Anda di halaman 1dari 221

Powered by TCPDF (www.tcpdf.

org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
KOTA TANGERANG SELATAN

LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR : 21 TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
TAHUN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah daerah berkewajiban menyusun perencanaan


pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan
pembangunan nasional dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan sesuai
dengan amanat Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu setiap pemerintah daerah
diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu
dan berkelanjutan, salah satu dokumen perencanaan pembangunan tersebut
adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut
dengan rencana pembangunan tahunan daerah.

Sebagai dokumen rencana tahunan daerah, RKPD disusun untuk


menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan serta mempunyai kedudukan yang strategis
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat beberapa hal sebagai
berikut :

1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan


penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang
ditetapkan dalam RPJMD kedalam program dan kegiatan pembangunan
tahunan daerah;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 1


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan


pembangunan tahunan bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat OPD dalam menyusun Rencana Kerja Organisasi
Perangkat Daerah (Renja-OPD).

3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan


Kebijakan Umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran
sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan


pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini dapat
diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja RPJMD sebagai wujud dari
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun berkenaan.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota


Tangerang Selatan di Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4935);

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 2


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Tentang
Pemerintahan Daerah (Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara


Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah Tahun 2019;

12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 3


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

13. Peraturan Gubernur Banten Nomor 21 Tahun 2018 Tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten Tahun 2019;

14. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Tangerang Selatan Nomor 1211);

15. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 15);

16. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012
Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor
0112);

17. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Tangerang Selatan Nomor 72); dan

18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Selatan
2016-2021. (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 Nomor
9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 73)

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Adapun gambaran tentang Alur Penyusunan RKPD Kota Tangerang


Selatan dengan dokumen perencanaan lainnya dalam kaitan dengan sistem
perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan adalah
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.1.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 4


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 1.1
Alur Penyusunan RKPD

Sumber : UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UUNo.17
tentang Keuangan Negara

Dokumen RKPD merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan


dokumen perencanaan lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, maka seharusnya RKPD
Kota Tangerang SelatanTahun 2018 merupakan penjabaran dari RPJMD Kota
Tangerang Selatan Periode 2016-2021 dan mengacu pada RPJMD Propinsi
Banten Tahun 2012-2017 dan RPJMN Tahun 2015-2019. Pada lingkup
pemerintah daerah, RKPD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan
Renja OPD. Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka RKPD
Kota Tangerang Selatan akan dijadikan landasan bagi penyusunan Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS dalam rangka penyusunan RAPBD Kota Tangerang SelatanTahun 2018.

Sesuai dengan tahapan penyusunan RKPD dalam Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 5


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, menyebutkan bahwa RKPD perlu mengacu pada RPJMD provinsi
dan RPJMN melalui penyelarasan program dan kegiatan pembangunan
daerah kabupaten/kota dengan pembangunan provinsi dan prioritas
pembangunan nasional.

Gambar 1.2
Hubungan dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, Kab/kota dan OPD

Sumber : Undang-undang 25 Tahun 2004

Dokumen RKPD digunakan untuk memberikan panduan kepada seluruh


SKPD Kota Tangerang Selatan menyusun Renja OPD dan berfungsi sebagai
koridor perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam perumusan RKPD meliputi
pengolahan data dan informasi, analisis gambaran umum kondisi daerah,
analisis ekonomi dan keuangan daerah sampai dengan perumusan prioritas dan
sasaran pembangunan daerah serta perumusan program prioritas.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 6


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya dokumen RKPD Tahun 2019 adalah untuk


mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar
tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya
dalam melaksanakan perencanaan pembangunan 2019 untuk mencapai visi dan
misi kepala daerah.

Adapun tujuan disusunnya dokumen RKPD tahun 2019 adalah untuk:

a. Menyinkronkan agenda dan program prioritas Rencana Kerja Pemerintah


(RKP) Tahun 2019 dengan kebutuhan riil masyarakat;
b. Sebagai landasan untuk sinkronisasi antara prioritas dan program strategis
nasional dengan prioritas dan program pembangunan daerah;
c. Sebagai landasan penetapan program dan kegiatan perangkat daerah;
d. Sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS), dalam rangka penyusunan RAPBD 2019;
e. RKPD sebagai pedoman Perangkat Daerah dalam menyusun rencana kerja
(Renja) dan anggaran satuan kerja Perangkat Daerah;
f. Sebagai acuan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2019.

1.5 Sistematika Dokumen RKPD

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2019 ini


disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan
Berisi gambaran umum penyusunan dokumen RKPD yang meliputi
latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen,
maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD serta sistematika
dokumen RKPD, agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat
dipahami dengan baik.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 7


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah


Pada bab ini dijelaskan Kondisi Umum Kondisi Daerah dan Evaluasi
pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi
RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan
dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan, juga
mengungkapkan Permasalahan Daerah.
Bab III : Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan
tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan
ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan
pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan
perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah.
Bab IV : Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah
Berisikan perumusan sasaran dan prioritas pembangunan daerah
berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD,
identifikasi permasalahan ditingkat daerah dan nasional, rancangan
kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.
Bab V : Rencana Program dan Pendanaan Daerah
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan
prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan
tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang
direncanakan dalam RPJMD.
BAB VI : Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
bertujuan untuk memberi panduan dalam pencapaian kinerja tahunan
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun
Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.
BAB VII : Penutup
Bab ini berisikan uraian tentang kaidah pelaksanaan umum dan
pengorganisasian pelaksanaan agenda pembangunan di Kota
Tangerang Selatan pada Tahun 2019.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 8


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Evaluasi kinerja pembangunan tahun lalu dalam hal ini evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan tahun 2017 dilakukan untuk menilai hasil
pelaksanaan pembangunan yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu.
Banyak hal yang perlu dinilai untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang terbaik dalam
hal pembangunan di Kota Tangerang Selatan. Dengan dasar tersebut beberapa
komponen indikator menjadi alat ukur dalam melakukan evaluasi dimaksud. Evaluasi
Kinerja Pembangunan ini dilakukan terhadap indikator sektoral, Realisasi Keuangan
Daerah, dan indikator kinerja pembangunan yang tercantum dalam Peraturan
Daerah Kota Tangerang Selatan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021.

2.1 Kondisi Umum Kondisi Daerah

Gambaran umum Kota Tangerang Selatan yang terkait dengan kondisi


geografis daerah dan gambaran umum demografis didasarkan pada data kondisi
fisik dan administratif daerah serta data-data statistik hasil sensus BPS Kota
Tangerang Selatan pada Tahun 2017.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk


pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten.
Pembentukan daerah otonom baru tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing
daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 9


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.1.1.1 Geografi dan Luas Wilayah

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi


Banten yaitu pada titik koordinat 106˚38’ - 106˚47’ Bujur Timur dan
06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang Selatan memiliki luas Kota Tangerang
Selatan sebesar 147,19 Km2 mempunyai 7 (tujuh) kecamatan yang
terdiri atas 54 (lima puluh empat) kelurahan berdasarkan Perda Kota
Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2012. Kota Tangerang Selatan
terletak di sebelah Timur Provinsi Banten dengan batas wilayah:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang;


b) Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta;
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat;
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Tabel 2.1.
Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan
No Potensi Fisik Dasar Keterangan
1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten
2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha
3 Batas-batas
- Sebelah Utara Kota Tangerang
- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta
- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor
- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang
4 Wilayah Pemerintahan
- Kecamatan 7 Kecamatan
- Kelurahan 54 Kelurahan
Sumber: RTRW Kota Tangerang Selatan tahun 2011-2031.

Berdasarkan luas wilayah masing-masing kecamatan seperti


dalam Tabel 2.2 Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah
Kecamatan Pondok Aren dengan luas 29,88 Km2 atau 20,30% dari luas
keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan
luas paling kecil adalah Setu dengan luas 14,80 Km2 atau 10,06% dari
luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 10


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.2
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Persentase terhadap
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
luas kota (%)
1 Setu 14,80 10,06
2 Serpong 24,04 16,33
3 Pamulang 26,82 18,22
4 Ciputat 18,38 12,49
5 Ciputat Timur 15,43 10,48
6 Pondok Aren 29,88 20,30
7 Serpong Utara 17,84 12,12
Kota Tangerang Selatan 147.19 100.00%
Sumber : RTRW Kota Tangerang Selatan, 2013-2031

Rencana Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan di gambarkan


menggunakan peta rupa bumi dengan skala 1 : 25.000, Bakosurtanal
1990.

Gambar 2.1
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan 2011-2031

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 11


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.1.1.2 Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan


dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan
kemiringan tanah rata- rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah
antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua)
bagian, yaitu :

1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat,


Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan
Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.

2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan


Kecamatan Setu.

Tabel 2.3
Ketinggian wilayah menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, 2016
No. Kecamatan Tinggi DPL (m) Persentase (%)
1 Setu 14,8 10,06
2 Serpong 24,04 16,33
3 Pamulang 26,82 18,22
4 Ciputat 18,38 12,49
5 Ciputat Timur 15,43 10,48
6 Pondok Aren 29,88 20,30
7 Serpong Utara 17,84 12,12
Sumber : Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2017

2.1.1.3 Geologi dan Jenis Tanah

Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan merupakan daerah


yang relatif datar, beberapa kecamatan memiliki lahan yang
bergelombang seperti diperbatasan antara Kecamatan Setu dan
Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur.
Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah
batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil,
kerakal dan bongkah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 12


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota


Tangerang Selatan berupa kumpulan latosol merah dan latosol coklat
kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang
berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-
pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya
untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

2.1.1.4 Keadaan Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada info dari Stasiun Pos Pengamatan


Balai Besar Wilayah II Ciputat pada Koordinat 06° 18' 15.2"LS-106° 45'
38.2"BT dan elevasi 41 meter, yaitu berupa data temperatur (suhu)
udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-
rata kecepatan angin. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari, dengan
hari hujan sebanyak 25 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun
adalah 4 m/detik, dan kecepatan maksimum rata-rata 12,3 m/detik.
Sebagaimana terlihat pada Gambar grafik 2.2 dan Tabel 2.4 berikut ini

Gambar 2.2
Grafik Curah Hujan Menurut Stasiun Klimatologi Pondok Betung Kota
Tangerang Selatan (mm) Tahun 2016

Sumber : Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 13


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.4
Rata-rata Suhu Udara Setiap Bulan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Suhu Udara Temparatur (0C)
Bulan
Maks Mins Rata-rata

Januari 33,6 25,4 28,1

Februari 32,3 25,1 27,4


Maret 34,2 25,4 28,2
April 34,2 25,5 28,6
Mei 33,5 25,6 28,5

Juni 33,6 24,8 28,0


Juli 33,4 24,4 27,5
Agustus 32,9 24,2 27,5

September 33,0 24,4 27,6


Oktober 33,0 24.6 27,4
Nopember 32,8 24.6 27,6

Desember 32,7 24.8 27,5


Sumber : Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2017

Sedangkan Temperatur udara rata-rata berada disekitar 26,4°C-


28,2°C dengan temperatur udara minimum berada di 23,9°C dan
temperatur udara maksimum sebesar 33,9°C. Rata-rata kelembaban
udara adalah 98%,

2.1.1.5 Potensi Bencana

Bencana yang sering terjadi (rutin) adalah banjir dan tanah


longsor. Berdasarkan dokumen RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun
2017, lokasi rawan banjir misalnya terdapat disepanjang beberapa
sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan. Potensi bencana
limpasan air dari situ seperti yang pernah terjadi dengan Situ Gintung
akibat jebolnya tanggul juga masih ada, karena terdapat beberapa situ
yang permukaannya lebih tinggi dibandingkan wilayah permukiman.
Adapun rekapitulasi bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 14


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.3
Peta Lokasi Kejadian Bencana Banijr Kota Tangerang Selatan

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2016

2.1.1.6 Demografi

Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang


mempunyai peran cukup besar dalam penentuan percepatan
pembangunan daerah apabila didukung dengan kualitas yang baik.
Penduduk mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi yaitu
sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan penduduk suatu
daerah ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi
penduduk.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 15


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2016
Penduduk (orang)
Rasio Jenis
No. Kecamatan
Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Setu 42.805 40.972 83.777 104,47

2 Serpong 88.066 89.611 177.677 98,28

3 Pamulang 172.524 169.443 341.967 101,82

4 Ciputat 118.166 114.393 232.559 103,30

5 Ciputat Timur 104.039 102.690 206.729 101,31

6 Pondok Aren 191.832 187.522 379.354 102,30

7 Serpong Utara 85.476 86.273 171.749 99,08

Jumlah 802.908 790.904 1.593.812 101,52


Sumber : Profil Kota Tangerang Selatan 2017

Gambar 2.4
Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan tahun 2015

Sumber : Profil Kota Tangerang Selatan 2017

Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2016 adalah


1.593.812 jiwa. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 802.908 jiwa
sedangkan perempuan 790.904 jiwa sehingga rasio jenis kelamin adalah
sebesar 101,52 yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 16


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

banyak dibandingkan jumlah perempuan. Kecamatan Pondok Aren


merupakan kecamatan yang penduduknya paling banyak, yaitu
sebanyak 379.354 jiwa, diikuti Kecamatan Pamulang sebanyak 341.967
jiwa dan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan
Setu, yaitu sebanyak 83.777 jiwa.

Tabel 2.6.
Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2016
Jumlah Laju
Luas Wilayah Kepadatan
No. Kecamatan Penduduk Pertumbuhan
(Km2) (Orang/Km2)
(Orang) Penduduk
1 Setu 83.777 14,8 5.661 4,06

2 Serpong 177.677 24,04 7.391 4,47

3 Pamulang 341.968 26,82 12.750 3,07

4 Ciputat 232.559 18,38 12.653 3,29

5 Ciputat Timur 206.729 15,43 13.398 2,51

6 Pondok Aren 379.353 29,88 12.696 3,88

7 Serpong Utara 171.749 17,84 9.627 5,30

Jumlah 1.593.812 147.19 10.828 3,64


Sumber : BPS Kota Tangerang SelatanTahun 2017

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota


mencapai 10.828 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Ciputat Timur yaitu 13.398 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di
Kecamatan Setu yaitu 5.661 orang/Km2. Kepadatan penduduk yang
tinggi disebabkan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk dari
waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh pertambahan
secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas dari kecenderungan masuknya
para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang Selatan
seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai
daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi
limpahan penduduk dari Kota Jakarta. Hal tersebut akan menyebabkan
dibutuhkannya ruang yang memadai dengan lapangan kerja baru untuk
mengimbangi pertambahan tenaga kerja.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 17


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat


merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan terhadap
kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup fokus kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga
melalui indikator-indikator yang diuraikan berikut ini:

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development


Index (HDI) merupakan indeks komposit yang meliputi aspek kesehatan
melalui pengukuran angka harapan hidup saat lahir, pendidikan melalui
pengukuran angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta
aspek kesejahteraan melalui pengukuran daya beli atau pengeluaran
per kapita. Tren IPM Kota Tangerang Selatan akan dipaparkan pada
tabel 2.12 sebagai berikut.
Tabel 2.7.
Tren IPM Kota Tangerang Selatan 2013-2016

Uraian 2013 2014 2015 2016

IPM 78,65 79,17 79,38 80,11


Sumber : BPS Kota Tangerang SelatanTahun 2017

Secara keseluruhan, sebagaimana terlihat pada tabel 2.12, tingkat


keberhasilan pembangunan manusia Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2016 yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi
yang digambarkan melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) baru
mencapai 80,11. Kondisi ini mengalami sedikit peningkatan dibanding
tahun 2015 yang sebesar 79,38. Jika digolongkan menurut pencapaian
skor, maka angka IPM Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016
termasuk golongan angka IPM tinggi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 18


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

b. Pertumbuhan PDRB

Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, Produk Domestik


Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang
dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif
dalam perekonomian suatu daerah (region) tanpa melihat pelaku
ekonominya. PDRB dapat dilihat dari 3 sisi pendekatan, yaitu produksi,
pengeluaran dan pendapatan. Ketiganya menyajikan komposisi data
nilai tambah dirinci menurut sektor ekonomi, komponen penggunaan dan
sumber pendapatan.

Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari
luar daerah tersebut. PDRB selalu dihitung dalam dua harga yaitu atas
dasar harga berlaku dan konstan (tahun dasar 2010). PDRB atas dasar
harga konstan memperlihatkan perkembangan produksi riil dari masing-
masing sektor ekonomi yang tidak dipengaruhi inflasi. Sementara PDRB
atas dasar harga berlaku menunjukkan perkembangan produksi masing-
masing sektor yang masih dipengaruhi oleh harga. Pada tahun 2016,
kelompok lapangan usaha tersier memberikan sumbangan sebesar 74
persen. Pada tahun 2016 kelompok lapangan usaha primer dan
sekunder memberikan sumbangan masing-masing sebesar 0,28 persen
dan 26,00 persen, dijelaskan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5
Kontribusi PDRB Menurut Kelompok Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan
Tersier (persen), 2012 - 2016

Sumber : Profil Kota Tangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 19


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Struktur perekonomian Kota Tangerang Selatan selama ini


didominasi oleh kategori Real Estate sebagai andalan. Kategori ini
menyumbang 17,81 persen terhadap penciptaan nilai tambah di Kota
Tangerang Selatan dengan nilai nominal 10,82 trilyun rupiah. Kategori
dengan kontribusi terbesar kedua adalah Kategori perdagangan besar
dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor, dengan share sebesar
16,51 persen atau dengan nilai sekitar 10,02 triliun rupiah. Selanjutnya
diikuti oleh kategori konstruksi yang mempunyai share sebesar 15,45
persen (9,38 trilyun rupiah), digambarkan seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6
Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Sumber : Profil Kota Tangerang Selatan, 2017

Selama periode 2012-2016, struktur lapangan usaha sebagian


masyarakat Kota Tangerang Selatan berada dikelompok lapangan usaha
tersier yang terlihat dari besarnya kenaikan/penurunan peranan masing-
masing kelompok lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kota
Tangerang Selatan. Pada tahun 2016, kelompok lapangan usaha tersier
memberikan sumbangan sebesar 73,93 persen, sekunder sebesar 25,81

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 20


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

persen dan primer sebesar 0,26 persen. Kelompok lapangan usaha


tersier pada tahun 2016 mengalami kenaikan dibandingkan dengan
tahun 2015 yaitu dari 73,36 persen naik menjadi 73,93 persen,
sedangkan kelompok lapangan usaha primer dan sekunder tahun 2016
mengalami penurunan dibanding tahun 2015, kelompok primer dari 0,28
persen tahun 2015 turun menjadi 0,26 persen, sedangkan kelompok
sekunder tahun 2015 sebesar 26,36 persen turun menjadi 25,81 persen.

Tabel 2.8
Distribusi PDRB Kota Tangerang Selatan ADHL Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2016 (Persen)

No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015* 2016**

1 2 3 4 5 6 7
Pertanian, Kehutanan, dan
A 0.30 0.29 0.29 0.28 0.26
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0
C Industri Pengolahan 11.84 11.69 11.57 11.15 10.19
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.11 0.11 0.12 0.14 0.13
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 0.05 0.05 0.04 0.04 0.04
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 13.55 14.47 14.80 15.03 15.45
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 18.63 18.06 17.76 17.17 16.51
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 2.70 2.91 3.12 3.17 3.24
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 3.14 3.06 3.13 3.15 3.21
Minum
J Informasi dan Komunikasi 11.94 11.02 11.18 11.01 11.19
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.22 1.23 1.24 1.24 1.28
L Real Estat 16.46 16.81 16.45 17.29 17.81
M,N Jasa Perusahaan 3.12 3.30 3.46 3.56 3.71
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 1.21 1.21 1.25 1.29 1.35
Wajib
P Jasa Pendidikan 8.19 8.30 8.31 8.42 8.52
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 4.58 4.37 4.17 4.06 4.10
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 2.95 3.13 3.12 3 3.02
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100
Catatan : * Angka sementara
** Angka sangat sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 21


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Apabila dilihat menurut lapangan usahanya, pada tahun 2016,


lapangan usaha Real Estate memberikan sumbangan tertinggi sebesar
17,81 persen, kemudian disusul lapangan usaha Perdagangan Besar
dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 16,51
persen dan lapangan usaha Konstruksi sebesar 15,45 persen. Informasi
dan Komunikasi sebesar 11,19 persen, Industri Pengolahan sebesar
10,19, dan Jasa Pendidikan sebesar 8,52 persen.Sementara peranan
lapangan usaha lainnya secara keseluruhan menyumbang sebesar
20,34 persen.

c. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita merupakan konsep yang paling sering dipakai


sebagai tolok ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu
wilayah. PDRB per kapita merupakan gambaran pendapatan yang
diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya
dalam proses produksi. PDRB per kapita ADHB untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu daerah.
Besaran PDRB per kapita diperoleh dari output yang dihasilkan
pada tahun tertentu dibagi jumlah penduduk pada tahun tersebut.

Tabel 2.9
PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kota Tangerang Selatan
Tahun 2014-Triwulan I 2017

Tahun 2014 2015 2016

PDRB (Milyar Rp) Atas Dasar Harga Konstan 42.411.467,14 45.465.202,69 48.637.384,73

PDRB (Milyar Rp) Atas Dasar Harga Berlaku


50.074.110,56 56.018.848,41 60.721.678,20
2010

PDRB per Kapita (Juta Rp) 33,63 36,30 38,10

Indeks Perkembangan PDRB per Kapita


142,67 154,42 62,07
(2010=100)

Pertumbuhan PDRB per Kapita 9,47 7,93 4,95

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 22


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan


kesejahteraan atau standar hidup suatu wilayah dari tahun ke tahun.
Dengan melakukan perbandingan seperti itu, kita dapat
mengamati apakah kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah
secara rata-rata telah meningkat. Berikut rangkuman data yang
menggambarkan tingkat pendapatan perkapita penduduk di Kota
Tangerang Selatan tahun 2014 – triwulan I 2017.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang


Selatan, PDRB per kapita Kota Tangerang Selatan ADHK menunjukkan
peningkatan pada setiap tahunnya. Peningkatan PDRB perkapita harus
diiringi dengan peningkatan dan pemerataan pendapatan penduduk
sehingga tujuan pembangunan untuk masyarakat sejahtera dapat
terwujud.

d. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan


keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu
salah satunya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator penting dalam melakukan analisis tentang
pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara atau daerah.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat aktivitas


perekonomian yang menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat
pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas
perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk
menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan
menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang
dimiliki masyarakat. Dengan demikian diharapkan pendapatan
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga ikut meningkat. Laju
Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan dibandingkan dengan
Kota/Kabupaten lain di Provinsi banten periode 2012-2016 dipaparan
pada tabel 2.10 berikut,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 23


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota
Provinsi Banten Tahun 2012-2016 (persen)
LPE (%)
No Kab/Kota
2012 2013 2014 2015 2016

1 Kab. Pandeglang 5,81 4,72 4,93 5,96 5,49

2 Kab. Lebak 5,11 6,30 5,83 5,80 5,70

3 Kab. Tangerang 6,17 6,41 5,37 5,02 5,00

4 Kab. Serang 5,42 6,52 5,15 5,37 5,30

5 Kota Tangerang 7,07 6,52 5,15 5,37 5,35

6 Kota Cilegon 7,73 6,69 4,62 4,78 5,05

7 Kota Serang 7,42 7,30 6,86 6,29 6,22

8 Kota Tangsel 8,66 8,75 8,05 7,20 6,98

Provinsi Banten 6,83 6,67 5,51 5,40 5,26

Indonesia 6,03 5,58 5,02 4,88 5,02


Catatan : * Angka sementara
** Angka sangat sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di provinsi


Banten maka Kota Tangerang Selatan mempunyai LPE paling tinggi
mulai tahun 2012 sampai dengan 2016. Tahun 2016 LPE Kota
Tangerang Selatan sebesar 6,98 persen, diikuti oleh Kota Serang
sebesar 6,22 persen, Kabpaten Lebak sebesar 5,70 persen, Kabupate
Pandeglang sebesar 5,49 persen,Kabupaten Tangerang sebesar 5,32
persen dan Kota Cilegon sebesar 5,05 persen serta Kabpaten Serang
sebesar 5,00 persen. Jika dibandingkan dengan LPE Provinsi Banten
maupun Indonesia, terdapat pebedaan yang cukup berarti. Tahun2016
LPE Provinsi Bnaten sebesar 5,26 persen sedangkan LPE angka
Nasional sebesar 5,02 persen.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 24


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten
dan Nasional Tahun 2012-2016 (persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Menurunnya laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan


(LPE) pada tahun 2016 memberi gambaran bahwa telah terjadi
peningkatan produksi barang dan jasa oleh para pelaku ekonomi di Kota
Tangerang Selatan walaupun mengalami perlambatan dibandingkan
tahun sebelumnya. Dengan inflasi sektoral (dilihat dari perkembangan
indeks implisit PDRB) sebesar 1,33 persen, maka dapat dikatakan telah
terjadi perbaikan pendapatan masyarakat Kota Tangerang Selatan pada
umumnya.

e. Inflasi

Kenaikan harga atau lebih dikenal dengan inflasi yang akan


diuraikan disini berbeda dengan inflasi yang biasa diumumkan BPS
setiap bulannya. Angka inflasi yang dipublikasikan BPS merupakan
perubahan harga yang diukur langsung dari sisi konsumen melalui
survey harga di pasar terhadap beberapa komoditas yang umum
dikonsumsi masyarakat. Inflasi sektoral menggambarkan perubahan
harga barang dan jasa secara umum pada seluruh sektor pembentuk
PDRB. Inflasi sektoral diperoleh dari pergerakan indeks harga implisit
atau sering disebut deflator PDRB, yang diperoleh dengan cara membagi
PDRB harga berlaku dengan PDRB harga konstan dikali 100%.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 25


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.11
Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kota Tangerang Selatan
Tahun 2014-2016 (tahun dasar 2010)
Sektor 2014 2015*) 2016**)

PDRB adhb (Miliar Rp.) 50.074.110,56 56.018.848,41 60.721.678,20

PDRB adhk (Miliar Rp.) 42.411.467,14 45.465.202,69 48.637.384,73

Indeks Implisit/Deflator PDRB 118,07 123,21 124,85

Inflasi Sektoral 4,5 4,36 1,33


Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Melalui Tabel 2.16 terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir inflasi
sektoral terus mengalami penurunan dan tetap berada pada level 1 digit.
Inflasi sektoral tahun 2016 sebesar 1,33 persen, menurun dibanding
tahun 2015 sebesar 4,36 persen dan tahun 2014 sebesar 4,5 persen.
Semakin menrunnya angka inflasi akan meningkatkan taraf kemakmuran
karena kemampuan riil dari pendapatan akan semakin meningkat.

f. Koefisien Gini

Nilai koefisien gini Kota Tangerang Selatan tahun 2016 sebesar


0,41, artinya bahwa ketimpangan pendapatan yang terjadi di Kota
Tangerang Selatan masih dalam taraf rendah, ini menggambarkan
bahwa pendapatan antara si kaya dan si miskin terjadi
gap/perbedaannya yang rendah, dengan kata lain bahwa pendapatan
masyarakat menengah ke atas dengan masyarakat menengah ke bawah
tidak jauh berbeda. Jika dibanding tahun 2015, ketimpangannya
menurun yaitu nilai koefisien gini rasio dari 0,43 menjadi 0,41.

Tabel 2.12
Koefisien Gini dan Kriteria Bank Dunia Kota Tangerang Selatan, 2016

Uraian Tahun 2015 Tahun 2016

Koefisien Gini (Gini Ratio) 0,43 0,41


Kriteria Bank Dunia
- 40 % pendapatan rendah 15,96% 22,47%
- 40 % pendapatan menengah 32,54% 39,56%
- 20 % pendapatan tinggi 51,51% 37,97%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 26


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Pemerataan tingkat pendapatan penduduk di Kota Tangerang


Selatan semakin membaik dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dapat
dilihat juga dari persentase pendapatan menurut kelompok pendapatan.
Pada tahun 2016 persentase pendapatan penduduk kelompok 40 persen
penduduk yang berpenghasilan rendah naik sebesar 6,51 %, dimana
pada tahun 2015 sebesar 15,96 % naik menjadi 22,47 % tahun 2016,
demikian juga untuk kelompok 40 % pendapatan menengah naik
sebesar 7,02 %, dimana pada tahun 2015 sebesar 32,54 menjadi 39,56
% pada tahun 2016, sebaliknya untuk kelompok 20 % pendapatan tinggi
turun sebesar 13,53 % dari 51,6 % pada tahun 2015 menjadi 37,97 %
pada tahun 2016.

Menurut Kriteria Bank Dunia menyatakan bahwa jika 40%


penduduk termiskin menerima kurang dari 12% total pendapatan, maka
tingkat kemiskinannya parah, jika 40% penduduk termiskin menerima
antara 12% − 17 % total pendapatan, maka tingkat kemiskinannya
sedang, jika 40% penduduk termiskin menerima lebih dari 17 % total
pendapatan, maka tingkat kemiskinannya rendah. Dalam hal ini untuk
wilayah Kota Tangerang Selatan jika dilihat dari persentase yang
diterima 40 % persen penduduk berpendapatan rendah, maka Kota
Tangerang Selatan mempunyai tingkat kemiskinan rendah, bahkan kota
paling sedikit tingkat kemiskinannya dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya diseluruh wilayah Negara Indonesia yaitu pada
tahun 2016 sebesar 1,67 persen.

g. Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan menurut BPS adalah


representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan
2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Tingkat
kemiskinan makro di Kota Tangerang Selatan sedikit menurun dari 1,69
persen pada tahun 2015 menjadi 1,67 persen di tahun 2016. Walaupun
angka tersebut menurun, namun upaya penanggulangan kemiskinan di
Kota Tangerang Selatan masih perlu ditingkatkan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 27


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.13
Kemiskinan Menurut Kabupaten Kota Se-Provinsi BantenTahun2016
Jumlah
% Indeks Indeks Garis
Penduduk
Kabupaten/Kota Penduduk Kedalaman Keparahan Kemiskinan
Miskin
Miskin (P1) (P2) (Rp/Kapita/Bulan)
(000)
Kab. Pandeglang 115,90 9,67 1,23 0,24 267.752
Kab. Lebak 114,68 8,98 1,15 0,21 246.596
Kab. Tangerang 172,46 5,00 0,73 0,17 399.794
Kab. Serang 67,92 4,58 0,43 0,05 256.660
Kota Tangerang 102,88 4,94 0,50 0,10 496.349

Kota Cilegon 18,44 4,42 0,55 0,14 351.047

Kota Serang 39,18 6,01 0,59 0,11 282.297


Kota Tangerang
28,73 1,67 0,30 0,07 494.78
Selatan
Banten 660,19 5,42 0,67 0,14 373.197
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Selanjutnya, tingkat perbandingan Kabupaten atau Kota lainnya di


Provinsi Banten maka Kota Tangerang Selatan adalah yang paling
sedikit. Paling sedikit kedua adalah Kota Cilegon sebesar 4,42 persen,
kemudian Kota Tangerang sebesar 4,58 persen dan Kabupaten Serang
sebesar 4,58 persen. Sedangkan yang paling banyak persentase
penduduk miskinnya adalah Kabupaten Pandeglang sebesar 9,67
persen, Kabupaten Lebak sebesar 8,98 persen dan Kota Serang sebesar
6,01 persen.

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Indikator Kesejahteraan rakyat mengandung makna kesejahteraan


lahir dan kebahagiaan batin seluruh rakyat yang berisikan unsur kualitas
kehidupan beragama, tingkat pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani
serta pelayanan sosial dan pemenuhan kebutuhan material masyarakat
umumnya. Sedemikian luasnya pengertian kesejahteraan sehingga data
statistik ekonomi konvensional seperti pendapatan per kapita masih
belum memadai untuk menggambarkan kesejahteraan yang dimaksud.
Dalam pengertian yang luas sangat tidak mungkin untuk menyajikan data
statistik yang mampu mengukur tingkat kesejahteraan penduduk.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 28


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Karenanya indikator yang disajikan pada publikasi ini hanya


menyangkut segi-segi kesejahteraan yang dapat diukur (measurable
welfare). Oleh karena itu statistik sosial merupakan komponen utama
dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat. Indikator
kesejahteraan rakyat ini mencakup beberapa aspek bidang
kesejahteraan rakyat yang biasa diukur, antara lain bidang
kependudukan, kesehatan, pendidikan, perumahan dan lingkungan,
pengeluaran rumah tangga dan indikator lainnya.

Dalam perhitungan IPM pada tahun 2016 menurut BPS Kota


Tangerang Selatan, angka melek huruf tidak digunakan lagi sebagai
penyusunan IPM. Adapun Indikator Baru yakni angka harapan lama
sekolah yakni tahun 2016 sebesar 14,08 tahun yang artinya anak yang
lahir pada tahun 2016 diharapkan dapat melaksanakan pendidikan /
sekolah selama 14,08 tahun ajaran, di Kota Tangerang Selatan ini
tergolong cukup baik namun sebagai daerah terbuka yang juga
berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta tentunya juga harus
menjadi kewaspadaan dan perhatian Pemerintah Kota Tangerang
Selatan karena bukan tidak mungkin dengan potensi pertumbuhan yang
pesat mendorong terjadinya urbanisasi masuk ke Kota Tangerang
Selatan baik dari wilayah sekitar seperti dari daerah lain di Provinsi
Banten, maupun sekitar Bogor Jawa Barat.

Hal ini dipengaruhi oleh lokasi, dimana secara geografis sebagian


besar wilayah kecamatannya berbatasan dan berinteraksi langsung
dengan Provinsi DKI Jakarta seperti Pondok Aren, Pamulang dan Ciputat
juga banyak tersebar sekolah dan perguruan tinggi yang berada di
wilayah tersebut, seperti terdapat kampus Universitas Terbuka (UT) dan
Universitas Pamulang di Pamulang, Sekolah Tinggi Akutansi Negara
(STAN) di Pondok Aren, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
(UIN) di Ciputat, Institut Teknologi Indonesia (ITI) di Setu, Binus di
Serpong Utara dan perguruan tinggi swasta lainya.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 29


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.14.
Pencapaian IPM Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016
Angka
Angka Rata-rata Kemapuan
Harapan Indeks
Harapan Lama Daya Beli (Rp.)
Tahun Lama Pembangunan
Hidup Sekolah (Tahun dasar
Sekolah Manusia (IPM)
(tahun) (tahun) 2010)
(Tahun)

2011 72,07 - 10,87 14.037.000 76.99

2012 72,09 12,79 11,09 14.131.000 77.68

2013 72,10 13,24 11,48 14.207.000 78,65

2014 72,11 13,58 11,56 14.361.000 79,17

2015 72,12 13,61 11,57 14.588.000 79,38

2016 72,14 14,08 11,58 14.972.000 80,11


Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016

Secara keseluruhan, sebagaimana terlihat pada tabel 2.14,


tingkat keberhasilan pembangunan manusia Kota Tangerang Selatan
pada tahun 2016 yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan dan
ekonomi yang digambarkan melalui Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) baru mencapai 80,11. Kondisi ini mengalami sedikit peningkatan
dibanding tahun 2015 yang sebesar 79,38. Jika digolongkan menurut
pencapaian skor, maka angka IPM Kota Tangerang Selatan pada tahun
2016 termasuk golongan angka IPM tinggi.

a. Pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam


kehidupan dan merupakan faktor yang dominan dalam proses
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
selain dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul
seiring perubahan zaman juga dapat membawa pengaruh positif dalam
berbagai sendi-sendi kehidupan, sehingga tidaklah mengherankan
apabila pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian yang lebih.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 30


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari indikator angka


melek huruf. Angka Melek Huruf (AMH) merupakan salah satu indikator
pencapaian program pendidikan di Indonesia. Secara matematis angka
ini memperlihatkan rasio antara jumlah penduduk yang dapat membaca
dan menulis dengan jumlah penduduk usia sepuluh tahun keatas dalam
satuan ratusan. Indikator tersebut penting mengingat melek huruf
merupakan pintudari segala ilmu pengetahuan.

Tabel 2.15
Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kemampuan
Membaca Dan Menulis Dan Jenis Kelamin Tahun 2016

Mampu Baca Tulis Laki-laki Perempuan Total

Huruf Latin 99.24 97.91 98.58

Huruf Arab 57.58 59.31 58.44

Huruf Lainnya 7.63 5.87 6.75

Buta Huruf 0.55 1.65 1.10


Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Pada tahun 2016 terdapat 98,58 persen penduduk berusia 15


tahun keatas di Kota Tangerang Selatan yang sudah mampu membaca
dan menulis huruf latin, sedangkan sisanya sebanyak 1,10 persen masih
belum/tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf). Bila dibandingkan
antara penduduk laki-laki dan perempuan, persentase penduduk laki-laki
yang melek huruf lebih tinggi dibanding perempuan yaitu 99,24 persen
berbanding 97,91 persen

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 31


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Selain indikator angka melek huruf, rata-rata, gambaran kualitas


Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilihat juga dari tingkat pendidikan
yang ditamatkan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas. Pendidikan yang
ditamatkan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal yang
merupakan gambaran kualitas SDM suatu wilayah. Dengan semakin
banyaknya persentase penduduk yang menamatkan pendidikan di
pendidikan menengah keatas maka kualitas SDM suatu wilayah akan
semakin baik, karena dengan SDM yang memadai maka akan lebih
mudah untuk mengembangkan kemampuan, kreatifitas dan kualitasnya.

Tabel 2.16
Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kemampuan
Membaca Dan Menulis Dan Jenis Kelamin Tahun 2016

Ijazah/ STTB Laki-laki Perempuan Total

Tidak Mempunyai 3,77 8,78 6,27

SD/MI 18,79 22,37 20,58

SMP/Mts 12,61 13,86 13,23

SMA/MA 31,08 27,04 29,06

SMK/MAK 9,94 7,53 8,73

Diploma Idan II 0,05 1,16 0,6

Akademi/ Diploma III 3,56 4,32 3,94

Diploma IV/ S1/ S2/ S3 20,2 14,95 17,58

Jumlah 100 100 100


Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Berdasarkan Tabel 2.16 terlihat bahwa pada tahun 2016 sebagian


besar penduduk usia 15 tahun keatas di Kota Tangerang Selatan mampu
menamatkan pendidikan tertinggi sampai SMA/MA, yaitu sebanyak 29,06
persen, SMK/MAK sebesar 8,73 persen, dan yang menamatkan sampai
Perguruan Tinggi sebesar 17,58 persen. Sedangkan penduduk yang
dapat menamatkan pendidikan tertinggi hingga tingkat SMP/sederajat
mencapai 13,23 persen, menamatkan hingga tingkat SD/sederajat
mencapai 20,58 persen. Sedangkan yang tidak atau belum tamat SD
sebesar 6,27 persen.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 32


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Selain pendidikan yang ditamatkan, Angka Partisipasi Sekolah


(APS) juga merupakan salah satu indikator pendidikan untuk melihat
keberhasilan di bidang pendidikan. Angka Partisipasi Sekolah
merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk
usia sekolah. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, sebagaimana
terlihat pada tabel 2.17, terlihat bahwa APS tahun 2016 mengalami
peningkatan untuk kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. APS
usia 7-12 tahun naik sebesar 0,68 persen dari 99,32 persen pada tahun
2015 naik menjadi 100,00 persen pada tahun 2016. APS usia 13-15
mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen dari 96,,71 persen pada tahun
2015 menjadi 97,80 persen tahun 2016. Namun pada kelompok usia 16-
18 tahun mengalami sedikit penurunan dimana pada tahun 2015 tercatat
sebesar 84,32 persen dan turun menjadi 82,02 persen Tahun 2016, atau
turun sebesar 2,30 persen.

Tabel 2.17
Angka PartisipasiSekolah Menurut Usia Sekolah
Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 – 2016
2015 2016
Kelompok Umur
Persentase Persentase

Usia 7 – 12 tahun 99,32 100,00

Usia 13 – 15 tahun 96,71 97,80

Usia 16 – 18 tahun 84,32 82,02


Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Bila dibandingkan dengan tahun 2015, sebagaimana terlihat pada


tabel 2.17, terlihat bahwa APS tahun 2016 mengalami peningkatan untuk
kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. APS usia 7-12 tahun naik
sebesar 0,68 persen dari 99,32 persen pada tahun 2015 naik menjadi
100,00 persen pada tahun 2016. APS usia 13-15 mengalami kenaikan
sebesar 1,09 persen dari 96,71 persen pada tahun 2015 menjadi 97,80
persen tahun 2016. Namun pada kelompok usia 16-18 tahun mengalami
sedikit penurunan dimana pada tahun 2015 tercatat sebesar 84,32
persen dan turun menjadi 82,02 persen Tahun 2016, atau turun sebesar
2,30 persen.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 33


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Lebih jauh tentang partisipasi sekolah dapat dilihat dari Angka


Partisipasi Murni (APM) yaitu tingkat partisipasi penduduk kelompok
umur 7-12 tahun,13-15 tahun dan 16-18 tahun pada jenjang yang sesuai.

Tabel 2.18
Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan dan
Jenis Kelamin, Tahun 2016

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Total

SD 95.16 96.53 95.80

SMP 81.33 85.90 83.69

SMA 73.21 71.12 72.06

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2016, APM laki-
laki untuk jenjang pendidikan SD/sederajat sebesar 95,16 persen lebih
rendah dari perempuan yaitu sebesar 96,53 persen. Untuk jenjang
pendidikan SMP/sederajat APM laki-laki jauh lebih rendah disbanding
APM perempuan yaitu masing-masing sebesar 81,33 persen dan 85,90
persen. Sedangkan untuk APM jenjang pendidikan SMA/Sederajat, APM
laki-laki sedikit lebih besar dibanding APM perempuan yaitu sebesar
73,21 persen untuk laki-laki dan sebesar 71,12 persen untuk perempuan

b. Kesehatan

Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat


kesehatan penduduk adalah angka keluhan dan angka kesakitan
(morbidity rate). Gambar 2.8 menunjukkan besarnya persentase
penduduk Kota Tangerang Selatan yang mengalami keluhan kesehatan
yang mengakibatkan terganggunya kegiatan sehari-hari dan yang
menderita sakit. Penduduk dinamakan orang sakit yaitu mereka yang
mempunyai keluhan kesehatan sampai mengakibatkan terganggunya
pekerjaan, sekolah atau kegiatan rutin yang biasanya dia lakukan sehari-
hari.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 34


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar. 2.8
Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Dan Menderita Sakit di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Penduduk di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016 yang


mengalami keluhan kesehatan ada 23,42 persen serta yang mengalami
keluhan yang mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari
(menderita sakit) sebesar 13,45 persen. Bila dibandingkan menurut jenis
kelamin, penduduk perempuan yang mengalami keluhan kesehatan lebih
besar dibandingkan penduduk laki-laki yaitu masing-masing sebesar
24,10 persen dan 22,76 persen. Sedangkan penduduk yang menderita
sakit, laki-laki lebih pesar disbanding perempuan yaitu sebesar 14,13
persen untuk laki-laki dan 12,76 persen perempuan.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya yang ditujukan untuk


meningkatkan derajat kesehatan penduduk dan memelihara mutu
polindes telah tersebar di berbagai kabupaten/kota. Jumlah fasilitas
kesehatan (selain posyandu) di Kota Tangerang Selatan tahun 2016
sebanyak 439 unit. Bila data fasilitas kesehatan ini disandingkan dengan
data pelayanan kesehatan. Berbagai upaya tersebut diantaranya adalah
memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin;
menyediakan tenaga kesehatan yang kompeten dan terdistribusi merata
ke seluruh wilayah, pembangunan fasilitas kesehatan serta penyediaan
obat yang terjangkau oleh masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 35


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.19
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Rumah Rumah Klinik/Balai


No Kecamatan Puskesmas Posyandu
Sakit Bersalin Kesehatan

1 Setu 0 0 3 48 15

2 Serpong 7 1 3 82 58

3 Pamulang 3 4 3 152 59

4 Ciputat 2 4 4 136 37

5 Ciputat Timur 2 1 4 121 51

6 Pondok Aren 1 0 6 208 113

7 Serpong Utara 2 1 2 73 53

Jumlah / Total 17 11 25 820 386


Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Berbagai fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit, puskesmas,


(posyandu tidak dihitung) dibandingkan terhadap jumlah penduduk,
maka diperoleh angka rasio penduduk terhadap fasilitas kesehatan
sebesar 3.631, artinya setiap satu unit fasilitas kesehatan rata-rata
melayani sebanyak 3.631 penduduk, dari total penduduk sebanyak
1.593.812 jiwa.

Tabel 2.20
Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan, 2016
Tenaga Kesehatan / Health Personel
No Kecamatan Tenaga
Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga
Kesehatan
Medis Keperawatan Kebidanan Kefarmasian
Lainnya
1 Setu 11 1 29 2 1
2 Serpong 118 7 1 27 6
3 Pamulang 115 43 14 11 8
4 Ciputat 80 12 10 6 2
5 Ciputat Timur 14 14 22 1 6
6 Pondok Aren 153 7 4 52 0
7 Serpong Utara 101 2 22 12 6
Jumlah / Total 592 86 102 111 29
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 36


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Dalam menangani keluhan kesehatan penduduk di Kota Tangerang


Selatan selain mengobati sendiri juga ada yang melakukan pengobatan
dengan berobat jalan ke fasilitas kesehatan yang ada. Penduduk Kota
Tangerang Selatan dalam melakukan pengobatan atas keluhan yang
dialami ada yang mengobati sendiri ada juga yang melakukan
pengobatan dengan mendatangi fasilitas kesehatan yaitu dengan
berobat/rawat jalan.

Tabel 2.21
Persentase Penduduk yang berobat jalan
menurut tempat berobat jalan dan jenis kelamin, tahun 2016

Laki-laki +
Tempat Berobat Jalan Laki-laki Perempuan
Perempuan

Rumah Sakit Pemerintah 9.66 8.32 8.98

Rumah Sakit Swasta 20.80 23.13 21.98

Prakter Dokter/Bidan 14.13 14.67 14.41

Klinik/Praktek Dokter Bersama 31.24 26.29 28.73

Puskesmas/Pustu 24.33 24.57 24.45

UKBM* 0.00 3,47 1,76

Praktek Pengobatan Tradisional 1.48 1.22 1.35

Lainnya 0.00 1.95 0.99


Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Pada tahun 2016 sebagian besar penduduk Kota Tangerang


Selatan yang mengalami sakit berobat jalan ke klinik/praktek dokter
bersama yaitu sebesar 28,73 persen. Berikutnya yang berobat jalan ke
Puskesmas/Pustu sebanyak 24,45 persen, ke Rumah Sakit Swasta
sebanyak 21,98 persen dan yang berobat jalan ke RS Pemerintah hanya
tercatat sebanyak 8,98 persen. Informasi lebih rinci mengenai
persentase penduduk yang berobat jalan seperti terlihat pada tabel 2.21.

Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk di Kota


Tangerang Selatan Tahun 2016 yang melakukan pengobatan dengan
mendatangi fasilitas kesehatan atau rawat jalan dari tabel diatas terlihat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 37


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Penduduk


perempuan masih ada yang melakukan pengobatan bukan di fasilitas
kesehatan yaitu sebanyak 1,95 persen. Sedangkan bila dilihat dari
fasilitas kesehatan yang digunakan Penduduk Kota Tangerang Selatan
dalam melakukan rawat jalan, pada tahun 2016 sebagian besar
penduduk yang menderita sakit melakukan kunjungan berobat jalan ke
fasilitas Rumah Sakit, Puskesmas maupun Klinik KIA/BP, sedangkan
berobat jalan ke fasilitas kesehatan lainnya yaitu UKBM, Praktek
Pengobatan Tradisional dan lainnya kurang dari 5 persen.

c. Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan di Kota Tangerang Selatan digambarkan


melalui beberapa indikator karakteristik ketenagakerjaan.Indikator
ketenagakerjaan tersebut diantaranya adalah tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK), tingkat kesempatan kerja (TKK) dan tingkat pengangguran
terbuka (TPT). Indikator ketenagakerjaan tersebut merupakan gambaran
kegiatan penduduk yang termasuk sebagai Penduduk Usia Kerja (PUK)
dalam bekerja/memperoleh pendapatan atau membantu memperoleh
pendapatan. PUK sebagaimana konsep International Labour
Organization (ILO) adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas.
Berdasarkan kegiatannya dalam kaitan ketenagakerjaan, penduduk usia
kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Penduduk Usia Kerja yang masuk dalam angkatan kerja terdiri dari
penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, penduduk usia kerja adalah


penduduk usia 15 tahun ke atas yang terdiri dari kelompok angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah mereka yang
aktif secara ekonomi, yaitu penduduk yang bekerja dan pengangguran.
Bukan angkatan kerja ialah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lain selain
kegiatan pribadi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 38


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.22
Penduduk Usis Kerja Menurut Utama dan Jenis Kelamin
di Kota Tangerang Selatan tahun 2016

Jenis Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Total

I. Angkatan Kerja 464.065 243.468 707.533


1. Bekerja 439.990 225.740 665.730
2. Pengangguran 24.075 17.728 41.803
II. Bukan Angkatan Kerja 135.157 351.702 486.859

(Sekolah, Mengurus Rumah Tangga, dan lainnya) 135.157 351.702 486.859

Jumlah 599.222 595.170 1.194.392


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 77.44 40.91 59.24
Tingkat Pengangguran 5.19 7.28 5.91
Tingkat Pengangguran 94.81 92.72 94.09
Sumber : Sumber : BPS (Susenas 2016)

Berdasarkan estimasi hasil Survei Angkatan Kerja Nasional


(Sakernas) tahun 2016 yang ditampilkan pada Tabel2.26 penduduk Kota
Tangerang Selatan yang masuk kategori penduduk usia kerja sebanyak
1.194.392 jiwa, terdiri atas 599.222 laki-laki dan 595.170 perempuan.
Penduduk usia kerja yang tergolong dalam angkatan kerja sebanyak
707.353 jiwa, terdiri atas 464.065 laki-laki dan 243.468 perempuan.
Angkatan kerja yang bekerja sebanyak 665.730 jiwa terdiri dari 439.990
laki-laki dan 225.740 perempuan dan yang menjadi pengangguran
sebanyak 41.803 jiwa (24.075 laki-laki dan 17.728 perempuan).
Sedangkan penduduk yang bukan tergolong angkatan kerja sebanyak
yaitu yang sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya
berjumlah 486.859 jiwa, dimana 135.157 adalah laki-laki dan 351.702
jiwa perempuan.

Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota


negara menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh
karenanya banyak tersedia lapangan kerja yang merupakan daya tarik
bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang
Selatan. Berdasarkan struktur penduduk menurut kelompok umur diatas

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 39


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

dapat juga dikelompokkan menjadi kelompok usia produktif dan non


produktif yaitu kelompok usia 0-14 tahun, 15-64 tahun dan 65 tahun ke
atas

Tabel 2.23
Persentase Penduduk Anak-anak, Dewasa dan Lansia Menurut
Jenis Kelamin Di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016
Laki-laki +
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)
0-14 203,686 195,734 399,420

15-64 576,867 571,204 1,148,071

65+ 22,355 23,966 46,321

Jumlah 802,908 790,904 1,593,812

Dependency Ratio 39.18 38.46 38.83


Sumber : Sumber : BPS (Susenas 2016)

Pada tabel 2.23, di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016


terdapat 399.420 jiwa atau 25,06 persen penduduk yang termasuk usia
belum produktif secara ekonomi, yaitu penduduk berumur 0-14 tahun.
Pada kelompok usia 0-14 tahun ini, penduduk laki-laki lebih banyak
dibanding penduduk perempuan dengan proporsi sekitar 51 persen.

Berdasarkan komposisi penduduk menurut kelompok umur seperti


yang disajikan pada Tabel 1.4, dapat diturunkan indikator kependudukan
terkait potensi ekonomi ketenagakerjaan, yaitu Angka Beban
Tanggungan (Dependency Ratio). Angka Beban Tanggungan
merupakan perbandingan antara penduduk usia belum produktif (0-14
tahun) dan usia tua (65 tahun keatas) dengan penduduk usia produktif
(15-64 tahun). Besaran nilai indikator ini menunjukkan beban
tanggungan ekonomi penduduk usia produktif. Semakin kecil Angka
Beban Tanggungan dapat menunjukkan potensi ekonomi masyarakat
yang semakin baik karena akan semakin sedikit beban yang ditangggung
penduduk usia produktif. Sebaliknya, semakin besar Angka Beban
Tanggungan dapat menghambat akselerasi pembangunan, terutama

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 40


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

dalam upaya meningkatkan kualitas SDM baik secara individu maupun


kolektif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
mengurangi besarnya angka beban tanggungan adalah dengan
menekan angka kelahiran (fertilitas) dan menghindari usia perkawinan
muda.

Pada tahun 2016, Angka Beban Tanggungan di Kota Tangerang


Selatan sebesar 38,83 persen. Dengan kata lain setiap 100 orang
penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 39 orang penduduk
usia tidak produktif. Bila dibandingkan dengan Angka Beban
Tanggungan kabupaten/kota lain di Provinsi banten yang besarnya
secara rata-rata diatas 45 persen, maka Angka Beban Tanggungan Kota
Tangerang Selatan masih lebih baik karena beban yang ditanggung oleh
penduduk usia produktif lebih sedikit.

Kondisi ini menjadi sebuah tantangan bagi Pemerintah Kota


Tangerang Selatan. hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan
apabila dapat dimanfaatkan secara optimal. Namun sebaliknya, kondisi
ini tidak akan berarti apa-apa, bahkan bisa berdampak negative dan
menjadi bencana apabila tidak dikelola dan disikapi secara serius.

d. Seni, Budaya dan Olahraga

Pembangunan seni, budaya dan olahraga merupakan bagian


yang tak dapat dipisahkan dari pembinaan dan pembangunan
bangsa dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya insani,
terutama diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani,
serta untuk membentuk watak dan kepribadian yang memiliki disiplin
dan sportivitas yang tinggi. Di samping itu, pembangunan seni, budaya
dan olahraga juga dijadikan sebagai alat untuk memperlihatkan
eksistensi bangsa melalui pembinaan prestasi yang setinggi-tingginya.
Data perkembangan olahraga Kota Tangerang Selatan dapat dilihat
pada Tabel 2.24.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 41


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.24
Jumlah Fasilitas Olahraga dan Rekreasi di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Jenis Fasilitas Jumlah Fasilitas
No
Kind of Facilities Number of Facilities
1. Lapangan Gedung OR 1
2. Lapangan Sepak Bola 4
3. Lapangan Bulu Tangkis 3
4. Lapangan Bola Voli 12
5. Lapangan Tenis 7
6. Lapangan Golf 0
7. Kolam renang 7
8. Pacuan Kuda 0
9. Mall 0
10. Joging Track 1
11. Lapangan Futsal 7
12. Lapangan Basket 3
13. Wall Climbing 2
14. Club House GOR / GSG 1
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan daerah, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang diselenggarakan
berdasarkan kriteria di atas, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Adapun penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang
berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap
dan ditetapkan oleh pemerintah.

2.1.3.1 Urusan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar

Penganalisisan gambaran umum kondisi daerah dilakukan


terhadap indikator kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib
pelayanan dasar, yaitu urusan:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 42


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam


kehidupan dan merupakan faktor yang dominan dalam proses
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan selain
dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul
seiringperubahan zamanjuga dapat membawa pengaruh positif dalam
berbagai sendi-sendi kehidupan, sehingga tidaklah mengherankan
apabila pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian yang lebih.
Dalam bidang pendidikan, sasaran pembangunan ditujukan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya
mutu pendidikan. Meningkatnya akses terhadap pendidikan antara lain
ditandai oleh meningkatnya partisipasi sekolah pada berbagai jenjang
pendidikan.

Harapan Lama Sekolah pada tahun 2016 telah mencapai 14.08


tahun. Artinya bahwa anak-anak yang telah berusia 7 tahun pada tahun
2016, memiliki peluang untuk bersekolah hingga Semester III di
perguruan tinggi atau setidaknya menamatkan pendidikan hingga lulus
SMA, seperti terlihat pada Tabel 2.25 berikut.

Tabel 2.25
Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun
Keatas di Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2016

Indikator Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

Harapan Lama Sekolah (tahun) 12.79 13.24 13.58 13.61 14.08

Rata-rata lama sekolah (tahun) 11.09 11.48 11.69 11.57 11.58

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Pada tahun 2016 sebagian besar penduduk usia 15 tahun keatas


di Kota Tangerang Selatan mampu menamatkan pendidikan tertinggi
sampai SMA/sederajat, yaitu sebanyak 41,86 persen dan yang
menamatkan sampai Perguruan Tinggi sebesar 18,68 persen.
Sedangkan penduduk yang dapat menamatkan pendidikan tertinggi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 43


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

hingga tingkat SMP/sederajat mencapai 19,14 persen, menamatkan


hingga tingkat SD/sederajat mencapai 16,20 persen. Sedangkan yang
tidak atau belum tamat SD sebesar 4,12 persen. Terlihat bahwa lebih
dari setengah penduduk usia 15 tahun keatas di Kota Tangerang Selatan
menamatkan pendidikannya SMA/sederajat keatas. Ini merupakan modal
utama bagi pemeritah Kota Tangerang Selatan dalam melaksanakan
pembangunan. Sumber Daya Manusia adalah subyek dan obyek dalam
pembangunan. Tanpa didukung oleh SDM yang cerdas dan trampil
mustahil pembangunan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar grafik 2.9 berikut
ini.

Gambar. 2.9
Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 - 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Selain pendidikan yang ditamatkan, Angka Partisipasi Sekolah


(APS) juga merupakan salah satu indikator pendidikan untuk melihat
keberhasilan di bidang pendidikan. Angka Partisipasi Sekolah
merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk
usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk
melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi
penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah salah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 44


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

satu indikator yang dapat melihat jumlah penduduk usia sekolah yang
mengakses pendidikan. Semakin tinggi APS semakin besar jumlah
penduduk yang mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan,
namun bukan berati meningkatnya APS juga meningkatnya kesempatan
pemerataan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Dari data BPS tahun 2017, Angka Partisipasi Sekolah (APS) di


Tangerang Selatan pada tahun 2016 meningkat dibanding APS tahun
sebelumnya, terutama untuk APS usia 7-12 tahun yang
mengalamipeningkatan signifikan dari 99,61 persen padatahun 2015
menjadi 100 persen pada tahun2016. Angka partisipasi kasar (APK) di
Kota Tangerang Selatan untuk tingkat SD lebih besar dibandingkan
dengan APK tingkat SMP atau SMA, dimana APK tingkat SD sebesar
113,11 persen sedangkan APK tingkat SMP dan SMA masing-masing
sebesar 87,88 persen dan 94,24 persen.Angka partisipasi murni (APM)
Kota Tangerang Selatan, penduduk usia 7 - 12 tahun yang bersekolah
ditingkat SD sebesar 95,80 persen, sedangkan untuk tingkat SMP dan
SMA masing-masing sebesar 83,69 persen dan 72,06 persen.
Selengkapnya mengenai Indikator Pendidikan Kota Tangerang Selatan,
tahun 2013-2016dapat dilihat pada Tabel 2.26 berikut ini:

Tabel 2.26
Indikator Pendidikan Kota Tangerang Selatan, tahun 2013-2016
Uraian 2013 2014 2015 2016

Angka Partisipasi Sekolah (APS)


- Usia 7 - 12 tahun 99,74 99,47 99.61 100
- Usia 13-15 tahun 95,59 96,32 96.71 97,8
- Usia 16-18 tahun 69,96 74,72 84.32 82,02
Angka Partisipasi Kasar (APK)
- Tingkat SD 107,92 108,36 113.11
- Tingkat SMP 86,02 86,65 87.88
- Tingkat SMA 67,13 71,38 94.24
Angka Partisipasi Murni (APM)
- SD (Usia 7-12 tahun) 98,04 98,33 98.88 95,8
- SMP (Usia 13-15 tahun) 74,9 76,48 84.81 83,69
- SMA (Usia 16-18 tahun) 52,93 63,39 79.61 72,06
Sumber : Tangerang Selatan Dalam Angka 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 45


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.10 menunjukan bahwa angka partisipasi murni (APM)


Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016 , untuk semua jenjang
pendidikan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015. Untuk
jenjang pendidikan SD, APM turun sebesar 3,08 persen dari 98,88
pada tahun 2015 menjadi 95,80 pada tahun 2016. Smentara untuk
jenjang pendidikan SLTP turun dari 84,81 persen pada tahun 2015
menjadi 93,69 persen pada tahun 2016 atau mengalami penurunan
sebesar 1,12 persen. Pada jenjang pendidikan SLTA, penurunannya
cukup signifikan yaitu dari 79,60 persen pada tahun 2015 menjadi
72,06 persen pada tahun 2016 atau turun sebesar 7,54 persen. Bila
seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah dan tepat waktu, maka APM
akan mencapai 100 persen.

Gambar. 2.10
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan
Di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2015-2016

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan juga merupakan


faktor penting dalam upaya pemerataan dan perluasan pendidikan, baik
dari ketersediaan sekolah, kelas ataupun guru. Dengan demikian jika
ketersediaan ruang kelas dan guru pengajar masih kurang memadai
maka dibutuhkan perhatian untuk memperlancar proses belajar mengajar
pada tingkat pendidikan dasar. Data ketersediaan Jumlah sekolah di
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 disajikan pada Tabel 2.27.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 46


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.27
Jumlah Sekolah di Kota Tangerang Selatan Perkecamatan Tahun 2016

Sekolah Sekolah
Raudatul Sekolah Madrasah Madrasah
No Kecamatan Ibtidaiyah
Menengah
Tsanawiyah
Menengah Aliyah
Athfal Dasar Pertama Atas

1 Setu 3 15 3 7 4 7 4
2 Serpong 3 48 5 31 12 20 12
3 Pamulang 4 61 10 36 25 13 17
4 Ciputat 3 52 9 27 10 8 14
5 Ciputat Timur 1 27 4 14 12 7 12
6 Pondok Aren 4 70 12 36 28 13 24
7 Serpong Utara 0 29 1 15 8 2 3
Kota Tangerang
18 302 44 166 99 70 86
Selatan
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Kebutuhan guru yang memenuhi kualifikasi menjadi sangat


penting dalam upaya peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di
semua jenjang pendidikan. Dengan pendidikan guru yang sesuai dengan
standar kualifikasi maka diharapkan akan mampu menghasilkan kualitas
siswa didik yang lebih berkualitas pula. Dan tentunya juga dibutuhkan
ketersediaan guru yang berkompetensi di setiap sekolah. Data rasio
antara jumlah murid dan guru di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
disajikan pada Tabel 2.28.

Tabel 2.28
Rasio Antara Jumlah Murid dan Guru di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Sekolah Sekolah
Raudatul Sekolah Madrasah Madrasah
No Kecamatan Menengah Menengah Aliyah
Athfal Dasar Ibtidaiyah Pertama Tsanawiyah
Atas

1 Setu 1:21 … 1:10 … 1:14 … 1:16


2 Serpong 1:8 … 1:15 … 1:10 … 1:18
3 Pamulang 1:6 … 1:13 … 1:8 … 1:17
4 Ciputat 1:8 … 1:14 … 1:10 … 1:16
5 Ciputat Timur 1:8 … 1:13 … 1:8 … 1:15
6 Pondok Aren 1:13 … 1:18 … 1:10 … 1:18
7 Serpong Utara 0 … 1:6 … 1:9 … 1:12
Kota Tangerang
1:11 … 1:15 … 1:9 1:17
Selatan
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 47


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Pada tahun 2016, rasio guru SD/MI sebesar 1:15, rasio guru
SMP/MTs sebesar 1:9, rasio guru SMA/Aliyah sebesar 1:17 rasio guru
SD/MI sebesar 1:15.

b. Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan


diantaranya rumah sakit, puskesmas balai pengobatan dan posyandu.
Jumlah total posyandu 818 unit terdiri dari Posyandu Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri dengan kondisi aktif seluruhnya dengan total kader
posyandu yang aktif sebanyak 5.705 orang. Tahun 2016 rasio penduduk
terhadap jumlah fasilitas kesehatan berjumlah 3.724, sedangkan rasio
penduduk terhadap jumlah tebaga kesehatan berjumlah 1.413.

Tabel 2.29
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kota Tangerang Selatan
Posyandu
No Kecamatan Poshindu
Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah
1 Ciputat - 55 69 11 135 35
2 Ciputat Timur 12 45 55 8 120 37
3 Pamulang 2 63 62 27 154 54
4 Pondok Aren 26 97 72 11 206 50
5 Serpong 1 22 45 17 85 31
6 Serpong Utara 1 29 28 13 71 10
7 Setu - 20 27 - 13 18
Jumlah 42 331 358 87 818 235
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2016

Pembangunan di bidang kesehatan mencakup peningkatan


penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Tujuan penyediaan
fasilitas kesehatan adalah tersedianya fasilitas kesehatan yang mudah
dan murah bagi semua lapisan masyarakat. Pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas) dan Puskesmas Pembantu (Pustu) selama ini
menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan penduduk karena mudah
terjangkau dan murah, terutama bagi penduduk yang berpenghasilan
menengah kebawah karena biaya berobat relatif murah dan terjangkau.

Keberadaan rumah sakit swasta tersebar di seluruh kecamatan di


Kota Tangerang Selatan. Rumah sakit di Kota Tangerang Selatan ada

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 48


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

yang bertaraf Internasional seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro,


Omni Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital. Tahun 2016, jumlah
rumah sakit sebanyak 27 unit, satu diantaranya merupakan Rumah Sakit
Umum Daerah yang terletak di Kecamatan Pamulang. RSUD mampu
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan kapasitas
66 termpat tidur untuk rawat inap kelas II. Dokter spesialis PNS
sebanyak 42 orang, TKK sebnayak 25 orang sehingga total dokter
spesialis sebanyak 67 orang. RSUD Tangerang Selatan juga sudah
mempunyai rehabilitasi medik berstatus PNS sebanyak 2 orang, dokter
umum sebanyak 37 orang dan dokter gigi sebabyak 3 orang. Sedangkan
bidang dan perawat di RSUD Tangerang Selatan berjumlah 453 orang
dengan 101 PNS dan 352 TKK.

Dengan jumlah Rumah Sakit di Kota Tangerang Selatan pada


tahun 2016 tercatat sebanyak 17 unit, Puskesmas sebanyak 25 unit, dan
Puskesmas Pembantu sebanyak 10 unit, yang tersebar di 7 kecamatan
seperti yang telah dijelaskan pada tabel 2.23 diatas, berkaitan dengan
umlah pasien pasien yang berkunjung ke RSUD Kota Tangerang Selatan
paling banyak pada pelayanan JKN, yaitu sebanyak 59.429 jiwa, dengan
e-KTP 47.229 jiwa dan dengan pelayanan umum sebanyak 11.846 jiwa.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.30 berikut ini.

Tabel 2.30
Jenis Pelayanan di RSUD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Total
No Jenis Pelayanan Umum E-KTP JKN Persentase
Pasien
1 Klinik Anak 506 3.224 1.677 5.407 4,56%

2 Klinik Gigi & Mulut 144 1.798 4.264 6.206 5,24%

3 Klinik Mata 349 1.827 4.537 6.713 5,66%

4 Klinik Bedah 205 2.851 3.140 6.196 5,23%

5 Klinik Interna 220 4.311 9.049 13.580 11,46%

6 Klinik Obsgyn 200 2.715 1.863 4.778 4,03%

7 Klinik Paru 347 2.958 3.430 6.735 5,68%


Klinik Bedah
8 157 2.049 4.763 6.969 5,88%
Orthopedi
9 Klinik MCU 4.942 120 5 5.067 4,28%

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 49


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Total
No Jenis Pelayanan Umum E-KTP JKN Persentase
Pasien
10 Klinik Syaraf 158 1.594 4.498 6.250 5,27%

11 Klinik Jiwa 652 1.361 2.756 4.769 4,02%

12 Klinik Rehab Medik 49 1.352 4.209 5.610 4,73%

13 Klinik VCT 270 845 725 1.840 1,55%

14 Klinik DOTS 77 728 422 1.227 1,04%

15 Klinik Kulit & Kelamin 196 613 822 1.631 1,38%

16 Klinik THT 224 800 1.016 2.040 1,72%


Klinik Bedah
17 9 178 198 385 0,32%
Digestive
18 Klinik Jantung 24 479 928 1.431 1,21%

19 Klinik Gizi 5 52 59 116 0,10%

20 Klinik Urologi 14 126 237 377 0,32%

21 Klinik Anestesi 1 228 170 399 0,34%

22 UGD 1.613 5.895 2.116 9.624 8,12%

23 VK 257 1.073 535 1.865 1,57%

24 OK 52 1.484 1.084 2.620 2,21%

25 Perawatan IPD 102 1.251 493 1.846 1,56%

26 Perawatan Paru 28 258 107 393 0,33%

27 Perawatan Nifas 105 967 561 1.633 1,38%

28 Perawatan Bedah 31 792 622 1.445 1,22%

29 Perawatan Anak 134 615 188 937 0,79%

30 NICU 60 345 67 472 0,40%

31 ICU 715 4.340 4.888 9.943 8,39%

TOTAL 11.846 47.229 59.429 118.504 100,00%


Sumber : RSUD Kota Tangerang Selatan, 2017

Dari data BPS Kota Tangerang Selatan tahun 2016, kunjungan


pasien rawat inap yang lebih 30 hari sebesar 1,52 persen, kurang dari 3
hari 33,18 persen, 4-6 hari 43,24 persen, dan 7-29 hari sebesar 22,06
persen. Sedangkan cara bayar paling banyak dengan BPJS yaitu
sebanyak 31,20 jiwa atau 29,32 persen, dengan BPJS
Ketenagakerjaan3,53 jiwa (3,31 persen), Askes/Asabri/ Jamsostek4,72
jiwa (4,44 persen) dan sekitar 49,73 jiwa atau 46,74 persennya tidak
punya jaminan kesehatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 50


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.11
Persentase Penduduk yang Rawat Inap menurut Jenis Kelamin dan Rata-
Rata Lama Rawat Inap, Tahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Salah satu potensi Kota Tangerang Selatan adalah letak


geografisnya yang strategis. Letak geografis Kota Tangerang Selatan
yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan
timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah
satu daerah penyangga Ibu Kota DKI Jakarata, selain itu juga sebagai
daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI
Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu
daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa
Barat. Dengan posisi sedemikian, Tangerang Selatan memiliki akses
yang bagus baik dari udara, karena berbatasan dengan Kabupaten dan
Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara Internasional Soekarno
Hatta, maupun dari laut, karena berbatasan dengan DKI Jakarta yang
memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui daratan,
Kota Tangerang Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
(Jakarta Outer Ring Road/ JORR) yang sekarang sudah terkoneksi baik
dari Tangerang – Merak ataupun Tol JORR 2.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 51


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang


Selatan 2011-2031 yang dijabarkan dengan Peta Jaringan
Transportasi Darat Kota Tangerang Selatan pada gambar 2.12,
berikut dengan penjabaran keadaan terbaru mengenai jaringan
transportasi darat Kota Tangerang Selatan.

Gambar. 2.12
Peta Jaringan Transportasi Darat Kota Tangerang Selatan

Sumber: RTRW Kota Tangerang Selatan

Untuk meningkatkan dan mempertahankan infrastruktur jalan


dalam kondisi baik sebagai pendukung sarana transportasi dan
peningkatan aksesibilitas kawasan perlu dilakukan upaya pembangunan
dan pemeliharaan jalan kota agar dapat dimanfaatkan secara optimal
dan terintegrasi dengan jaringan regional dan nasional secara baik.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 52


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.31
Panjang Jalan Menurut Kecamatan dan Kondisi Jalan Tahun 2017
Kondisi Jalan (Km)
Kecamatan
Baik Rusak Sedang Rusak Ringan Rusak Berat

Serpong Utara 31.031 986 238 75

Serpong 50.423 1.182 347 169


Pondok Aren 92.211 3.134 636 222
Ciputat Timur 56.262 1.925 357 552
Ciputat 54.000 1.478 399 367
Setu 23.049 803 158 8
Pamulang 84.113 1.334 73 134

JUMLAH 391.089 10.841 2.207 1.526


Sumber : Dinas Bangunan dan Sumber Daya Air (Tahun 2018)

Selain infrastruktur jalan tol yang sudah eksis, juga direncanakan


akan dibangun beberapa ruas jalan tol. Salah satunya yang sudah
terealisasi adalah ruas jalan tol Kunciran - Serpong. Ruas jalan tol ini
akan melintasi wilayah-wilayah yang berada di Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan
juga memiliki ruas jalan dengan total panjang 405,664 kilometer. Kondisi
ruas jalan yang kualitasnya baik sepanjang 391.089 kilometer, Kondisi
Ruas Jalan rusak sedang sepanjang 10.841 kilometer sedangkan yang
rusak ringan sepanjang 2.207 kilometer dan terakhir rusak berat
sepanjang 1.526 kilometer.

d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar


adalah untuk permukiman kepadatan sedang, yaitu seluas 38,17%.
Permukiman kepadatan rendah menempati posisi kedua terluas dengan
23,62%. Kebun atau ladang menempati posisi ketiga dengan 15,04%.
Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk kawasan pertahanan dan
keamanan negara sebesar 0,42%

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 53


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar. 2.13
Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan 2016

Sumber : RTRW Kota Tangerang Selatan 2011-2031

Kondisi ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh terhadap


kepemilikan rumah tinggal. Rumah tangga yang menempati rumah milik
sendiri dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan akan tempat
tinggal yang terjamin dan permanen dalam jangka panjang. Berdasarkan
data yang disampaikan BPS Kota Tangerang Selatan tahun 2016, sekitar
73,64 persen rumahtangga di Kota Tangerang Selatan sudah menempati
rumah milik sendiri/orang tua/saudara. Sedangkan sisanya sebesar
26,36 persen rumahtangga masih menempati rumah sewa/kontrak
ataupun rumah dinas/bebas sewa.

Gambar. 2.14
Persentase Rumah Tangga menurut Status Kepemilikan Rumah, Tahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 54


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Bila dilihat perkembangannya dari tahun sebelumnya maka


persentase rumah tangga yang memiliki rumah sendiri/oarng tua/saudara
tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 1 persen, dimana tahun
2015 sebesar 74,64 persen turun menjadi 73,64 persen tahun 2016. Hal
ini berkaitan dengan pesatnya pembangunan perumahan baru berupa
klaster ataupun apartemen di Kota Tangerang Selatan terutama wilayah
kecamatan Serpong dan Serpong Utara yang harganya cukup mahal
bagi kebanyakan orang untuk membelinya sehingga menurunkan
persentase rumah tangga yang mempunyai rumah milik sendiri.

Rumah tinggal yang dapat dikategorikan ke dalam rumah yang


layak huni sebagai tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria
kualitas rumah tempat tinggal. Beberapa diantaranya yaitu rumah yang
memiliki dinding terluas yang terbuat dari tembok atau kayu, dengan
beratapkan beton, genteng, sirap, seng maupun asbes, dan memiliki
lantai terluas bukan tanah. Berdasarkan data Susenas 2016, seperti
terlihat pada tabel 2.32, di Kota Tangerang Selatan 100 persen rumah
tangga bertempat tinggal di rumah yang berlantaikan bukan tanah.

Tabel 2.32
Indikator Kualitas Rumah Tinggal di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015-2016
Persen
Indikator Kualitas Perumahan
2015 2016

Rumah milik sendiri/orang tua/saudara 74,64 73,64

Lantai terluas bukan tanah 100.00 100.00

Luas lantai rumah perkapita < 10 m2 16,46 17,33

Atap rumah dari beton dan genteng 98,85 97,77

Dinding rumah berupa tembok 99,28 99,34


Sumber : Susenas Tahun 2015-2016

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kualitas perumahan


untuk rumah tinggal adalah penggunaan atap dan dinding terluas. Dari
hasil Susenas 2015 rumah tinggal dengan atap beton, genteng, sirap,
seng, dan asbes mencapai 99,85 persen dan pada tahun 2016
mengalami sedikit penurunan menjadi 99,77 persen. Kondisi yang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 55


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

berbeda terjadi pada bangunan rumah tinggal yang menggunakan


dinding terluas tembok meningkat dari 99,28 persen pada tahun 2015
menjadi 99,34 persen pada tahun 2016.

e. Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat

Kota Tangerang Selatan berpotensi terhadap bencana akibat


hidrometeorologi, yaitu banjir dan tanah longsor. Lokasi rawan banjir
misalnya terdapat disepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota
Tangerang Selatan. Potensi bencana limpasan air dari situ seperti yang
pernah terjadi dengan Situ Gintung akibat jebolnya tanggul juga masih
ada, karena terdapat beberapa situ yang permukaannya lebih tinggi
dibandingkan wilayah permukiman. Adapun rekapitulasi bencana di Kota
Tangerang Selatan Tahun 2012-2017 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut

Tabel 2.33
Rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2017

Banjir
Lain-lain
Klasifikasi Ketinggian Air Tanah Angin
No. Tahun Kekeringan (Kebakaran
Jumlah Longsor Kencang
50 - dll)
< 50cm > 100
100cm
1 2012 24 24 13 61 - - - 2
2 2013 41 29 8 78 2 1 - -
3 2014 5 32 11 48 8 2 - -
4 2015 10 7 1 18 1 1 32
5 2016 8 32 5 45 6 3 - 8
6 2017 18 29 8 55 14 10 - -
Jumlah 106 153 46 305 31 17 32 10
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2018

f. Sosial

Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah berupaya untuk


menangani permasalahan sosial terhadap veteran, panti jompo,
penanggulangan korban bencana alam, fakir miskin dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). PMKS adalah seseorang,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 56


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu


hambatan, kesulitan, atau gangguan tidak dapat melaksanakan
fungsi sosialnya, dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang
serasi dengan lingkungan sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup (jasmani, rohani, dan sosial) secara wajar, antara
lain terhadap

Tabel 2.34
Beberapa Kegiatan Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan untuk menangani
permasalahan sosial di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Realisasi
No Kegiatan
Target

1 Pemberian santunan veteran 20 Orang

2 Pemberian paket bantuan sembako veteran 100 Orang

3 Pemberian paket bantuan sembako Lansia 100 Orang

4 Pelaksanaan seminar dan senam Lansia 200 Orang

5 Sewa gedung untuk panti jompo 1 Unit

6 Pelatihan keterampilan Bagi Penghuni Panti jompo 25 Orang

7 Pelatihan keterampilan orientasi mobilitas bagi penyandang disabilitas netra 40 Orang

Pelatihan keterampilan tata rias bagi penyandang disabilitas tunarungu dan


8 15 Orang
tunawicara

9 Pelatihan keterampilan terapi bagi penyandang disabilitasi 40 Orang

Pelayanan, Penangganan, dan Penanggulangan Bagi Penyandang


10 75 Orang
Disabilitas,Eks Trauma dan Kejiwaan

11 Penanganan dan pemulangan penyandang penyakit sosial 90 Orang

12 Pelatihan bengkel otomotif motor bagi korban penyalahgunaan NAPZA 20 Orang


Sumber: Dinas Sosial pada LKPJ Kota Tangerang Selatan 2016

2.1.3.2 Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Dengan Pelayanan


Dasar

Penganalisisan gambaran umum kondisi daerah dilakukan


terhadap indikator kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib
non pelayanan dasar, yaitu urusan:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 57


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

a. Tenaga Kerja

Partisipasi penduduk usia kerja dalam bekerja dan mencari


pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan rumahtangganya
dapat dilihat melalui angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Tabel 5.1 menunjukan bahwa pada tahun 2016 persentase penduduk
yang masuk dalam usia kerja dan aktif dalam bekerja dan mencari
pekerjaan (TPAK) di Kota Tangerang Selatan tercatat sebesar 59,04
persen. Angka tersebut sekaligus memberikan gambaran bahwa ada
sekitar 59 persen dari penduduk usia kerjadi Kota Tangerang Selatan
yang berpotensi untuk mendapatkan pendapatan/penghasilan, walaupun
di dalamnya termasuk mereka yang sedang mencari pekerjaan. Bila
dibandingkan menurut jenis kelamin, maka ada perbedaan yang
signifikan antara TPAK penduduk laki-laki dan perempuan. TPAK laki-
laki sebesar 77,44 persen sedangkan TPAK perempuan sebesar 40,91
persen.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kontribusi perempuan dalam


kegiatan ekonomi belum maksimal. Implikasinya banyak perempuan
yang masih menjadi kelompok bukan angkatan kerja. Mengurus rumah
tangga, adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan perempuan.
Diduga pula, pergeseran nilai-nilai budaya terutama dalam hal bekerja
secara ekonomis, yang terjadi di Kota Tangerang Selatan belum
bergerak cepat. Istilah bahwa yang mencari pekerjaan (mencari nafkah)
adalah kewajiban laki-laki masih cukup kuat berakar dalam budaya kita.

Salah satu informasi penting lain yang didapat dari kegiatan


Sakernas 2016 adalah diperolehnya angka pengangguran. Informasi ini
vital, terutama berkenaan dengan kemampuan sektor-sektor ekonomi
yang ada untuk menyerap tenaga kerja kedalam aktivitas ekonomi
produktif.IndikatorTingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak
langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi suatu wilayah. Tinggi
rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat maupun keamanan dan stabilitas regional.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 58


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.15
Persentase Penduduk Angkatan Kerja di Kota Tangerang Selatan
Menurut Kegiatan Utama, Tahun 2014 – 2016

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan 2017

Berdasarkan Tabel 7, secara umum Tingkat Pengangguran


Terbuka (TPT) di Kota Tangerang Selatan dari tahun 2014 terus
mengalami penurunan, dimana pada tahun 2014 jumlah pengangguran
tercatat sebanyak 6,92 persen dan pada tahun 2015 turun menjadi 6,13
persen. Pada tahun 2016 jumlah pengangguran di Kota Tangerang
Selatan tercatat sebanyak 5,91 persen.

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase TPT laki-laki


jauh lebih rendah dibandingkan perempuan, TPT laki-laki pada tahun
2016 sebesar 5,19 persen sedangkan TPT perempuan sebesar 7,28
persen. Kondis ini salah satunya diakibatkan oleh relatif masih
rendahnya tingkat pendidikan perempuan dibanding laki-laki, khususnya
pendidikan SMA keatas seperti yang terlihat pada tabel sebelumnya,
bahwa pendidkan yang ditamatkan untuk jenjang pendidikan
SMA/sederajat dan Perguruan Tinggi penduduk laki-laki lebih tinggi
dibanding perempuan, sehingga perempuan kalah bersaing dalam
mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 59


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pada tahun 2016 jumlah pekerja perempuan yang bekerja di


lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebanyak 3.260 orang
dari 5.785 orang atau sebesar 56% adalah partisipasi dari keseluruhan
pekerja perempuan yang ada di Lembaga Pemerintahan Kota Tangerang
Selatan.
Tabel 2.35
Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
JENIS KELAMIN
NO STRUKTURAL/NON STRUKTURAL TOTAL LAKI -
PEREMPUAN
LAKI
A STRUKTURAL
I 0 0 0
II.A 0 0 0
II.B 30 28 2
III.A 53 42 11
III.B 91 69 22
IV.A 454 320 134
IV.B 109 73 36
V.A 34 17 17
SUB TOTAL 771 549 222
B NON STRUKTURAL
FUNG. TERTENTU 3.977 1.319 2.658
STAF 1.037 6.57 3.80
SUB TOTAL 5.014 1.976 3.038
TOTAL 5.785 2.525 3.260
Partisipasi Perempuan di Pemkot Tangsel 56 %
Sumber : Profil Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Tahun 2017

Fenomena KDRT ibarat fenomena gunung es, kasus yang


terlaporkan dengan fakta yang ada di masyarakat berbeda. Meskipun
dari data pada Tabel 2.35 di atas rasio KDRT mengalami penurunan,
Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus tetap waspada dengan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dan terbukanya akses
bagian korban KDRT untuk mengadu ke berbagai layanan yang
ada di masyarakat diantaranya adalah Satgas perlindungan Anak,
Pihak yang berwajib ataupun langsung ke bidang perlindungan
perempuan dan anak pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 60


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Kepedulian Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam


menangani kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
dapat digambarkan dalam indikator jumlah penanganan tindak
kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak umumnya adalah tindak Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT), non KDRT dan Trafficking (perdagangan
orang), untuk rekap data penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindak kekerasan dapat dilihat pada Tabel 2.
36.
Tabel 2.36
Data Korban Kekerasan Terhadap Perempuan
NO URAIAN 2014 2015 2016 2017 TOTAL

1 Kekerasan terhadap perempuan 447 118 149 167 881

2 Pengaduan yang ditindaklanjuti 447 118 149 167 881


Sumber : Profil Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Tahun 2017

c. Pangan

Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam


mewujudkan ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan
perseorangan secara berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas konsumsi pangan,
diperlukan target pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per
tahun sesuai dengan angka kecukupan gizinya.

Ketersediaan pangan secara fisik di Kota Tangerang Selatan dari


segala sumber, baik itu produksi pangan domestik, perdagangan pangan
dan bantuan pangan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi
pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme
pasar di wilayah tersebut, stok yang dimiliki oleh pedagang dan
cadangan pemerintah, dan bantuan pangan dari pemerintah atau
organisasi lainnya

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 61


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Berdasarkan data dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan


Kota Tangerang Selatan, dapat terlihat bahwa Kecamatan Setu masih
berpotensi dalam sektor pertanian. Pada tahun 2016, luas panen terluas
untuk tanaman padi ada di Kecamatan Setu sebesar 52 hektar, diikuti
Kecamatan Serpong 32 hektar, dan Kecamatan Ciputat seluas 20 hektar
sehingga total luas panen pertanian di Kota Tangerang Selatan adalah
sebanyak 114 hektar. Untuk tanaman jagung luas panen yang terluas di
Kecamatan Serpong Utara untuk tahun 2015 seluas 38 hektar
selanjutnya diikuti Kecamatan Setu dan Ciputat Timur masing-masing
seluas 30 dan 27 hektar. Panen tanaman ubi kayu terluas di Kecamatan
Pamulang 19 hektar, Kecamatan Ciputat 14 Hektar, dan kecamatan
Ciputat Timur seluas 12 hektar. Panen ubi jalar di Kota Tangerang
Selatan.

Tabel 2.37
Luas Panen Pertanian Per Komoditas (Ha) Tahun 2016
Ubi Kacang
No Kecamatan Padi Jagung Ubi Jalar
Kayu Tanah
1 Setu 52 30 5 1 45
2 Serpong 32 0 7 7 8
3 Pamulang 4 1 19 6 17
4 Ciputat 20 16 14 0 8
5 Ciputat Timur 0 27 12 7 17
6 Pondok Aren 6 2 3 3 11
7 Serpong Utara 0 38 4 2 12
Jumlah 114 114 64 26 118
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, tahun


2016 terdapat beberapajenis ternak yang dipelihara di masyarakat.
Ternak besar terdiri dari sapi potong, kerbaudan kuda dengan didominasi
oleh sapi potong dengan populasi 375 ekor yang tersebar disemua
kecamatan. Ternak kecil yang dipelihara adalah domba, kambing, babi
dan didominasi kambing dengan populasi sebesar 716 ekor.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 62


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.38
Populasi Ternak Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Kecamatan
Tangerang
No Jenis Ciputat Pondok Serpong
Setu Serpong Pamulang Ciputat Selatan
Timur Aren Utara

1 Sapi Perah 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Sapi Potong 82 85 137 56 11 4 0 375

3 Kerbau 6 4 7 16 0 0 5 38

4 Kuda 0 25 10 10 4 0 0 49

5 Kambing 123 124 328 40 16 33 52 716

6 Domba 38 13 139 42 10 0 0 242

7 Babi 34 0 0 0 0 0 0 34
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang SelatanTahun 2017

Sementara ternak unggas terdiri dari itik dan ayamdimana


didominasi oleh ayam pedaging dan ayam petelor dengan jumlah
masing-masing sebnyak 95.492 ekor.dan 53.000 ekor. Sebagaimana
terlihat pada Tabel 2.39 berikut ini :

Tabel 2.39
Tabel Populasi Unggas dan Jenis Ternak Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan 2016
Ayam
Kecamatan Ayam Kampung Ayam Petelur Itik
Pedaging
Setu 182 0 15000 880
Serpong 50 0 10000 1244
Pamulang 107 0 4500 74
Ciputat 15 8000 61,992 110
Ciputat Timur 165 45000 0 22
Pondok 0 0 0 0
Serpong Utara 50 0 0 0
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang SelatanTahun 2017

d. Pertanahan

Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar


adalah untuk permukiman kepadatan sedang, yaitu seluas 38,17%.
Permukiman kepadatan rendah menempati posisi kedua terluas dengan
23,62%. Kebun atau ladang menempati posisi ketiga dengan 15,04%.
Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk kawasan pertahanan dan
keamanan negara sebesar 0,42%

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 63


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.16
Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang Selatan

(Sumber : RTRW Kota Tangerang Selatan 2011-2031)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 64


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.17
Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan 2016

Sumber : RTRW Kota Tangerang Selatan 2011-2031

e. Lingkungan Hidup

Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5


kecamatan. Secara umum, situ-situ tersebut mengalami penyusutan air
dan pendangkalan pada bagian tepi yang terutama disebabkan oleh
sedimentasi. Ada juga yang dalam kenyataannya sudah bukan
berupa situ karena sudah mengalami pengurugan. Situ Gintung
sempat tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir Maret
2009, namun saat ini berfungsi kembali setelah dilakukan
revitalisasi pada tahun 2009 dan 2010.

Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Tangerang selatan telah


membangun Tandon Air Ciater seluas 6 Ha, hal ini adalah sebagai
upaya dalam rangka penanggulangan banjir. Berdasarkan rencana,
lahan seluas 4 Ha sekitar tandon air Ciater akan dimanfaatkan untuk
gedung pramuka, ekowisata, dan rencananya juga akan dipergunakan
sebagai kawasan pertanian terpadu.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 65


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.40
Situ di Kota Tangerang Selatan

Luas Situ Kapasitas Status/


No Nama Situ Kecamatan
Seharusnya (Ha) (m3) Kewenangan

1 Situ Parigi Pondok Aren 5,25 10.500 Pusat/ Provinsi

2 Situ Bungur Ciputat 3,25 6.500 Pusat/ Provinsi

3 Situ Kayu Antap Ciputat 1,63 3.260 Bermasalah

4 Situ Rompong Ciputat Timur 1,74 3.480 Pusat/ Provinsi

5 Situ Legoso Ciputat 4,00 8.000 Hilang

6 Situ Gintung Ciputat Timur 21,49 42.980 Pusat/ Provinsi


Situ Pamulang/ Pondok
7 Pamulang 25,32 50.640 Pusat/ Provinsi
Benda
8 Situ Ciledug/ Kedaung Pamulang 31,44 62.880 Pusat/ Provinsi
Situ Pondok Jagung/
9 Serpong Utara 7,95 15.900 Pusat/ Provinsi
Rawa Kutup

Kota Tangerang Selatan 102,07 204.140


Sumber: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Lokasi tersebut akan dijadikan sebagai kawasan percontohan


pertanian terpadu, yang didalamnya terdapat area pembibitan tanaman,
termasuk urban farming. Dan, bila memungkinkan akan dimanfaatkan
sebagai area peternakan sapi. Sementara itu, di Tandon Ciater yang
luasnya mencapai 6 Ha juga akan ditebar beberapa jenis ikan, yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pemancingan.

f. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas


melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil
serta tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas
dan fungsinya, selain menyajikan data jumlah penduduk dan pengurusan
Kartu tanda Penduduk, maka tabel 2.41 akan menyajikan rekapitulasi
pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang
Selatan dari 2015-2017.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 66


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.41
Rekapitulasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
di Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2015-2017
Tahun
NO URAIAN JUMLAH
2015 2016 2017
1 Jumlah Penduduk 1.220.802 1.230.616 1.250.535 -
2 Akta Kelahiran 33.889 40.446 33.070 107.405
3 Akta Kematian 573 400 1.722 2.695
4 Akta Perkawinan 608 1.049 794 2.451
5 Akta Perceraian 90 106 98 294
6 KTP Yang Diterbitkan 97.737 126.311 120.691 344.739
7 Pindah Datang (KK) 16.973 21.030 15.290 53.293
8 Pindah Datang (Jiwa) 29.603 36.901 24.979 91.483
9 Pindah (KK) 9.755 12.615 10.228 32.598
10 Pindah (Jiwa) 15.977 20.708 16.589 53.274
11 SKTT 1.137 1.608 1.944 4.689
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2017

Salah satu bentuk tertib administrasi kependudukan bagi


penduduk yang wajib ber-KTP adalah kepemilikan KTP. Dengan
diberlakukannya Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 12
tahun 2013 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden
nomor 26 tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk
Berbasis Nomor Induk PAD secara Nasional, maka terhitung
mulai tanggal 1 Januari 2015 KTP non elektronik tidak berlaku lagi dan
hanya berlaku KTP elektronik.

g. Perhubungan

Untuk mendukung pengoperasian angkutan kereta api, di wilayah


Kota Tangerang Selatan telah dilengkapi dengan 5 stasiun kereta api
yaitu stasiun Serpong, Stasiun Rawabuntu, Stasiun Sudimara, Stasiun
Jurangmangu dan Stasiun Pondok Ranji dengan kondisi yang cukup
memadai dari segi kapasitas maupun tingkat pelayanan. Jaringan kereta
api pada Jalur padat yang melayani angkutan komuter seperti pada lintas
Tangerang-Jakarta dan lintas Serpong-Jakarta yang saat ini dilayani
dengan spur ganda (double track), (untuk lebih jelasnya lihat gambar
2.18).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 67


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.18
Peta Rute KRL Jabodetabek

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, 2017

Tabel 2.42
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Lokasi Panjang Luas (m2)


Nama Stasiun Kelurahan/
Kecamatan
Kereta Rel Listrik Desa (KM+HM) SPUR (M) Tanah Bangunan

Stasiun Serpong Serpong Serpong 30+185 4x1376,70 34.250 231

Stasiun
Rawabuntu Serpong n.a n.a 3.000 n.a
Rawabuntu
Stasiun Sudimara Jombang Ciputat 24+244 3x2077 34.226 150

Pondok Jaya
Stasiun Pondok
& Sawah 22+250 2200 52.00 123
Jurangmangu Aren
Baru
Stasiun Pondok Ciputat
Pondok Ranji 20+071 2x1626 2.800 64
Ranji Timur
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 68


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Demi menjaga kondisi lalu lintas di Kota Tangerang Selatan,


Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan pembangunan Sarana
dan Prasarana berupa Jembatan Penyebrangan Orang (JPO), dan pada
tabel 2.43 akan menyajikan data Jembatan Penyebrangan Orang (JPO)
di Kota Tangerang Selatan, sebagai berikut :

Tabel 2.43
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Kota Tangerang Selatan
TDK
NO LOKASI BERFUNGSI
BERFUNGSI

Simpang Tiga Gading Serpong /depan POS POL - Jl.


1 Berfungsi -
Raya Serpong.
Depan GerbangPT. Pratama/ Hyundai Serpong - Jl.
2 Berfungsi -
Raya Serpong.
Depan Serpong Plaza/Soll Marina Hotel - Jl. Raya
3 Berfungsi -
Serpong
Depan Depo Bangunan/ Masjid At-Taqwa - Jl. Raya
4 Berfungsi -
Serpong

5 Depan SPBU Petronas -Jl. Raya Serpong Berfungsi -

6 Depan Gerbang Lotte Mart - Jl. Raya Serpong Berfungsi -

7 Depan Bataliaon Kavaleri 9/BU - Jl Raya Serpong Berfungsi -

8 Depan RS. Asshobirin -Jl. Raya Serpong. Berfungsi -

9 Depan Warung Pempek Pak Raden - Jl. Raya Serpong. Berfungsi -

10 Depan Mall WTC - Jl. Raya Serpong. Berfungsi -


Depan Gerbang Melati Mas Residence - Jl. Raya
11 Berfungsi -
Serpong.

12 Depan BJ Home/Grha Telkom - Jl. Raya Serpong. Berfungsi -

13 Depan Pizza Hut - Jl. Raya Serpong. Berfungsi -


Depan Showroom DAIHATSU/ Kantor Samsat Serpong -
14 Berfungsi -
Jl. Raya Serpong.
15 Depan Teras Kota - Jl. Raya Serpong Berfungsi -
Depan Gedung INDOSAT - Jl. Kapt. Soebianto
16 Berfungsi -
Djojohadikusumo
Depan Bank Mandiri/Kantor Walikota Pamulang - Jl.
17 Berfungsi -
Raya Siliwangi.
Deket Komplek Kampus UIN Syarif Hidayatulloh Jl.Ir.H
18 Berfungsi -
Djuanda
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 69


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

h. Komunikasi dan Informatika

Dengan di terbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah, maka Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Tangerang Selatan menjadi dinas sendiri, terpisah dari
Dinas Perhubungan yang sebelumnya bernama Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika. Sebagai daerah urban, Kota Tangerang
Selatan yang memiliki luas hanya 147,19 Km2 dengan jumlah penduduk
1.543.209 jiwa (2015), tentu memiliki beberapa permasalahan dalam
pembangunan bidang komunikasi dan informatika yaitu :

1. Belum adanya penyebarluasan informasi dan penyerapan


keterbukaan opini publik

2. Masih kurangnya sarana dan prasarana teknologi informasi yang


dapat diakses seluruh masyarakat kota tangerang selatan

3. Masih kurangnya kopetensi SDM secara kualitas maupun kuantitas


dalam hal tatakelola tehknologi informasi

4. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi

Dengan permasalahan tersebut maka pemerintah kota tangerang


selatan menyusun visi dan misi kota yang terancang dalam RPJMD kota
tangerang selatan. Berdasarkan RPJMD Kota Tangerang Selatan (2016-
2021) tercantum rencana system jaringan program telekomunikasi yaitu:

a. Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi melalui


pengembangan jaringan telekomunikasi. Pengembangan sistem
telekomunikasi meliputi kabel/fiber optic dan sistem nirkabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota.

b. Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon kabel yang


menjangkau seluruh wilayah kota, meliputi pengembangan jaringan
telekomunikasi bawah tanah untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas ruang kota.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 70


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

c. Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon nirkabel yang


menjangkau seluruh wilayah kota berupa telepon seluler, meliputi:

 penguatan signal jaringan Global System for Mobile (GSM) dan


code Division Multiple Access (CDMA); dan

 pengembangan dan penataan menara Base Transceiver Station


(BTS) secara terpadu di wilayah kota. (berikut tabel 2.44
menyajikan Data Menara Telekomunikasi dan tabel 2.45 untuk
data Radio Siaran di Kota Tangerang Selatan)

Tabel 2. 14
Data Menara Telekomunikasi Di Kota Tangerang Selatan
NO NAMA PERUSAHAAN JUMLAH
1 Mitratel 15
2 Telkomsel 88
3 HCPT 5
4 Protolindo 42
5 PT. Solusindo Kreasi Pratama 1
6 PT. Tower Bersama Infrastructure, Tbk 25
7 PT. Solusindo Tunas Pratama 55
8 PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia 1
9 PT. XL AXIATA 80
10 PT. Gihon Telekomunikasi Indonesia 4
11 PT. Indosat 56
12 Netwave Multimedia 2
13 PT. Komet 5
Jumlah 379
Sumber : Seksi Sarana Komunikasi dan Informatika, Diskominfo 2017

Tabel 2. 45
Data Radio Siaran Di Kota Tangerang Selatan
PIMPINAN
NO NAMA RADIO ALAMAT
REDAKSI

Jl. Ir Juanda No.95 Ciputat Timur


1 RDK FM UIN
dedifahrudin@uinjkt.ac.id
Fakultas UIN
Hp: 08159495519

Jl.Cirendeu Lembah III No.100 Kec Ciputat


2 Radio Kayumanis Adam
Timur Telp 085715226361

Sumber : Data Pembangunan Dishubkominfo Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 71


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan peluncuran


Aplikasi "Siaran Tangsel", dimanana aplikasi ini merupakan sarana
media bagi masyarakat untuk melaporkan kepada Pemerintah Kota hal-
hal atau permasalahan yang terjadi di lingkungan seperti kemacetan,
banjir, parkir liar, infrastruktur, fasilitas publik dan lain-lain. Melalui Siaran
Tangsel, Pemerintah Kota akan mendapatkan informasi “tangan
pertama”, yang membuat mereka cepat menindaklanjuti segara laporan
dan masukan dari masyarakat. Siaran Tangsel ini sendiri memiliki dua
manfaat, yaitu:
 Memangkas waktu, artinya mekanisme pelaporan dan penugasan
menjadi lebih singkat.
 Memangkas jarak, yang berarti masyarakat memiliki akses langsung
untuk berinteraksi dengan pihak Pemerintah Kota, tanpa harus
melakukan mobilisasi secara fisik. Aplikasi ini diharapkan dapat
disosialisasikan oleh media kepada masyarakat Kota Tangerang
Selatan.

i. Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil


Perkembangan Gerakan Koperasi Kota Tangerang Selatan
bertumbuh dengan baik, pada tahun 2016 : Berjumlah 516 Unit dan pada
tahun 2017 : berjumlah 539 Unit, Adapun data-data penyebaran koperasi
dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. 46
Data Jumlah Koperasi di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No Kecamatan Jumlah Koperasi

1 Serpong 103 Unit


2 Serpong Utara 35 Unit
3 Setu 39 Unit
4 Pondok Aren 63 Unit
5 Pamulang 119 Unit
6 Ciputat 161 Unit
7 Ciputat Timur 19 Unit
Jumlah 539 Unit
Sumber : Profil Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 72


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Perkembangan Sektor UMKM di Kota Tangerang Selatan pada


Tahun 2015 : 6.485 UMKM dan pada tahun 2016 juga dilakukan sensus
UMKM yang menjadi data untuk tahun 2017 sebagai berikut :

Tabel 2. 47
Data Jumlah Binaan UMKM di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

KECAMATAN
JENIS
JUMLAH
UKM
CIPTIM CIPUTAT PMLG PD AREN SETU SERPONG SERUT

Aksesoris 175 139 744 153 110 257 137 1715

Fasion 138 174 120 207 91 346 100 1176

Furniture 62 74 57 153 48 92 67 553

Jasa 49 370 215 587 184 554 451 2410

Konter/Hp 729 128 155 146 77 189 154 1578

Konveksi 79 73 92 259 63 88 78 732

Kreatif 136 123 143 132 98 144 130 906

Kuliner 1862 1538 999 1262 643 2294 1407 10005

Budidaya 45 55 104 116 54 116 83 573

Toko 840 1153 675 1247 432 1643 1202 7192


JUMLAH
4115 3827 3304 4262 1800 5723 3809 26840
UKM
Sumber : Profil Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

j. Penanaman Modal

Berdasarkan data Penanaman Modal Asing (PMA) dan


Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terdapat beberapa investor
berskala nasional, pada tahun 2017 Jumlah perusahaan sebanyak 80
perusahaan antara lain: 60 perusahaan PMA, dan 20 Perusahaan
PMDN. Dengan masih banyaknya perusahaan di Kota Tangerang
Selatan mengindikasikan bahwa Kota Tangerang Selatan masih menjadi
daerah tujuan calon investor untuk menanamkan modalnya. Berikut akan
disajikan tabel 2.48 berkenaan pergerakan penanaman modal di Kota
Tanngerang Selatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 73


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.48
Peningkatan Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN
di Kota Tangerang Selatan
JUMLAH NILAI
NILAI INVESTASI NILAI INVESTASI
TAHUN PMA PMDN JUMLAH INVESTASI
(Rp.) (Rp.)
(Rp.)
2011 52 928.087.270.000 5 28.250.000.000 57 956.337.270.000

2012 49 9.992.931.010.000 12 133.150.200.000 61 10.126.081.210.000

2013 29 261.248.360.800 1 0 30 261.248.360.800

2014 48 487.163.100.500 4 2.990.000.000 52 490.153.100.500

2015 55 788.296.970.760 8 2.500.000.000 63 790.796.970.760

2016 137 1.458.613.000.000 9 26.818.848.000 146 1.485.431.848.000

2017 60 2.776.236.120.000 20 1.030.169.700.000 80 3.806.405.820.000

Sumber data : Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Tangerang Selatan


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan

Nilai investasi PMA pada tahun 2017 adalah


Rp.2.776.236.120.00,- dan nilai investasi PMDN sebesar
Rp.1.030.169.700.000,- juga mengalami kenaikan dari Tahun 2016
dimana PMA adalah sebesar Rp.1.458.613.000.000, sedangkan nilai
investasi PMDN sebesar Rp.26.818.848.000,-.

k. Kepemudaan dan Olah Raga

Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis


dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif sebagai kekuatan
moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek
pembangunan. Sementara itu, olahraga memiliki peran untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh,
menanamkan nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat
persatuan dan kesatuan. Berikut akan ditampilkan tabel 2.49 jumlah
cabang Olahraga dan Organisasi Kepemudaan di Kota Tangerang
Selatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 74


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.49
Jumlah Cabang Olah raga dan Organisasi Kepeemudaan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun
No Data
2015 2016 2017

1 Jumlah Cabang Olahraga 50 50 50

2 Jumlah Organisasi Kepemudaan 80 83 83


Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Upaya untuk meningkatkan peran serta kepemudaan dalam


pembangunan telah dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain
yaitu pembinaan pemuda, dimaksudkan untuk mendorong peran pemuda
dalam pembangunan terutama dalam bidang ekonomi yaitu terbentuknya
pemuda yang mandiri, yang memiliki kepekan terhadap permasalahan
sosial sekitarnya termasuk lingkungan alam. Disamping itu dilaksanakan
pula pemilihan pemuda pelopor untuk memotivasi kreatifitas dan inovasi
pemuda dalam peranannya sebagai penggerak pembangunan. Untuk
meningkatkan dan menumbuhkan jiwa semangat kebangsaan, cinta
tanah air dan bangsa, memiliki jiwa patriotisme dan idealisme yang tinggi
serta meningkatkan peran serta pemuda dan pelajar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara telah terbentuk team PASKIBRA Kota
Tangerang Selatan yang bertugas pada upacara bendera HUT RI pada
tanggal 17 Agustus 2017. Pembentukan team ini dilakukan melalui
seleksi anggota paskibra dari siswa SMA/SMK/MA di Kota Tangerang
Selatan. Disamping itu telah dilaksanakan pemilihan siswa teladan baik
tingkat SD/SMP/SMA dengan maksud untuk memilih siswa baru yang
memiliki kemampuan akademik, kematangan kepribadian, mampu
mengembangkan bakat, prestasi dan ketrampilan sehingga diharapkan
melalui kegiatan ini akan menumbuhkan semangat untuk berprestasi.

Pembinaan olahraga dilakukan melalui pembinaan olahraga


pendidikan, prestasi dan rekreasi (Club Olahraga). Pembinaan dan
pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan
sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan
sistem pendidikan nasional, melalui proses pembelajaran yang dilakukan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 75


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

oleh guru olahraga yang berkualifikasi serta didukung prasarana dan


sarana olahraga yang memadai. Pembinaan dan pengembangan
olahraga pendidikan pada semua jenjang pendidikan memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan olahraga
sesuai dengan bakat dan minatnya. Berikut akan disajikan pada tabel
2.50 data Event Olah raga di Kota Tangerang Selatan :

Tabel 2.50
Jumlah Cabang Olah raga dan Organisasi Kepeemudaan
di Kota Tangerang Selatan

Event Olahraga Kota Tangerang Selatan Tahun

1 Kejurda Karate
2 Kejuaraan Sepakbola
3 Kejuaraan Volley
2015
4 Kejuaraan Tenis Meja
5 Lomba Olahraga Masyarakat dan rekreasi
6 Kejuaraan Bola Basket Walikota Cup
1 Kejuaraan Bola Volley Tingkat Kota Tangerang Selatan
2 Kompetisi Bulu Tangkis Tingkat Kota Tangerang Selatan
2016 3 Kejuaraan Sepak Bola
4 Lomba olahraga masyarakat dan rekreasi
5 Kejuaraan Sepak Bola
1 Pekan Olahraga Tingkat Kota Tangerang Selatan (PORKOT)
2 Pekan Paralympic Tingkat Kota Tangerang Selatan
3 Kejuaraan Renang Pelajar Tingkat Kota Tangerang Selatan
2017
4 Kejuaraan Sepakbola Tingkat Kota Tangerang Selatan
5 Invitasi Olahraga Bola Voli Tingkat Kota Tangerang Selatan
6 Gowes Pesona Nusantara
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

l. Statistik

Penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib non pelayanan


dasar untuk Statistik sebelumnya dilaksanakan melalui Program
Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan melaksanakan kegiatan
penyusunan dan analisa data dan informasi perencanaan
pembangunan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan bekerja sama
dengan Badan Pusat Staistik Kota Tangerang Selatan telah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 76


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

menyusun buku Kota Tangerang Selatan Dalam Angka dan buku


lainnya yang bersifat statistik dalam menyajikan data Informasi sebagai
bagian penyelenggaraan statistik.

Tabel 2.51
Ketersediaan Dokumen Data dan Informasi Pembangunan
Kota Tangerang Selatan, Tahun 2015 – 2017

No. Dokumen 2015 2016 2017 Keterangan

1. Profil Kota Tangerang Selatan ada ada ada

2. PDRB Kota Tangerang Selatan ada ada ada

3. Indikator Ekonomi kota Tangerang Selatan ada ada ada

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota


4. ada ada ada
Tangerang Selatan

5. Tangerang Selatan dalam Angka ada ada ada

6. Kecamatan Ciputat dalam Angka ada ada ada

7. Kecamatan Ciputat Timur dalam Angka ada ada ada

8. Kecamatan Serpong dalam Angka ada ada ada

9. Kecamatan Serpong Utara dalam Angka ada ada ada

10. Kecamatan Pondok Aren dalam Angka ada ada ada

11. Kecamatan Pamulang dalam Angka ada ada ada

12. Kecamatan Setu dalam Angka ada ada ada


Sumber : Bappeda Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Dengan memperhatikan urgensi data dan informasi


pembangunan dalam perencanaan seperti yang disebutkan dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
maka Pemerintah Kota perlu mengupayakan kualitas data dan
informasi pembangunan daerah yang ditunjukkan melalui penyediaan
data dan informasi yang valid untuk mendukung pengukuran
indikator kinerja seperti yang tertuang pada RPJMD Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016-2021.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 77


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

m. Perpustakaan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus berupaya dalam


mengembangkan perpustakaan yang dapat mendukung tumbuhnya
minat dan budaya baca masyarakat dengan menyediakan sarana dan
prasarana perpustakaan dan TBM, menyelenggarakan Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) di Kecamatan, Kelurahan, serta menyelenggarakan
perpustakaan keliling yang menggunakan sarana angkutan yang
melayani di sekolah dan taman kota, menyediakan Sumber Daya
Manusia dan biaya operasional pada layanan perpustakaan dan TBM,
melaksanakan promosi budaya gemar membaca dengan mengadakan
pameran buku, bedah buku, lomba-lomba pemasyarakatan
perpustakaan, seminar, lokakarya, penyebarluasan informasi melalui
brosur/leaflet, spanduk, banner, billboard, media cetak dan elektronik,
melaksanakan kerjasama dan jaringan antar perpustakaan,
melaksanakan bimbingan teknis kepada tenaga pengelola
perpustakaan, melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Berikut ini akan disajikan tabel 2.52
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka.

Tabel 2.52
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka Buku Berdasarkan Kelas DDC
Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan
Jumlah Jumlah
NO Kode Kelas Besar Ket
Judul Eksemplar
1 000 Karya Umum 712 2.835 2013 s/d 2017
2 100 Filsafat & Psikologi 1.025 4.024 2013 s/d 2017
3 200 Agama 1.137 3.768 2013 s/d 2017
4 300 Ilmu Sosial 1.670 5.777 2013 s/d 2017
5 400 Bahasa 247 1.028 2013 s/d 2017
6 500 Ilmu Murni 623 2.941 2013 s/d 2017
7 600 Ilmu Terapan 2.711 9.649 2013 s/d 2017
8 700 Kesenian & Olahraga 546 2.128 2013 s/d 2017
9 800 Kesusastraan 2.384 9.997 2013 s/d 2017
10 900 Sejarah & Geografi 551 2.030 2013 s/d 2017
Jumlah Total 11.838 44.157
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 78


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Bahkan Taman Baca Masyarakat yang berlokasi di wilayah


Kecamatan Ciputat meraih Juara 1 Tingkat Nasional mewakili Kota
Tangerang Selatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan pada bulan Juli tahun 2017. Penghargaan tersebut
diraih dari 76 taman bacaan masyarakat yang sudah tersebar di 49
Kelurahan se Kota Tangerang Selatan. Selain itu, Pemerintah Kota
Tangerang Selatan sendiri terus mendukung program ini dengan
memfasilitasi 8 mobil perpustakaan yang hadir di sekolah-sekolah
secara terjadwal maupun pada acara tertentu seperti car free day di
BSD dan tempat wisata lainnya yang bisa dinikmati oleh masyarakat.
Berikut ini akan disajikan tabel 2.53 Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Keliling dan tabel 2.54 Jumlah Pengunjung Layanan Perpustakaan
Tahun 2017.

Tabel 2.53
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Keliling Tahun 2017
Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan

No Bulan Laki-Laki Perempuan Jumlah Ket

1 Januari - - -
2 Februari 10.048 10.493 20.541
3 Maret 11.768 12.528 24.296
Lokasi Kunjungan
4 April 11.605 12.599 24.204 Dilaksanakan Pada :
Taman Kanak-
5 Mei 10.864 10.251 21.115
Kanak/PAUD,
6 Juni 4.826 5.245 10.071 Sekolah,Taman
Kota,Puskesmas,
7 Juli 9.504 9.971 19.475 Tandon, Kelurahan,
Kecamatan,Car Free
8 Agustus 14076 14.769 28.845 Day, Masjid, Balai
Warga Se-Kota
9 September 12.552 13.059 25.611
Tangerang Selatan
10 Oktober 10.716 11.669 22.385
11 Nopember 12.505 13.526 26.031
12 Desember 7.559 8.311 15.870
TOTAL 116.023 122.421 238.444
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 79


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.54
Jumlah Pengunjung Layanan Perpustakaan Tahun 2017
Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan

No Bulan Laki-Laki Perempuan Jumlah Keterangan

1 Januari 80 95 175
2 Februari 47 64 111
3 Maret 67 169 236
4 April 67 75 142
Waktu Kunjungan
5 Mei 122 185 307 Layanan
Perpustakaan
6 Juni 57 104 161
DPAD Hari : Senin
7 Juli 136 115 251 s/d Kamis Jam :
08:00 – 16:00
8 Agustus 96 173 269
Jum’at 08:30 –
9 September 131 257 388 16:30 Sabtu
08:00 – 12:00
10 Oktober 78 120 198
11 Nopember 42 69 111
12 Desember 76 89 165
Total 999 1.515 2.514
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

2.1.3.3 Urusan Pilihan

a. Kelautan dan Perikanan

Sebagai wilayah perkotaan, Tangerang Selatan (Tangsel) terus


melakukan inovasi di berbagai bidang, salah satunya yaitu
pengembangan sektor perikanan. Selain pengembangan budidaya ikan
air tawar, pemerintah setempat melalui Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan kini tengah melirik
pengembangan budidaya ikan hias. Beberapa upaya yang sudah
dilakukan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota
Tangerang Selatan guna memfasilitasi pengembangan budidaya ikan
hias, sambung Faridzal, yaitu dengan mengadakan pelatihan dan
penyuluhan kepada asosiasi-asosiasi pembudidaya ikan hias, kemudian
melakukan pembenihan dari indukan ikan hias unggulan, dan juga
memberikan bantuan berupa aquarium. Berikut akan disajikan dalam
tabel 2.54

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 80


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.55
Data Kelompok Pembudidaya Ikan Hias
Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

NAMA JUMLAH LUAS Kapasitas


NO KELOMPOK/ ALAMAT ANGGOTA KOMODITAS LAHAN Produksi
PEMBENIH (Orang) (M²) per Siklus
(Ekor)
Bobby
1 Pulosamit Kel. Kedaung 28 Bimantoro, Green Tiger, 10000
Kec. Pamulang Yasin, Rainbow,
Lemon
Sarwono, Cyclid,
H. Doddy Palmas,
Black Ghost,
Corydoras
Koki, Manvis,
Cobalt Blue
Lukmanul
2 Mina Hias Kel. Pamulang Barat 9 Hakim Lobster, 15
Paulus
Pamulang Kec. Pamulang Tenggana Koki,
Fachrur
Razie Cupang,
Andreas,
Wisnu, Guppy
M. Sofyan,
Jeje,
Ahyat,
Ilham
Neon
3 Kel. Bambu Apus Cardinal, 60 2000 ekor
50.000
Kec. Pamulang Red Nose ekor benih

4 Desa Setu Cupang 6


Kec. Setu
80.000
5 Puspitek Koi 100 ekor
Desa Setu
Kec. Setu
6 Jl. Menjangan 4 RT 50
01/04 Kel. Pd. Ranji
7 RT 08/02 Kel. Rempoa 50

8 RT 02/10 Kel. Rempoa 30

9 Pemuda 08 Neon Tetra


10 Micro Tetra Pamulang Timur Neon Tetra 150 150.000
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 81


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

b. Pariwisata

Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus berupaya untuk


meningkatkan daya tarik obyek-obyek wisata sehingga mampu
mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Tangerang
Selatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.55 mengenai jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Kota Tangerang
Selatan. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota
Tangerang Selatan sebanyak 544.206 wisatawan dengan perincian
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2.246 wisatawan
sedangkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 541.960
wisatawan.

Tabel 2.56
Data Jumlah Pengunjung Wisatawan Nusantara Dan Mancanegara
Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Triwiulan Triwiulan Triwiulan Triwiulan
Uraian Total
1 2 3 4

Wisatawan Nusantara 171.970 165.207 150.026 54.757 541.960

WWisatawan Mancanegara 1 - 941 1.304 2.246

TOTAL 171.971 165.207 150.967 56.061 544.206


Sumber : Dinas Parawisata Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Industri pariwisata di Tangerang Selatan, terus meningkat seiring


dengan kesiapan infrastruktur pendukung sehingga sektor ini dapat
menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sebagai daerah yang
tidak memiliki hasil alam khas dan melimpah, namun sektor pariwisata
Tangerang Selatan menjadi tumpuan ekonomi Tangsel dengan
didongkraknya parawisata dari sektor hiburan dan jasa, dan hal ini dapat
terlihat dari banyaknya jumlah kunjungan wisatawan, sehingga hal ini
berdampak pula pada meningkatnya pendapatan daerah sektor
pariwisata berdasarkan masuknya pajak parawisata. Pada tahun 2017,
realisasi pendapatan daerah dari pajak parawisata sebesar
Rp.283.122.146.291,00. secara lengkapnya disajikan pada tabel 2.56
berikut,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 82


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.57
Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Parawisata
Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015-2017

NO JENIS PAJAK 2015 2016 2017

1 HOTEL 17.204.384.595,00 19.727.591.457,00 24.219.301.509,00

2 RESTORAN 153.989.342.382,00 182.373.767.356,00 218.624.260.439,00

3 HIBURAN 35.442.659.876,00 40.902.062.801,00 40.278.584.343,00

JUMLAH 206.636.386.853,00 243.003.421.614,00 283.122.146.291,00


Sumber : Dinas Parawisata Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

c. Pertanian

Perbedaan antara pertanian urban dan non-urban bisa diakatakan


cukup besar, dan tantangan yang ada pada pertanian urban bisa disebut
sebagai kekuatan yang dimiliki. Variasi kondisi sosio-ekonomi perkotaan,
budaya, hingga geografi, iklim, dan luas lahan menimbulkan berbagai
inovasi dan kebijakan pemerintahan setempat. Diversitas yang
membedakan antara satu kota dan kota lain mampu menciptakan
keunikan tersendiri. Pertanian ini pun menimbulkan berbagai gerakan
lokal seperti "foodies", "locavores", "organic growers" dan sebagainya
yang berfungsi sebagai sarana berbagi informasi dan fasilitas jual beli
produk setempat, sehingga mendatangkan penghasilan, mengurangi
risiko pestisida dan bahan kimia berlebih dalam konsumsi masyarakat,
hingga meningkatkan ketahanan pangan.

Pertanian urban umumnya dilakukan untuk meningkatkan


pendapatan atau aktivitas memproduksi bahan pangan untuk dikonsumsi
keluarga. Adapun pertanian lainnya di Kota Tangerang Selatan yakni
berupa pertanian tanaman bunga atau florikultura, dan tanaman obat-
obatan atau biofarmaka.

Dengan berkurangnya lahan pertanian, lahan yang tersisa dapat


dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hias, karena tidak membutuhkan
luas tanam yang besar. Sehingga petani di Kota Tangerang Selatan
dapat beralih ke tanaman hortikultura maupun tanaman hias serta
biofarmaka. Produksi tanaman hias terbesar di wilayah Kota Tangerang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 83


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Selatan adalah tanaman anggrek, dimana dari 7.268.794 tangkai


tanaman anggrek pada tahun 2015, sudah dipanen habis sebanyak
848.170 tangkai anggrek dan sisanya dapat dipanen pada tahun 2015.
Tanaman hias lainnya seperti aglaonema, adenium (kamboja jepang),
sansevieria (pedang-pedangan) produksi tahun 2015 cukup besar di atas
5.000 tangkai.

Tabel 2.58
Produksi Tanaman Hias di Kota Tangerang Selatan, 2015
Dipanen
No Nama Tanaman Hias Satuan Belum Habis
Habis/Dibongkar
1 Anggrek Tangkai 848.170 6.420.624
2 Heliconia Pisang-pisangan) Tangkai 3.450 8.200
3 Palem *) Pohon 1.070 10.725
4 Aglaonema Pohon 9.685 23.115
5 Adenium (Kamboja Jepang) Pohon 5.650 25.660
6 Euphorbia Pohon 2.730 21.770
7 Phylodendron Pohon 2.975 28.160
8 Ixora (Soka) Pohon 1.000 6.450
9 Sansevieria (Pedang- Pedangan) Rumpun 5.470 17.380
10 Antrium Daun Pohon 1.340 11.369
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Tabel 2.59
Produksi Tanaman Biofarmaka di Kota Tangerang Selatan, 2015
Luas Panen Produksi
Nama Tanaman Luas Tanam
Biofarmaka Habis/ Belum Dipanen Habis/ Belum (m2)
Dibongkar Habis Dibongkar Habis
Jahe 17,19 35,34 6,22 14284 10921
Laos/Lengkuas 13093 36624 6365 17384 14771
Kencur 2904 18174 1208 8406 7959
Kunyit 9547 30683 5176 15687 14382
Lempuyang 1834 1639 1292 1174 1128
Temulawak 1311 2664 1061 1884 700
Temuireng 550 400 390 240 500
Temukunci 500 2677 226 1377 997
Dlingo/Dringo - - - - 50
Kapulaga 205 37 185 37 167
Mengkudu/ Pace*) 550 1908 348 1046 1899
Mahkota Dewa *) 171 691 2412 9732 865
Keji Beling 192 267 123 153 258
Sambiloto 263 674 128 328 349
Lidah Buaya 1366 4,86 865 2721 1,77
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 84


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

d. Perdagangan

Semenjak sembilan tahun terbentuk, Kota Tangerang Selatan


sudah memiliki beberapa kawasan industri dan perdagangan. Luas yang
disediakan untuk zona industri di Kota Tangerang Selatan adalah seluas
2218,31 hektar dengan 2386 unit industri yang termanfaatkan.
Sedangkan luas yang disediakan untuk kawasan industri adalah seluas
1284 hektar dengan 1614 unit industri yang termanfaatkan. Kawasan
perdagangan di Kota Tangerang Selatan terbagi menjadi dua, yaitu
kawasan dengan skala kota dan lokal serta kawasan perdagangan jasa.
Luas yang disediakan untuk kawasan perdagangan skala kota dan lokal
adalah seluas 1050 hektar, sedangkan untuk kawasan perdagangan jasa
seluas 1224,79 hektar. 3502,31 hektar dengan 2386 unit perusahan.
Terdaftar ada 12 (dua belas) pasar tradisional yang berada di tanah milik
Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Berikut akan disajikan tabel 2.59
Sebaran Fasilitas Perdagangan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
dan Tabel 2.60 mengenai pasar daerah di tanah milik Pemerintah Kota
Tangerang Selatan.

Tabel 2.60
Sebaran Fasilitas Perdagangan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Pasar Modern Pasar Tradisional Minimarket Hypermarket


No. Kecamatan
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017* 2015 2016 2017

1 Ciputat 0 0 0 3 3 3 44 44 44 0 0 0

2 Ciputat Timur 0 0 0 2 2 2 46 46 46 0 0 0

3 Serpong 1 1 1 2 2 2 60 60 60 0 0 0
Serpong
4 2 2 2 3 3 3 59 59 59 1 1 1
Utara
5 Setu 0 0 0 2 2 2 38 38 38 0 0 0

6 Pamulang 1 1 1 2 2 2 44 44 44 0 0 0

7 Pondok Aren 1 1 1 2 2 2 96 96 96 0 0 0
Kota Tangerang
5 5 5 16 16 16 387 387 387* 1 1 1
Selatan
Sumber: Disperindag Kota Tangerang Selatan, Tahun 2017
* Angka Sementara

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 85


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.61
Pasar Daerah di Tanah Milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

Luas
Komoditi Pedagang
No Nama Pasar Kec. Kondisi ∑ Kios ∑ Los Areal Ket.
Yg Dijual Kaki Lima
(M2)

Kurang masih
1 Ciputat Ciputat Sembako 1.362 264 750 5.670
Baik beroperasi

Kurang masih
2 Jombang Ciputat Sembako 190 40 20 6.095
Baik beroperasi

Ciputat Kurang masih


3 Ciputat Permai Sembako 15 63 0 1.000
Timur Baik beroperasi

masih
4 Bintaro Sektor 2 Pondok Aren Baik Sembako 152 99 0 2.615
beroperasi

masih
5 Serpong Serpong Baik Sembako 1.074 395 185 8.442
beroperasi

Serpong Kurang tidak


6 Gedung Hijau Sembako 3.396
Utara Baik beroperasi

Sembaka masih
7 Kita Pamulang Pamulang Baik 0 161 12 11.120
dan Bunga beroperasi

masih
8 Jengkol Setu Cukup Baik Sembako 11 54 4 1.050
beroperasi

Ciputat Kurang tidak


9 Gintung 0 0 0 2.450
Timur Baik beroperasi
Sumber: Disperindag Kota Tangerang Selatan, Tahun 2017

2.1.3.4 Urusan Penunjang

a. Perencanaan serta Penelitian dan Pengembangan

Perencanaan Pembangunan yang baik didukung dengan


penerapan manajemen strategis melalui penjabaran rencana strategis
menjadi rencana operasional yang dapat dilaksanakan oleh OPD, yang
dituangkan dalam dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan pembangunan jangka panjang, jangka
menengah dan tahunan.

RPJMD memuat visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, arah


kebijakan program pembangunan untuk jangka waktu 5 tahunan.
Dalam hal ini, rencana program pembangunan daerah merupakan
instrumen kebijakan untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 86


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

daerah. Melalui RKPD, Renstra serta Renja PD, program-program


pembangunan pada RPJMD dijabarkan secara operasional menjadi
rencana kegiatan yang dilaksanakan di setiap tahun. Sebagai bentuk
pengendalian dan evaluasi terhadap keberhasilan perencanaan
pembangunan, maka kinerja program dan kegiatan diukur secara
periodik untuk memastikan kegiatan yang direncanakan secara efektif
menunjang pencapaian keberhasilan program.

Pada tahun 2012, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah


menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025 dan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2010-2016.
Dokumen tersebut ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Kota
Tangerang Selatan Nomor 1 tahun 2012 untuk RPJPD dan Peraturan
Daerah Kota Tangerang SelatanNomor 9 tahun 2016 untuk RPJMD.
Sehingga dengan ditetapkan dokumen perencanaan tersebut dalam
peraturan daerah, Pemerintah Kota telah memiliki dokumen
perencanaan yang memiliki kekuatan hukum. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.62
Ketersediaan Dokumen Perencanaan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2015 – 2017

No. Dokumen 2015 2016 2017 Keterangan

1. RPJPD Kota Tangerang Selatan 2005-2025

2010-2016
2. RPJMD Kota Tangerang Selatan
2016-2021

3. RKPD Kota Tangerang Selatan ada ada ada


Sumber : Bappeda Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Bentuk koordinasi antar Perangkat di Kota Tangerang Selatan


terakomodir melalui beberapa aplikasi yang dibuat untuk mempermudah
proses koordinasi tersebut, dan hal ini disajikan dalam tabel 2.63 berikut:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 87


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.63
Aplikasi Koordinasi Antar OPD di Kota Tangerang Selatan
No. Aplikasi Keterangan

Sistem ini digunakan untuk melakukan pemrosesan perizinan dari proses


pendaftaran, Proses pendataan, proses verifikasi, pengecekan lapangan,
1 Simyandu
proses persetujuan izin, proses pencetakan SK, Penandatangan, Perhitungan
Retribusi dan Penomoran
Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Atap, adalah
2 SIM PTSA sistem yang digunakan untuk melakukan proses rekomendasi dari
Dinas/SKPD teknis penerbit rekomendasi
Digitalisasi
3 Sistem ini digunakan sebagai penyimpanan arsip digital
Arsip
Sistem ini digunakan untuk melakukan pemantauan pendaftaran perizinan
Dashboard secara realtime. Jadi pada saat diperlukan pimpinan atau yang
4
Sistem berkepentingan dapat memantau perkembangan jumlah pendaftaran perizinan
saat itu juga
Sistem Informasi Manajemen Perijinan Online Ke 17 layanan perizinan secara
online antara lain Izin Lokasi, Izin Gangguan, Izin Usaha Perdagangan (IUP),
Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Usaha
Pengelola Pasar Tradisional (IUPPT), Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP),
Izin Usaha Toko Modern (IUTM), Izin Penyelenggaraan Reklame, Izin Usaha
5 Simponie Jasa Kontruksi (IUJK), Tanda Daftar Usaha Orang Perseorangan (TDUP)
Jasa Kontruksi, Izin Lembaga Kursus dan Pelatihan, Izin Lembaga
Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS), Izin Penampungan dan
Pelatihan Bursa Tenaga Kerja Luar Negeri, Tanda Daftar Usaha Pariwisata
(TDUP), Tanda Daftar Gangguan (TDGP), dan Surat Tanda Pendaftaran
Waralaba (STPW).
Sistem Informasi Surat Masuk dan Keluar (SISUMAKER) Merupakan aplikasi
yang dikembangkan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu untuk menangani
permasalahan surat masuk, pendisposisian surat dan Surat keluar. Kelebihan
6 Sisumaker sistem ini diantaranya yaitu, pimpinan/Kepala Badan dimanapun dan
kapanpun dapat melakukan disposisi surat dan bagi penerima disposisi surat
juga dapat menerima disposisi surat secara langsung tanpa harus ada di
kantor.
Sistem ini dipergunakan untuk melakukan penyimpanan, pemrosesan tentang
pengawasan dan pengendalian objek yang berizin dan objek yang tidak
7 SIWASPADA
berizin. Selain itu sistem ini dipergunakan sebagai database penyimpanan
laporan dari masyarakat dan tidak lanjut dari laporan tersebut.
Sumber : Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang SelatanTahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 88


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Salah satu indikator tata kelola pemerintahan yang baik


adalah evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah melakukan
upaya peningkatan akuntabilitas kinerja meliputi perencanaan,
pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja. Penilaian evaluasi SAKIP
dapat dilihat pada Tabel 2.62.

Tabel 2.64
Penilaian Evaluasi SAKIP Kota Tangerang Selatan
Tahun 2015 – 2017

No. Uraian 2015 2016 2017 Keterangan

1. Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC B B -

2. Nilai Evaluasi SAKIP 50,07 60,22 64,19 -


Sumber : Bagian Organisasi, 2017

Pada tahun 2018, telah dilaksanakan penilaian evaluasi SAKIP


Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2015 dengan nilai
50,07 atau tingkat akuntabilitas kinerjanya CC. Hasil penilaian evaluasi
SAKIP untuk tahun 2016 dengan nilai 60,22 atau tingkat akuntabilitas
kinerjanya B dan untuk tahun 2017 dengan nilai 64,19 atau tingkat
akuntabilitas kinerjanya B oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

b. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Sebagai salah satu daerah otonom yang baru Kota Tangerang


Selatan termasuk daerah yang masih membutuhkan jumlah PNS yang
cukup besar. Pada tahun 2015 tercatat bahwa jumlah PNS di kota ini
mencapai angka sebesar 5.834 pegawai. Dengan jumlah penduduk
sekitar 1,2 juta, maka rasio jumlah PNS per penduduk yang ada di Kota
Tangerang Selatan Tahun 2015 mencapai rasio sebesar 1 : 209 orang,
dengan kata lain satu orang PNS di Kota Tangerang Selatan melayani
penduduk sebanyak 209 penduduk.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 89


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.19
Komposisi Jumlah PNS Berdasarkan Status Kepegawaian di Lingkup
Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2017

Bila dilihat berdasarkan komposisi antara pegawai struktural,


fungsional umum dan fungsional tertentu, maka sebagian besar PNS di
Kota Tangerang Selatan berstatus pegawai fungsional umum, yaitu
mencakup 17,71% atau sebanyak 1.033 pegawai dan berstatus pegawai
fungsional tertentu, yaitu mencakup 68,94% atau sebanyak 4.022
pegawai. Sedangkan populasi pegawai struktural hanya sebesar
13,35% atau sebesar 779 pegawai. Sebagian besar dari pegawai
fungsional tertentu terdiri atas guru, pengawas sekolah dan penilik
(sebanyak 3.593 pegawai) dan tenaga medis (393 pegawai). Dari
sejumlah PNS tersebut ada beberapa yang melakukan tindakan
indisipliner ataupun masalah perceraian, berikut penanganan kasus yg
telah terjadi di Kota Tangerang Selatan di tahun 2012-2016, disajikan
pada tabel 2.63 sebagai berikut.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 90


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.65
Penanganan Kasus PNS di Kota Tangerang Selatan Tahun 2012 – 2016
Jumlah Penanganan (kasus/ Tahun)
No Perihal
2012 2013 2014 2015 2016

1. Hukuman Displin 9 5 8 1 5

2. Perceraian 13 16 7 1 2
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2017

Kepangkatan pegawai yang ada pada pemerintahan Kota


Tangerang Selatan jumlah setiap tahunnya naik turun. Kepangkatan
dengan jumlah tertinggi terdapat pada Tahun 2014 sedangkan untuk
kepangkatan dengan jumlah tersedikit adalah pada tahun 2016. Berikut
gambar 2.20 menyajikan data kenaikan pangkat di Kota Tangerang
Selatan tahun 2012-2016.

Gambar 2.20
Kenaikan Pangkat di Lingkup Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 91


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Pendidikan dan Pelatihan PIM II, III, dan IV paling banyak


dilakukan pada tahun 2013, dengan jumlah prosentase 32%, sedangkan
kegiatan Pendidikan dan Pelatihan PIM II, III dan IV tersedikit ada di
tahun 2015. Berikut Tabel 2.64 menyajikan data kenaikan pangkat di
Kota Tangerang Selatan tahun 2012-2017.

Tabel 2.66
Data Kenaikan Pangkat Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2017

NO TAHUN DIKLAT JUMLAH KETERANGAN

PIM II 4 Pengiriman
1 2013 PIM III 14 Pengiriman
PIM IV 84 Pengiriman 44, Penyelenggaraan 40
PIM II 9 Pengiriman
2 2014 PIM III 10 Pengiriman
PIM IV 60 Pengiriman 30, Penyelenggaraan 30
PIM II 2 Pengiriman
3 2015 PIM III 5 Pengiriman
PIM IV 12 Pengiriman
PIM II 0 -
4 2016 PIM III 5 Pengiriman
PIM IV 45 Pengiriman 15, Penyelenggaraan 30
PIM II 0 -
5 2017 PIM III 5 Pengiriman
PIM IV 65 Pengiriman 25, Penyelenggaraan 40
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2017

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah


2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Dilihat dari PDRB Pengeluaran Kota Tangerang Selatan tahun


2016, konsumsi rumah tangga merupakan distribusi terbesar dalam
pembentukan PDRB penggunaan yaitu sebesar 74,54 persen.
Pembentukan modal tetap bruto (investasi) merupakan konsumsi
terbesar kedua setelah konsumsi rumahtangga yaitu sebesar 38,72
persen.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 92


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Jika dilihat laju pertumbuhannya dari tahun 2015 ke tahun 2016,


ternyata pertumbuhan tertinggi berada di Komponen Ekspor dengan
pertumbuhannya sebesar 6,75 persen, Pengeluaran konsumsi
pemerintah dengan pertumbuhannya sebesar 6,17 persen. Sedangkan
laju pertumbuhan untuk konsumsi rumahtangga sebesar 5,10 persen,
dan pembentukan modal tetap bruto (investasi) sebesar 4,00 persen.
Pengeluaran LNPRT sebesar 2,66 persen dan serta Impor sebesar 0,74
persen sebaliknya untuk Perubahan Inventori -97,00 persen

Distribusi impor di Kota Tangerang Selatan cukup signifikan jika


dibandingkan dengan ekspornya, dimana impor di Kota Tangerang
Selatan memberikan kontribusi sebesar 72,56 persen sedangkan
ekspornya hanya sebesar 57,20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
segala kebutuhan barang-barang di Kota Tangerang Selatan masih
tergantung dari impor, baik impor luar negeri maupun impor antar
daerah.
Tabel 2.67
Hasil Penghitungan PDRB Pengeluaran Kota Tangerang Selatan, 2016

PDRB adhb PDRB adhk Share


Komponen LPt
(Trilyun Rp.) (trilyun Rp.) (%)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
45,26 37,49 74,54 5,10
(1.a. s/d 1.g.)
1.a. Makanan, Minuman, dan Rokok 11,16 9,34 18,38 3,96
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 1,70 1,39 2,80 3,16
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan Penyelenggaraan 7,65 6,52 12,60 5,01
Rumah Tangga
1.d. Kesehatan dan Pendidikan 3,74 3,08 6,17 4,56
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi,
12,65 10,56 20,83 5,82
dan Budaya
1.f. Hotel dan Restoran 5,72 4,39 9,42 6,44
1.g. Lainnya 2,64 2,21 4,35 6,19
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,13 0,11 0,21 2,66
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,11 0,80 1,83 6,17
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. +
23,51 18,34 38,72 4,00
4.b.)
4.a. Bangunan 21,70 17,13 35,74 4,20
4.b. Non-Bangunan 1,81 1,21 2,99 1,25
5. Perubahan Inventori 0,03 0,03 0,04 (97,00)
6. Ekspor 34,74 28,77 57,20 6,75
7. Impor 44,06 36,90 72,56 0,74
PDRB 60,72 48,64 100,00 6,98
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 93


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Dalam melihat ketaatan pembangunan Kota Tangerang Selatan


terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2011 - 2031 maka kita
dapat menguraikan apa yang sudah dilakukan dan proyeksi
pembangunan Kota Tangerang Selatan terhadap tata ruang wilayahnya
berdasarkan RTRW 2011-2031, antara lain prasarana dan sarana
penunjang lain yang menjadi potensi investasi yang dikembangkan di Kota
Tangerang Selatan, antara lain:

a. Kereta Api. Sebagai sarana transportasi massal, kereta api


merupakan andalan masyarakat Kota Tangerang Selatan yang
menghubungkan Kota Rangkasbitung - Kota Tangerang Selatan -
Kota Jakarta dan sudah dengan jalur rel ganda (double track).
Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga
kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota
Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain
wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu
(BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok Aren), Ciputat (Stasiun
Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Kereta rel listrik
yang melintas adalah KRL penumpang dan kereta api barang. Dalam
rancangan RTRW, direncanakan pengembangan fasilitas “park and
ride” yaitu lahan parkir kendaraan yang terletak pada fasilitas
transportasi publik seperti stasiun kereta dan terminal. Fasilitas
tersebut memudahkan para penglaju (commuter) yang memiliki
kendaraan pribadi untuk berpindah ke transportasi publik.

b. Bis Antar Kota – Antar Propinsi. Sarana Transportasi ini juga


merupakan penggerak mobilitas masyarakat Kota Tangerang
Selatan sebagai sarana utama dalam kegiatan yang
menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kota Jakarta dan
kota-kota lainnya. Saat ini juga sudah beroperasi feeder Bus
Transjakarta dengan trayek BSD – Jakarta, Pondok Aren (Bintaro
Jaya) – Jakarta dan BSD – Balaraja.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 94


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

c. Angkutan Dalam Kota. Sarana Transportasi Dalam Kota


merupakan salah satu transportasi yang dijadikan andalan untuk
aktivitas sehari-hari masyarakat Kota Tangerang Selatan.

d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih/Air Minum.


Masyarakat Kota Tangerang Selatan memakai air bersih untuk
kebutuhan rumah tangga, industri dan kegiatan lainnya. Saat ini
kebutuhan air bersih masyarakat Tangerang Selatan bersumber dari
dua sumber utama, yaitu dari PDAM Kota Tangerang Selatan
Tangerang serta instalasi air bersih yango dikelola oleh pihak
pengembang atau yang berasal dari air bawah tanah. Di Kota
Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku yang bisa diolah
menjadi sumber air bersih bagi berbagai kebutuhan. Wilayah Kota
Tangerang Selatan setidaknya dialiri oleh tiga sungai yang airnya
cukup melimpah yaitu Sungai Cisadane, Sungai Pesanggrahan, dan
Sungai Kali Angke. Selain itu, masih terdapat sembilan situ dan
danau yang memiliki kadar dan kapasitas air yang layak diolah.
Untuk itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan diharapkan memiliki
instalasi pengolahan air minum yang langsung dikelola atau di
bawah pengawasan pemerintah daerah.

e. Pembangunan Permukiman Vertikal. Dengan kepadatan


penduduk Kota Tangerang Selatan yang mencapai 10.484 jiwa/km2,
maka akan semakin sulit untuk membangun permukiman yang
memakai lahan luas. Sehingga dimungkinkan kawasan permukiman
super blok seperti apartemen, kondominium, rusunawa, flat dan
sejenisnya untuk dikembangkan karena letak Kota Tangerang
Selatan yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan dengan akses
mudah dari berbagai arah. Pengembangan permukiman vertikal
menjadi salah satu alternatif yang dapat membangun kawasan
permukiman modern dengan infrastruktur yang memadai dan
fasilitas pendukung masyarakat perkotaan modern.

f. Kawasan Jasa dan Perdagangan Terpadu. Di sepanjang koridor Jl


Pahlawan Seribu, BSD City Serpong mulai banyak bermunculan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 95


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

gedung-gedung baru yang megah. Pusat perbelanjaan, apartemen,


hotel, pusat hiburan dan kuliner, pusat perkantoran, rumah sakit,
pusat pendidikan telah dibangun. Lahan untuk pembangunan office
tower dan sarana penunjang lain juga tersedia. Oleh karena itu,
sangatlah prospektif apabila para investor dapat menanamkan
modalnya dalam rangka pengembangan kawasan ini.

Kawasan Bintaro juga telah berkembang dan menjadi salah satu


kawasan yang diperhitungkan oleh para investor. Berbagai
infrastruktur di kawasan SCBD Bintaro Jaya berupa gedung
perkantoran, pusat belanja, rumah sakit, pusat pendidikan telah
berdiri di kawasan ini. Untuk memperlancar arus lalu lintas, di
bundaran Bintaro Sektor IX telah dibangun fly over yang
menghubungkan simpul-simpul bisnis dan jasa, termasuk jasa
pendidikan, dengan dibangunnya Universitas pembangunan Jaya.

Bidang Jasa dan perdagangan juga terus dikembangkan dikawasan


Ciputat-Pamulang. Sebagai kawasan Pusat Pendidikan skala
nasional dengan adanya UIN Syarif Hidayatullah dan Universitas
Terbuka, maka daerah Ciputat dan Pamulang dapat dikembangkan
sebagai kawasan jasa pendidikan.

g. Pengembangan Tangsel sebagai pusat MICE (Meetings,


Incentives, Conferencing, Exhibitions). Sebagai kota
perdagangan dan jasa, maka salah satu sarana perkotaan dan dapat
dijadikan ikon kota Tangerang Selatan adalah pembangunan
convention center, atau trade exibition center atau gedung konser.
Sesuai dengan motto cerdas, modern dan religius, maka Kota
Tangerang Selatan mencari para investor untuk membangun gedung
yang memiliki ciri khas daerah Kota Tangerang Selatan tetapi juga
modern. Dimana dapat menjadi pusat kesenian Kota Tangerang
Selatan dan dapat digunakan juga untuk berbagai kegiatan pameran,
rapat atau forum pertemuan resmi skala nasional dan internasional.
Pembangunannya dapat dibangun secara terpadu dengan dilengkapi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 96


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

fasilitas office tower atau hotel bintang lima yang dapat dimanfaatkan
juga sebagai tempat penyewaan ruang kantor.

h. Sektor Industri dan Pergudangan. Melihat luas lahan yang


tersedia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam arah dan tujuan
pembangunan, tidak menempatkan sektor industri dan pergudangan
sebagai andalan. Saat ini peruntukan lahan untuk industri hanya 1,14
% saja dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, atau sekitar 16,67
hektar. Industri yang dikembangkan pun ditujukan kepada green
industry dan ramah lingkungan. Pemilihan industri yang cocok untuk
itu adalah industri yang tidak mempunyai banyak limbah kimia.
Industri pembuatan produk dari bahan setengah jadi seperti
pembuatan bola di Pondok Cabe, atau industri garmen serta industri
perakitan lainnya yang ramah lingkungan adalah salah satu contoh
yang bisa dikembangkan. Selain itu, dengan adanya fasilitas
pergudangan di Taman Tekno BSD dan kawasan Multiguna Serpong
Utara, melengkapi sarana investasi penanaman modal pada sektor
industri maupun pergudangan yang ramah lingkungan.

i. Pengembangan Ekonomi Kreatif. Kreatif ekonomi memiliki potensi


yang sangat besar dalam ekonomi saat ini. Inti perekonomian saat
ini sedang mengalami pergeseran dari ekonomi berbasis sumber
daya alam kepada ekonomi yang berbasis pengetahuan dan inovasi.
Hal ini juga sejalan dengan kecenderungan perkembangan “Ekonomi
Hijau” atau “Bisnis Hijau” yang menjadikan keberlanjutan lingkungan
sebagai hal yang utama di samping pertumbuhan dan keuntungan.
Tangerang Selatan sebagai kota yang tidak memiliki sumber daya
alam melimpah namun memiliki sumber daya manusia dengan
kualitas yang cukup baik, penduduk berusia muda, dan komunitas
kreatif, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi
kreatif sebagai tulang punggung ekonominya.

j. Potensi Wisata Di Tangerang Selatan terdapat beberapa lokasi


kunjungan wisata. Jenis wisata yang tawarkan beraneka ragam di
antaranya wisata alam dan air, wisata belanja, kuliner dan hiburan,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 97


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Mall dan Pusat Perbelanjaan, Hotel dan Penginapan serta wisata


budaya, (untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.21).

Gambar 2.21
Peta Wisata KotaTangerang Selatan

Sumber : Profil KotaTangerang Selatan 2016

2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

Dalam konsep ICOR, investasi yang dimaksud adalah total dari


pembentukan modal tetap (fixed capital formation) dan stok barang yang
terdiri dari gedung, mesin dan perlengkapan, kendaraan, stok bahan
baku dan barang modal lainnya. Sedangkan output adalah nilai tambah
bruto (NTB) yang merupakan selisih antara nilai produksi dengan biaya –
biaya untuk bahan baku dan penolong. Dalam penggunaan koefisien
ICOR diasumsikan bahwa faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan
tambahan output seperti penambahan tenaga kerja dan penggunaan
teknologi pada mesin-mesin produksi dianggap konstan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 98


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.68
Nilai Koefisien ICOR Kota Tangerang Selatan, 2010 – 2016
ICOR
Tahun
Leg 0 Leg 1 Leg 2 Leg 3 Leg 4 Leg 5 Leg 6
2010 5,77 5,25 4,91 4,47 4,47 4,63 4,45

2011 5,71 5,34 4,86 4,86 5,03 4,84

2012 5,54 5,04 5,04 5,22 5,02

2013 5,27 5,27 5,45 5,25

2014 5,55 5,74 5,53

2015* 5,78 5,56

2016** 5,78
ICOR Rata-
5,63 5,37 5,16 4,95 4,84 4,73 4,45
rata
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan
Cat: *) : Angka perubahan
**) : Angka sementara

Nilai Koefisien ICOR Kota Tangerang Selatan tahun 2016 sebesar


5,78 yang berarti bahwa untuk menghasilkan tambahan (increment) Rp.
1 output diperlukan tambahan modal Rp. 5,78 juta. Angka ini
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan 1 satuan output (NTB) di Kota
Tangerang Selatan dibutuhkan investasi sebesar 5,78 juta. Investasi
daerah dapat ditingkatkan jika daerah memiliki potensi, baik itu berupa
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun potensi lain
yang melekat pada suatu daerah. Hal lain yang juga sangat penting
adalah kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya dan
menciptakan iklim yang kondusif dan mendukung investasi.

2.1.4.4 Fokus Sumber Daya manusia


a. Kualitas tenaga kerja

Sebanyak 502.923 penduduk Kota Tangerang Selatan penduduk


berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut tingkat pendidikan yang
ditamatkan untuk lulus SLTA keatas, angka ini merupakan angka terbesar
dibandingkan tingkat pendidikan yang lainnya. Sementara itu sebesar
71.929 penduduk penduduk Kota Tangerang Selatan penduduk berumur 15
tahun keatas yang bekerja menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan untuk
lulus SLTP.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 99


PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.69
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2015

Tingkat Pendidikan yang


No Laki-laki Perempuan Jumlah
Ditamatkan

1 SD Ke bawah 42.726 26.116 68.842

2 SLTP 51.405 20.524 71.929

3 SLTA Ke atas 331.814 171.109 502.923

Jumlah / Total 425.945 217.749 643.694

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Berkaitan dengan kualitas tenaga kerja maka akan ada serapan


tenaga kerja di Kota Tangerang Selatan pada tiap-tiap industri
berdasarkan klasifikasinya masing-masing, dan penerimaan tenaga kerja
tersebut akan mempengaruhi nilai produksi pada industri tersebut, dan
semua hal tersebut akan dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 2. 70
Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Menurut Klasifikasi
Industri di Kota Tangerang Selatan, 2016
Klasifikasi Industri Perusahaan Tenaga Kerja Nilai Produksi
No Establishmen
Industrial Classification Employee Production Value
ts
1 Industri Pengolahan Pangan 15 156 7.579.321.745
2 Industri Tekstil 1 60 2.049.460.000
3 Industri Barang Kulit 2 103 1.904.076.074
4 Industri Pengolahan Kayu 0 0 0
5 Industri Pengolahan Kertas 1 8 515.900.000
6 Industri Kimia Farmasi 12 71 1.423.941.430
7 Industri Pengolahan Karet 0 0 0
8 Industri Galian Bukan Logam 0 0 0

9 Industri Baja/Pengolahan Logam 0 0 0


10 Industri Peralatan 2 75 2.642.240.000
11 Industri Pertambangan 0 0 0
12 Industri Pariwisata 0 0 0
Jumlah / Total 33 473 16.114.999.249
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 100
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)

Dari data jumlah penduduk berdasarkan usia yang didapat dari


Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2016 sebagian
besar penduduk Kota Tangerang Selatan masih terpusat pada selang
umur yang produktif. Jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak
399.420 orang atau sebanyak 25,06%, penduduk usia produktif (15-64
tahun) sebanyak 1.148.071 orang atau 72,03%, dan penduduk usia tua
(65 tahun ke atas) sebanyak 46.321 orang atau sebanyak 2,91%.

Tabel 2.71
Persentase Penduduk Anak-anak, Dewasa dan Lansia Menurut
Jenis Kelamin Di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016
Laki-laki +
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
Perempuan
0-14 203,686 195,734 399,42
15-64 576,867 571,204 1,148,071
65+ 22,355 23,966 46,321
Jumlah 802,908 790,904 1,593,812

Dependency Ratio 39.18 38.46 38.83


Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 (Susenas 2016)

Pada kelompok usia tua (65 tahun keatas), penduduk perempuan


lebih banyak dibanding laki-laki dengan proporsi sebanyak 48,22 persen
untuk laki-laki dan perempuan lebih besar yaitu sebanyak 51,78 persen.
Hal Ini mengindikasikan bahwa angka harapan hidup penduduk
perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Diduga karena peranan laki-laki
sebagai penanggung jawab pencari nafkah dalam keluarga mungkin salah
satu penyebabnya sehingga laki-laki mempunyai resiko kematian yang
lebih tinggi daripada perempuan.

Sedangkan tingkat ketergantungan pada tahun 2016, Angka Beban


Tanggungan di Kota Tangerang Selatan sebesar 38,83 persen. Dengan
kata lain setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung
sekitar 39 orang penduduk usia tidak produktif. Bila dibandingkan dengan
Angka Beban Tanggungan Kota Tangerang Selatan/kota lain di Provinsi
banten yang besarnya secara rata-rata diatas 45 persen, maka Angka

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 101
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Beban Tanggungan Kota Tangerang Selatan masih lebih baik karena


beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif lebih sedikit.

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Hasil RKPD Tahun 2017 Dan Realisasi RPJMD

Akuntabilitas kinerja pada hakekatnya menggambarkan hasil dari


pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh jajaran Pemerintah
Kota Tangerang Selatan sebagai bentuk fasilitasi atas pembangunan yang
melibatkan seluruh masyarakat. Indikator kinerja makro perlu diungkapkan
mengingat indikator ini merupakan perwujudan menyeluruh dan komprehensif
atas kinerja Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dimana kinerja makro
merupakan kinerja yang dihasilkan dari beberapa variabel yang saling terkait
antara lain kinerja pemerintah, swasta, dan partisipasi masyarakat. Selain itu
capaian indikator makro ini dapat diperbandingkan antar Pemerintah Daerah
yang lain, karena umumnya indikator kinerja makro ini juga digunakan secara
seragam oleh Pemerintah Daerah lainnya.

Kemudian ada beberapa catatan tentang kemajuan penyelenggaraan


pemerintahan dari DPRD Kota Tangerang Selatan, yaitu:

1. Total APBD dari tahun ke tahun meningkat;


2. Porsi anggaran berpihak kepada Masyarakat;
3. Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pelaksanaan
pengelolaan anggaran sebanyak 3 (tiga) tahun berturut turut;
4. Peningkatan pembangunan infrastruktur;
5. Peningkatan layanan kesehatan gratis;
6. Sekolah gratis; dan
7. Pembangunan Pusat Pemerintahan (PUSPEM);

Sedangkan untuk capaian kinerja pelaksanaan urusan, program dan


kegiatan masing-masing SKPD pada tahun 2017, adalah sebagai berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 102
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel. 2.72
Hasil Pelaksanaan Pembangunan Daerah Tahun 2017
Terhadap RPJMD 2016-2021 Kota Tangerang Selatan
TAHUN 2017 HASIL
NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
1 URUSAN PENDIDIKAN
1 Harapan Lama Sekolah 14,04 tahun 14,18 tahun √ Dikbud
2 APM PAUD 25,20% 30,20% √ Dikbud
APM ( Angka Partisipasi Murni )

3 SD/MI 99,99% 99,99% Dikbud
APM ( Angka Partisipasi Murni )

4 SMP/MTS 96,80% 93,73% Dikbud
5 Uji Kompetensi Guru 70% 65,12% √ Dikbud
2 URUSAN KESEHATAN
Akreditasi dan re-akreditasi 11

1 Puskesmas puskesmas 11 puskesmas Dinkes
2 Persentase akreditasi unit Labkesda 30% 30% √ Dinkes
Jenis pelayanan sesuai standar 14 Jenis 15 Jenis

3 pelayanan minimal rumah sakit pelayanan pelayanan RSU
Persentase alat kesehatan sesuai

4 standar 70% 70% Dinkes
31

5 Jumlah puskesmas yang terbangun puskesmas 31 puskesmas Bangtarung
Jumlah bangunan posyandu yang

6 dibangun 47 posyandu 30 posyandu Bangtarung
Jumlah puskesmas yang perlu
adanya Tambah Ruang Sesuai √
7 Kebutuhan Pelayanan 3 puskesmas 2 puskesmas Bangtarung
8 Jumlah Bangunan PPKT 39% 44% √ Bangtarung
Jumlah Puskesmas yang

9 direhabilitasi 7 pkm 3 pkm Bangtarung
Tingkat instrumen akreditasi rumah 4 Tingkat

10 sakit dasar (4 bab) 12 Tingkat dasar RSU
Persentase ketersediaan reagen
dan bmhp laboratorium di √
11 puskesmas dan labkesda 95% 95% Dinkes
Persentase ketersediaan obat dan
Perbekalan Kesehatan Puskesmas √
12 dan Jaringannya 90% 100% Dinkes
Persentase resep sesuai dengan

13 formularium 70% 96% RSU
Angka Kematian Ibu per 100.000

14 kelahiran hidup 38 48 Dinkes
Angka Kematian Bayi per 1.000

15 kelahiran hidup 1,2 1,5 Dinkes
Cakupan pelayanan kesehatan

16 balita 97% 97% Dinkes
Cakupan pelayanan kesehatan

17 siswa SD/setingkat 100% 100% Dinkes
9 Puskesmas
Santun 9 Puskesmas √
18 Cakupan pelayanan lansia Lansia Santun Lansia Dinkes

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 103
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Cakupan pelayanan kesehatan

19 remaja 80% 88% Dinkes
Persentase balita gizi buruk

20 mendapat perawatan 100% 100% Dinkes
Persentase Ibu hamil KEK

21 mendapat makanan tambahan 65% 88% Dinkes
Persentase Remaja putri yang

22 mendapat TTD 20% 21% Dinkes
Cakupan Kelurahan 52

23 Sehat/Kelurahan siaga aktif Kelurahan 54 Kelurahan Dinkes
Cakupan organisasi
kemasyarakatan yang

memanfaatkan sumber dayanya
24 untuk mendukung kesehatan 53% 53% Dinkes
Persentase pasien yang
mengetahui produk pelayanan √
25 rumah sakit 55% 55% RSU
Cakupan SDM Kesehatan yang

26 terlatih 60% 60% Dinkes
Persentase SDM Kesehatan yang
mendapat pelatihan minimal 20 √
27 jam per tahun 20% 20% RSU
Cakupan penanganan penyakit
menular dan tidak menular sesuai √
28 tahapan standar nasional 100% 69% Dinkes
Persentase anak usia 0 sampai 11
bulan yang mendapat imunisasi √
29 dasar lengkap 92% 92% Dinkes
Persentase sinyal kewaspadaan dini

30 yang direspon 75% 100% Dinkes
Cakupan Pelayanan kesehatan

31 dasar di puskesmas 100% 100% Dinkes
Cakupan Pelayanan kesehatan

32 rujukan 80% 80% Dinkes
Cakupan pelayanan kesehatan
dasar bagi penduduk miskin dan
kurang mampu serta masyarakat
yang beresiko berdampak sosial √
yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di faslititas kesehatan
33 Tk.I dan Rujukan 32% 56% Dinkes
Cakupan warga kota Tangerang
Selatan yang mendapatkan

Pelayanan pengelolaan Darah yang
34 tidak di tanggung BPJS 50,00% 0,00% Dinkes
Cakupan masyarakat miskin dan
kurang mampu serta masyarakat
yang beresiko berdampak sosial , √
yang memiliki Jaminan asuransi
35 kesehatan 62% 98% Dinkes
Cakupan penyelenggaraan

36 pelayanan kesehatan tradisional 47% 47% Dinkes

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 104
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
dan komplementer
37 Jumlah puskesmas BLUD 1 Puskesmas 0 √ Dinkes
Persentase kepuasan pasien yang

38 disurvei 72% 78% RSU
Persentase Penduduk Yang
Memiliki Akses Terhadap Air √
39 Minum Berkualitas 40% 40% Dinkes
Persentase tempat umum yang

40 memenuhi syarat kesehatan 54% 54% Dinkes
Persentase cakupan rumah yang

41 memenuhi syarat kesehatan 65% 65% Dinkes
Persentase RS Yang Melakukan
Pengelolaan Limbah Medis Sesuai √
42 Standar 85% 85% Dinkes
Jumlah Desa/Kelurahan Yang

43 Melaksanakan STBM 10 kelurahan 16 kelurahan Dinkes
Persentase pengelolaan limbah

44 rumah sakit sesuai standar 100% 100% RSU
3 URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jalan dan jembatan dalam kondisi

1 baik 84% 96% DPU
2 Jalan lingkungan dalam kondisi baik 50% 50% √ DPU
3 Pedestrian jalan yang dibangun 20% 20% √ DPU
4 luas genangan yang tereduksi 34% 34% √ DPU
Pemanfaatan air sungai, danau,
dan penampung air lainnya sebagai √
5 layanan air baku 14% 14% DPU
6 Kapasitas debit sungai /tandon 34% 34% √ DPU
Tersedianya informasi mengenai

7 rencana tata ruang (RTR) wilayah 100% 100% Bappeda
Tersedianya informasi mengenai
rencana rinci tata ruang beserta

rencana teknisnya melalui peta
8 analog dan peta digital 83% 83% Bangtarung
persentase penduduk yang
terlayani sistem air limbah yang √
9 memadai 86,13% 86,13% Bangtarung
10 Persentase pelayanan air minum 83,50% 83,50% √ Bangtarung
Tersedianya sarana dan prasarana

11 gedung perkantoran 10 unit 19 unit Bangtarung
Tersedianya sarana dan prasarana

12 gedung non perkantoran 2 unit 6 unit Bangtarung
Terlayaninya masyarakat dalam
pengurusan kajian dan

rekomendasi teknis serta sertifikat
13 laik fungsi 100% 100% Bangtarung
Terlayaninya masyarakat dalam
pengurusan keterangan √
14 peruntukan lahan 100% 100% Bangtarung
4 URUSAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 105
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Pengurangan luasan permukiman

1 kumuh perkotaan (Ha) 335,4 ha 112,53 ha Perkim
Terbangunnya sarana penunjang

2 permukiman 30 unit 39 unit Perkim
Penyediaan rumah susun

3 sederhana sewa 0 1 unit Perkim
Rumah tidak layak huni menjadi

4 layak huni 200 unit 206 unit Perkim
Persentase terlayaninya
masyarakat dalam pengurusan
sertifikat keahlian perencana dan √
perancang rumah dan PSU
5 perumahan skala kecil 0 100% Perkim
Tersedianya data rumah dan

6 perumahan 0 3 dok Perkim
Tersedianya regulasi
penyelenggaraan perumahan dan √
7 permukiman 1 perwal 1 perwal Perkim
Persentase terlayaninya
masyarakat dalam pengurusan

pengesahan pertelaan rumah
8 susun 100% 100% Perkim
Persentase terlayaninya
masyarakat dalam pengurusan

rekomendasi teknis pembangunan
9 dan pengembangan rumah susun 100% 100% Perkim
Persentase terlayaninya
masyarakat dalam pengurusan

rekomendasi teknis pembangunan
10 dan pengembangan rumah tapak 100% 100% Perkim
tercatatnya PSU perumahan yang
dikuasai sepihak ke dalam neraca √
11 aset 10 perum 10 perum Perkim
Pengembangan dan Pembangunan

12 TPU 7 TPU 1 TPK 7 TPU 1 TPK Perkim
13 Terpeliharanya sarana TPU 100% 100% √ Perkim
Pembinaan kelembagaan

14 pengelolaan TPU 100% 100% Perkim
Penambahan jumlah PJU

15 terbangun 2250 3509 Perkim
Terpeliharanya dan terbayarnya

16 rekening PJU 100% 100% Perkim
5 URUSAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
1 Respon time kebakaran < 15 Menit <20 menit √ Damkar
Cakupan pelayanan
penanggulangan kebakaran dan

penyelamatan korban serta harta
2 benda 100% 100% Damkar
Persentase Mitigasi dan

3 Penanggulangan Bencana 100% 100% BPBD
Tingkat waktu tanggap (response

4 time rate) < 20 Menit terhadap 100% 100% BPBD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 106
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Bencana
Cakupan Penegakan Perda dan

5 /atau Perwal 98% 98% Satpol PP
Jumlah Kegiatan Koordinasi
Pemeliharaan Ketertiban √
6 Masyarakat 30 kali 30 kali Satpol PP
Persentase Penindakan
Pelanggaran pengamanan dan √
7 penertiban 100% 100% Satpol PP
Jumlah penambahan SDM dan

8 sarana prasarana penunjang 62% 62% Satpol PP
Persentase Aparatur Satpol PP yang

9 diiatih 100% 100% Satpol PP
6 URUSAN SOSIAL
Persentase PMKS yang
mendapatkan pelayanan dan √
1 rehabsos sesuai standar dasar 50% 50% Dinsos
Persentase PMKS dan LKS yang

2 diberdayakan 25% 25% Dinsos
Peningkatan pembinaan Lembaga
Kesejahteraan Sosial dan √
3 keagamaan 4 dok 3 dok Setda
Peningkatan Kualitas SDM

4 Kesejahteraan Sosial Masyarakat 7 dok 7 dok Setda
Pencegahan dan penanggulangan

5 HIV dan AIDS 2 dok 2 dok Setda
7 URUSAN KETENAGAKERJAAN
1 Persentase tenaga kerja siap pakai 10% 10% √ Disnaker
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

2 (TPAK) 65% 65% Disnaker
Menurunnya Angka perselisihan

3 Industrial 28 kasus 28 kasus Disnaker
8 URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Peningkatan Pemberdayaan

1 Ekonomi Perempuan 630 orang 652 orang DPMPPPAKB
Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan
2 pengaduan oleh petugas 100% 100% DPMPPPAKB
IPG 92,59 IDG

3 IPG dan IDG 93,5 63.17 DPMPPPAKB
4 Jumlah Kelurahan Ramah Anak 8 Kel. 8 Kel. √ DPMPPPAKB
9 URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
Pemanfaatan Inovasi TTG Dalam

1 Pemberdayaan Masyarakat 4 Inovasi 7 Inovasi DPMPPPAKB
Persentase Peran serta
Lembaga/Kelompok Pemberdayaan √
2 Masyarakat Dalam Pembangunan 70% 98% DPMPPPAKB
10 URUSAN PANGAN
1 Ketersediaan informasi pasokan, 85% 85% √ DKP3

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 107
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
harga dan akses pangan
2 AKG dan AKP 87% 87% √ DKP3
3 Keamanan Pangan 81% 81% √ DKP3
Terlaksananya koordinasi

4 ketahanan pangan 100% 100% DKP3
11 URUSAN PERTANAHAN
Tersusunnya laporan kebutuhan

1 lahan 1 paket 1 paket Perkim
Terfasilitasinya dan pendampingan
kegiatan pengadaan tanah untuk 6 paket √
2 pembangunan 0 pengadaan Perkim
Terlaksananya pengadaan tanah
untuk : kantor kelurahan, kawasan
pertanian terpadu, dan Kantor √
Pemerintahan Kota Tangerang
3 Selatan 0 1 paket Perkim
Terlaksananya pengadaan tanah
untuk : Infrastruktur Dasar,

Kawasan Perdagangan dan
4 Lapangan Olah Raga 0 2 paket Perkim
Terlaksananya pengadaan tanah
untuk kepentingan Umum dalam
rangka pembangunan infrastruktur √
dasar dan Non Gedung
5 Perkantoran 2 paket 4 paket Perkim
Terlaksananya Fasilitasi dan
Pendampingan Pengadaan Tanah

Infrastruktur Dasar dan Non
6 Gedung Perkantoran 2 paket 4 paket Perkim
Terlaksananya pengadaan tanah
untuk kepentingan Umum dalam
rangka pembangunan Gedung

Perkantoran / fasilitas pelayanan
pemerintah bagi masyarakat dan
7 Non infrastruktur dasar 2 paket 3 paket Perkim
Terlaksananya Fasilitasi dan
Pendampingan Pengadaan Tanah
Gedung Perkantoran/ fasilitas √
pemerintah bagi masyarakat dan
8 Non Infrastruktur Dasar 2 paket 3 paket Perkim
Tersusunnya dokumen

9 perencanaan pengadaan tanah 1dok 3dok Perkim
Tersusunnya dokumen teknis

10 rencana pengadaan tanah 1dok 2dok Perkim
Tersusunnya laporan kebutuhan
lahan Pemerintah Kota Tangerang √
11 Selatan Untuk Pembangunan 1 paket 1 paket Perkim
Tersusunnya laporan Monitoring
dan Evaluasi Tahapan Pengadaan √
12 Tanah 1 paket 1 paket Perkim
13 Terfasilitasinya Aparatur di Bidang 3 kegiatan 2 kegiatan √ Perkim

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 108
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Pertanahan lingkup Pemerintah
Kota tangerang Selatan dalam
mengikuti Bimtek di Bidang
Pertanahan
12 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
persentase penanganan terhadap
pengaduan pencemaran dan √
1 perusakan lingkungan 78% 144% Dinas LH
Cakupan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan

izin lingkungan dan pengelolaan
2 lingkungan 70% 52% Dinas LH
50
perusahaan 80 perusahaan

Pengendalian dan pengawasan penghasil penghasil
3 terhadap B3 dan limbah B3 limbah B3 limbah B3 Dinas LH
30
Optimalisasi fungsi analisis parameter 30 parameter √
4 laboratorium lingkungan hidup terakreditasi terakreditasi Dinas LH
Luas lahan yang dikonservasi dan
pelaksanaan program kali bersih di √
5 tiap kecamatan 500 m3 500 m3 Dinas LH
Pilot Project kampung iklim 1 kampung 1 kampung

6 (kampung Hijau di 7 kecamatan) hijau hijau Dinas LH
Jumlah peningkatan partisipasi
aktif masyarakat terkait √
7 pelestarian lingkungan hidup 40% 40% Dinas LH
Fasilitasi Peningkatan Nilai

8 ADIPURA 73 73 Dinas LH
Jumlah penghargaan Nasional
maupun lokal terkait pelestarian √
9 lingkungan hidup 1 orang 1 orang Dinas LH
10 Persentase pengangkutan sampah 50% 55,30% √ Dinas LH
Persentase pengurangan sampah

11 melalui 3R 10% 10% Dinas LH
13 URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
1 Cakupan Penerbitan KK 74,26% 81,64% √ Disdukcapil
2 Cakupan penerbitan KTP 73,15% 75,03% √ Disdukcapil
3 Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran 80,43% 82,48% √ Disdukcapil
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta

4 Kematian 42,19% 55,20% Disdukcapil
Rasio Pasangan Berakta

5 Perkawinan 53,93% 55,79% Disdukcapil
Meningkatnya Pemahaman
Masyarakat Akan Pentingnya √
6 Dokumen Kependudukan 17,33% 17,33% Disdukcapil
Jumlah Data dan Informasi

7 Pendudukan Yang Tersedia 1220802 1341844 Disdukcapil
14 URUSAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
1 Pengendalian Urbanisasi Penduduk 500 orang 586 orang √ Disdukcapil

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 109
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Proporsi Pasangan Usia Subur yang

2 istrinya dibawah 20 Tahun 2,20% 2,20% DPMPPPAKB
3 Menurunnya Unmet Need 6,50% 6,50% √ DPMPPPAKB
4 Meningkatnya Kesertaan ber- KB 70,50% 76,50% √ DPMPPPAKB
Meningkatnya Anggota Tribina (

5 BKB, BKR, BKL) yang Ber-KB 89,50% 90,98% DPMPPPAKB
Meningkatnya Produk Unggulan

6 UPPKS 60,00% 61,00% DPMPPPAKB
15 URUSAN PERHUBUNGAN
1 Jumlah uji kir 35,5 unit 34,73 unit √ Dishub
Jumlah titik pengendalian dan

2 pengaturan lalu lintas 40 titik 40 titik Dishub
Persentase sarana prasarana lalu

3 lintas yang dapat berfungsi 70% 71% Dishub
Peningkatan jumlah sarana

4 prasarana lalu lintas 33% 85% Dishub
16 URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Peningkatan Penerapan
Keterbukaan Sistem Informasi √
1 Publik 20% 20% Diskominfo
2 Persentase Penyebaran Informasi 20% 20% √ Diskominfo
Cakupan pembangunan ,
operasional dan pemeliharaan √
3 sistem di SKPD 100% 100% seluruh OPD
17 URUSAN KOPERASI DAN UMKM
1.695 SDM 1.750 SDM Dinkop &

1 Jumlah SDM Koperasi yang dibina Koperasi Koperasi UKM
Jumlah usaha koperasi simpan
pinjam dan ijin pembukaan kantor

cabang / pembantu / kantor kas Dinkop &
2 KSP 210 koperasi 210 koperasi UKM
Pengawasan dan pemeriksaan
koperasi serta penilaian KSP atau √ Dinkop &
3 USP 420 koperasi 434 koperasi UKM
Dinkop &

4 Jumlah koperasi yang terfasilitasi 50 koperasi 29 koperasi UKM
Jumlah fasilitasi sertifikasi produk 200 produk 200 produk Dinkop &

5 UMKM UMKM UMKM UKM
Pengembangan pemasaran produk 400 produk 717 produk Dinkop &

6 dan inovasi promosi UMKM UMKM UMKM UKM
Pembinaan wirausaha UMKM dan Dinkop &

7 Calon Wirausaha UMKM 1390 UMKM 1400 UMKM UKM
Pembangunan dan Operasional
sarana dan Prasarana 7 Galeri 10 Galeri √ Dinkop &
8 pengembangan UMKM UMKM UMKM UKM
Peningkatan Akses Pembiayaan Dinkop &

9 UMKM 371 UMKM 6.551 UMKM UKM
Pengawasan, Pengembangan Data, Dinkop &

10 Inovasi, Informasi dan Teknologi 3 dok 3 dok UKM
11 Jumlah Lokasi Penataan Pedagang 1 lokasi 1 lokasi √ Dinkop &

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 110
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Kaki Lima dan Asongan UKM
Jumlah Revitalisasi Pasar Rakyat Dinkop &

12 yang dikelola Koperasi 1 lokasi 1 lokasi UKM
Peningkatan Jumlah Investasi PMA 37 PMA & 60 PMA & 20

13 & PMDN PMDN PMDN DPMPTSP
18 URUSAN PENANAMAN MODAL DAERAH
Penerapan Pelayanan dan Perijinan

1 Satu Pintu dan Satu Atap 40 Jenis Ijin 137 Jenis Ijin DPMPTSP
Jumlah layanan perizinan yang

2 bersertifikasi ISO 22 jenis ijin 137 jenis ijin DPMPTSP
19 URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
Peningkatan Kualitas Organisasi

1 Kepemudaan 20 OKP 20 OKP Dispora
7 Kelompok 7 Kelompok
Calon Calon

Wirausaha Wirausaha
2 Jumlah Calon Wirausaha Muda Muda Muda Dispora
Pembinaan Manajemen dan
Pengembangan Olahraga di √
3 Masyarakat 10 Cabor 18 Cabor Dispora
15 Sarana
dan 16 Sarana dan

Pembangunan Sarana dan prasarana prasarana
4 Prasarana olahraga Olahraga Olahraga Dispora
10 Sarana
dan 10 Sarana dan

Pemeliharaan sarana dan prasarana prasarana
5 prasarana Olahraga Olahraga Olahraga Dispora
20 URUSAN STATISTIK
1 Cakupan data dan informasi SKPD 100% 100% √ seluruh OPD
Ketersediaan data pendukung
perencanaan dan pengendalian

pembangunan Kota Tangerang
2 Selatan 4 dok 4 dok Bappeda
21 URUSAN PERSANDIAN
Cakupan Pengelolaan dan
Perlindungan Informasi √
1 Berklasifikasi 20% 20% Diskominfo
Cakupan Penyiapan, Pemanfaatan
dan Pengembangan SDM Sandi,

Materil Sandi dan Jaringan
2 Komunikasi Sandi 20% 20% Diskominfo
22 URUSAN KEBUDAYAAN
1 Jenis Budaya Yang Dilestarikan 4 jenis 4 jenis √ Dikbud
23 URUSAN PERPUSTAKAAN
Jumlah Pengunjung Perpustakaan 796.000

1 Pertahun orang 831.000 orang Perpusda
2 Jumlah Koleksi Bahan Pustaka 12.000 judul 12.311 judul √ Perpusda
Tertatanya arsip seluruh perangkat

3 daerah dan unit kerja 25% 21% Perpusda

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 111
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
24 URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Nilai Tukar Pembudidaya/Pelaku

1 Usaha Perikanan 101,50% 101,50% DKP3
25 URUSAN PARIWISATA
Rp.278.147. Rp.283.122.146.

1 Jumlah PAD dari sektor pariwisata 684.366 291 Dispar
327309 544206

2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Wisatawan Wisatawan Dispar
26 URUSAN PERTANIAN
Nilai Tukar Petani/Pelaku Usaha

1 Pertanian 101,50% 101,50% DKP3
2 Presentase Kesehatan Hewan 80% 80% √ DKP3
Presentase Bahan Asal Hewan yang

3 Memenuhi Kriteria ASUH 78,00% 78,00% DKP3
27 URUSAN PERDAGANGAN
Persentase Pengawasan Barang

1 dan Jasa 100% 100% Disperindag
2 Stabilitas harga kebutuhan pokok 9 komoditas 9 komoditas √ Disperindag
Peningkatan Kesadaran Perijinan 40 pelaku 100 pelaku

3 Perdagangan usaha usaha Disperindag
4 Jumlah UTTP yang diawasi 8.500 UTTP 5.814 UTTP √ Disperindag
Jumlah Rapat Koordinasi TPID dan
Jumlah pendataan/pencacahan √
5 Indeks harga Konsumen 4 dok 4 dok Setda
6 Jumlah produk yang dipasarkan 2 produk 24 produk √ Disperindag
28 URUSAN PERINDUSTRIAN
50 Kelompok 50 Kelompok

1 Cakupan binaan kelompok industri IKM IKM Disperindag
20 Kelompok
Cakupan binaan kelompok industri Industri 30 Kelompok √
2 kreatif Kreatif Industri Kreatif Disperindag
Jumlah pelaporan informasi

3 industri 2 semester 2 semester Disperindag
29 URUSAN PERENCANAAN
Penegasan Batas

1 Daerah/Kecamatan/Kelurahan 7 kec 7 kec Setda
2 Pembakuan Nama Rupabumi 1 dok 1 dok √ Setda
Jumlah perencanaan pembangunan

4 daerah sesuai ketentuan 5 dok 5 dok Bappeda
Tersedianya dokumen evaluasi

5 pencapaian program RPJMD 1 dok 1 dok Bappeda
Tersedianya dokumen evaluasi

6 capaian SDG's 1 dok 1 dok Bappeda
Tersedianya dokumen evaluasi

7 pencapaian smart city 1 dok 1 dok Bappeda
Cakupan Perencanaan
pembangunan di setiap SKPD √
8 sesuai ketentuan 100% 100% seluruh OPD
30 URUSAN KEUANGAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 112
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Tersusunnya laporan neraca aset

1 sesuai ketentuan 100% 100% BPKAD
2 Terealisasinya target pajak daerah 100% 100% √ Bapenda
Pengembangan dan pemeliharaan
sistem pengendalian, pengelolaan √
3 keuangan dan pajak daerah 100% 100% Bapenda
Tersusunnya dokumen Raperda

