DISTRIBUSI
Part IX
Outline
• Q.S al-Hasyr: 7
• Q.S Al-Mu’minun: 51
• Q.S Al-A’raf: 31-32
• Q.S At-Taubah: 34-35
Ayat Pertama QS. al-Hasyr: 7
ِلو ُس لَّرِل َو ِه َّلِل َف ٰى َر ُق ۡلَّمٓا َأَف ٓاَء ٱُهَّلل َع َلٰى َر ُس وِلِه ۦ ِم ۡن َأۡه ِل ٱ
َو ِل ِذ ي ٱۡل ُق ۡر َب ٰى َو ٱۡل َي َٰت َم ٰى &َو ٱۡل َم َٰس ِك يِن َو &ٱۡب ِن ٱلَّس ِبيِل َك ۡي اَل َي ُك وَن
ُد وَل َۢة َب ۡي َن &ٱَأۡلۡغ ِنَي ٓا&ِء ِم ن&ُك ۚۡم َو َم ٓا َء اَت ٰى ُك ُم ٱلَّر ُس و&ُل َف ُخ ُذ وُه َو َم ا
َق ۡل ُد َش َۖهَّلل َّتُق ْۚا
َن َه ٰى ُك ۡم َع ۡن ُه َف ٱنَت ُهو َو ٱ و ٱ ِإَّن ٱَهَّلل ِد ي ٱ ِع اِب
ْا
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-
Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka
adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya
harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
Makna Kata
َو ٱۡب َت ِغ
ِفيَم ٓا َء اَت ٰى َك ٱُهَّللapa yang diberikan Allah kepadamu, yakni harta
ٱلَّد اَر ٱٓأۡلِخ َر َۖةpahala akhirat
َن ِص يَبَك ِم َن ٱلُّد ۡن َي ۖاBagian kamu di dunia dengan cara kamu mengambil dari
dunia apa yang cukup bagimu atau kamu gunakan untuk
akhirat.
ٱۡل َف َس اَد ِفي ٱَأۡلۡر ِۖضdengan perkara yang menjadi alasan kezaliman, yakni
dengan melakukan maksiat-maksiat.
اَل ُيِحُّب ٱۡل ُم ۡف ِس ِديَنDia akan menghukum mereka
Uraian Ayat
Ini adalah sebuah peringatan kepada orang-orang seperti Qorun.
Qarun adalah contoh orang-orang yang memiliki kekayaan,
kezaliman dan keangkuhan dari Bani Isra'il karena hartanya yang
banyak. Oleh karenanya para penasehatnya memberikan beberapa
nasehat untuk:
1. Menggunakan harta melimpah dan nikmat yang banyak yang
diberikan Allah tersebut untuk menaati Allah dengan berbagai
macam ibadah yang dengannya akan diperoleh pahala di
dunia dan akhirat.
2. Janganlah kamu meninggalkan bagianmu dari kelezatan dunia
yang dibolehkan oleh Allah, seperti makanan, minuman,
pakaian, tempat tinggal dan nikah.
3. Berbuat baiklah kepada makhluk-Nya seabgaimana Tuhan
berbuat baik kepadamu
4. janganlah kamu bermaksud untuk membuat kerusakan di bumi
dengan kezaliman dan berbuat buruk kepada orang lain
Ayat Kedua, QS. Al-Mu’minun: 51
ِّن ۖا َٰص ْا ُل ۡع َٰب َّط ْا ُل ُك
ُّي َه ا ٱلُّر ُس ُل و ِم َن ٱل ِّي ِت َو ٱ َم و ِلًح ِإ ي ِبَم ا َأ َٰٓي
مَٞت ۡع َم ُلوَن َع ِلي
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-
baik, dan kerjakanlah amal yang saleh.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”
Makna Kata
َٰٓي
َأُّيَه ا ٱلُّر ُس ُلIni adalah seruan yang ditujukan kepada seluruh para nabi,
tetapi tidak sekaligus. Sebab mereka diutus pada masa-masa
yang berbeda. Akan tetapi, maksudnya adalah kalimat ini
disampaikan kepada para nabi pada masanya masing-masing.
َو ٱۡع َم ُلوْا َٰص ِلًح ۖا Dan lakukanlah amal-amal saleh berupa amal-amal fardhu dan
sunnah.
ِإِّن ي ِبَم ا َتۡع َم ُل وَنSesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa saja yang kalian
مٞ َع ِليkerjakan. Lalu Aku akan membalas kalian atas amal-amal
yang kalian kerjakan itu.
Uraian Ayat
• Ini adalah perintah dari Allah SWT kepada para hambaNya yang
menjadi rasul untuk memakan dari yang halal dan mengerjakan
amal-amal saleh sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas
nikmat yang telah dikaruniakan. Ini menunjukkan bahwa makanan
yang halal membantu untuk mengerjakan amal saleh. Di antara
contoh makanan yang halal adalah Nabi Isa a.s. makan dari hasil
penenunan ibundanya. Nabi Dawud a.s. makan dari hasil usaha
tangannya sendiri, sebagaimana yang diielaskan dalam sebuah
hadits shahih. Nabi Dawud a.s. bekerja membuat perisai dalam
bentuk baiu besi dengan tangannya sebagai mukjizat untuknya
dan sebagai sebuah hal supernatural. Dalam Shahih Muslim
diriwayatkan:
“Allah SWT tidak mengutus seorang nabi pun melainkan ia pasti pernah
menggembala kambing." Para sahabat bertanya, "Termasuk anda sendiri
wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Ya. Dulu, aku pernah menggembala
kambing milik penduduk Mekah dengan upah beberapa qiiraath”
Ayat Ketiga, QS. Al-A’raf: 31-32
يََٰب ِنٓي َء اَد َم ُخ ُذ وْا ِز يَنَت ُك ۡم ِع ن&&&َد ُك ِّل َم ۡس ِج ٖد َو ُك ُل وْا َو ٱۡش َر ُبوْا َو اَل ُتۡس ِر ُفٓو ْۚا ِإَّن ُهۥ اَل ُيِحُّب
ُق ۡل َم ۡن َح َّر َم ِز يَن َة ٱِهَّلل ٱَّلِتٓي َأۡخ َر َج ِلِع َب اِدِه ۦ َو ٱلَّط ِّي َٰب ِت ِم َن ٱلِّر ۡز ِۚق ُق ۡل ِه َي٣١ ٱۡل ُم ۡس ِر ِفيَن
ِلَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ِفي ٱۡل َح َي ٰو ِة ٱلُّد ۡن َي ا َخ اِلَص ٗة َي ۡو َم ٱۡل ِقَٰي َم ِۗة َك َٰذ ِلَك ُنَف ِّصُل ٱٓأۡلَٰي ِت ِلَق ۡو ٖم َي ۡع َلُموَن
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: "Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-
hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?"
Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”
Makna Kata
ُخ ُذ وْا ِز يَنَت كapa yang menghiasi kalian dan menutup aurat kalian. Yang
dimaksud di sini adalah pakaian yang bagus
ِز يَن َة ٱِهَّللpakaian
ُنَفِّص ُل ٱٓأۡلَٰي ِتKami menjelaskan hal itu seperti perincian itu
Sebab Turunnya
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا ِإَّن َك ِثيٗر ا ِّم َن ٱَأۡلۡح َباِر َو ٱلُّر ۡه َباِن َلَيۡأ ُك ُلوَن َأۡم َٰو َل ٱلَّناِس ِبٱۡل َٰب ِط ِل َو َيُص ُّد وَن
َع ن َس ِبيِل ٱِۗهَّلل َو ٱَّلِذ يَن َيۡك ِنُز وَن ٱلَّذ َهَب َو ٱۡل ِفَّض َة َو اَل ُينِفُقوَنَها ِفي َس ِبيِل ٱِهَّلل َفَبِّشۡر ُهم ِبَع َذ اٍب
َيۡو َم ُيۡح َم ٰى َع َلۡي َها ِفي َناِر َجَهَّنَم َفُتۡك َو ٰى ِبَها ِج َباُهُهۡم َو ُج ُنوُبُهۡم َو ُظُهوُر ُهۖۡم َٰه َذ ا َم ا. َأِليٖم
. َكَنۡز ُتۡم َأِلنُفِس ُك ۡم َفُذ وُقوْا َم ا ُك نُتۡم َتۡك ِنُز وَن
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”
Kandungan Hukum dan Hikmah
A. Pengertian Konsumsi
1. Dalam Bahasa Arab istilah konsumsi disebut “al-
stihlāk” yang memiliki akar kata “halaka”. Kata ini
kemudian mendapat tambahan tiga huruf hamzah, sin,
ta menjadi “istahlaka” yang berarti yang “menjadikan
hancur, binasa, habis, mati atau rusak. Dalam hal ini
makna kata tersebut dapat digunakan untuk makna
membelanjakan atau menafkahkan dan menghabiskan.
2. Ayat-ayat al-Qur‟an yang menggunakan akar kata
istihlak yaitu kata halaka dalam berbagai bentuknya
disebutkan sebanyak 68 kali dalam 63 ayat, Sebagian
besar makna yang dirujuknya adalah binasa atau
hancur, rusak, hilang, binasa dan meninggal dunia.
Kandungan Hukum dan Hikmah
3. Dalam ilmu ekonomi „konsumsi‟ diartikan sebagai kegiatan
membelanjakan dan menghabiskan harta atau penggunaan
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.
4. Dengan demikian, pengertian istilah istihlak atau konsumsi
yang berarti membelanjakan atau menghabiskan benda,
barang atau uang untuk memperoleh manfaat dari benda
tersebut memiliki kedekatan makna dengan makna konsumsi
secara konvensional bahwa konsumsi adalah kegiatan
membelanjakan dan menghabiskan harta.
5. Dari pengertian-pengertian di atas, konsumsi berkaitan erat
dengan tiga aspek penting: a) Pengertian yang berkaitan
dengan aspek aktivitas konsumsi. b) Pengertian yang
berkaitan dengan aspek benda-benda atau barang-
barangbarang yang dikonsumsi atau ruang lingkup konsumsi.
c) Pengertian yang berkaitan erat dengan aspek tujuan konsumsi.
Kandungan Hukum dan Hikmah
B. Tujuan Konsumsi
1. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan konsumsi adalah
untuk “in the satisfaction of wants” atau pemenuhan atau pemuasan
keinginan. Tujuan “pemenuhan keinginan ini” dapat saja didasarkan atas
kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan baik yang bersifat lahir
maupun batin dari seseorang.
2. Makna konsumsi dalam Islam mencakup makna pemanfaatan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, materi dan immaterial,
bahkan pemenuhan kebutuhan emosional dan spiritual demi mencapai
kebutuhan pencapaian keridhaan Allah Swt. hal ini berbeda dengan pengertian
konsumsi dalam ekonomi konvensional yang hanya terfokus pada
penghabisan barang demi memuaskan keinginan, kebutuhan dan kepuasan
semata.
3. Oleh karena itu tujuan konsumsi dalam Islam memiliki peranan
4. penting dalam membina kesejahteraan dan keteraturan yang ada dalam sebuah
sistem kemasyarakatan, baik secara pribadi maupun sosial untuk mencapai
kesejahteraan di dunia dan di akhirat, sebagaimana disebutkan dalam QS. AL-
Qashahs: 77 di atas.
Kandungan Hukum dan Hikmah
C. Prinsip dan Etika Konsumsi
1. Konsumsi dalam Islam semata-mata tidak menekankan
pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang bersifat
material saja tetapi juga penekanan terhadap pemenuhan
konsumsi yang bersifat spiritual.
2. Melalui garis larangan dan pembolehan konsumsi dalam
ayat al-Qur‟an dan hadis, Islam tidak hanya
mengisyaratkan persoalan apa yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi. Lebih jauh al-Qur‟an dan hadis mengisyaratkan
kepada manusia tentang pilihan-pilihan konsumsinya, cara
dan pola mengkonsumsinya: a) Prinsip prioritas; b)
Prinsip ketaatan kepada Allah; c) Prinsip Etika
(kesederhanaan, keseimbangan, kebersihan,
kemurahhatian dan Etika Kesopanan).