Anda di halaman 1dari 39

POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

STANDAR KOMPETENSI :
Memahami dan mampu menerapkan
Polsek Sebagai Basis Deteksi (PSBD).

Kompetensi dasar :
• Memahami hakikat polsek sebagai basis
deteksi dan implementasi quick wins fungsi
intelkam Polri
• Menerapkan panel data Polsek Sebagai Basis
Deteksi (PSBD)
SISTIMATIKA
1. pengertian Polsek sebagai Basis deteksi.
2. tujuan Polsek sebagai Basis deteksi.
3. sasaran Polsek sebagai Basis deteksi.
4. pelaksana deteksi;
5. metode deteksi;
6. sumber-sumber deteksi;
7. sistem pelaporan;
8. jenis-jenis administrasi deteksi.
9. tantangan penerapan peran PSBD dalam implementasi quick wins
10. tujuan Polsek sebagai satuan terdepan polri dalam implementasi quick wins
11. langkah-langkah penjabaran program quick win dalam pemberdayaan polsek
sebagai basis deteksi dalam implementasi quick wins;
12. Indikator keberhasilan pelaksanaan Polsek sebagai basis deteksi dalam
implementasi quick wins;
13. pengertian panel data;
14. jenis-jenis data dalam panel;
15. metode pembuatan panel data PSBD.
SUMBER BELAJAR :

1. Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/989/XII/2005 tanggal 30


Desember 2005 tentang Pedoman Polsek Sebagai Basis Deteksi
2. Peraturan Kabaintelkam Polri Nomor : 2 tahun 2012 tentang
Produk Intelijen Keamanan Polri.
3. Peraturan Kabaintelkam Polri Nomor : 4 tahun 2013 tentang
perubahan Perkabik No.2 tahun 2012 tentang Produk Intelijen
Keamanan Polri.
4. Instruksi Kapolri No 1/II/1997 tanggal 28 Februari 1997 tentang
kewajiban pembuatan laporan Informasi bagi seluruh anggota
Polri;
5. Surat keputusan Kabaintelkam No. Pol : skep/69/VII/2009 tanggal
27 juli 2009 tentang pedoman pelaksanaan implementasi quick
wins fungsi intelkam
PENGANTAR
• Dinamika masyarakat Indonesia melahirkan bentuk-bentuk ancaman ,
Modus operandi dan gangguan baru berupa kejahatan konvensional
berdimensi baru, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan
Negara serta kejahatan yang berdampak terhadap kontijensi.
• Polri sebagai pengemban keamanan Negara dituntut dapat mengetahui
secara dini potensi-potensi ancaman tersebut di atas, melalui optimalisasi
dan revitalisasi fungsi deteksi pada kesatuan Polri terdepan/Polsek .
• Agar dapat mengetahui secara dini gejala-gejala tersebut, kesatuan Polri
terdepan/Polsek perlu diberi kemampuan deteksi.
• Dalam pelajaran ini akan dibahas tentang hal ihwal berkaitan dengan
Polsek sebagai Basis deteksi seperti pengertian, tujuan dan sasaran,
pelaksana deteksi, metode deteksi, sumber-sumber deteksi, sistem
peleporan, jenis-jenis administrasi deteksi, panel data, jenis-jenis data
dalam panel dan metode pembuatan panel data PSBD.
HAKIKAT POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

