Anda di halaman 1dari 26

ISLAM

KOMPREHENSIF
M. Idris Nawawi,Drs., M. Ag
Ketua LP2SI Unpas

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
muhammadidrisnawawi@yahoo.com
Islam
Komprehensif A. Islam Agama yang
Lengkap
B. Islam Sebagai Suatu
Sistem Hidup
C. Pandangan Islam
terhadap Harta dan
Ekonomi
D. Nilai-nilai Sistem
Perekonomian Islam
A. ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG LENGKAP
‫ِّين ُكلِّ ِه ۚ َو َك َف ٰى‬
ِ ‫ِين ا ْل َح ِّق لِ ُي ْظ ِه َرهُ َع َلى الد‬ ٰ ‫سو َل ُه ِبا ْل ُه‬
ِ ‫دَى َود‬ َ ‫ه َُو ا َّلذِي َأ ْر‬
ُ ‫سل َ َر‬
﴾٢٨﴿ ‫ش ِهيدًا‬ َ ِ ‫ِباهَّلل‬

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa


petunjuk dan agama yang hak agar di menangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
(Q. S. al-Fath, 48: 28)

‫اح ْي ِه ِإاَّل ُأ َم ٌم َأ ْم َثالُ ُكم ۚ َّما َف َّر ْط َنا‬ ٍ ‫ض َواَل َط‬


َ ‫اِئر َيطِ ي ُر ِب َج َن‬ ِ ‫َو َما مِن دَ ا َّب ٍة فِي اَأْل ْر‬
﴾٣٨﴿ َ‫ش ُرون‬ َ ‫ش ْي ٍء ۚ ُث َّم ِإ َل ٰى َر ِّب ِه ْم ُي ْح‬َ ‫ب مِن‬ ِ ‫فِي ا ْل ِك َتا‬

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan


burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada
@‫ش ْو ِن@ ۚ ا ْل َي ْو َم‬
َ ‫اخ‬
ْ ‫ش ْو ُه ْم@ َو‬َ ‫س@ ا َّلذِي @َن َك َف ُروا ِم@ن دِي ِن ُك ْم@ َفاَل َت ْخ‬ َ ‫…ا ْل َي ْو َم@ َيِئ‬
ۚ ‫ت@ لَ ُك ُم@ اِإْل ْس@اَل َم دِي ًن@ا‬ ُ ‫ت@ َل ُك ْم@ دِي َن ُك ْم@ َوَأ ْت َم ْم‬
ُ ‫ت@ َعلَ ْي ُك ْم@ ن ِْع َمتِ@ي َو َرضِ ي‬ ُ ‫َأ ْك َم ْل‬
﴾٣ ﴿ …

“…Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk


(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-
ridai Islam itu jadi agama bagimu..…” (Q. S. al-Maidah,
5: 3)
Islam merupakan suatu sistem yang komprehensif dan
mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk di
dalamnya masalah ekonomi dan bisnis, baik pada tata
kelolanya maupun pada sistem pertanggungjawabannya,
kepada manusia sebagai stake holder dan sekaligus
kepada Allah SWT.
B. ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM HIDUP (Way of Life)
1. Alam merupakan amanah Allah SWT agar dipergunakan sebaik-baiknya
bagi kesejahteraan bersama;
2. Pokok-pokok Agama yang berkaitan dengan Aqidah dan akhlak bersifat
konstan, sedang aspek syariah senantiasa mengalami perubahan sesuai
kebutuhan dan tingkat peradaban umat sesuai dengan masa rasul
masing-masing ;

ۖ ُ ‫نز َل هَّللا‬ َ ‫اب َو ُم َه ْي ِم ًن ا َع َلي ِْه ۖ َفاحْ ُك م َب ْي َنهُم ِب َم ا َأ‬


ِ ‫ُص ِّد ًقا لِّ َم ا َبي َْن َي َدي ِْه ِم َن ْال ِك َت‬
َ ‫اب ِب ْال َح ِّق م‬ َ ‫ْك ْال ِك َت‬ َ ‫َوَأ‬
َ ‫نز ْل َن ا ِإ َلي‬
‫اجا ۚ َو َل ْو َشا َء هَّللا ُ َل َج َع َل ُك ْم ُأم ًَّة‬
ً ‫ك ِم َِنن ْال َح ِّق ۚ لِ ُكل ٍّ َج َع ْل َنا مِن ُك ْم شِ ْر َع ًة َو ِم ْن َه‬ َ ‫َواَل َت َّت ِبعْ َأهْ َوا َءه ُْم َعمَّا َجا َء‬
ِ‫ت ۚ ِإ َلى هَّللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِميعً ا َف ُي َن ِّبُئ ُكم ِب َما ُكن ُت ْم ِفيه‬
‫ِيه‬ ِ ‫ِي َما آ َتا ُك ْم ۖ َفاسْ َت ِبقُوا ْال َخي َْرا‬
‫ات‬ ‫ِن لِّ َي ْبلُ َو ُك ْم ِفي‬
‫ِدَة َو َل ٰـ ِكن‬
ً‫َوا ِحدَة‬
﴾٤٨﴿ ‫ون‬ َ ُ‫َت ْخ َتلِف‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelum nya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (Q.S al Maidah, 5: 48)
‫األن@بياء إخوة لعـالّت أ ّمهاته@م ش ّت@ى ودينه@م واح@د‬
)‫(رواه البخار@ى وأبو داود وأحمد‬
“Para Rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak,
ibunya (syariahnya) berbeda sedangkan dinnya
(tauhidnya) satu” (HR. Bukhary, Abu Dawud dan Ahmad)

3. Syariahnya bersifat komprehensif dan universal;


ajaran Islam sebagai rules of the game meliputi seluruh
aspek kehidupan, baik yang bersifat ritual (‘ibadah)
yakni menjaga kecintaan dan ketaatan manusia
terhadap Khaliqnya, maupun ibadah sosial
(mu’amalah), yakni membina keharmonisan relasi
dengan sesama manusia dan lingkungannya serta alam
lainnya, dalam dimensi duniawi dan ukhrawi.
Menyangkut hal-hal yang bersifat tsawabit wa
mutaghayyirat – principles and variables.
ISLAM A COMPREHENSIVE WAY OF LIFE
I S L A M

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ

MUAMALAH IBADAH

SPECIAL RIGHTS PUBLIK RIGHTS

CRIMINAL LAWS CIVIL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS

INTERNATIONAL RELATION

ADMINISTRATIVE ECONOMY CONSTITUENCY

FINANCE

LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAP

Sumber: Zarqa (1959), al-Fiqh al-’Am:al-Fiqh al-Islamy fi Tsaubihi al-Jadid, dengan tambahan dan modifikasi Muhammad
Syafii Antonio, (2001) Bank Syariah dari teori ke Praktik, Fema Insani Press, Jakarta, modifikasi M. Idris Nawawi, 2009
C. PANDANGAN ISLAM
TERHADAP HARTA DAN EKONOMI
1. Manusia bertugas untuk mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan di muka
bumi,

‫ت ِّل َي ْبلُ َو ُك ْم@ ِف@ي‬ ٍ ‫ض ُك ْم@ َف ْو َق@ َب ْع‬


ٍ@ ‫ض@ دَ َر َجا‬ َ ‫ض@ َو َر َف َع@ َب ْع‬ ِ ‫ف@ اَأْل ْر‬ َ ‫َوه َُو ا َّلذِي َج َع َل ُك ْم@ َخاَل ِئ‬
﴾١٦٥﴿ ‫ب َوِإ َّن ُه َل َغفُو ٌر َّرحِي ٌم‬ ِ ‫س ِري ُع ا ْل ِع َقا‬
َ ‫َما آ َتا ُك ْم ۗ ِإنَّ َر َّب َك‬
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk menguji
mu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesung
guhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguh
nya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
al-An’am, 6:165),
Dan tugas penganbdiannya, yakni beribadah kepada Allah
SWT semata (QS. al-Dzariat, 51: 56), perhatikan pula QS.
Hud, 11: 61
2. Untuk melaksanakan tugas tersebut manusia diberi
dua nikmat anugrah yaitu Manhaj al-hayat wa
wasilah al-hayat (sistem kehidupan dan sarana
kehidupan)

ِ ‫ت َو َم@ا ِف@ي اَأْل ْر‬


@‫ض@ َوَأ ْس@ َب َغ َع َل ْي ُك ْم‬ َّ ‫س@ َّخ َر َل ُك@م َّم@ا ِف@ي ال‬
ِ ‫س@ َم َاوا‬ َ َ ‫َأ َل ْم@ َت َر ْوا َأ َّ@ن هَّللا‬
‫س@ َم@ن ُي َجا ِدل@ُ فِ@ي هَّللا ِ ِب َغ ْي ِر عِ ْل ٍم@ َواَل ُهدًى‬ ِ ‫ن َِع َم ُه@ َظاه َِر ًة@ َو َباطِ َن ًة@ ۗ َو ِم @َن ال َّنا‬
﴾٢٠﴿ ‫ِير‬ ٍ ‫ب ُّمن‬ ٍ ‫َواَل ِك َتا‬