4 APBD sesuai ketentuan 100% 100% BPKAD
Tersusunnya laporan keuangan
Pemerintah Daerah sesuai √
5 ketentuan 100% 100% BPKAD
Tersusunnya laporan pengendalian
keuangan Pemerintah Daerah √
6 sesuai ketentuan 100% 100% BPKAD
Cakupan laporan keuangan di SKPD

7 sesuai ketentuan 100% 100% seluruh OPD
31 URUSAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Persentase ASN yang terlayani
dalam data dan informasi √
1 manajemen ASN 100% 100% BKPP
Cakupan pengembangan sumber

2 daya aparatur di SKPD 100% 100% seluruh OPD
Tersedianya kebijakan tentang

3 penataan SDM/ASN 100% 100% Setda
32 URUSAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jumlah kajian penelitian dan

1 pengembangan 5 kajian 5 kajian Bappeda
Jumlah koordinasi penelitian dan
diseminasi hasil penelitian dan √
2 pengembangan 4 kali 4 kali Bappeda
Terwujudnya pengembangan

3 inovasi daerah 2 dok 2 dok Bappeda
33 URUSAN SEKRETARIAT DPRD
Persentase Fasilitasi Pembahasan Sekretariat

1 Anggaran 100% 100% DPRD
Persentase Fasilitasi Pembahasan Sekretariat

2 Perda / Non Perda 100% 100% DPRD
Persentase Fasilitasi Fungsi Sekretariat

3 Pengawasan 100% 100% DPRD
Tertatanya Kelembagaan Perangkat
Daerah dan Unit Kerja pada √
4 Pemerintah Daerah 1 dok 6 dok Setda
Jumlah Rapat Koordinasi Forum

5 Ekonomi Daerah 4 dok 4 dok Setda
Jumlah Rapat Koordinasi

6 Pembinaan BUMD dan BLUD 4 dok 4 dok Setda
Jumlah Peningkatan Kolaborasi dan
Kerjasama Pembangunan dengan

Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan Bappeda
7 Masyarakat 11 kali 52 kali dan Setda
8 Program Pembentukan Peraturan 12 Raperda 19 Perda √ Setda

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 113
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
Daerah
Terlaksananya Pembahasan
RAPERWAL antara SKPD

pemrakarsa dengan Tim Asistensi
9 Pembahasan RAPERWAL 36 56 Perwal Setda
Harmonisasi dan Sinkronisasi

10 RAKEPWAL 248 368 kepwal Setda
Terlaksananya Fasilitasi Sosialisasi
Peraturan Perundang-undangan 7 kali √
11 Daerah sosialisasi 3 Sosialisasi Setda
1 Tahun
Terlaksananya Fasilitasi Perda, 13 Perda, 32

Penyebarluasan Peraturan Perwal dan Perwal, 248
12 Perundang-undangan Daerah Kepwal kepwal Setda
1 Tahun
Terlaksananya Pendokumentasian Perda,

Peraturan Perundang-undangan Perwal dan
13 Daerah Kepwal 36 Perwal Setda
Sosialisasi 1
Tahun
Perda,
Perwal dan

Kepwal Sisialisasi 1, dan
melalui Kepwal melalui
Terlaksananya program Pemerintah teknologi teknologi
14 Pusat di Kota Tangerang Selatan informasi informasi Setda
Terlaksananya Bimbingan Teknis

15 Hukum Formil Aparatur 120 orang 55 orang Setda
Terselenggaranya Sosialisasi dan
Desiminasi RANHAM SKPD Kota √
16 Tangerang Selatan 200 orang 200 orang Setda
Terselenggaranya penyuluhan

17 Hukum 500 orang 350 orang Setda
15
Pembahasan

Tertanganinya perkara hukum di Perkara & 8 10 Pembahasan
18 lingkungan pemerintahan Kasus Perkara & 10 Setda
Terlaksananya Fasilitasi Pelayanan

20 Kedinasan KDH/WKDH 100% 100% Setda
Terlaksananya Koordinasi Internal
dan Eksternal Serta Audiensi √
21 Dengan Masyarakat 100% 100% Setda
Meningkatnya Profesionalisme BKPP dan

22 SDM Aparatur (ASN) 5% 5% Setda
Meningkatnya
penerapan/internalisasi kodeetik

dan Kode Prilaku dalam Penguatan BKPP dan
23 Budaya Kerja 20% 20% Setda
34 URUSAN INSPEKTORAT
Prosentase Penanganan Pengaduan

1 Masyarakat 100% 100% Inspektorat
2 Prosentase Penyelesaian tindak 90% 90% √ Inspektorat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 114
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017 HASIL


NO INDIKATOR OPD
TARGET REALISASI TST TMT TT
lanjut hasil pengawasan
Jumlah SKPD yang predikat sakip

3 minimal B 20 OPD 23 OPD Inspektorat
Level Implementasi SPIP
Pemerintah Kota Tangerang √
4 Selatan Level 2 Level 3 Inspektorat
5 Level Implementasi SPIP SKPD Level 3 level 3 √ Inspektorat
6 Level Implementasi SPIP SKPD 15 OPD 20 OPD √ Inspektorat
Level Kapabilitas Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah √
7 (APIP) 2 2 Inspektorat
Prosentase Pejabat Yang

8 melaporkan LHKPN 100% 100% Inspektorat
Prosentase ASN yang melaporakan

9 LHKASN 50% 50% Inspektorat
10 Indeks Persepsi Korupsi 2 2 √ Inspektorat
Jumlah Unit Kerja yang ditetapkan
11 sebagai unit kerja bebas korupsi 5 unit kerja - Setda
Jumlah Laporan Penyelenggaraan

12 Pemerintahan Daerah (LPPD) 5 dok 5 dok Setda
35 URUSAN KECAMATAN
Cakupan peran kecamatan dan
kelurahan sesuai dengan tugas √ Seluruh
1 pokok dan fungsinya 100% 100% Kecamatan
Cakupan wilayah peningkatan
kapasitas pemerintahan dan

pembinaan perangkat kecamatan
2 dan kelurahan 70% 70% Setda
36 URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
Capaian kualitas penerapan sistem

1 akuntabilitas keuangan dan kinerja 38 OPD 38 OPD seluruh OPD
Rata-rata Nilai Kepuasan
Masyarakat (SKM) terhadap

pelayanan publik di masing-masing Setda dan
2 SKPD B B seluruh OPD
Tersedianya SOP Teknis dan

3 administrasi pemerintah 1 dok 1 dok Setda
Jumlah Pembinaan Politik

4 Masyarakat 10 kali 10 kali Kesbangpol
Jumlah Pembinaan Tingkat
Pemahaman Masyarakat Terhadap
Toleransi Kerukunan dan
Kerjasama antar Umat Beragama, √
Nilai-nilai religius, sosial dan
solidaritas serta Pelestarian nilai-
5 nilai luhur budaya bangsa 40 kali 40 kali Kesbangpol
Cakupan pelayanan administrasi

6 perkantoran 100% 100% seluruh OPD
160 74 20
Keterangan : TST (Tercapai Sesuai Target), TMT (Tercapai Melebihi Target), TT (Tidak Tercapai)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 115
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.3.Permasalahan Pembangunan Daerah.

Masyarakat yang semakin cerdas kini banyak mempersoalkan kebijakan


pembangunan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Masyarakat, akademisi,
dunia usaha dan pemerintah sesungguhnya merupakan pelaku utama
pembangunan. Selanjutnya untuk mencapai kondisi yang diinginkan dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, tentu banyak terdapat permasalahan-
permasalahan pembangunan yang akan dihadapi yang bersifat strategis.
Permasalahan-permasalahan ini akan mempengaruhi pembangunan Kota
Tangerang Selatan sehingga perlu diantisipasi secara terencana dan
sistematis. Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation”
antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan
atau apa yang diharapkan dengan kondisi riil. Dari sekian banyak
permasalahan yang telah diidentifikasi, dapat dirumuskan ke dalam 8 (delapan)
permasalahan pokok, yaitu :

Gambar 2.22
8 (Delapan) Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan

Sumber : RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 116
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Kemampuan keuangan daerah tidak akan mencukupi untuk


menyelesaikan semua permasalahan sekaligus, sehingga harus disusun
berdasarkan skala prioritas yang akan dilakukan pada tahun 2019 dan bantuan
keuangan atau bantuan pembangunan dari Pemerintah Provinsi serta
Pemerintah Pusat. Kemudian ada beberapa masukan dari DPRD Kota
Tangerang Selatan mengenai isu-isu yang mengemuka di Kota Tangerang
Selatan yang mana harus diselesaikan, yaitu:

1. Di bidang infrastruktur:

a. Peningkatan kemacetan lalu-lintas;

b. Persampahan;

c. Titik-titik banjir; dan

d. Pembebasan lahan.

2. Masih banyaknya sekolah-sekolah yang siswanya melebihi kapasitas


daya tampung sekolah tersebut;

3. Akses Pelayanan Kesehatan terhadap masyarakat;

4. Jumlah pegawai / SDM yang masih kurang;

5. Belum tergalinya produk unggulan tiap daerah dan Pelaksanaan Perizinan


(Investasi) yang masih terkendala;

6. Penanggulangan kemiskinan yang belum menyeluruh dan masih


banyaknya penganggguran yang belum terserap oleh dunia kerja;

7. Kualitas pelaksanaan Pemerintahan Kota Tangerang Selatan:

a. Transparansi kebijakan;

b. Pelaksanaan kegiatan yang efisien dan efektif;

c. Pelaksanaan kegiatan yang terintegrasi dan sinergis; dan

d. Pencatatan aset-aset (inventarisasi) pemerintah Kota Tangerang


Selatan yang belum terselesaikan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 117
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.3.1. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan


sasaran pembangunan daerah.

2.3.1.1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Yang Tinggi

Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 kecamatan, yaitu Serpong,


Serpong Utara, Setu, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok
Aren, dari 7 (tujuh) kecamatan tersebut terdiri dari 54 Kelurahan. Pada
tahun 2016, jumlah penduduknya 1.593.812 orang (790.904 orang
perempuan dan 802.908 orang laki-laki). Dengan jumlah penduduk
terbanyak di Kecamatan Pondok Aren, yaitu 379.353 orang dan jumlah
penduduk terendah berada di Kecamatan Setu 83.777 orang.

Tabel 2.73
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Penduduk (Orang)
Kelompok
No
Umur
Laki-laki % Perempuan % Jumlah %

1 0–4 74.491 9,28 72.084 9,11 146.575 9,20


2 5–9 70.817 8,82 67.692 8,56 138.509 8,69
3 10 – 14 58.378 7,27 55.958 7,08 114.336 7,17
4 15 – 19 61.468 7,66 64.174 8,11 125.642 7,88
5 20 – 24 67.115 8,36 69.021 8,73 136.136 8,54
6 25 – 29 74.034 9,22 75.762 9,58 149.796 9,40
7 30 – 34 76.480 9,53 77.473 9,80 153.953 9,66
8 35 – 39 73.190 9,12 74.781 9,46 147.974 9,28
9 40 – 44 67.675 8,43 66.386 8,39 134.061 8,41
10 45 – 49 57.632 7,18 56.212 7,11 113.844 7,14
11 50 – 54 45.124 5,62 42.305 5,35 87.429 5,49
12 55 – 59 34.502 4,30 29.881 3,78 64.383 4,04
13 60 – 64 19.644 2,45 15.209 1,92 34.853 2,19
14 65 – 69 11.243 1,40 10.403 1,32 21.646 1,36
15 70 – 74 5.873 0,73 6.127 0,77 12.000 0,75
16 75+ 5.239 0,65 7.436 0,94 12.675 0,80
Jumlah 802.905 100 790.904 100 1.593.812 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang SelatanTahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 118
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.23
Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2011 - 2016

Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota


mencapai 10.828 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Ciputat Timur yaitu 13.398 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di
Kecamatan Setu yaitu 5.661 orang/Km2. Kepadatan penduduk yang
tinggi baik laki-laki maupun perempuan disebabkan kecenderungan
peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya
disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas
dari kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan oleh daya
tarik Kota Tangerang Selatan seperti banyaknya perumahan-perumahan
baru yang dibangun sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan
Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk yang sebagian besar
bekerja di kota Jakarta. Apabila dilihat dari perkembangannya, laju
pertumbuhan untuk penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata dari
tahun 2011 - 2016 sebesar 3,64 %.

2.3.1.2. Tingkat Pendidikan Masyarakat pada umumnya masih belum


optimal

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu daerah yang


menjadi tujuan berbagai kegiatan seperti aktivitas perkonomian, aktivitas
pendidikan, sarana kesehatan dan lain-lain. Hal tersebut dapat
menimbulkan dampak perubahan karakteristik kehidupan sosial ekonomi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 119
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

yang sangat cepat dan besar terutama menyangkut karakteristik


penduduk, terlebih lagi Kota Tangerang Selatan merupakan daerah
penyangga yang berdekatan dengan Ibukota Negara. Perkembangan
penduduk yang demikian pesat telah menuntut pemerintah Kota
Tangerang Selatan untuk melengkapi berbagai informasi, sarana dan
prasarana pendukung, baik perumahan, pendidikan, transportasi
maupun sarana prasarana umum lainnya.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam


kehidupan dan merupakan faktor yang dominan dalam proses
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan selain
dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul
seiringperubahan zamanjuga dapat membawa pengaruh positif dalam
berbagai sendi-sendi kehidupan, sehingga tidaklah mengherankan
apabila pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian yang lebih.
Dalam bidang pendidikan, sasaran pembangunan ditujukan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya
mutu pendidikan. Meningkatnya akses terhadap pendidikan antara lain
ditandai oleh meningkatnya partisipasi sekolah pada berbagai jenjang
pendidikan.

Dari data BPS tahun 2016, angka harapan hidup di Kota


Tangerang Selatan tahun 2016 mencapai 72,14 tahun, ini berarti bahwa
kemampuan untuk bertahan hidup masyarakatnya bisa mencapai usia 72
tahun, hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran untuk sehat dari
masyarakat Kota Tangerang Selatan cukup tinggi.

Dari indikator pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk Kota


Tangerang Selatan selama 11,58 tahun atau pendidikan masyarakatnya
setara SMA kelas dua, dapat dilihat bahawa angka harapan lama
sekolah (HLS) di Kota Tangerang Selatan sebesar 14,08 tahun, ini
berarti bahwa harapan masyarakat untuk bersekolah hanya mampu
mencapai sekolah di akademi/perguruan tinggi di tingkat Dua (D-2).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 120
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.74
IPM Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

No Uraian 2013 2014 2015 2016

1 Angka Harapan Hidup (tahun) 72,10 72,11 72,12 72,14

2 Angka Harapan Lama Sekolah (tahun) 13,24 13,58 13,61 14,08

3 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 11,48 11,56 11,57 11,58

4 Kemapuan Daya Beli (Rp.) (Tahun dasar 2010) 14,207 14,361 14,588 14.972

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 78,65 79,17 79,38 80,11


Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Gambaran kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilihat


juga dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk. Pendidikan
yang ditamatkan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal
yang merupakan gambaran kualitas SDM suatu wilayah. Dengan
semakin banyaknya persentase penduduk yang menamatkan pendidikan
di pendidikan menengah keatas maka kualitas suatu wilayah akan
semakin baik, karena dengan SDM yang memadai maka akan lebih
mudah untuk mengembangkan kemampuan, kreatifitas dan kualitasnya.

Dilihat dari sisi prasarana, masih banyak hal yang perlu


ditingkatkan. Pada tahun 2016, dalam hal pendidikan dasar, terdapat 302
SD negeri dan swasta, 44 MI negeri dan swasta, 166 SMP negeri dan
swasta, 99 MTs negeri dan swasta. Dalam hal pendidikan menengah,
terdapat 70 SMA negeri dan swasta, 86 MA negeri dan swasta. Dalam
hal Perguruan tinggi dan Riset. Terdapat 2 perguruan tinggi negeri, 2
perguruan tinggi kedinasan, dan lebih dari 20 perguruan tinggi swasta, di
antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sekolah
Tinggi Akutansi Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia (ITI), Bina
Nusantara dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Di Tangerang
Selatan juga terdapat pusat riset Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Puspiptek) yang dimiliki oleh Kementerian Riset Teknologi
Dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 121
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.75
Jumlah Sekolah Negeri di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Sekolah Sekolah
Raudatul Sekolah Madrasah Madrasah
Uraian Menengah Menengah Aliyah Total
Athfal Dasar Ibtidaiyah Pertama Tsanawiyah Atas

Jumlah Sekolah 18 302 44 166 99 70 86 785

Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Dalam hal sekolah negeri, pada tahun 2016 terdapat 157 Sekolah
Dasar Negeri, 22 Sekolah Menengah Pertama Negeri yang tersebar di
Kota Tangerang Selatan. Jumlah SMA negeri saat ini 12 unit, sedangkan
SMK 5 unit. Dengan upaya tersebut diharapkan masyarakat Kota
Tangerang Selatan dapat menyekolahkan anaknya pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dengan biaya pendidikan yang
terjangkau.

Kualitas pelayanan pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari


sisi kompetensi pendidik, masih banyak guru yang belum tersertifikasi
dan dari sisi sarana belajar, masih ada sekolah yang belum memiliki
perpustakaan dan laboratorium. Karena itu peningkatan kompetensi guru
baik tingkat dasar maupun tingkat menengah serta penyediaan sarana
belajar masih harus diprioritaskan.

2.3.1.3. Pertumbuhan Ekonomi belum Sepenuhnya meningkatkan daya beli


masyarakat
Selama periode 2010-2016, struktur lapangan usaha sebagian
masyarakat Kota Tangerang Selatan berada dikelompok lapangan
usaha tersier yang terlihat dari besarnya kenaikan/penurunan peranan
masing- masing kelompok lapangan usaha ini terhadap
pembentukan PDRB Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2015,
kelompok lapangan usaha tersier memberikan sumbangan sebesar
73,68 persen yang mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar 74,19 persen. Pada tahun 2015 kelompok lapangan usaha
primer dan sekunder memberikan. sumbangan masing-masing
sebesar 0,28 persen dan 26,05 persen.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 122
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.76
Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan
Menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2011-2015

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,33 0,3 0,29 0,32 0,28


2 Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 12,62 11,84 11,62 11,45 11,22
4 Pengadaan Listrik, Gas 0,1 0,11 0,12 0,12 0,12
5 Pengadaan Air 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04
6 Konstruksi 12,54 13,55 14,39 15,01 14,66
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
7 18,4 18,63 17,95 17,56 17,16
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 2,62 2,7 2,91 3,07 3,25
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 3,08 3,14 3,22 3,36 3,22
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 12,55 11,94 10,91 10,86 10,95
11 Jasa Keuangan 1,2 1,22 1,22 1,21 1,2
12 Real Estate 16,52 16,46 16,65 16,21 17,44
13 Jasa Perusahaan 3,03 3,12 3,28 3,42 3,56
Administrasi Pemerintah, Pertahanan,
14 1,2 1,21 1,2 1,25 1,29
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 7,9 8,19 8,73 8,96 8,56
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,73 4,58 4,35 4,05 4,07
17 Jasa Lainnya 3,12 2,95 3,12 3,14 3
Jumlah 100 100 100 100 100
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Kelompok lapangan usaha primer mengalami penurunan


dibandingkan dengan tahun 2010 yang menyumbang sebesar 0,34,
sedangkan kelompok lapangan usaha sekunder mengalami kenaikan
dibanding tahun 2010 yang menyumbang sebesar 25,47 persen.
lapangan usaha Real Estate memberikan sumbangan tertinggi
sebesar 17,44 persen, kemudian disusul lapangan usaha Perdagangan
Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan lapangan
usaha Konstruksi masing-masing sebesar 17,16 persen dan 14,66
persen. Lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
hanya menyumbang 3,22 persen. Sementara peranan lapangan usaha
lainnya secara keseluruhan menyumbang sebesar 36,71 persen.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 123
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.3.1.4. Layanan Kesehatan masih belum optimal

Penduduk di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016 yang


mengalami keluhan kesehatan ada 23,42 persen serta yang mengalami
keluhan yang mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari
(menderita sakit) sebesar 13,45 persen. Bila dibandingkan menurut jenis
kelamin, penduduk perempuan yang mengalami keluhan kesehatan lebih
besar dibandingkan penduduk laki-laki yaitu masing-masing sebesar
24,10 persen dan 22,76 persen. Sedangkan penduduk yang menderita
sakit, laki-laki lebih pesar diabanding perempuan yaitu sebesar14,13
persen untuk laki-laki dan 12,76 persen perempuan.

Tabel 2.77
Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Terakhir Menurut
Jumlah Hari Sakit, Dan Rata-Rata Lama Sakit (Hari) Dan Jenis Kelamin Di Kota
Tangerang Selatan Pada Tahun 2016

Jumlah Hari Sakit Laki-laki Perempuan Total

≤3 58,57 52,27 55,46

4-7 29,79 37,66 33,67

8 - 14 5,94 3,7 4,84

15 - 21 1,69 0,31 1,01

22 - 30 4,03 6,05 5,03

Jumlah 100.00 100.00 100.00

Rat-rata Lama Sakit (Hari) 5,29 5,69 5,49


Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Dari data BPS Kota Tangerang Selatan tahun 2016, kunjungan


pasien rawat inap yang lebih 30 hari sebesar 1,52 persen, kurang dari 3
hari 33,18 persen, 4-6 hari 43,24 persen, dan 7-29 hari sebesar 22,06
persen. Sedangkan cara bayar paling banyak dengan BPJS yaitu
sebanyak 31,20 jiwa atau 29,32 persen, dengan BPJS
Ketenagakerjaan3,53 jiwa (3,31 persen), Askes/Asabri/ Jamsostek4,72
jiwa (4,44 persen) dan sekitar 49,73 jiwa atau 46,74 persennya tidak
punya jaminan kesehatan akan dipaparkan pada tabel berikut.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 124
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.78
Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut Jenis
Jaminan Kesehatan, Tahun 2016

Laki-laki +
Jenis Jaminan Kesehatan Laki-laki Perempuan
Perempuan

BPJS Kesehatan 30,25 32,16 31,20


BPJS Ketenagakerjaan 4,17 2,87 3,53
Askes/Asabri/ Jamsostek 4,63 4,81 4,72
Jamkesmas/ PBI 2,74 3,33 3,03
Jamkesda 6,35 6,56 6,45
Asuransi Swasta 4,99 5,12 5,05
Perusahaan/ Kantor 2,84 2,52 2,68
Tidak Punya 50,95 48,49 49,73
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Keberadaan rumah sakit swasta pada umumnya untuk melayani


warga perumahan yang termasuk golongan menengah ke atas yang
tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tangerang Selatan. Rumah sakit
di Kota Tangerang Selatan ada yang bertaraf internasional seperti
Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di Serpong Utara dan
Eka Hospital. Tahun 2016, jumlah rumah sakit ada di Kota Tangerang
Selatan sebanyak 17 unit. Satu di antaranya merupakan Rumah Sakit
Umum Daerah yang terletak di Kecamatan Pamulang. Pada tahap
pertama pembangunan, RSU sudah mampu memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan kapasitas 66 tempat tidur untuk
rawat inap kelas III.

Tabel 2.79
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Rumah Rumah Klinik/Balai
Uraian Puskesmas Posyandu
Sakit Bersalin Kesehatan

Jumlah / Total 17 11 25 820 386


Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2017

Tenaga kerja kesehatan di RSUD Kota Tangerang Selatan tahun


2016 tercatat sebanyak dokter spesialis PNS sebanyak 146 orang
dengan status PNS, dan yang berstatus Kontrak sebanyak 433 orang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 125
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.80
Jumlah Tenaga Kerja Medis, Paramedis Perawat, Paramedis Non Perawatan
dan Tenaga Kerja Non Medis di RSU Kota Tangerang Selatan, 2016
Status Ketenagaan/
Jenis Tenaga Kontrak TKK
PNS Capeg PTT
RSU Pemda
1 Tenaga Medis
a. Dokter Ahli 20 15 0 0 0
b. Dokter Umum 23 13 0 0 0
c. Dokter Gigi 3 0 0 0 0
d. Dokter Gigi Spesial 0 0 0 0 0
e. Dokter Konsultan 0 1 0 0 0
f. Dokter/Dokter S2/Kes. Masyarakat 0 0 0 0 0
g. Dokter Gigi MHA/MARS 0 1 0 0 0
2 Paramedis Perawatan 0 0 0 0 0
a. Sarjana Kes. Masyarakat 0 1 0 0 0
b. Sarjana Keperawatan 0 17 0 0 0
c. Akademi Keperawatan/Penata Rawat 27 109 0 0 0
d. Bidan 19 31 0 0 0
e. SPK/SPR 2 2 0 0 0
f. Perawat Gigi 1 1 0 0 0
3 Paramedis Non Perawatan 17 47 0 0 0
4 Tenaga Non Medis/Non Medical Personnels 34 195 0 0 0
Jumlah 146 433 0 0 0
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

2.3.1.5. Perumahan Layak Huni belum dapat terjangkau masyarakat luas

Salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan


sandang adalah papan atau hunian tempat tinggal. Selain sebagai
tempat berlindung dan mempertahankan diri dari kondisi lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun sosial, rumah juga dapat menunjukkan
status sosial seseorang. Status sosial seseorang berbanding lurus
dengan kualitas/kondisi rumahnya. Semakin tinggi status sosial
seseorang semakin besar peluang untuk memenuhi kebutuhan akan
tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik.

Berbagai fasilitas perumahan yang mencerminkan kesejahteraan


rumah tangga tersebut diantaranya dapat dilihat dari kualitas material
yang mencakup antara lain jenis atap, dinding dan lantai terluas yang
digunakan. Kualitas ketiga unsur tersebut secara umum dapat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 126
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

menggambarkan tingkat kesejahteraan penghuninya. Selain itu,


berbagai indikator fasilitas penunjang lain seperti sumber air minum,
luas lantai hunian, tempat buang air besar, sumber penerangan dan
status kepemilikan rumah juga dapat menunjukkan tingkat
kesejahteraan rumah tangga.

Kondisi ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh terhadap


kepemilikan rumah tinggal. Rumah tangga yang menempati rumah
milik sendiri dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan akan
tempat tinggal yang terjamin dan permanen dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, sekitar 73,64 persen
rumahtangga di Kota Tangerang Selatan sudah menempati rumah
milik sendiri/orang tua/saudara. Sedangkan sisanya sebesar 25,36
persen rumahtangga masih menempati rumah sewa/kontrak ataupun
rumah dinas/bebas sewa. Masih tingginya rumahtangga yang menempati
rumahsewa/kontrak tidak terlepas dari daya tarik Kota Tangerang
Selatan sebagai wilayah perkotaan yang sedangberkembang pesat
sehingga mampu menarik penduduk dari wilayah lain untuk datang,
terutama dengan tujuan bekerja, seiring pertumbuhan penduduk tentnya
diikuti oleh pembangunan permahan mulai perumahan sederhana,
menengah mapun perumahan elite. Namun demikian, tingginya harga
lahan/properti menyebabkan para pendatang tersebut hanya mampu
menyewa rumah maupun apartemen tempat tinggal.

Bila dilihat perkembangannya dari tahun sebelumnya maka


persentase rumah tangga yang memiliki rumah sendiri/oarng tua/saudara
tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup berarti yaitu sebesar
1persen, dimana tahun 2015 sebesar 734,64 persen turun menjadi 73,64
persen tahun 2016. Hal ini berkaitan dengan pesatnya pembangunan
perumahan baru berupa klaster ataupun apartemen di Kota Tangerang
Selatan terutama wilayah kecamatan Serpong dan Serpong Utara
yang harganya cukup mahal bagi kebanyakan orang untuk membelinya
sehingga menurunkan persentase rumah tangga yang mempunyai
rumah milik sendiri.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 127
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.81
Indikator Fasilitas Perumahan Kota Tangerang Selatan Tahun 2015-2016
Persen
Indikator Kualitas Perumahan
2015 2016

Rumah milik sendiri/orang tua/saudara 74,64 73,64


Lantai terluas bukan tanah 100.00 100.00
Luas lantai rumah perkapita < 10 m2 16,46 17,33
Atap rumah dari beton dan genteng 98,85 97,77
Dinding rumah berupa tembok 99,28 99,34

Persen
Indikator Fasilitas Perumahan
2015 2016
Mengkonsumsiair minum kemasan dan air ledeng 42,79 50,07
Bahan bakar memasak:
- Gas 97,90 98,25
- Minyak tanah 0,66 0,68
- Kayu bakar 0,30 0,41
- Lainnya 1,14 0,66
Menggunakan fasilitas buang air besar sendiri 95,61 93,29
Menggunakan Listrik PLN dan nonPLN 100.00 100.00

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan 2017 (Susenas Tahun 2015 - 2016)

Kriteria rumah yang layak dan sehat untuk dijadikan tempat


tinggal adalah apabila rumah tersebut memiliki dinding terluas yang
terbuat dari tembok atau kayu, atap terluas berupa beton atau genteng
serta luas lantai terluas bukan berupa tanah. Selain itu menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satu kriteria rumah sehat adalah
rumah yang memiliki luas lantai per orang minimal 10m². Sedangkan
menurut Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat, kebutuhan ruang
per orang dihitung berdasarkan aktifitas dasar manusia di dalam rumah
yang meliputi; tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci, masak
dan ruang gerak lainnya. Sementara menurutKementrian Kesehatan,
salah satu persyaratan rumah sehat adalah jika penguasaan luas lantai
perkapitanya minimal 8 . Jika melihat hasil kajian, maka kebutuhan
ruang per orang adalah 9 dengan perhitungan rata-rata ketinggian
langit-langit adalah 2,80 m.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 128
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Dari tabel 2.56 terlihat bahwa masih terdapat sekitar 17,33 persen
rumah tangga di Kota Tangerang Selatan yang penguasaan luas lantai

rumah perkapitanya kurang dari 10 m2. Jika rata-rata jumlah anggota


rumah tangga di Kota Tangerang Selatan sebanyak 4 jiwa per rumah
tangga, maka luas minimal sebuah rumah sehat menurut WHO adalah
seluas 40 . Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka

rumah tangga yang luas lantai perkapitanya kurang dari 10 m2 terjadi


kenaikan yang cukup berarti yaitu sebesar 1 persen. Sementara itu
persentase rumah tangga dengan lantai terluas yang masih berupa
tanah sudah tidak ada.

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kualitas perumahan


untuk rumah tinggal adalah penggunaan atap dan dinding terluas.
Pada tahun 2016, persentase rumah tinggal dengan atap terluas
berupa beton atau genteng di Kota Tangerang Selatan mencapai
97,77 persen. Bila dilihat dari dinding terluasnya maka hampir
seluruhnya rumah tangga di Kota Tangerang Selatan menggunakan
dinding berupa tembok yaitu sebesar 99,34 persen (naik 0,06 persen)
dibanding tahun 2015.

Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah tinggal akan


menentukan kualitas dan nyaman tidaknya rumah tinggal tersebut. Salah
satu fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi nyaman dan
sehat untuk ditinggali adalah tersedianya air bersih serta jamban yang
dimiliki sendiri.Ketersediaan air bersih dalam jumlah yang cukup
terutama untukkeperluan minum dan masak merupakan tujuan dari
program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan oleh
pemerintah. Seperti terlihat pada Tabel 2.81, persentase rumah tangga
yang mengkonsumsi air minum kemasan dan air ledeng sebagai sumber
air minum dan masak sekitar 42,79 persen (turun 11,09 persen)
dibanding tahun 2014. Selebihnya masih menggunakan sumber air dari
sumur bor/ pompa, sumur terlindung dan sumur tak terlindung, Jadi
masih lebih dari setengahnya penduduk di Kota Tangerang Selatan yang
mengkonsumsi air selain air minum kemasan dan air ledeng.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 129
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Sistem pembuangan kotoran manusia sangat erat kaitannya


dengan kondisi lingkungan dan resiko penularan penyakit, khususnya
penyakit saluran pencernaan.Klasifikasi sarana pembuangan kotoran
dilakukan berdasarkan tingkat resiko pencemaran yang mungkin
ditimbulkan. Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan kotoran
manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang
digunakan terutama dikaitkan dengan tanggungjawab dalam
pemeliharaan dan kebersihan sarana.Fasilitas rumah tangga yang
berhubungan dengan hal tersebut adalah ketersediaan jamban sendiri.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, seluruh rumah tangga di
Kota Tangerang Selatan sudah menggunakan fasilitas buang air besar
sebesar 93,29 persen tahun 2016.

Fasilitas perumahan lainnya yang juga penting adalah penerangan


dan bahan bakar untuk memasak. Sumber penerangan yang ideal
adalah yang berasal dari listrik (PLN dan NonPLN),karena cahaya listrik
lebih terang dibandingkan sumber penerangan lainnya. Hasil Susenas
tahun 2016 menunjukkan bahwa seluruh penduduk di Kota Tangerang
Selatan sudah menggunakan Listrik.Sementara itu persentase rumah
tangga yang menggunakan bahan bakar gas untuk memasak sebesar
98,25 persen (naik sebesar 0,35 persen) dibanding tahun 2015.
Sedangkan untuk pemakaian minyak tanah, mengalami sedikit
kenaikan dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,02 persen,
begitu juga untuk bahan bakar dan lainnya mengalami penurunan. Untuk
yang memakai kayu bakar naik 0,11 persen sedangkan untuk bahan
bakar lainnya turun sebesar 0,48 persen dibanding tahun 2015, dimana
bahan
mereka tidak menggunakan bakar tetapi menggunakan Magic Com
atau sejenisnya untuk menanak nasi ataupun mereka yang tidak
pernah memasak.

2.3.1.6. Jaringan dan Kualitas Jalan yang belum mendukung pada fungsi
kota

Kota Tangerang Selatan memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi


dan dari Jakarta dapat dicapai melalui:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 130
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

- Jalan Tol Ulujami – Serpong yang melalui Pondok Aren dan


Serpong, dan terhubung dengan JORR W2 Ciledug-Ulujami dan
Pondok Pinang – TMII, serta direncanakan dibangun hingga
Balaraja dan terhubung dengan Jalan Tol Cinere-Serpong dan
Jalan Tol Kunciran-Serpong.
- Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan lanjut melalui Jalan Raya
Serpong.
Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah
satu faktor daya tarik investasi di suatu daerah. Berdasarkan data Dinas
Bina Marga dan Pengairan Kota Tangerang Selatan, panjang total jalan
di Kota Tangerang Selatan adalah 683,60 Km dengan rincian jalan
negara satu ruas dengan panjang 9,01 Km; jalan provinsi 12 ruas
dengan panjang 48,90 Km; jalan kota dan strategis kota 421 ruas
dengan panjang 405,66 Km. Kondisi jalan yang berada dalam keadaan
baik adalah sebesar 80,69 persen, dalam keadaan sedang sebesar
17,37 persen, dan rusak ringan sebesar 1,94 persen.

Gambar 2.24
Jalan Nasional di Kota Tangerang Selatan

Sumber: Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/M/2010 Tanggal 10 November 2010 (Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, 2016)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 131
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 2.25
Jalan Provinsi di Kota Tangerang Selatan

Sumber: Keputusan Gubernur Banten Nomor: 761/Kep.1039-Huk/2011 Tanggal 8 Desember 2011 (Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, 2016)

Gambar 2.26
Jalan Kota di Kota Tangerang Selatan

Sumber: Keputusan Gubernur Banten Nomor: 761/Kep.1039-Huk/2011 Tanggal 8 Desember 2011 (Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, 2016)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 132
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.82
Kondisi Jalan Kota dan Strategis Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Kondisi Jalan (m)
Jumlah Panjang
No Kecamatan Rusak Rusak
Ruas Jalan (m) Baik Sedang
Ringan Berat
1 Serpong Utara 34 32.330 31.031 986 238 75
2 Serpong 46 52.121 50.423 1.182 347 169
3 Pondok Aren 80 96.203 92.211 3.134 636 222
4 Ciputat Timur 82 59.095 56.262 1.925 357 552
5 Ciputat 61 56.245 54.000 1.478 399 367
6 Setu 23 24.017 23.049 803 158 8
7 Pamulang 95 85.653 84.113 1.334 73 134
Jumlah 421 405.664 391.089 10.841 2.207 1.526
Persentase 96,41% 2,67% 0,54% 0,38%
Sumber : Dinas Bangunan dan Sumber Daya Air (Tahun 2018)

Kemacetan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan untuk tahun


2015 ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu 29 titik
lebih sedikit dibandingkan tahun 2014 sebanyak 42 titik. Hal ini hasil dari
sudah selesainya pembangunan pelebaran jalan di beberapa lokasi.
Faktor yang masih menjadi penyebab kemacetan di beberapa titik dan
ruas jalan adalah dikarenakan Kota Tangerang Selatan belum memiliki
terminal yang dapat menampung angkutan umum dalam kota, sehingga
masih banyak kendaraan angkutan umum parkir di pinggir jalan untuk
menunggu atau menaikturunkan penumpang yang biasanya berlokasi di
sekitar pasar, stasiun, kompleks perumahan dan persimpangan jalan.
Kondisi ini menimbulkan kemacetan di banyak ruas jalan. Titik rawan
kemacetan ini umumnya terdapat pada sekitar persimpangan jalan atau
pasar. Titik-titik ini tersebar di seluruh kecamatan dan terbanyak berada di
Ciputat dan Ciputat Timur.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 133
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.83
Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
JUMLAH
KECAMATAN NO TITIK KEMACETAN
TITIK
1 ITC Bsd/Junction 3
Serpong 2 Pertigaan Jalan Ciater
3 pasar serpong
1 Simpang TL Gading Serpong 3
Serpong Utara 2 Bundaran Alam Sutra
3 Simpang Tl. Gading Serpong
1 Simpang Sevilla
7
2 Simpang Muncul
3 Simpang Viktor
Setu 4 Simpang Kodiklat TNI
5 Bundaran Taman Tekno
6 Simpang Puspitek
7 Permata Pamulang
1 Persimpangan Gaplek/Ma 4
2 Bundaran Pamulang/UNPAM
Pamulang
3 Persimpangan Pamulang 2
4 Simpang Griya Jakarta
1 Simpang Zodiak 3
Pondok Aren 2 Simpang lampu merah BP
3 Simpang Gopli
1 Pertigaan Kedaung/Jl Aria Putra
4
2 Pasar Jombang/St.Sudirman
Ciputat
3 Pasar Ciputat/Fly Over
4 Simpang Kampung utan
1
Ciputat Timur 1 Simpang Gintung
TOTAL 29
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan, 2018

2.3.1.7. Lingkungan Perkotaan belum tertata dengan baik

Pembangunan kota yang tidak terkendali akan mengakibatkan


tekanan terhadap lingkungan dan beban masyarakat meningkat,
sebaliknya degradasi lingkungan akan mengakibatkan pembatasan
pengembangan ekonomi dan penurunan kualitas hidup. Guna mencegah
terjadinya dampak-dampak negatif, maka diperlukan prinsip-prinsip
pembangunan kota yang berkelanjutan. Evaluasi terhadap pelaksanan
pembangunan kota yang berkelanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah pembangunan suatu kota sudah atau belum/tidak berkelanjutan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 134
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Pertumbuhan penduduk perkotaan semakin pesat seiring dengan


perkembangan perekonomian, pemukiman, pendidikan, dan budaya.
Daya tarik kota yang sangat besar bagi penduduk desa mendorong angka
laju urbanisasi semakin cepat. Peningkatan jumlah penduduk daerah
perkotaan menimbulkan tekanan cukup besar terhadap sumberdaya dan
lingkungan perkotaan (Setyowati, 2008). Ini masih cenderung
mengedepankan orientasi keekonomian saja. Tentunya hal ini nantinya
dapat menimbulkan kerentanan bahaya aspek lingkungan (daya dukung
yang tidak mampu lagi untuk menunjang perkembangan kota) dan sosial
(beban masyarakat meningkat).
Dampak negatif tersebut harus dicegah atau diminimalisir dengan
upaya pengendalian pembangunan kawasan perkotaan dengan
menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Untuk itu agar
pembangunan kota ini dapat secara berkelanjutan, maka diperlukan suatu
kebijakan yang mengharmonisasikan tatanan ekonomi, tatanan ekologis,
dan tatanan sosial. Sistim ekonomi hanyalah merupakan salah satu dari
totalitas tatanan yang ada, dengan demikian kepentingan ekonomi tidak
lagi mendominasi, tetapi justru tergantung secara ekologis dan sosial.

Saat ini banyak warga kota yang mengeluhkan ketidaknyamanan


lingkungan tempat tinggal mereka, mulai dari masalah kemacetan, tidak
terawatnya fasilitas umum hingga masalah kebersihan lingkungan. Dalam
kondisi seperti itu, setiap orang mendambakan sebuah kota yang nyaman
dan memang layak untuk dihuni. Mereka menginginkan Livable city. Dapat
dikatakan bahwa Livable City merupakan gambaran sebuah lingkungan
dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai
tempat untuk beraktifitas yang dilihat dari berbagai aspek, baik aspek fisik
(fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang, dll) maupun aspek non-fisik
(hubungan sosial, aktivitas ekonomi, dll). Dalam kaitannya dengan Livable
City setidaknya terdapat tujuh variabel utama perkotaan, yaitu: Fisik Kota,
Kualitas Lingkungan, Transportasi – Aksesibilitas, Fasilitas, Utilitas,
Ekonomi dan Sosial.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 135
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 2.84
Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2015-2017
No Tahun Tempat pembuangan sampah Volume Satuan

Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 51 Unit


1 2015 Intermediate Treatment Facility (ITF) 1 Unit
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Cipeucang) 1 Unit
Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 51 Unit
2 2016 Intermediate Treatment Facility (ITF) 1 Unit
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Cipeucang) 1 Unit
Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 51 Unit
2017 Intermediate Treatment Facility (ITF) 1 Unit
3
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Cipeucang) 1 Unit
Sumber : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan, 2017

Dari data yang disampaikan Dinas Kebersihan Pertamanan dan


Permakaman Kota Tangerang Selatan, tahun 2017 Kota Tangerang
Selatan sudah memiliki 51 unit Tempat Pembuangan Sampah 3R
(TPS3R), 1 unit ITF dan 1 TPA (Cipeucang), di tahun 2017 ini daya
tampung pembuangan sampah yang dimiliki melalui TPST3R sebesar 66
m3/hari, 12,5 m3/hari di ITF dan 123.275 m3 di TPA. Sedangkan untuk
volume sampah yang tertangani daur ulang di sumber 62 ton/hari,
diangkut ke TPA 235 ton/hari, 7 ton di TPS 3R, dan oleh swasta 203 ton/
hari sedangkan diperkirakan 353 ton/hari tidak tertangani. Sehingga
volume produksi sampah di Tahun 2017 dengan jumlah penduduk
1.543.209 jiwa diperkirakan mencapai ±860 ton sampah/hari.

Tabel 2.85
Daya Tampung Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2017

No Tahun Tempat pembuangan sampah Volume Satuan

Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 66 M3/ Hari


1 2015 Intermediate Treatment Facility (ITF) 12,5 M3/ Hari
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Cipeucang) 123275 M2
Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 120 M3/ Hari
2 2016 Intermediate Treatment Facility (ITF) 12,5 M3/ Hari
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Cipeucang) 17000 M2
Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 156 M3/ Hari
2017 Intermediate Treatment Facility (ITF) 12,5 M3/ Hari
3
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Cipeucang) 17000 M2
Sumber : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan, 2016

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 136
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Selain itu, terdapat 123 bank sampah di Kota Tangerang Selatan


yang, bersama-sama dengan TPS3R, merupakan pengelolaan sampah
berbasis masyarakat. Di masa mendatang perlu dikembangkan lebih
lanjut pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM). Paradigma
pengolahan sampah yang telah berubah dari “mengumpulkan,
mengangkut dan membuang” menjadi “mengurangi, menggunakan
kembali, mendaur ulang, memulihkan” atau “reduce, reuse, recycle,
recover” menuntut keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam
pengelolaan sampah.

Tabel 2.86
Sampah yang terlayani Tahun 2015
Sampah yg sampah yg ditangani TPS3R sampah yg
Total Sampah yg
Tahun dilayani Armada & bank sampah ditangani ITF
dilayani (m3/hari)
(m3/hari) (m3/hari) (m3/hari)

2014 656.00 23.65 679.65

2015 820.00 26.02 50 928.52


Sumber : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan, 2016

Jaringan perpipaan masih dilayani oleh PDAM Tirta Kerta Raharja


Kota Tangerang Selatan Tangerang. Para pengembang besar, seperti
BSD City , Alfa Goldland Realty, dan Jaya Real Property, mengolah air
baku di instalasi pengolahan air bersih yang air bakunya diambil dari
Sungai Cisadane dan bekerjasama dengan PDAM Tirta Kerta Raharja
Kota Tangerang Selatan Tangerang untuk mengelola penyediaan air
minum di area perumahan yang dikelola masing-masing pengembang.

Tabel 2.87
Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan Milik Pemda Milik Wakaf Jumlah

1 Serpong 1 26 27
2 Serpong Utara 1 10 11
3 Ciputat 1 17 18
4 Ciputat Timur - 13 13
5 Pamulang 1 18 19
6 Pondok Aren 2 27 29
7 Setu 1 15 16
Kota Tangerang Selatan 7 126 133
Sumber : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan, 2016

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 137
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tempat pemakaman umum (TPU) milik Pemerintah Daerah Kota


Tangerang Selatan terdapat 7 lokasi sedangkan milik wakaf terdapat 125
lokasi yang tersebar di kecamatan-kecamatan di Kota Tangerang Selatan.
Saat ini pula terdapat satu makam pahlawan yang terdapat di Setu, yaitu
Taman Makam Pahlawan Seribu di dekat kawasan industri Taman Tekno
di Kecamatan Setu.

2.3.1.8. Pelayanan publik yang belum optimal

Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, ia


tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tapi juga untuk
melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan
setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreatifitasnya demi mencapai tujuan bersama ( Rasyid 1998 : 139),
karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
memberikan layanan publik yang baik dan profisional. Dengan demikian
pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Karakteristik pelayanan umum menurut SK MENPAN No. 81/1993
memuat pedoman dasar bagi tata laksana pelayanan umum oleh
Lembaga pemerintah pada masyarakat. Semua layanan umum
diharapkan dapat mengandung unsur-unsur :
a. Kesederhanaan : pelayanan umum harus mudah, cepat, lancar
tidak berbelit-belit, mudah dipahani, dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan dan kepastian dalam hal prosedur pelayanan,
persyaratan pelayanan, unit dan pejabat yang bertanggung jawab,
hak dan kewajiban petugas maupun pelanggan dan pejabat yang
menangani keluhan.
c. Keamanan proses dan hasil pelayanan harus aman dan nyaman,
serta memberikan kepastian hukum.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 138
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

d. Keterbukaan: segala sesuatu tentang proses pelayanan harus


disampaikan secara terbuka kepada masyarakat, diminta maupun
tidak diminta.
e. Efesien tidak perlu terjadi duplikasi persyaratan oleh beberapa
pelayanan sekaligus.
f. Ekonomis biaya pelayanan ditetapkan secara wajar dengan
mempertimbngkan nilai layanan, daya beli masyarakat dan
peraturan perungdangan lainya

Dalam hal upaya memperbaiki bentuk pelayanan publik maka


Kota Tangerang Selatan melakukan pengaturan dan pengendalian
dengan menyelenggarakan pelayanan perizinan yang dipusatkan pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T). Perijinan di Kota
Tangerang Selatan terintergrasi antara sistem pelayanan perijinan
terpadu dengan website http://bp2t.tangerangselatankota.go.id/.
Sehingga melalui website ini masyarakat dapat mengetahui informasi
tentang Jenis perijinan dan syarat perijinan, cek status perijinan, info
proses perijinan, info besaran retribusi, cek keaslian SK perijinan, info
jumlah pendaftar ijin dan info penerimaan retribusi perijinan. Selain itu
dalam website ini masyarakat dapat mengetahui Standar operasional
prosedur perijinan, alur/mekanisme perijinan, mendownload formulir
perijinan dan masyarakat juga dapat melakukan daftar perijinan secara
online. Adapun jenis-jenis pelayanan yang di berikan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu tersebut terangkum dalam tabel berikut:

Tabel 2.88
Jenis-jenis Perizinan Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Waktu
No Jenis Izin Penandatanganan
(hari)
1. Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) Peraturan Daerah Nomor. 14 Tahun 2011 30 Hari
2. Ijin Gangguan Peraturan Daerah Nomor. 4 Tahun 2011 30 Hari
Ijin Kelayakan Lingkungan
Mengenai Amdal Dan Upaya
3. Rekomendasi Kepala BLHD 30 Hari
Pemantauan Lingkungan/ Upaya
Kelola Lingkungan (UPL/ UKL)
4. Ijin Site Plan ( Tapak ) Peraturan Daerah Nomor.15 Tahun 2011 30 Hari

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 139
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Waktu
No Jenis Izin Penandatanganan
(hari)
Ijin Layak Fungsi (ILF)/ Setifikat
5. 30 Hari
Layak Fungsi (SLF)
6. Ijin Lokasi Peraturan Daerah Nomor.15 Tahun 2011 30 Hari
7. Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) Peraturan Daerah Nomor.15 Tahun 2011 30 Hari
Peraturan Daerah Kota Tangerang
Selatan Tangerang Nomor 7 Tahun 2002,
8. Ijin Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 5 Hari
Peraturan Walikota Tangerang Selatan
Nomor 47 Tahun 2009
Peraturan Daerah Kota Tangerang
9. Ijin Usaha Perdagangan (IUP) 5 Hari
Selatan Tangerang Nomor 7 Tahun 2002
Peraturan Daerah Kota Tangerang
Selatan Tangerang Nomor 3 Tahun 1999,
10. Ijin Reklame 15 Hari
Peraturan Walikota Tangerang Selatan
Nomor 47 Tahun 2009
Ijin Operasional Perusahaan Peraturan Walikota Tangerang Selatan
11. 7 Hari
Penyedia Jasa Pekerja/Buruh Nomor 46 Tahun 2009
Peraturan Daerah Kota Tangerang
Selatan Tangerang Nomor 21 Tahun
12. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 14 Hari
2004, Peraturan Walikota Tangerang
Selatan Nomor 46 Tahun 2009

Ijin Usaha Pengelolaan Pasar Peraturan Menteri Perdagangan RI


Tradisional (IUP2T), Ijin Usaha Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008,
13. 14 Hari
Pusat Pembelanjaan (IUPP) Dan Peraturan Walikota Tangerang Selatan
Ijin Usaha Toko Modern (IUTM) Nomor 32 Tahun 2009
Peraturan Daerah Kota Tangerang
Selatan Tangerang Nomor 7 Tahun 2002,
14. Ijin Usaha Waralaba 14 Hari
Peraturan Walikota Tangerang Selatan
Nomor 46 Tahun 2009
Peraturan Daerah Kota Tangerang
Selatan Tangerang nomor 7 tahun 2002,
15. Ijin Gudang 14 Hari
Peraturan Walikota Tangerang Selatan
Nomor 47 Tahun 2009
Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 41/M-IND/PER/6/2008, Peraturan
Walikota Tangerang Selatan Nomor 46
16. Ijin Usaha Industri (IUI) 30 Hari
Tahun 2009 Peraturan
Walikota Tangerang Selatan Nomor 47
Tahun 2009

KEPMENDIKBUD nomor 261/U/1999


Ijin Penyelenggaraan Kursus Dan tentang Penyelenggaraan Kursus
17. 12 Hari
Kelembagaan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
RI Nomor 055/U/2001
Ijin Lembaga Bursa Kerja, Ijin Lptks
Dan Ijin Lembaga Penyuluhan &
18. 12 Hari
Bimbingan Jabatan Lingkup Kota
Tangerang Selatan/ Kota
Peraturan Daerah Kota Tangerang
Selatan Tangerang Nomor 14 Tahun
19. Ijin Tanda Daftar Usaha Pariwisata 7 Hari
2002, Peraturan Walikota Tangerang
Selatan Nomor 46 Tahun 2009
Sumber : Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tangerang Selatan, 2016

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 140
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

2.3.2. Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan


daerah

Identifikasi permasalahan pembangunan berdasarkan


penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dirumuskan dengan
mengevaluasi pencapaian program pembangunan serta data-data
pembangunan daerah. Adapun capaian indikator program Tahun 2017
yang kurang dari 100% disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.89
Capaian Penyelenggaraan Urusan melalui Program Pembangunan Tahun 2017
yang Kurang dari 100%
TAHUN 2017
INDIKATOR/PROGRAM
TARGET REALISASI

URUSAN PENDIDIKAN

- APM ( Angka Partisipasi Murni ) SMP/MTS 96,80% 93,73%

- Uji Kompetensi Guru 70% 65,12%

URUSAN KESEHATAN

- Jumlah bangunan posyandu yang dibangun 47 posyandu 30 posyandu

- Jumlah puskesmas yang perlu adanya Tambah Ruang Sesuai Kebutuhan


3 puskesmas 2 puskesmas
Pelayanan

- Jumlah Puskesmas yang direhabilitasi 7 pkm 3 pkm

- Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 38 48

- Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup 1,2 1,5


- Cakupan penanganan penyakit menular dan tidak menular sesuai
100% 69%
tahapan standar nasional
- Cakupan warga kota Tangerang Selatan yang mendapatkan Pelayanan
50,00% 0,00%
pengelolaan Darah yang tidak di tanggung BPJS
- Jumlah puskesmas BLUD 1 Puskesmas 0

URUSAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

- Pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan (Ha) 335,4 ha 112,53 ha

URUSAN PERTANAHAN

- Terfasilitasinya Aparatur di Bidang Pertanahan lingkup Pemerintah Kota


3 kegiatan 2 kegiatan
tangerang Selatan dalam mengikuti Bimtek di Bidang Pertanahan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 141
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017
INDIKATOR/PROGRAM
TARGET REALISASI

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

- Cakupan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan izin


70% 52%
lingkungan dan pengelolaan lingkungan

URUSAN PERHUBUNGAN

- Jumlah uji kir 35,5 unit 34,73 unit

URUSAN KOPERASI DAN UMKM

- Jumlah koperasi yang terfasilitasi 50 koperasi 29 koperasi

URUSAN PERPUSTAKAAN

- Tertatanya arsip seluruh perangkat daerah dan unit kerja 25% 21%

URUSAN PERDAGANGAN

- Jumlah UTTP yang diawasi 8.500 UTTP 5.814 UTTP

URUSAN SEKRETARIAT DPRD

- Terlaksananya Bimbingan Teknis Hukum Formil Aparatur 120 orang 55 orang

- Terselenggaranya penyuluhan Hukum 500 orang 350 orang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 142
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

BAB III

KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

Prediksi Kondisi perekonomian Kota Tangerang Selatan Tahun 2019 berikut


karakteristiknya serta proyeksi perekonomian Tahun 2018–2019 dapat digambarkan
melalui rencana kerangka ekonomi daerah yang juga merupakan penjelasan atas
analisis statistik perekonomian daerah. Bab ini juga membahas kinerja
perekonomian daerah Kota Tangerang Selatan berikut dinamika faktor eksternal dan
internalnya. Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka
disusun sebagai prioritas pembangunan. Pengambilan kebijakan untuk menghadapi
tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan
daerah Tahun 2019 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegiatan
yang ditetapkan. Pada sisi lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran
pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk
mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien.

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2017 dan Perkiraan Tahun 2018

Arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan kajian internal dan


eksternal serta berpedoman pada dokumen RPJMD Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016-2021. Untuk menjamin keberlanjutan arah pembangunan, arah
kebijakan ekonomi Kota Tangerang Selatan Tahun 2019 harus sejalan dengan
kebijakan ekonomi Nasional dan Provinsi Banten Tahun 2019. Berdasarkan
data sementara PDRB tahun 2016 adh berlaku, perkembangan PDRB Kota
Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan.

Berdasarkan PDRB ADHB tahun 2016, Kota Tangerang Selatan


mencapai 60.721.678,20 milyar rupiah, berdasarkan harga konstan nilai PDRB
Kota Tangerang Selatan mencapai 48.637.384,73 milyar rupian, PDRB
perkapita atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan sebesar 38,10 juta

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 143
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

rupiah per tahun atau meningkat 4,95 persen dibanding tahun sebelumnya.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 6,98 persen, dan biasanya lebih
tinggi dari angka Kota Tangerang Selatan/kota lain seprovinsi, angka Provinsi
Banten dan juga angka nasional. LPE tahun 2016 mengalami penurunan yang
cukup signifikan karena adanya perlambatan ekonomi global dan nasional
walaupun secara keseluruhan, semua faktor ekonomi di Kota Tangerang
Selatan menunjukkan pertumbuhan positif.

Tabel 3.1
Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Selatan dan
Target Indikator Ekonomi Tahun 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
NO URAIAN Sasaran Prioritasnya
*) *) *) *****) *****) *****)
Laju
Pertumbuhan - Peningkatan Daya
1 8,05% 7,20% 6,98% 6% - 7,5% 6% - 7,5% 6% - 7,5%
Ekonomi / LPE Saing Perekonomian
(%)
Tingkat Inflasi
- Peningkatan Daya
2 PDRB/ harga 4,50% 4,36% 1,33% 3% - 6% 3% - 6% 3% - 6%
Saing Perekonomian
konsumen (%)
Angka
- Percepatan
Pengangguran
Penanggulangan
3 (Tingkat 6,92% 6,13% 5,91% 6,21% - 11,99% 6,20% - 11,98% 6,19% - 11,97%
Kemiskinan dan
Pengangguran
Pengangguran
Terbuka/TPT)
- Perkuatan akses
pelayanan pendidikan
Indeks
- Perkuatan akses
4 Pembangunan 79,17 79,38 80,11 79,42-79,52 79,44-79,60 79,46-79,67
pelayanan kesehatan
Manusia / IPM
- Peningkatan Daya
Saing Perekonomian
- Percepatan
Tingkat Penanggulangan
5 1,62% 1,69% 1,67% 1,67% - 1,94% 1,66% - 1,93% 1,65% - 1,92%
Kemiskinan Kemiskinan dan
Pengangguran
Keterangan :
*) Perbaikan
**) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara
****) Angka Prediksi Berdasarkan Pertumbuhan
Sumber : RPJMD 2016 2021 Kota Tangerang Selatan

Pada tabel 3.1 Penetapan Target Indikator Sosial Ekonomi Kota


Tangerang Selatan pada tahun 2019 untuk mengacu kepada Target Indikator
Sosial Ekonomi pada Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah Periode
2016-2021 Kota Tangerang Selatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 144
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam


rangka pencapaian target pendapatan daerah, diantaranya adalah:

 Membangun dan mengembangkan sistem data base on-line untuk


pengelolaan BPHTB bekerja sama dengan Bank Jabar Banten dan Badan
Pertanahan Nasional;
 Merancang penerapan dan mengembangkan perhitungan sistem on-line
kewajiban pajak terhutang dengan wajib pajak;
 Sejak tahun 2015 Kota Tangerang Selatan sudah melaksanakan
pengelolaan PBB sebagai Pajak Asli Daerah (PAD);
 Pada Tahun 2016 dimulainya kegiatan pelayanan pajak keliling langsung
pada lokasi wajib pajak daerah di Kota Tangerang Selatan;
 Meningkatkan kualitas SDM dan sosialisasi pengelolaan pajak daerah
kepada semua stakeholder;
 Melaksanakan koordinasi dengan Pusat, Provinsi dan SKPD penghasil
lainnya dalam meningkatkan pendapatan daerah. .

Tantangan yang harus diperhatikan adalah Pemberlakuan MEA


(Masyarakat Ekonomi Asean). Dampak yang besar terhadap perekonomian
regional diperkirakan akan semakin dirasakan pada tahun 2017. Dari sisi
internal, kesenjangan pembangunan perwilayahan masih cukup besar sehingga
pemerintah daerah harus memperhatikan kebijakan pembangunan
perwilayahan dalam perencanaan tahun 2018. Selain itu, kemampuan
keuangan daerah juga tidak akan mencukupi untuk menyelesaikan semua
permasalahan sekaligus sehingga harus disusun prioritas pembangunan yang
akan dilakukan pada tahun 2018. Sejalan dengan perkembangan ekonomi
global, kinerja ekonomi nasional dan regional hingga akhir tahun 2017
menunjukan arah yang belum pasti. Kombinasi eksternal inilah yang turut
mendorong kinerja ekonomi nasional, termasuk Kota Tangerang Selatan
sebagai daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa akan
mengalami suatu kondisi perlambatan pertumbuhan. Namun ditengah krisis
keuangan di Eropa dan Amerika, perekonomian Indonesia termasuk Kota
Tangerang Selatan tetap tumbuh dan relatif stabil, hal tersebut dapat terlihat
dari peningkatan PDRB dari tahun ke tahun.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 145
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

3.1.2. Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2018 dan Prospek


Perekonomian Daerah Tahun 2019

3.1.2.1. Analisis Kondisi Internal Kota Tangerang Selatan

a. Kekuatan

1) Perekonomian Kota Tangerang Selatan yang relatif stabil dan terjaga


dari sisi variabel ekonomi makronya, menjadi kekuatan bagi
fundamental perekonomian Tangerang Selatan untuk beberapa tahun
mendatang. Mengingat Kota Tangerang Selatan Kawasan Central
Bagi Investasi Asing Maupun Lokal dengan nilai investasi PMA
pada tahun 2017 adalah Rp. 2.776.236.120.000,- dan nilai investasi
PMDN sebesar Rp. 1.030.169.700.000,- dengan demikian menunjukan
bahwa Kota Tangerang Selatan tetap menjadi primadona para pengusaha
untuk menginvestasikan modalnya di Kota Tangerang Selatan dan tentunya
berdampak terhadap kinerja perekonomian Kota Tangerang Selatan.
Serta besarnya konsumsi masyarakat disertai meningkatnya daya beli
masih menjadi potensi yang tinggi dalam mendorong
perekonomian Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya.

2) Pesatnya pertumbuhan ekonomi dari kategori lapangan usaha


akomodasi wisata hiburan dan belanja sehingga industri makanan dan
minuman masih menjadi salah satu kekuatan untuk menopang
pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan tetap tinggi dengan
jumlah 33 industri yang sudah mapan dengan memiliki nilai produksi
Rp.16.114.939.249,00 pada tahun 2016. Pesatnya pertumbuhan
ekonomi kategori utama Kota Tangerang Selatan tersebut ditandai oleh
maraknya bangunan mall-mall dan pusat perbelanjaan dan restoran
yang tersebar di Kota Tangerang Selatan. Kondisi tersebut terjadi
karena besarnya potensi dan daya dukung yang dimiliki Kota
Tangerang Selatan seperti jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan
banyak, kondisi ekonomi yang aman dan kondusif, tingkat konsumsi
yang tinggi, infrastruktur yang memadai menjadi daya tarikbagi pelaku-
pelaku usaha baik ritel maupun eceran untuk berbisnis di Kota
Tangerang Selatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 146
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

3) Berdasarkan lokasinya yang strategis, letak geografis Kota Tangerang


Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah
utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan
sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota DKI Jakarata, selain itu
juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan
Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, Kota Tangerang Selatan
memiliki keuntungan sebagai kota penghubung dapat mengembangkan
Tangsel sebagai pusat MICE (Meetings, Incentives, Conferencing,
Exhibitions). Sebagai kota perdagangan dan jasa, maka salah satu
sarana perkotaan dan dapat dijadikan ikon kota Tangerang Selatan
adalah pembangunan convention center, atau trade exibition center
atau gedung konser. Sesuai dengan motto cerdas, modern dan religius,
maka Kota Tangerang Selatan mencari para investor untuk
membangun gedung yang memiliki ciri khas daerah Kota Tangerang
Selatan tetapi juga modern. Dimana dapat menjadi pusat kesenian Kota
Tangerang Selatan dan dapat digunakan juga untuk berbagai kegiatan
pameran, rapat atau forum pertemuan resmi skala nasional dan
internasional. Pembangunannya dapat dibangun secara terpadu
dengan dilengkapi fasilitas office tower atau hotel bintang lima yang
dapat dimanfaatkan juga sebagai tempat penyewaan ruang kantor.

4) Kota Tangerang Selatan memiliki potensi yang besar


khususnya berupa sumber daya manusia. Adanya jumlah penduduk
yang Tamat SMA/Sederajat sebesar 29,06 persen dari tahun 2016 dari
keseluruhan Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun . Ini merupakan
modal utama bagi pemeritah Kota Tangerang Selatan dalam
melaksanakan pembangunan. Sumber Daya Manusia adalah subyek
dan obyek dalam pembangunan. Tanpa didukung oleh SDM yang
cerdas dan trampil mustahil pembangunan bisa berjalan dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan.

5) Dukungan infrastruktur semakin ditingkatkan untuk menunjang


kegiatan ekonomi di Kota Tangerang Selatan agar terus berkembang
baik melalui perbaikan maupun peningkatan kapasitasnya, antara

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 147
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

lain pembangunan jalan raya dan gorong-gorong.Pembangunan jalan


raya bertujuan untuk memperlancar arus lalu lintas kendaraan
sehingga dapat mengurangi biaya transportasi bagi pelaku usaha di
Kota Tangerang Selatan. Tersedianya infrastruktur yang memadai
diharapkan dapat meningkatkan investasi. Kawasan Bintaro juga telah
berkembang dan menjadi salah satu kawasan yang diperhitungkan oleh
para investor. Berbagai infrastruktur di kawasan SCBD Bintaro Jaya
berupa gedung perkantoran, pusat belanja, rumah sakit, pusat
pendidikan telah berdiri di kawasan ini. Untuk memperlancar arus lalu
lintas, di bundaran Bintaro Sektor IX telah dibangun fly over yang
menghubungkan simpul-simpul bisnis dan jasa, termasuk jasa
pendidikan, dengan dibangunnya Universitas pembangunan Jaya.

6) Struktur belanja pemerintah yang produktif, di mana Kondisi belanja


daerah mengalami pertumbuhan sebagaimana pendapatan daerah.
Ditinjau dari komposisi penggunaanya, komponen belanja pelayanan
publik merupakan komponen yang cukup besar dalam menyerap
belanja daerah. Hal itu menunjukkan bahwa Pemerintah Kota
Tangerang Selatan terus berupaya memberikan pelayanan publik
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan Kota Tangerang Selatan dari
berbagai aspek seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan
lainnya.

b. Kelemahan
1) Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan yaitu sebanyak 1.593.812
jiwa, dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota
mencapai 10.828 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di
Kecamatan Ciputat Timur yaitu 13.398 orang/Km2 sedangkan
kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu 5.661 orang/Km2.
Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan
peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya
disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak
terlepas dari kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan
oleh daya tarik Kota Tangerang Selatan seperti banyaknya perumahan-

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 148
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang berbatasan


langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk dari
Kota Jakarta. Hal tersebut akan menyebabkan dibutuhkannya ruang
yang memadai dengan lapangan kerja baru untuk mengimbangi
pertambahan tenaga kerja.
2) Kota Tangerang Selatan memiliki tingkat pertumbuhan PDRB
setiap tahunnya namun pertumbuhan tersebut masih harus berupaya
keras untuk mengurangi tingkat pengangguran Terbuka (TPT) Kota
Tangerang Selatan tiap tahunnya namun di tahun 2015 terjadi
penurunan TPT sebesar 5,91% dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 6,13%. Ditargetkan angka ini semakin menurun pada tahun
2017 dan tahun-tahun yang akan datang.
3) Jaminan ketersediaan kebutuhan pangan dan bahan pokok yang masih
rendah, mengingat Kota Tangerang Selatan bukan merupakan sentra
penghasil melainkan pengguna sehingga kebutuhan bahan makanan
seperti sayur-sayuran, beras dan komoditas pertanian lainnya
dipenuhi oleh daerah lain. Kondisi tersebut yang mendorong Kota
Tangerang Selatan memiliki ketergantungan yang tinggi daerah
penghasil sehingga jika terjadi ketidakstabilan pasokan maupun
distribusi pada daerah penghasil secara otomatis akan berpengaruh
pada peningkatan harga bahan pokok di Kota Tangerang Selatan yang
akhirnya dapat memicu kenaikan inflasi.
4) inflasi Kota Tangerang Selatan diperkirakan sama seperti sasaran
inflasi nasional yaitu pada kisaran 3%-6%. Berdasarkan pemicunya,
inflasi Kota Tangerang Selatan mayoritas dipicu oleh kelompok bahan
makanan (volatile food). Namun demikian inflasi kelompok
administered price juga memiliki potensi besar dalam menyumbang
inflasi Kota Tangerang Selatan seperti peningkatan harga BBM,
penyesuaian tarif kereta api, tarif angkutan umum, harga bahan bakar
rumah tangga mengingat jumlah dan komposisi masyarakat Kota
Tangerang Selatan yang sebagian besar dalam golongan tarif
penyesuaian. Selama ini tidak ada yang bisa dilakukan Pemerintah
Daerah manapun ketika menghadapi inflasi yang disebabkan dari

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 149
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

kelompok administered price (inflasi akibat kebijakan Pemerintah


Pusat).

5) Belum terealisasinya transportasi massal dalam kota yang murah dan


cepat di Kota Tangerang Selatan sehingga sampai saat ini mayoritas
penduduk Kota Tangerang Selatan lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi. Akibatnya, konsumsi bahan bakar kendaraan dan
volume kendaraan di Kota Tangerang Selatan semakin meningkat. Hal
ini memicu kemacetan di Kota Tangerang Selatan.

6) Beban dan belanja infrastruktur Kota Tangerang Selatan relatif lebih


besar dibandingkan Kota Tangerang Selatan/Kota lainnya di Provinsi
Banten. Disadari bahwa ketersediaan infrastruktur dapat
mempengaruhi aktivitas perekonomian pada suatu daerah dan
selanjutnya berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, dibutuhkan sumber-sumber pendanaan yang mampu
menopang pembiayaan infrastruktur Kota Tangerang Selatan
kedepannya, baik dalam format kerjasama dengan pihak swasta
maupun mekanisme inovatif lain yang tersedia misalnya melalui surat
berharga daerah maupun pinjaman atau pendanaan oleh pemerintah
pusat.

3.1.2.2. Analisis Kondisi Eksternal

a. Peluang

1) Kota Tangerang Selatan sebagai kota yang akan mengembangkan


ekonomi kreatif di Provinsi Banten akan memberikan andil besar dalam
momen Masyarakat Ekonomi ASEAN diamana kota Tangerang Selatan
untuk membuka jaringan yang lebih mudah untuk merubah Inti
perekonomian yang saat ini sedang mengalami pergeseran dari
ekonomi berbasis sumber daya alam kepada ekonomi yang berbasis
pengetahuan dan inovasi. Hal ini juga sejalan dengan kecenderungan
perkembangan “Ekonomi Hijau” atau “Bisnis Hijau” yang menjadikan
keberlanjutan lingkungan sebagai hal yang utama di samping
pertumbuhan dan keuntungan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 150
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Kota Tangerang Selatan sebagai kota yang tidak memiliki sumber daya
alam melimpah namun memiliki sumber daya manusia dengan kualitas
yang cukup baik, penduduk berusia muda, dan komunitas kreatif,
memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif sebagai
tulang punggung ekonomi dengan adanya arus barang dan jasa
dalam MEA berpotensi pada melimpahnya barang dan jasa.
Keuntungan bagi Kota Tangerang Selatan, yakni masyarakat Kota
Tangerang Selatan mendapatkan barang dan jasa dengan aneka jenis
baik dari sisi kualitas maupun harga. Sisi lainnya, diharapkan Kota
Tangerang Selatan tidak hanya menjadi tujuan pasar melainkan juga
memproduksi sendiri yang mampu bersaing baik dari produk barang
dan jasa sertatenaga kerja yang terampil. Salah satu komoditas yang
menjadi prioritas adalah produk-produk UKM sehingga Kota Tangerang
Selatan perlu memperkuat daya saing dari industri UKM.

2) Potensi perekonomian Kota Tangerang Selatan yang cukup besar


dan menjanjikan dengan berbagai daya dukung infrastrukturyang
memadai menjadikan Kota Tangerang Selatan sebagai sasaran target
investasi dari luar negeri. Disamping itu, ketersediaan dan
kemudahan terhadap akses kredit perbankan turut mendukung
kinerja investasi di Kota Tangerang Selatan.

3) Kota Tangerang Selatan melakukan pengaturan dan pengendalian


dengan menyelenggarakan pelayanan perizinan yang dipusatkan pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T). Perijinan di Kota
Tangerang Selatan terintergrasi antara sistem pelayanan perijinan
terpadu dengan website http://bp2t.tangerangselatankota.go.id/.
Sehingga melalui website ini masyarakat dapat mengetahui informasi
tentang Jenis perijinan dan syarat perijinan, cek status perijinan, info
proses perijinan, info besaran retribusi, cek keaslian SK perijinan, info
jumlah pendaftar ijin dan info penerimaan retribusi perijinan. Selain itu
dalam website ini masyarakat dapat mengetahui SOP perijinan,
alur/mekanisme perijinan, mendownload formulir perijinan dan
masyarakat juga dapat melakukan daftar perijinan secara online.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 151
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

b. Ancaman

1) Proses perbaikan ekonomi negara-negara maju masih berjalan


lambat berimbas terhadap kinerja ekonomi negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Kondisi ini pada akhirnya juga akan
berdampak pada perlambatan perekonomian Kota Tangerang Selatan
pada sisi investasi.

2) Masih tingginya nilai mata uang dolar terhadap rupiah berdampak


pada peningkatan biaya impor yang lebih tinggi. Meningkatnya barang
impor tersebut secara otomatis meningkatkan biaya produksi yang
selanjutnya memicu inflasi.

3.1.2.3. Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2018 Dan 2019

a. Produk Domestik Regional Bruto

Pada tahun 2019 nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Tangerang Selatan Atas Dasar Harga Konstan diperkirakan mencapai Rp.
57,66-61,00 Triliun. Nilai yang dihasilkan tersebut sangat tergantung pada
potensi sumber daya dan faktor produksi. Penggerak utama ekonomi
adalah sektor tersier (perdagangan, keuangan dan jasa) dengan
kontribusi lebih dari 75 persen. Sektor-sektor dengan sumbangan terbesar
adalah sektor real estate, sektor perdagangan besar dan eceran; dan
reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi masing-masing
sebesar 17,81 persen, 16,51 persen dan 15,45 persen pada tahun 2016.

Tabel 3.2
Perkiraan Produk Domestik Regional Bruto
Kota Tangerang Selatan Tahun 2018 dan 2019

Uraian 2018** 2019**

PDRB Atas Dasar Harga berlaku


66,75-69,62 70,75-74,85
(Trilyun Rp.)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
54,40-56,74 57,66-61,00
(Trilyun Rp.)

PDRB Per Kapita (Juta Rp.) 39,35-41,04 40,48-42,82


Sumber data: RPJMD Kota Tangerang Selatan 20116-2021

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 152
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

b. Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 3.3
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan
Tahun 2018 dan 2019 (dalam Persen)

Uraian 2018** 2019**

Pertumbuhan Ekonomi (%) 6% - 7,5% 6% - 7,5%


Sumber data: RPJMD Kota Tangerang Selatan 20116-2021

Pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan pada tahun 2018


diperkirakan meningkat namun peningkatannya mencapai 6% - 7,5%. Nilai
pertumbuhan tersebut diperkirakan akan meningkat kembali pada tahun
2019 mencapai 6% - 7,5% dengan asumsi perekonomian domestik
dan luar negeri tetap stabil. Pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang
Selatan diperkirakan didorong oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat
dan penanaman modal baik non bangunan maupun bangunan. Dari sisi
lapangan usaha, nilai rupiah yang mulai stabil diperkirakan akan
mendorong kinerja kategori utama Kota Tangerang Selatan dan upaya
percepatan pembangunan infrastruktur massal berpotensi tinggi dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan ke depan.

c. Tingkat Inflasi

Tabel 3.4
Perkiraan Inflasi Kota Tangerang SelatanTahun 2018 dan 2019 (dalam Persen)
Uraian 2018** 2019**
Inflasi (%) 3% -6% 3% -6%
Sumber data: RPJMD Kota Tangerang Selatan 20116-2021

Inflasi Kota Tangerang Selatan pada tahun 2018 diperkirakan sesuai


dengan arah inflasi nasional yaitu pada kisaran 3% -6% dengan asumsi
tidak ada gejolak inflasi akibat dari kebijakan pusat. Berdasarkan
kelompoknya, inflasi Kota Tangerang Selatan ke depan memiliki pola yang
sama, di mana lebih banyak dikontribusi oleh inflasi dari kelompok
volatile food mengingat ketergantungan kota Tangerang Selatan dengan
kota-kota penghasil produk pertanian seperti Lebak, Pandeglang, Serang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 153
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

dan kota lainnya sangatlah tinggi maka terganggungnya ketersediaan


dan arus distribusi secara otomatis akan berpengaruh terhadap inflasi
Kota Tangerang Selatan. akan produk pertanian.

d. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tabel 3.5
Perkiraan TPT Kota Tangerang Selatan Tahun 2018 dan 2019 (dalam persen)
Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka

2018** 6,20% - 11,98%


2019** 6,19% - 11,97%
Sumber data: RPJMD Kota Tangerang Selatan 20116-2021

Terlihat pada tabel 3.5, salah satu indikator makro penting lainnya adalah
tingkat pengangguran terbuka (TPT). Dengan semakin membaiknya tren
pertumbuhan ekonomi, relatif stabilnya angka inflasi diharapkan tingkat
penggangguran di Kota Tangerang Selatan juga menurun. Oleh karena
itu, tingkat pengangguran terbuka Kota Tangerang Selatan pada tahun
2018 dan 2019 diperkirakan mengalami penurunan.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Arah kebijakan keuangan daerah berisi uraian tentang kebijakan yang


akan dipedomani oleh Pemerintah Daerah dalam mengelola pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Tujuan utama kebijakan
keuangan daerah adalah bagaimana meningkatkan kapasitas riil keuangan
daerah dan mengefisiensikan penggunaannya, adalah berdasarkan hasil
evaluasi sebagai berikut :
1. Hasil evaluasi potensi obyek pajak dan obyek retribusi serta
perkembangannya
2. Hasil evaluasi realisasi penerimaan tahun sebelumnya dan tahun berjalan
3. Intensifikasi dan koordinasi dengan instansi atau mitra kerja tekait yang
memiliki sumber-sumber pungutan/pendapatan
4. Kondisi Ekonomi Makro daerah
5. Kebijakan pemerintah pusat dan provinsi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 154
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Proyeksi keuangan daerah diharapkan mampu melihat gambaran


kapasitas keuangan daerah dalam struktur/kerangka pendanaan pembangunan
daerah di tahun-tahun mendatang. Penghitungan kapasitas keuangan daerah
dan kerangka pendanaan pada dasarnya dilakukan dengan menganalisis
sejauh mana kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan analisis
kerangka pendanaan yang telah dibuat dalam RPJMD masih relevan atau
dapat dipakai pada Tahun 2019. Untuk itu, dalam perhitungan kapasitas
keuangan daerah perlu dilakukan evaluasi hasil perhitungan kapasitas
keuangan daerah RKPD Tahun 2019 dibandingkan dengan kapasitas
keuangan daerah RPJMD pada Tahun 2016-2021.

Proyeksi Pendapatan Kota Tangerang Selatan merupakan langkah awal


yang harus ditempuh dalam pengelolaan penganggaran keuangan
daerah terutama berkaitan dengan perencanaan pembangunan. Adapun
realisasi dan proyeksi pendapatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2018
adalah sebagai berikut:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 155
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 3.6
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Kota Tangerang Selatan

REALISASI PROYEKSI

NO. URAIAN APBD APBD RAPBD RPJMD RKPD

2016 2017 2018 2019

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.346.240.155.744,24 1.448.309.462.781,00 1.455.524.540.514,00 1.369.986.012.225 1.469.475.155.000,00

1.1 Hasil Pajak Daerah 1.113.036.952.763,00 88.362.092.000,00 1.260.850.000.000,00 1.175.795.193.225 1.293.900.000.000,00

1.2 Hasil Retribusi Daerah 86.763.986.592,00 88.362.092.000,00 80.729.540.514,00 98.822.469.000 79.361.049.000,00

1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 0 0

1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 146.439.216.389,24 209.197.370.781,00 113.945.000.000,00 95.368.350.000 96.214.106.000,00

2 DANA PERIMBANGAN 847.221.054.205,00 907.352.242.023,00 909.630.944.000,00 862.476.044.000 755.006.383.000,00

2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 147.047.551.205,00 185.665.422.023,00 184.291.149.000,00 131.640.400.000 182.369.070.000,00

2.2 Dana Alokasi Umum 581.505.815.000,00 572.637.313.000,00 572.637.313.000,00 581.505.815.000 572.637.313.000,00

2.3 Dana Alokasi Khusus 118.667.688.000,00 149.049.507.000,00 152.702.482.000,00


149.329.829.000

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 470.697.554.612,00 563.129.310.315,00 710.685.388.999,00 449.414.692.267 606.194.778.846,00

3.1 Pendapatan Hibah 92.240.600.000,00 91.596.540.000,00

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah


3.2 461.632.353.112,00 523.129.310.315,00 518.444.788.999,00 449.414.692.267 514.598.238.846,00
Lainnya

3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 0 35.000.000.000,00 0

3.4 Bantuan keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya 9.065.201.500,00 40.000.000.000,00 65.000.000.000,00 0

Total Pendapatan 2.664.158.764.561,24 2.918.791.015.119,00 3.075.840.873.513,00 2.681.876.748.492 2.823.138.391.513,00

Sumber: RPJMD 2014-2018 dan RKPD 2017, 2018

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 156
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Rencana pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan tahun anggaran


2019 dilakukan dengan mengacu pada potensi dan obyek pendapatan, baik
yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-
lain Pendapatan Daerah Yang Sah, Merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional, memiliki kepastian dan dasar hukum penerimaannya. Pendapatan
daerah Kota Tangerang Selatan pada anggaran pendapatan tahun 2019 sangat
bergantung dengan kondisi perekonomian nasional, regional dan lokal serta
ekonomi global.

Kebijakan peningkatan penerimaan daerah yang ditempuh dengan


melakukan optimalisasi penerimaan daerah yang diperoleh dari Pendapatan
Daerah seperti :

1. Pendapatan Asli Daerah;


a. Hasil Pajak Daerah
b. Hasil Retribusi Daerah
c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
2. Dana Perimbangan;
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah;


a. Pendapatan Hibah
b. Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
Dan Pemerintahan Daerah
c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Secara umum kinerja pendapatan daerah dari tahun ke tahun terjadi


peningkatan yang cukup signifikan. Hal in sejalan dengan tumbuh positifnya
kinerja ekonomi disamping kondisi sosial, politik dan keamanan yang kondusif.
Dengan kondisi tersebut tentu saja diharapkan terus membawa dampak
terhadap meningkatnya pendapatan daerah. Namun perlu disadari bahwa
dalam mengumpulkan pendapatan tidak harus dianggap terlalu mudah, karena

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 157
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

tidak lepas dari kerja keras seluruh aparat pemungut, termasuk para petugas
pemungut maupun kesadaran masyarakat untuk menjalankan kewajibannya.
sehingga dapat kita lihat pada tabel 3.7 mengenai Pendapatan Daerah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2018 dan Rencana Pendapatan Tahun 2019,
berikut:

Tabel. 3.7
Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2018
dan Rencana Pendapatan Tahun 2019
No Urut Uraian 2018 Rencana 2019 Selisih

1 2 3 4 5=4-3

PENDAPATAN ASLI
1 1.455.524.540.514,00 1.469.475.155.000,00 13.950.614.486,00
DAERAH

1.1 Hasil Pajak Daerah 1.260.850.000.000,00 1.293.900.000.000,00 33.050.000.000,00

1.2 Hasil Retribusi Daerah 80.729.540.514,00 79.361.049.000,00 (1.368.491.514,00)


Hasil Pengelolaan
1.3 Kekayaan Daerah yang 0 0 0,00
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
1.4 113.945.000.000,00 96.214.106.000,00 (17.730.894.000,00)
Daerah yang Sah

2 DANA PERIMBANGAN 909.630.944.000,00 755.006.383.000,00 (154.624.561.000,00)

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil


2.1 184.291.149.000,00 182.369.070.000,00 (1.922.079.000,00)
Bukan Pajak

2.2 Dana Alokasi Umum 572.637.313.000,00 572.637.313.000,00 -

2.3 Dana Alokasi Khusus 152.702.482.000,00 (152.702.482.000,00)

LAIN-LAIN PENDAPATAN
3 710.685.388.999,00 606.194.778.846,00 (104.490.610.153,00)
DAERAH YANG SAH

3.1 Pendapatan Hibah 92.240.600.000,00 91.596.540.000,00 (644.060.000,00)


Dana Bagi Hasil Pajak dari
3.2 Provinsi dan Pemerintah 518.444.788.999,00 514.598.238.846,00 (3.846.550.153,00)
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan
3.3 35.000.000.000,00 (35.000.000.000,00)
Otonomi Khusus
Bantuan keuangan dari
3.4 Provinsi atau pemerintah 65.000.000.000,00 (65.000.000.000,00)
daerah lainnya
Total Pendapatan 3.075.840.873.513,00 2.830.676.316.846,00 (245.164.556.667,00)

Sumber : DPPKAD Kota Tangerang Selatan, Tahun 2018

Dalam jangka panjang, pembangunan di Kota Tangerang Selatan


berupaya untuk mengoptimalkan pendapatan dari dana perimbangan, terutama
yang bersumber dari Bagi Hasil Bukan Pajak yang diperoleh dari sektor jasa,
perdagangan dan hotel restoran, sedangkan Pendapatan Asli Daerah
mengandalkan pada Pajak Daerah, terutama melalui kebijakan pengembangan
lapangan usaha dan kesempatan kerja yang seluas-luasnya pada sektor-sektor

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 158
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

potensial. Seiring peningkatan pendapatan penduduk, pemerintah juga


melakukan penataan pelayanan, dan perluasan obyek pajak yang sesuai
dengan tetap mempertimbangkan suasana kondusif untuk mendukung
berkembangnya investasi di KotaTangerang Selatan.

3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Ada beberapa kebijakan dalam Perencanaan Kebijakan Belanja Daerah


pada Tahun 2019 untuk Kebijakan Belanja Langsung yang terkait dengan
pembangunan, diantaranya:

1. Mengakomodir hasil evaluasi sisa Target RPJMD s/d Tahun 2018;

2. Mengakomodir Target RPJMD Tahun Anggaran 2019;

3. Mengakomodir usulan Hasil Musrenbang Kecamatan dan Reses DPRD;

4. Mengakomodir Belanja Non Urusan Wajib dan Mengikat SKPD.

Komponen Tersebut menjadi Pagu Indikatif SKPD (F1 SKPD), kemudian


usulan dalam F2 SKPD ditindaklanjuti apabila terdapat penambahan
penerimaan daerah. Sedangkan usulan dalam F3 SKPD diusulkan dalam
Musrenbang Tingkat Provinsi Banten serta usulan dalam F4 SKPD diusulkan
pada Musrenbang Tingkat Nasional, selanjutnya untuk usulan dalam F5 adalah
kebijakan Pemerintah Daerah sesuai dengan dokumen perencanaan, dan
untuk usulan hasil reses dewan masuk dalam F6.

Sementara untuk kebijakan Belanja tidak langsung sebagian besar


dialokasikan untuk belanja pegawai meliputi Gaji (Uang Representasi) dan
Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS dan Belanja Penerimaan Lainnya
Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah.
SKPD Kota Tangerang Selatan. dengan jumlah Organisasi Perangkat Daerah
38 OPD dengan rincian 6 badan, 20 dinas, 1 inspektorat, 1 RSUD, 1 satuan, 2
sekretariat dan 7 kecamatan. Selain itu juga dialokasikan untuk belanja
pegawai bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Kepala
Daerah serta Wakil Kepala Daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 159
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Jumlah pegawai pada tahun 2018 mencapai lebih dari 4.992 orang yang
terdiri atas penjabat eselon II, eselon III dan eselon IV serta pelaksana dan
jabatan fungsional seperti guru dan dokter. Belanja langsung diarahkan pada
penanganan Empat Isu Strategis yang merupakan prioritas seperti yang akan
dibahas dalam kebijakan belanja pembangunan daerah, pada tabel 3.8 berikut:

Tabel. 3.8
Rincian Belanja Daerah Tidak Langsung Dan Belanja Langsung
(tahun 2018 dan Rencana Tahun 2019)
No
Uraian 2018 Rencana 2019 Selisih
Urut

1 2 3 4 5=4-3

2 BELANJA DAERAH

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

2.1.1 Belanja Pegawai 847.315.755.286,66 847.315.755.286,66


-

2.1.2 Belanja Hibah 79.148.700.000,00 79.148.700.000,00


-

2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 2.124.500.000,00 2.124.500.000,00


-
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
2.1.4 Provinsi/ Kota Tangerang Selatan/ 1.940.036.800,00 1.940.036.800,00
-
Kota, dan Partai Politik
2.1.5 Belanja Tidak Terduga 4.149.299.217,43 5.850.700.782,57
10.000.000.000,00
JUMLAH BELANJA TIDAK
934.678.291.304,09 5.850.700.782,57
LANGSUNG 940.528.992.086,66

2.2 BELANJA LANGSUNG

2.2.1 Belanja Pegawai 395.020.945.600,00 395.020.945.600

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 937.703.708.570,00 937.703.708.570

2.2.3 Belanja Modal 1.281.743.635.613,00 1.281.743.635.613

JUMLAH BELANJA LANGSUNG 2.614.468.289.783,00 1.935.450.430.592 (679.017.859.191,00)

JUMLAH BELANJA DAERAH 3.549.146.581.087,09 2.875.979.422.678,66 (673.167.158.408,43)

SURPLUS/(DEFISIT) (473.305.707.574,09) (45.303.105.832,66) 428.002.601.741,43


Sumber : Bappeda Kota Tangerang Selatan, Tahun 2018

3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan lainnya pada Tahun Anggaran 2019 adalah prediksi


penerimaan pembiayaan daerah adalah sebesar Rp.45.303.105.832,66 dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun sebelumnya, dapat dilihat
pada tabel 3.9, sebagai berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 160
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 3.9
Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
No
Uraian 2018 Rencana 2019 Selisih
Urut

1 2 3 4 5=4-3

3 PEMBIAYAAN DAERAH

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

Sisa Lebih Anggaran Tahun Anggaran


3.1.1 495.305.707.574,09 45.303.105.832,66 (450.002.601.741,43)
Sebelumnya

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 495.305.707.574,09 45.303.105.832,66 (450.002.601.741,43)

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2 0,00
DAERAH
Penyertaaan Modal/ Investasi
3.2.1 22.000.000.000,00 - 22.000.000.000,00
Pemerintah Daerah
JUMLAH PENGELUARAN
22.000.000.000,00 - 22.000.000.000,00
PEMBIAYAAN DAERAH

PEMBIAYAAN NETTO 473.305.707.574,09 45.303.105.832,66 (428.002.601.741,43)

SISA LEBIH PEMBIAYAAN


ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0,00 0,00 0,00
(SILPA)
Sumber : DPPKAD Kota Tangerang Selatan, Tahun 2018

Sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 34 tahun 2004 Pemerintah


Kota Tangerang Selatan memiliki kewenangan yang luas dalam
penyelenggaraan pemerintahan, konsekuensinya yaitu Pemerintah Kota
Tangerang Selatan dituntut agar lebih mandiri dalam pengelolaan
keuangannya. Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus mampu menggali
sumber-sumber pendanaan yang sesuai dengan potensi daerah yang ada,
demi tercapainya penyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
masyarakat dengan baik. Secara eksesif dapat dengan meningkatkan hasil
pajak dan hasil retribusi daerah dalam jangka panjang, namun harus
menghindari efek kontra produktif dengan dunia usaha yang akan merasa
dirugikan. Alternatif kebijakan lainnya yang saat ini masih akan terus diperkuat
di Kota Tangerang Selatan adalah melalui pelaksanaan program Corporate
Social Responsibility (CSR).

Adapun Realisasi dan Proyeksi serta Target Anggaran Pendapatan,


Belanja berikut Pembiayaan Daerah 2016-2020 Kota Tangerang Selatan,
digambarkan pada tabel 3.10 sebagai berikut:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 161
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 3.10
Realisasi & Proyeksi/Target Pendapatan, Belanja & Pembiayaan Daerah 2016-2020
Kota Tangerang Selatan
No
Uraian Realisasi 2016 Realisasi 2017 RAPBD 2018 RKPD 2019 Proyeksi 2020
Urut
1 2 3 4 5 6 7
1 PENDAPATAN
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 1.113.036.952.763,00 1.150.750.000.000,00 1.260.850.000.000,00 1.293.900.000.000,00 1.235.994.022.750
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 86.763.986.592,00 88.362.092.000,00 80.729.540.514,00 79.361.049.000,00 103.524.892.500

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 0 0 0

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 146.439.216.389,24 209.197.370.781,00 113.945.000.000,00 96.214.106.000,00 98.362.767.500
JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.346.240.155.744,24 1.448.309.462.781,00 1.455.524.540.514,00 1.469.475.155.000,00 1.437.881.682.750
1.2 DANA PERIMBANGAN
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 147.047.551.205,00 185.665.422.023,00 184.291.149.000,00 182.369.070.000,00 131.640.400.000
1.2.2 Dana Alokasi Umum 581.505.815.000,00 572.637.313.000,00 572.637.313.000,00 572.637.313.000,00 581.505.815.000
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 118.667.688.000,00 149.049.507.000,00 152.702.482.000,00 0 149.329.829.000
JUMLAH DANA PERIMBANGAN 847.221.054.205,00 907.352.242.023,00 909.630.944.000,00 755.006.383.000,00 862.476.044.000
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
1.3.1 Pendapatan Hibah 0 0 92.240.600.000,00 91.596.540.000,00 0
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
1.3.2 461.632.353.112,00 523.129.310.315,00 518.444.788.999,00 514.598.238.846,00 449.414.692.267
Lainnya
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 0 0 35.000.000.000,00 0 0

1.3.4 Bantuan keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya 9.065.201.500,00 40.000.000.000,00 65.000.000.000,00 0 0

JUMLAH LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 470.697.554.612,00 563.129.310.315,00 710.685.388.999,00 606.194.778.846,00 449.414.692.267

JUMLAH PENDAPATAN 2.664.158.764.561,24 2.918.791.015.119,00 3.075.840.873.513,00 2.830.676.316.846,00 2.749.772.419.017


2 BELANJA DAERAH
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.1.1 Belanja Pegawai 650.377.013.232,00 646.433.497.430,91 847.315.755.286,66 847.315.755.286,66 767.393.886.876

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 162
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

No
Uraian Realisasi 2016 Realisasi 2017 RAPBD 2018 RKPD 2019 Proyeksi 2020
Urut
1 2 3 4 5 6 7
2.1.2 Belanja Hibah 73.484.185.004,00 40.241.800.000,00 79.148.700.000,00 79.148.700.000,00 45.000.000.000
2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 2.124.500.000,00 2.124.500.000,00 20.000.000.000
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kota Tangerang
2.1.4 315.083.834,00 416.319.293,00 1.940.036.800,00 1.940.036.800,00 440.000.000
Selatan/ Kota, dan Partai Politik
2.1.5 Belanja Tidak Terduga 157.452.748,00 1.138.720.404,33 4.149.299.217,43 10.000.000.000,00 4.000.000.000

JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 724.333.734.818,00 688.230.337.128,24 934.678.291.304,09 836.833.886.876


940.528.992.086,66
2.2 BELANJA LANGSUNG
2.2.1 Belanja Pegawai 313.615.566.341,00 353.186.002.560,00 395.020.945.600,00 0 326.359.811.099
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 801.613.778.865,00 1.099.192.832.343,00 937.703.708.570,00 0 692.454.490.402
2.2.3 Belanja Modal 1.049.322.168.298,00 1.289.972.720.550,00 1.281.743.635.613,00 0 1.294.124.230.640
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 2.164.551.513.504,00 2.742.351.555.453,00 2.614.468.289.783,00 1.935.450.430.592 2.312.938.532.141
JUMLAH BELANJA DAERAH 2.888.885.248.322,00 3.430.581.892.581,24 3.549.146.581.087,09 2.875.979.422.678,66 3.149.772.419.017
SURPLUS/(DEFISIT) -224.726.483.760,76 (511.790.877.462,24) -473.305.707.574,09 (45.303.105.832,66) -400.000.000.000
3 PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

3.1.1 Sisa Lebih Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 735.696.221.619,00 511.790.877.462,24 495.305.707.574,09 45.303.105.832,66 400.000.000.000

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 735.696.221.619,00 511.790.877.462,24 495.305.707.574,09 45.303.105.832,66 400.000.000.000


3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 0
3.2.1 Penyertaaan Modal/ Investasi Pemerintah Daerah 22.000.000.000,00 0

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 22.000.000.000,00 0

PEMBIAYAAN NETTO 735.696.221.619,00 511.790.877.462,24 473.305.707.574,09 45.303.105.832,66 400.000.000.000


SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN
510.969.737.858,24 (0,00) 0 0 0
(SILPA)
Sumber : Bappeda Kota Tangerang Selatan, Tahun 2018

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 163
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

BAB IV

SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP), yang
kemudian dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Untuk pelaksanaan Peraturan
Pemerintah tersebut telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Dokumen RKPD
sekurang–kurangnya memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan
maju.

Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun


mendatang serta kebijakan yang tertuang dalam RPJPD Kota Tangerang
Selatan Tahap kedua, serta penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang
telah dilakukan. Selanjutnya dengan memperhatikan arahan tahapan RPJPD,
RTRW, SPM, isu-isu strategis nasional dan provinsi, peraturan perundang-
undangan lainnya yang terkait, evaluasi capaian kinerja tahun-tahun
sebelumnya, maka Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016-2021 adalah:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 164
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 4.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
Visi : “Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas, Berkualitas, Berdaya Saing berbasis teknologi dan Inovasi”

Kondisi Awal Target Akhir


No Tujuan Sasaran Indikator sasaran
2015 2021
1 Mengembangkan Mewujudkan 1.1 Meningkatnya partisipasi dan mutu  Angka Partisipasi Murni (APM) 98,88% 99,00%
Sumber Daya pembangunan manusia pendidikan dasar SD/MI
Manusia yang seutuhnya .  Indeks kelulusan SD/MI 100% 100%
handal dan  Angka Partisipasi Murni (APM) 84,81% 84,93%
berdaya saing SMP
 Indeks kelulusan SMP 100% 100%
 RLS (Rata-rata Lama Sekolah) 11,57 11,60-11,63
1.2 Meningkatnya derajat kesehatan  Angka Kematian Bayi (AKB) 1,2 /1000 1/ 1000 kelahiran
masyarakat kelahiran hidup hidup
 Angka Kematian Ibu (AKI) 49/ 100000 32/ 100000
kelahiran hidup kelahiran hidup
 Angka Harapan Hidup 72,12 72,129-72,135
1.3 Meningkatnya kualitas angkatan  Rasio penyerapan tenaga kerja 63,04% 65%
kerja
1.4 Meningkatnya pengendalian jumlah  Laju Pertumbuhan Penduduk 3,36% 2,87%
penduduk (Proyeksi penduduk BPS)
1.5 Meningkatanya pengarusutamaan  Indeks pembangunan gender 93,41 93,46-93,69
gender
 Indeks pemberdayaan gender 64,07 64,37-64,67
2 Meningkatan Meningkatkan 2.1 Meningkatnya pelayanan  Indeks Kepuasan Layanan n.a 7
Infrastruktur kota aksesibilitas transportasi infrastruktur wilayah Infrastruktur Dasar (IKLI)
yang fungsional dan infrastruktur kota  Indeks kinerja jaringan jalan 80% 90%
yang lebih fungsional.
2.2 Meningkatnya transportasi wilayah  Load factor angkutan perkotaan 50% 60%
yang optimal
3 Menciptakan kota Meningkatkan sarana 3.1 Meningkatnya sarana dan  Persentase kualitas sarana dan 70% 80%
layak huni yang dan prasarana kota prasarana perkotaan prasarana perkotaan
berwawasan layak huni berwawasan 3.2 Meningkatnya kualitas lingkungan  Indeks kualitas lingkungan 49% 61%
lingkungan lingkungan. hidup  Rasio ruang terbuka hijau 9% 12%
terhadap luas wilayah kota

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 165
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Kondisi Awal Target Akhir


No Tujuan Sasaran Indikator sasaran
2015 2021
3.3 Meningkatnya keamanan dan  Angka kriminalitas 1657 1450
ketertiban lingkungan
4 Mengembangkan Menumbuhkan 4.1 Meningkatnya investasi  Jumlah Investasi PMA 3.230.423.144 3.650.000.000
ekonomi perekonomian daerah (USD) (USD)
kerakyatan yang berdaya saing  Jumlah Investasi PMDN 426.592.556.000 475.000.000.000
berbasis inovasi berbasis produk (IDR) (IDR)
dan produk unggulan. 4.2 Meningkatnya perekonomian  PDRB 56,04 Triliun 79,50-86,49
unggulan perkotaan Triliun
 Laju Pertumbuhan Ekonomi 7,25% 6 % - 7,5%
 PDRB perkapita 36,32 juta 42.94-46,72 juta
rupiah/tahun rupiah/tahun
 Ketahanan Pangan (Pola 83,00% 93,00%
Pangan Harapan)
4.3 Meningkatnya produk unggulan  Jumlah inovasi produk 50 80
daerah unggulan
5 Meningkatnya tata Optimalisasi 5.1 Meningkatnya konsistensi  Tingkat konsistensi antar n.a 90%
kelola penyelenggaraan perencanaan penganggaran dan dokumen
pemerintahan pemerintahan dan pembangunan
yang baik reformasi birokrasi yang 5.2 Meningkatnya pelayanan publik  Tingkat kepuasan pelayanan Mutu pelayanan Mutu pelayanan A
berbasis teknologi lebih efektif dan publik B
informasi. akuntabel. 5.3 Meningkatnya pengelolaan  Komposisi PAD terhadap 47% 49%
keuangan daerah APBD
 Jumlah APBD 3,1 Triliun 3,5 Triliun
 Opini BPK WTP WTP
5.4 Meningkatnya akuntabilitas  Predikat Akip CC B
pemerintah daerah
Sumber : RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 - 2021

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 166
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

4.2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2019

Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 86 Tahun 2017 tentang


Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, mengamanatkan bahwa penyelenggara
urusan pemerintah oleh Perangkat Daerah mempunyai korelasi dengan program
yang menjadi tanggung jawab Perangkat Daerah. Selain itu, pencapaian target
indikator kinerja program pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan
dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan menjadi
dasar ukuran kinerja di setiap urusan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah.
Setelah program prioritas diketahui, maka dapat disusun indikasi kebutuhan
alokasi untuk setiap program. Pagu indikatif program merupakan jumlah dana
yang tersedia untuk mendanai program prioritas tahunan yang penghitungannya
berdasarkan standar satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

lndikasi rencana program prioritas Pemerintah Kota Tangerang Selatan


berisi program-program baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka
menengah maupun untuk pemenuhan layanan Perangkat Daerah dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Program-program prioritas yang
telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan
sebagai acuan bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan Rencana Strategis
Perangkat Daerah, termasuk dalam menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas
beserta kebutuhan pendanaannya. Pada pelaksanaannya, pencapaian target
kinerja program (outcome) di masing-masing urusan sesungguhnya tidak hanya
didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD Kota Tangerang Selatan,
tetapi juga dari sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD Provinsi, dan Sumber-
sumber pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman kebutuhan
pendanaan di dalam Tabel berikut hanya yang bersumber dari APBD Kota
Tangerang Selatan sebagai berikut:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 167
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 4.2
Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

URUSAN WAJIB YANG BERKAITAN


A
DENGAN PELAYANAN DASAR
Dinas Pendidikan dan
Harapan Lama Sekolah 14,36 tahun
Kebudayaan
Urusan Pendidikan 1 PAUD dan Pendidikan Non Formal
Dinas Pendidikan dan
APM PAUD 29,20%
Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan
Urusan Pendidikan 2 Pendidikan Sekolah Dasar APM ( Angka Partisipasi Murni ) SD/MI 99,99%
Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan
Urusan Pendidikan 3 Pendidikan Sekolah Menengah Pertama APM ( Angka Partisipasi Murni ) SMP/MTS 97,20%
Kebudayaan
Pengembangan dan Pembinaan Tenaga Dinas Pendidikan dan
Urusan Pendidikan 4 Uji Kompetensi Guru 80,00
Pendidik dan Kependidikan Kebudayaan
Akreditasi dan re-akreditasi Puskesmas 9 puskesmas Dinas Kesehatan
Persentase akreditasi unit Labkesda 50% Dinas Kesehatan
Urusan Kesehatan 5 Pengembangan pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit 16 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum

Persentase alat kesehatan sesuai standar 80% Dinas Kesehatan


Dinas Bangunan dan Penataan
Jumlah puskesmas yang terbangun 33 puskesmas
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Jumlah bangunan posyandu yang dibangun 113 Posyandu
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Jumlah bangunan puskesmas yang dikembangkan 1 puskesmas
Ruang
Pengembangan, pemeliharaan sarana dan
Urusan Kesehatan 6 Jumlah puskesmas yang perlu adanya Tambah Ruang Sesuai Dinas Bangunan dan Penataan
prasarana pelayanan kesehatan
Kebutuhan Pelayanan Ruang

Dinas Bangunan dan Penataan


Jumlah Bangunan PPKT
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Persentase Gudang terbangun
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Jumlah Rumah Sakit Tingkat Kecamatan dibangun
Ruang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 168
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Dinas Bangunan dan Penataan


Jumlah Puskesmas yang direhabilitasi
Ruang
Tingkat instrumen akreditasi rumah sakit Tingkat madya (8 bab) Rumah Sakit Umum
Persentase ketersediaan reagen dan bmhp laboratorium di
95% Dinas Kesehatan
puskesmas dan labkesda

Penyediaan dan pengawasan obat , makanan Persentase ketersediaan obat dan Perbekalan Kesehatan
Urusan Kesehatan 7 97% Dinas Kesehatan
dan perbekalan kesehatan Puskesmas dan Jaringannya

Persentase resep sesuai dengan formularium 80% Rumah Sakit Umum

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 36 Dinas Kesehatan

Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup 1.1 Dinas Kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan balita 97% Dinas Kesehatan


Urusan Kesehatan 8 Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD/setingkat 100% Dinas Kesehatan

24 Puskesmas Santun
Cakupan pelayanan lansia Dinas Kesehatan
Lansia
Cakupan pelayanan kesehatan remaja 80% Dinas Kesehatan

Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan 100% Dinas Kesehatan

Urusan Kesehatan 9 Program perbaikan gizi masyarakat Persentase Ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan 95% Dinas Kesehatan

Persentase Remaja putri yang mendapat TTD 30% Dinas Kesehatan

Cakupan Kelurahan Sehat/Kelurahan siaga aktif 53 Kelurahan Dinas Kesehatan

Promosi kesehatan dan pemberdayaan Cakupan organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber
Urusan Kesehatan 10 80% Dinas Kesehatan
masyarakat dayanya untuk mendukung kesehatan

Persentase pasien yang mengetahui produk pelayanan rumah sakit 65% Rumah Sakit Umum

Urusan Kesehatan 11 Pengembangan SDM kesehatan Cakupan SDM Kesehatan yang terlatih 80% Dinas Kesehatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 169
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Persentase SDM Kesehatan yang mendapat pelatihan minimal 20


30% Rumah Sakit Umum
jam per tahun

Cakupan penanganan penyakit menular dan tidak menular sesuai


100% Dinas Kesehatan
tahapan standar nasional
Pencegahan dan penanggulangan penyakit
Urusan Kesehatan 12 Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi
menular dan tidak menular 93% Dinas Kesehatan
dasar lengkap

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 90% Dinas Kesehatan

Cakupan Pelayanan kesehatan dasar di puskesmas 100% Dinas Kesehatan

Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan 80% Dinas Kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin dan


kurang mampu serta masyarakat yang beresiko berdampak sosial
36,0% Dinas Kesehatan
yang mendapatkan pelayanan kesehatan di faslititas kesehatan
Tk.I dan Rujukan

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar,


Urusan Kesehatan 13
rujukan dan komplementer
Cakupan warga kota Tangerang Selatan yang mendapatkan
75,0% Dinas Kesehatan
Pelayanan pengelolaan Darah yang tidak di tanggung BPJS

Cakupan masyarakat miskin dan kurang mampu serta masyarakat


yang beresiko berdampak sosial , yang memiliki Jaminan asuransi 73% Dinas Kesehatan
kesehatan

Cakupan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional dan


65% Dinas Kesehatan
komplementer
Jumlah puskesmas BLUD 2 puskesmas Dinas Kesehatan
Urusan Kesehatan 14 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD
Persentase kepuasan pasien yang disurvei 74% Rumah Sakit Umum
Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum
50% Dinas Kesehatan
Pengembangan dan pengendalian lingkungan Berkualitas
Urusan Kesehatan 15
sehat
Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan 58% Dinas Kesehatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 170
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 75% Dinas Kesehatan

Persentase RS Yang Melakukan Pengelolaan Limbah Medis


95% Dinas Kesehatan
Sesuai Standar

Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM 30 kelurahan Dinas Kesehatan

Persentase pengelolaan limbah rumah sakit sesuai standar 100% Rumah Sakit Umum

Jalan dan jembatan dalam kondisi baik 88% Dinas Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum
16 Pembangunan jalan dan jembatan Jalan lingkungan dalam kondisi baik 60% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
Pedestrian jalan yang dibangun 5% Dinas Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum


17 Pengendalian banjir luas genangan yang tereduksi 38% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang

Pemanfaatan air sungai, danau, dan penampung air lainnya


Urusan Pekerjaan Umum Pengembangan pengelolaan dan konversi 17% Dinas Pekerjaan Umum
18 sebagai layanan air baku
dan Penataan Ruang sungai danau dan sumber daya air lainnya
Kapasitas debit sungai /tandon 38% Dinas Pekerjaan Umum

Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah - Bappeda


Urusan Pekerjaan Umum
19 Perencanaan Tata Ruang
dan Penataan Ruang Tersedianya informasi mengenai rencana rinci tata ruang beserta Dinas Bangunan dan Penataan
91%
rencana teknisnya melalui peta analog dan peta digital Ruang

persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang Dinas Bangunan dan Penataan
87,73%
Urusan Pekerjaan Umum memadai Ruang
20 Pengelolaan sarana air minum dan air limbah
dan Penataan Ruang Dinas Bangunan dan Penataan
Persentase pelayanan air minum 84,50%
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Tersedianya sarana dan prasarana gedung perkantoran 3 gedung
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana dan Tersedianya sarana dan prasarana gedung non perkantoran 3 paket
21 Ruang
dan Penataan Ruang prasarana bangunan dan gedung
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan kajian dan Dinas Bangunan dan Penataan
100%
rekomendasi teknis serta sertifikat laik fungsi Ruang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 171
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Urusan Pekerjaan Umum Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan keterangan Dinas Bangunan dan Penataan
22 Pengendalian dan pemanfaatan ruang 100%
dan Penataan Ruang peruntukan lahan Ruang

Dinas Perumahan, Permukiman


Pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan (Ha) 335,4 ha
dan Pertanahan
Dinas Perumahan, Permukiman
Terbangunnya sarana penunjang permukiman 30 unit
Urusan Perumahan dan dan Pertanahan
23 Penataan Lingkungan Terpadu
Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Permukiman
Penyediaan rumah susun sederhana sewa (unit) 1 twin blok
dan Pertanahan
Dinas Perumahan, Permukiman
Rumah tidak layak huni menjadi layak huni 100 unit
dan Pertanahan

Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan sertifikat


Dinas Perumahan, Permukiman
keahlian perencana dan perancang rumah dan PSU perumahan 50%
dan Pertanahan
skala kecil

Dinas Perumahan, Permukiman


Tersedianya data rumah dan perumahan 6 dokumen
dan Pertanahan
Tersedianya regulasi penyelenggaraan perumahan dan Dinas Perumahan, Permukiman
1 perwal
permukiman dan Pertanahan

Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan Dinas Perumahan, Permukiman


100%
Urusan Perumahan dan pengesahan pertelaan rumah susun dan Pertanahan
24 Pengembangan infrastruktur permukiman
Kawasan Permukiman
Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan
Dinas Perumahan, Permukiman
rekomendasi teknis pembangunan dan pengembangan rumah 100%
dan Pertanahan
susun

Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan


Dinas Perumahan, Permukiman
rekomendasi teknis pembangunan dan pengembangan rumah 100%
dan Pertanahan
tapak

tercatatnya PSU perumahan yang dikuasai sepihak ke dalam Dinas Perumahan, Permukiman
10 perum
neraca aset dan Pertanahan
Urusan Perumahan dan Penyediaan dan Pengelolaan Areal Dinas Perumahan, Permukiman
25 Pengembangan dan Pembangunan TPU 9 TPU 1 TPK
Kawasan Permukiman Pemakaman dan Pertanahan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 172
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Dinas Perumahan, Permukiman


Terpeliharanya sarana TPU 100%
dan Pertanahan
Dinas Perumahan, Permukiman
Pembinaan kelembagaan pengelolaan TPU 100%
dan Pertanahan
Dinas Perumahan, Permukiman
Penambahan jumlah PJU terbangun 2250
Urusan Perumahan dan Pengembangan Penyediaan Dan Pengelolaan dan Pertanahan
26
Kawasan Permukiman PJU Dinas Perumahan, Permukiman
Terpeliharanya dan terbayarnya rekening PJU 100%
dan Pertanahan
Dinas Pemadam Kebakaran
Respon time kebakaran < 10 Menit
Urusan Ketentraman, dan Penyelamatan
Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan
Ketertiban Umum dan 27
bahaya Kebakaran Cakupan pelayanan penanggulangan kebakaran dan Dinas Pemadam Kebakaran
Perlindungan Masyarakat 100%
penyelamatan korban serta harta benda dan Penyelamatan

Badan Penanggulangan
Urusan Ketentraman, Persentase Mitigasi dan Penanggulangan Bencana 100%
Bencana Daerah
Ketertiban Umum dan 28 Penanggulangan Bencana Daerah
Perlindungan Masyarakat Tingkat waktu tanggap (response time rate) < 20 Menit terhadap Badan Penanggulangan
100%
Bencana Bencana Daerah

Urusan Ketentraman,
Penegakan peraturan daerah dan peraturan
Ketertiban Umum dan 29 Cakupan Penegakan Perda dan /atau Perwal 100% Satpol PP
walikota
Perlindungan Masyarakat

Jumlah Kegiatan Koordinasi Pemeliharaan Ketertiban Masyarakat 26 kali Satpol PP

Urusan Ketentraman, Persentase Penindakan Pelanggaran pengamanan dan penertiban 100% Satpol PP
Peningkatan keamanan dan kenyamanan
Ketertiban Umum dan 30
lingkungan
Perlindungan Masyarakat
Jumlah penambahan SDM dan sarana prasarana penunjang 69% Satpol PP

Persentase Aparatur Satpol PP yang diiatih 100% Satpol PP

Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Persentase PMKS yang mendapatkan pelayanan dan rehabsos
Urusan Sosial 31 54% Dinas Sosial
Sosial sesuai standar dasar

Persentase PMKS dan LKS yang diberdayakan 35% Dinas Sosial


Pemberdayaan Masyarakat Rawan Sosial dan
Urusan Sosial 32
Lembaga Kesejahteran Sosial Peningkatan pembinaan Lembaga Kesejahteraan Sosial dan
4 dok Setda
keagamaan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 173
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat 7 dok Setda

Pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS 2 dok Setda

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB TIDAK


B
BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR

Urusan Ketenagakerjaan 33 Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja Persentase tenaga kerja siap pakai 15% Dinas Ketenagakerjaan

Urusan Ketenagakerjaan 34 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 67% Dinas Ketenagakerjaan

Kerjasama Hubungan Industrial dan


Urusan Ketenagakerjaan 35 Menurunnya Angka perselisihan Industrial 23 Kasus Dinas Ketenagakerjaan
Perlindungan Ketenagakerjaan
Urusan Pemberdayaan
Peningkatan peran serta dan Kesetaraan
Perempuan dan 36 Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan 687 Orang DPMPPPAKB
Gender dalam Pembangunan
Perlindungan Anak

Urusan Pemberdayaan
Peningkatan kualitas hidup dan Perlindungan Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
Perempuan dan 37 100% DPMPPPAKB
kekerasan terhadap perempuan dan anak mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas
Perlindungan Anak

Urusan Pemberdayaan IPG 93,59-94,16% ; IDG


IPG dan IDG DPMPPPAKB
Perempuan dan 38 Penguatan Kelembagaan PUG dan Anak 64,46-64,87%
Perlindungan Anak Jumlah Kelurahan Ramah Anak 14 Kelurahan DPMPPPAKB

Pemanfaatan Inovasi TTG Dalam Pemberdayaan Masyarakat 9 Inovasi DPMPPPAKB


Urusan Pemberdayaan Peningkatan peran serta dan pemberdayaan
39
Masyarakat dan Desa masyarakat dalam pembangunan Persentase Peran serta Lembaga/Kelompok Pemberdayaan
77% DPMPPPAKB
Masyarakat Dalam Pembangunan

Dinas Ketahanan Pangan,


Penguatan cadangan pangan 20 ton
Pertanian dan Perikanan
Dinas Ketahanan Pangan,
Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan 95%
Pertanian dan Perikanan
Urusan Pangan 40 Peningkatan Ketahanan Pangan
Dinas Ketahanan Pangan,
AKG dan AKP 91%
Pertanian dan Perikanan
Dinas Ketahanan Pangan,
Keamanan Pangan 83%
Pertanian dan Perikanan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 174
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Dinas Ketahanan Pangan,


Terlaksananya koordinasi ketahanan pangan 100%
Pertanian dan Perikanan
Dinas Perumahan, Permukiman
Tersusunnya laporan kebutuhan lahan -
dan Pertanahan
Terfasilitasinya dan pendampingan kegiatan pengadaan tanah Dinas Perumahan, Permukiman
-
untuk pembangunan dan Pertanahan

Terlaksananya pengadaan tanah untuk : kantor kelurahan,


Dinas Perumahan, Permukiman
kawasan pertanian terpadu, dan Kantor Pemerintahan Kota -
dan Pertanahan
Tangerang Selatan

Terlaksananya pengadaan tanah untuk : Infrastruktur Dasar, Dinas Perumahan, Permukiman


-
Kawasan Perdagangan dan Lapangan Olah Raga dan Pertanahan

Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan Umum dalam


Dinas Perumahan, Permukiman
rangka pembangunan infrastruktur dasar dan Non Gedung 2 Paket
dan Pertanahan
Perkantoran
Penataan penguasaan, pemilikan,
Urusan Pertanahan 41
penggunaan dan pemanfaatan tanah Terlaksananya Fasilitasi dan Pendampingan Pengadaan Tanah Dinas Perumahan, Permukiman
2 Paket
Infrastruktur Dasar dan Non Gedung Perkantoran dan Pertanahan

Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan Umum dalam


Dinas Perumahan, Permukiman
rangka pembangunan Gedung Perkantoran / fasilitas pelayanan 2 Paket
dan Pertanahan
pemerintah bagi masyarakat dan Non infrastruktur dasar

Terlaksananya Fasilitasi dan Pendampingan Pengadaan Tanah


Dinas Perumahan, Permukiman
Gedung Perkantoran/ fasilitas pemerintah bagi masyarakat dan 2 Paket
dan Pertanahan
Non Infrastruktur Dasar

Dinas Perumahan, Permukiman


Tersusunnya dokumen perencanaan pengadaan tanah 1 Paket
dan Pertanahan
Dinas Perumahan, Permukiman
Tersusunnya dokumen teknis rencana pengadaan tanah 1 Paket
dan Pertanahan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 175
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Tersusunnya laporan kebutuhan lahan Pemerintah Kota Tangerang Dinas Perumahan, Permukiman
1 Paket
Selatan Untuk Pembangunan dan Pertanahan

Tersusunnya laporan Monitoring dan Evaluasi Tahapan Pengadaan Dinas Perumahan, Permukiman
1 Paket
Tanah dan Pertanahan

Terfasilitasinya Aparatur di Bidang Pertanahan lingkup Pemerintah


Dinas Perumahan, Permukiman
Kota tangerang Selatan dalam mengikuti Bimtek di Bidang 3 Kegiatan / 180 orang
dan Pertanahan
Pertanahan

persentase penanganan terhadap pengaduan pencemaran dan


78 Titik pantau Dinas Lingkungan Hidup
perusakan lingkungan

Cakupan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan izin


90% Dinas Lingkungan Hidup
lingkungan dan pengelolaan lingkungan
Pengendalian pencemaran dan perusakan
Urusan Lingkungan Hidup 42
lingkungan hidup Pengendalian dan pengawasan terhadap B3 dan limbah B3 50 perusahaan Dinas Lingkungan Hidup

50 Alat terkalibrasi,
pemeliharaan 10 alat
Optimalisasi fungsi analisis laboratorium lingkungan hidup laboratorium, Dinas Lingkungan Hidup
pemeliharaan, 5
Parameter terakreditasi

Program Kali Bersih di 2


Luas lahan yang dikonservasi dan pelaksanaan program kali bersih
kecamatan (setu) ,500 Dinas Lingkungan Hidup
di tiap kecamatan
Perlindungan dan konservasi sumber daya m3
Urusan Lingkungan Hidup 43
alam
Kampung hijau di 2
Pilot Project kampung iklim (kampung Hijau di 7 kecamatan) kecamatan (Setu dan Dinas Lingkungan Hidup
Pamulang)

Jumlah peningkatan partisipasi aktif masyarakat terkait pelestarian


60% Dinas Lingkungan Hidup
lingkungan hidup
Peningkatan edukasi dan komunikasi
Urusan Lingkungan Hidup 44
masyarakat di bidang lingkungan hidup Fasilitasi Peningkatan Nilai ADIPURA 75 Dinas Lingkungan Hidup
Jumlah penghargaan Nasional maupun lokal terkait pelestarian
1 orang, 3 sekolah Dinas Lingkungan Hidup
lingkungan hidup

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 176
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Urusan Lingkungan Hidup 45 Pengembangan pengelolaan persampahan Persentase pengangkutan sampah 60% Dinas Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan Hidup 46 Pengelolaan Sampah terpadu Persentase pengurangan sampah melalui 3R 10% Dinas Lingkungan Hidup

Cakupan Penerbitan KK 90,52% Disdukcapil


Cakupan penerbitan KTP 89,08% Disdukcapil
Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran 88,12% Disdukcapil
Urusan Administrasi Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian 62,37% Disdukcapil
Kependudukan dan 47 Penataan Administrasi Kependudukan Rasio Pasangan Berakta Perkawinan 65,44% Disdukcapil
Pencatatan Sipil
Meningkatnya Pemahaman Masyarakat Akan Pentingnya Dokumen
13,86% Disdukcapil
Kependudukan

Jumlah Data dan Informasi Pendudukan Yang Tersedia 1292450 Disdukcapil

Urusan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga 48 Pengendalian Penduduk Pengendalian Urbanisasi Penduduk 430 Orang Disdukcapil
Berencana

Proporsi Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah 20 Tahun 2,0% DPMPPPAKB

Urusan Pengendalian Menurunnya Unmet Need 6,3% DPMPPPAKB


Penduduk dan Keluarga 49 Keluarga Berencana Meningkatnya Kesertaan ber- KB 71,2% DPMPPPAKB
Berencana
Meningkatnya Anggota Tribina ( BKB, BKR, BKL) yang Ber-KB 90,33% DPMPPPAKB

Meningkatnya Produk Unggulan UPPKS 65,0% DPMPPPAKB


Urusan Perhubungan 50 Pengembangan pelayanan angkutan Jumlah uji kir 36.500 Unit Dinas Perhubungan

Urusan Perhubungan 51 Pengendalian dan pengamanan lalu lintas Jumlah titik pengendalian dan pengaturan lalu lintas 40 titik Dinas Perhubungan

Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana dan


Urusan Perhubungan 52 Persentase sarana prasarana lalu lintas yang dapat berfungsi 80% Dinas Perhubungan
fasilitas Perhubungan
Pembangunan prasarana dan fasilitas
Urusan Perhubungan 53 Peningkatan jumlah sarana prasarana lalu lintas 63% Dinas Perhubungan
perhubungan
Dinas Komunikasi dan
Peningkatan Penerapan Keterbukaan Sistem Informasi Publik 20%
Urusan Komunikasi dan Pengembangan Komunikasi, sistem informasi Informatika
54
Informatika dan Media Massa Dinas Komunikasi dan
Persentase Penyebaran Informasi 20%
Informatika

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 177
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Cakupan pembangunan , operasional dan pemeliharaan sistem di


100% seluruh OPD
SKPD
Jumlah SDM Koperasi yang dibina 1695 SDM Koperasi Dinas Koperasi dan UKM

Jumlah usaha koperasi simpan pinjam dan ijin pembukaan kantor


230 koperasi Dinas Koperasi dan UKM
Urusan Koperasi dan cabang / pembantu / kantor kas KSP
55 Pengembangan Koperasi
UMKM
Pengawasan dan pemeriksaan koperasi serta penilaian KSP atau
570 koperasi Dinas Koperasi dan UKM
USP
Jumlah koperasi yang terfasilitasi 50 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM
Jumlah fasilitasi sertifikasi produk UMKM 275 PRODUK UMKM Dinas Koperasi dan UKM

Pengembangan pemasaran produk dan inovasi promosi UMKM 600 Produk UMKM Dinas Koperasi dan UKM

Pembinaan wirausaha UMKM dan Calon Wirausaha UMKM 1390 SDM UMKM Dinas Koperasi dan UKM
Urusan Koperasi dan
56 Pengembangan UMKM
UMKM Pembangunan dan Operasional sarana dan Prasarana
7 Galeri UMKM Dinas Koperasi dan UKM
pengembangan UMKM

Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM 306 UMKM Dinas Koperasi dan UKM
Pengawasan, Pengembangan Data, Inovasi, Informasi dan
3 Dokumen Dinas Koperasi dan UKM
Teknologi

Jumlah Lokasi Penataan Pedagang Kaki Lima dan Asongan 1 Lokasi Dinas Koperasi dan UKM
Urusan Koperasi dan
57 Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
UMKM
Jumlah Revitalisasi Pasar Rakyat yang dikelola Koperasi 1 Lokasi Dinas Koperasi dan UKM

Urusan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan


58 Pengembangan investasi Peningkatan Jumlah Investasi PMA & PMDN 47 PMA & 16 PMDN
Daerah Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman Modal dan
Penerapan Pelayanan dan Perijinan Satu Pintu dan Satu Atap 50 Jenis Ijin
Urusan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
59 Pengembangan Pelayanan Perijinan
Daerah Dinas Penanaman Modal dan
Jumlah layanan perizinan yang bersertifikasi ISO 22 jenis ijin
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Urusan Kepemudaan dan
60 Pengembangan peran serta kepemudaan Peningkatan Kualitas Organisasi Kepemudaan 15 OKP Dispora
Olah Raga
Urusan Kepemudaan dan Pengembangan kewirausahaan dan 7 Kelompok Calon
61 Jumlah Calon Wirausaha Muda Dispora
Olah Raga kecakapan hidup pemuda Wirausaha Muda

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 178
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Urusan Kepemudaan dan Pengembangan manajemen dan Pembinaan Manajemen dan Pengembangan Olahraga di
62 15 Cabor Dispora
Olah Raga pemasyarakatan olahraga Masyarakat
15 Sarana dan
Pembangunan Sarana dan Prasarana olahraga Dispora
Urusan Kepemudaan dan Pengembangan sarana dan prasarana prasarana Olahraga
63
Olah Raga olahraga 10 Sarana dan
Pemeliharaan sarana dan prasarana Olahraga Dispora
prasarana Olahraga
Cakupan data dan informasi SKPD 100% seluruh OPD

Urusan Statistik 64 Pengembangan data dan informasi Ketersediaan data pendukung perencanaan dan pengendalian
4 dok Bappeda
pembangunan Kota Tangerang Selatan

Dinas Komunikasi dan


65 Optimalisasi Sistem Persandian Cakupan Pengelolaan dan Perlindungan Informasi Berklasifikasi 20%
Informatika
Urusan Persandian
Cakupan Penyiapan, Pemanfaatan dan Pengembangan SDM Dinas Komunikasi dan
20%
Sandi, Materil Sandi dan Jaringan Komunikasi Sandi Informatika

Dinas Pendidikan dan


Urusan Kebudayaan 66 Pengembangan dan Pengelolaan kebudayaan Jenis Budaya Yang Dilestarikan 4 Jenis
Kebudayaan
Dinas Perpustakaan dan Arsip
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun 851rb orang
Daerah
Urusan Perpustakaan 67 Pengembangan budaya baca
Dinas Perpustakaan dan Arsip
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka 30000 judul
Daerah
Pengembangan, Pemeliharaan Sarana
Dinas Perpustakaan dan Arsip
Urusan Kearsipan 68 Prasarana Kearsipan dan Pelayanan Tertatanya arsip seluruh perangkat daerah dan unit kerja 50%
Daerah
Kearsipan
C URUSAN PILIHAN
Urusan Kelautan dan Dinas Ketahanan Pangan,
69 Pengembangan Perikanan Nilai Tukar Pembudidaya/Pelaku Usaha Perikanan 102%
Perikanan Pertanian dan Perikanan
Urusan Pariwisata 70 Pengembangan destinasi pariwisata Jumlah PAD dari sektor pariwisata 349.242.027.480 Dinas Pariwisata
Urusan Pariwisata 71 Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisatawan 381861 Dinas Pariwisata
Dinas Ketahanan Pangan,
Nilai Tukar Petani/Pelaku Usaha Pertanian 102%
Pertanian dan Perikanan
Dinas Ketahanan Pangan,
Urusan Pertanian 72 Pengembangan pertanian Presentase Kesehatan Hewan 82%
Pertanian dan Perikanan
Dinas Ketahanan Pangan,
Presentase Bahan Asal Hewan yang Memenuhi Kriteria ASUH 80%
Pertanian dan Perikanan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 179
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Dinas Ketahanan Pangan,


Urusan Pertanian 73 Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Penambahan Sarana Prasarana Kawasan Pertanian Terpadu 20%
Pertanian dan Perikanan
Dinas Perindustrian dan
Persentase Pengawasan Barang dan Jasa 100%
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
Stabilitas harga kebutuhan pokok 9 Komoditas
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Peningkatan Kesadaran Perijinan Perdagangan 40
Urusan Perdagangan 74 Perdagangan
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
Jumlah UTTP yang diawasi 8500
Perdagangan

Jumlah Rapat Koordinasi TPID dan Jumlah pendataan/pencacahan


4 Dok Setda
Indeks harga Konsumen

Dinas Perindustrian dan


Urusan Perdagangan 75 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Jumlah produk yang dipasarkan 2
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
Cakupan binaan kelompok industri 50
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
Urusan Perindustrian 76 Pengembangan Industri Cakupan binaan kelompok industri kreatif 20
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
Jumlah pelaporan informasi industri 2
Perdagangan
D URUSAN PENUNJANG
Terwujudnya pengembangan peta wilayah 100% Setda
Meningkatnya kompetensi aparatur dalam pengembangan
100% Setda
pemetaan wilayah

Urusan Perencanaan 77 Pengembangan pemetaan Wilayah Penegasan Batas Daerah/Kecamatan/Kelurahan 7 Kec Setda

Pembakuan Nama Rupabumi 1 Kali Setda

Cakupan pemetaan tematik wilayah sesuai kebutuhan SKPD 100% seluruh OPD

Jumlah perencanaan pembangunan daerah sesuai ketentuan 5 dokumen Bappeda


Urusan Perencanaan 78 Perencanaan Pembangunan Daerah
Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian program RPJMD 1 dok Bappeda

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 180
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Tersedianya dokumen evaluasi capaian SDG's 1 dok Bappeda

Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian smart city 1 dok Bappeda

Cakupan Perencanaan pembangunan di setiap SKPD sesuai


100% seluruh OPD
ketentuan
Badan Pengelolaan Keuangan
Urusan Keuangan 79 Peningkatan Pengelolaan Aset Daerah Tersusunnya laporan neraca aset sesuai ketentuan 100%
dan Aset Daerah
Terealisasinya target pajak daerah 100% Badan Pendapatan Daerah

Urusan Keuangan 80 Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pengembangan dan pemeliharaan sistem pengendalian,
100% Badan Pendapatan Daerah
pengelolaan keuangan dan pajak daerah

Badan Pengelolaan Keuangan


Tersusunnya dokumen Raperda APBD sesuai ketentuan 100%
dan Aset Daerah
Tersusunnya laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai Badan Pengelolaan Keuangan
100%
ketentuan dan Aset Daerah
Pengembangan pengelolaan keuangan
Urusan Keuangan 81
daerah Tersusunnya laporan pengendalian keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengelolaan Keuangan
100%
sesuai ketentuan dan Aset Daerah

Cakupan laporan keuangan di SKPD sesuai ketentuan 100% seluruh OPD

Urusan Kepegawaian, Persentase ASN yang terlayani dalam data dan informasi
82 Pengembangan Manajemen Kepegawaian 100% BKPP
Pendidikan dan Pelatihan manajemen ASN

Cakupan pengembangan sumber daya aparatur di SKPD 100% seluruh OPD


Urusan Kepegawaian, Pengembangan Sistem Manajemen sumber
83
Pendidikan dan Pelatihan daya aparatur
Tersedianya kebijakan tentang penataan SDM/ASN 1 dok Setda

Jumlah kajian penelitian dan pengembangan 7 kajian Bappeda


Jumlah koordinasi penelitian dan diseminasi hasil penelitian dan
Urusan Penelitian dan 4 kali Bappeda
84 Penelitian dan Pengembangan pengembangan
Pengembangan
Terwujudnya pengembangan inovasi daerah 2 dok Bappeda

Fasiitasi Tugas dan Fungsi Dewan Perwakilan


Urusan Sekretariat DPRD 85 Persentase Fasilitasi Pembahasan Anggaran 100% Sekretariat DPRD
Rakyat Daerah Kota Tangerang Selatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 181
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Persentase Fasilitasi Pembahasan Perda / Non Perda 100% Sekretariat DPRD

Persentase Fasilitasi Fungsi Pengawasan 100% Sekretariat DPRD


Penguatan Kelembagaan dan Tata Kerja Tertatanya Kelembagaan Perangkat Daerah dan Unit Kerja pada
Urusan Sekretariat Daerah 86 1 dok Setda
Organisasi Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah

Jumlah Rapat Koordinasi Forum Ekonomi Daerah 4 Dok Setda

Jumlah Rapat Koordinasi Pembinaan BUMD dan BLUD 4 Dok Setda


Urusan Sekretariat Daerah 87 Kerjasama pembangunan dan kewilayahan

Jumlah Peningkatan Kolaborasi dan Kerjasama Pembangunan


11 kali Bappeda dan Setda
dengan Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan Masyarakat

