Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Jum’at : Kembali Kepada Allah

(Malik Saifurrizqi)

‫ و ِم ْن‬،‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا‬


ِ ‫ ونعو ُذ باهللِ ِم ْن ُشر‬،‫ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوبُ ِإلَ ْي ِه‬،ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬،ُ‫ي لَه‬َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫َسيَِّئا‬
َّ ِ‫ اَل نَب‬،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬،ُ‫ك لَه‬
ُ‫ي بَ ْع َده‬ َ ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬

َ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

َّ َ‫ق ِم ْنهَا َز ْو َجهَا َوب‬


‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬ ِ ‫س َو‬ ٍ ‫يَاَأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف‬
َ ‫ون بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َك‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ُ‫َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءل‬

‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمن ي ُِط ِع‬ َ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذ‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،‫هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬

Sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah ‫ﷻ‬.

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa
bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena hanya orang bertakwa saja yang akan sukses di dunia
dan akhirat.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Sesungguhnya kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana


firman-Nya,

‫ون‬ َ ‫ت ْال ِجنَّ َواِإل‬


ِ ‫نس ِإالَّ لِ َيعْ ُب ُد‬ ُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” [Quran Adz-Dzariyat: 56]

Seorang yang beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya harus menempuh dan
menggabungkan dua hal:

1
Pertama: Rasa takut kepada Allah.

Kedua: Berharap ampunan dan pahala dari-Nya.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala menceritakan tentang para nabi,

‫ِين‬ ِ ‫ُون فِي ْال َخي َْرا‬


َ ‫ت َو َي ْدعُو َن َنا َر َغبا ً َو َر َهبا ً َو َكا ُنوا َل َنا َخاشِ ع‬ ِ ‫ِإ َّن ُه ْم َكا ُنوا ي َُس‬
َ ‫ارع‬
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” [Quran Al-Anbiya: 90]

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Ketika rasa takut itu menipis di hati kita, banyaknya maksiat yang kita lakukan dan perintah
yang kita selisihi, ini akan menyebabkan datangnya musibah dunia dan musibah akhirat.

Akan menjadi sebab lamanya pertolongan datang baik terhadap diri, masyarakat, dan
bangsa. Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ت َأ ْيدِي ال َّن‬
‫اس‬ ْ ‫َظ َه َر ْال َف َسا ُد فِي ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر ِب َما َك َس َب‬
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia.” [Quran Ar-Rum: 41]

Demikian juga dengan firman-Nya,

‫ض َما َك َسبُوا‬ َ ‫ان ِإ َّن َما اسْ َت َزلَّ ُه ْم ال َّشي‬


ِ ْ‫ْطانُ ِب َبع‬ َ ‫ِين َت َولَّ ْوا ِم ْن ُك ْم َي ْو َم ْال َت َقى ْال َج‬
ِ ‫مْع‬ َ ‫ِإنَّ الَّذ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan
itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang
telah mereka perbuat…” [Quran Ali Imran: 155]

Dan firman-Nya,

ِ ْ‫َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفاعْ َل ْم َأ َّن َما ي ُِري ُد هَّللا ُ َأنْ ُيصِ ي َب ُه ْم ِب َبع‬
ِ ‫ض ُذ ُن‬
‫وب ِه ْم‬
“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan
sebahagian dosa-dosa mereka.” [Quran Al-Maidah: 49].

2
Allah Ta’ala berfirman,

ً‫ِممَّا َخطِ يَئ ات ِِه ْم ُأ ْغ ِرقُوا َفُأ ْد ِخلُوا َنارا‬


“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke
neraka…” [Quran Nuh: 25]

Mereka tenggelam di dunia dan dimasukkan ke dalam neraka di akhirat kelak.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Sesungguhnya kebaikan bangsa dan masyarakat itu bermula dari kebaikan individu. Apabila
individu-individu masyarakat baik, baik pula masyarakat dan negara. Oleh karena itu,
hendaknya kita mengoreksi dan memperbaiki diri kita masing-masing. Kita memperbaiki
takwa kita kepada Allah. Dan kita mewaspadai bisikan diri yang senantiasa mengajak pada
keburukan.

Ada banyak jalan yang membantu kita untuk berjalan di atas kebenaran dan meninggalkan
sebab-sebab kemurkaan Allah.

Pertama: Mengingat Kematian.

Kematian adalah akhir dari perjalanan duina bagi setiap orang. Kematian adalah pemutus
kelezatan. Membuat seseorang berpisah dari keluarga dan kerabatnya. Sebagaimana
kematian telah menjemput Sebagian dari kita, pasti dia juga akan mendatangi kita. Kita
tidak tahu kapan pemutus kelezatan itu datang. Allah Azza wa Jallah berfirman,

‫ار َوُأ ْد ِخ َل‬ َ ‫ت َوِإ َّن َما ُت َو َّف ْو َن ُأج‬


ِ ‫ُور ُك ْم َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َف َمنْ ُزحْ ِز َح َعنْ ال َّن‬ ِ ‫س َذاِئ َق ُة ْال َم ْو‬ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬
ِ ‫از َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا ِإالَّ َم َتا ُع ْال ُغر‬
‫ُور‬ َ ‫ْال َج َّن َة َف َق ْد َف‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.” [Quran Ali Imran: 185]

Renungkan juga firman Allah Ta’ala berikut ini:

‫َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا ِإالَّ َم َتا ُع ْال ُغرُور‬
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [Quran Al-Hadid:
20]

3
Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan, “Seorang yang mukmin dan kafir semua meyakini
pastinya kematian. Namun orang kafir terpedaya dengan panjang angan-angan.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

َ ‫يه ْم َو َما َي ِع ُد ُه ْم ال َّشي‬


ً‫ْطانُ ِإالَّ ُغرُورا‬ ِ ‫َي ِع ُد ُه ْم َو ُي َم ِّن‬
“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka.” [Quran An-Nisa: 120]

Dan betapa banyak kaum muslimin terpedaya juga dengan panjang angan-angan,
menunda-nunda, seolah kematian itu ada waktu tentunya. Padahal betapa sering kita
melihat si pemutus kelezatan ini menyambar orang selain kita tanpa ada waktu penentu.
Bahkan tanpa pengantar sakit. Tanpa sebab. Tanpa bisa ditebak kapan. Bisa jadi di malam
hari, siang, atau pagi. Bisa jadi di kendaraan atau di tempat tidur. Bisa tatkala bersama
keluarga atau dalam keadaan sepi. Bisa dalam keadaan sedang takut kepada Allah. Bisa
juga dalam kondisi lalai.

Oleh karena itu, wajib bagi kita bertakwa kepada Allah. Dan mengambil pelajaran dari yang
menimpa orang selain kita. Allah Ta’ala berfirman,

ُ ‫َوَأ ْن ِفقُوا ِمنْ َما َر َز ْق َنا ُك ْم ِمنْ َقب ِْل َأنْ َيْأت َِي َأ َحدَ ُك ْم ْال َم ْو‬
‫ت َف َيقُو َل َربِّ َل ْوال َأ َّخرْ َتنِي ِإ َلى‬
َ ‫ص َّد َق َوَأ ُكنْ ِمنْ الصَّالِح‬
‫ِين‬ َّ ‫ب َفَأ‬
ٍ ‫َأ َج ٍل َق ِري‬
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan
aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” [Quran Al-Munafikun:
10]

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah.

