0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
260 tayangan15 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang penindakan huru hara oleh kepolisian; (2) penindakan huru hara didasarkan pada hukum dan prinsip-prinsip tertentu seperti legalitas, nesesitas, dan proporsionalitas; (3) tujuan penggunaan kekuatan dalam penindakan huru hara adalah untuk mencegah tindakan pelaku kejahatan dan melindungi masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang penindakan huru hara oleh kepolisian; (2) penindakan huru hara didasarkan pada hukum dan prinsip-prinsip tertentu seperti legalitas, nesesitas, dan proporsionalitas; (3) tujuan penggunaan kekuatan dalam penindakan huru hara adalah untuk mencegah tindakan pelaku kejahatan dan melindungi masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang penindakan huru hara oleh kepolisian; (2) penindakan huru hara didasarkan pada hukum dan prinsip-prinsip tertentu seperti legalitas, nesesitas, dan proporsionalitas; (3) tujuan penggunaan kekuatan dalam penindakan huru hara adalah untuk mencegah tindakan pelaku kejahatan dan melindungi masyarakat.
KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS TA. 2020 2 JP (90 menit)
Kompetensi dasar : Memahami hakekat penindakan huru hara
Indikator Hasil Belajar :
menjelaskan pengertian-pengertian berkaitan dengan PHH; menjelaskan dasar hukum; menjelaskan tujuan penggunaan kekuatan; menjelaskan prinsip-prinsip PHH; MATERI PELAJARAN
1. Materi Pokok : Hakekat penindakan huru hara
2. Sub pokok bahasan :
◦pengertian-pengertian yang berkaitan dengan PHH; ◦dasar hukum; ◦menjelaskan tujuan penggunaan kekuatan; ◦menjelaskan prinsip-prinsip PHH; PENGERTIAN – PENGERTIAN YANG BERKAITAN DENGAN PHH
a. Lintas ganti adalah kegiatan peralihan
kendali dari satuan dalmas lanjut kepada satuan PHH.
b. Huru hara adalah suatu kejadian yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau lebih dalam unjuk rasa yang telah berubah menjadi tindakan kekacuan, kerusuhan dan melawan hukum. c. Penindakan Huru-Hara yang selanjutnya disingkat PHH adalah rangkaian kegiatan atau proses atau cara dalam menghadapi terjadinya kerusuhan massa atau huru-hara guna memelihara keamanan, ketertiban masyarakat dan penegakan hukum.
d. Kompi PHH adalah satuan terkecil secara
administratif dan taktis dapat diberikan penugasan secara mandiri, terdiri dari tiga peleton.
e. Batalyon PHH adalah kekuatan operasional dasar
untuk satuan berkemampuan lanjutan Penindakan huru-hara terdiri dari tiga Kompi. f. Kendali Teknis adalah pengendalian yang dilaksanakan pada tingkat Mabes Polri oleh Kapolri, pada tingkat Polda oleh Kapolda tentang tata cara pengerahan, pengendalian dan penarikan kekuatan PHH dari tempat kejadian.
g. Kendali Taktis adalah pegendalian yang
dilaksanakan oleh Kepala Detasemen PHH tentang tata cara tindakan anggota di lapangan baik perorangan maupun dalam ikatan tim dalam menghadapi situasi dan kondisi huru- hara. Dasar hukum :
1. UU No. 9 tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat dimuka Umum. 2. UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 3. UU No. 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis. 4. PERKAP Nomor 16 tahun 2006 tentang Pedoman Pengendaliam Massa. 5. PERKAP Nomor 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.
6. PERKAP Nomor 02 tahun 2019 tentang
PENINDAKAN HURU HARA.
7. PROTAP No. 01 tahun 2010 tentang
Penanggulangan Anarki.
8. PERDANKOR BRIMOB No. 02 Tahun 2021
tentang penindakan huru hara dan anarkis. TUJUAN PENGGUNAAN KEKUATAN
1. Mencegah, menghambat, atau
menghentikan tindakan pelaku kejahatan atau tersangka yang sedang berupaya atau sedang melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum.
2. Mencegah pelaku kejahatan atau tersangka
melarikan diri atau melakukan tindakan yang membahayakan anggota Polri atau masyarakat. 3. Melindungi diri atau masyarakat dari ancaman perbuatan atau perbuatan pelaku kejahatan atau tersangka yang dapat menimbulkan luka parah atau mematikan.
4. Melindungi kehormatan kesusilaan atau
harta benda diri sendiri atau masyarakat dari serangan yang melawan hak dan/atau mengancam jiwa manusia. Prinsip-prinsip PHH
1. Legalitas, yang berarti bahwa semua
tindakan kepolisian harus sesuai dengan hukum yang berlaku;
2. Nesesitas, yang berarti bahwa
penggunaan kekuatan dapat dilakukan bila memang diperlukan dan tidak dapat dihindarkan berdasarkan situasi yang dihadapi; 3. Proporsionalitas, yang berarti bahwa penggunaan kekuatan harus dilaksanakan secara seimbang antara ancaman yang dihadapi dan tingkat kekuatan atau respon anggota Polri, sehingga tidak menimbulkan kerugian/korban/penderitaan yang berlebihan;
4. Prosedural, yaitu sesuai dengan
mekanisme, tata cara, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku; 5. Keterpaduan, yaitu bersinergi dengan segenap unsur atau komponen yang dilibatkan dalam penindakan.
6. Masuk akal (reasonable), yang berarti
bahwa tindakan kepolisian diambil dengan mempertimbangkan secara logis situasi dan kondisi dari ancaman atau perlawanan pelaku kejahatan terhadap petugas atau bahayanya terhadap masyarakat ADA PERTANYAAN ? SEKIAN DAN TERIMAKASIH