Program Pembentukan Peraturan Daerah 12 Raperda Setda

Terlaksananya Pembahasan RAPERWAL antara SKPD


36 Raperwal Setda
pemrakarsa dengan Tim Asistensi Pembahasan RAPERWAL

Harmonisasi dan Sinkronisasi RAKEPWAL 248 Rakepwal Setda


Terlaksananya Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundang-
10 kali sosialisasi Setda
undangan Daerah
Urusan Sekretariat Daerah 88 Penataan peraturan perundang-undangan Terlaksananya Fasilitasi Penyebarluasan Peraturan Perundang- 1 Tahun Perda, Perwal
Setda
undangan Daerah dan Kepwal
Terlaksananya Pendokumentasian Peraturan Perundang-undangan 1 Tahun Perda, Perwal
Setda
Daerah dan Kepwal
Sisialisasi 1 Tahun
Terlaksananya program Pemerintah Pusat di Kota Tangerang Perda, Perwal dan
Setda
Selatan Kepwal melalui teknologi
informasi

Terlaksananya Bimbingan Teknis Hukum Formil Aparatur 120 orang Setda

Terselenggaranya Sosialisasi dan Desiminasi RANHAM SKPD


200 orang Setda
Urusan Sekretariat Daerah 89 Pelayanan Bantuan Hukum dan HAM Kota Tangerang Selatan

Terselenggaranya penyuluhan Hukum 500 Orang Setda


15 Pembahasan Perkara
Tertanganinya perkara hukum di lingkungan pemerintahan Setda
& 8 Kasus

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 182
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Terlaksananya Pelayanan Bantuan Hukum 40 kali bantuan Setda

Terlaksananya Fasilitasi Pelayanan Kedinasan KDH/WKDH 100% Setda


Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala
Urusan Sekretariat Daerah 90
Daerah / Wakil Kepala Daerah Terlaksananya Koordinasi Internal dan Eksternal Serta Audiensi
100% Setda
Dengan Masyarakat

Meningkatnya Profesionalisme SDM Aparatur (ASN) 15% BKPP dan Setda

Urusan Sekretariat Daerah 91 Manajemen Perubahan


Meningkatnya penerapan/internalisasi kodeetik dan Kode Prilaku
20% BKPP dan Setda
dalam Penguatan Budaya Kerja

Prosentase Penanganan Pengaduan Masyarakat 100% Inspektorat

Prosentase Penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan 95% Inspektorat

Jumlah SKPD yang predikat sakip minimal B 30 Inspektorat

Level Implementasi SPIP Pemerintah Kota Tangerang Selatan 3 Inspektorat

Level Implementasi SPIP SKPD Level 3 Inspektorat


25 SKPD Inspektorat
Peningkatan pengawasan keuangan dan
Urusan Inspektorat 92 Level Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) 3 Inspektorat
pembagunan

Prosentase Pejabat Yang melaporkan LHKPN 100% Inspektorat

Prosentase ASN yang melaporakan LHKASN 70% Inspektorat

Indeks Persepsi Korupsi 2.5 Inspektorat

Jumlah Unit Kerja yang ditetapkan sebagai unit kerja bebas korupsi 5 unit kerja Setda

Jumlah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 5 Dok Setda

Cakupan peran kecamatan dan kelurahan sesuai dengan tugas


Urusan Kecamatan 93 Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan 100% Seluruh Kecamatan
pokok dan fungsinya

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 183
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Cakupan wilayah peningkatan kapasitas pemerintahan dan


90% Setda
pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan

Urusan Pemerintahan Penguatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Capaian kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan
94 38 SKPD seluruh OPD
Umum Pemerintah kinerja

Urusan Pemerintahan Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap pelayanan
95 A Setda dan seluruh OPD
Umum publik publik di masing-masing SKPD

Urusan Pemerintahan
96 Penguatan tata laksana Tersedianya SOP Teknis dan administrasi pemerintah 1 dok Setda
Umum
Urusan Pemerintahan
97 Pendidikan politik masyarakat Jumlah Pembinaan Politik Masyarakat 10 kali Kesbangpol
Umum

Jumlah Pembinaan Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap


Urusan Pemerintahan Toleransi Kerukunan dan Kerjasama antar Umat Beragama, Nilai-
98 Pengembangan wawasan kebangsaan 40 kali Kesbangpol
Umum nilai religius, sosial dan solidaritas serta Pelestarian nilai-nilai luhur
budaya bangsa

Pelayanan administrasi dan sarana prasarana


Urusan Sekretariat Umum 99 Cakupan pelayanan administrasi perkantoran 100% seluruh OPD
perkantoran
E PROGRAM STRATEGIS KEWILAYAHAN

Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana dan Jumlah Pembangunan Comunity Center/komunitas kreatif skala Dinas Bangunan dan Penataan
3 paket
dan Penataan Ruang prasarana bangunan dan gedung kecamatan Ruang

Penambahan Ruang Kelas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Bangunan dan Penataan
100 Pendidikan Sekolah Menengah Atas/SMK -
khusus teknologi Ruang

Urusan Pendidikan Dinas Bangunan dan Penataan


Pendidikan Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar terbangun 25 Sekolah
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah Menengah Pertama terbangun -
Ruang
Dinas Bangunan dan Penataan
Bangunan RSUD (Gedung 3) 1 paket
Pengembangan, pemeliharaan sarana dan Ruang
Urusan Kesehatan
prasarana pelayanan kesehatan Dinas Bangunan dan Penataan
Bangunan Gedung 2 RSU Tangsel
Ruang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 184
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana dan Dinas Bangunan dan Penataan
Jumlah Gedung Perpustakaan Skala Kota dan Skala Kecamatan 2 paket
dan Penataan Ruang prasarana bangunan dan gedung Ruang

Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana dan Dinas Bangunan dan Penataan
Bangunan Depo Arsip 1 paket
dan Penataan Ruang prasarana bangunan dan gedung Ruang

Urusan Perhubungan 101 Peningkatan Transportasi Massal Peningkatan sarana prasarana transportasi massal 80% Dinas Perhubungan

Urusan Pariwisata, Urusan


30 pelaku ekonomi Dinas Pariwisata, Dinkop UKM,
Koperasi UKM, Urusan 102 Pengembangan Ekonomi Kreatif Jumlah usaha terkait ekonomi kreatif dan icon tangsel
kreatif Disperindag
Perindustrian

Jumlah RTH Publik yang dibangun dan ditingkatkan fungsinya 7 Kecamatan Dinas Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan Hidup 103 Pengelolaan RTH Persentase taman terpelihara 100% Dinas Lingkungan Hidup
Persentase penanaman terhadap Ruang Terbuka Hijau yang harus
1,3 Km Dinas Lingkungan Hidup
ditanami
Dinas Perindustrian dan
Jumlah kawasan perdagangan tradisional yang dikelola 5 pasar
Pengelolaan Pasar dan Kawasan Perdagangan
Urusan Perdagangan 104
Perdagangan Tradisional Dinas Bangunan dan Penataan
Jumlah Revitalisasi Pasar 1 pasar
Ruang
Dinas Ketahanan Pangan,
Urusan Pangan Peningkatan Ketahanan Pangan Manajemen Logistik 2 dok Pertanian, Perikanan dan
Disperindag

Urusan Kesehatan 105 Pelayanan jaminan kesehatan nasional Prosentase masyarakat Tangerang Selatan menggunakan JKN 60% Dinas Kesehatan

Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan pemeliharaan saluran


106 Kapasitas Debit Saluran 50% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang drainase dan gorong-gorong

Dinas Komunikasi dan


Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi dan Informasi 30%
Informatika
Urusan Komunikasi dan Dinas Komunikasi dan
107 Pengembangan Teknologi dan Informasi PeningkatanTata Kelola Teknologi dan Informasi 25%
Informatika Informatika
Dinas Komunikasi dan
Peningkatan SDM Teknologi dan Informasi 35%
Informatika

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 185
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA
URUSAN NO PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB
INDIKATOR PROGRAM TARGET

Persentase Rumah Tangga/Individu Sasaran Yang Mendapatkan


Urusan Sosial 108 Bantuan dan Jaminan Sosial 85% Dinas Sosial
Bantuan dan Jaminan Sosial

Urusan Pemerintahan Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan


Jumlah Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Publik 35 Urusan Seluruh Kecamatan
Umum publik
F NON URUSAN
Belanja Non Urusan Belanja Pegawai Seluruh OPD
Sumber : RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 - 2021

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 186
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Mengacu pada Rencana Pembangan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


Kota Tangerang Selatan Tahap II Tahun 2016 - 2021, maka terdapat 4 (Empat)
Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019 meliputi :

1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana Perkotaan yang fungsional;


Sasaran :
 Meningkatnya pelayanan infrastruktur wilayah dengan fungsi menjaga
kualitas lingkungan hidup
 Meningkatnya transportasi wilayah yang optimal
 Meningkatnya sarana dan prasarana perkotaan
 Meningkatnya keamanan dan ketertiban lingkungan
2. Peningkatan Kualitas Penyelengaraan Tata kelola Pemerintahan
berbasis Teknologi dan Inovasi;
Sasaran :
 Meningkatnya konsistensi perencanaan penganggaran dan pembangunan
 Meningkatnya pelayanan publik
 Meningkatnya Pengelolaan keuangan daerah
 Meningkatnya akuntabilitas pemerintahan daerah
3. Peningkatan kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial;
Sasaran :
 Meningkatnya partisipasi dan mutu pendidikan dasar
 Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat
 Meningkatnya kerjasama dalam penanggulanagan masalah sosial dan
penanggulangan kemiskinan
4. Peningkatan Daya Saing Ekonomi Daerah melalui pemberdayaan
masyarakat berbasis inovasi dan produk unggulan.
Sasaran :
 Meningkatnya investasi dan perekonomian perkotaan berbasis inovasi
 Meningkatnya produk unggulan daerah berbasis pemberdayaan
masyarakat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 187
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

 Meningkatnya pengendalian jumlah penduduk serta meningkatkan


kualitas angkatan kerja
 Meningkatanya pengarusutamaan gender

4.3 Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan Terhadap Prioritas


Pembangunan Nasional

Prioritas Kota Tangerang Selatan diharapkan mendukung serta sinkron


terhadap prioritas pembangunan nasional, dan sinkronisasi tersebut dapat
terlihat apabila adanya urusan dan program yang terdapat di Rencana Jangka
Panjang Menengah Daerah Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021 yang
tertuang serta menjadi urusan dan program yang akan dilaksanakan pada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 Kota Tangerang Selatan yang
mendukung terhadap prioritas nasional, berikut adalah program yang menjadi
prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 Kota Tangerang
Selatan yang tersinkron terhadap Prioritass Pembangunan Nasional.

Tabel 4.3
Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan terhadap
Prioritas Nasional (RKP Tahun 2019)
Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
Prioritas Nasional
(RKP Tahun 2019)
Prioritas URUSAN PROGRAM

PAUD dan Pendidikan Non Formal


Pendidikan Sekolah Dasar
Urusan
Pendidikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Pengembangan dan Pembinaan Tenaga
Pendidik dan Kependidikan
Pengembangan pelayanan kesehatan
Pengembangan, pemeliharaan sarana
Pembangunan dan prasarana pelayanan kesehatan
Peningkatan
Manusia Melalui Penyediaan dan pengawasan obat ,
kualitas Layanan
Pengurangan makanan dan perbekalan kesehatan
Pendidikan,
1. Kemiskinan dan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan
Kesehatan dan
Peningkatan keluarga
Kesejahteraan
Pelayanan Program perbaikan gizi masyarakat
Sosial
Dasar Urusan Kesehatan
Promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
Pengembangan SDM kesehatan
Pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dan tidak menular
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dan komplementer
Pelayanan dan pendukung pelayanan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 188
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019


Prioritas Nasional
(RKP Tahun 2019)
Prioritas URUSAN PROGRAM
BLUD
Pengembangan dan pengendalian
lingkungan sehat
Pengembangan, pemeliharaan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan
Pelayanan jaminan kesehatan nasional
Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan Masyarakat Rawan
Urusan Sosial Sosial dan Lembaga Kesejahteran
Sosial
Bantuan dan Jaminan Sosial
Pembangunan jalan dan jembatan
Pengendalian banjir
Pengembangan pengelolaan dan
konversi sungai danau dan sumber daya
air lainnya
Perencanaan Tata Ruang
Pengelolaan sarana air minum dan air
limbah
Urusan Pekerjaan Pembangunan dan peningkatan sarana
Umum dan dan prasarana bangunan dan gedung
Penataan Ruang Pengendalian dan pemanfaatan ruang
Pembangunan dan peningkatan sarana
dan prasarana bangunan dan gedung
Pembangunan dan peningkatan sarana
Pengurangan dan prasarana bangunan dan gedung
Kesenjangan Peningkatan
Pembangunan dan peningkatan sarana
Antarwilayah kualitas sarana
dan prasarana bangunan dan gedung
2. Melalui 1. dan prasarana
Penguatan Perkotaan yang Pembangunan dan pemeliharaan
Konektivitas dan fungsional saluran drainase dan gorong-gorong
Kemaritiman Penataan Lingkungan Terpadu
Urusan Pengembangan infrastruktur
Perumahan dan permukiman
Kawasan Penyediaan dan Pengelolaan Areal
Permukiman Pemakaman
Pengembangan Penyediaan Dan
Pengelolaan PJU
Pengembangan pelayanan angkutan
Pengendalian dan pengamanan lalu
lintas
Urusan Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana dan
Perhubungan fasilitas Perhubungan
Pembangunan prasarana dan fasilitas
perhubungan
Peningkatan Transportasi Massal
Peningkatan Peningkatan Urusan Pengembangan Produktivitas Tenaga
Nilai Tambah Daya Saing Ketenagakerjaan Kerja
Peningkatan Kesempatan Kerja dan
Ekonomi dan Ekonomi Daerah Urusan Berusaha
Penciptaan melalui Ketenagakerjaan Kerjasama Hubungan Industrial dan
3. Lapangan Kerja 2. pemberdayaan Perlindungan Ketenagakerjaan
melalui masyarakat
Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian, berbasis inovasi Urusan Pangan
Industri, dan produk Peningkatan Ketahanan Pangan
Pariwisata dan unggulan Urusan Koperasi Pengembangan Koperasi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 189
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019


Prioritas Nasional
(RKP Tahun 2019)
Prioritas URUSAN PROGRAM
Jasa Produktif dan UMKM Pengembangan UMKM
lainnya Pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan
Urusan Pengembangan investasi
Penanaman Modal
Daerah Pengembangan Pelayanan Perijinan
Urusan Kelautan
Pengembangan Perikanan
dan Perikanan
Pengembangan destinasi pariwisata
Urusan Pariwisata
Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Pengembangan pertanian
Urusan Pertanian Pengembangan Kawasan Pertanian
Terpadu
Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
Urusan
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Perdagangan
Pengelolaan Pasar dan Kawasan
Perdagangan Tradisional
Urusan
Pengembangan Industri
Perindustrian
Urusan Pariwisata,
Urusan Koperasi
Pengembangan Ekonomi Kreatif
UKM, Urusan
Perindustrian
Pemantapan
Ketahanan
4. Energi, Pangan
dan Sumber
Daya Air
Urusan
Pengembangan Komunikasi, sistem
Komunikasi dan
informasi dan Media Massa
Informatika
Urusan Statistik Pengembangan data dan informasi
Pengembangan, Pemeliharaan Sarana
Urusan Kearsipan Prasarana Kearsipan dan Pelayanan
Kearsipan
Urusan Pengembangan pemetaan Wilayah
Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peningkatan Peningkatan Pengelolaan Aset Daerah
Kualitas Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Stabilitas Urusan Keuangan
Penyelengaraan Pengembangan pengelolaan keuangan
Keamanan
Tata kelola daerah
5. nasional dan 4.
Pemerintahan Urusan
Kesuksesan
berbasis Komunikasi dan Pengembangan Teknologi dan Informasi
Pemilu
Teknologi dan Informatika
Inovasi Urusan
Peningkatan kualitas dan kuantitas
Pemerintahan
pelayanan publik
Umum
Urusan Penelitian
dan Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan
Urusan Sekretariat Penguatan Kelembagaan dan Tata Kerja
Daerah Organisasi Pemerintah Daerah
Urusan Sekretariat Pelayanan administrasi dan sarana
Umum prasarana perkantoran

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 190
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

4.4 Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan Terhadap Prioritas


Pembangunan Provinsi Banten

Prioritas Kota Tangerang Selatan diharapkan mendukung serta sinkron


terhadap prioritas pembangunan Provinsi Banten, dan sinkronisasi tersebut
dapat terlihat apabila adanya urusan dan program yang terdapat di Rencana
Jangka Panjang Menengah Daerah Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021
yang tertuang dan menjadi urusan dan program yang akan dilaksanakan pada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 Kota Tangerang Selatan yang
mendukung terhadap prioritas Pembangunan Provinsi Banten, berikut adalah
program yang menjadi prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun
2019 Kota Tangerang Selatan yang tersinkron terhadap Prioritas Pembangunan
Provinsi Banten.

Tabel 4.4
Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan
terhadap Prioritas Pembangunan Provinsi Banten

Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019


Prioritas Provinsi
Banten Tahun 2019
Prioritas URUSAN PROGRAM

Pembangunan jalan dan jembatan


Pengendalian banjir
Pengembangan pengelolaan dan konversi
sungai danau dan sumber daya air lainnya
Perencanaan Tata Ruang
Pengelolaan sarana air minum dan air limbah
Pembangunan dan peningkatan sarana dan
Urusan Pekerjaan prasarana bangunan dan gedung
Umum dan Penataan Pengendalian dan pemanfaatan ruang
Ruang Pembangunan dan peningkatan sarana dan
Peningkatan
prasarana bangunan dan gedung
Peningkatan kualitas sarana
1. Infrastruktur 1. dan prasarana Pembangunan dan peningkatan sarana dan
Wilayah Perkotaan yang prasarana bangunan dan gedung
fungsional Pembangunan dan peningkatan sarana dan
prasarana bangunan dan gedung
Pembangunan dan pemeliharaan saluran
drainase dan gorong-gorong
Penataan Lingkungan Terpadu
Pengembangan infrastruktur permukiman
Urusan Perumahan
dan Kawasan Penyediaan dan Pengelolaan Areal
Permukiman Pemakaman
Pengembangan Penyediaan Dan Pengelolaan
PJU
Urusan Perhubungan Pengembangan pelayanan angkutan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 191
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019


Prioritas Provinsi
Banten Tahun 2019
Prioritas URUSAN PROGRAM

Pengendalian dan pengamanan lalu lintas


Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana dan
fasilitas Perhubungan
Pembangunan prasarana dan fasilitas
perhubungan
Peningkatan Transportasi Massal
PAUD dan Pendidikan Non Formal
Pendidikan Sekolah Dasar
Urusan Pendidikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Pengembangan dan Pembinaan Tenaga
Pendidik dan Kependidikan
Pengembangan pelayanan kesehatan
Pengembangan, pemeliharaan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan
Penyediaan dan pengawasan obat , makanan
dan perbekalan kesehatan
Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga
Program perbaikan gizi masyarakat
Peningkatan Promosi kesehatan dan pemberdayaan
Peningkatan masyarakat
kualitas Layanan
Akses, Mutu Pengembangan SDM kesehatan
Pendidikan,
2. Pendidikan, 3. Urusan Kesehatan
Kesehatan dan Pencegahan dan penanggulangan penyakit
Kesehatan dan
Kesejahteraan menular dan tidak menular
Sosial
Sosial
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar,
rujukan dan komplementer
Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD
Pengembangan dan pengendalian lingkungan
sehat
Pengembangan, pemeliharaan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan
Pelayanan jaminan kesehatan nasional
Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Urusan Sosial Pemberdayaan Masyarakat Rawan Sosial dan
Lembaga Kesejahteran Sosial
Bantuan dan Jaminan Sosial
Urusan
Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Urusan
Ketenagakerjaan Kerjasama Hubungan Industrial dan
Peningkatan Daya Perlindungan Ketenagakerjaan
Saing Ekonomi
Peningkatan Daerah melalui Peningkatan Ketahanan Pangan
Urusan Pangan
Ekonomi dan pemberdayaan Peningkatan Ketahanan Pangan
3. 2.
Kesempatan masyarakat Pengembangan Koperasi
Berusaha berbasis inovasi Urusan Koperasi dan
Pengembangan UMKM
dan produk UMKM
Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
unggulan
Urusan Penanaman Pengembangan investasi
Modal Daerah Pengembangan Pelayanan Perijinan
Urusan Kelautan dan
Pengembangan Perikanan
Perikanan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 192
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Prioritas Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019


Prioritas Provinsi
Banten Tahun 2019
Prioritas URUSAN PROGRAM

Pengembangan destinasi pariwisata


Urusan Pariwisata
Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Pengembangan pertanian
Urusan Pertanian
Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu
Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
Urusan Perdagangan Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Pengelolaan Pasar dan Kawasan
Perdagangan Tradisional
Urusan Perindustrian Pengembangan Industri
Urusan Pariwisata,
Urusan Koperasi
Pengembangan Ekonomi Kreatif
UKM, Urusan
Perindustrian
Urusan Komunikasi Pengembangan Komunikasi, sistem informasi
dan Informatika dan Media Massa
Urusan Statistik Pengembangan data dan informasi
Pengembangan, Pemeliharaan Sarana
Urusan Kearsipan Prasarana Kearsipan dan Pelayanan
Kearsipan
Pengembangan pemetaan Wilayah
Urusan Perencanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Peningkatan Peningkatan Pengelolaan Aset Daerah
Kualitas
Penyelengaraan Urusan Keuangan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Peningkatan tata Pengembangan pengelolaan keuangan
Tata kelola
4. kelola 4. daerah
Pemerintahan
pemerintahan
berbasis Urusan Komunikasi
Pengembangan Teknologi dan Informasi
Teknologi dan dan Informatika
Inovasi Urusan Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
Pemerintahan Umum publik
Urusan Penelitian
Penelitian dan Pengembangan
dan Pengembangan
Urusan Sekretariat Penguatan Kelembagaan dan Tata Kerja
Daerah Organisasi Pemerintah Daerah
Urusan Sekretariat Pelayanan administrasi dan sarana prasarana
Umum perkantoran

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 193
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

BAB V

RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH

5.1 Tema Pembangunan

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana
Kerja Pembangunan (RKP), serta Amanat Undang-Undang tersebut dijabarkan
ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tersebut Menteri Dalam Negeri telah menetapkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan.

Terkait hal tersebut diatas, Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam


menyusun dan menetapkan Tema RKPD berpedoman kepada peraturan dan
perundangan yang berlaku serta dengan memperhatikan isu-isu strategis
RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kota Tangerang
Selatan Tahap II, Tahun 2016 – 2021, dengan mekanisme yang telah dilakukan
maka di tetapkanlah “Tema” RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah)
tahun 2019, yaitu :

"Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Kota menuju Tangerang Selatan


sebagai Kota layak huni yang modern dan berwawasan lingkungan"

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 194
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Gambar 5.1
Tema RKPD Tahun 2019 Kota Tangerang Selatan

Tabel. 5.1
Sinkronisasi Tema
RKP – RKPD Provinsi Banten - RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
Sikronisasi Tema

Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah


Rencana Kerja
Daerah (RKPD) 2019 Daerah (RKPD) 2019 Kota
Pembangunan (RKP) 2019
Provinsi Banten Tangrang Selatan

“Pemerataan Pembangunan “Pembangunan Infrastruktur ” Peningkatan Kualitas Sarana


Untuk Pertumbuhan Untuk Percepatan Prasarana Kota menuju
Berkualitas” Pertumbuhan Ekonomi” Tangerang Selatan sebagai Kota
layak huni yang modern dan
berwawasan lingkungan "

Dapat terlihat pada tabel 5.1 bahwa tema Rencana Kerja Pemerintah
tahun 2019 Kota tangerang selatan telah sinkron terhadap tema Rencana Kerja
Pemerintah (Nasional) tahun 2019 dan tema Rencana Kerja Pemerintah tahun
2019 Provinsi Banten dikarenakan memiliki persamaan dalam menitikberatkan
kepada "Pembangunan Infrastruktur yang berkualitas".

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 195
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

5.2 Musrenbang Kota Tangerang Selatan

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan


tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu
lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu (Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah). Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerahmenyebutkan bahwa perencanaan pembangunan daerah menggunakan
pendekatan Politis, teknokratis, partisipatif, Top-Down dan Bottom-Up.

Proses perencanaan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh unsur


lembaga negara, lembaga pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan
lainnya. Partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program dapat
mengembangkan kemandirian yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat demi
akselerasi pembangunan (Muluk, 2007).

Penyusunan RKPD didasarkan atas hasil evaluasi pelaksanaan


pembangunan daerah pada tahun sebelumnya dan hasil penjaringan aspirasi
masyarakat melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) tahunan, mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, hingga
tingkat kota.

Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) pada


hakikatnya adalah forum perencanaan pembangunan formal yang berusaha
mempertemukan aspirasi masyarakat dari bawah dengan usulan program
pembangunan dari instansi pemerintah. Musrenbang tercantum dalam beberapa
undang-undang dan peraturan terkait dengan perencanaan pembangunan
daerah, undang-undang tersebut adalah dan UU No.17 Tahun 2003 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 196
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Keuangan Negara, UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, dan UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.

Di tingkat masyarakat, tujuan Musrenbang adalah untuk mencapai


kesepakatan tentang program prioritas pemerintah daerah (Organisasi Perangkat
Daerah-OPD) yang akan didanai dari anggaran tahunan daerah (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah-APBD), dan untuk memilih perwakilan
masyarakat dan pemerintah yang akan menghadiri Musrenbang di tingkat kota.
Pada pelaksanaannya perencanaan pembangunan daerah Kota Tangerang
Selatan didalamnya termasuk penyusunan RKPD memenuhi prinsip partisipatif,
prinsip sustainable, dan prinsip holistik. Melalui inovasi berbasis teknologi
informasi yang semakin berkembang dan efektif Kota Tangerang Selatan telah
melaksanakan Musrenbang melalui system e-Musrenbang. E-Musrenbang
dirancang untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas setiap data usulan
pembangunan. Data atau dokumen usulan rencana kegiatan pembangunan di
masing-masing kelurahan diinput secara online.

Sistem ini telah saling terintegrasi, mulai dari Musrenbang tingkat


kelurahan dan kecamatan, dilanjutkan dengan penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Penetapan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Hingga akhirnya berujung pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP). Perencanaan berperan sangat penting dalam pencapaian
tujuan pembangunan dalam skala daerah dan nasional. Daerah sebagai suatu
bagian dari organisasi pemerintahan harus menyusun perencanaan guna
mencapai tujuan pembangunan dengan memperhitungkan sumber daya yang
dimiliki. Perencanaan diperlukan karena keinginan masyarakat yang tak terbatas
sedangkan sumber daya (anggaran) yang ada terbatas.

Anggaran merupakan instrumen penting bagi Pemerintah untuk


menetapkan prioritas program pembangunan di tingkat daerah. Anggaran dalam
APBD menjadi dasar pengelolaan keuangan daerah untuk satu tahun, yang
mana merupakan hasil akhir dari proses perencanaan dan penganggaran daerah
selama setahun penuh sebelum tahun anggaran.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 197
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Dalam periode tahunan terdapat RKPD (Rencana Kerja Pemerintah


Daerah), yang merupakan hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat melalui
musrenbang yang dimulai dari tingkat kelurahan hingga musrenbang tingkat
kota. Selanjutnya rencana kerja dan pendanaan pada RKPD dijadikan pedoman
dalam proses pembuatan anggaran (penganggaran). Penganggaran diawali
dengan penyusunan PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) setelah
diketahui informasi berapa ketersediaan anggaran. PPAS berfungsi sebagai
dokumen untuk pembicaraan pendahuluan APBD yang menjembatani antara
perencanaan (RKPD) dengan kebijakan dan rancangan anggaran berdasar pada
ketersediaan atau pagu anggaran.

Berdasarkan tahapan perencanaan pembangunan yang mengacu kepada


RPJMD Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021 maka Pemerintah Kota
Tangerang Selatan telah melakukan Musrenbang Kelurahan dari tanggal 25
Januari sampai dengan 5 Februari 2018 dengan lingkup 54 (lima puluh empat)
kelurahan, kemudian dilanjutkan musrenbang kecamatan dilaksanakan pada
tanggal 13 Februari sampai dengan 20 Februari 2018 dengan lingkup 7 (tujuh)
kecamatan dan terakhir telah dilakukan Forum OPD pada tanggal 9 Maret
sampai dengan 15 Maret 2018, Forum Konsultasi Publik pada tanggal 21 Maret
2018. Dari keseluruhan proses perencanaan tersebut telah menghasilkan usulan
kegiatan prioritas dari masyarakat sebanyak 4.717 kegiatan dengan kebutuhan
pagu sebesar Rp.3.907.061.449.031 yang terdiri dari usulan Format 1(Prioritas 1
APBD Kota Tangerang Selatan), format 2 (Prioritas 2 APBD Kota Tngerang
Selatan), format 3 (APBD Provinsi Banten), dan format 4(APBN), yang akan
dijabarkan pada tabel berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 198
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Forum OPD dalam Format 1

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 199
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 200
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 5.3 Rekapitulasi Hasil Forum OPD dalam Format 2

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 201
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 202
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Forum OPD dalam Format 3

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 203
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 5.5 Rekapitulasi Hasil Forum OPD dalam Format 4

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 204
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

5.3 Pagu Indikatif Tahun 2019

Pagu indikatif tahun 2019 untuk pagu belanja langsung setiap Perangkat Daerah
didapatkan dari hasil penjumlahan antara model perencanaan Bottom Up
(urutan Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum OPD, Forum
Konsultasi Publik dan disempurnakan pada saat Musrenbang Kota Tangerang
Selatan yang dilakukan pada tanggal 29 Maret 2018 yang berlokasi pada
Gedung Graha Widya Bhakti (GWB) Puspiptek Serpong) ditambahkan dengan
model perencanaan Top Down (kebijakan kepala daerah terhadap perencanaan
kota Tangerang selatan), maka didapatkan hasil pagu indikatif tahun 2019 untuk
belanja langsung per OPD, sebagai berikut :

Tabel 5.6
Rekapitulasi Pagu Indikatif RKPD 2019 per OPD

RKPD
KODE SATUAN KERJA
PAGU
1 2 4
110101 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 259.250.756.198,00
110201 DINAS KESEHATAN 189.201.566.091,00
110202 RUMAH SAKIT UMUM 130.000.000.000,00
110301 DINAS PEKERJAAN UMUM 282.004.283.691,00
110302 DINAS BANGUNAN DAN PENATAAN RUANG 317.908.610.900,00
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN
110401 163.499.131.948,00
PERTANAHAN
110501 DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN 22.004.775.000,00
110502 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 4.500.000.000,00
110503 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 12.000.000.000,00
110504 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 3.500.000.000,00
110601 DINAS SOSIAL 8.460.000.000,00
120101 DINAS KETENAGAKERJAAN 8.836.275.000,00
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBERDAYAAN
120201 PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA 18.826.099.000,00
BERENCANA
120501 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 51.028.661.650,00
120601 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 11.145.000.000,00
120901 DINAS PERHUBUNGAN 19.767.500.000,00
121001 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 35.070.000.000,00
121101 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 10.740.124.091,00
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
121201 10.900.000.000,00
SATU PINTU
121301 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 12.126.075.126,00

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 205
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

RKPD
KODE SATUAN KERJA
PAGU
1 2 4
121701 DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH 6.581.800.000,00
200201 DINAS PARIWISATA 8.683.831.077,00
DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN
200301 9.285.340.060,00
PERIKANAN
200401 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 9.815.200.000,00
300101 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 21.000.000.000,00
300201 BADAN PENDAPATAN DAERAH 35.000.000.000,00
300202 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 20.000.000.000,00
300301 BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 11.000.000.000,00
300501 SEKRETARIAT DPRD 65.000.000.000,00
300601 SEKRETARIAT DAERAH 73.900.000.000,00
30060101 BAGIAN PEMERINTAHAN 2.000.000.000,00
30060102 BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 2.300.000.000,00
30060103 BAGIAN ORGANISASI DAN KINERJA APARATUR 1.300.000.000,00
30060104 BAGIAN PEREKONOMIAN 1.600.000.000,00
30060105 BAGIAN PEMBANGUNAN 1.400.000.000,00
30060106 BAGIAN HUKUM 2.500.000.000,00
30060107 BAGIAN UMUM DAN PROTOKOL 15.500.000.000,00
30060108 BAGIAN RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN 35.000.000.000,00
30060109 BAGIAN KEUANGAN DAN PERENCANAAN 9.800.000.000,00
30060110 BAGIAN LAYANAN PENGADAAN 2.500.000.000,00
300701 INSPEKTORAT 10.000.000.000,00
300801 KECAMATAN CIPUTAT 12.080.000.000,00
300802 KECAMATAN CIPUTAT TIMUR 12.000.000.000,00
300803 KECAMATAN PAMULANG 15.000.000.000,00
300804 KECAMATAN SERPONG 13.548.400.760,00
300805 KECAMATAN SERPONG UTARA 11.500.000.000,00
300806 KECAMATAN PONDOK AREN 15.912.000.000,00
300807 KECAMATAN SETU 14.375.000.000,00
JUMLAH 1.935.450.430.592,00
Sumber : Simral Kota Tangerang Selatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 206
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

BAB VI

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah


adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented
government). Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan
yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan.
Sedangkan outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga
memberikan manfaat. Output dan outcome inilah yang dipandang sebagai kinerja.
Sehubungan dengan itu maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
telah dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus
result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya
diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundangan di
bawahnya.

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam kerangka penerapan


tata pemerintahan yang baik di Indonesia adalah dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007, tanggal 31 Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Berdasarkan Permenpan
tersebut, Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators) adalah ukuran
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.

Dalam menetapkan indikator kinerja utama diperlukan prinsip kehati-hatian,


kecermatan, keterbukaan, dan transparansi guna menghasilkan kinerja yang handal.
IKU pada tingkat Pemerintah Kota Tangerang Selatan/Pemerintah Kota sekurang-
kurangnya adalah indikator hasil (outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan
fungsinya. Pemilihan dan penetapan indikator kinerja utama harus
mempertimbangkan beberapa hal diantarannya dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah, Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 207
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

lainnya. Selain hal-hal tersebut juga harus mempertimbangkan bidang kewenangan,


tugas dan fungsi, kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas
kinerja, kebutuhan data statistik pemerintah, dan kelaziman pada bidang tertentu dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan memperhatikan persyaratan dan kriteria
indikator kinerja, maka langkah-langkah yang umum dalam penetapan IKU instansi
pemerintah dapat dijelaskan dalam gambar 6.1 :

Gambar 6.1
Langkah-langkah penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah

Identifikasi dan
Bidang Kewenangan, tugas
pengumpulan
pokok dan fungsi
sejumlah Indikator
organisasi
Kinerja

Pembuatan Daftar
Renstra, Arah Kebijakan
Awal Indikator
Umum, Strategi penting
Kinerja

Kriteria
Indikator Keperluan Statistik
Kinerja yang Konsultasi Pemerintah dan Dunia
Baik Internasional

Kebutuhan Informasi untuk


Penilaian dan
pengelolaan kewenangan
Pemilihan
dan kinerja

Penentuan dan kebutuhan informasi untuk


Penerapannya akuntabilitas

Sumber : Indikator Kinerja Utama Kota Tangerang Selatan Tahun 2019

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 208
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Tabel 6.1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021
Sasaran Indikator Sumber
No Satuan Formulasi/ Rumus Perhitungan Keterangan
Strategis Kinerja Data
1 2 3 4 5 6 7
isi 1: Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing
1 Meningkatnya Angka Partisipasi Persen Dinas
partisipasi dan Murni (APM) SD/MI Pendidikan
mutu pendidikan
dasar
Indeks kelulusan Persen Dinas
SD/MI Pendidikan
Angka Partisipasi Persen Dinas
Murni (APM) SMP Pendidikan
Indeks kelulusan SMP Persen Dinas
Pendidikan
RLS (Rata-rata Lama Tahun Jumlah tahun bersekolah individu di atas 15 tahun Dinas
Sekolah) dibagi Jumlah penduduk di atas 15 tahun Pendidikan
2 Meningkatnya Angka Kematian Bayi Per Jumlah kematian bayi dibawah usia 1 Tahun Dinas
derajat kesehatan (AKB) 1.000 dalam suatu wilayah dan periode tertentu Kesehatan
masyarakat kelahiran dibandingkan dengan jumlah lahir hidup dalam
hidup waktu dan periode yang sama
Angka Kematian Ibu Per Jumlah kematian Ibu karena kehamilan, Dinas
(AKI) 100.000 persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan Kesehatan
kelahiran periode tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir
hidup hidup dalam waktudan periode yang sama
Angka Harapan Hidup Tahun Jumlah tahun umur penduduk dibagi jumlah penduduk Dinas Data BPS
Kesehatan
3 Meningkatnya Rasio penyerapan Persen Dinas
kualitas angkatan tenaga kerja Ketenaga-
kerja kerjaan
Tingkat Persen (Jumlah Angkatan Kerja – Jumlah mempunyai pekerjaan) x 100% Dinas
Pengangguran Ketenaga-
kerjaan/
BPS

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 209
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Sasaran Indikator Sumber


No Satuan Formulasi/ Rumus Perhitungan Keterangan
Strategis Kinerja Data
1 2 3 4 5 6 7
4 Meningkatnya Laju Pertumbuhan Persen BPS
pengendalian Penduduk (Proyeksi
jumlah penduduk penduduk BPS)
5 Meningkatnya Indeks pembangunan Angka DPMP3AKB
pengarusutamaan gender Indeks
gender
Indeks pemberdayaan Angka 1/3 (Ipar + IDM + linc-dist) DPMP3AKB/
gender Indeks Ipar = Indeks Keterwakilan di parlemen BPS
IDM = Indeks pengambilan keputusan
Iinc-dis = Indeks distribusi pendapatan

Misi 2: Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional


1 Meningkatnya Persentase Jalan dan Persen Dinas PU
pelayanan jembatan kota dalam
infrastruktur kondisi baik
wilayah
Persentase pedestrian Dinas PU
jalan kota dalam Persen Panjang pedestrian jalan yang baik
kondisi baik Panjang jalan kota

Misi 3: Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan


1 Meningkatnya Indeks kualitas Persen Jumlah indeks pencemaran air sungai (IPA), indeks pencemaran Dinas
kualitas lingkungan udara (IPU) dan indeks tutupan lahan (ITH) dibagi 3 Lingkungan
lingkungan hidup Hidup
Rasio ruang terbuka Dinas
hijau (publik) Persen Lingkungan
terhadap luas wilayah Hidup
kota

Luas Kawasan Kumuh Ha Luas Kawasan Kumuh Perkim

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 210
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Sasaran Indikator Sumber


No Satuan Formulasi/ Rumus Perhitungan Keterangan
Strategis Kinerja Data
1 2 3 4 5 6 7
Dinas
Persentase volume Lingkungan
sampah yang Persen Hidup
tertangani

Dinas
Persentase penduduk Persen Bangunan
yang terlayani air dan Penataan
minum Ruang

Persentase rumah Persen Dinas


tangga yang terlayani Bangunan
sistem pengelolaan air dan Penataan
limbah Ruang
Misi 4: Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk unggulan
1 Meningkatnya Persentase investasi Persen Dinas
investasi PMA Penanaman
Modal dan
PTSP
Persentaseinvestasi Persen Dinas
PMDN Penanaman
Modal dan
PTSP
2 Meningkatnya PDRB Rupiah Jumlah nilai produk domestic regional bruto BPS
perekonomian
perkotaan
Laju Pertumbuhan Persen BPS
Ekonomi
PDRB per kapita Rupiah BPS

Pola Pangan Harapan Persen Skor PPH = % AKE / AKG A x Bobot A Dinas
Dimana : Ketahanan
% AKE / AKG A : % angka kecukupan energi dan gizi setiap golongan Pangan,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 211
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Sasaran Indikator Sumber


No Satuan Formulasi/ Rumus Perhitungan Keterangan
Strategis Kinerja Data
1 2 3 4 5 6 7
bahan pangan Pertanian,
Bobot A : bobot setiap golongan bahan pangan. Perikanan

Inflasi (Proyeksi BPS) Persen IHK = (Pn/Po) x 100% BPS

Tingkat kemiskinan Persen


BPS
Dimana :
α=0
z = garis kemiskinan.
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang
berada dibawah garis kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan.
n = jumlah penduduk.

Misi 5: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi
Bagian
1 Meningkatnya Tingkat kepuasan Mutu Organisasi
pelayanan publik pelayanan publik Pelayanan Setda

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 212
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kaidah Pelaksanaan

Dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Kota Tangerang


Selatan yang lebih efektif, efisien dan optimal dalam mencapai sasaran yang
sudah ditetapkan maka proses penyusunan RKPD disinkronisasikan dengan
prioritas pembangunan RKPD Provinsi Banten tahun 2019. Dokumen RKPD
Kota Tangerang Selatan berfungsi sebagai landasan, pedoman dan acuan
resmi bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Kebijakan Umum APBD
(KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta sebagai dasar
penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2019.

RKPD Tahun 2019, sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah


yang berisi rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas
pembangunan daerah dan rencana kerja, pendanaan/pagu indikatif dan
prakiraan maju. Dalam rangka keterbukaan dan transparasi informasi publik,
maka RKPD agar dipublikasikan dengan tujuan diketahui oleh semua pihak.
Untuk menjamin agar program dan kegiatan masing-masing SKPD dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
dan dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi alokasi sumberdaya
serta meningkatkan transparasi dan akuntabilitas pengelolaan program
pembangunan.

Oleh karena itu diperlukan instrumen pengendalian, monitoring dan


evaluasi, terhadap pelaksanaan program dan kegiatan sesuai yang
diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 213
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Terkait dengan tata cara pengendalian


tersebut di atas maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RKPD Tahun
2019 sebagai berikut :

1) Untuk mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi


pelaksanaan setiap program dalam rangka koordinasi perencanaan,
masing-masing SKPD agar menyempurnakan Rencana Kerja Organisasi
Perangkat Daerah (Renja OPD) Tahun 2019;
2) OPD dan masyarakat termasuk didalamnya dunia usaha berkewajiban
untuk melaksanakan program program yang ada pada RKPD Tahun 2019
dengan sebaik baiknya;
3) Masyarakat luas dapat berperan serta dalam pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan kegiatan dalam program-program
pembangunan;
4) Untuk menjaga efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program, setiap OPD
wajib melakukan tindakan koreksi yang diperlukan, dan melaporkan hasil
pemantauan secara berkala kepada Walikota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku;
5) Pada akhir tahun anggaran 2019, setiap OPD wajib melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap
pencapaian sasaran kegiatan yang sudah ditetapkan, kesesuaian dengan
rencana alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBD, target RPJMD
serta kesesuaian dengan ketentuan peraturan perundangan yang
mengatur pelaksanaan APBD dan peraturan peraturan lainnya.

7.2 Kesimpulan

1) RKPD Tahun 2019 Kota Tangerang Selatan penyusunannya dilakukan


secara partisipatif berdasarkan usulan masyarakat, Organisasi Perangkat
Daerah, DPRD dan pemangku pembangunan lainnya;
2) Pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk mencapai target
sasaran sesuai dengan tema pembangunan yang dimuat dalam RKPD
Tahun 2019 yaitu : “Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Kota
menuju Tangerang Selatan sebagai Kota layak huni yang modern dan
berwawasan lingkungan “.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 214
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN

3) RKPD Tahun 2019 merupakan acuan/pedoman bagi penyusunan


Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara dalam rangka penyusunan RAPBD Tahun 2019;
4) Setiap program kegiatan di masing masing OPD mengarah pada
pencapaian tema RKPD 2019, dan untuk menjamin pelaksanaan
program kegiatan agar dapat sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan, maka harus dilakukan evaluasi dan analisis sebagai tahapan
dalam melakukan pengendalian;
5) RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2019, diupayakan pelaksanaannya
dapat sinergis dengan prioritas pembangunan Provinsi Banten maupun
dengan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2019. Dalam rangka
sinergitas dan mengingat kemampuan keuangan daerah sangat terbatas,
maka untuk melaksanakan hal tersebut ditempuh dengan cara sharing
pembiayaan pembangunan dengan Pemerintah Provinsi, baik berupa cost
sharing maupun activity sharing yang dimuat dalam RKPD masing masing
serta mengupayakan pendanaan dari APBN maupun sumber dana
lainnya;
6) Kerja keras, semangat, komitmen, partisipasi, konsistensi dan disiplin
yang tinggi dari pelaksana pemerintahan dan segenap pemangku
pembangunan sangat diperlukan dalam pelaksanaan rencana
pembangunan daerah, sehingga masing-masing dapat berperan dan
bertanggung-jawab terhadap proses, hasil dan kinerja pembangunan
sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Tangerang Selatan, Mei 2018


WALIKOTA TANGERANG SELATAN

AIRIN RACHMI DIANY

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 HARMONISASI DAN SINKRONISASI 215
PARAF KOORDINASI KASUBAG PPHD
KEPALA BAPPEDA ANALIS PRODUK HUKUM DAERAH

Anda mungkin juga menyukai