Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN RINGKAS

DZIKIR PETANG SESUAI


AL-QUR’AN & HADITS

Kepada Penulis:
”Jazaakumullahu Khayran wa
Baarakallahu Fiykum Jami’an, semoga
Allah menganugrahkan pahala jariyah
terbaik dari kaum muslimin yang telah
membaca & mangamalkan setiap huruf
dari bacaan ini, aamiin.”
Anjuran dan Keutamaan Berdzikir
Di antara bekal penting bagi seorang muslim dan muslimah dalam mengarungi samudra
kehidupan adalah dzikir kepada Allah. Bukanlah hal samar akan keagungan dan
kemuliaan kedudukan dzikir dalam tuntunan Al-Qur`an dan Sunnah, yang keduanya telah
menjelaskan tentang keutamaan, tata cara, dan bentuk-bentuknya dengan uraian yang
sangat meluas dan mengesankan.

Adapun anjuran dan keutamaan dzikir dan berdzikir, itu merupakan suatu hal yang sangat
menerangi jiwa seorang hamba tatkala dicermati dan direnungi olehnya. Dalam Al-Qur`an
Al-Karim, terdapat beberapa sisi penjelasan tentang keutamaan dzikir dan berdzikir, di
antaranya:

Pertama: Allah memerintahkan untuk berdzikir. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


.‫َواْذُﻛِﺮ اْﺳَﻢ َرﱢﺑَﻚ َوَﺗَﺒﱠﺘْﻞ إَِﻟْﻴِﻪ َﺗْﺒﺘِﻴًﻼ‬
“Berdzikirlah (dengan menyebut) nama Rabb-mu dan beribadahlah kepada-Nya dengan
penuh ketekunan.” [Al-Muzzammil: 8]
‫ ُﻫَﻮ اﱠﻟِﺬي ُﻳَﺼﱢﲇ َﻋَﻠْﻴُﻜْﻢ‬.‫ َوَﺳﱢﺒُﺤﻮُه ُﺑْﻜَﺮًة َوَأِﺻﻴًﻼ‬.‫ﷲ ِذْﻛًﺮا َﻛﺜًِﲑا‬
‫َﻳﺎ َأ ﱡ َﳞﺎ اﱠﻟِﺬﻳَﻦ آَﻣﻨُﻮا اْذُﻛُﺮوا ا َﱠ‬
.‫ﲔ َرِﺣﻴًﲈ‬َ ِ‫ت إَِﱃ اﻟﻨﱡﻮِر َوَﻛﺎَن ﺑِﺎُْﳌْﺆِﻣﻨ‬
ِ ‫وﻣَﻼِﺋَﻜُﺘﻪ ﻟِﻴْﺨِﺮﺟُﻜﻢ ِﻣﻦ اﻟﱡﻈُﻠﲈ‬
َ َ ْ َ ُ ُ َ َ
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-
banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang. Dialah yang memberi
rahmat kepada kalian, sedang malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian), supaya
Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha
Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [Al-Ahzâb: 41-43]
.‫ﻜﺎِر‬ ِ ْ ‫ﴚ َوا‬ ِ ِ
َ ‫ﻹْﺑ‬ ‫َواْذُﻛْﺮ َرﱠﺑَﻚ َﻛﺜًﲑا َوَﺳﱢﺒْﺢ ﺑِﺎْﻟَﻌ ﱢ‬
“Dan berdzikirlah kepada Rabb-mu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah pada petang
dan pagi hari.” [Ali Imrân: 41]
.‫َواْذُﻛِﺮ اْﺳَﻢ َرﱢﺑَﻚ ُﺑْﻜَﺮًة َوَأِﺻﻴًﻼ‬
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) nama Rabb-mu pada pagi dan petang.” [Al-Insân: 25]
.‫ﷲ َﻛﺜًِﲑا َﻟَﻌﱠﻠُﻜْﻢ ُﺗْﻔِﻠُﺤﻮَن‬
‫َﻳﺎ َأ ﱡ َﳞﺎ اﱠﻟِﺬﻳَﻦ آَﻣﻨُﻮا إَِذا َﻟِﻘﻴُﺘْﻢ ﻓَِﺌًﺔ َﻓﺎْﺛُﺒُﺘﻮا َواْذُﻛُﺮوا ا َﱠ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh),
berteguhhatilah kalian dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kalian
beruntung.” [Al-Anfâl: 45]

Kedua: Allah Subhânahu wa Ta’âlâ melarang untuk melalaikan atau melupakan dzikir,
َ ‫ﳉْﻬِﺮ ِﻣَﻦ اْﻟَﻘْﻮِل ﺑِﺎْﻟُﻐُﺪﱢو َواْﻵَﺻﺎِل َوَﻻ َﺗُﻜْﻦ ِﻣَﻦ اْﻟَﻐﺎﻓِِﻠ‬
.‫ﲔ‬ ِ
َ ْ ‫ﴬًﻋﺎ َوﺧﻴَﻔًﺔ َوُدوَن ا‬
ِ ِ
‫َواْذُﻛْﺮ َرﱠﺑَﻚ ﰲ َﻧْﻔﺴَﻚ َﺗ َ ﱡ‬
“Dan berdzikirlah kepada Rabb-mu pada dirimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dengan tidak mengeraskan suara, pada pagi dan petang, serta janganlah engkau termasuk
sebagai orang-orang yang lalai.” [Al-A’râf: 205]
Ibnul Qayyim rahimahullâh menyebutkan dua penafsiran frasa “pada dirimu”:
1. Bermakna dalam hatimu.
2. Bermakna dengan lisanmu sebatas memperdengarkan diri sendiri.
Allah Subhânahu berfirman pula,
ِ ِ
َ ‫ﷲ َﻓَﺄْﻧَﺴﺎُﻫْﻢ َأْﻧُﻔَﺴُﻬْﻢ ُأوَﻟﺌَﻚ ُﻫُﻢ اْﻟَﻔﺎﺳُﻘﻮ‬
.‫ن‬
ِ
‫َوَﻻ َﺗُﻜﻮُﻧﻮا َﻛﺎﱠﻟﺬﻳَﻦ َﻧُﺴﻮا ا َﱠ‬
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa terhadap Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.” [Al-Hasyr: 19]
Sifat orang-orang yang beriman adalah tidak terlalaikan dari dzikirnya oleh suatu
apapun. Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan,
‫ ِرَﺟﺎٌل َﻻ ُﺗْﻠِﻬﻴِﻬْﻢ‬.‫ﷲ َأْن ُﺗْﺮَﻓَﻊ َوُﻳْﺬَﻛَﺮ ﻓِﻴَﻬﺎ اْﺳُﻤُﻪ ُﻳَﺴﱢﺒُﺢ َﻟُﻪ ﻓِﻴَﻬﺎ ﺑِﺎْﻟُﻐُﺪﱢو َواْﻵَﺻﺎِل‬‫ت َأِذَن ا ُﱠ‬ٍ ‫ِﰲ ﺑﻴﻮ‬
ُُ
.‫ﺐ ﻓِﻴِﻪ اْﻟُﻘُﻠﻮُب َواْﻷَْﺑَﺼﺎُر‬ َ َ ‫ﷲ َوإَِﻗﺎِم اﻟﱠﺼَﻼِة َوإِﻳَﺘﺎِء اﻟﱠﺰَﻛﺎِة‬
ُ ‫ﳜﺎُﻓﻮَن َﻳْﻮًﻣﺎ َﺗَﺘَﻘﱠﻠ‬ ‫ﲡﺎَرٌة َوَﻻ َﺑْﻴٌﻊ َﻋْﻦ ِذْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
َِ
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid, yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, (dari) mendirikan shalat, dan
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut terhadap suatu hari yang (pada hari itu) hati dan
penglihatan menjadi guncang.” [An-Nûr: 36-37]

