Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT MANAJEMEN PENDIDIKAN

PANDANGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


TENTANG HAKEKAT MANUSIA

KELOMPOK 3

Dipo Wibowo 2023012012


Miftakhul Jannah 2023012003
Ria Arianti 2023012021
Sadita Wyddia Shiura 2023014001

Dosen Pengampu:
Dr. Riswanti Rini, M.Si
Dr. Sowiyah, M.Pd

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAULUAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Alloh yang paling sempurna, karena manusia dibekali

dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis),

taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat keistimewaan manusia). Ketiga hal

tersebut membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia

dapat mengatur ketiganya dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh

sang Robb.Dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk

memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan

manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut.

Filsafat merupakan sebuah ilmu yang selalu menggunakan pemikiran mendalam, luas, radikal

(sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijakansanaan dalam melihat suatu problem.

Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya sesuatu

tersebut.Sedangkan ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang

terus menerus sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta

sehingga dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahani hakekat agar

dapat diterima secara logis.

Maka berdasarkan hal tersebut, dalam makalah inipenulis mencoba membahas tentang

hakekat manusia dilihat dari pandangan filsafat (menyeluruh) dan ilmu pengetahuan.

Sebenarnya apa itu manusia, bagaiman ia harus hidup, dan lainnya dengan melihat hakekat

manusia tersebut dan apa kaitanya dengan proses pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pandangan Filsafat Tentang Hakekat Manusia

Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antroplogi filsafat. Dalam hal

ini, ada empat aliran yang akan dibahas sebagai berikut:

 Aliran serba zat. Aliran ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau

materi dan manusia adalah unsur dari alam. Maka dari itu, manusia adalah zat atau

materi (Muhammad Noor Syam, 1991).

 Aliran serab roh. Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di

dunia ini ialah roh.hakikat manusia juga adalah roh. Sementara zat adalah manifestasi

dari roh. Menurut Fiche, segala sesuatu (selain roh) dan hidup itu hanyalah

perumpamaan, perubahan atau penjelmaan dari roh (Sidi Gazelba,1992 hal 288). Dasar

pikiran aliran ini ialah bahwa roh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada

materi. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya betapapun kita mencintai seseorang,

jika rohnya pisah dari badannya, maka materi/jasadnya tidak ada artinya lagi.dengan

demikian, aliran ini menganggap roh itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah

penjelmaan atau bayangan.

 Aliran dualisme, aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya tersendiri

dari dua substansi, yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing

merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi, badan tidak

berasal dari roh dan roh tidak berasal dari badan. Perwujudannya manusia tidak serba

dua, jasad dan roh. Antara badab dan roh terjadi sebab akibat keduanya saling

mempengaruhi.

 Aliran eksistensialisme. Aliran filsafat modern berpandangan bahwa hakikat manusia

merupakan eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah apa yang menguasai

manusia secara menyeluruh. Disini, manusia dipandang tidak dari sudut serba zat atau

serba roh atau dualisme, tetapi dari segi eksistensi manusia di dunia ini.
Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia itu berkaitan antara badan dan roh. Islam

secara tegas mengatakan bahwa badan dan roh adaalah substansi alam, sedangkan alam

adalah mkahluk dan keduanya diciptakan oleh Allag. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa proses

perkembangan dan pertumbuhan manusia menurut hukum alam materil. Menurut islam,

manusia terdiri dari substansi materi dari bumi dan roh yang berasal dari Tuhan. Oleh karena

itu hakikat manusia adalah roh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh

roh semata. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia.

Keberadaan manusia dimuka bumi adalah suatu yang menarik. Selain manusia menjadi

pokok permasalahan, ia juga dapat melihat bahwa segala peristiwa dan masalah apapun yang

terjadi di dunia ini pada akhirnya berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, dlam usaha

mempelajari hakikat manusia diperlukan pemikiran yang filosofis. Karena setiap manusia

akan selalu berpikir tentang dirinya sendiri. Meskipun tingkat pemikiran itu selalu

mempunyai perbedaan (Nawawi,1993:65). Hal itu didasarkan pada pemikiran bahwa selain

sebagai subjek pendidikan, manusia juga merupakan objek pendidikan itu sendiri.

Kedudukan manusia yang paling menarik ialah bahwa manusia itu menyelidiki

kedudukannya sendiri dalam lingkungan yang diselidikinya pula (Drijarkara,1986:50).

Kadang, hasil penyelidikan mengenai lingkungannya itu ternyata lebih memuaskan daripada

penyelidikan tentang manusia itu sendiri.

Manusia memilki banyak sifat yang serupa dengan makhluk lain. Meski demikian, ada

seperangkat perbedaan anatara manusia dengan makhluk lain yang menganugerahi

keunggulan pada manusia (Muthahhari,1992:62). Kenyataan inilah yang terkadang membuat

manusia pandangan yang berbeda. Suatu saat manusia akan berpikir bahwa mereka

merupakan salah satu anggota margasatwa (animalkingdom), disaat lain dia juga akan

merasa warga dunia idea dan nilai (Anshari,1992:6).pandangan seperti itulah yang pada

akhirnya akan memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh bahwa mereka adalah

pencari kebenaran.
Dengan berbekal hakikat yang selalu melekat pada dirinya, manusia mengembangkan

hidupnya di atas bumi. Dengan teraktualisasikan hakikat dirinya, manusia akan dapat

menemukan kehidupan di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan penciptaan manusia

yaitu kehidupan yang mulia, bermartabat dan membahagiakan. Kehidupan demikian itu

diatur dengan memenuhi hak-hak asasi masing-masing individu dalam keseluruhan

kemanusiaan.

Dalam kerangka harkat dan martabat manusia secara menyeluruh, aktualisasi

kehidupan manusia berdasarkan hakikatnya itu, tidaklah berlangsung dengan sendirinya dan

pula tidak sekedar tampak seperti apa adanya. Seorang individu yang sejak kelahirannya (dan

dari penciptaannya) dibekali dengan hakikat manusia itu, untuk pengembangan diri dan

kehidupan selanjutnya, ia dilengkapi dengan dimensi-dimensi kemanusiaan yang tidak lain

adalah juga cakupan wilayah hak asasi manusia yang melekat pada diri individu itu.

Dimensi-dimensi itu adalah:

 Dimensi kefitrahan

Kata kunci yang menjadi isi dimensi kefitrahan adalah kebenaran dan keluhuran.

Kandungan dimensi kefitrahan ini dapat dibandingkan dengan makna teori tabularasa (jhon

locker). Menyatakan bahwa individu ketika dilahrkan ibarat kertas putih, bersih dan belum

tertulis apapun. Dengan kefitrahannya itu, individu memang pada dasarnya, sejak dilahirkan

dalam keadaan bersih. Namun, kondisi belum tertuliskan apapun sebagaimana dinyatakan

dalam teori tabularasa tidaklah menjadi ciri dimensi kefitrahan yang dimaksudkan itu.

Didalam kefitrahan telah tertuliskan kaidah-kaidah kebenaran dan keluruhan yang justru

menjadi cirri kandungan utama dimensi ini. Jadi dengan demikian dimensi kefitrahan tidak

sama dengan tabularasa menurut jhon locke.


 Dimensi keindividualan

Kata kunci yang terkandung dalam dimensi keindividualan adalah potensi dan perbedaan.

Disini dimaksudkan bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki potens, baik potensi fisik

maupun mental psikologis, seperti kemampuan intelegensi, bakat dan kemampuan pribadi

lainnya. Kenyataan keilmuan yang menampilkan isi dimensi keindividualan ini adalah apa

yang sering digolongkan kedalam kaidah-kaidah perbedaan individu (individual difference)

dan penampilan statistic berupa kurva (baik kurva normal ataupun kurva tidak normal).

 Dimensi kesosialan

Kata kunci dari dimensi kesosialan adalah komunikasi dan kebersamaan. Dengan bahasa

(baik bahsa verbal maupun non-verbal, lisan maupun tulisan) individu menjalani komunikasi

atau hubungan dengan individu lain. Disamping itu individu juga menggalang kebersamaan

dengan individual lain dalam berbagai bentuk.

 Dimensi kesusilaan

Kata kunci kandungan dimensi kessilaan adalah nilai dan moral. Sesuatu dapat dinilai

sangat tinggi (misalnya dengan diberi label baik), seang (dengan label cukup), atau rendah

(dengan label rendah). Rentang penilaian itu dapat dipersempit dapat pula diperlebar.

Sedangkan ketentuan moral biasanya diikuti oleh sanksi atau bahkan hukuman bagi

pelanggarnya. Sumber moral adalah agama, adat, hokum ilmu dan kebiasaan.

 Dimensi keberagaman

Kata kunci kandungan dimensi keberagamaan adalah iman dan taqwa. Dalam dimensi ini

terkandung pemahaman bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki kecendrungan dan

kemampuan untuk mempercai adanya sang maha pencipta dan maha kuasa serta mematuhi

segenap aturan dan perintahnya.ipergunakan oleh ruh saja, tanpa kedua subtansi tersebut tidak

dapat dikatakan manusia.


Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan berkaitan

antara badan dan ruh. Maka hakikat pada manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah

alat yang dipergunakan oleh ruh saja, tanpa kedua subtansi tersebut tidak dapat dikatakan

manusia. Munir (2008). Menurut Qhiey (2010) Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

1. “Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnyauntuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku

intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu

mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah

selesai (tuntas) selama hidupnya.

4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk

mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik

untuk ditempati Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan

ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.

5. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik

dan jahat.

6. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan

ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di

dalam lingkungan sosial.”

2. Pandangan Ilmu Pengetahuan Tentang Manusia

2.1 Hakekat Manusia

Ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia disebut antropologi filsafat. Para ahli

telah banyak mengkaji perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya terutama

dengan makhluk yang agak dekat dengan manusia yaitu hewan.


Untuk memahami lebih jauh siapa itu manusia, berikut ini akan dikemukakan

beberapa definisi sebagai berikut:

 Plato (427 – 348 SM). Dalam pandangan Plato manusia dilihat secara dualistik yaitu

unsur jasad dan unsur jiwa, jasad akan musnah sedangkan jiwa tidak, jiwa mempunyai

tiga fungsi (kekuatan) yaitu  logystikon (berfikir/rasional, thymoeides (Keberanian),

dan epithymetikon (Keinginan)

 Aristoteles (384 – 322 SM). Manusia  itu adalah hewan yang berakal sehat, yang

mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal fikirannya. Manusia itu

adalah hewan yang berpolitik (Zoon Politicon/Political Animal), hewan yang

membangun masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokan impersonal dari

pada kampung dan negara.

 Ibnu Sina (980 -1037 M). manusia adalah makhluk yang mempunyai kesanggupan : 1)

makan, 2) tumbuh, 3) berkembang biak, 4) pengamatan hal-hal yang istimewa, 5)

pergerakan di bawah kekuasaan, 6) ketahuan (pengetahuan tentang) hal-hal yang

umum, dan 7) kehendak bebas. Menurut dia, tumbuhan hanya mempunyai

kesanggupan 1, 2, dan 3, serta hewan mempunyai kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5.

 Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manusia adalah hewan dengan kesanggupan berpikir,

kesanggupan ini merupakan sumber dari kesempurnaan dan puncak dari segala

kemulyaan dan ketinggian di atas makhluk-makhluk lain.

 Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai

kekuatan-kekuatan yaitu : 1) Al Quwwatul Aqliyah (kekuatan berfikir/akal), 2) Al

Quwwatul Godhbiyyah (Marah, 3) Al Quwwatu Syahwiyah (sahwat).

Dari uraian dan berbagai definisi tersebut di atas, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan

tentang siapa itu manusia yaitu :

1. Manusia punya kemampuan untuk bertanya

2. Manusia punya kemampuan untuk berpengetahuan


3. Manusia punya kemauan bebas

4. Manusia bisa berprilaku sesuai norma  (bermoral)

5. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berbudaya

6. Manusia punya kemampuan berfikir reflektif dalam totalitas dengan kesadara diri

7. Manusia adalah makhluk yang punya kemampuan untuk percaya pada Tuhan

Secara rasioal manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt yang diberikan keistimewaan

dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptaan yang lain. Seperti halnya manusia diberi akal

dan pikiran sedangkan hewan dan tumbuhan tidak, Hal itulah yang membedakan antara

manusia dengan makhluk Allah yang lain.

Manusia adalah makhluk yang unik. Sebenarnya upaya pemahaman hakikat manusia ini

telah dikaji sejak dulu. Namun karena memang manusia itu unik sehingga sampai saat ini

masih belum ada pernyataan yang benar-benar tepat. Bisa kita lihat bahwa setiap manusia

yang ada di muka bumi ini semuanya berbeda. Jangankan yang berbeda ayah dan ibu, kembar

saja walau identik pasti tetap ada perbedaan mulai dari ciri fisik, perilaku, kesukaan dan lain

sebagainya.

2.2 Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus
sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga dapat
diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar dan
asal usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis. Macam-macam ilmu
pengetahuan. digolongkan menjadi 3 golongan yaitu sebagai berikut :

Ilmu alamiah (Natural sciences) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-keteraturan
dalam alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah seperti Ilmu fisika, kimia, biologi,
dan lainnya. Ilmu sosial (social science) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-
ketetaturan dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lainnya. Seperti, Ilmu
sosiologi, ekonomi, antroplogi, dan lainnya. Ilmu budaya (Humanities) ialah ilmu yang
mengkaji tentang masalah-masalah manusia dan budaya yang bersifat manusiawi seperti, Ilmu
bahasa, agama, kesenian, dan lainnya.

Adapun ciri-ciri dari ilmu pengetahuan sebagi berikut:


Empiris ialah berdasarkan proses pengamatan dan percobaan untuk memperoleh pengetahuan.

Sistematis ialah berbagai data pengetahuan yang tersusun utuh dan menyeluruh mampu
menjelaskan objek yg dikajinya.

Objektif ialah ilmu pengetahuan yang secara ideal dapat diterima oleh semua pihak dari
prasangka perseorangan dan kesukaan pribadinya.

Analitis ialah menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian terinci sehingga dapat berusaha
membeda-bedakan pokok persoalan peranan dan bagiannya.

Verifikatif ialah ilmu pengetahuan yang dapat dikaji kebenarannya.

Adapun menurut Archie J. Bahm, definisi ilmu pengetahuan melibatkan enam macam

komponen, yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity),

kesimpulan (conclusion), dan pengaruh (effects).

 Masalah (problem) Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukkan

bahwa suatu masalah bersifat scientific, yaitu bahwa masalah adalah sesuatu untuk

dikomunikasikan, memiliki sikap ilmiah, dan harus dapat diuji.

 Sikap (attitude) Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain adanya rasa ingin tahu

tentang sesuatu; ilmuwan harus mempunyai usaha untuk memecahkan masalah;

bersikap dan bertindak objektif, dan sabar dalam melakukan observasi

 Metode (method) Metode ini berkaitan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi

science terletak pada metodenya. Science merupakan sesuatu yang selalu berubah,

demikian juga metode, bukan merupakan sesuatu yang absolut atau mutlak.

 Aktivitas (activity) Science adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh para scientific

melalui scientific research, yang terdiri dari aspek individual dan sosial.

 Kesimpulan (conclusion) Science merupakan a body of knowledge. Kesimpulan yang

merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan

dari science, yang diakhiri dengan pembenaran dari sikap, metode, dna aktivitas.
 Pengaruh (effects) Apa yang dihasilkan melalui science akan memberikan pengaruh

berupa pengaruh ilmu terhadap ekologi (applied science) dan pengaruh ilmu terhadap

masyarakat dengan membudayakannya menjadi berbagai macam nilai.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan lahir dari pengembangan suatu permasalahan

(problems) yang dapat dijadikan sebagai kegelisahan akademik. Atas dasar problem, para

ilmuwan memiliki suatu sikap (attitude) untuk membangun metode-metode dan

kegiatankegiatan (method and activity) yang bertujuan untuk melahirkan suatu penyelesaian

kasus (conclusions) dalam bentuk teori-teori, yang akan memberikan pengaruh (effects) baik

terhadap ekologi maupun terhadap masyarakat.

2.3 Pandangan Ilmu Pengetahuan Tentang Manusia

Kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya

merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia Berfikir, dengan Berfikir manusia

menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan

dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas Berfikir, oleh karena itu sangat wajar

apabila Berfikir merupakan konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai kedudukan

manusia di muka bumi, ini berarti bahwa tanpa Berfikir, kemanusiaan manusia pun tidak

punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada.

Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam

tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan berfikir

yang lebih mendalam. Semua ini dimaksudkan agar manusia dapat berubah dari tidak tahu

menjadi tahu, dengan tahu dia berbuat, dengan berbuat dia beramal bagi kehidupan. Semua ini

pendasarannya adalah penggunaan akal melalui kegiatan berfikir. Dengan berfikir manusia

mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi

makin mendalam dan makin bermakna, dengan pengetahuan manusia mengajarkan, dengan

berpikir manusia mengembangkan, dan dengan mengamalkan serta mengaplikasikannya

manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatan ke arah kehidupan yang lebih baik,
semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia

(sudut pandang positif/normatif).

Dengan demikian kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada

manusia merupakan makna pokok yang terkandung dalam kegiatan Berfikir dan

berpengetahuan. Disebabkan kemampuan Berfikirlah, maka manusia dapat berkembang lebih

jauh dibanding makhluk lainnya, sehingga dapat terbebas dari kemandegan fungsi

kekhalifahan di muka bumi, bahkan dengan Berfikir manusia mampu mengeksplorasi,

memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.

Pernyataan di atas pada dasarnya menggambarkan keagungan manusia berkaitan

dengan karakteristik eksistensial manusia sebagai upaya memaknai kehidupannya dan sebagai

bagian dari Alam ini. Dalam konteks perbandingan dengan bagian-bagian alam lainnya, para

akhli telah banyak mengkaji perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya

terutama dengan makhluk yang agak dekat dengan manusia yaitu hewan.

Berfikir dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadi ciri keutamaan manusia,

tanpa pengetahuan manusia akan sulit berfikir dan tanpa berfikir pengetahuan lebih lanjut

tidak mungkin dapat dicapai, oleh karena itu nampaknya berfikir dan pengetahuan

mempunyai hubungan yang sifatnya siklikal.

Gerak sirkuler antara berfikir dan pengetahuan akan terus membesar mengingat

pengetahuan pada dasarnya bersifat akumulatit, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki

seseorang semakin rumit aktivitas berfikir, demikian juga semakin rumit aktivitas berfikir

semakin kaya akumulasi pengetahuan. Semakin akumulatif pengetahuan manusia semakin

rumit, namun semakin memungkinkan untuk melihat pola umum serta mensistimatisirnya

dalam suatu kerangka tertentu, sehingga lahirlah pengetahuan ilmiah (ilmu), disamping itu
terdapat pula orang-orang yang tidak hanya puas dengan mengetahui, mereka ini mencoba

memikirkan hakekat dan kebenaran yang diketahuinya secara radikal dan mendalam, maka

lahirlah pengetahuan filsafat, oleh karena itu berfikir dan pengetahuan dilihat dari ciri

prosesnya dapat dibagi ke dalam :

 Berfikir biasa dan sederhana menghasilkan pengetahuan biasa

(pengetahuan eksistensial)

 Berfikir sistematis faktual tentang objek tertentu menghasilkan

pengetahuan ilmiah (ilmu)

 Berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan

filosofis (filsafat)

Dengan demikian berfikir dan pengetahuan bagi manusia merupakan instrumen

penting untuk mengatasi berbagai persoalah yang dihadapi dalam hidupnya di dunia, tanpa itu

mungkin yang akan terlihat hanya kemusnahan manusia.


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
1.1 Secara rasioal manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt yang diberikankeistimewaan

dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptaan yang lain. Seperti halnya manusia

diberi akal dan pikiran sedangkan hewan dan tumbuhan tidak, Hal itulah yang

membedakan antara manusia dengan makhluk Allah yang lain.

1.2 Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia itu berkaitan antara badan dan roh.

Menurut islam, manusia terdiri dari substansi materi dari bumi dan roh yang berasal

dari Tuhan. Oleh karena itu hakikat manusia adalah roh sedangkan jasadnya hanyalah

alat yang dipergunakan oleh roh semata. Tanpa kedua substansi tersebut tidak  dapat

dikatakan manusia.

1.3 Ilmu Pengetahuan berpandangan mengenai hakekat manusia, bahwa  kemampuan

berfikir, bermasyarakat dan berbudaya, serta bertuhan. Dengan penggunaan akal untuk

berfikir dan berpengetahuan serta mengaplikasikan pengetahuannya bagi kepentingan

kehidupan sehingga berkembanglah masyarakat beradab dan berbudaya.

2. Saran

Adapun saran yang kami berikan, melalui pembahasan ini diharapkan mahasiawa dapat

memahani secara mendalam tentang pandangan filsafat dan ilmu pengetahuan tentang hakekat

manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Noor Syam, Mohammad. 1988 cet.4. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional

Dakker, Anton.2000.Antropologi Metafisika.Yogyakarta: KANASIUS

https://mahmudsapsalbrg.wordpress.com/keberagaman-manusia-menurut-pandangan
filsafat-ilmu-pengetahuan/

Sumber:Jalaluddindkk.2013.FilsafatPendidikan.Jakarta:PTRajaGrafindo.

Jalaludin dan Abdullah, 2013. filsafat pendidikan (manusia, filsafat, dan pendidikan).  Jakarta.
Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai