ِإَّن ِفي َخ ْلِق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف الَّلْيِل َو الَّنَهاِر َو اْلُفْلِك اَّلِتي َتْج ِر ي ِفي اْلَبْح ِر ِبَم ا َيْنَفُع الَّناَس َو َم ا َأْنَز َل ُهَّللا ِم َن
الَّس َم اِء ِم ْن َم اٍء َفَأْح َيا ِبِه اَأْلْر َض َبْعَد َم ْو ِتَها َو َبَّث ِفيَها ِم ْن ُك ِّل َداَّبٍة َو َتْص ِر يِف الِّر َياِح َو الَّسَح اِب اْلُم َس َّخ ِر َبْيَن الَّس َم اِء
َو اَأْلْر ِض آَل َياٍت ِلَقْو ٍم َيْعِقُلوَن
Terjemah:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Penjelasan ayat:
Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi untuk keperluan manusia, maka
seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah Yang Maha Suci itu
karena dengan memperhatikan isi semuanya akan bertambah yakinlah dia pada ke-Esa-an dan
kekuasaan-Nya, akan bertambah luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam ciptaan-
Nya dan dapat pula dimanfaatkan ilmu pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh
Allah Yang Maha Mengetahui.
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu.
Bumi yang didiami manusia ini dan apa yang tersimpan di dalamnya berupa perbendaharaan
dan kekayaan yang tidak akan habis-habisnya baik di darat maupun di laut. Langit dengan
planet dan bintang-bintangnya yang semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan
aturan Ilahi.
Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu, karena apabila terjadi penyimpangan
akan terjadilah tabrakan antara yang satu dengan yang lain dan akan binasalah alam ini
seluruhnya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali bila penciptanya sendiri yaitu Allah Yang Maha
Kuasa telah menghendaki yang demikian itu.
Nabi bersabda:
َم ا الَّس َم اَء َأَتى الُّنُج ْو ُم َذ َهَبِت َفِأَذ ا ِللَّس َم اِء َأَم َنٌة الُّنُج ْو ُم ُتْو َعُد ْو َن
َم ا َأْص َح اِبى َأَتى َذ َهْبُت َفِأَذ ا َأْص َح اِبى َأَم َنٌة َأَناَو َأَتى َأْص َح اِبى َذ َهَب َفِأَذ ا ُأِلَّم ِتىَأَم َنٌةَو َأْص َح اِبى ُيْو َعُد ْو َن
َم ا ُأَّم ِتى ُيْو َعُد ْو َن
Terjemah: “Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka
datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi
sahabatku, jika aku mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam
mereka. Sahabatku adalah pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada
umatku sesuatu yang mengancam mereka.” (HR. Imam Muslim).
Penjelasan: Dalam hadits ini hanya mambahas satu larik saja, yaitu sabda Nabi: “bintang-
bintang adalah pengaman langit. Jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang
mengancamnya.” Maksud dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar
bintang. Sedang maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah,
terbuka, dan perubahan langit menjadi sesuatu yang tidak terurus, ditelantarkan, dan dipenuhi
asap dan kabut.
E. Membangun Budaya Kritis Melalui Dakwah
Surat An-Nahl: 125
اْدُع ِإَلىَس ِبيِلَر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِةَو اْلَم ْو ِع َظِةاْلَح َس َنِةَو َج اِد ْلُهْمِباَّلِتيِه َيَأْح َس ُنِإَّنَرَّبَك ُهَو َأْع َلُمِبَم ْنَض َّلَعْنَس ِبيِلِهَو ُهَو َأْع َلُمِباْلُم ْه َتِد يَن
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Penjelasan:
Kata ( )اْلِح ْك َم ِةhikmah antara lain berarti yang paling utama dari segala sesuatu[5], baik
pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah pengetahuan atau tindakan yang bebas dari
kesalahan atau kekeliruan. Hikmah juga diartikan sebagai sesuatau yang bila digunakan
/diperhatikan akan mendatangkan kemashalatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar,
serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar.
Makna ini ditarik dari kata Hakamah, yang berarti kendali karena kendali menghalangi
hewan/kendaraan mengarah ke arah yang tidak diinginkan, atau menjadi liar. Memilih
perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih perbuatan yang
terbaik dan sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah, dan pelakunya dinamai
hakim (bijaksana).
Kata (َ )اْلَم ْو ِع َظِةal-mau’izhah terambil dari kata wa’azha yang berarti nasehat. Mau’izhah
adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar pada kebaikan. Demikian dikemukakan
oleh banyak ulama. Sedang kata (َ )َج اِد ْلُهْمjadilhum terambil dari kata jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalil mitra diskusi dan menjadikannya
tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara.
َفِإْنَلْم َيْس َتِطْع َفِبَقْلِبِهَو َذ اِلَكَاْض َعُفْاِإل ْيَم اِن،َفِإْنَلْم َيْس َتِطْع َفِبِلَس اِنِه،َم ْنَر َأىِم ْنُك ْمُم ْنَك ًر اَفْلُيَغِّّيْر ُهِبَيِدِه
“Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka cegahlah dengan tangannya
(kekuasaan), apabila tidak mampu maka dengan lidahnya, apabila tidak mampu maka
dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.”
Berdasarkan Hadis tersebut dapat dipahami bahwa metode dakwah yang disebutkan di
dalam Alquran mempunyai integritas dengan metode dakwah yang tertera di dalam Hadis,
maksudnya adalah bahwa pelaksanaan metode dakwah yang ada di dalam Alquran dengan
menggunakan metode dari Hadis seperti yang disebutkan di atas.
Sehingga dapat dipahami bahwa Hadis merupakan salah satu landasan metode dalam
melaksanakan dakwah, selain didasarkan kepada metode dakwah yang dilaksanakan
Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam. Konsep seperti ini merupakan modal utama
bagi para da’i (pelaksana dakwah), sehingga pemahaman terhadap metode dakwah yang
terdapat di dalam Hadis sangat diperlukan untuk pencapaian hasil yang lebih optimal dengan
persentase keberhasilan dakwah mencapai taraf yang signifikan.
Kesimpulan
Dalam kegiatan mata pembelajaran al-Qur’an Hadits, guru serta siswa mempunyai kajian
mempelajari hidup sederhana serta menyantuni kaum dhuafa. Selain itu juga memiliki kajian
antara lain, menghadapi cobaan dangan senyuman, menjaga kelestarian alam, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, musyawarah, serta tentang
kehidupan yang jujur dan adil.