Ketiga: Allah Ta’âlâ mengabarkan bahaya terhadap orang-orang yang berpaling dari
dzikir,
َ ْ ‫َوَﻣْﻦ َﻳْﻌُﺶ َﻋْﻦ ِذْﻛِﺮ اﻟﱠﺮ‬
.‫ﲪِﻦ ُﻧَﻘﱢﻴْﺾ َﻟُﻪ َﺷْﻴَﻄﺎًﻧﺎ َﻓُﻬَﻮ َﻟُﻪ َﻗِﺮﻳٌﻦ‬
“Barangsiapa yang berpaling dari dzikir kepada (Allah) Yang Maha Pemurah (Al-Qur`an),
Kami mengadakan syaithan (yang menyesatkan) baginya maka syaithan itulah yang
menjadi teman yang selalu menyertainya.” [Az-Zukhruf: 36]
.‫ﻟِﻨَْﻔﺘِﻨَُﻬْﻢ ﻓِﻴِﻪ َوَﻣْﻦ ُﻳْﻌِﺮْض َﻋْﻦ ِذْﻛِﺮ َرﱢﺑِﻪ َﻳْﺴُﻠْﻜُﻪ َﻋَﺬاًﺑﺎ َﺻَﻌًﺪا‬
“Agar Kami memberi cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling
dari dzikir kepada Rabb-nya, niscaya dia akan dimasukkan oleh-Nya ke dalam azab yang
amat berat.” [Al-Jin: 17]
.‫ﴩُه َﻳْﻮَم اْﻟِﻘَﻴﺎَﻣِﺔ َأْﻋَﻤﻰ‬ ِ ِ ِ
ُ ُ ‫ض َﻋْﻦ ذْﻛِﺮي َﻓﺈﱠن َﻟُﻪ َﻣﻌﻴَﺸًﺔ َﺿﻨًْﻜﺎ َوَﻧْﺤ‬
َ ‫َوَﻣْﻦ أ َْﻋَﺮ‬
“Dan barangsiapa yang berpaling dari dzikir kepada-Ku, sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta.” [Thâhâ: 124]

Keempat: perintah Allah untuk menghindari orang-orang yang lalai terhadap dzikir.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
ِ
َ ْ ‫َﻓَﺄْﻋِﺮْض َﻋْﻦ َﻣْﻦ َﺗَﻮﱠﱃ َﻋْﻦ ذْﻛِﺮَﻧﺎ َوَﱂ ْ ُﻳِﺮْد إِﱠﻻ ا‬
.‫ﳊَﻴﺎَة اﻟﱡﺪْﻧَﻴﺎ‬

“Maka berpalinglah engkau dari orang yang berpaling dari dzikir kepada Kami dan tidak
menginginkan (apa-apa), kecuali kehidupan duniawi.” [An-Najm: 29]
.‫ﻄْﻊ َﻣْﻦ َأْﻏَﻔْﻠﻨَﺎ َﻗْﻠَﺒُﻪ َﻋْﻦ ِذْﻛِﺮَﻧﺎ َواﱠﺗَﺒَﻊ َﻫَﻮاُه َوَﻛﺎَن َأْﻣُﺮُه ُﻓُﺮًﻃﺎ‬
ِ ‫وَﻻ ُﺗ‬
َ
“Dan janganlah engkau mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari dzikir
kepada Kami serta yang menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati
batas.” [Al-Kahf: 28]

Kelima: Allah Jalla Jalâluhu mengadakan keberuntungan bagi siapa saja yang
memperbanyak atau terus menerus berdzikir kepada-Nya,
‫َﻳﺎ َأ ﱡ َﳞﺎ اﱠﻟِﺬﻳَﻦ آَﻣﻨُﻮا إَِذا َﻟِﻘﻴُﺘْﻢ ﻓَِﺌًﺔ َﻓﺎْﺛُﺒُﺘﻮا َواْذُﻛُﺮوا ا َﱠ‬
.‫ﷲ َﻛﺜًِﲑا َﻟَﻌﱠﻠُﻜْﻢ ُﺗْﻔِﻠُﺤﻮَن‬
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh),
berteguhhatilah kalian dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kalian
beruntung.” [Al-Anfâl: 45]
.‫ﺐ َأْﻧَﺖ َوَأُﺧﻮَك ﺑِﺂَﻳﺎِﰐ َوَﻻ َﺗﻨَِﻴﺎ ِﰲ ِذْﻛِﺮي‬
ْ ‫اْذَﻫ‬
“Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, serta janganlah
kalian berdua lalai dalam berdzikir kepada-Ku.” [Thâhâ: 42]

