PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Landasan hukum pendidikan diantaranya adalah menurut UUD 1945, UU RI. No. 2
tahun 1989 tentang pendidikan nasional, dan beberapa tentang pendidikan dan GBHN tahun
1993. Landasan hukum yang membahas perundang-undangan di indonesia memberikan
konsep, pendidikan harus bersumber pada akar kebudayaan nasional.
1
B. Permasalahan
Sehubungan dengan apa yang telah penulis ungkapkan di dalam latar belakang diatas,
maka melalui book report ini penulis ingin membahas beberapa permasalahan yang erat
hubungannya dengan pendidikan.
C. Identitas buku
Book report yang disusun ini diharapkan menjawab semua permasalahan yang
dikemukakan pada bagian pendahuluan yang kemudian menjadikannya sebagai sesuatu yang
dapat diperkaya ilmu pengetahuan penulis dan pembaca dalam langkah-langkah yang
ditempuh oleh seorang yang berpendidikan.
Disamping itu, tujuan penulis dalam book report ini adalah untuk memenuhi tugas
ujian tengah semester ganjil tahun akademik 2018/2019dalam mata kuliah profesi keguruan
yang dibimbing oleh bapak Prof. Dr.h. Syafruddin Nurdin M. Pd dan ibuk melda delvia, s.
Pdi. M. Pd.
2
BAB II
PEMBAHASAN
kata landasan hukum berarti melandasi atau mendasari ataubtitik tolak. Landasan
hukum seorang guru boleh mengajar misalnya, adalah surat keputusan tentang
pengangkatannya sebagai guru. Yang melandasi atau mendasari ia menjadi guru ialah surat
keputusan itu beserta hak-haknya. Surat keputusan itu merupakan titik tolak untuk ia bisa
melaksanakan pekerjaan guru. Begitu pula halnya mengapa anak-anak sekarang diwajibkan
belajar paling sedikit sampai dengan tingkat SLTP, Adalah dilandasi atau didasari atau
bertitik tolak dari oeraturan pemerintah tentang pendidikan dasar dan ketentuan tentang wajib
belajar.
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik
tolak dalam melaksnanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegitan pendidikan.
tetapi tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan baku ini. Cukup banyak
kegiatan pendidikan yang dilandasi oleh aturan lain, seperti aturan kurikulum, aturan cara
mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, dan sebagainya. Apalagi bila dikaitkan dengan
kiat mengajar atau seni mendidik, sangat banyak kegiatan pendidikan yang dikembangkan
sendiri oleh para pendidik.
Kegiatan pendidik yang dilandasi oleh hukum, antara lain adalah calon siswa SD
tidak harus lulus TK, masyarakat harus membantu pembiayaan pendidikan, pendidikan
menengah mempersikan para siswa untuk masuk keperguruan tinggi dan menjadi anggota
masyarakat yang baik, ada kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat dalam
membina pendidikan, dan sebagainya.
3
mendapat pengajaran. Ayat 2 berbunyi setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya. Ayat ini berkaitan dengan wajib belajar 9 tahun di SD
dan SMP yang sedang dilaksanakan. Agar wajib belajar ini berjalan lancar, maka biayanya
harus ditanggung oleh negara.
4
program tersebut antara lain dengan cara lain :
1. Memberi dorongan kepada peserta didik dan warga belajar untuk belajar terus. Tidak
cukup tamat SD saja dengan alasan yang masuk akal.
2. Mengurangi beban kerja anak-anak manakalah mereka harus membantu meringankan
beban ekonomi orang tuanya.
3. Membantu menyiapkan lingkungan belajar dan alat-alat belajar di rumah untuk
merangsang kemauan belajar anak-anak.
4. Membantu membiayai pendidikan.
5. Mengizinkan anak pindah sekolah bila ternyata sekolah semula sudah tidak dapat
menampung.
6. Bila di perlukan, membantu menyiapkan gedung untuk belajar
7. Bersedia menjadi nara sumber untuk keterampilan tertentu, yang banyak di butuhkan
pada pendidikan dasar pada tingkat akhir.
8. Mengizinkan peserta didik magang di perusahaan dan perdagangan.
9. Responsif terhadap kegiatan sekolah, terutama yang di laksanakan di masyarakat.
10. Bersedia menjadi orang tua atau orang tua asuh bagi anak-anak yang sudah tidak
memiliki orang tua, atau orang tuanya tidak mampu membiayai anak-anaknya.
Tamatan pendidikan akademik inilah yang diberi gelar sarjana, Magister atau doktor.
Gelar sarjana dan magister ditulis dibalakang nama, sedangkan gelar doktor ditulis didepan
nama yang berhak. Sementara itu lulusan pendidikan profesional hanya diberi sebutan
profesional. Sebab maka profesional berbeda dengan makna akademik. Bila istilah akademik
berkaitan dengan sikap, berfikir, dan perilaku ilmiah, maka istilah profesional berkaitan
dengan pelayanan terhadap klien atau orang yang membutuhkan secara benar.
Pendidikan profesional menakankan pada apliaksi teori-teori yang telah ada. Yang
dipelajari dalam pendidikan ini adalah teori-teori atau konsep-konsep yang ada sebagai
temuan dari para akademis dan cara-cara penerapannya di lapangan secara efektif an efisien.
Para mahasiswa tidak begitu penting mempelajari bagaimana terjadi nya suatu teori,
mengetes kebenaran suatu teori, atau mereplikasikannya agar cocok dengan keadaan wilayah
tertentu.
5
Pasal yang bertalian dengan kurikulum yang perlu diberi penjelasan adalah pasal 36 ayat
1 yang berbunyi sebagai berikut: pengembangan kurikulum perlu dengan mengacu pada
standart nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengembangan
ini harus memperhatikan (ayat 3) peningkatan iman dan taqwa (agama), peningkatan akhlak
mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat, keragaman potensi daerah, tuntutan
pembangunan daerah dan nasional serta nilai-nilai kebudayaan nasional.
6
3. Sebagai konsekuensi dari beragam bakat dan kemampuan para siswa serta
dibutuhkannya tenaga kerja menengah yang banyak, maka perlu diciptakan
berbagai ragam sekolah kejuruan. Ragam sekolah ini bisa mengacu kepada
kebutuhan tenaga kerja menengah, dan bisa juga mengacu kepada ragam bakat
dan kemampuan para siswa.
Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Ia berusaha atau
mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun dibawah sadar.
Seorang anak bisa saja mengidentifikasi gurunya. Untuk memudahkan terjadinya sosialisasi
dalm pendidikan, maka guru perlu menciptakan situasi, terutama pada dirinya sendiri, agar
faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri anak-anak.
Asal mula munculnya sekolah adalah atas dasar anggapan dan kenyataan bahwa pada
umumnya para orang tua tidak mampu mendidik anak mereka secara sempurna dan lengkap.
Karena itu mereka membutuhkan bantuan kepada pihak lain. Dalam hal ini lembaga
pendidikan, untuk mengembangkan anak-anak mereka secara realtif sempurna, walaupun
cita-cita tidak otomatis tercapai. Warga masyarakat dan para personalia sekolah masih
memerlukan perjuangan keras untuik mencapai cita-cita itu, yang sampai sekarang belum
pernah berhenti. Sebab sejalan dengan perkembangan kebudayaan, makin banyak yang perlu
dipelajari dan diperjuangkan di sekolah.
7
Mamfaat pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka
sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak
mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga masyarakat bisa belajar
tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman, keterampilan
tertentu, dan sikap semakin mantap sebagai warga negara.
Khusus bagi para siswa dan para remaja, mamfaat penduidikan atau lembaga
pendidikan adalah lebih bersifat sebagai wahana persiapan untuk menjadi individu dan warga
negara yang baik. Mereka ini mempunyai kesemputan secara khusus belajar dan melatih diri
di sekolah atau perguruan tinggi.
Mengapa masyarakat atau para remaja bersikap seperti diatas, asumsi mereka adalah
makin tinggi ijazah yang dapat diraih makin cepat makin dapat pekerjaan Serta makin besar
gaji yang diterima. Namun kenyataan menunjukkan tidak persis seperti itu. Lulusan SI
misalnya, banyak sekali yang belum bekerja. Hal ini disebabkan karena pemakaian tenaga
kerja tidak percaya begitu saja ijazah, mereka lebih percaya kepada kemampuan,
keterampilan, dan kepribadian para pencari kerja. Bila pencari kerja tidak memiliki syarat-
syarat ini tentu mereka akan ditolak. Rupanya tidak semua pergutuan tinggi mampu membuat
lulusan agar memiliki kriteria yang dipersyaratkan oleh pemakain tenaga kerja, lebih-lebih
bila mahasiswa yang bakal lulus tidak mempunyai kemampuan yang memadai alias sekedar
lulus.
8
6. Akibat kebudayaan masa kini ada kemungkinan pergeseran paradigma pendidikan,
yaitu dari sekolah ke masyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas.
7. Untuk itu perlu kebudayaan ditertibkan.
8. Akreditasi ditingkatkan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan, yang tidak
lulus akrediatsi digabungkan, seleksi masuk diketatkan. Dengan cara ini sekolah-
sekolah kejuruan akan lebih diminati.
9. Materi pelajaran banyak dikaitkan dengan keadaan dan masalah masyarakat
setempat.
10. Metode belajar ditekankan pada kegiatan anak baik individual maupun kelompok,
melakukan survey di masyarakat, ikut memecahkan masalah masayarakat, dan
diberi kesempatan berkreasi atau menemukan ide-ide baru.
11. Ujian negara lambat laun diubah menjadi ujian sekolah, sehingga memungkinkan
memberi ujian bersifat komprehensif untuk mendukung perkembangan manusia
seutuhnya.
A. Profesi Pendidik
Guru dan dosen adalah pejabat profesional, sebab mereka diberi tunjangan
profesional. Namun, walaupun mereka secara formal pejabat profesional, banyak kalangan
yang tidak meyakini ke profesionalan mereka terutama guru-guru.
1. Pilihan terhadap jabatan itu disadari oleh motivasi yang kuat dan merupakan
panggilan hidup orang yang bersangkutan.
2. Telah memiliki ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus, yang bersifat dinamis
dan terus berkembang.
3. Ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus tersebut diatas diperoleh melalui studi
dalam jangka waktu lama di perguruan tinggi.
4. Punya otonomi dalam bertindak ketika melayani klien.
5. Mengabdi kepada masyarakat atau berorientasi kepada layanan sosial, bukan untuk
mendapatkan keuntungan finansial.
6. Tidak mengadvertensikan keahlian untuk mendapatkan klien.
7. Menjadi anggota organisasi profesi.
8. Organisasi profesi tersebut menentukan persyaratan penerimaan para anggot,
membina profesi anggota, mengawasi perilaku anggota, membri sanksi, dan
memperjuangkan kesejahteraan anggota.
9. Memiliki kode etik profesi.
10. Punya kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper yang diakui oleh masyarakat.
11. Berhak mendapat imbalan yang layak.
9
B. Kode Etik Pendidik
Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik. Artinya setiap
pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya sebagai pendidik.
ISPI dalam temu karya pendidikan III dan rokarnas di bandung tahun 1991
mengemukakan kode etik sarjana pendidikan indonesia sebagai berikut:
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, setia dan jujur berdasarkan pancasiladan
UUD 1945.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik.
3. Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
4. Selalu menjalankan tugas dengan berpegang teguh kepada kebudayaan nasional
dan ilmu pendidikan, dan
5. Selalu melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kode etik pendidik ini dapat pula diambil dari peraturan kenaikan jabatan akademik
ke jenjang guru besar IKIP surabaya tahun 1994 Bab I pasal I tentang kelayakan integritas
kepribadian sebagai berikut: (1) mengutamakan tugas pokok dan atau tugas negara lainnya,
(2) memelihara keharmonisan pergaulan dan kelancaran komunikasi, (3) menjaga nama baik
dan memiliki loyalitas kepada lembaga pendidikan, (4) menghargai berbagai sikap, pendapat,
dan pandangan, (5) memiliki sifat kepemimpinan, (6) menjadi teladan dalam berprilaku, (7)
membela kebenaran secara jujur dan objektif, dan (8) menjunjung tinggi norma-norma
kemasyarakatan.
Kode etik pendidikan ini berkaitan erat dengan unsur-unsur yang dinilai dalam
menentukan DP3 menurut PP republik indonesia Nomor 10 Tahun 1979. Unsur-unsur yang
dimaksud adalah (1) kesetiaan kepada pancasila dan UUD 194, negara, serta bangsa, (2)
berprestasi dalam bekerja, (3) bertanggung jawab dalam bekerja, (4) taat kepada peraturan
perundang –undangan dan kedinasan, (5) jujur dalam melaksanakan tugas, (6) bisa
melakukan kerja sama dengan baik, (7) memiliki prakarsa yang positif untuk memajukan
pekerjaan dan hasil kerja, dan (8) memiliki sifat kepemimpinan.
Buku pedoman IKIP surabaya tahun 1994 mencantumkan kode etik guru indonesia
seperti berikut: (1) berbakti dalam membimbing peserta didik, (2) memiliki kejujuran
profesional dalam melaksnakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta
didik, (3) mengadakan komunikasi untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik, (4)
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mengadakan hubungan dengan orang tua
siswa, (5) memelihara hubungan dan masyarakat untuk kepentingan pendidikan, (6) secara
individual atau berkelompok mengembangkan profesi, (7) menciptakan dan memelihara
hubungan baik antar pendidik, (8) secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi, dan (9) melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
10
Mengenai kewajiban lebih mengutamakan tugas pokok dari pada tugas sampingan
cukup sulit dinilai, kecuali bila diadakan pengamatan khusus untuk itu. Hampir semua
pendidik dewasa ini melaksanakan tugas sampingan, tetapi mana yang mereka utamakan
apakah tugas pokok atau tugas sampingan memang sulit diketahui. Hal ini mereka lakukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka merasa tidak cukup hidup dari gaji saja.
Disamping bertanggung jawab terhadap diri sendiri , juga disebabkan pendidikan itu
sendiri yang paling tahu tentang kemajuan, kemunduran, dan letak-latak kelemahan
profesinya. Dalam mengembangkan profesi oleh diri sendiri, adakalanya pendidik dibantu
oleh supervisor, baik supervisor dari dalam atau ketua lembaga, maupun supervisor dari luar.
Kewajiban organisasi profesi pendidikan hampir semuanya baru dalam tingkat konsep
saja. Untuk mengatasi kesenjangan antara konsep dan praktik organisasi profesi itu perlu
dipirkan jalan keluarnya. Manap sumatri (1996) misalnya mengusulkan ISPI berinisiatif
untuk menjadi pelopor atau mesin penggeraknya.
11
D. Penyelenggaraan Pendidikan
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah ditemukan pada bab sebelumnya, maka dalam
book report tentang landasan kependidikan stimulus ilmu pendidikan bercorak indonesia,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendidikan merupakan sistem yang terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik bila mengisolasi diri dengan lingkungannya.
Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab
pemerintah atau sekolah, orang tua dan masyarakat. Sehingga apa yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat juga berpengaruh pada pendidikan.
2. Sebagian besar masyarakat indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya
pendidikan untuk meningkatkan hidup dan kehidupan. Dimana-mana tampak anak
muda mereka berebut untuk mendapatkan sekolah, walaupun ada sejumlah kasus
orang tua menolak menyekolahkan anaknya dengan dalih untuk membantu mencari
nafkah.
3. bagi masyarakat yang tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan rata-rata amat
berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Kalau tidak
dapat di sekolah atau perguruan tinggi negeri, mereka siap menyekolahkan putra-
putrinya disekolah atau perguruan tinggi swasta.
B. Saran
Demikian penulisan book report ini, telah diketahui bahwa dalam landasan
kependidikan stimulus ilmu pendidikan bercorak indonesia terdapat berbagai landasan. Oleh
karena itu penulis menyarankan kepada setiap orang terutama mahasiswa sebagai instan
akademis yang akan menyelesaikan tugas akhir untuk tidak melainkan kegiatan pendidikan.
13
14