Polsek mempunyai nilai atau posisi strategis sebagai ujung tombak dalam pembinaan Kamtibmas
yang secara langsung menyentuh masyarakat. Karena titik awal dari penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat berada di Polsek, maka fungsi deteksi
merupakan fungsi kesatuan dan dalam penyelenggaraannya menjadi kewajiban serta tanggung jawab
pimpinan Polsek (Kapolsek).
Kedudukan dan posisi Kepolisian Sektor sebagai ujung tombak Kepolisian, apabila dikaitkan dengan
kebijakan Kapolri di bidang operasional yaitu mengutamakan tindakan preemtif dan preventif, maka
Polsek diharapkan mampu mendeteksi secara dini, mengidentifikasi segala permasalahan yang ada di
tengah-tengah masyarakat sehingga mampu berperan dalam memberikan peringatan dini kepada
pimpinan dan penciptaan kondisi yang menguntungkan demi terwujudnya kemanan dan ketertiban
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan pada umumnya.
Sehubungan dengan peran tersebut, Polsek dituntut dapat melaksanakan tugas deteksi melalui
kegiatan pembentukan dan pembinaan jaringan informasi untuk mengumpulkan bahan keterangan
(Pulbaket) secara lengkap dan akurat, mengidentifikasi dan menilai segala aspek kehidupan
masyarakat, sehingga dapat menemukan Potensi Gangguan (PG) dan Ambang Gangguan (PG) yang
dapat menimbulkan Gangguan Nyata (GN) di wilayahnya.
Sebagai basis deteksi maka Polsek harus menguasai setiap permasalahan di wilayahnya sehingga
dapat mengetahui secara awal setiap dinamika yang ada dalam masyarakat melalui penguasaan
Intelijen Dasar dan Intelijen Aktual dan diwujudkan dalam Kalender Kamtibmas. Untuk mendukung
penyelenggaraan tersebut maka harus didukung oleh mekanisme dan system pelaporan yang jelas
dan terintegrasi dengan keasatuan di atasnya.
A.PENGERTIAN POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

Polsek sebagai basis deteksi adalah suatu sistem yang menempatkan


Polsek sebagai ujung tombak dan berperan dalam mencari dan
mengumpulkan bahan keterangan tentang dinamika dan perubahan
masyarakat yang meliputi aspek statis dan dinamis/ kehidupan
masyarakat guna menemukan gejala awal yang dapat menimbulkan
gangguan keamanan.
B.TUJUAN POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

• Polsek sebagai organisasi polri yang paling dekat dengan masyarakat


Segala hal yang terjadi maupun diperkirakan akan terjadi di masyarakat
diharapkan dapat termonitor oleh Polsek,shg diharapkan dapat sebagai
” mata dan telinga “ pimpinan dan organisasi Polri.(early deteksi)
• Polsek diharapkan mampu untuk mendeteksi fenomena yang berkembang
di masyarakat serta mengidentifikasi permasalahan yang muncul di tengah
msyarakat, memberikan informasi berkaitan dengan situasi dan kondisi
masyarakat di wilayah (early warning)sehingga pimpinan dapat mengambil
langkah antisipasi guna terwujudnya kamtibmas.
• Agar Polsek yang merupakan satuan terdepan Polri, efektif dalam
melakukan deteksi dini terhadap setiap fenomena yang berkembang di
masyarakat, sehingga akan memperoleh informasi yang cepat dan tepat
untuk dimanfaatkan sebagai bahan peringatan dini dalam rangka
pencegahan dini dan peningkatan pelayanan Polri di bidang Kamtibmas.
C.SASARAN POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

Sasaran deteksi (PSBD) pada hakekatnya meliputi dinamika dan perubahan seluruh
aspek kehidupan masyarakat baik yang bersifat statis maupun dinamis yang berada di
wilayah hukum Polsek, terdiri dari :

A.Sasaran Aspek Statis

1. Aspek Geografi, meliputi antara lain : segala sesuatu yang berkaitan dengan
bumi/alam, gunung, danau, luas wilayah dan batas-batasnya termasuk
infrastruktur.

2. Aspek Demografi, yaitu berkaitan dengan kependudukan yang meliputi


keterangan antara lain : tentang jumlah, jenis kelamin, umur, agama,
kewarganegaraan, pendidikan, pekerjaan, penyebaran/kepadatan, perpindahan
termasuk kelahiran dan kematian.

3. Aspek Sumber Kekayaan Alam, merupakan bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.
B.Sasaran Aspek dinamis (kehidupan masyarakat)

1. Aspek Ideologi, meliputi segala bentuk cita-cita dan kepercayaan yang


dipegang oleh suatu masyarakat yang mampu menggerakan aktifitas
politik untuk mencapai tujuan bersama.

2. Aspek Sosial Politik, meliputi partai politik, organisasi massa, jumlah


suara yang diperoleh dalam Pemilu, jumlah anggota DPRD, Aparatur
Negara dan Lembaga Negara, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
media massa (elektronik dan cetak), kelompok radikal dan Organisasi
Kemasyarakatan di bidang politik lainnya.

3. Aspek Sosial Ekonomi, meliputi segala kegiatan perekonomian dan


potensi ekonomi yang ada, antara lain : Perbankan, pertokoan, pasar
tradisional, pasar swalayan, perindustrian, koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), perikanan, perkebunan, kelautan, kehutanan,
perhubungan, pertambangan dan energi, telekomunikasi dan pertanian
termasuk peternakan.
4. Aspek Sosial Budaya, meliputi antara lain : agama, aliran kepercayaan,
hukum dan perundang-undangan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, transmigrasi, kesehatan, olah raga, pariwisata, kesenian, tenaga
kerja dan lapangan kerja, lingkungan hidup, tradisi/adat, pertanahan,
penyakit masyarakat dan bencana alam.

5. Aspek Keamanan, meliputi antara lain : beberapa kejahatan dan


pelanggaran, institusi aparat pertahanan dan aparat keamanan, obyek
vital serta instalasi penting lainnya.
D.PELAKSANA DETEKSI

Pelaksana deteksi pada tingkat polsek sebagai basis deteksi pada dasarnya
seluruh personel Polri di tingkat Polsek, yang meliputi :

a.Pengendali : Kapolsek dan Wakapolsek

b.Pelaksana utama
1. Kanit Intelkam/Bapulbaket dan anggotanya
2. Bhabinkamtibmas

c.Pelaksana
1. Para kanit dan anggotanya
2. Ka SPK dan anggotanya
3. Anggota unsur staf Polsek
4. Kasubsektor
E.METODE DETEKSI

Untuk mewujudkan Polsek sebagai basis deteksi, penyelenggaraannya dilakukan oleh seluruh anggota
Polsek sesuai dengan peran masing-masing, sebagai berikut :

I.Kapolsek dan Wakapolsek, Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan melalui kegiatan :

1. Rakor Muspika
2. Rapat Dinas/instansi terkait
3. Tatap muka
4. Pengamatan lapangan (observasi)
5. Pemberdayaan jaringan informasi

Sebagai Kepala Kesatuan yang bertanggung jawab menetukan keberhasilan terwujudnya kualitas Polsek
sebagai basis deteksi, bertugas kewajiban untuk :

1. Merencanakan dan mengarahkan serta memberi petunjuk bagi anggota Polsek dalam
pelaksanaan deteksi dan pembuatan Laporan Informasi.
2. Membina jaringan informasi.
3. Melakukan pengumpulan, penilaian, pengklasifikasian dan penyampaian Laporan Informasi.
4. Mengendalikan pelaksanaan dan mengevaluasi hasilnya.
II.Kanit Intelkam/Bapulbaket,Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan melalui kegiatan sebagai
berikut :
1. Penyelidikan Intelijen
2. Pengamanan kegiatan masyarakat
3. Membentuk dan membina jaringan informasi
4. Pembuatan SKCK, STTP dan izin keramaian

Selain melaksanakan kegiatan tersebut di atas, berkewajiban menyelenggarakan kegiatan administrasi


Intelijen antara lain :
1. Pencatatan Buku Harian Informasi (BHI)
2. Pembuatan Laporan Harian
3. Pembuatan Informasi Khusus
4. Penyusunan Intelijen Dasar
5. Pelaporan Intelijen Aktual
6. Penyusunan Kalender Kamtibmas
7. Pendokumentasian Laporan
8. Pembuatan Panel data Polsek Sebagai Deteksi
III.Para Kanit

Berperan sebagai penghimpun bahan keterangan yang dilaksanakan


bersamaan pada saat melaksanakan tugas fungsi yang menjadi
tanggung jawabnya, melalui:
1. Koordinasi lintas sektoral
2. Tatap muka, bimbingan dan penyuluhan serta rehabilitasi
3. Pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli
4. Membentuk dan membina jaringan informasi
5. Penyelidikan (pengamatan dan wawancara) dan Penyidikan
6. Mendinamisir dan menghimpun Laporan Informasi dari
anggotanya.
IV.Ka SPK.

