POLA PENGHITUNGAN DERAJAT KERAWANAN

GANGGUAN KEAMANAN 2
AMBANG GANGGUAN & POTENSI GANGGUAN

PERTEMUAN KE 11 STIK PENGHITUNGAN DERAJAT KERAWANAN

KEAMANAN PADA LOKASI DAN WAKTU TERTENTU
PENGALAMAN DOSEN SEWAKTU MENJADI KAPOLRES METRO
JAKUT DAN JAKPUS (1987 -1990)
OLEH
BIBIT SAMAD RIANTO
 • PENGANTAR
• HAKEKAT GANGGUAN KEAMANAN
• PENGHITUNGAN
- KERAWANAN PH / AG

AGENDA – KERAWANAN FKK / PG

– KERAWANAN KEAMANAN
• PETA
- KERAWANAN PH / AG
– KERAWANAN FKK / PG
– KERAWANAN KEAMANAN
• PENGGUNAAN
• PENUTUP
PENGANTAR
• AMBANG GANGGUAN ADALAH KONDISI YANG ADA DI DALAM
MASYARAKAT YANG MENGANDUNG KEMUNGKINAN AKAN MENJADI GANGGUAN
NYATA APABILA TIDAK DILAKUKAN TINDAKAN TERTENTU DARI PETUGAS ATAU
MASYARAKAT BAIK SECARA FISIK MAUPUN SECARA TEKNIK. AMBANG GANGGUAN
BISA DISEBABKAN OLEH KARENA :
– LOKASI YANG DAPAT MENGUNDANG KERAWANAN APABILA BEBERAPA HAL
BERADA DI TEMPAT ITU
– ADA MANUSIA YANG MENGGUNAKAN ATAU MELALUI LOKASI ITU
– ADA BARANG YANG BERADA ATAU TERKUMPUL DI LOKASI ITU
– ADA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI LOKASI ITU
UNTUK ANTISIPASI AMBANG GANGGUAN DILAKUKAN UPAYA PRENTIF YG DISEBUT
KEIAPAN SATUAN PENGAMAN
• POTENSI GANGGUAN ADALAH KONDISI YANG ADA DI DALAM SEGENAP
BIDANG KEHIDUPAN MASYARAKAT (12 GATRA) YANG DAPAT MENIMBUL KAN
ATAU DIJADIKAN FRIKSI (PERBEDAAN PENDAPAT) TENTANG SESUATU HAL
ATAU MASALAH ATAU PERISTIWA YANG LEBIH BESAR APABILA TIDAK
DILAKUKAN ANTISIPASI SECARA TEPAT DAN CEPAT AKAN MENIMBULKAN
GANGGUAN NYATA. POTENSI GANGGUAN INI AKAN MENJADI BERKEMBANG
APABILA :
– ADA BIDANG KEHIDUPAN YNG MENJADI SUMBER/ DASAR FRIKSI
– ADA KELOMPOK AKTOR INTELEKTUALIS (BIASANYA BERTINDAK PROVOKATIF)
– ADA KEGIATAN MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN FRIKSI
– ADA MASSA PENDUKUNG (UNTUK DIJADIKAN FAKTOR PENEKAN
UNTUK ANTISIPASI POTENSI GANGGUAN DILAKUKAN TINDAKAN OREEMTIF DARI
PETUGAS
 GUNUNG ES SBG HAKEKAT
PH / AG LOKASI
GANGGUAN KEAMANAN
PH / AG LOKASI
• KERAMAIAN UMUM
• KERAMAIAN UMUM
• FASILITAS UMUM, JENIS GANGGUAN
• FASILITAS UMUM, GANGGUAN NYATA (GN) JENIS GANGGUAN
• KANTONG2 MASSA KEAMANAN AF /
• KANTONG2 MASSA KEAMANAN AF /
• RAWAN KECELAKAAN
• RAWAN KECELAKAAN ATAU ANCAMAN FAKTUAL GN :
GN :
• RAWAN BENCANA (AF) • CRIME
• RAWAN BENCANA • CRIME
• ACCIDENT
• ACCIDENT
PH / AG MANUSIA • DISASTER
PH / AG MANUSIA • DISASTER
• RESIDIVIST
• RESIDIVIST
POLICE HAZARDS (PH) • RIOT / MOB
• RIOT / MOB
• TERORIS ATAU AMBANG
• TERORIS
• VIP / VVIP
• VIP / VVIP GANGGUAN (AG)
PH / AG BARANG
PH / AG BARANG
• BR YG MDH MELEDAK
• BR YG MDH MELEDAK
• BR YG MDH TERBAKAR FKK / PG :
• BR YG MDH TERBAKAR FKK / PG :
• BR YG MDH HILANG • ASPEK IDEOLOGIS
• BR YG MDH HILANG • ASPEK IDEOLOGIS
• ASPEK POLITIS
FAKTOR KORELATIF • ASPEK POLITIS
PH / AG KEGIATAN: • ASPEK EKONOMI
PH / AG KEGIATAN: KRIMINOGEN (FKK) ATAU • ASPEK EKONOMI
• KERAMAIAN UMUM • ASPEK HUKUM
• KERAMAIAN UMUM POTENSI GANGGUAN (PG) • ASPEK HUKUM
• KAMPANYE • ASPEK SOSIAL
• KAMPANYE • ASPEK SOSIAL
• KEGIATAN MASSAL • ASPEK BUDAYA
• KEGIATAN MASSAL • ASPEK BUDAYA
• GUL BENCANA • ASPEK AGAMA
• GUL BENCANA • ASPEK AGAMA
• ASPEK KEAMANAN
• ASPEK KEAMANAN
• PH/AG KEBIJAKAN • ASPEK MILITER
• PH/AG KEBIJAKAN • ASPEK MILITER
• KEBIJAKAN YG DITOLAK • DEMOGRAFI
• KEBIJAKAN YG DITOLAK • DEMOGRAFI
• KEBIJAKAN PEMBOROSAN • GEOGRAFI
• KEBIJAKAN PEMBOROSAN • GEOGRAFI
• KEBIJAKAN TDK KONSISTEN PTIK MOP KULIAH KE 1 • SUMDA ALAM 44
• KEBIJAKAN TDK KONSISTEN CERAMAH SATPAM DI TG REDEB KALTIM, FEB 2012
WORKSHOP
CERAMAH POLITIK
LEMHANNAS TEMPO MEDIA 2009
220311
230311 • SUMDA ALAM4
4 4
 HAKEKAT GANGGUAN KEAMANAN

• AF (ANCAMAN FAKTUAL) / GN (GANGGUAN NYATA) :

• ADALAH KEJADIAN / PERISTIWA / KASUS YANG TERJADI DI DALAM MASYARAKAT
SEHARI-HARI,
• WUJUDNYA : CRIME (KEJAHATAN), DISASTER (BENCANA), ACCIDENT (KECELAKAAN),
RIOT /MOB (KERUSUHAN MASSAL) DAN PERANG (WAR)
• PH (POLICE HAZARDS) / AG (AMBANG GANGGUAN) :
• ADALAH KONDISI KERAWANAN DI DALAM MASYARAKAT YANG AKAN MENIMBULKAN
GANGGUAN APABILA TIDAK SEGERA DIANTISIPASI OLEH PETUGAS / MASYARAKAT ATAU
PERALATAN SECARA TEPAT,
• WUJUDNYA : PH MANUSIA, PH LOKASI, PH BARANG, PH KEGIATAN & PH OKEBIJAKAN
• FKK (FAKTOR KORELATIF KRIMINOGEN) / PG (POTENSI GANGGUAN) :
– ADALAH HAL-HAL YANG SECARA POTENSIAL DAPAT MENIMBULKAN KERAWANAN
DAN ATAU PERMASALAHAN BERUPA KEJADIAN / PERISTIWA ATAU KASUS
– APABILA TIDAK DITANGANI SECARA DINI OLEH PETUGAS DI BIDANGNYA ATAU
MASYARAKAT SECARA PROPORSIONAL DAN PROFESIONAL.
– MELIPUTI SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN YAITU : IDEOLOGI, POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-
BUDAYA, MILITER, AGAMA, GEOGRAFI, SUMBER DAYA, TEKNOLOGI DAN LAIN-LAIN.
– WUJUDNYA : MULAI DARI FRIKSI S/D KONFLIK FISIK TENTANG SESUATU MASALAH / HAL
KESENJANGAN DALAM BIDANG KEHIDUPAN MASYARAKAT
• KORBAN / KERUGIAN YG DITIMBULKAN OLEH AF / GN BAIK SECARA FISIK MAUPUN SECARA
PSIKHIS
 PENGUKURAN PH / AG
KARAKTERISTIK PH / AG
• BERSIFAT NYATA
– DAPAT DIAMATI PALING TIDAK DPT DIBAYANGKAN DAN DPT DIPREDIKSI
KEMUNGKINAN KERAWANAN YG DITIMBULKANNYA
– STUDI EMPIRIK DAPAT MENINGKATKAN AKURASI PREDIKSI KERAWANAN PH
– TIAP BENTUK PH DAPAT DIHITUNG TINGKAT KERAWANANNYA
• WUJUD PH / AG
– PH LOKASI MERUPAKAN DASAR PENGUKURAN PH / AG (PH / AG DASAR)
– PH MANUSIA
– PH KEGIATAN
– PH BARANG
• POLA ANTISIPASI PH / AG (KESIAPAN SISPAM)
– PENEMPATAN PETUGAS / PENJAGAAN & PENGATURAN
– PEMASANGAN PERALATAN  RAMBU-2, LAMPU PENERANGAN.
– PEMBUATAN PERATURAN KETERTIBAN
– KEMAMPUAN ANTISIPASI INI DAPAT MENGURANGI KERAWANAN PH / AG
 PENGUKURAN PH / AG

