Anda di halaman 1dari 3

VISI DAN MISSI PONDOK PESANTREN

“DARUSSHOLAH”
MENCETAK SANTRI YANG BERISI, BERSIH DAN MANDIRI

ِ َّ ِ ِِ ِ ِ َ ‫َأص لِحوا َذ‬ ِ َّ ‫ان‬ِ َ‫الش ْيط‬َّ ‫اهلل ِم ِن‬ ِ ِ‫ (اَعُوذُب‬: ‫اَلْحم ُد هلل الْ َقاِئ ِل‬
‫ين ِإ َذا‬َ ‫) ِإنَّ َم ا ال ُْمْؤ منُ و َن الذ‬1( ‫ين‬َ ‫ات َب ْين ُك ْم َوَأطيعُ وا اللَّهَ َو َر ُس ولَهُ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ من‬ ُ ْ ‫ فَ َّات ُقوا اللَّهَ َو‬......)‫الرج ْي ِم‬ َْ
‫ك ُه ُم ال ُْمْؤ ِمنُ و َن‬ َ ‫) ُأولَِئ‬3( ‫اه ْم ُي ْن ِف ُق و َن‬ ِ
ُ َ‫الص اَل َة َوم َّما َر َزقْن‬
َّ ‫يم و َن‬ ِ ‫) الَّ ِذ‬2( ‫اد ْتهم ِإيمانًا و َعلَى ربِّ ِهم يَتو َّكلُ و َن‬
ُ ‫ين يُق‬ َ ََْ َ َ َ ْ ُ َ ‫ت َعلَْي ِه ْم آيَاتُهُ َز‬ ْ َ‫وب ُه ْم َوِإ َذا تُلِي‬ُ ُ‫ت ُقل‬ ْ َ‫ذُكِ َر اللَّهُ َو ِجل‬
‫ص ْحبِ ِه َو َم ِن َّاتبَ َع‬ ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٌ ‫ح ًّقا لَهم درج‬
َ ‫الس اَل ُم َعلَى اَ ْش َرف اَأْلنْبِيَ اء َوال ُْم ْر َس ل ْي َن َس يِّدنَا ُم َح َّمد َواَل ه َو‬
َّ ‫الص اَل ةُ َو‬
َّ ‫ َو‬.)4-1 ‫( (األنفال‬.4( ‫يم‬ ٌ ‫ات ع ْن َد َربِّ ِه ْم َو َم ْغف َرةٌ َو ِر ْز ٌق َك ِر‬ َ ََ ْ ُ َ
.‫ اما بعد‬,‫ُه َداهُ اِلَى َي ْوِم الدِّيْن‬
“Darussholah” adalah lembaga pendidikan islam pondok pesantren salaf (bukan yayasan) yang independen (tidak
terkait dengan partai politik dan aliran apapun), serta mandiri; (selain yang di pusat) didirikan, dikelola dan dibiayai oleh
para alumni (HISADA) bersama-sama masyarakat (simpatisan) setempat, dengan visi dan misi sebagai berikut;

Visi:
Manusia Yang Sholeh Ritual dan Sholeh Sosial.

Misi:
Membentuk Santri Yang Berkarakter Islami, Sebagaimana Diisyaratkan Sholat Dengan;
“Allohu Akbar - Assalamualaikum Warohmatulloh”
Meng-Agungkan Alloh SWT dan menyelamatkan manusia.Yakni santri yang “sholeh ritual” dan “sholeh sosial”.
Sehingga layak diridloi oleh Alloh SWT dan layak diridloi oleh manusia.
LANGKAH-LANGKAH YANG DIIKHTIYARKAN:
1. “Darussholah” Mengembangkan manhaj atau metode pendidikan dengan pola pengasuhan salafiah “Ahlissunnah
Wal Jama‘ah” yang dimodifikasikan (disesuaikan) dengan kondisi kearifan lokal atau disesuaikan dengan tuntutan
masyarakat modern.
2. “Darussholah” Membekali santri dengan Ilmu Islam, dimulai dari sumbernya yang asli dan hulu (wahyu dari Alloh
SWT). Jadi, materi pendidikan diawali dari literatur Islam induknya yang paling hulu. Yaitu; 1. al-Qur’an 2. al-
Sunnah/al-Hadits. Dalam rangka mengantarkan santri agar mampu berpikir sistematis dans trategis. Sehingga mereka
bisa mengembangkan wawasan ilmu ke-Islamannya dengan benar; dari sumbernya yang hulu, ke literatur Ilmu Islam
yang hilir.
3. “Darussholah” Memberikan riyadloh rohaniah ala pesantren salaf, yaitu pelatihan rohani atau olah batin atau tirakat
secara istiqomah dalam menjalankan peribadatan kepada Alloh SWT dengan skala prioritasnya. Misalnya; Sholat
fardu berjamaah di awal waktu dengan sholat sunnah rawatibnya, qiyamul lail (sholat sunnah tahajjud), puasa
sunnah, membaca al-Qur’an dan banyak berdzikir.
Bimbingan pengamalan ajaran syari’at (ibadah ritual dan akhlak Islam) dijadikan sebagai bagian dari kehidupan
sehari-hari santri adalah ijtihad menanamkan jiwa agama dalam upaya membentuk santri berkarakter Islami yang
didambakan.
4. “Darussholah” Mengutamakan kemandirian santri dengan bimbingan, pengasuhan dan penteladanan langsung dari
pengasuh secara intensif. Metode seperti ini merupakan “strategi pendidikan nabawiyah” yang pernah diterapkan
oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat (generasi terbaik dalam umat Islam) yang keberhasilannya telah
diabadikan dalam al-Qur’an surat Ali Imron 3/110.

MOTTO kami “LEBIH BANGGA MEMBERI DAN MELAYANI DARIPADA MENERIMA DAN DILAYANI”.
Dengan moto ini, diharapkan terwujudnya santri (alumni Darussholah) ketika menjadi anggota masyarakat nanti bias mandiri dan
bermartabat. Karena, hidupnya member manfaat dan menjadi rahmat.
Walhasil
Dari keyakinan, kami nyatakan bahwa manusia tidak baik, kecuali hatinya baik (taat dan takwa kepada Alloh SWT). Tidak ada yang
bisa memperbaiki hati manusia, kecuali Alloh SWT berkenan memberikan hidayah-Nya. Tidak ada cara untuk mengundang turunnya
hidayah Alloh SWT, kecuali ketaatan kepada-Nya. Dan tidak ada pengertian taat kepada Alloh SWT, kecuali mematuhi tuntutan dan
tuntunan syariat-Nya. Jadi, manusia, insya Alloh bisa baik memperoleh bimbingan hidayah Ilahiyah, karena nilai-nilai ketaatannya
kepada syari’at Alloh SWT (dalam al-Qur’an dan al-Hadits), bukan karena sarana, fasilitas ataupun metode pendidikannya. Atas dasar
inilah, konsentrasi kami dalam mengantarkan santri menuju cita-cita yang tertuang di dalam visi dan misi di atas terfokus pada dua pilar
pokok pendidikan Islam berikut:

a) Attafaqquh Fiddien
Mendidik santri mengaji, mengkaji, mendalami ilmu ke-Islaman dimulai dari sumbernya yang asli dan hulu. Hal ini bertujuan
agar ketika dikembang kan ke literatur-literatur Ilmu Islam yang hilir, menjadi jelas bagi mereka; Ilmu Islam yang standar untuk
mengukur ilmu-ilmu yang lain. Dari al-Quran-tafsirnya, al-Hadits-syarahnya, dari Fiqih Nabawi/Fiqih Sunni ke Fiqih Ijtihadi/Fiqih
madzhabi, terus ke literatur-literatur Ilmu ke-Islaman yang hilir lainnya.

b) Riyadloh Rohaniah / Riyadloh Ubudiyah (Olah Batin)


Menanamkan ke dalam jiwa santri semangat “meng-Agungkan Alloh SWT” dengan ibadah ritual (sebagai hamba-Nya) dan
semangat “menyelamatkan manusia” dengan ibadah sosial (selaku khalifah-Nya). Dua poin dalam satu spirit (semangat)
peribadatan ini tidak boleh dipisah. Yakni, pada saat meng-Agungkan Alloh SWT dengan ibadah ritual, semisal; sholat, membaca
al-Qur’an dan lain-lain. Maka, pantang melanggar hak asasi orang lain. Demikian pula sebaliknya, ketika menyalamatkan manusia
dengan ibadah sosial, semisal; bershodaqoh, membahagiakan hati orang lain, dan sejenisnya. Maka, pantang melanggar syari’at
Alloh SWT.
Dua poin a dan b di atas adalah proses ijtihadiah pesantren untuk menjemput hidayah dari Alloh SWT dalam rangka
membekali santri dengan “Iman Mantap, Ilmu Lengkap dan Wawsan,Luas”, menuju terwujudnya “Santri Yang Berisi, Bersih
dan Mandiri” yang didambakan (dalam visi dan misi). Amin.
Pengasuh Pondok Pesantren Salaf “Darussholah”
(Alfa-SA)

Anda mungkin juga menyukai