikut
membantu dalam menjaga kamtibmas, Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk Pam
Swakarsa.
• Kebutuhan akan keamanan memotivasi masyrakat dalam menjaga lingkungannya
agar tercipta keamanan sehingga ini dapat menjadi sinyal baik bagi polri dimana polri
dapat memberdayakan masyarakat dalam menjaga kamtibmas di lingkungannya.
PP No. 43 Tahun 2012
Tentang Pelaksanaan Korwas dan Binteknis Terhadap Polsus, PPNS, dan Pam Swakarsa
Latar belakang / keterkaitan pp 43 tahun 2012
dengan pam swakarsa
• Sesuai dengan Pasal 1 adanya keterkaitan dengan Pengawasan dan Pembinaan dengan
PAM SWAKARSA
• Pam Swakarsa adalah suatu bentuk pengamanan yang diadakan atas kemauan, kesadaran,
dan kepentingan masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh pengukuhan dari
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
• Adanya Pengawasan, adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan fungsi kepolisian
terbatas yang dilakukan Polsus, PPNS, dan Pam Swakarsa oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia bersama instansi yang membawahi Polsus, PPNS, dan Pam
Swakarsa
• Pembinaan Teknis Kepolisian yang selanjutnya disebut dengan Pembinaan Teknis
adalah segala upaya, kegiatan dan tindakan untuk memberikan pendidikan dan
pelatihan, serta peningkatan kemampuan teknis terhadap Polsus, PPNS, dan Pam
Swakarsa
Pada Tugas dan Fungsi nya membantu Pengemban Fungsi Kepolisian :
• Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, bertugas menjaga
keamanan dan ketertiban di lingkungannya secara swakarsa
• Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi melaksanakan
pengamanan di lingkungannya secara swakarsa guna mencegah
terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban.

Pemberdayaan potensi Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf a dilaksanakan dengan cara:
a. merumuskan perencanaan pembentukan Pam Swakarsa;
b. pelibatan Pam Swakarsa dalam kegiatan pengamanan;
c. peningkatan aktivitas forum komunikasi Polri dengan Pam Swakarsa;
d. optimalisasi Pemolisian Masyarakat (Polmas).
Pembinaan sistem Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilaksanakan dengan cara:
• a. peningkatan kemampuan Sistem Keamanan Lingkungan; dan
• b. peningkatan kemampuan pengamanan dan patroli lingkungan.

Pengawasan Pam Swakarsa yang dilaksanakan oleh masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, meliputi:
• a.pengamatan pelaksanaan pengamanan lingkungan;
• b.pencatatan data dan kegiatan pengamanan lingkungan;
• c. penerapan sistem pengamanan lingkungan; dan d. penggunaan
peralatan pengamanan lingkungan.
Pasal 15
Pengawasan Pam Swakarsa pada instansi, badan, lembaga pemerintah atau nonpemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, meliputi:
• a.pendataan Pam Swakarsa; pemberian kartu tanda anggota dan penggunaan
• b.Seragam serta atribut pengamanan; bagi personel satuan
• c. pendataan senjata kelengkapannya; api, amunisi dan kelengkapan
• d. izin operasional badan pengamanan; dan usaha di bidang jasa
• e. operasionalisasi jasa pengamanan.

Pasal 19
Adanya Pembinaan Teknis terhadap Pam Swakarsa yang ada pada instansi, badan, lembaga
pemerintah atau nonpemerintah, melalui:
• a. pendidikan dan latihan personel Satuan Pengaman (Satpam); 
• b. pelatihan Kelompok Masyarakat Sadar KeamananKetertiban Masyarakat;
• c. pendidikan dan latihan peningkatan kemampuan dan kompetensi petugas;
• d. pelatihan keterampilan penggunaan peralatan khusus pengamanan;
• e. penyegaran, dan seminar/workshop di bidang pengamanan, pencegahan dan penangkalan; dan
• f. bimbingan dan penyuluhan kesadaran hukum masyarakat.
Dampak terhadap kamtibmas secara
umum
• Untuk memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat dalam wujud penegakan hukum secara profesional dan
proporsional dengan senantiasa menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak
asasi manusia menuju terwujudnya kepastian hukum dan rasa keadilan, maka
perlu adanya kesamaan pandangan dalam melakukan Tata Cara Pelaksanaan
Koordinasi, Pengawasan dan Pembinaan teknis terhadap Kepolisian Khusus,
Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa.
• “Pam Swakarsa” antara lain satuan pengamanan lingkungan dan badan usaha
di bidang jasa pengamanan. Dampak pada Bidang jasa pengamanan antara lain
berupa Pengamanan Industrial (Industrial Security) yang meliputi segala upaya
yang berkaitan dengan perlindungan terhadap instalasi, sumberdaya, kegunaan
(utility), material dan informasi rahasia instansi, badan, lembaga pemerintah
atau nonpemerintah dalam rangka mencegah kerugian, dan kehancuran.
HATUR SEMBAH NUWUN

Anda mungkin juga menyukai