PH / AG
PH/ AG BISA MENJADI RAWAN APABILA:
– ADA MANUSIA YG HADIR DI SITU
– ADA BARANG YG DITEMPATKAN DI SITU
– ADA KEGIATAN YG DILAKUKAN DI SITU

• TINGKAT KERAWANAN PH / AG :
– MAKIN BANYAK MANUSIA MAKIN RAWAN
– MAKIN BANYAK BARANG MAKIN RAWAN
– MAKIN BANYAK KEGIATAN MAKIN RAWAN

• CONTOH PH / AG : PASAR, TERMINAL, BANDARA / PELABUHAN, TEMPAT REKREASI,

SEKOLAH / UNIVERSITAS, FASILITAS UMUM. MASING-MASING MEMILIKI KERAWANAN
YG BERBEDA (PH DASAR)

• UPAYA ANTISIPASI PH :
– PENJAGAAN, PENGATURAN, PATROLI
– PENEMPATAN PERALATAN PENGAMANAN, PEMADAM KEBAKARAN
– SARANA PENGAMANAN MENGURANGI TINGKAT KERAWANAN PH LOKASI
 DERAJAT KERAWANAN PH /AG

PENGUKURAN KERAWANAN DIDASARKAN PADA

UNSUR-UNSUR KERAWANAN PH /AG :
• PH /AG DASAR DINILAI DARI KEMUNGKINAN AF /GN YG DPT
DITIMBULKANNYA/ TERJADI, DIBERI NILAI BOBOT / DERAJAT
KERAWANAN AF / GN DIJUMLAHKAN DIBAGI JUMLAH AF/GN
• PH/AG MASSA : ORANG YG DPT TERKUMPUL DI LOKASI PH /AG
(SKALA PENGUKURAN PER JUMLAH, JENIS KELAMIN, UMUR )
• PH/AG BARANG : BARANG YG TERDAPAT DI LOKASI PH/AG ( SKALA
PENGUKURAN PER JENIS & JUMLAH BARANG)
• PH/AG KEGIATAN : KEGIATAN YG DILAKUKAN DI LOKASI PH / AG
(SKALA PENGUKURAN PER JENIS & JUMLAH KEGIATAN)
• SKALA PENILAIAN : 0 S/D 10.
VARIABEL PENGUKURAN KERAWANAN PH / AG
• KERAWANAN PH / AG
• PH DASAR (PHD)
• PH MASSA (PH M)
• PH BARANG (PH B)
• PH KEGIATAN (PH K)
• KESIAPAN SATUAN PENGAMAN (KSP)
• SUBYEK PENGAMANAN
• METODA / KEGIATAN PENGAMANAN
• OBYEK PENGAMANAN
• ALAT PENGAMANAN
• SKALA PENILAIAN : 0 S/D 10.
• POLA PENGUKURAN KERAWANAN PH / AG
– PH DASAR, PH MASSA, PH BARANG & PH KEGIATAN
BERKONTRIBUSI THD KERAWANAN. KEMPATNYA
DIJUMLAHKAN DIBAGI 4 MENGHASILKAN NILAI
KERAWANAN (NK)

NKK = (PHD + PDM + PHB + PHK) : 4

– KESIAPAN SATUAN PENGAMAN BERKONTRIBUSI
MENANGKAL KERAWANAN YG DIUKUR DG SUB
VARIABEL: SUBYEK, METODA / KEGIATAN, ALAT
DAN OBYEK PENGAMANAN , DINILAI, DIJUMLAH
KAN DIBAGI 4 MENGHASILKAN NILAI KSP.

NKSP = (NS + NM + NA + NO) : 4

– NILAI KONDISI KERAWANAN (NKK) = NK – NKSP .
PATOKAN PENGUKURAN KERAWANAN PH /AG
PENGUKURAN PH
– PH D DIUKUR DG MENJUMLAHKAN NILAI KERAWANAN
DARI KEMUNGKINAN AF / GN YANG DAPAT TERJADI DI
LOKASI PH.
– PH M, PH B & PH K DIDASARKAN PADA JENIS DAN JUMLAH
PENGUKURAN KSP
– KSP DIGUNAKAN PATOKAN BAKU DENGAN KUALIFIKASI A,
B, C, D DAN E.
– RANGE NILAI DIGUNAKAN DARI NILAI 0 S/D 10.
– < 0 - 0 = aman
– 0,1 - 2 = relatif aman
– 2,1 - 5 = rawan
– 5,1 - 8 = sangat rawan
– 8, 1 - 10 = bahaya
 RUMUS PENGUKURAN KONDISI KERAWANAN PH / AG
RUMUS
NKK PH = NKPH – NKSP = NILAI

NK PH = PHD + PHM + PHB+ PHK = NILAI

4
NKSP = = NILAI
NS + NA + NM + NO

KETERANGAN
NKKPH = NILAI KONDISI KERAWANAN POLICE HAZARD
RANGE NILAI DARI 10 (PALING RAWAN) S/D 0 (PALING AMAN)
NK PH = NILAI KERAWANAN POLICE HAZARD ( 0 S/D 10)
PHD = PH DASAR (0 S/D 10), PHM = PH MASSA ( 0 S/D 10),
PHK = PH KEGIATAN 0 S/D 10), PHB = PH BARANG(0 S/D 10)

NKSP = NILAI KONDISI SISTEM PENGAMANAN ( 0 S/D 10)

NS = NILAI SUBYEK PENGAMANAN (0 S/D 10)
NA = NILAI ALAT PENGAMANAN (0 S/D 10)
NM = NILAI METODA PENGAMANAN (0 S/D 10)
NO = NILAI OBYEK PENGAMANAN (0 S/D 10)
 NILAI KONDISI KERAWANAN PH / AG
(NKKPH)
• RANGE NILAI DARI 10 S/D 0
• KRITERIA NKKPH
– BAHAYA : 8,10 S/D 10,00
– SANGAT RAWAN : 6,10 S/D 8,09
– RAWAN : 3,10 S/D 6,09
– RELATIF AMAN : 1,10 S/D 3,09
– AMAN : ≤ 0,00 s/d 1, 09
 PH DASAR (PH D)
• PH DASAR LOKASI
– PERMANEN (SETIAP SAAT RAWAN)  PROYEK VITAL, DLL
– SEMI PERMANEN (SETIAP HARI RAWAN)  PASAR, UNIV, GD BIOSKOP, MALL, DLL
– INSIDENTAL (SAAT ADA KEGIATAN RAWAN)  GOR, RUANG SIDANG, GEDUNG
PERTEMUAN, TEMPAT REKREASI, DLL
• PH DASAR MANUSIA
– KUALITAS PENDIDIKAN
– TINGKAT KETENARAN
– TINGKAT PENGARUH / MASSA PENDUKUNG
• PH DASAR KEGIATAN
– JENIS KEGIATAN
– JUMLAH MASSA YG DAPAT DIHADIRKAN
– PH DASAR MANUSIA SBG KEY PERSON YG DIHADIRKAN PADA SAAT KEGIATAN
DILAKUKAN.
• PH DASAR BARANG
– JENIS BARANG (MUDAH MELEDAK, MUDAH TERBAKAR, MUDAH HILANG DLL)
– POLA PENGAMANAN BARANG
– JUMLAH BARANG YANG DIAMANKAN
 PH DASAR LOKASI
No Kadar Ancaman Contoh AF / GN Nilai

• PH DASAR DIHITUNG DG
1 Bangsa / Narkoba, 9/
MENJUMLAHKAN NILAI Negara Separatisme, 10
KERAWANAN AF/ GN YG Pemberontakan
MUNGKIN DAPAT TERJADI DI
SITU.
2. Masyarakat Mayat dipotong2 7/8
• CONTOH :
Huru hara / Mob
AF / GN PASAR : pencurian, Bencana Alam
penjambretan, perkelaian,
penipuan, kebakaran,
penggelapan, pengrusakan,
3. Kelompok Perkelahian 5/6
perkelahian, penghinaan dst. antar gang / klp /
• TUGAS UTK DISKUSI: kampung / gol
– Hitung Nilai PH Dasar Pasar, 4. Keluarga Perampokan, 3/4
Univ, Mall, Pencurian dg
kekerasan

5. Individu Penghinaan 1/2

Pencemaran
nama baik
 CONTOH PENILAIAN PHD / AGD
• PHD LOKASI X :
– MEMILIKI KEMUNGKINAN TERJADI AF / GN 10 MACAM :
( A1, A2, A3. A4, A5, A6, A7, A8, A9 DAN A10 )
– NILAI KADAR KERAWANAN NYA :
(A1 = 6, A2 = 4, A3 = 8, A4 = 9, A5 = 2, A6 = 4, A7 = 3,
A8 = 1, A9 = 7, A10 = 4)
• NILAI PHD / AGD :
• LOKASI X = (6 + 4 + 8 + 9 + 2 + 4 + 3 + 1 + 7 + 4) : 10 =

(48 : 10) = 4,8

 SOAL 2
• Seandainya AF/GN pada slide 24
sebagai berikut:
– A1 = Pencurian
– A2 = Penggelapan
– A3 = Narkoba
– A4 = Perkelahian
– A5 = Perkosaan
– A-6 = Perampokan
– A-7 = Korupsi
– A-8 = Penculikan
– A-9 = Penyelundupan
– A-10 = Perbankan
• Hitung Nilai PH/AG
Dasarnya (PHD/AGD)
nya
Catatan :
PH /AG Dasar dinilai dari
kemungkinan AF/GN yg dpt
ditimbulkannya, dikalikan bobot /
derajat kerawanan AF/ GN kemudian
dijumlahkan, lalu dibagi dg berapa
jumlah AF/GN yg mungkin terjadi di
situ  nilai PH /AG Dasar
 PENGUKURAN PH / AG
PH / AG MANUSIA
• KONDISI MANUSIA YG MERUPAKAN PH / AG
– RESIDIVIS / PREMAN / TERORIS / PECANDU / PENGEDAR NARKOBA
– VVIP / VIP / TOKOH
– MASSA
• TINGKAT KERAWANAN PH MANUSIA (PH DASAR MANUSIA) DIPENGARUHI:
– TINGKAT POPULARITAS ( TINGKAT KETENARAN)
– TINGKAT KEMAMPUAN BERBUAT / BERTINDAK (TKT PENDIDIKAN)
– TINGKAT JUMLAH MASSA PENDUKUNG (TINGKAT PENGARUH)
• POLA ANTISIPASI
– PENJAGAAN, PENGATURAN, PENGAWALAN, PATROLI
– “PENGAMANAN” MANUSIA PH /AG
– PENYULUHAN / NEGOSIASI
 PATOKAN UKURAN PH / AG MASSA (PH / AG M)

• VARIABEL KERAWANAN PH MASSA

– JENIS KELAMIN (JK) :
• WANITA (HOMOGEN)  KERAWANAN : 0 S/D 4
• LAKI-LAKI (HOMOGEN)  KERAWANAN : 5 S/D 7
• CAMPURAN (HETEROGEN)  KERAWANAN : 8 S/D 10
– UMUR (UM) :
• ANAK-ANAK (HOMOGEN )  KERAWANAN : 0 S/D 2
• TUA (HOMOGEN)  KERAWANAN : 3 S/D 4
• REMAJA (HOMOGEN)  KERAWANAN : 5 S/D 6
• DEWASA (HOMOGEN)  KERAWANAN : 7 S/D 8
• CAMPURAN (HETEROGEN)  KERAWANAN : 9 S/D 10
– JUMLAH MASSA (JM) :
• PULUHAN  KERAWANAN : 0 S/D 2
• RATUSAN  KERAWANAN : 3 S/D 4
• RIBUAN  KERAWANAN : 5 S/D 6
• PULUHAN RIBU  KERAWANAN : 7 S/D 8
• RATUSAN RIBU  KERAWANAN : 9 S/D 10
• CONTOH PENILAIAN KERAWANAN :
– SUATU KEGIATAN UNJUK RASA MAMPU MENDATANGKAN 10.000 MASSA, TERDIRI DARI 5000 MASSA
REMAJA, 1000 MASSA DEWASA DAN 4000 MASSA WANITA. BERAPA NILAI KERAWANAN PH NYA ?
– PH MASSA (PHM) = (JK + UM + JM) : 3 = (9 + 9 + 7) : 3 = 25 : 3 = 8,3
 PATOKAN UKURAN PH / AG BARANG (PH / AG B)

• VARIABEL KERAWANAN PH BARANG

– JENIS BARANG DALAM PH (JEB)
• SEJENIS  KERAWANAN = 0 S/D 3
• BEBERAPA JENIS  KERAWANAN = 4 S/D 6
• BERBAGAI JENIS  KERAWANAN = 7 S/D 10
– JUMLAH BARANG DALAM PH (JUB)
• PULUHAN  KERAWANAN = 0 S/D 3
• RATUSAN  KERAWANAN = 4 S/D 6
• RIBUAN  KERAWANAN = 7 S/D 10
– SIFAT BARANG DALAM PH (SIB)
• BESAR TDK MUDAH DIBAWA  KERAWANAN = 0 S/D 1
• MUDAH RUSAK  KERAWANAN = 2 S/D 3
• TIDAK MUDAH RUSAK  KERAWANAN = 4 S/D 5
• KECIL MUDAH DIBAWA  KERAWANAN = 6 S/D 7
• MUDAH TERBAKAR  KERAWANAN = 8 S/D 9
• CAMPURAN  KERAWANAN = 10
• CONTOH PENILAIAN
– PADA SUATU PH TERDAPAT RIBUAN BARANG DALAM BERBAGAI JENIS DIANTARANYA ADA
YANG MUDAH TERBAKAR, BERAPA KADAR KERAWANAN PH ?
– PH BARANG (PHB) = (JEB + JUB + SIB) : 3 = (8 + 7 + 10) : 3 = 25 : 3 = 8,3
 PENGUKURAN PH / AG

PH / AG KEGIATAN
• KEGIATAN YG MENIMBULKAN KERAWANAN (PH DASAR KEGIATAN) :
– DIIKUTI MASSA (JUMLAH BESAR)  JUMLAH MASSA YG DAPAT DIHADIRKAN
– JENIS KEGIATAN  SINKRON ATAU TIDAK DG LINGKUNGANNYA (ADA ATAU TDK PIHAK
LAIN YG MENENTANG)
– DIHADIRI TOKOH YG PUNYA PENGIKUT BESAR  PH DASAR MANUSIA SBG KEY
PERSON YG DIHADIRKAN PADA SAAT KEGIATAN DILAKUKAN.

• WUJUD PH / AG KEGIATAN :
– PERTUNJUKAN SENI, PERTANDINGAN OLAH RAGA, KAMPANYE, ACARA ADAT /
TRADISIONAL, UNJUK RASA / DEMONSTRASI
– MEMILIKI PH DASAR LOKASI (DIMANA KEGIATAN DILAKUKAN)

• POLA ANTISIPASI PH / AG KEGIATAN :

– PERIJINAN KEGIATAN MASYARAKAT
– PENJAGAAN, PENGATURAN, PENGAWALAN, PATROLI
– PENYIAPAN CONTINGENCY PLAN
– MERUPAKAN TINDAKAN MEREDUKSI TINGKAT KERAWANAN PH / AG
 PATOKAN UKURAN PH / AG KEGIATAN (PH / AG K)

• VARIABEL KERAWANAN PH KEGIATAN :

– JENIS KEGIATAN (JK)
• SATU JENIS KEGIATAN  KERAWANAN : 0 S/D 3
• BEBERAPA JENIS KEGIATAN  KERAWANAN : 4 S/D 6
• BERBAGAI JENIS KEGIATAN  KERAWANAN : 7 S/D 10
– FREKUENSI KEGIATAN (FK)
• SEKALI-SEKALI ADA  KERAWANAN : 0 S/D 3
• SERING ADA  KERAWANAN : 4 S/D 6
• SETIAP SAAT ADA  KERAWANAN : 7 S/D 10
– SIFAT KEGIATAN (SK)
• SEIRAMA / SENADA  KERAWANAN : 0 S/D 3
• MENGANDUNG FRIKSI / KONFLIK  KERAWANAN : 4 S/D 6
• MENGANDUNG RESIKO BENTURAN  KERAWANAN : 7 S/D 10
• CONTOH PENILAIAN :
– PADA SUATU DAERAH X AKAN DIADAKAN UPACARA ADAT BERSAMA TAHUNAN YANG
AKAN DIPERGELARKAN BEBERAPA ATRAKSI YANG DIDATANGKAN DARI LUAR DAERAH
YANG BERBEDA ADAT ISTIADATNYA. BERAPA KERAWANAN PH KEGIATANNYA ?
– PHK = (JK + FK + SK) : 3 = (5 + 2 + 5 ) : 3 = 12 : 3 = 4
 PENGUKURAN KONDISI SISPAM (KSP)

• KONDISI SISTEM PENGAMANAN

– POLA PENGAMANAN (S M A O)
– PETUGAS PENGAMANAN (SUBYEK)
– PROSEDUR PENGAMANAN (METODA)
– SARANA PENGAMANAN (ALAT)
– SASARAN PENGAMANAN (OBYEK)
• HASIL PENILAIAN KONDISI SISPAM :
– A = BAIK SEKALI  8,10 S/D 10,00
– B = BAIK  6,10 S/D 8,09
– C = CUKUP  3,10 S/D 6,09
– D = KURANG  1,10 S/D 3,09
– E = BURUK  0,00 S/D 1,09
 NILAI KESIAPAN SISPAM

• NILAI SUBYEK PENGAMANAN (NS)

– JUMLAH PETUGAS (JP)  JUMLAH PETUGAS YANG ADA DIBAGI JUMLAH
PETUGAS YG SEHARUSNYA ( RANGE NILAI DARI 0 S/D 10)
– KEMAMPUAN PETUGAS (KP)  JUMLAH PETUGAS YG SDH MEMILIKI
PENDIDIKAN SATPAM DIBAGI JUMLAH SELURUH PETUGAS YG ADA (RANGE
NILAI 0 S/D 10)
– RUMUS NS = (JP + KP) : 2

• NILAI ALAT (NA)

– ALAT UNTUK PETUGAS (AUP)  JUMLAH PETUGAS YG DILENGKAPI ALAT
DIBAGI JUMLAH SELURUH PETUGAS YG ADA ( RANGE NILAI 0 S/D 10)
– ALAT PENGGANTI PETUGAS (APP)  JUMLAH ALAT PENGGANTI PETUGAS
DIBAGI JUMLAH OBYEK YG TDK MEMILIKI SISPAM / SATPAM ( RANGE NILAI
0 S/D 10)
– RUMUS NA = (AUP+APP) : 2
 NILAI KESIAPAN SISPAM

• NILAI METODA (NM)

– EFEKTIVITAS TURJAWALI (ETU)  DIBUAT NILAI STANDAR MULAI DARI
TIDAK ADA TURJAWALI, KADANG-KADANG ADA, SERING ADA, SELALU ADA
DG RANGE NILAI 0 S/D 10.
– EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APP (EPA)  DIBUAT NILAI STANDAR MULAI
DARI TIDAK TAHU CARA PENGGUNAANNYA, TAHU TETAPI TDK PERNAH
DIGUNAKAN, KADANG-KADANG DIGUNAKAN, SERING DIGUNAKAN &
SELALU DIGUNAKAN, RANGE NILAI 0 S/D 10
– RUMUS NM = (ETU + EPA) : 2 (RANGE NILAI 0 S/D 10)

• NILAI OBYEK (NO)

– OBYEK YG MEMILIKI SISPAM (PTGS & APP)  (OMS)  JUMLAH OBYEK YG
MEMILIKI SISPAM BAIK BERUPA PETUGAS SATPAM MAUPUN ALAT
PENGAMANAN
– JUMLAH OBYEK DI LOKASI PH (JOL)  JUMLAH SELURUH OBYEK YANG
HARUS DIAMANKAN DI LOKASI
– RUMUS NO = (OMS : JOL) x 10 (RANGE NILAI 0 S/D 10)
 PENGUKURAN NILAI KONDISI SISPAM (KSP)
• NILAI SUBYEK (NS)
– JUMLAH PETUGAS (JP)
– KEMAMPUAN PTGS (KP)
– NS = (JP + KP) : 2
• NILAI ALAT (NA)
– ALAT UTK PTGS (AUP)
– ALAT PGANTI PTGS (APP)
– NA = (AUP+APP) : 2
• NILAI METODA (NM)
– EFEKTIVITAS TURJAWALI (ETU)
– EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
APP (EPA)
– NM = (ETU + EPA) : 2
• NILAI OBYEK (NO)
– OBYEK YG MEMILIKI SISPAM
(PTGS & APP)  (OMS)
– JUMLAH OBYEK DI LOKASI PH
(JOL)
– NO = (OMS : JOL) x 10
• NILAI KSP = NKSP =
(NS + NA + NM + NO) : 4
• TUGAS :
– TOLOK UKUR JP, KP
– TOLOK UKUR AUP, APP
– TOLOK UKUR ETU, EPA
– TOLOK UKUR OMS, JOL
CONTOH PERHITUNGAN NILAI KSP (KONDISI SISPAM)

• RANGE NILAI : 0 – 10
• SUATU PH MEMILIKI SATPAM YG BAGUS (NS), PERALATAN
TUGAS BAGUS BAHKAN MEMILIKI ALARM SISTEM, CCTV, DSB
(NA), SEBAGIAN BESAR OBYEK MEMILIKI SISPAM YG BAIK
(NO), PELAKSANAAN PAM BAGUS NM)
• NS = 8, NA = 9, NO = 8, NM = 8
• NKSP = (NS + NA + NM + NO ) : 4 = (8 + 9 + 8 + 8) : 4 = 33 : 4 =
8,25 (KATAGORI KSP = BAIK)
 PENGHITUNGAN NKKPH

• PENGHITUNGAN PH DARI CONTOH DIATAS:

– PHD = 4,8
– PHM = 8,3 NKPH = (PHD+PHM+PHB+PHK) : 4 =
– PHB = 8,3 (4,8 + 8,3 + 8,3 + 4) : 4 = 6,25 (tidak aman)
– PHK = 4
• PENGHITUNGAN KSP DARI CONTOH DIATAS:
– NS = 8, NA = 9, NO = 8, NM = 8
– NKSP = (NS + NA + NM + NO ) : 4 = (8 + 9 + 8 + 8) : 4 = 33 : 4 = 8,25 (KATAGORI KSP
= BAIK SEKALI = A)
• NILAI KONDISI KERAWANAN PH / AG = NKPH – NKSP =
6,25 - 8,25 = - 2
AMAN
 PEMETAAN KONDISI KERAWANAN PH / AG KESATUAN POLRES

• KESATUAN TINGKAT POLRES DIBAGI KE DALAM KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN

DESA (TWO STEP DOWN), POLSEK DIBAGI DALAM KESATUAN WILAYAH
PENGUKURAN RUKUN WARGA / RUKUN KAMPUNG (RK) SEDANGKAN POS POLISI
KE DALAM KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN RUKUN TETANGGA (RT)
• KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN MEMILIKI SATU KESATUAN WARNA
– HIJAU TUA UNTUK KONDISI AMAN DG NILAI 0,00 - 1, 09
– HIJAU MUDA UNTUK KONDISI RELATIF AMAN DG NILAI 1,10 - 3, 09
– KUNING UNTUK KONDISI RAWAN DG NILAI 3,10 - 6, 09
– JINGGA UNTUK KONDISI SANGAT RAWAN DG NILAI 6,10 - 8, 09
– MERAH UNTUK KONDISI BAHAYA DG NILAI 8,10 - 10, 00
• NILAI KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN = ∑¹⁻ⁿ (f (X₁ + X₂ + X₃+......Xп) : n
• Penjumlahan dari Nilai Kondisi Kerawanan PH / AG setiap Lokasi PH/AG (X) yg ada
di setiap Kesatuan Wilayah Pengukuran (n) dibagi jumlah Lokasi PH/AG yang ada
pada Kesatuan Wilayah Pengukuran (n), ketemu Nilai dalam bentuk angka
kemudian digambarkan warna tersebut di dalam Peta Kerawanan Kesatuan Polri
setempat (Polres, Polsek , Polpol).
• Untuk sementara Kadar Bobot kerawanan antara AF/GN dg PH/AG kita anggap
sebanding yaitu = 1 : 1 (Kondisi nyata perlu penelitian yg akurat)
 CONTOH PETA KERAWANAN MINGGUAN PH/AG POLRES X
NKKPH POLRES X = NKKPH POLSEK (A + B + C + D + E + F) : 6 = ( 7,17 + 3,53 + 1, 03 + 9,60 +
4,50 + 3,00) : 6 = 28,83 : 6 = 4,81 ( kondisi PH : RAWAN )

POLSEK C
NKKPH = 1, 03 PH C1 POLSEK F
NKKPH = 0,50 NKKPH = 3, 00
PH F1
PH B1 NKKPH = 2,50
NKKPH = 3,50
PH D1
PH C2 NKKPH = 9,50
NKKPH =2,00

POLSEK B PH F2
NKKPH =3,53 POLSEK D NKKPH = 3,50
NKKPH = 9,60
PH B2
PH C3
NKKPH = 3,60
NKKPH =1,50 PH D2
NKKPH = 9,70

POLSEK A
NKKPH = 7,17 PH B3
NKKPH = 3,10 PH E1
NKKPH = 3,50

PH A1
NKKPH = 9,50 POLSEK E
NKKPH = 4,50
PH B4
NKKPH = 3,90
PH C4
PH A2 NKKPH = 0,10 PH E2
NKKPH = 8, 50 NKKPH = 5,50

PH A3
NKKPH = 3,50 PH E3
NKKPH = 4,50

PETA PH / AG POLRES X
 PENGUKURAN FKK / PG

• FKK = FAKTOR KORELATIF KRIMINOGEN / PG = POTENSI GANGGUAN

• MERUPAKAN POTENSI / MASALAH YG MENGENDAP DI DALAM SEGENAP ASPEK
KEHIDUPAN MASYARAKAT (HULU MASALAH) YG DAPAT MENIMBULKAN HAZARDS
MAUPUN GANGGUAN KEAMANAN YG LEBIH BESAR APABILA TIDAK TERTANGANI SCR
TUNTAS (MASALAH HILIR)
• FKK DAPAT BERUPA SUATU MASALAH (SDH MANIFES) MAUPUN MASIH BERUPA
POTENSI (BERADA DALAM KEHIDUPAN MASY BAIK FRIKSI MAUPUN KESENJANGAN)
• FKK BISA BERUPA TINDAK PIDANA, BISA JUGA (KEBANYAKAN) BERBENTUK MASALAH
SOSIAL YG SULIT DITANGANI ATAU TIDAK TUNTAS PENANGANANNYA.
• FKK DAPAT MENIMBULKAN MASALAH YG LEBIH BESAR (MASALAH HILIR) APABILA
DIPICU OLEH FAKTOR PENCETUS
• FKK BERSIFAT KUALITATIF NAMUN DAPAT DIUPAYAKAN UNTUK DIHITUNG SECARA
KUANTITATIF
• VARIABEL PENGUKURAN FKK :
1. FKK DASAR
2. FKK MASSA PENDUKUNG
3. FKK AKTOR INTELEKTUALIS
4. FKK KEGIATAN
5. KEGIATAN APARAT DALAM ANTSIPASI FKK
 PENGUKURAN FKK / PG

• NILAI KONDISI KERAWANAN FKK (NKKF) ADALAH NILAI KERAWANAN FKK (NKF) YANG TELAH
DIANTISIPASI OLEH KEGIATAN ANTISIPASI APARAT (KAA)
• RUMUS
NKKF = ( NKF – KAA ) = ANGKA

• NILAI KERAWANAN FKK (NKF ) = PENJUMLAHAN NILAI NILAI KERAWANAN FKK DASAR (FDS), FKK
MASSA PENDUKUNG (FMP), FKK AKTOR INTELEKTUALIS DAN FKK KEGIATAN DIBAGI 4.
• RUMUS
(FDS + FMP + FAI +FKG )
NKF = = ANGKA
4

• KETERANGAN
– NKKF = NILAI KONDISI KERAWANAN FKK
– NKF = NILAI KERAWANAN FKK
– FDS = NILAI FKK DASAR
– FMP = NILAI FKK MASSA PENDUKUNG
– FAI = NILAI FKK AKTOR INTELEKTUALIS
– FKG = NILAI FKK KEGIATAN
– FFP = NILAI FKK FAKTOR PENCETUS (KALAU ADA)
– KGA = NILAI KEGIATAN ANTISIPASI APARAT
 DERAJAT KERAWANAN FKK / PG

UNSUR-UNSUR KERAWANAN FKK / PG

• POTENSI RAWAN YG MERUPAKAN FKK DASAR (FDS) DINILAI DARI
KEMUNGKINAN AF / GN YG DPT DITIMBULKANNYA, DIBERI NILAI
DERAJAT KERAWANAN AF / GN DAN DIJUMLAHKAN  NILAI FDS
• MASSA PENDUKUNG (MP) DINILAI DARI BERAPA ORANG YG TERLIBAT
DALAM POTENSI RAWAN (SKALA PENGUKURAN DG JUMLAH, JENIS
KELAMIN & UMUR)  NILAI FMP
• AKTOR INTELEKTUALIS (AI) DINILAI DARI PENDIDIKAN & TKT
KETENARAN / LEVEL PENGARUH  NILAI FAI
• KEGIATAN (KG) DINILAI DARI JENIS KEGIATAN & JUMLAH KEGIATAN 
NILAI FKG
• FAKTOR PEMICU (FP) DINILAI DARI JENIS, JUMLAH DAN DAMPAK FP 
NILAI FFP ( SUDAH DIPERHITUNGKAN DALAM FKK KEGIATAN )
• SKALA PENGUKURAN : 0 S/D 10.
PENGUKURAN FKK DASAR (FDS)

 FKK DASAR ADALAH POTENSI MASALAH YG DAPAT MENJADI

SUMBER BAGI TERJADINYA MASALAH YG LEBIH BESAR (MASALAH
HILIR)
 FKK DASAR ADA DI SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT BAIK
IDEOLOGI, POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, PERTAHANAN &
KEAMANAN
 FKK DASAR BERSIFAT LATEN / TDK KELIHATAN YG MERUPAKAN
KONDISI DALAM MASYARAKAT YG SEWAKTU-WAKTU DAPAT
MENJADI MASALAH BESAR APABILA DIPICU OLEH FAKTOR PENCETUS
 FKK DASAR DAPAT DIKENDALIKAN OLEH APARAT KEAMANAN DG
MELAKUKAN KEGIATAN PENGGALANGAN SHG PROVOKASI YG
DILANCARKAN AKTOR INTELEKTUALIS TIDAK DAPAT DITERIMA OLEH
MASSA PENDUKUNG
 FKK DASAR BISA DIHITUNG KADAR KERAWANANNYA DG
MENJUMLAHKAN KERAWANAN AF YG MUNGKIN DAPAT
DITIMBULKANNYA DIBAGI BESARNYA KEMUNGKINAN
 PENGUKURAN FKK / PG DASAR (FDS)

 NILAI KERAWANAN FKK DASAR (FDS) DENGAN MENGHITUNG KEMUNGKINAN AF / KF

YG DPT DITIMBULKAN DARI FKK DASAR TERSEBUT MENJUMLAHKAN NILAI
KERAWANAN AF TERSEBUT DAN MEMBAGINYA DG JUMLAH KEMUNGKINAN AF TSB
 RUMUS :  (x1 + x2 + x3 + ………xn)
FDS = = ANGKA
n

KETERANGAN : X1 S/D Xn = NILAI KERAWANAN KEMUNGKINAN AF YG DPT DITIMBULKAN FKK

n = JUMLAH KEMUNGKINAN AF YG DPT DITIMBULKAN,

 = JUMLAH NILAI KERAWANAN

RANGE NILAI FDS : 0 S/D 10

CONTOH : FRIKSI ANTARA PEMDA DG WARGA MENYANGKUT GANTI RUGI PENGGUSURAN,

BERAPA NILAI FDS NYA ?
KONDISI DIATAS KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN AF / KF BERUPA : HURU HARA,
PENGRUSAKAN, PENGANIAYAAN, PENYANDERAAN, PEMBAKARAN, DEMOSNTRASI,
PEMBUNUHAN, PERLAWANAN KEPADA PETUGAS, PENGEROYOKAN.
FDS = (9 + 6 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 8 + 7) : 9 = 68 : 9 = 7,5.
FKK MASSA PENDUKUNG (FKM)
 MASSA PENDUKUNG ADL ORANG2 YG MENJADI PENDUKUNG SALAH
SATU PIHAK ATAU KELOMPOK MASY YG ADA DLM FKK / PG
 MASSA PENDUKUNG DIBEDAKAN DALAM TIGA KELOMPOK :
 KELOMPOK YG BERGABUNG SECARA SADAR,
 KELOMPOK YG IKUT-2AN (TERMASUK YG DIBAYAR) &
 KELOMPOK YG TERJEBAK BERADA PADA LOKASI FKK /PG
 MASSA PENDUKUNG YG SADAR BIASANYA BERSIKAP MILITAN DAN
SUSAH DIBENGKOKKAN DIJADIKAN SASARAN PENGGALANGAN
APARAT KEAMANAN UTK MENETRALISIR FKK
 KELOMPOK YG IKUT2AN & TERJEBAK DIPISAHKAN DARI KELOMPOK
MILITAN YG DIHARAPKAN UTK DPT DIJADIKAN SASARAN
PEMBINAAN APARAT KEAMANAN.
 MASSA PENDUKUNG YG IKUT-2AN TANPA MEMILIKI PENGERTIAN YG
MENDALAM TENTANG FKK / PG, BISA KARENA TERPAKSA ATAU
DIBAYAR
 MASSA PENDUKUNG YG TERJEBAK, KEBERADAANNYA DI SITU
KARENA KEBETULAN DAN TIDAK MEMILIKI PENGERTIAN APAPUN
TTG FKK / PG
 PENGUKURAN FKK / PG MASSA
PENDUKUNG (FMP)
 VARIABEL KERAWANAN MASSA PENDUKUNG
 JENIS KELAMIN (JK) :
 WANITA (HOMOGEN)  0 S/D 4
 LAKI-2 (HOMOGEN)  5 S/D 7
 CAMPURAN (HTRGN)  8 S/D 10
 UMUR (UM) :
 ANAK-2 (HOMOGEN )  0 S/D 2
 TUA (HOMOGEN)  3 S/D 4
 REMAJA (HOMOGEN)  5 S/D 6
 DEWASA (HOMOGEN)  7 S/D 8
 CAMPURAN (HTRGEN) 9 S/D 10
 MILITANSI MASSA (MM)
 TDK ADA YG MILITAN  0 S/D 2
 SEBAG KECIL MILITAN  3 S/D 4
 SEPAROH MILITAN  5 S/D 6
 SEBAG BESR MILITAN 7 S/D 8
 SELURUHNYA MILITAN 9 S/D 10
 JUMLAH MASSA (JM) :
 PULUHAN  0 S/D 2
 RATUSAN  3 S/D 4
 RIBUAN  5 S/D 6
 PULUHAN RIBU  7 S/D 8
 RATUSAN RIBU  9 S/D 10
 RUMUS :
(JK + UM+ MM + JM)
FMP = = ANGKA
4
 CONTOH PENILAIAN KERAWANAN :
 SUATU MASALAH PENGGUSURAN RUMAH
PENDUDUK PADA KAWASAN MANGGA
DUA JAKUT DAPAT MENGGERAKKAN
10.000 MASSA PENDUKUNG, TERDIRI DARI
5000 MASSA REMAJA, 1000 MASSA
DEWASA DAN 4000 MASSA WANITA.
SEPARUHNYA MERUPAKAN KELOMPOK YG
BERKEPENTINGAN BERAPA NILAI
KERAWANAN MASSA PENDUKUNG NYA ?
 FKK MASSA PENDUKUNG (FMP) = (JK + UM
+MM + JM) : 4 = (9 + 9 + 6 + 7) : 4 = 31 : 4 =
7, 75
 FKK AKTOR INTELEKTUALIS (FAI)