Berperan sebagai penghimpun bahan keterangan melalui


kegiatan, antara lain :
1. Menerima laporan dan pengaduan masyarakat.
2. Wawancara.
3. Tatap muka
4. Pengamatan
5. Membentuk dan membina jaringan informasi
6. Menghimpun Laporan Informasi dari anggotanya
V.Anggota unsur staf Polsek

Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan


melalui kegiatan sebagai berikut :
1. Wawancara
2. Tatap muka
3. Pengamatan
4. Pengumpulan pendapat masyarakat
5. Membentuk dan membina jaringan informasi
VI.Kasubsektor.

Berperan sebagai penghimpun bahan keterangan yang dilaksanakan


bersamaan pada saat melaksanakan tugas fungsi yang menjadi
tanggung jawabnya, dengan cara :
1. Koordinasi lintas sektoral
2. Tatap muka, bimbingan dan penyuluhan serta rehabilitasi
3. Pengamatan dan wawancara
4. Pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patrol
5. Membentuk dan membina jaringan informasi
6. Mendinamisir dan menghimpun Laporan Informasi dari
anggotanya
VII.Bhabinkamtibmas

Melaksanakan pencarian bahan keterangan tentang


dinamika dan perubahan masyarakat yang meliputi
aspek-aspek statis dan aspek dinamis/kehidupan
masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan
keamanan melalui kegiatan, sebagai berikut :
1. Sambang desa
2. Bimbingan
3. Pengamatan
4. Wawancara
F.SUMBER BAHAN KETERANGAN
1. Instansi/aparatur Pemerintah, meliputi : Rukun Tetangga, Rukun Warga,
Badan Perwakilan Desa/Kelurahan,Pegawai/instansi tkt kecamatan
2. Tokoh masyarakat, agama, pemuda, adat
3. Pengusaha/pelaku ekonomi
4. Akademisi, mahasiswa dan pelajar
5. Politisi
6. Potensi masyarakat binaan Polri, seperti :Satpam,Ronda kampung/
Siskamling,Pramuka Saka bhayangkara,Patroli Keamanan Sekolah dan
Karang Taruna
7. Keluarga besar TNI dan Polri, seperti:Veteran,purnawirawan,FKPPI.dsb.
G.SISTEM PELAPORAN

Mekanisme pelaporan informasi yang diperoleh dibedakan berdasarkan potensi kerawanannya yaitu :

A.Laporan dari anggota Polsek

Setiap anggota unit menyerahkan Laporan Informasi kepada Kanit Intelkam untuk diteruskan kepada Kapolsek.

B.Laporan dari Kasubsektor dan anggotanya

Setiap anggota subsektor menyerahkan Laporan Informasi kepada Kasubsektor untuk diteruskan kepada
Kapolsek

C.Laporan dari Bhabinkamtibmas

Setiap anggota Bhabinkamtibmas menuangkan informasi yang didapat ke dalam Laporan Informasi (LI) dan
pada kesempatan pertama diserahkan kepada Kanit Intelkam untuk diteruskan kepada Kapolsek.

Semua informasi yang memiliki nilai Intelijen, baik bersifat biasa maupun khusus, dituangkan ke dalam Laporan
harian Intelijen Polsek dan dikirimkan kepada Kapolres melalui Kasat Intelkam Polres
H.PENANGANAN LAPORAN INFORMASI OLEH KAPOLSEK

Kapolsek menilai isi informasi tersebut secara garis besar menjadi 2 (dua)
kelompok, sebagai berikut :

1. Informasi yang dinilai mengandung kerawanan tinggi dan memerlukan


penanganan segera dikaitkan dengan akan timbulnya gangguan, maka
terlebih dahulu disampaikan secara lisan kepada Kapolres kemudian
disusul dengan laporan tertulis dalam bentuk Informasi Khusus.

