Anda di halaman 1dari 4

UTS ASWAJA

Nama : Nelisa Qurnia.

Nim : 2108060027

Kelas : A2 Farmasi

Soal

1. pengertian aswaja secara etimologi dan terminologi !

2. Jelaskan mengapa aliran aswaja muncul dan siapa pendirinya !

3. Jelaskan ciri khas ajaran aswaja an-nahdliyyah

Jawaban

1. Pengertian Aswaja Secara Etimologi

Secara Etimologi, Ahlussunnah Wal Jamaah dapat dikonsepsikan Ahlun berarti pemeluk aliran atau
pengikut mazhab. Al-Sunnah berarti thariqat (jalan), sedangkan Al-Jamaah berarti sekumpulan orang
yang memiliki tujuan. [1]

Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa Ahlu sunnah wal jamaah adalah semua orang yang berjalan dan
selalu menetapkan ajaran Rasulullah SAW dan para sahabat sebagai pijakan hukum baik dalam masalah
aqidah, syari’ah dan tasawwuf.

Secara terminologi Aswaja adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis dan ahli fiqih Mereka yang mengikuti
dan berpegang teguh dengan Sunah dan ajaran nabi Saw ajaran khulafaur rasyidin Sesudahaya.

2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ASWAJA DALAM ISLAM

Sejarah Aswaja

a. Perselisihan pada masa kekhalifahan ke-1

Ketika Rasulullah Muhammad SAW wafat, maka terjadilah kesalahpahaman antara golongan Muhajirin
dan Ansha siapa yang selanjutnya menjadi pemimpin kaum muslimin. Para sahabat melihat hal ini akan
mengakibatkan perselisihan antar kaum muslimin Muhajirin dan Anshar. Setelah masing-masing
mengajukan delegasi untuk menentukan siapa Khalifah puagganti Rasulullah. Akhirnya disepakati oleh
kaum muslimin untuk mengangkat Abu Bakar sebagai Khalifah.
b. Fitnah pada masa kekhalifahan ke-3.

Pada masa kekhalifaban ke-3. Utsman bin Affan, terjadi fitnah yang cukup serius di rubuh islam pada
saat itu, yang mengakibatkan terbunnhnga Khalifah Utsman Pambulnya ialah suatu rombongan delegasi
gang didirikan olch Abdullah bin Saba dari Mesir yang hendak memberontak kepada Khalifah dan
hendak membunuhnya Abdullah bin Saba berhasil membangun pemahaman yang sesat untuk mengadu
domba umat Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam Kemudian masyarakat banyak saat itu,
terutama disponsori oleh para bekas pelaku pembunuhan terhadap ltsman, berhasil membunuh dia
dengan sadis ketika dia sedang membaca Qur an

c. Fitnah pada masa kekhalifahan ke-4

Segera setelah baiat Khalifah Ali mengalami kesulitan bertubi-tabi. Orang-orang yang terpengaruh
Abdullah bin Saba terus menerus mengadu domba para sahabat Usaha mereka berhasil Para sahabat
salah paham mengenai kasus hukum pembunuhan Hitsman. Yang pertama berasal dari istri Rasulullah
SAW Aisgah yang bersama dengan Thalhah dan yang kedua ialah bersama dengan Zubair. Mereka
berhasil diadu domba hingga terjadilah Perang Jamal atau Perang Unta. Dan kemudian kawigat gang
diangkat oleh Utsman sebagai Gubernur di Syam, mengakibatkan terjadinya Perang Shiffin Melihat
banyaknga korban dari kaum muslimin, maka pihak yang berselisih mengadakan ishlah atau perdamaian.
Dari peristiwa inilah umat islam terpecah menjadi dua golongan gaitu sgi"ah dan khawarij, Syiah adalah
golongan pendukung Ali KA, sedangkan khawarij (kharaja, keluar) adalah golongan dimana tidak
memihak kepada Ali BA atau muawiyah, dengan alasan hukum Allah atau al-quran. Sehingga pada masa
pemerintahan Muawiyah terpecah menjadi tiga golongan. Golongan pertama adalah pengikut setia All
RA. golongan kedua penolak Ali BA dan yang ke tiga adalah pendukung maawigah. Sekitar pada akhir
tahun 40-an hijjriyah, Muawiyah membuat ajaran baru yang disebut jabariyah. Ajaran jabariyah
mengambil dasar segala gang terjadi adalah atas kehendak Allah seperti gang tertulis dalam al-quran
surah al antal:17 Dan bukan engkau memanah ketika cagkau memanah melainkan Allah yang memanak"
im adalah salah satu ayat yang digunakan para kigai untuk mendukung jabariga Mykin para ulama, kyai
gang ingin dekat dengan kekuasaan kemudian menyebarkan paham jabariyah tersebut. Akibatnya
muncul pengemis-pengemis ekonomi hancur, manusia banyak yang tidak berusaha mencari rezeki,
karena memandang rezeki telah diatur oleh Allah

d. Lahirnya Aswaja

Akhirnya lahir seorang ulama yang dulunya adalah aktifis mutazilah yang bernama Abu Hasan Al-Asy" ari
menyatakan keluar dari paham ma"tazilah, beliau tidak berada dalam paham ekstrim jabarigah ataupun
qodarigah melainkan berada di tengah-tengah beliau meproklamasikan kembali "ma ana ilaihi wa
ashabihi" schnah kelompok dimana Rosulullah saw dan para sababaya berada Paliam yang
dideklarasikan olch Alu hasan inilah yang disebut dengan ASWAJA Toologi ASWAJA gang dirumuskan
oleh Abu Hasan ini mengatakan bahwa manusia itu memiliki kehendak namun kehendak tersebut
terbatasi oleh takdir Allah SWT. Paham ASWAJA konteksnya kembali pada semangat akal islam "ma ana
ilaihi wa ashabihi' yang dipelopori olch dua ulama" besar Abu Hasan Al-Asg" ari dan Abu Mansur Al-
Maturidi ini dalam bidang tauhid atau teologi kemudian mendasar pada Ahlusunnah atau kebiasaan-
kebiasaan Nabi saw dan para sahabat-sahabataya artinga wal jama" ah. Kemudian labir Imam Hanbali,
Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Safi'i. Imam Hanbali inilah yang menjadi korban dari kekuasaan
Emi Abassiyah ketika mengharuskan warganya menggunakan aliran gang dikembangkan mu'tazilah
dalam bidang fiqih Dau masih banyak yang lain, tapi yang kita sering dengar atan kita kenal adalah ini.
Yang kita sebut dengan empat mazhab.

3. Ada lima istilah yang diambil dari Al-Qur’an maupun Al-hadits dalam menggambarkkaan karakteristik
Ahlussunnah Waljamaah, yakni

a. At-Tawasuth

Berarti pertengahan maksudnya menempatkan diri antara dua kutub dalam berbagai masalah dan
keadaan untuk mencapai kebenaran serta menghindari keterlanjutan ke kiri atau ke kanan secara
berlebihan. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 143.

َ ۡ‫علَ ۡي ُكم‬
‫ش ِهيدٗا‬ ِ َّ‫علَى ٱلن‬
َّ ‫اس َويَ ُكو َن‬
َ ‫ٱلرسُو ُل‬ َ ‫ش َهدَا ٓ َء‬ َ ‫َو َك َٰذَلِكَ َجعَ ۡل َٰنَ ُكمۡ أ ُ َّم ٗة َو‬
ُ ْ‫س ٗطا ِلت َ ُكونُوا‬

Artinya :” dan demikian kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi
saksi atas perbuatan manusia dan Rosul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu.”

b. Al-I’tidal

Berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke kiri. I’tidal juga berlaku adil, tidak
berpihak kecuali pada yang benar yang harus dibela. Kata I’tidal diambil dari kata adu pada surat Al-
Maidah ayat 8.
ُ ۡ ُ ُ َۡ ۡ َّ ُ َّ ّ َّ ّ ‫ر‬ ُ
ۚ ‫ٱع ِدلوا‬ ‫ت ۡعملون ِبما خ ِب ُي ٱلل ِإن ٱلل وٱتقوا ِللتقوى أقرب هو‬

Artinya : “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

c. At-Tasamuh

Berarti sikap toleran kepada pihak lain, lapang dada, mengerti dan menghargai sikap pendirian dan
kepentingan pihak lain, tanpa mengorbankan penndirian dan harga diri, bersedia berbeda pendapat,
baik dalam masalah keagamaan maupun masalah kebangsaan, kemasyarakatan dan kebudayaan.

Berdasarkan surat Al-Kafirun ayat 1-6

ۡ‫ ( لَكُم‬٥) ُ‫عبِد ُونَ َما ٓ أ َ ۡعبُد‬


َ َٰ ۡ‫(و ََلٓ أَنتُم‬
َ ٤) ۡ‫عبَدتُّم‬ َ ‫ ( َو ََلٓ أَن َ۠ا‬٣) ُ‫عبِدُو َن َما ٓ أ َ ۡعب ُد‬
َ ‫ َّما‬ٞ‫عابِد‬ ٓ َ ( ١) َ‫قُ ۡل َٰيَٓأَيُّ َها ۡٱل َٰ َكف ُِرون‬
َ َٰ ۡ‫ ( َو ََلٓ أَنتُم‬٢) َ‫َل أ َ ۡعبُد ُ َما ت َعۡ بُدُون‬
( ٦ )‫ِين‬ َ ‫دِينُ ُكمۡ َول‬
ِ ‫ِي د‬

Artinya : “Katakanlah: "Hai orang-orang kafir Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku"
d. At-Tawazun

Berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak berlebihan satu unsur atau kekurangan unsur lain. Kata
Tawazun diambil dari kata Al-Waznu atau Mizan dari surat Al-Hadid ayat 25

ِ‫اس بِ ۡٱلق ِۡسط‬ ۡ َ َ ‫ت َوأَنزَ ۡلنَا َمعَ ُه ُم ۡٱل ِك َٰت‬


َ ُ‫ب َوٱلمِ يزَ انَ ِليَق‬
ُ َّ‫وم ٱلن‬ ِ َ‫سلَنَا بِ ۡٱلبَيِ َٰن‬
ُ ‫س ۡلنَا ُر‬
َ ‫لَقَ ۡد أ َ ۡر‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan.”

e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Artinya selalu memiliki kepekaan untuj mendorong perbuatan baik dan bermanfaat bagi kehidupan
bersama, serta menolak dan mencegah sikap perilaku yang tidak baik yang dapat menjerumuskan dan
merendahkan martabat kehidupan manusia.

Dengan lima ciri aswaja diatas, kehidupan umat Islam (khususnya NU) diharapkan dapat terpelihara
dengan baik dan terjalin secara harmonis, baik dalam kegiatan berorganisasi maupun dalam kehidupan
bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini sesuai dengan firman Allah sal Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 110

َّ ِ‫ع ِن ۡٱل ُمنك َِر َوت ُ ۡؤمِ نُونَ ب‬


ِ‫ٱّلل‬ ُ ‫اس ت َۡأ ُم ُرونَ بِ ۡٱل َم‬
َ ‫عۡروفِ َوت َۡن َه ۡو َن‬ ِ َّ‫ُكنتُمۡ خ َۡي َر أ ُ َّم ٍة أ ُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Anda mungkin juga menyukai