 AKTOR INTELEKTUALIS ADL ORANG YG MEMELIHARA EKSISTENSI

FKK / PG BAIK MELALUI KEGIATAN PEMBINAAN MAUPUN AGITASI /
TERROR / ANCAMAN KEPADA MASSA PENDUKUNG
 AKTOR INTELEKTUALIS DISEBUT JUGA PROVOKATOR
 AKTOR INTELEKTUALIS MEMILIKI KEMAMPUAN PENGARUH
TERGANTUNG KEPADA TINGKAT PENDIDIKAN YG DIMILIKI DAN
TINGKAT KETENARANNYA
 AKTOR INTELEKTUALIS BISA BERASAL DARI LOKASI FKK/PG, BISA DARI
TEMPAT LAIN YG MEMILIKI KEPENTINGAN TERHADAP FKK/PG
 AKTOR INTELEKTUALIS DALAM MENGHIDUPKAN FKK/PG DISAMPING
MEMELIHARA IDEALISME FKK/ PG JUGA BISA BERTINDAK SEBAGAI
PENYANDANG DANA
 AKTOR INTELEKTUALIS SUKAR DIDETEKSI KEBERADAANNYA DI
LOKASI, YANG MUNCUL BIASANYA KOORDINATOR LAPANGANNYA
DARI ORGANISASI / KELOMPOK YG BERADA DI BELAKANG FKK / PG
 PENGUKURAN FKK AKTOR
INTELEKTUALIS (FAI)
 TINGKAT PENDIDIKAN (TP)
 TIDAK SKLH S/D SLTP  0 S/D 2
 TINGKAT SLTA S/D D-3  3 S/D 5
 TINGKAT S-1 S/D S-3  6 S/D 8
 TINGKAT GURU BESAR  9
 CAMPURAN  10
 TINGKAT KETENARAN (TK)
 TKT RT/ RW S/D KEC  0 S/D 4
 TINGKAT KABUPATEN  5
 TINGKAT PROPINSI  6
 TINGKAT NASIONAL  7 S/D 8
 TINGKAT INTERNASIONAL 9
 CAMPURAN  10
 JUMLAH AKTOR INTELEKTUALIS (JAI)
 1 S/D 5 ORANG  1 S/D
 6 S/D 10 ORANG  3 S/D
 11 S/D 15 ORANG  5 S/D
 16 S/D 20 ORANG  7 S/D
 > 21 ORANG  9 S/D
 TINGKAT MILITANSI AKTOR INTELEKTUALIS
(MAI)
 TDK ADA YG MILITAN  0 S/D 2
 SEBAG KECIL MILITAN  3 S/D 4
 SEPAROH MILITAN  5 S/D 6
 SEBAGI BESAR MILITAN 7 S/D 8
 SELURUHNYA MILITAN  9 S/D 10
 RUMUS
(TP + TK + JAI + MAI)
FAI = = ANGKA
4
 CONTOH : SUATU AKSI SEPARATIS MEMILIKI
AKTOR INTELEKTUALIS DI LUAR NEGERI 10
ORANG DIDALAM NEGERI SEKITAR 50 , TINGKAT
PENDIDIKAN SEORANG PROFESOR, 5 OR
2 DOKTOR SELBIHNYA HANYA TINGKAT SLA,
4 SEBAG KECIL DIKENAL OLEH LINGKUNGANNYA ,
6 SEKITAR 30 % MILITAN, BERAPA NILAI FAI NYA ?
8 FAI = (10 + 10 + 10 + 3) : 4 = 33 :4 = 8,25
10
 FKK / PG KEGIATAN (FKG)

 KEGIATAN YG DIMAKSUD ADL KEGIATAN YG DITUJUKAN UTK

MEMELIHARA EKSISTENSI FKK / PG DI LOKASI ATAUPUN DI TEMPAT
LAIN YG MEMILIKI DAMPAK LUAS
 KEGIATAN DAPAT BERUPA RAPAT GELAP, SELEBARAN GELAP,
PERTEMUAN RUTIN, KABAR BURUNG, PRESS RELEASE, DEMO, SURAT
KALENG, TULISAN DI MEDIA MASSA, TERROR, DLL.
 ISI INFORMASI YG DISEBARKAN BERUPA PEMUTAR BALIKKAN FAKTA,
MENDISKREDITKAN FIHAK LAIN / PEMERINTAH, KEBENARAN DARI
SISINYA SENDIRI DAN MENYOROTI KEJELEKAN / KELEMAHAN PIHAK
LAIN (LAWAN KELOMPOK / APARAT PEM)
 FAKTOR PENCETUS YG TIMBUL DIBESAR-BESARKAN UNTUK MENARIK
SIMPATI PIHAK LAIN & MILITANSI MASSA PENDUKUNG
 KEGIATAN PEMELIHARAAN MILITANSI MASSA PENDUKUNG
DILAKUKAN SECARA SISTEMATIS DAN SECARA SEMBUNYI-2
 FKK / PG KEGIATAN MERUPAKAN KUNCI PEMELIHARAAN FKK /PG
 PENGUKURAN FKK KEGIATAN (FKG)

 JENIS KEGIATAN (JK)  PEMANFAATAN FAKTOR PENCETUS (PFP)

 TDK ADA GIAT DLKK  0 SD 2  TIDAK TERJADI FP  0 SD 1
 SEBAG KECIL GIAT DLKK  3 SD 4  TERJADI TDK DIMAFTKAN  2 SD 3
 SEPAROH GIAT DLKK  5 SD 6  TJD TDK BHSL DIMFTKN  4 SD 5
 SEBAG BESAR GIAT DLKK 7 SD 8  TJD DLM PROSES DMTFKN  6 SD 8
 SEMUA GIAT DLKK  9 SD 10  TJD BERHASIL DMTFKN  9 SD 10
 RUMUS
 FREKUENSI KEGIATAN (FK)
 TIDAK PRNH ADA GIAT  0 SD 2 ( JK + FK + PK + PFP)
 JARANG ADA GIAT  3 SD 5 FKG = ------------------------------ = ANGKA
 SERING ADA GIAT  6 SD 8
4
 SELALU ADA GIAT  9 SD 10

 
PENGARUH KEGIATAN (PK)
 TDK ADA PENGARUH  0 SD 2
 SEBAG KECIL POK TPGRH  3 SD 4
 SEBAG BESAR POK TPGRH  5 SD 6
 SELURUH POK TERPGRH  7
 POK LAIN TERPANGARUH  8
 MASY TERPENGARUH  9
 DUNIA LUAR TERPGRH  10
CONTOH SOAL
KEBIJAKAN PEMDA UTK JADIKAN DESA
SUKARAMAI SBG TPA (TMPT PEMBUANG AN
SAMPAH AKHIR) DITENTANG WARGA SETEMPAT,
SERING DATANG BEBERAPA TOKOH LSM YG
MEMPENGARUHI MELALUI SEGALA CARA BAHKAN
MASY DI LUAR DESA TERPENGARUH, 2 HARI
YLLTRJDI BENTROK ANTARA APARAT DG WARGA, 1
WARGA LUKA PARAH, BRP NILAI FKG ?
FKG = (9 + 7 + 8 + 7) : 4 = 31 : 4 = 7, 75.
 KEGIATAN ANTISIPASI APARAT (KAA)

 KEGIATAN APARAT MERUPAKAN ALAT ANTISIPASI KERAWANAN

FKK /PG YG DAPAT MENETRALISIR KERAWANAN FKK /PG
 KEGIATAN APARAT BERUPA :
 PEMBINAAN MAUPUN PENGGALANGAN YG DILAKUKAN
TERHADAP MASSA PENDUKUNG
 UPAYA MENCARI SOLUSI TERBAIK TERHADAP FRIKSI / KONFLIK
ANTAR KELOMPOK ATAU SOLUSI MASALAH HULU
 PENUNTASAN MASALAH HULU ATAU FAKTOR PENCETUS
 APARAT BISA SECARA LANGSUNG DALAM MELAKUKAN
KEGIATANNYA, BAIK MELALUI TOKOH MASYARAKAT SETEMPAT ATAU
PIHAK LAIN YANG PENGARUHNYA MINIMAL SEIMBANG ATAU DIATAS
KEMAMPUAN AKTOR INTELEKTUALIS
 INFORMASI YG DISAMPAIKAN APARAT BERTUJUAN MELURUSKAN
INFORMASI YG DIPUTAR BALIKKAN OLEH AKTOR INTELEKTUALIS
 PERAN MEDIA MASSA DIGUNAKAN SECARA EFEKTIF OLEH APARAT
 PENGUKURAN KEGIATAN ANTISIPASI
APARAT (KAA)
 KEGIATAN RUTIN / TURJAWALI (RTN)  RUMUS
 TDK PERNAH DLKK  0 SD 3
 JARANG DLKK  4 SD 6 (RTN + PAM + BIN + GAL)
 SERING DLKK  7 SD 8 KAA = ----------------------------------- = ANGKA
 SELALU DLKK  9 SD 10 4

 KEGIATAN PAM MASY (PAM) PENILAIAN KONDISI KESIAPAN ANTISIPASI APARAT (KAA)
 TDK PERNAH DLKK  0 SD 3 • A = BAIK SEKALI  8,10 S/D 10,0
 JARANG DLKK  4 SD 6 • B = BAIK  6,10 S/D 8,09
 SERING DLKK  7 SD 8 • C = CUKUP  3,10 S/D 6,09
 SELALU DLKK  9 SD 10
• D = KURANG  1,10 S/D 3,09
 • E = BURUK  0,00 S/D 1,09
KEGIATAN PEMBINAAN MASY (BIN)
 TDK PERNAH DLKK  0 SD 3
 JARANG DLKK  4 SD 6 CONTOH SOAL
 SERING DLKK  7 SD 8 PENGGUSURAN RUMAH DI DESA SUKARAMAI
TIMBULKAN KETEGANGAN, POLISI TDK BERANI
 SELALU DLKK  9 SD 10 MASUK KE LINGK ITU, KEMARIN ADA ANGG INTEL
POLISI DIGEBUKIN MASY KRN DITERIAKIN SBG
 GIAT PENGGALANGAN POK MASY (GAL) PENCURI, NAMUN PEMBINAAN LEWAT PEMDA
 TDK PERNAH DLKK  0 SD 3 BERHASIL MEMISAHKAN POK DG PROVOKATOR,
TINGGAL 4 ORANG YG MSH TIDAK MAU MENERIMA
 JARANG DLKK  4 SD 6 GANTI RUGI STLH DINAIKKAN 3 X LIPAT BERAPA NILAI
 SERING DLKK  7 SD 8 KAA NYA ?
 SELALU DLKK  9 SD 10 KAA = (3 + 3 + 3 + 9) : 4 = 18 : 4 = 4,5. (KONDISI CUKUP)
 NILAI KONDISI KERAWANAN FKK / PG
(NKK FKK)
• RANGE NILAI DARI 10 S/D 0
• KRITERIA NKK FKK :
– BAHAYA : 8,10 S/D 10,00
– SANGAT RAWAN : 6,10 S/D 8,09
– RAWAN : 3,10 S/D 6,09
– RELATIF AMAN : 1,10 S/D 3,09
– AMAN : ≤ 0,00 s/d 1, 09
 PENGHITUNGAN NKK FKK

• PENGHITUNGAN FKK DARI CONTOH DIATAS:

– FDS = 7,5
– FMP = 7,75 NK FKK = (FDS + FMP + FAI + FKG ) : 4 =
– FAI = 8,25 (7,5 + 7,75 + 8,25 + 7,75) : 4 = 7,81 (SANGAT
– FKG = 7,75 RAWAN)
• PENGHITUNGAN KAA DARI CONTOH DIATAS:
– RTN = 3, PAM = 3, = 8, BIN = 3 GAL = 9
– NKAA = (RTN + PAM + BIN + GAL ) : 4 = (3 + 3 + 3 + 9) : 4 = 18 : 4 = 4.50
(KATAGORI KAA = CUKUP = C )
• NILAI KONDISI KERAWANAN PH / AG = NKPH – NKSP =
7,81 - 4,50 = 3, 31
RAWAN
 KONDISI KERAWANAN FKK / PG KESATUAN POLRES

• KESATUAN TINGKAT POLRES DIBAGI KE DALAM KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN

DESA (TWO STEP DOWN), POLSEK DIBAGI DALAM KESATUAN WILAYAH
PENGUKURAN RUKUN WARGA / RUKUN KAMPUNG (RK) SEDANGKAN POS POLISI
KE DALAM KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN RUKUN TETANGGA (RT)
• KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN MEMILIKI SATU KESATUAN WARNA
– HIJAU TUA UNTUK KONDISI AMAN DG NILAI 0,00 - 1, 09
– HIJAU MUDA UNTUK KONDISI RELATIF AMAN DG NILAI 1,10 - 3, 09
– KUNING UNTUK KONDISI RAWAN DG NILAI 3,10 - 6, 09
– JINGGA UNTUK KONDISI SANGAT RAWAN DG NILAI 6,10 - 8, 09
– MERAH UNTUK KONDISI BAHAYA DG NILAI 8,10 - 10, 00
• NILAI KESATUAN WILAYAH PENGUKURAN = ∑¹⁻ⁿ (f (X₁ + X₂ + X₃+......Xп) : n
• Penjumlahan dari Nilai Kondisi Kerawanan FKK / PG setiap Lokasi FKK/PG (X) yg
ada di setiap Kesatuan Wilayah Pengukuran (n) dibagi jumlah Lokasi FKK/PG yang
ada pada Kesatuan Wilayah Pengukuran (n), ketemu Nilai dalam bentuk angka
kemudian digambarkan warna tersebut di dalam Peta Kerawanan Kesatuan Polri
setempat (Polres, Polsek , Polpol).
 CONTOH PETA KERAWANAN MINGGUAN FKK/PG POLRES X
NKK FKK POLRES X = NKK FKK POLSEK (A + B + C + D + E + F) : 6 = ( 5,92 + 8,70 + 5,45 +

1,00 + 2,60 + 9,35) : 6 = 33,02: 6 = 5,50( kondisi FKK : RAWAN)

POLSEK C
NKK FKK = 5,45 FKK C1 ASPIRASI SPARATIS POLSEK F
NKK FKK = 5, 30 NKK FKK = 9, 35
FKK F1 RADIKALISME
FKK B1 NKK FKK = 9,40
PENGANGGURAN
NKK FKK = 8, 70 NKK D1 KESENJANGAN
SOSIAL
FKK C2 RADIKALISME NKK FKK = 1,00
NKK FKK = 7.60

POLSEK B PFKKF2 TERROR KPD

POLSEK D KARYARWAN PABRIK
NKK FKK = 8,70 NKK FKK = 9 NKKPH = 9,30
FKK B2 KE TDK COCOKAN 1,00
FKK C3 KESENJANGAN
GANTI RUGI TANAH
SOSIAL FKK D2 PERSELISIHAN
NKK FKK = 8, 60
NKK FKK = 6,50 PELAJAR
NKKPH = 1,00

POLSEK A
NKK FKK = 5,92 FKK B3 PREMANISME
NKK FKK = 9,00 FKK E1 PENOLAKAN KEBIJAKAN
FKK C4 HEDONISME TRAYEK ANGKOT & BIS KOTA
NKK FKK = 2,40 NKKPH = 2,50
FKK A1 KONFLIK
PERBURUHAN
NKK FKK = 8,10
POLSEK E
FKK B4 PEMABUKAN NKK FKK = 2,60

FKK A2 NKKFKK = 8, 50
PERSELISIHAN FKK E2 KEBIJKAN BBM
KEPEMILIKAN TANAH NKKPH = 3,00
NKKPH = 8, 50

FKK A3 PERSELISIHAN PFKK E3 PENOLAKAN

ANTAR KAMPUNG PENDIRIAN GEREJA
NKKPH = 2,50 NKKPH = 2,30

PETA FKK / PG POLRES X

 PERHITUNGAN KERAWANAN KEAMANAN
Untuk sementara Kadar Bobot kerawanan antara AF/GN dg PH/AG DAN FKK/PG kita
anggap sebanding yaitu = 1 : 1 : 1 (Kondisi nyata perlu penelitian yg akurat)

• DARI DATA CONTOH DIATAS DAPAT KITA GAMBARKAN DATA SEBAGAI BERIKUT :

NO MASALAH SEK A SEK B SEK C SEK D SEK E SEK F RES X KETERANGAN

1 NKK AF / GN 4,33 9,00 7,67 1,50 6,67 9,00 5,03 RES BACK UP : F, B,
KUNING MERAH JINGGA HIJAU MUDA JINGGA MERAH KUNING C DAN E.

2 NKK PH / AG 7,17 3,53 1,03 9,60 4,50 3,00 4,81 RES BACK UP : D
JINGGA KUNING HIJAU TUA MERAH KUNING HIJAU MUDA KUNING DAN A

3 NKK FKK / PG 5,92 8,70 5,45 1,00 HIJAU 2,60 9,30 5,50 RES BACK UP : F
KUNING MERAH KUNING TUA HIJAU MUDA MERAH KUNING DAN B

4 KERAWANAN 5,81 7 ,08 4,72 4,03 4,59 7,10 5,11 SCR UMUM FOKUS
KUNING JINGGA KUNING KUNING KUNING JINGGA KUNING PADA SEK F DAN B
KEAMANAN
5 CRIME TOTAL 3 4 4 2 3 2 18

6. JMLH PH/AG 3 4 4 2 3 2 18

7. JMLH FKK 3 4 4 2 3 2 18

8. SKALA PH/AG AF / GN AF / GN PH/AG AF/GN AF/GN RELATIF

PRIORITAS FKK/PG FKK/PG FKK/PG AF/GN PH/AG FKK/PG SEIMBANG
AF / GN PH/AG PH/AG FKK/PG FKK/PG PH/AGA
CONTOH PETA KERAWANAN KEAMANAN MINGGUAN POLRES X
KK POLRES X = KK FKK POLSEK (A + B + C + D + E + F) : 6 = ( 5,81 + 7,08 + 4,72 + 4,03 +
4,59 + 7,10) : 6 = 33,02: 6 = 5,11 (kondisi KEAMANAN : RAWAN)
ATAU KK POLRES X = NKK (AF + PH +FKK) : 3 = (5,03 + 4,81 + 5,50) : 3 = 15,34 : 3 = 5, 11.

POLSEK C POLSEK F
KK = 4,72 KK = 7,10
NKK AF = 9,00
NKK AF = 7,67
POLSEK D
KK = 4,03 NKK PH = 3,00

NKK AF = 1,50
POLSEK B NKK PH = 1,03 NKK FKK = 9,30
KK = 7,08

NKK AF = 9,00 NKK PH -= 9,60

NKK FKK = 1,00

NKK FKK = 5,45

POLSEK A
KK = 5,81 NKK PH = 3,53
POLSEK E
KK = 4,59
NKK AF = 4,33

NKK AF = 6,67
NKK FKK = 8,70

NKK PH = 7,17 NKK PH = 4,50

NKK FKK = 2,60

NKK FKK = 5,92

PETA KERAWANAN KEAMANAN POLRES X

 KEGUNAAN PETA KERAWANAN KEAMANAN

• PENGENALAN SITUASI / KONDISI YG DIHADAPI

– UNTUK MENGETAHUI DAERAH BAHAYA, RAWAN DAN AMAN
– APABILA KITA MEMILIKI DATA 2 (DUA) MINGGU SEBELUMNYA, KITA BISA MENGETAHUI
TREND PERKEMBANGANNYA DAN KITA BISA MEMPREDIKSI SASARAN YG AKAN DATANG
– DENGAN MENGAMATI KETERATURAN KEJADIAN KITA BISA MENGETAHUI POLA
PERGESERAN PENJAHAT DAN EFEKTIVITAS CARA BERTINDAK KITA
– DENGAN MENGETAHUI POLA PERGESERAN PENJAHAT KITA BISA MEMOTONG GERAKAN
MEREKA DALAM BENTUK-BENTUK RAZIA ATAU PENYANGGONGAN
• PENENTUAN PRIORITAS SASARAN
– SASARAN APA YG SEYOGYANYA DITANGANI LEBIH DULU
– APABILA KITA MENGETAHUI TREND DARI MINIMAL CRIME INDEKS KITA BISA
MENENTUKAN PRIORITAS JENIS KEJAHATAN YNG KITA HADAPI
– PENDATAAN LOKASI KEJADIAN, PERJENIS DAN WAKTU KEJAHATAN KITA BISA TENTUKAN
LOKASI RAWAN DAN JAM-JAM RAWAN YANG BERGUNA UNTUK ANTISIPASINYA
– PENGENALAN PADA MODUS OPERANSI AKAN MEMBANTU MENGARAHKAN PETUGAS
OPERASI RUTIN UNTUK ANTISIPASI PADA LOKASI, RAWAN DAN WAKTU-2 RAWAN
 KEGUNAAN PETA KERAWANAN KEAMANAN
• PENGGERAKAN KEKUATAN
– UNTUK KAWASAN YG RELATIF AMAN DAN AMAN, CUKUP POS POLISI YANG BERGERAK
MENGANTISIPASI MELALUI PATROLI DAN BIMBINGAN MASYARAKAT DG
MEMANFAATKAN KEKUATAN PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN LAINNYA
– UNTUK WILAYAH YANG RAWAN POLSEK MEMBACK UP POS POLISI DENGAN
PENGATURAN PENGENDALIAN OPERASI RUTIN SEHINGGGA SEOLAH-2 PETUGAS POLISI
SELALU BERADA DI LAPANGAN PADA LOKASI DAN JAM-2 RAWAN
– UNTUK WILAYAH YANG SANGAT RAWAN KEKUATAN POS POLISI, POLSEK DAN POLRES
SECARA BERGANTIAN MENGANTISIPASI KERAWANAN PADA LOKASI-2 RAWAN DAN JAM-
2 RAWAN
– UNTUK DAERAH BAHAYA GERAKKAN BKO DARI SATUAN ATAS ATAU KERAHKAN
KEKUATAN CADANGAN
• PENENTUAN PRIORITAS BACK UP KEKUATAN
– ESKALASI SASARAN YANG BERGERAK DEMIKIAN CEPAT DIPERLUKAN KECEPATAN
BERTINDAK UNIT-2 YANG DISIAGAKAN DI KESATUAN UNTUK MEMBACK UP KEGIATAN
OPERASI DI LAPANGAN
– UNTUK MENGHADAPI SASARAN PH DILAKUKAN DENGAN MEMBANGUN KESIAPAN
KESATUAN-2 PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN LAINNYA BUKAN MENUGASKAN
PERSONIL POLRI KECUALAI DIPERLUKAN SECARA MENDESAK
 KEGUNAAN PETA KERAWANAN KEAMANAN
• PENENTUAN PRIORITAS BACK UP KEKUATAN
– UNTUK MENGANTISIPASI SASARAN FKK YG MEMEILIKI KEKUATAN PENDUKUNG
MAUPUN AKTORBINTELEKTUALIS YANG HANDAL DIPERLUKAN BACK UP SATUAN ATASAN
(POLDA) BAHKAN KALAU PERLU MABES POLRI
– MENGHADAPI BENCANA (DISASTER) PERAN SERTA POLRES PADA UMUMNYA DI AWAL
PENANGGULANGAN BENCANA DAN DALAM PROSES PENGAKHIRAN KEGIATAN
PENANGGULANGAN BENCANA
– MENGHADAPI KECELAKAAN MASSAL TINDAKAN PERTAMA DAN KOORDINASI YANG BAIK
DG INSTANSI SAMPING SEPERTI RUMAH SAKIT, PEMDA, DAN WARGA MASYARAKAT
AKAN CEPAT DAPAT MENGATASI MASALAH SECARA LEBIH BAIK
• EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA
– MENGINGAT KETERBATASAN SUMBERDAYA YANG DIMILIKI POLRI, MAKA PENYUSUNAN
MANAJEMEN OPERASI DENGAN MENENTUKAN KEJELASAN SASARAN AKAN
MENGHEMAT PENGGUNAAN SUMBERDAYA (MAN, MONEY, MATERIAL)
– EFISIENSI JUGA DAPAT DIHASILKAN APABILA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAPAT
DIPERMUDAH , SEHINGGA KETEPATAN KEPUTUSAN AKAN MENENTUKAN EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN DI LAPANGAN
 CAVEAT
• ISTILAH BOLEH BERUBAH NAMUN ESENSI DARI PENGENALAN SASARAN
TUGAS TETAP DIPEGANG DAN INI MERUPAKAN TUGAS GENERASI MUDA
UNTUK BERINOVASI MENYEMPURNAKANNYA.
• PERILAKU-PERILAKU OPERASI YANG PERNAH DITOREHKAN PARA SENIOR
(PENDAHULU) AGAR DIHIDUPKAN KEMBALI SEPERTI PATROLI YANG SAAT
INI JARANG KELIHATAN PATROLI JALAN KAKI, POS-POS KAMLING KOSONG
DI MALAM HARI, PEMBINAAN REMAJA DALAM MENGISI WAKTU
LIBURANNYA, DLL
• PENGGAMBARAN DALAM GAMBAR (PETA) MENGANDUNG 1000 MAKNA
(KATA PARA JURNALIS, MARI KITA BUDAYAKAN MEMBUAT PETA DLM
PENUGASAN KITA UTAMANYA OPERASI KEPOLISIAN
• PENGGUNAAN KOMPUTER DIYAKINI MEMPERMUDAH PELAKSANAAN
MOP, MARI SAMA-2 KITA WUJUDKAN, AKU SUDAH MENGHUBUNGI
REKAN-2 SAYA DI UBINUS UNTUK MEMBANTU
 PENUTUP
• SEKIAN
• TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN
• SELAMAT BELAJAR