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah


menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di
langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (ke-Esaan)
Allah SWT. tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk
dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (Q.S.
Luqman, 31: 20)
3. Menerima tuntunan amaliah untuk menuju
tatanan kehidupan yang baik (hayatan
thayyibah)

ً ‫ص@ال ًِحا ِّم@ن َذ َك ٍر َأ ْو ُأن َث ٰى@ َوه َُو ُمْؤ م ٌِن@ َف َل ُن ْح ِي َي َّن ُه@ َح َي‬
ۖ @‫اة@ َط ِّي َب ًة‬ َ @َ ‫َم ْن@ َعمِل‬
﴾٩٧﴿ َ‫س ِن َما َكا ُنوا َي ْع َملُون‬ َ ‫َو َل َن ْج ِز َي َّن ُه ْم َأ ْج َر@هُم ِبَأ ْح‬

“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik


laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-Nahl, 16:
97)
4. Menolak segala sesutau yang akan melahirkan
kekacauan dan kehidupan yang sempit ,
@‫ع َم ٰى‬ ْٰ ‫ش ُر ُه@ َي ْو َم@ ا ْلقِ َيا َمة@ِ َأ‬ َ @‫ش ًة‬
ُ ‫ضن ًك@ا َو َن ْح‬ َ ‫ض@ َع@ ن ذ ِْك ِري َفِإنَّ@ َل ُه@ َمعِي‬ َ ‫َو َم ْن@ َأ ْع َر‬
@‫﴾ َقال َ@ َك َ‌ذلِ َك‬١٢٥﴿ ‫يرا‬ ً @‫ص‬ ِ ‫ت@ َب‬ُ ‫ش ْر َتنِ@ي َأ ْع َم ٰى@ َو َقدْ ُكن‬
َ ‫ب لِ َم@ َح‬@
ِّ ‫ر‬
َ @
َ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ﴾١٢٤﴿
‫ق‬
ٰ
﴾١٢٦﴿ ‫نسى‬ ٰ َ ‫َأ َت ْت َك آ َيا ُت َنا َف َنسِ ي َت َها ۖ َو َك ‌ذلِك ال َي ْو َم ت‬
ُ ْ َ َ

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka


sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku,
mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan
buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang
melihat?"Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu
pun dilupakan". )Q.S. Thaha, 20: 124 – 126), dan
perhatikan pula Q.S. al-Baqarah, 2: 29).
KEDUDUKAN HARTA DALAM ISLAM

1. Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada


dijagat raya adalah Allah SWT (perhatiakan QS.
al-Hadid, 57: 7; al-Nur, 24: 33)
2. Status harta yang dimilki manusia adalah:
Pertama, amanah atau titipan (as a trust); Kedua,
perhiasan hidup (QS. Ali Imran, 3: 14; al-’Alaq, 96:
6 – 7); Ketiga, ujian keiman (QS. al-Anfal, 8: 28);
Keempat, bekal ibadah dan melaksanakan
muamalah seperti zakat, infaq, shadaqah (QS. al-
Taubah, 8 : 41, 60; Ali Imran, 3: 133-134)
3. Pemilikan harta dapat dilakukan dengan usaha
pencaharian (amal ma’isah) yang halal (QS. al-
Mulk, 67: 15; al-Baqarah, 2: 267)
4. Dilarang mencari harta yang dapat melupakan
kematian (QS. al-Takatsur, 102: 1-2) ;
melupakan zikrullah (QS. al-Munafiqun, 63: 9);
melupakan shalat dan zakat (QS. al-Nur, 24:
37); memusatkan kekayaan pada sekelompok
orang kaya saja (QS.al-Hasyr, 59: 7)
5. Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti
riba (QS. al-Baqarah, 2: 273 – 281), perjudian
dan jual beli barang yang dilarang (QS. al-
Maidah, 5: 90-91); mencuri, merampok, dan
penggasaban (QS. al-Maidah, 5: 38); curang
dalam takaran dan timbangan (QS. al-
Muthaffifin, 83: 1 – 6); melalui cara-cara yang
bathil dan merugikan (al-Baqarah, 2: 188);
suap menyuap / risywah (HR. Imam Ahmad)
D. NILAI-NILAI SISTEM PEREKONOMIAN ISLAM
1. Perekonomian Masyarakat Luas “Bukan hanya
Masyarakat Muslim” Akan Menjadi Baik Bila
Menggunakan Kerangka Kerja atau acuan
Norma-Norma Islami
a. Umat Islam agar benar-benar menikmati karunia yang
diberikan Allah SWT, agar didayagunakan serta supaya
meningkatkan pertumbuhan baik materi maupun non-
materi. Perhatikan Firman Allah SWT.
﴾٦٠﴿ َ‫ِين‬ ِ @‫ش َر@ ُبوا ِم@ن ِّر ْز ِق@ هَّللا ِ َواَل َت ْع َث ْوا فِ@ي اَأْل ْر‬
َ‫ض@ ُم ْف @ِس ِدين‬ ْ ‫… ُكلُوا َوا‬
“… Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan
berbuat kerusakan.” (QS. al-Baqarah, 2: 60)
ِ ‫ش ْي َط‬
‫ان ۚ ِإ َّن ُه َل ُك ْم َعد ٌُّو‬ ِ ‫ض َحاَل اًل َط ِّي ًبا َواَل َت َّت ِب ُعوا ُخ ُط َوا‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ‫س@ ُكلُوا ِم َّما فِي اَأْل ْر‬ ُ ‫َي@ا َأ ُّي َها ال َّنا‬
﴾١٦٩﴿ َ‫اء َوَأن َتقُولُوا َع َلى هَّللا ِ َما اَل َت ْع َل ُمون‬ ِ ‫ش‬ َ ‫وء َوا ْل َف ْح‬
ِ ‫س‬ ُّ ‫﴾ ِإ َّن َما َيْأ ُم ُر ُكم ِبال‬١٦٨﴿ ٌ‫ُّم ِبين‬