Yang Kedua: Mengingat Akhirat

Demi Allah, sebagaimana kita sekarang sedang mengalami kehidupan dunia, esok hari juga
kita akan mengalami kehidupan akhirat. Kita akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam
keadaan tanpa alas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Demi Allah, itu benar-benar akan
terjadi. Allah Ta’ala berfirman,

4
‫َّاع ِة َشيْ ٌء َعظِ ي ٌم * َي ْو َم َت َر ْو َن َها َت ْذ َه ُل ُك ُّل‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ْم ِإنَّ َز ْل َز َل َة الس‬
‫ارى َو َما ُه ْم‬ َ ‫اس ُس َك‬ َ ‫مْل َحمْ َل َها َو َت َرى ال َّن‬
ٍ ‫ت َح‬ِ ‫ض ُع ُك ُّل َذا‬ َ ‫ت َو َت‬ ْ ‫ض َع‬َ ْ‫مُرْ ضِ َع ٍة َعمَّا َأر‬
‫اب هَّللا ِ َشدِي ٌد‬ َ ‫ارى َو َلكِنَّ َع َذ‬ َ ‫ِب ُس َك‬
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu
melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia
dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya.” [Quran Al-Hajj: 1-2]

Iya, kita akan dibangkitkan pada hari kiamat. Dan kita akan mengingat semua dosa dan
kesalahan yang telah kita lakukan. mengingat semua ucapan haram, pandangan haram,
perbuatan haram, memakan yang haram, dll dari hal-hal yang diharamkan. Di hari itu, kita
akan benar-benar tahu tentang kondisi senyatanya. Apakah kita termasuk orang lalai dan
menunda, hingga kita berjumpa dengan hari tersebut.

Yang Ketiga: Meninggal sebab yang bisa mengantarkan pada maksiat.

Sesungguhnya kemaksiatan itu memiliki sebab. Dan setan akan membuat cara agar kita
dekat dengan kemaksiatan. Dia menghiasinya dan menampakkannya indah. Dan jiwa yang
menyeru kepada keburukan pun mendorongnya untuk melakukan dosa itu. Allah Ta’ala
berfirman,

‫ان‬ َ ‫ت ال َّشي‬
ِ ‫ْط‬ ِ ‫ط َوا‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫ِين آ َم ُنوا ال َت َّت ِبعُوا ُخ‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.”


[Quran An-Nur: 21]

Renungkanlah sesungguhnya setan adalah musuh kita yang nyata.

Di antara Langkah-langkah setan adalah chanel televisi, majalah, atau jaringan internet. Ini
semua bisa menjadi jalan-jalan setan untuk menjatuhkan manusia dalam kubangan dosa.
Ia bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Terkadang internet dengan
sosial medianya tidak terasa membuat orang berjalan begitu jauh. Tiba-tiba ia kaget sudah
melangkah demikian jauh dan masuk begitu dalam.

Demi Allah, kita harus berhati-hati dan bijak dalam menggunakan internet. Karena
mewaspadai dan melakukan pencegahan, itu lebih mudah daripada melakukan pengobatan.

5
Kemudian yang Keempat: mengingat bahwasanya kita diawasi Allah dan mengingat
nikmat-nikmat Allah.

Di antara bentuknya, kita mengingat bahwa mata ini Allah lah yang membuatnya mampu
melihat. Dan ini adalah nikmat dari Allah. Tangan ini yang kita gerakkan. Kita gunakan
untuk mengambil dan memberi, ini adalah nikmat dari Allah. Demikian juga dengan kaki
yang kita gunakan untuk berjalan, ini juga pemberian Allah. Dengan demikian,
sepantasnyalah kita bertakwa kepada Allah yang Maha Melihat kita, mengawasi kita, lalu
kita bermaksiat dengan nikmatnya itu?

Demi Allah, seandainya Allah mau, Dia mampu menghilangkannya dari kita. sehingga kita
tidak mampu menggunakan fungsi dari indera dan organ tersebut. Kita juga ingat anggota
badan kita yang lain juga merupakan nikmat Allah. hendaknya kita menggunakannya dalam
rangka menaati Allah dan menjauhi hal-hal yang Allah larang. Dan salah satu bentuk makar
kepada Allah adalah melanjutkan bermaksiat kepada Allah, lalu berharap kebaikan di
akhirat. Ibnu Abi Hatim menukil ucapan salah seorang salaf, yakni Ismail bin Rafi’
rahimahullah:

‫من األمن من مكر هللا إقامة العبد على معصية هللا وهو يرجو مغفرة هللا‬
“Termasuk bentuk aman dari makar allah adalah seseorang terus bermaksiat kepadanya
sambil terus berharap ampunannya.”

Kemudian Yang Kelima: Bersungguh-sungguh dalam ketaatan.

Ketaatan akan mengundang ketaatan lainnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

َ ‫َفَأمَّا َمنْ َأعْ َطى َوا َّت َقى * َو‬


‫ص َّد َق ِب ْالحُسْ َنى * َف َس ُن َي ِّس ُرهُ ل ِْليُسْ َرى‬
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan
adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah.” [Quran Al-Lail: 5-7].

Allah Ta’ala juga berfirman,

َ ‫َوالَّذ‬
‫ِين اهْ َتدَ ْوا َزادَ ُه ْم ُه ًدى َوآ َتا ُه ْم َت ْقوا ُه ْم‬
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka
dan memberikan balasan ketakwaannya.” [Quran Muhammad: 17]

Ketaatan akan mengundang ketaatan lainnya. Kebaikan akan menyeru kebaikan lainnya.
Demikian juga sebaliknya, dosa akan mengundang dosa lainnya. Sebagaimana firman Allah
Ta’ala,

6
َ ‫َف َلمَّا َزا ُغوا َأ َز‬
‫اغ هَّللا ُ قُلُو َب ُه ْم‬
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.” [Quran
ash-Shaf: 5]

Demikian juga dengan firman-Nya,

َ ‫َوَأمَّا َمنْ َب ِخ َل َواسْ َت ْغ َنى * َو َك َّذ‬


‫ب ِب ْالحُسْ َنى * َف َس ُن َي ِّس ُرهُ ل ِْلعُسْ َرى‬
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala
terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” [Quran Al-Lail:
8-10]

Cara Selanjutnya , yang Keenam: Berteman dengan orang-orang shaleh.

Berteman dengan orang-orang shaleh akan membantu kita dalam mengingat Allah dan
menaati-Nya. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

َ ‫ُون َر َّب ُه ْم ِب ْال َغدَ ا ِة َو ْال َعشِ يِّ ي ُِري ُد‬


‫ون َوجْ َه ُه‬ َ ‫َواصْ ِبرْ َن ْف َس َك َم َع الَّذ‬
َ ‫ِين َي ْدع‬
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” [Quran Al-Kahfi: 28]

Dan juga firman-Nya,

ِ ‫َو َت َع َاو ُنوا َع َلى ْال ِبرِّ َوال َّت ْق َوى َوال َت َع َاو ُنوا َع َلى اِإل ْث ِم َو ْالع ُْد َو‬
‫ان‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” [Quran Al-Maidah: 2]

Dalam pertemanan dengan orang-orang shaleh terdapat kebaikan yang besar. Karena itu,
kita berupaya semaksimal usaha kita untuk senantiasa berteman dengan orang-orang
shaleh. Orang-orang shaleh itu berada dalam kebahagiaan. Karena menaati Allah itu akan
memunculkan rasa bahagia. Dan kita berharap energi kebahagiaan inipun akan merambat
kepada kita.

. َ ‫الس ِم ْي ُع‬
‫العلِ ْي ُم‬ َ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِي َه َذا َواسْ َت ْغ ِف ُر‬
ِ ‫هللا لِي َو َل ُك ْم َول َِس‬
َ ‫اِئر المُسْ لِ ِمي َْن ِإ َّن ُه ه َُو‬

7
Khutbah Kedua:

‫ أما بعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬


Ketujuh: Taubat kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫َو ُتوبُوا ِإ َلى هَّللا ِ َجمِيعا ً َأ ُّي َها ْالمُْؤ ِم ُن‬


َ ‫ون َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح‬
‫ُون‬
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.” [Quran An-Nur: 31]

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫إن هللا يفرح بعبده إذا تاب‬


“Sesungguhnya Allah bergembira dengan seorang hamba apabila ia bertaubat.” [HR.
Muslim].

Mari kita taubati semua dosa dan kesalahan kita. Dan jangan sampai kita berputus asa dari
rahmat Allah gara-gara kita merasa dosa kita begitu besar. Dan tidak mungkin mendapatkan
ampunan. Allah sangat menyayangi hamba-hamba-Nya.

Bersungguh-sungguhlah untuk bertaubat kepada Allah. sekarang juga. Jangan tunda!


Karena menunda membuat kita akan jatuh dan kembali melakukan perbuatan dosa lagi.

‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‬


َ ‫لى ال َّن ِبىْ َيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا‬
َ ‫ُصلُّ ْو َن َع‬
َ ‫هللا َو َمالَِئ َك َت ُه ي‬
َ َّ‫اِن‬

ِ ‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى‬


،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫صلَّي‬
َ ‫آل م َُح َّم ٍد َك َما‬ِ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫ار ْك‬
‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى‬ ِ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى‬
َ ‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب‬ ِ ‫ َو َب‬.‫ِإ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ ِإ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬
ِ

‫ت ِإ َّن َك‬ َ ‫ت اَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأل‬


ِ ‫مْوا‬ ِ ‫اغ ِفرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َوالمسْ لِ َما‬
ِ ‫ت َوالمْؤ ِم ِني َْن َوالمْؤ ِم َنا‬ ْ ‫الل ُه َّم‬
‫َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدعْ َو ِة‬

8
‫َر َّب َنا اَل ُت ِز ْغ قُلُو َب َنا َبعْ دَ ِإ ْذ َهدَ ْي َت َنا َو َهبْ َل َنا ِمنْ َل ُد ْن َك َرحْ َم ًة ِإ َّن َك َأ ْن َ‬
‫ت ْال َوهَّابُ‬

‫اللَّ ُه َّم ِإ َّنا َنسْ َألُ َك الهُدَ ى َوال ُّت َقى َو َ‬


‫الع َف َ‬
‫اف َوال ِغ َنى‬

‫ِك َوَأ ْغ ِن َنا ِب َفضْ ل َِك َعمَّنْ سِ َو َ‬


‫اك‬ ‫اللَّ ُه َّم ْ‬
‫اك ِف َنا ِب َحالَل َِك َعنْ َح َرام َ‬

‫ُأل‬
‫ُور ُكلِّ َها َوَأ ِجرْ َنا ِمنْ خ ِْز ِ‬
‫ى ال ُّد ْن َيا َو َع َذا ِ‬
‫ب اآلخ َِر ِة‬ ‫َأ‬
‫اللَّ ُه َّم حْ سِ نْ َعا ِق َب َت َنا فِى ا م ِ‬

‫صاَل ُح ْاِإلسْ اَل ِم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬


‫صاَل ُح ُه ْم َو َ‬‫اَللَّ ُه َّم َأصْ لِحْ وُ اَل َة ُأم ُْو ِر َنا‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َو ِّف ْق ُه ْم لِ َما ِف ْي ِه َ‬
‫اَللَّ ُه َّم َأ ْبع ِْد َع ْن ُه ْم ِب َطا َن َة الس ُّْو ِء َو ْال ُم ْفسِ ِدي َْن َو َقرِّ بْ ِإ َلي ِْه ْم َأهْ َل ْال َخي ِْر َوال َّناصِ ِحي َْن َيا َربَّ‬
‫ْال َعا َل ِمي َْن‬

‫َر َّب َنا َهبْ َل َنا ِمنْ َأ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق َ‬
‫ِين ِإ َمامًا‬

‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‬

‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ال ّديْن‬ ‫صلَّى هللاُ َع َلى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ ِب ِه و َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬

‫َوآ ِخ ُر دَ عْ َوا َنا َأ ِن ْال َحمْ ُد هلل َربِّ ْال َعا َل ِمي َْن‬

‫‪9‬‬

Anda mungkin juga menyukai