Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Khudaybiyah

Kelas : PAI 2C
Hari,tanggal : Rabu, 30 Maret 2022
Materi : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen pembimbing : Dr.Hj.Aminatuz Zahro M.Pd.I

Soal UTS.
1. Apa arti filsafat secara bahasa dan istilah. (Kaitkan dg syarat2 yg harus dipenuhi)?
2. Jelaskan perbedaan ontologi, epistimologi dan axiologi!
3. Bagaimana peran dan tanggungjawab manusia menurut Yusuf alqordhawy?
4.Bagaimana pandangan Ibnu Sina tentang pembagian jiwa?
5. Apa saja macam2 pendidikan menurut alghozali? Masing2. Berikan penjelasan!

Jawaban:
1. Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa
Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa
filsafat berarti cinta kebijaksanaan.

Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat
sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya.Seorang Plato mengatakan
bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
2. ONTOLOGI : adalah pengetahuan mengenai suatu hakikat. Hakikat sendiri merupakan segala yang
ada dan mungkin ada, yang mencakup pengetahuan dan nilai.
EPISTIMOLOGI : adalah suatu pembahasan yang didalamnya menerangkan tentang berbicara
sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan.
AKSIOLOGI : menjelaskan tentang kegunaan filsafat atau untuk apa filsafat itu digunakan untuk
memahami dan mereaksi dunia pemikiran sebagai kumpulan teori, kedua filsafat sebagai pandangan
hidup, ketiga filsafat sebagai metodepemecah masalah.
3. Peran dan Tanggungjawab manusia dapat dibagi kepada tiga peran utama. Pertama, Manusia
sebagai hamba Allah SWT. Barometer peran ini adalah Tauhid. Kedua, Manusia sebagai makhluk
sosial. Barometer peran ini adalah sikap egalitarianisme, tolong menolong, dan toleransi. Ketiga,
peran sebagai khalifah fil-ardl yang merupakan pengejawantahan dari peran profetik manusia.
Untuk menjalankan kedua peran di atas bukanlah hal yang mudah. Untuk itu Allah membekali
manusia dengan potensi. Dengan bekal potensi itu manusia bersedia menerima amanat tersebut,
sehingga memungkin-kannya mampu mengemban amanat itu. Lebih jaun lagi, potensi yang
dimaksud bukan saja potensi untuk dapat menunaikan amanat tersebut, tetapi potensi yang dapat
menunaikan amanat dengan baik dan bertanggungjawab. Potensi itu diwujudkan melalui
pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum kebenaran yang terkandung dalam ciptaan-
Nya, kemudian menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa untuk membentuk wujud baru
dalam alam kebudayaan untuk kemaslahatan umat manusia.
4. Ibnu Sina membagi jiwa atas tiga macam, yaitu jiwa nabati (an-nafs an-nabatiyah), jiwa hewani (an-
nafs al-hayawaniyah), dan jiwa insani (an-nafs al-insaniyah). Jiwa nabati adalah kesempurnaan
awal bagi benda alami yang hidup dari segi makan, tumbuh, dan berkembang.
5. Pendidikan Keimanan
Iman Menurut al-Ghazali Menurut Al Ghazali Dari definisi ini kita bisa pahami bahwa pendidikan
keimanan meliputi tiga prinsip; Ucapan lidah atau mulut, karena lidah adalah penerjemah dari hati.
Pembenaran hati, dengan cara itikad dan taklid bagi orang awam atau manusia pada umumnya, dan
secara kasyaf (membuka hijab hati) bagi orang khawas.
Pendidikan Akhlak
Akhlak Menurut Al Ghazali Menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan tabiat manusia yang
dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu: Pertama, tabiat-tabiat fitrah, kekuatan tabiat pada asal
kesatuan tubuh dan memiliki kelanjutan selama hidup. Sebagian tabiat itu lebih kuat dan lebih lama
dibandingkan dengan tabiat lainnya. Seperti tabiat syahwat yang ada pada diri manusia. Kedua,
akhlak yang muncul dari suatu perangai yang banyak diamalkan dan ditaati, menjadi bagian dari
adat kebiasaan yang berurat berakar pada dirinya. Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah
satu hasil dari iman dan ibadat. Hal ini disebabkan, karena iman dan ibadat manusia tidak sempurna
kecuali kalau dari situ muncul akhlak yang mulia.
Pendidikan Akliah
Akal Menurut Al Ghazali pengetahuan itu berlaku dari akal, sebagaimana berlakunya
buahbuahandari pohon, sinar dari matahari dan penglihatan mata.Pendidikan Sosial Konsep Sosial
Menurut Al Ghazali. Seorang manusia adalah makhluk individual dan secara bersamaan adalah
makhluk sosial. Keserasian antar individu dan masyarakat tidak mempunyai kontradiksi antara
tujuan sosial dan tujuan individu. Dalam Islam tanggung jawab tidak terbatas pada perorangan, tapi
juga sosial sekaligus. Tanggung jawab perorangan pada pribadi merupakan asas, tapi pada saat
bersamaan ia tidak mengabaikan tanggung jawab sosial yang merupakan dasar pembentuk
masyarakat.
Pendidikan Jasmaniah
Konsep Jasmani Menurut Al Ghazali Al Ghazali menempatkan aspek jasmaniah manusia pada
tingkat ketiga dari tingkat-tingkat kebahagiaan manusia, ia berpendapat:keutamaan jasmaniah terdiri
dari empat macam: kesehatan jasmani, kekuatan jasmani, keindahan jasmani dan panjang umur.
Jasmani (jism) adalah substansi manusia yang terdiri atas struktur organism fisik. Organisme fisik
manusia lebih sempurna dibandingkan dengan organisme fisik makhluk lain. Setiap makhluk biotik-
lahiriah memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah, api, udara dan air.
Keempat unsur di atas merupakan materi yang abiotik (mati), ia akan hidup jika diberi energi
kehidupan yang bersifat fisik (thaqah al-jismiyah). Energi kehidupan ini lazimnya disebut dengan
nyawa, karena nyawa manusia hidup. Al Ghazali menyebutkan energi tersebut dengan ar-ruh
jasmaniah (ruh material). Dengan daya ini jasad manusia bernafas, merasakan sakit, panas, dingin,
pahit manis, haus lapar, seks dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai