NIM : 2111130048
JAWABAN
1.Pada ayat pertama Nabi Muhammad SAW diperintahkan membaca namun beliau tidak dapat
membaca (ummi),dalam konteks “bacalah” disini merujuk pada zikir serta “membaca” tanda
tanda kebesaran tuhan yang ada dimuka bumi ini,yang berarti setiap sesuatu yang ada baik
nampak ataupun ghaib secara ilmu ialah tanda tanda kebesaran Allah SWT Sang maha pencipta
Pada ayat kelima Kembali menekankan bahwasanya setiap pengalaman dan pelajaran yang kita
peroleh baik secara mandiri ataupun melalui perantara guru tidak lain adalah berkat dari Allah
SWT yang diberikannya kepada kita baik secara implisit ataupun eksplisit
2. a. Diri Sendiri
Menjadi seorang pendidik yang baik harus memulai kebaikan dari dalam diri
sendiri, karena salah satu kunci kesuksesan dalam mendidik adalah faktor keteladanan,
dan itu harus dimulai dari diri sendiri. Rasulullah Saw tidak pernah menyuruh orang lain
berbuat baik, sebelum terlebih dahulu melaksanakan kebaikan itu sendiri. Maka pantaslah
al-Qur’an menyebut Nabi Saw sebagai uswatun hasanah. Sebelum nabi menyebarkan
Islam Allah SWT terlebih dahulu menyiapkan kepribadian Muhammad Saw, sehingga ia
memiliki kepribadian /akhlak yang sangat agung, Allah menerangkan hal ini pada QS. al-
Qalam/68:4ٍ
َو ِاَّن كَ َلَع ٰل ى ُخ ُلقٍ َع ِظ ۡي م
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. al-
Qalam/68:4)
Dalam sebuah syarah hadits, diterangkan bahwa jika seseorang memiliki harta
maka ia harus berinfak terlebih dahulu atas Namanya, kemudian orang yang dalam
tanggung jawabnya, hadits tersebut berbunyi, sebagaimana berikut ini:
عندى دينارفقال:بصدقة فقال رجٌل-صلى هلال عليه وآله وسلم-أمر النبى:عن أبى هريرة قال:
« «أنفقه على:عندى آخر قال: «أنفقه على زوجتك» قال:قال. عندى آخر:أنفقه على نفسك» قال
»خادمك ثم أنت أبصر.
“Dari Abu Hurairah berkata: Nabi Saw menyuruh bersedekah, maka seorang laki-laki
berkata, saya memiliki dinar, Rasulullah Saw berkata berinfaklah atas dirimu sendiri”
Di beberapa ayat al-Qur’an Allah Swt menerangkan bahwa Allah sangat menegur
keras orang-orang yang menyuruh orang lain melakukan kebaikan, sedangkan dia tidak
mengerjakannya.َ
َََل َت عْ ِقلُ ون أَ فۚ َ َ اْلكِ تَ اب ْت لُ ونَ ْ تْ وَ أَ نْ تُ مَ أَ نْ ُفسَ كُ مِ وَ تَ ْن سَ وْ نَ بِ الْ بِ رَ النَّ اس أَ تَ ْأمُ رُ ون
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan
diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah
kamu berpikir?” (QS.al-Baqarah/2:44)
Di dalam Islam, seseorang dianjurkan agar lebih menyibukkan diri untuk
bermuhasabah atau berinstropeksi dibanding menghitung kekeliruan atau kesalahan orang
lain.
Anjuran untuk memulai dari diri sendiri juga dicontohkan oleh para nabi dan
Rasul Allah. Nabi Ibrahim as ketika beliau hendak berdo’a maka beliau mendahulukan
diri sendiri al-Qur’an menerangkan dalam QS. Ibrahim/14:41
رَ بَّ نَ ا اغْ فِ رْ لِ ي وَ لِ َو الِ دَ يَّ َو ِلْلمُ ْؤ مِ نِ ينَ يَ وْ مَ يَ قُ ومُ الْ ِحسَ اب
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".QS. Ibrahim/14:41
b.Ahli/ Kelurga
Urutan kedua dalam Pendidikan adalah keluarga, keluarga adalah unit terkecil
masyarakat yang harus mendapat perhatian setelah diri sendiri. keluarga terdiri dari
keluarga inti yakni ibu, ayah, kakak dan adik.
َ يَ ا أَ ُّيهَ ا الَّ ِذينَ آمَ نُ وا قُ وا أَ نْ ُفسَ كُ مْ َو أَ هْ لِ يكُ مْ نَ اًر ا َو قُ ودُ هَ ا النَّ اسُ َو الْ حِ جَ ارَ ةُ عَ لَ ْيهَ اَََّّ لال
ٌ ََل يَ عْ صُ ونَِ َلظٌ شِ َد ادََ َلِئكَ ةٌ غ مَ مَ ا َأمَ رَ هُ مْ وَ يَ ْف َع لُ ونَ مَ ا يُ ْؤ مَ رُ ون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah SWt. terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(at-Tahrim/66:6)
d. Kerabat Dekat
Setelah diri sendiri dan keluarga maka orang-orang yang mendapat hak untuk
diberi peringatan adalah kerabat dekat.َ
َو َأنِذرْ َع ِش يَر َت كَ ٱْ َْل ْق َر ِبين
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat"(QS. asy-
Syu’ara:214)
Kata qarābah berasal dari bahasa Arab1 1 قرابةasal kata1 يقرب- قربyang berarti قربا
(kurban, persembahan), dan berarti قرابةsanak keluarga, family, karib-kerabat), berarti
juga قربيsanak-keluarga, kerabat, serta 1َ دنيmendekati. Kata قرابةsendiri berarti : رابط
قرابةyang berarti ikatan nasab: (pertalian keluarga), dan juga berarti :yang berarti
hubungan yang selaras, harmonis dan saling menyerupai, kerabat dalam berpikir.
Dalil:
اْدُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِةۖ َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتي ِهَي َأْح َس ُن ۚ ِإَّن َر َّبَك ُهَو َأْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبيِلِهۖ َو ُهَو َأْعَلُم
ِباْلُم ْهَتِد يَن
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجو َهَّللا َو اْلَيْو َم اآْل ِخَر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.”
3. Metode Ceramah
َنْح ُن َنُقُّص َع َلْيَك َاْح َس َن اْلَقَص ِص ِبَم ٓا َاْو َح ْيَنٓا ِاَلْيَك ٰه َذ ا اْلُقْر ٰاَۖن َو ِاْن ُكْنَت ِم ْن َقْبِلٖه َلِم َن٢ – ِاَّنٓا َاْنَز ْلٰن ُه ُقْر ٰا ًنا َع َر ِبًّيا َّلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن
٣ – اْلٰغ ِفِلْيَن
ُقْل ِس يُرو۟ا ِفى ٱَأْلْر ِض َفٱنُظُرو۟ا َكْيَف َبَد َأ ٱْلَخ ْلَقۚ ُثَّم ٱُهَّلل ُينِش ُئ ٱلَّنْش َأَة ٱْل َء اِخَر َةۚ ِإَّن ٱَهَّلل َع َلٰى ُك ِّل َش ْى ٍء َقِد يٌر
4. pada ayat dijelaskan penolakan terhadap thalut yang menjadi raja sedangkan ia tidak memiliki
harta dan juga bukan keturunan raja,namun disini diberitahukan bahwa kualifikasi thalut dipilih
menjadi raja adalah karena ia adalah sosok yang cerdas serta kuat sehingga dengan kualitasnya
itu thalut dipilih dan dipercaya Allah SWT agar dapat memimpin kaumnya.Ayat ini
menyinggung bahwa kualitas pemimpin sebenarnya bukan dilihat dari harta dan keturunannya
saja namun juga kebijaksanaan serta kekuatannya.
5.a Kemampuan Komunikasi
Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk mengetahui
(keyconcept) yag berhubungan dengan hal itu. Al-Syaukani, misalnya mengartikan kata kunci
al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi. Selain itu, kata kunci yang dipergunakan Al-
Qur’an untuk komunikasi ialah al-qaul. Dari al-qaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan
prinsip, qaulan sadidan yakni kemampuan berkata benar atau berkomunikasi dengan baik.1
sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Para pakar komunikasi sepakat dengan para
psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal baik secara individual maupun sosial.
dan penyakit-penyakit jiwa lainnya. Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling
norma-norma sosial Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.
benar (qaulan sadidan), harus dilacak kata kunci (key-concept) yang dipergunakan Al-Qur’an
untuk komunikasi. Selain al-bayan, kata kunci untuk komunikasi yang banyak disebut dalam
Al-Qur’an adalah “al-qaul” dalam konteks perintah (amr), dapat disimpulkan bahwa ada enam
prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an yakni qaulan sadidan (QS. 4: 9: 33: 70), qaulan
balighan (QS. 4:63), qaulan mansyuran (QS. 17:28), qaulan layyinan (QS. 20:44), qaulan
b. Berpikir Kritis
Surat Ali Imran Ayat 190-191 tentang Berpikir Kritis atas Ciptaan Allah
ِاَّن ِفْي َخ ْلِق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف اَّلْي ِل َو الَّن َه اِر ٰاَل ٰي ٍت ُاِّلوِلى اَاْلْلَب اِۙب اَّلِذْي َن َي ْذ ُك ُرْو َن َهّٰللا ِقَي اًما َّو ُقُعْو ًد ا َّو َع ٰل ى ُج ُنْو ِبِه ْم َو َي َتَفَّك ُرْو َن ِفْي
ۚاًل
َخ ْلِق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۚض َر َّب َن ا َم ا َخ َلْق َت ٰه َذ ا َباِط ُسْب ٰح َن َك َفِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر
Dia mengarahkan agar hamba-Nya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara
siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Orang yang mampu
memahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam merupakan tanda-
tanda kekuasaan Allah Swt, mereka itulah ulul albab.
c. Kepemimpinan
Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya
dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin
bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah
berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” Menurut
Muhammad Abduh dalam Tafsir Kemenag RI, makna posisi imam atau pemimpin adalah nabi dan rasul.
Posisi ini adalah semata-mata pangkat yang dianugerahkan oleh Allah dan hanya Dia sendiri yang
menetapkan kepada siapa pangkat itu akan diberikan-Nya. Tidak semua manusia dapat mencapainya
sekalipun dia telah melaksanakan segala perintah dan menghentikan segala larangan Allah. Dengan
perkataan lain, pangkat imam yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Ibrahim itu ditetapkan atas
kehendak-Nya, bukan ditetapkan karena Nabi Ibrahim telah menyelesaikan dan menyempurnakan tugas
yang diberikan kepadanya, agar dia menyadari bahwa pangkat yang diberikan Allah itu sesuai baginya,
dan agar dia merasa dirinya mampu melaksanakan tugas dan memikul beban yang telah diberikan.
D.percaya diri
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-
orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
Ayat ini menganjurkan untuk memiliki sikap percaya diri dan tidak merasa lemah atau sedih, karena
derajat orang-orang yang beriman sangat tinggi.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu"."
Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang yang istiqomah dan meneguhkan pendirian mereka pada
keimanan akan diliputi rasa aman, tidak takut dan tidak bersedih, yang merupakan bagian dari sikap
percaya diri.
3. Kisah Nabi Yakub dalam QS. Yusuf ayat 87 yang menganjurkan untuk tidak berputus asa dalam
mencari rahmat Allah, yang mengandung unsur percaya diri dan optimisme.
e. Manajemen waktu
Dalam teks tersebut, terdapat beberapa dalil Al-Quran yang disertakan beserta penjelasannya terkait
manajemen waktu dalam Islam, yaitu:
"Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman, beramal saleh, saling berwasiat dengan kebenaran, dan saling berwasiat dengan kesabaran."
Penjelasan:
Allah bersumpah dengan waktu/masa, menunjukkan waktu itu sangat berharga. Manusia akan rugi jika
tidak menggunakan waktunya dengan baik untuk beriman, beramal saleh, saling mengingatkan
kebenaran dan kesabaran.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)."
Penjelasan:
Ayat ini mengandung dua hal sekaligus yaitu perencanaan (merenungi apa yang telah dilakukan untuk
hari esok) dan evaluasi atas apa yang telah dilakukan.
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
Penjelasan:
Pelaksanaan ibadah seperti shalat harus sesuai dengan standar waktu yang ditentukan. Ini mengajarkan
untuk disiplin dalam memanfaatkan waktu.
"Dan carilah (kebahagiaan) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia..."
Penjelasan:
Ayat ini menunjukkan bahwa waktu untuk kegiatan akhirat (ibadah) harus lebih banyak dibandingkan
untuk kegiatan duniawi.
f. Kerja Sama
Rasulullah saw bersabda, “Tolonglah saudaramu yang menzhalimi dan yang terzhalimi”.Maka
para sahabat bertanya, “Menolong yang terzhalimi memang kami lakukan, tapibagaimana
menolong orang yang berbuat zhalim?”. Rasulullah menjawab,“Mencegahnya dari terus menerus
melakukan kezhaliman itu berarti engkau telahmenolongnya”. (Bukhari dan Ahmad). Dalam
Islam, kerjasama diperintahkan dan dianjurkan. Terdapat dalil yang menyebutkan pentingnya
kerjasama dalam Islam, seperti hadits yang menyatakan, "Tolonglah saudaramu yang
menzhalimi dan yang terzhalimi." Rasulullah juga menjelaskan bahwa mencegah seseorang dari
terus melakukan kezhaliman juga dianggap sebagai bentuk tolong-menolong. Kerjasama dalam
hal kebajikan, termasuk dalam meningkatkan kualitas diri, hidup, dan pendidikan, sangat
ditekankan dalam ajaran Islam .
g.Beretika
etika dalam Islam beserta dalil Al-Qur’an dan Hadis yang mendasarinya.
Taqwa adalah kesadaran dan kepatuhan kepada Allah dalam segala aspek kehidupan. Dalil Al-
Qur’an yang mendukung etika taqwa adalah:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu,
dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahmi. Sungguh, Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S. An-Nisa: 1)
Ihsan mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama tanpa mengharapkan imbalan. Dalil Al-
Qur’an yang mencerminkan etika ihsan adalah:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu, supaya kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. An-Nahl: 90)
Akhlak Mulia
Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan akhlak yang mulia. Dalil Hadis yang
menekankan pentingnya akhlak yang baik adalah:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam hidup adalah nilai penting dalam Islam. Dalil Al-Qur’an yang mendukung
etika kesederhanaan adalah:
“Dan janganlah kamu menjadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu
mengulurkannya sepanjang tarikan tali ke belakangmu, kerana kamu akan duduk tertanam
(dengan melarat) disebabkan menahan diri dan mengikuti hawa nafsumu.” (Q.S. Al-Isra: 29)
Kejujuran
Kejujuran dianggap sebagai pangkal segala kebajikan dalam Islam. Dalil Hadis yang
menegaskan pentingnya kejujuran adalah:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Berpegang teguhlah pada kejujuran, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan
dan kebaikan itu membawa kepada surga. Seseorang akan tetap jujur dan berusaha keras untuk
tetap jujur sampai di catat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hati seseorang terus
menerus mendorongnya untuk tetap jujur dan menghindar dari kebohongan, sehingga akhirnya
Allah mencatatnya sebagai orang yang jujur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER SMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2023/2024
TADRIS FISIKA IAIN PALANGKA RAYA
SOAL
1. Jelaskan makna Surat Al-‘Alaq ayat 1 dan 5 dalam konteks kewajiban menuntut ilmu!
5. Jelaskan pentingnya Pendidikan Soft Skills menurut persepektif Al-Qur’an dan hadis.