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena sesung-guhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh
kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa
yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-Baqarah, 2: 168 -169)

ُّ ‫ات@@ َم@@ا َأ َحل َّ@@ هَّللا ُ َل ُك ْم@@ َواَل َت ْع َتدُوا ۚ ِإنَّ@@ هَّللا َ اَل ُيح‬
@@‫ِب‬ َ ‫َي@@ا َأ ُّي َه@@ا ا َّلذ‬
ِ ‫ِين@@ آ َم ُنوا اَل ُت َح ِّر ُموا َط ِّي َب‬
﴾٨٨﴿ ‫﴾ َو ُكلُوا ِم َّما َر َز َق ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل َط ِّي ًب@ا ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ ا َّلذِي َأن ُت@م ِب ِه ُمْؤ ِم ُنو @َن‬٨٧﴿ ‫ا ْل ُم ْع َتدِي @َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang
halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS.
al-Maidah, 5: 87-88)
b. Berjuang dengan berbagai cara selama cara tersebut
mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan; Sabda
Rasulullah SAW :
‫أحل@ حر ًم@ا‬
ّ ‫حرم حال الً او‬
ّ ‫المس@لمون عل@ي شروطه@م اال‬
)‫(رواه الترمذي‬
“Kaum muslimin (dalam kebebasan) sesuai dengan syarat
dan kesepakatan mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.” (at-Tirmidzy)
Di antara rambu-rambu itu sbb :
1) Halal dan baik;
2) Tidak menggunakan dengan cara bathil;
3) Tidak berlebihan/ melampaui batas;
4) Harus suka sama suka
5) Tidak dizalimi atau menzalimi;
6) Menjauhkan dari unsur riba, maisir, gharar ;
7) Tidak melupakan tanggung jawab sosial berupa
zakat, infak dan sedekah;
8) Bekerja keras; (Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa yang mencari dunianya dengan cara yang
halal, menahan diri dari mengemis, memenuhi
kebutuhan keluarganya dan berbuat kebaikan
kepada tetangganya maka ia akan menemui Tuhan
dengan muka atau wajah bersinar bagai bulan
purnama”
9) Islam sebagai rahmatan li al-’alamin (QS. al-Anbiya,
21: 107);
10) Allah menghendaki kemudahan bagi manusia (QS.
al-Baqarah, 2: 185) , tidak menyulitkan (QS. al-
Maidah, 5: 6) dan menyeimbangkan faktor dunia
dan akhirat (QS. al-Jumu’ah, 62: 10)
2. Keadilan dan Persaudaraan Menyeluruh,
perhatikan QS. al-Hujurat, 49: 13 dan al-
Maidah, 5: 8) dengan implikasi:

a. Keadilan sosial (umat manuisa adalah satu


keluarga yang memiliki derajat yang sama.
Sabda Nabi SAW : “Sesungguhnya Allah tidak
melihat wajah dan kekayaanmu, tetapi pada
hati dan perbuatan (yang ikhlas) “ HR. Ibnu
Majah. Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW
bersabda: “Andaikan Fathimah anak permpuan
Muhammad, mencuri, sungguh aku sendiri
yang akan memotong tangannya.” HR. al-
Nasai
b. Keadilan Ekonomi, setiap individu mendapat
kan haknya sesuai dengan kontribusi masing-
masing pada masyarakat, dan setiap individu
harus terbebaskan dari eksploitasi individu
lainnya, dilarang keras seseorang merugikan
orang lainnya. La dhara wa la dhiraran
perhatikan QS. al-Syu’ara, 26: 183. yang
artinya: “Dan janganlah kamu merugikan
manusia pada hak-haknya dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan”; Sabda Nabi SAW:
“Wahai manusia takutlah akan kezaliman
(ketidakadilan) sebab sesungguhnya dia
akan menjadi kegelapan pada hari
pembalasan nanti.” HR. Imam Ahmad
3. Keadilan Distribusi Pendapatan, semangat
persaudaraan dalam sosio-ekonomi melawan
kesenjangan pendapatan, perhatikan ( QS. al-
Hasyr, 59: 7) dengan langkah-langkah:
Pertama : a. Menghapuskan monopoli, kecuali
pemerintah dalam bidang tertentu; b.
Menjamin hak dan kesempatan semua pihak
untuk aktif dalam proses ekonomi, baik
produksi, distribusi, sirkulasi, maupun konsumsi;
c. Menjamin basic needs fulfillment
(pemenuhan kebutuhan dasar hidup) setiap
anggota masyarakat; d. Melaksa-nakan
amanah al-takaful al-ijtima’i –social economic
security insurance, dimana yang mampu
menanggung dan membantu yang tidak mampu.
Kedua : Islam membenarkan seseorang memilki
kekayaan lebih dari yang lain sepanjang
kekayaan tersebut diperoleh secara benar dan
yang bersangkutan telah menunaikan
kewajibannya bagi kesejahteraan masyarakat
baik berupa zakat atau amal infak, sedekah yang
lain. Dengan tetap yang kaya bersikap tawadhu
(rendah hati) tidak pamer. Dalam hal ini
rasulyullah SAW bersabda: “Sesunggauhnya
Allah SWT mencintai hamba yang bertaqwa,
kaya lagi menyembunyikan (simbol-simbol)
kekayaannya.” HR. Muslim
4. Kebebasan Individu dalam Kontek Kesejah-
teraan Sosial: Ketaatan kepada Allah SWT, harus
mampu melepaskan dari segala bentuk
perbudakan sesama manusia. Perhatiakan; QS.
al-’Araf, 7: 157 dan Luqman, 31: 33; Yang artinya

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan


takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang
bapak tidak dapat menolong anaknya dan
seorang anak tidak dapat (pula) menolong
bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah
adalah benar, maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan
jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan
kamu dalam (menaati) Allah”.
Pertama, Siapapun tidak ada yang berhak
mencabut kemerdekaan yang merupakan
fithrah bagi manusia, hatta negarapun
tidak berhak.
Dan berhak menggunakan kemerdekaan
tersebut sepanjang berada dalam
kerangka norma-norma Islam atau dapat
dipertanggungjawabkan baik secara sosial
maupun kepada Allah SWT.
Kedua, Kebebasan individu bersinggungan
atau dibatasi oleh kebebasan individu yang
lainnya. Oleh karena itu kebesan seorang
muslim harus berpegang kepada prinsip-
prinsip :
kepentingan masyarakat yang lebih luas
harus didahulukan dari kepentingan individu;
‘melepaskan kesulitan’ harus diprioritas kan
dibanding ‘memberi manfaat’ (daf’u al-
mafasid muqadam ‘ala jalbi al-mashalih),
meskipun keduanya sama-sama merupakan
tujuan syariah;
 Kerugian yang lebih besar tidak dapat
diterima untuk menghilangkan yang
lebih kecil. Manfaat yang lebih besar
tidak dapat dikorbankan untuk manfaat
yang lebih kecil. Sebaliknya, bahaya yang
lebih kecil harus dapat diterima atau
diambil untuk menghindarkan bahaya
yang lebih besar, sedangkan manfaat
yang lebih kecil dapat dikorbankan
untuk mendapatkan manfaat yang lebih
besar.

Wallahu ‘alam bi al-shawab.

Anda mungkin juga menyukai