MEDAN
b. Tujuan
Standard Operation Procedure (SOP) ini dibuat dengan tujuan agar terwujudnya tertib
administrasi tentang peminjaman / bon tahanan dalam proses penyidikan di lingkungan Polri.
4. Ruang lingkup
Ruang lingkup Standard Operation Procedure (SOP) ini meliputi Mekanisme Peminjaman / Bon
Tahanan dan Administrasi serta Pelaporan pada Sat. Reskrim dan Polsek Jajaran Polresta Medan.
5. Pengertian Pengertian
a. Kepolisian Negara Republik Indonesia selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri
b. Pengendalian adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pejabat Polri yang dibentuk dan
diberi wewenang oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam mengelola,
mengatur dan melakukan pembinaan dan perawatan tahanan Polri, untuk lebih memudahkan
proses penyidikan perkara terhadap seorang tersangka oleh penyidik.
c. Pembinaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh pejabat Polri dalam bentuk pelayanan
kepada tahanan yang mencakup di dalamnya suatu kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
d. Perawatan adalah upaya memberikan pelayanan kepada tahanan dalam bentuk standardisasi
ruang tahanan, pelayanan makan, dukungan kesehatan, pakaian, angkutan/kendaraan,
kesempatan melaksanakan ibadah, kesempatan berkomunikasi dengan Pengacara/Penasehat
hukumnya, kesempatan bertemu dengan keluarganya, rasa aman dan hak-hak lainnya.
e. Tahanan adalah seorang/para tersangka yang ditempatkan pada tempat tertentu oleh penyidik
karena diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup.
f. Pengalihan Jenis Penahanan adalah mengalihkan status penahanan dari jenis penahanan yang
satu kepada jenis penahanan yang lain oleh Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim.
g. Rumah Tahanan Polri yang selanjutnya disebut Rutan Polri adalah suatu tempat khusus untuk
menahan seseorang sesuai dengan tindak pidana yang dipersangkakan kepadanya dalam
proses penyidikan.
h. Petugas jaga adalah anggota Polri yang bertugas untuk melaksanakan penjagaan tahanan pada
Rutan Polri.
i. Petugas kawal adalah anggota Polri yang diberi tugas untuk melaksanakan pengawalan
tahanan polri selama tahanan berada dilauar Rutan Polri
j. Peminjaman atau bon tahanan adalah surat permintaan yang diajukan oleh pejabat yang
berwenang kepada penyidik untuk melaksanakan proses penyidikan.
k. Pengeluaran tahanan adalah keluarnya tahanan dari ruang tahanan karena berubah status atau
pindah ketempat penahanan lain.
6. Tata Urut
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
MEKANISME PEMINJAMAN / BON PENAHANAN
BAB III PENUTUP
II. MEKANISME PEMINJAMAN / BON TAHANAN
a. Peminjaman tahanan atau bon tahanan dilakukan oleh penyidik dalam rangka pemeriksaan
dan pengembangan penyidikan;
b. Peminjaman
-3-
b. Peminjaman tahanan atau bon tahanan harus menggunakan bon pinjaman yang dibuat secara
tertulis oleh penyidik yang menangani perkaranya dengan diketahui oleh kanit / kasat yang
dibuat rangkap dua, satu untuk arsip peminjam dan satu diserahkan kepada kepala jaga
tahanan dengan tembusan Kasat Tahti Polresta Medan;
c. Surat bon pinjam tahanan diserahkan kepada petugas jaga tahanan atau piket sat reskrim
untuk diketahui dan dicatat dalam buku mutasi tahanan;
d. Surat bon pinjam tahanan diserahkan kepada petugas jaga tahanan atau piket sat reskrim
selanjutnya tahanan yanag dimaksud dikeluarkan dari ruang tahanan;
e. Petugas jaga tahanan atau piket sat reskrim memeriksa keadaan fisik tahanan, dan dicatat
dalam buku mutasi tahanan serta diketahui oleh penyidik/penyidik pembantu, selanjutnya
tanggung jawab keamanan beralih kepada petugas penyidik/penyidik pembantu yang
membawa / meminjam tahanan, selama masa pinjaman;
f. Surat bon pinjam disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh petugas jaga tahanan atau
piket sat reskrim sebagai bukti bahwa seorang tahanan sedang berada diluar ruang tahanan.
g. Bon / pinjam tahanan untuk kepentingan penyidikan dilakukan pada jam kerja. Surat bon /
peminjaman tahanan ditandatangani oleh Kanit dari penyidik / penyidik pembantu dan
diketahui oleh piket / siaga Sat reskrim.
h. Bon / pinjam tahanan untuk kepentingan penyidikan di luar jam kerja (malam hari) atau pada
hari libur, Surat bon / peminjaman tahanan Setidak-tidaknya ditandatangani oleh Kasat yang
membawahi penyidik yang bersangkutan dan diketahui oleh perwira piket.
i. Jangka waktu bon / peminjaman tahanan paling lama 12 (dua belas) jam. Apabila melebihi
jangka waktu tersebut harus memberitahukan kepada Kasubbag Wattah melalui perwira
piket / siaga Satreskrim beserta alasannya
j. Pengembalian tahanan yang dipinjam / bon dilaksanakan dengan ketentuan :
1. tahanan yang dipinjam/ dibon, wajib diserahkan kembali oleh penyidik/ penyidik pembantu
kepada petugas jaga tahanan atau piket sat reskrim dan dicatat dalam buku mutasi tahanan;
2. sebelum dimasukkan kedalam ruang tahanan, petugas jaga tahanan atau piket sat reskrim
harus lebih dahulu memeriksa kondisi fisik/ kesehatan tahanan;
3. apabila saat menerima pengembalian tahanan terdapat perubahan kondisi fisik tahanan
petugas jaga harus membuat Laporan Polisi untuk proses lebih lanjut;
4. petugas jaga tahanan atau piket sat reskrim mengembalikan bon tahanan kepada penyidik /
penyidik pembantu.
III. PENUTUP
Demikian Standard Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat untuk dipedomani dalam peminjaman /
bon tahanan.
Medan, Juli 2015
a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR KOTA MEDAN
KASAT RESKRIM
-4-