Keenam: pujian Allah Subhânahu wa Ta’âlâ kepada orang-orang yang berdzikir dan
penyebutan pahala untuk mereka,
ِ ‫ﷲ َﳍﻢ ﻣْﻐِﻔﺮًة وَأﺟﺮا َﻋ‬ ِ ِ ِ ‫ت … واﻟﱠﺬاِﻛِﺮﻳﻦ ا َﱠ‬
ِ ‫ﲔ واُْﳌﺴِﻠﲈ‬ ِِ
.‫ﻈﻴًﲈ‬ ً ْ َ َ َ ْ ُ ‫ﷲ َﻛﺜًﲑا َواﻟﱠﺬاﻛَﺮات َأَﻋﱠﺪ ا ُﱠ‬ َ َ َ ْ َ َ ‫إِﱠن اُْﳌْﺴﻠﻤ‬
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,… laki-laki dan perempuan yang
banyak berdzikir kepada Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar
untuk mereka.” [Al-Ahzâb: 35]

Ketujuh: Allah ‘Azza wa Jalla mengabarkan kerugian orang yang lalai terhadap dzikir,
‫ﷲ َوَﻣْﻦ َﻳْﻔَﻌْﻞ َذﻟَِﻚ َﻓُﺄوَﻟِﺌَﻚ ُﻫُﻢ‬
‫َﻳﺎ َأ ﱡ َﳞﺎ اﱠﻟِﺬﻳَﻦ آَﻣﻨُﻮا َﻻ ُﺗْﻠِﻬُﻜْﻢ َأْﻣَﻮاُﻟُﻜْﻢ َوَﻻ َأْوَﻻُدُﻛْﻢ َﻋْﻦ ِذْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
ِ
.‫ﴎوَن‬ ُ ‫اْﳋَﺎ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta dan anak-anak kalian melalaikan
kalian dari berdzikir kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-
orang yang rugi.” [Al-Munâfiqîn: 9]

Kedelapan: Allah akan senantiasa mengingat dan menyebut orang-orang yang berdzikir
sebagai balasan untuk amalan mereka. Allah Jallat ‘Azhamatuhu berfirman,
.‫َﻓﺎْذُﻛُﺮوِﲏ َأْذُﻛْﺮُﻛْﻢ َواْﺷُﻜُﺮوا ِﱄ َوَﻻ َﺗْﻜُﻔُﺮوِن‬
“Oleh karena itu, berdzikirlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku mengingat kalian (pula),
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al-Baqarah: 152]

Kesembilan: Allah Subhânahu wa Ta’âlâ mengabarkan bahwa dzikir lebih besar daripada
segala sesuatu,
‫ب َوَأِﻗِﻢ اﻟﱠﺼَﻼَة إِﱠن اﻟﱠﺼَﻼَة َﺗﻨَْﻬﻰ َﻋِﻦ اْﻟَﻔْﺤَﺸﺎِء َواُْﳌﻨَْﻜِﺮ َوَﻟِﺬْﻛُﺮ ا ِﱠ‬
‫ﷲ‬ ِ ‫اْﺗُﻞ ﻣﺎ ُأوِﺣﻲ إَِﻟﻴَﻚ ِﻣﻦ اْﻟ‬
ِ ‫ﻜَﺘﺎ‬ َ ْ َ َ
َ ‫ﷲ َﻳْﻌَﻠُﻢ َﻣﺎ َﺗْﺼﻨَُﻌﻮ‬
.‫ن‬ ُ َ ‫َأْﻛ‬
‫ﱪ َوا ُﱠ‬
“Bacalah apa-apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur`an), dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya dzikir kepada Allah adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui
segala sesuatu yang kalian kerjakan.” [Al-‘Ankabût: 45]
Tentang makna “Dan sesungguhnya dzikir kepada Allah adalah lebih besar”, ada beberapa
penafsiran di kalangan ulama[1]:
1. Bahwa dzikir kepada Allah lebih besar daripada segala sesuatu karena
maksud segala ketaatan yang dilakukan untuk Allah adalah guna
menegakkan dzikir kepada-Nya. Oleh karena itu, dzikir adalah sebaik-baik,
inti, dan ruh ketaatan.
2. Bahwa penyebutan kalian dengan dzikir kepada Allah akan menyebabkan
Allah menyebut dan mengingat kalian, sedang penyebutan Allah kepada
kalian adalah lebih besar daripada dzikir kalian kepada-Nya.
3. Bermakna bahwa dzikir kepada Allah itu sangatlah besar dan agung
sehingga tidaklah pantas ada kekejian dan kemungkaran yang melekat
bersamanya. Bahkan, bila dzikir telah ditegakkan, sirnalah segala dosa dan
maksiat.
4. Bahwa kandungan ayat menjelaskan bahwa shalat mempunyai dua faedah:
(1) shalat itu mencegah dari kekejian dan kemungkaran, serta (2) shalat
menghimpun dan mencakup dzikir kepada Allah. Sementara itu, dzikir yang
terkandung dalam shalat lebih agung dan lebih besar daripada pencegahan
shalat terhadap perbuatan keji dan mungkar.

Kesepuluh: Allah menjadikan dzikir sebagai penutup amalan-amalan shalih, seperti


perintah Allah Ta’âlâ untuk menutup shalat dengan dzikir dalam firman-Nya,
‫ﻓَِﺈْن ِﺧْﻔُﺘْﻢ َﻓِﺮَﺟﺎًﻻ َأْو ُرْﻛَﺒﺎًﻧﺎ َﻓﺈَِذا َأِﻣﻨُْﺘْﻢ َﻓﺎْذُﻛُﺮوا ا َﱠ‬
.‫ﷲ َﻛَﲈ َﻋﱠﻠَﻤُﻜْﻢ َﻣﺎ َﱂ ْ َﺗُﻜﻮُﻧﻮا َﺗْﻌَﻠُﻤﻮَن‬
“Jika kalian berada dalam keadaan takut (bahaya), kerjakanlah shalat sambil berjalan atau
berkendaraan. Kemudian, apabila kalian telah aman, berdzikirlah kepada Allah
sebagaimana Allah telah mengajarkan apa-apa yang belum kalian ketahui kepada
kalian.” [Al-Baqarah: 239]

sebagai penutup haji dalam firman-Nya,

.‫ﷲ َﻛِﺬْﻛِﺮُﻛْﻢ آَﺑﺎَءُﻛْﻢ َأْو َأَﺷﱠﺪ ِذْﻛًﺮا‬


‫َﻓﺈَِذا َﻗَﻀْﻴُﺘْﻢ َﻣﻨَﺎِﺳَﻜُﻜْﻢ َﻓﺎْذُﻛُﺮوا ا َﱠ‬
“Apabila kalian telah menyelesaikan ibadah haji, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah sebagaimana kalian menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyang
kalian, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak daripada itu.” [Al-Baqarah: 200]
dan setelah shalat Jum’at,

‫ﷲ َﻛﺜًِﲑا َﻟَﻌﱠﻠُﻜْﻢ‬ ‫ض َواْﺑَﺘُﻐﻮا ِﻣْﻦ َﻓْﻀِﻞ ا ِﱠ‬


‫ﷲ َواْذُﻛُﺮوا ا َﱠ‬ ِ ‫ﴩوا ِﰲ اْﻷَْر‬ِ ِ ِ ِ
ُ ‫َﻓﺈَذا ُﻗﻀَﻴﺖ اﻟﱠﺼَﻼُة َﻓﺎْﻧَﺘ‬
.‫ُﺗْﻔِﻠُﺤﻮَن‬
“Apabila shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di muka bumi; serta carilah karunia
Allah dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung.” [Al-
Jumu’ah: 10]

Kesebelas: yang bisa memahami dan mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah hanyalah
orang-orang yang berdzikir,
‫ اﱠﻟِﺬﻳَﻦ َﻳْﺬُﻛُﺮوَن‬.‫ب‬
ِ ‫ت ِﻷُوِﱄ اْﻷَْﻟَﺒﺎ‬
ٍ ‫ف اﻟﱠﻠﻴِﻞ واﻟﻨﱠﻬﺎِر َﻵﻳﺎ‬
َ َ َ ْ
ِ ‫ض واْﺧﺘَِﻼ‬ ِ
َ ِ ‫إِﱠن ِﰲ َﺧْﻠِﻖ اﻟﱠﺴَﲈَوات َواْﻷَْر‬
ِ ‫ض رﺑﻨَﺎ ﻣﺎ َﺧَﻠْﻘَﺖ ﻫَﺬا ﺑﺎ‬ ِ ِ ِ ‫ﷲ ِﻗَﻴﺎًﻣﺎ َوُﻗُﻌﻮًدا َوَﻋَﲆ ُﺟﻨُﻮ‬
‫ﻃًﻼ‬ َ َ َ ‫ﲠْﻢ َوَﻳَﺘَﻔﱠﻜُﺮوَن ِﰲ َﺧْﻠِﻖ اﻟﱠﺴَﲈَوات َواْﻷَْر ِ َ ﱠ‬ ‫ا َﱠ‬
.‫ُﺳْﺒَﺤﺎَﻧَﻚ َﻓِﻘﻨَﺎ َﻋَﺬاَب اﻟﻨﱠﺎِر‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang,
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang senantiasa
berdzikir kepada Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Wahai Rabb kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini secara sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami terhadap
siksa neraka.” [Ali ‘Imrân: 190-191]

Kedua belas: dzikir adalah penyejuk hati dan penenang jiwa bagi orang-orang yang
beriman sebagaimana dalam firman-Nya,
.‫ﷲ َﺗْﻄَﻤِﺌﱡﻦ اْﻟُﻘُﻠﻮُب‬
‫ﷲ َأَﻻ ﺑِِﺬْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
‫اﱠﻟِﺬﻳَﻦ آَﻣﻨُﻮا َوَﺗْﻄَﻤِﺌﱡﻦ ُﻗُﻠﻮ ُ ُﲠْﻢ ﺑِِﺬْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikir kepada Allah.
Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Allah-lah, hati menjadi tenteram.” [Al-Ra’d: 28]
‫ﲔ‬ُ ‫ﳜَﺸْﻮَن َر ﱠ ُﲠْﻢ ُﺛﱠﻢ َﺗِﻠ‬ ْ َ ‫ﺚ ِﻛَﺘﺎًﺑﺎ ُﻣَﺘَﺸﺎ ِ ًﲠﺎ َﻣَﺜﺎ ِ َﲏ َﺗْﻘَﺸِﻌﱡﺮ ِﻣﻨُْﻪ ُﺟُﻠﻮُد اﱠﻟِﺬﻳَﻦ‬ِ ‫ﷲ َﻧﱠﺰَل َأﺣﺴﻦ اْﳊِﺪﻳ‬
َ َ َ ْ ‫ا ُﱠ‬
.‫ﷲ َﻓَﲈ َﻟُﻪ ِﻣْﻦ َﻫﺎٍد‬ ‫ﷲ َ ْﳞِﺪي ﺑِِﻪ َﻣْﻦ َﻳَﺸﺎُء َوَﻣْﻦ ُﻳْﻀِﻠِﻞ ا ُﱠ‬ ‫ﷲ َذﻟَِﻚ ُﻫَﺪى ا ِﱠ‬ ‫ُﺟُﻠﻮُدُﻫْﻢ َوُﻗُﻠﻮ ُ ُﲠْﻢ إَِﱃ ِذْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (yaitu) Al-Qur`an yang (ayat-ayatnya)
serupa lagi berulang-ulang. Gemetar karenanya, kulit orang-orang yang takut
terhadap Rabb-nya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka menuju dzikir kepada
Allah. Itulah hidayah Allah yang, dengan (kitab) itu, Dia memberi hidayah kepada siapa saja
yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, tiada seorang pun
pemberi petunjuk baginya.” [Az-Zumar: 23]

Ketiga belas: Allah membedakan antara orang-orang beriman dan Ahlul Kitab dalam hal
berdzikir kepada Allah. Allah Jalla Sya`nuhu berfirman,
‫ﳊﱢﻖ َوَﻻ َﻳُﻜﻮُﻧﻮا َﻛﺎﱠﻟِﺬﻳَﻦ ُأوُﺗﻮا‬ ِ ‫ﲣَﺸَﻊ ُﻗُﻠﻮ ُ ُﲠْﻢ ﻟِِﺬْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
َ ْ ‫ﷲ َوَﻣﺎ َﻧَﺰَل ﻣَﻦ ا‬ ْ َ ‫َأَﱂ ْ َﻳْﺄِن ﻟِﱠﻠِﺬﻳَﻦ آَﻣﻨُﻮا َأْن‬
.‫ﻜَﺘﺎَب ِﻣْﻦ َﻗْﺒُﻞ َﻓَﻄﺎَل َﻋَﻠْﻴِﻬُﻢ اْﻷََﻣُﺪ َﻓَﻘَﺴْﺖ ُﻗُﻠﻮ ُ ُﲠْﻢ َوَﻛﺜٌِﲑ ِﻣﻨُْﻬْﻢ َﻓﺎِﺳُﻘﻮَن‬ ِ ‫اْﻟ‬
“Belumkah datang waktu bagi orang-orang yang beriman untuk hati mereka tunduk dalam
berdzikir kepada Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)? Janganlah
mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, tetapi hati mereka menjadi keras.
Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik.” [Al-Hadîd: 16]

Keempat belas: sedikit atau melupakan berdzikir adalah salah satu sifat orang-orang
munafik sebagaimana yang diterangkan dalam firman-Nya,
‫ﷲ َوُﻫَﻮ َﺧﺎِدُﻋُﻬْﻢ َوإَِذا َﻗﺎُﻣﻮا إَِﱃ اﻟﱠﺼَﻼِة َﻗﺎُﻣﻮا ُﻛَﺴﺎَﱃ ُﻳَﺮاُءوَن اﻟﻨﱠﺎَس َوَﻻ‬
‫ﳜﺎِدُﻋﻮَن ا َﱠ‬ َ ‫إِﱠن اُْﳌﻨَﺎﻓِِﻘ‬
َُ ‫ﲔ‬
.‫ﷲ إِﱠﻻ َﻗِﻠﻴًﻼ‬
‫َﻳْﺬُﻛُﺮوَن ا َﱠ‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, tetapi (Allah) akan membalas tipuan
mereka. Apabila berdiri untuk mengerjakan shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan mengerjakan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka
berdzikir kepada Allah, kecuali sedikit sekali.” [An-Nisâ`: 142]
‫اْﺳَﺘْﺤَﻮَذ َﻋَﻠْﻴِﻬُﻢ اﻟﱠﺸْﻴَﻄﺎُن َﻓَﺄْﻧَﺴﺎُﻫْﻢ ِذْﻛَﺮ ا ِﱠ‬
‫ﷲ ُأوَﻟِﺌَﻚ ِﺣْﺰُب اﻟﱠﺸْﻴَﻄﺎِن َأَﻻ إِﱠن ِﺣْﺰَب اﻟﱠﺸْﻴَﻄﺎِن ُﻫُﻢ‬
ِ
ُ ‫اْﳋَﺎ‬
.‫ﴎوَن‬
“Syaithan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka melupakan dzikir kepada Allah;
mereka itulah golongan syaithan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syaithan
itulah golongan yang merugi.” [Al-Mujâdilah: 19]

Kelima belas: Allah menjelaskan tentang upaya syaithan dalam hal memalingkan
manusia dari dzikir. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
‫ﴪ َوَﻳُﺼﱠﺪُﻛْﻢ َﻋْﻦ ِذْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
‫ﷲ َوَﻋِﻦ‬ ِ ِ ‫إِﱠﻧَﲈ ُﻳِﺮﻳُﺪ اﻟﱠﺸْﻴَﻄﺎُن َأْن ُﻳﻮِﻗَﻊ َﺑْﻴﻨَُﻜُﻢ اْﻟَﻌَﺪاَوَة َواْﻟَﺒْﻐَﻀﺎَء ِﰲ اْﳋَْﻤِﺮ َواَْﳌْﻴ‬

.‫اﻟﱠﺼَﻼِة َﻓَﻬْﻞ َأْﻧُﺘْﻢ ُﻣﻨَْﺘُﻬﻮَن‬


“Sesungguhnya syaithan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kalian lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, serta menghalangi kalian dari dzikir
kepada Allah dan dari shalat; tidakkah kalian berhenti (dari mengerjakan perbuatan
itu)?” [Al-Mâ`idah: 91]

Keenam belas: banyak berdzikir adalah salah satu karakter orang yang mengambil suri
teladan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam firman-Nya,
ِ ِ ِ ‫َﻟَﻘْﺪ َﻛﺎَن َﻟُﻜْﻢ ِﰲ َرُﺳﻮِل ا ِﱠ‬
‫ﷲ ُأْﺳَﻮٌة َﺣَﺴﻨٌَﺔ َﳌْﻦ َﻛﺎَن َﻳْﺮُﺟﻮ ا َﱠ‬
‫ﷲ َواْﻟَﻴْﻮَم اْﻵﺧَﺮ َوَذَﻛَﺮ ا َﱠ‬
ً ‫ﷲ َﻛﺜ‬
.‫ﲑا‬
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada (diri) Rasulullah itu, (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak
berdzikir kepada Allah.” [Al-Ahzâb: 21]

Ketujuh belas: celaan terhadap orang yang hatinya membatu terhadap dzikir kepada Allah
sebagaimana dalam firman-Nya,
‫ﷲ ُأوَﻟِﺌَﻚ ِﰲ‬
‫ﻺْﺳَﻼِم َﻓُﻬَﻮ َﻋَﲆ ُﻧﻮٍر ِﻣْﻦ َرﱢﺑِﻪ َﻓَﻮْﻳٌﻞ ﻟِْﻠَﻘﺎِﺳَﻴِﺔ ُﻗُﻠﻮ ُ ُﲠْﻢ ِﻣْﻦ ِذْﻛِﺮ ا ِﱠ‬
ِ ْ ِ‫ﷲ َﺻْﺪَرُه ﻟ‬ َ َ ‫َأَﻓَﻤْﻦ‬
‫ﴍَح ا ُﱠ‬
ٍ ِ‫َﺿَﻼٍل ُﻣﺒ‬
.‫ﲔ‬
“Maka apakah orang-orang, yang hatinya dibukakan oleh Allah untuk (menerima) agama
Islam lalu mendapat cahaya (hidayah) dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya
membatu)? Maka kecelakaan besarlah bagi mereka yang hatinya telah membatu terhadap
dzikir kepada Allah. Mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata.” [Az-Zumar: 22]

Demikian beberapa sisi keutamaan berdzikir kepada Allah dalam uraian Al-Qur`an.
Tentunya masih banyak keterangan yang luput dijelaskan di sini. Sunnah Nabi shallallâhu
‘alaihi wa sallam juga mengandung sejumlah keutamaan lain. Semoga Allah menjadikan
kita semua sebagai orang yang senantiasa mengingat Allah, memuji, dan mengagungkan-
Nya. Kita memohon pula kepada-Nya agar dijauhkan dari golongan orang-orang yang lalai
terhadap dzikir dan mengingat Allah. Innahu Jawwâdun Karîm.

[1] Sebagaimana keterangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullâh dalam kitabnya, Madârij As-
Sâlikîn, sedang pendapat keempat, beliau nukil dari guru beliau, Ibnu Taimiyah rahimahullâh.

Sumber: dzulqarnain.net
MASJID JANNATUL FIRDAUS
Jl. Batua Raya XII A, Kel.Batua, Kec.Manggala, Kota Makassar

Anda mungkin juga menyukai