2. Informasi yang dinilai mengandung kerawanan tetapi tidak memerlukan


penanganan segera, diturunkan kepada kanit fungsi Kepolisian di Polsek
untuk dilakukan antisipasi dan kepada kanit Intelkam/Bapulbaket dengan
arahan untuk pendalaman dan segera dilaporkan pada kesatuan atas
dalam bentuk Informasi Khusus.
I.JENIS ADMINISTRASI DAN PRODUK DETEKSI

Penyelenggaraan Administrasi berupa rencana


pengumpulan bahan keterangan (renpulbaket)
dan laporan kegiatan harian sedangkan Produk
Intelijen untuk kebutuhan Polsek Sebagai Basis
Deteksi, sekurang-kurangnya dapat membuat
Laporan Informasi, Informasi Khusus dan
Laporan Harian.
J.TANTANGAN PENERAPAN PERAN
POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI
A.Faktor eksternal :
1. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri masih
rendah, sebagai akibat persepsi terhadap sebagian
anggota Polri masih negatif sehingga sebagian
masyarakat enggan melapor atau memberi informasi
kepada Polri.
2. Dampak pemekaran wilayah yang mengakibatkan Polsek
mencakup beberapa wilayah Kecamatan.
3. Sebagian wilayah Polsek memiliki wilayah yang cukup
luas serta jauh dari jangkauan Mapolres.
4. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak diimbangi dengan sumberdaya yang memadai.
B.Faktor Internal :

1. Masih rendahnya kemampuan para anggota Polri di lapangan dalam menghadapi kualitas
dan kuantitas kejahatan yang semakin canggih, serta proses birokrasi yang panjang dan
tidak efisien.
2. Masih belum tercukupinya rasio petugas operasional Polri dengan jumlah penduduk yang
dilayani di sebagian besar Polsek.
3. Masih belum terdukung sepenuhnya material dan peralatan khusus yang standard di
sebagian besar Polsek.
4. Masih belum mampu dari segi anggaran untuk menerapkan teknologi informasi,.
5. Sejumlah parameter kesiapan Polsek sebagai basis deteksi, seperti penyusunan Intelijen
dasar, pencatatan Buku Harian Informasi, pembuatan Laporan Harian, pembuatan
Laporan Informasi/ Informasi khusus, penyusunan kalender Kamtibmas,
pendokumentasian belum terlaksana dengan baik, sehingga informasi yang dibutuhkan
user maupun Pimpinan belum diperoleh maksimal dan disalurkan dengan cepat dan
tepat.
6. Para Kasatwil belum sepenuhnya memahami arti pentingnya Polsek sebagai basis deteksi
sehingga peran strategis Polsek tersebut kurang mendapat respon maupun teraplikasikan
dengan baik.
7. Pembentukan dan pembinaan jaringan informasi tidak berjalan maksimal.
K.LANGKAH-LANGKAH PENJABARAN PROGRAM QUICK WIN
DALAM PEMBERDAYAAN POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

a. Bidang SDM :
1) Personil Polsek sebaiknya anggota yang memiliki
rekam jejak yang baik.
2) Kepada Personil Polsek perlu diberikan pelatihan
tentang peran Polsek Sebagai Basis Deteksi.
3) Produktivitas personil Polsek dalam menghasilkan
informasi yang berkualitas, merupakan salah satu
parameter dalam pembinaan karier.
4) Peningkatan pemahaman kepada Para Kasatwil
tentang arti pentingnya peran strategis Polsek
sebagai basis deteksi.
B.Bidang Anggaran
Adanya dukungan anggaran pembentukan dan pembinaan jaringan yang
memadai

C.Bidang Sarpras
Terpenuhinya sarana transportasi dan peralatan komunikasi yang standard di
tingkat Polsek (HT, Telepon, Faximile dan medsos).

Apabila sarana komunikasi yang ada belum optimal untuk berhubungan


dengan masyarakat, maka setiap anggota Polsek meningkatkan frekuensi
kegiatan kunjungan dan tatap muka ke masyarakat, antara lain : melalui
kegiatan Sambang Desa maupun aktif menghadiri dan mengikuti kegiatan-
kegiatan sosial kemasyarakatan.

Setiap anggota Polsek yang bertempat tinggal diluar asrama diminta dan
diarahkan untuk aktif melakukan kegiatan Binmastral dengan radius binaan
masyarakat disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.
L.INDIKATOR KEBERHASILAN PELAKSANAAN
POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

Indikator keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan Polsek


sebagai Basis Deteksi dapat dilihat dari :
1.Satuan Kewilayahan (Polsek, Polres, Polda) tidak dihadapkan
dengan berbagai peristiwa yang mendadak.
2.Meningkatnya produktivitas pembuatan berbagai produk
intelijen, antara lain berupa Laporan Informasi/ informasi
khusus oleh setiap personil Polsek
3.situasi dan kondisi keamanan wilayah yang kondusif.
• Untuk meningkatkan keberhasilan dan kesinambungan
penjabaran pelaksanaan Quick Win dalam
Pemberdayaan Polsek Sebagai Basis Deteksi, maka
perlu diselenggarakan lomba Polsek Sebagai Basis
Deteksi secara periodik.

• Penanggung jawab utama pemberdayaan Polsek


sebagai basis deteksi adalah Kapolsek/Ta/Metro,
penanggung jawab lainnya Kapolres/Wakapolres dan
Kasat Intelkam Polres, sedangkan penanggung jawab
tekhnis adalah Dir Intelkam Polda
M.PANEL DATA POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

Pengertian panel data


Panel data adalah papan peraga terbuat dari
papan lapis, logam, atau bahan lain, yg
digunakan untuk menempelkan foto, gambar,
teks ttg situasi dan gambaran secara umum
karakteristik kerawanan suatu daerah.
O.JENIS-JENIS DATA DALAM PANEL
POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI

• data gambaran situasi secara umum baik geografi,


demografi,sumber daya alam
• data tugas dan pelaksanaan dijelaskan tentang job
discription
• data peta rawan, yang menggambarkan potensi gangguan,
ambang gangguan dan gangguan nyata yang meliputi aspek
ideologi, politik, ekonomi, budaya dan keamanan
• data berupa intel aktual yaitu berupa jumlah maupun jenis
gangguan kamtibmas baik itu pidana maupun non pidana
termasuk bencana alam dan laka lantas.
• data kalender kamtibmas
• data rencana kegiatan intelkam
P.METODE PEMBUATAN PANEL DATA
POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI.

• Dengan cara mengidentifikasi wilayah yang memiliki


kerawanan
• Dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi
oleh wilayah
• Dengan cara membuat peta konfigurasi dengan memberikan
warna merah Paling rawan, warna kuning Rawan dan warna
hijau Aman
• Dengan cara bentuk tabel atau grafik dan peta.
PANEL POLSEK SEBAGAI BASIS DETEKSI
ADMINISTRASI
SITUASI TOGAS POKOK PELAKSANAAN
& LOGISTIK
DEMOG TOGAS KAKERDA
GEOGRAFI STRUKTUR DUK GAR KODAL
RAFI POKOK

SUMBER
IDIOLOGI JARKOM …………..
DAYA ALAM

POLITIK peta
HASIL PEMILU HASIL PILGUB
2009 JABAR 2008

HASIL BUP PLANGGARAN


20010 PIL GUB
KALENDER KAMTIBMAS
THPAN
DATA PARPOL
PILLEG/PRES
TAHUNAN BULAN MINGGUAN
SOS EK

PERMASALAH PERMASALAH HARIAN


AN SOSEK AN SOSEK

JENIS GANGGUAN SASARAN SELEKTIP PRIORITAS


SOS BUD
FOTENSI AMBANG
DATA BID DATA IDIOLOGI &
GANGGUAN GANGGUAN KRIMINALITAS LALULINTAS
AGAMA PERUSAHAAN POL
ORMAS/LSM GANGGUAN
ORMAS/LSM UNDERBOW NYATA RENGIAT
PARPOL

KEAMANAN
BULANAN MINGGUAN HARIAN

KRIM UM KRIM SUS


KOP POLSEK
KARAKTERISTIK KERAWANAN DAERAH (KAKERDA)

FORMAT FORMAT
1,2,3 1,2,3

FORMAT
FORMAT 1,2,3
1,2,3

FORMAT
FORMAT 1,2,3
1,2,3
BURUNG IRIAN BURUNG CENDRAWASIH
CUKUP SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai