Anda di halaman 1dari 29

Oleh: Nurhafid Ishari

 Identitasdanlingkupperadabanislam
 Islam; wahyu dan tradisi budaya
 Budaya Islam Vs budaya Arab
 Islam normatif dan Islam historis
 Babakan sejarah peradaban Islam
 Nilai tawar dan signifikansi (pentingnya)
mengkaji peradaban Islam
 Al-Baqarah: 23, “wa la taqraba hadzihi syajarah.”
 Al-A’raf: 10, “wa la taqraba hadzihi syajarah.”
 Al-A’raf: 22, “alam anhakuma ‘an tilkumasy syajarah.”
 Ibrahim: 24, “masalan kalimatan
thayibatan kasyajaratin thayyibah.”
 Ibrahim: 26, “wa mansyalatu kalimatin
khabisyatin kasyajaratin khabisyah.”
 Al-Isra: 60, “syajaratul mal’unah.”
 Thaha: 120, “ya adamu hal adulluka ‘ala syajaratil khuldi.”
 Al-Mu’minun: 20, “wa syajaratan takhruju min thurisaina.”
 An-Nur: 35, “min syajaratin mubarakah.”
 Al-Qashash: 30, “fi buq’atil mubarakati
minasy syajarati ayya Musa.”
 Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan
tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu
periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi
Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan
islam sekarang.
 Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil-hasil yang
dicapai oleh ummat islam dalam lapangan
kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
 Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan
politik atau kekuasaan islam yang berperan
melindungi pandangan hidup islam terutama dalam
hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan
bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
ٍَۖ‫سَ َماَقَ َّد َم ْتَ ِلغَد‬ ُ ‫َّللاَ َو ْلَت َ ْن‬
ٌ ‫ظ ْرَنَ ْف‬ َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
‫َواتَّقُوا‬
َ ُ‫ير ِب َما ت َ ْع َمل‬
‫ون‬ َ َّ ‫َّللا ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللا َخ ِب‬ َ َّ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. al
hasyr ayat 18

(Perhatikanlah sejarahmu, untuk masa depanmu)


‫ت ِب ِه فُ َؤا َد َك ۚ َو َجا َء َك‬
ُ ‫س ِل َما نُث َ ِب‬ُ ‫الر‬
ُّ ‫اء‬ ِ َ‫ص َعلَي َْك ِم ْن أ َ ْنب‬ ُّ ُ‫َو ُك اًّل نَق‬
َ ِ‫ظةٌ َو ِذ ْك َر َٰى ِل ْل ُمؤْ ِمن‬
‫ين‬ َ ‫فِي َٰ َه ِذ ِه ْال َح ُّق َو َم ْو ِع‬

Dan semua kisah rasul-rasul, kami ceritakan kepadamu


(Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu;
dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala)
kebenaran, nasihat (pelajaran) dan peringatan bagi
orang yang beriman. (QS Hûd : 120)
 Dalam merealisasikan pemikiran kontemporer selayaknya kita
menyadari bahwa fungsi peradaban akan lebih aktif dari pada hanya
sekedar menjadi paham pemikiran dan kebudayaan. Maksudnya bukan
hanya sekedar menyatukan kesadaran individu terhadap landasan dasar
Islam, namun yang selayaknya kita lakukan adalah menyadarkan
masyarakat bahwa fungsi budaya yang memiliki korelasi dengan
peradaban dapat menjadi pengikat antar golongan, generasi dan
perbedaan status sosial. Fungsi peradaban ini secara otomatis akan
menggiring kita pada satu aktifitas lintas masa sehingga mampu
menghapuskan batas-batas antara masa lampau, masa kini dan masa
mendatang. Dengan demikian fungsi kebudayaan peradaban bagi
identitas seorang muslim akan menjadi kenyataan dalam rangka
berdialog dengan budaya lain, sehingga dakwah Islam dapat tersebar
ke seluruh penjuru dunia. Fungsi budaya adalah memberikan bekal
dengan suatu idealisme yang dapat menguatkan pondasi banguan
peradaban sehingga dapat berinteraksi dengan peradaban yang
berbeda
 Karena Islam lahir di Arab, maka isi dari sejarah
peradaban Islam membahas tentang Arab Pra Islam,
Masa Rosulullah, Kemajuan Islam yang diteruskan
oleh para sahabat seperti masa khulafaurrasyidin,
bani Umayyah, dan bani Abbasiyah, Masa disentrigasi
yakni adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri
dari kekuasaan bani Abbasiyah, Masa kemunduran
yakni masa dimana adanya persaingan antar bangsa,
kemerosotan ekonomi, koflik keagaman dan lain-lain,
penyebaran Islam di belahan dunia barat dan lainnya,
seperti Islam di Spanyol dan pengaruhnya di Eropa, di
Asia dan lainnya
 Din al-Islam, sering diterjemahkan sebagai “agama
Islam”. Menerjemahkan “din” dengan “agama”
 Lazimnya, setiap agama diberi nama sesudah berlalu
masa orang yang mengembangkannya. Nama-nama
agama tersebut biasanya dinisbahkan kepada nama
pendiri agama tersebut, atau kepada suku bangsa
agama tersebut lahir. Berbeda dengan Islam, Islam
adalah agama yang namanya diambil dari hakikat
atau substansi ajaran yang terkandung di dalamnya.
Jika agama-agama yang lain namanya baru ada
setelah pembawa ajarannya telah tiada, maka
nama “Islam” sudah ada sejak awal kelahirannya.
 َ َ ‫ين أُوتُوا ْال ِكت‬
‫اب ِإ ََّّل ِم ْن‬ َ ‫ف الَّ ِذ‬ َ َ‫اخت َل‬
ْ ‫اْل ْس ًَّل ُم ۗ َو َما‬ ِ ْ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫ين ِع ْن َد‬ ِ ‫ِإ َّن‬
َ ‫الد‬
‫س ِري ُع‬َ ‫َّللا‬ََّ ‫َّللا فَإ ِ َّن‬ ِ ‫َب ْع ِد َما َجا َء ُه ُم ْال ِع ْل ُم َب ْغيًا َب ْينَ ُه ْم ۗ َو َم ْن َي ْكفُ ْر ِبآ َيا‬
ِ َّ ‫ت‬
َ ‫ْال ِح‬
ِ ‫سا‬
‫ب‬
 Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-
orang yang telah diberi Al Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
 Wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari
Allah, yang diturunkan kepada seorang nabi
atau rasul dengan perantara malaikat
ataupun tidak
 Prosesnya bisa melalui suara berupa firman
atau melalui visi/mimpi. Etimologinya berasal
dari kata kerja bahasa Arab ‫( َوحَى‬waḥā) yang
berarti memberi wangsit, mengungkap, atau
memberi inspirasi.
 Periode Makkah merupakan periode yang sangat penting dalam
kelahiran pandangan hidup Islam. Karena banyaknya surah-surah al-
Qur’an diturunkan di Makkah (yakni 85 surah dari 114 surah al-Qur’an
diturunkan di Makkah), maka periode Makkah dibagi menjadi dua
periode: Makkah period awal dan periode akhir.
 Pada periode awal wahyu yang diturunkan umumnya mengandung
konsep-konsep tentang Tuhan dan keimanan kepadaNya, hari
kebangkitan, penciptaan, akhirat, surga dan neraka, hari pembalasan,
baik dan buruk, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu merupakan
elemen penting dalam struktur worldview Islam.
 Pada periode akhir Makkah, wahyu memperkenalkan konsep-konsep
yang lebih luas dan abstrak, seperti konsep ‘ilm, nubuwwah, din, ibadah,
dan lain-lain
 Pada periode Madinah, wahyu yang diturunkan lebih banyak
mengandung tema-tema umum yang merupakan
penyempurnaan ritual peribadatan, rukun Islam, sistem
hukum yang mengatur hubungan individu, keluarga dan
masyarakat; termasuk hukum-hukum tentang jihad,
pernikahan, waris, hubungan muslim dengan ummat
beragama lain, dan sebagainya. Secara umum dapat
dikatakan sebagai tema-tema yang berkaitan dengan
kehidupan komunitas muslim. Meskipun begitu, tema-tema
ini tidak terlepas dari tema-tema wahyu yang diturunkan
sebelumnya di Makkah, dan bahkan tema-tema wahyu di
Makkah masih terus didiskusikan.
 Saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun ditengah perenungan spiritualnya di gua
hira kebiasaan beliau selama 3 tahun berakhir yang bertepatan pada bulan
ramadhan. Allah mengutus melaikat jibril untuk menyampaikan wahyu kepada
Nabi Muhammad saat itulah di mulailah kenabian, risalah, al-quran, dakwah, dan
jihad yang tak akan pernah terputus.
 Tradisi kebudayaan, Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi.
 Sedangkan Tradisi atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan dalam
kurun waktu yang lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,
bahkan agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah
adanya komunikasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara tertulis
maupun secara lisan, karena tanpa adanya komunikasi, suatu tradisi akan
menjadi punah.
 Tradisi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan menjadi suatu
kebisaaan yang diteruskan dari generasi Rasulullah ke generasi sekarang.
 Budaya Arab, budaya jawa, budaya ras atau suku apapun itu berbeda dengan budaya yang disebabkan oleh ajaran
Islam. Namun, bisa dibedakannya dengan melihat sikap/perilaku sebagian umat Islam yang berbeda karena
disebabkannya kesalahpahaman dalam memahami Al Qur'an dan sunnah Nabi.
 Intinya untuk membedakan mana budaya Islam dan budaya Arab adalah dengan cara membandingkannya melalui
Al Qur'an. Jika ada rujukannya didalam Al Qur'an maka itu budaya yang diturunkan dari ajaran Islam.
 Sebaliknya, jika tidak ada rujukannya dalam Al Qur'an maka itu bukan budaya yang disebabkan oleh ajaran agama
Islam.
 Seperti dalam budaya Indonesia banyak sekali kebiasaan melakukan pengajian 7 hari, 100 hari dan 1000 hari itu
memang tidak ada rujukannya di Al Qur'an. Oleh karena itu kemungkinannya kecil sekali untuk kita temukan pada
budaya umat Islam yang tinggal di negeri arab atau negeri lainnya.
 Menggunakan kefayah, semacam selendang bercorak kotak-kotak yang basa digunakan oleh Yasser Arafat, itu
adalah budaya Arab, mungkin tepatnya budaya arab palestina dan pastinya bukan budaya Islam.
 Menggunakan jubah, jilbab dan bahkan penutup muka atau cadar itu ada hubungannya dengan pemahaman
terhadap beberapa ayat Al Qur'an dalam konteks menutupi aurat bukan pada bentuknya. Untuk hal ini, kita tidak
bisa untuk menyimpulkan bahwa jilbab dan cadar itu adalah murni budaya arab.
 Menutupi aurat tentu saja tidak harus menggunakan bentuk pakaian yang persis sama dengan jubah. Jubah itu
adalah salah satu bentuk pakaian hasil pemahaman orang Arab terhadap pemahaman bagaimana menutup aurat
 Kata Normatif berasal dari bahasa Inggris norm yang berarti norma ajaran,
acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
 Sedangkan menurut istilah, Islam Normatif adalah islam pada dimensi sakral
yang di akui adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan universal
melampaui ruang dan waktu atau sering disebut realitas ke-Tuhan-an.
 Sementara kata Historis, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, historis yaitu
berkenaan dengan sejarah, bertalian atau ada hubunganya dengan masa
lampau. Sedangkan historisitas yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan
sejarah, kesejarahan.
 Sedangkan menurut istilah, Islam Historis adalah Islam yang tidak bisa
dilepaskan dari kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang
dan waktu.
 Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam secara
Normativitas adalah Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan
Hadist Nabi, sementara islam secara historitas adalah islam ditinjau dari segi
sejarah, mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
 Hubungan antara keduanya dapat membentuk hubungan dialektis dan
ketegangan. Hubungan Dialektis terjadi jika ada dialog bolak-balik yang
saling menerangi antara teks dan konteks. Sebaliknya akan terjadi
hubungan ketegangan jika salah satu menganggap yang lain sebagai
ancaman. Ketegangan bisa terjadi, jika masing-masing pendekatan
saling menegaskan eksistensi dan menghilangkan manfaat nilai yang
melakat pada pendekatan keilmuan yang dimiliki oleh masing-masing
tradisi keilmuan.
 Menurut ijtihad, Amin Abdullah, hubungan antara keduanya adalah
ibarat sebuah koin dengan dua permukaan. Hubungan antara keduanya
tidak dapat dipisahkan, tetapi secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
Hubungan keduanya tidak berdiri sendiri-sendiri dan berhadap-hadapan,
tetapi keduanya teranyam, terjalin dan terajut sedemikian rupa sehingga
keduanya menyatu dalam satu keutuhan yang kokoh dan kompak
 Wilayah teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan
sunnah nabi Muhammad yang otentik.
 Pemikiran Islam merupakan ragam menafsirkan terhadap teks asli Islam
(Al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW). Dalam kelompok ini dapat
di temukan empat pokok cabang : (1) hukum/fikih, (2) teologi, (3)
filsafat, (4) tasawuf. Hasil ijtihad dalam bidang hukum muncul dalam
bentuk : (1) fikih, (2) fatwa, (3) yurisprudensi (kumpulan putusan hakim),
(4) kodifikasi/unifikasi, yang muncul dalam bentuk Undang-Undang dan
komplikasi.
 Praktek yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam
berbagai macam dan bentuk sesuai dengan latar belakang sosial
(konteks). Contohnya : praktek sholat muslim di Pakistan yang tidak
meletakkan tangan di dada. Contohnya lainnya praktek duduk miring
ketika tahiyat akhir bagi muslim Indonesia, sementara muslim di tempat/
negara lain tidak melakukannya.
 Nilai pokok/dasar/asas, kepercayaan, ideal dan
institusi-institusi.
 Penafsiran terhadap nilai dasar tersebut, agar nilai-
nilai dasar tersebut dapat
dilaksanakan/dipraktekkan.
 Manifestasi atau pratek berdasarkan pada nilai-nilai
dasar tersebut yang berbeda antara satu negara
dengan negara lain, bahkan antara satu wilayah
dengan wilayah lain. Perbedaan tejadi karena
perbedaan penafsiran dan perbedaan konteks dan
budaya.
 Aliran yang menganggap cirri khusus tersebut ialah pada bentuk
Negara atau pada system politik yang di anut oleh pemerintah
Negara,
 Aliran yang menganggap bahwa tingkat kemajuan
ekonomilahyang menjadi cirri khususnya dengan alasan factor
ekonomi sanagt dominan dalam mendorong terjadinya proses
integrasi suatu masyarakat, ekonomi merupaan faktor penting
pula yang mempegaruhi integrasi social, politik, budaya, dan
sebagainya,
 Aliran yang menganggap bahwa tingkt kemajuan peradaban
(civilization) sebagai cirri khusus,
 Aliran yang menganggap tingkat kemajuan kebudayaan (culture)
sebagai ciri khusus,
 Aliran yang menganggap masuk dan berkembangnya agama
sebagai ciri khasnya.
 Periode Klasik (650-1280 M)merupakan zaman ke majuan dan dibagi
kedalam dua fase. Pertama, fase ekspansi, integrasi dan puncak
kemajuaan (650-1000 M). Di zaman inilah daerah islam meluas melalui:
Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia sampai ke
India di Timur. Daerah-daerah ini tunduk pada kekuasaan khalifah yang
pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damsyik dan
tertarik di Bagdad. Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu
pengetahuaan, baik dalam bidang agama maupun dalam bidang non-
agama, dan peradaban islam.. zaman inilah yang menghasilkan ulama-
ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafii dan
Imam Ibnu Hanbal dalam bidang hokum, Imam Asy’ari, Imam al-Maturidi
, pembuka Mu’tazilah seperti Wasil Ibn Ata’, Abu al-Huzail, al- Nassam
dan al-Juba’I dalam bidang teologi, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-
Bustami dan Hallaj dalam mistisme atau tasawuf , al-Kindi, al- Frabi, Ibn
Sina dan Ibn Miskawah dalam falsafaht, dan al-Hasyam, ibn Hayyan, al-
Khawarizmi, al-Mas’ud dan al-Rasi dalam bidang ilmu pengetahuan.
 Kedua, fase disintegrasi (1000-1250 M). di masa ini
keutuhan ummat islam dalam bidang politik mulai
pecah , kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya
Bagdad dapat di rampas dan di hancurkan oleh
Hulagu Khan di tahun 1258 M. khalifah , sebagai
lambing kesatuan politik ummat islam , hilang.
 Periode Pertengahan (1250-1800 M) juga dibagi kedalam dua fase. Pertama,
fase kemunduran (1250-1500 M). di zaman ini disentrlisasi dan disintegrasi
bertambah meningkat. Perbedaan antara sunni dan syi’ah dan demikian juga
antara arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia islam terbagi dua,
yaitu bagian arab terdiri atas Arabia, Irak, Suria, palestina, mesir, afrika utara,
dengan mesir sebagai pusat. Kebudayaan Persia mengambil bentuk
internasional dan makin meluas di kalangan ummat islam. Demikian juga
tarekat dengan pengaruh negatifnya. Perhatian pada ilmu-pengetahuan kurang
sekali. Ummat islam di spanyol di paksa masuk Kristen atau keluar dari daerah
itu. Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M) yang dimulai sejak zaman
kemajuan (1500-1700 M) dan zaman ke munduran (1700-1800 M). tiga kerajaan
besar yang di maksud adalah kerajaan usmani (Otoriter Empire) di turki,
kerajaan safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Di masa
kemajuaan,ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing
terutama dalam bentuk literature dan arsitek mesjid-mesjid dan gedung-
gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat di lihat di Istambul, di
tibriz, Isfahan serta kota-kota lain iran dan di Delhi, kemajuaan ummat islam
 Periode Modern ( 1800 M – sampai sekarang)
merupakan zaman kebangkitan ummat islam.
Jatuhnya mesir ketangan Barat menginsafkan dunia
islam akan kelemahannya dan menyadarkan
ummat islam dibarat telah timbul peradaban baru
yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi
islam. Pada raja dan pemuka-pemuka islam mulai
memikirkanbagaimana meningkatkan mutu dan
kekuatan ummat islam kembali. Pada masa ini,
mulai muncil ide-ide pembaruan dalam islam
 Masa permulaan islam : dimulai sejak lahirnya islam pada tanggal 17
Ramadhan, 12 tahun sebelum hijriah sampai tahun 41 hijriyah, atau 6
agustus tahun 610 sampai 661 Masehi
 Masa Daulah Amawiyah: mulai tahun 41-32 hijriyah (651-750 M)
 Masa Daulah Abbasiyah I : mulai tahun 132-232 Hijriyah (750-847 M)
 MASA Daulah Abbasiyah II : mulai tahun 232-334 Hijriyah (847-946 M)
 Masa Daulah Abbasiyah III: mulai tahun 334-467 Hijriyah (946-1075 M)
 Masa Daulah Abbasiyah IV : mulai tahun 467-656 Hijriyah (1075-1261
M)
 Masa Daulah Mungoliyah : mulai tahun 656- 925 Hijriyah (1261-1520
M)
 Masa Daulah Usmaniyah : mulai tahun 925-1213 Hijriyah (1520-1801
M)
 Masa Kebangkitan Baru: mulai tahun 1213 Hijriyah (1801 M) sampai
awal abad 20.
 Periode klasik, yang di muli sejak Rasulullah saw menyampaikan seruannya sampai masa
runtuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 656 H/ 1258 M. cirri-cirinya adalah tanpa
menutup mata terhadap adanya dinasti-dinasti kecil, Dinasti Umaiyah barat yang
berkedudukan di Andalusia dan interegnum (masa peralihan dari pemerintahan). Dinasti
Fatimah di mesir, terdapat satu kekuatan politik yang masi kuat dan disagni. Dalam
periode klasik inilah umat islam mencapai prestasi –prestasi puncak di bidang peradaban.
 Periode pertengahan di mulai sejak runtuhny Dinasti Abbasiyah sampai abad ke 11 H/ 17 M.
ciri-cirinya ialah kekuasaan poitik terpecah-pecah dan saling memusuhi. Usmaniyah,
Mamluk Mesir, Umaiyah di Barat (Andalusia), Mamluk India dan berdirinya kerajaan-
kerajaan muslim yang berdaulat sendiri-sendiri.
 Periode modern, yaitu sejak abad 12 H/18 M sampai sekarang. Dala periode ini ummat
islam sudah tidak memilikih kekuasaan pilitikyang di segani. Dinasti Turki Osmani yang
perna menggedor pintu kota Wina sudah mendapat julukan The sick man of Europe.
Bukan saja Turki sudah tidak mampu memperluas wilayah kekuasaan pilitiknya, bahkan
wilayah yang telah dikuasainya dibagi-bagi antara Inggri, Perancis, dan Rusia.wilayah Turki
Osmani ibarat sepotong kue yangmenjadi rebutan antara kekuasaan-kekuasaan besar
Barat. Bekas jajahan setiap Negara-negara baru setelah Perang Dunia ke II.
 Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana pada waktu itu
dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi duni, namun sebaliknya negara Barat menjadi
model bagi negara-negara yang berkembang termasuk
Indonesia.
 perlu ada upaya rekonstruksi untuk menata kehidupan, baik
ilmu pengetahuan maupun teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatu
peradaban, bukan menjadi monopoli hanya pada satu
agama tertentu
 sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat
menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi
perkembangan kehidupan manusia.
 Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam tidak semata-mata
untuk mengetahui tanggal, bulan, tahun, dan abad suatu peristiwa
peradaban Islam di masa lampau. Namun juga memahami realitas
muslim untuk mengetahui suatu peristiwa Islam
 Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas
peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari
pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan
kembali peradaban Islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu
yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide, konsep, institusi,
sistem, dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi,
sejarah pada dasarnya tidak hanya sekadar memberikan romantisme,
tetapi lebih dari itu merupakan refleksi histori.
 Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang
dapat mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan
peradaban Islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang. Sejarah
peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaat yang sangat besar dalam
pembangunan dan pengembangan peradaban Islam, namun dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini.
Disamping itu, dapat memunculkan peradaban Islam pada masa kini. Di
samping itu, dapat memunculkan sikap positif terhadap bebagai
perubahan sistem peradaban Islam.

Anda mungkin juga menyukai