Anda di halaman 1dari 7

Renungkanlah kaum muslimin! Untuk apakah Anda diciptakan?

Dan kemanakah akhir perjalanan hidup


Anda? Seorang yang berpikir akan merenungkan apa yang sedang ia hadapi, apa yang akan terjadi
padanya di masa mendatang. Dengan itu ia mempersiapkan apa yang akan terjadi padanya di masa
mendatang.

Dunia ini adalah tempat melintas saja. Sedangkan akhirat adalah tempat yang kekal. Dunia adalah
tempat beramal. Dan akhirat adalah tempat menerima hasil bekerja. Karena itu, pahamilah keadaan
Anda saat ini. Setiap orang merenungkan keadaan dirinya. Apa yang Anda persiapkan untuk berjumpa
dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala:

‫َفَم ْن َك اَن َيْر ُجوا ِلَقاَء َر ِّبِه َفْلَيْع َم ْل َع َم ًال َص اِلحًا َو ال ُيْش ِرْك ِبِع َباَد ِة َر ِّبِه َأَح دًا‬

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” [Quran Al-
Kahfi:110]

Allah menurunkan sebuah surat yang pendek. Setiap Anda menghafalnya sampai anak-anak pun hafal.
Yaitu surat Al-Ashr. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫ (َو اْلَع ْص ِر* ِإَّن اِإل نَساَن َلِفي ُخ ْس ٍر* ِإَّال اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬:‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم‬
)‫َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر‬،

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.” [Quran Al-Ashr: 3]

Imam asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Seandainya manusia merenungkan surat ini, akan
mencukupi mereka.”

Ayat ini hendaknya dijadikan manusia sebagai jalan yang mereka tempuh untuk selamat. Jalan yang
mencukupi. Dalam arti memberikan jalan kemenangan dan jalan menuju kesuksesan. “Demi waktu”,
Allah bersumpah dengan waktu, zaman, siang, dan malam. Karena waktu adalah tempat untuk beramal.
Baik siang maupun malam. Waktu adalah tempat beramal. Mungkin seseorang mengisinya dengan
kebaikan atau kebaikan. Tidak mungkin seseorang tidak melakukan sesuatu dalam waktunya. Pasti ia
mengerjakan sesuatu. Pasti manusia melakukan sesuatu, kebaikan atau keburukan.

Ibadallah,

Perhatikanlah! Di kelompok manakah Anda?

‫ِإَّن اِإل نَساَن َلِفي ُخ ْس‬

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.”

Setiap orang, tanpa terkecuali, penguasa atau rakyat biasa. Kaya ataupun miskin. Laki-laki maupun
perempuan. Dari bangsa Arab atau non Arab. Setiap orang dalam keadaan rugi pada hari kiamat.
Kerugian yang tidak bisa ditolak, kecuali bagi mereka yang disifati dengan empat sifat yang Allah
sebutkan dalam surat al-Ashr ini.

Sifat pertama: Orang-orang yang beriman.

Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan keimanan yang jujur. Keimanan yang tidak
mengandung keraguan. Dan seseorang tidak dikatakan beriman kecuali memiliki ilmu. Karena iman itu
cabang dari ilmu. Yakni ilmu syar’i. Adapun orang-orang yang tidak beriman, mereka tetap dalam
kerugian. Setiap orang kafir dan setiap orang musyrik serta orang-orang yang belum mengerjakan
amalan keshalehan, sungguh mereka tidak keluar dari kungkungan kerugian.

Sifat kedua: Beramal shaleh.

Iman dan amal adalah dua hal yang identik. Tidak cukup seorang dikatakan beriman tanpa adanya bukti
yang terwujud dalam bentuk amal. Karena iman adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati,
dan amalan anggota badan. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Inilah iman.
Adapun orang yang beriman, tapi ia tidak beramal, yang demikian ini tidak bermanfaat keimanannya.
Iman tanpa amal tak berguna. Keimanan harus dibuktikan dengan amalan.

‫ِإَّال اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت‬

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”

Sifat ketiga: saling berwasiat dalam kebenaran.

Tidak cukup seseorang itu hanya menjadi shaleh untuk dirinya sendiri. Keshalehannya harus
membuahkan ishlah (kebaikan) untuk orang lain. Hal ini ditempuh dengan cara berdakwah di jalan Allah.
Mengajak orang kepada kebakan dan mencegah dari kemungkaran sekadar kemampuannya.

Orang-orang yang paling berhak diajak kepada kebaikan dan dicegah dari kemungkaran adalah kerabat.
Lebih khusus lagi kerabat yang ada di dalam rumahnya. Karena seseorang diberikan tanggung jawab
memimpin orang-orang di rumahnya.

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُقوا َأنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َنارًا َو ُقوُدَها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم الِئَك ٌة ِغ الٌظ ِش َداٌد ال َيْع ُصوَن َهَّللا َم ا َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَنَه‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” [Quran At-Tahrim: 6].

Dengan cara apa Anda melindungi diri dan keluarga Anda dari neraka? Tentu dengan ketaatan kepada
Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak ada jalan selamat dari neraka kecuali dengan hal itu.

‫َو ْأُم ْر َأْهَلَك ِبالَّصالِة َو اْص َطِبْر َع َلْيَها‬


“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya.” [Quran Tha-ha: 132].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ُم ُروا َأْو الَد ُك ْم ِبالَّصالِة لَس ْبٍع َو اْض ِرُبوُهْم َع َلْيَها لَع ْش ٍر َو َفِّر ُقوا َبْيَنُهْم ِفي اْلَم َض اِج ِع‬

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat dalam usia tujuh tahun dan pukullah mereka jika
meninggalkan shalat dalam usia sepuluh tahun serta pisahkanlah tempat tidur mereka (antara laki dan
perempuan).”

‫َو َأنِذ ْر َع ِش يَر َتَك اَألْقَر ِبيَن‬

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” [Quran Asy-Sy’ara: 214].

Karena itu, mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu. Dari kalangan lingkar dalam
rumahmu. Istri, anak-anak, dan orang-orang yang ada di dalam rumahmu. Anda memiliki wewenang
untuk mencegah kemungkaran dengan hati, lisan, dan tangan bagi orang-orang yang memaksiati Allah
dan Rasul-Nya. Anda bertanggung jawab tentang hal-hal yang ada di rumah Anda.

Sifat keempat: Saling berwasiat dalam kesabaran.

Mengerjakan amal shaleh dan ketaatan adalah sesuatu yang berat. Butuh terhadap kesabaran. Jika
seseorang tidak bersabar, maka ia akan berhenti mengerjakan ketaatan. Ia akan merasa malas dan
sungkan. Padahal tidak boleh malas dalam permasalahan agama.
Tapi, kalau seandainya seseorang bersabar dalam ketaatan dan bersabar dalam meninggalkan apa yang
Allah haramkan, maka dia telah menyelamatkan dirinya. Dan tidak ada yang memutuskannya dari amal
kecuali kematian. Allah Ta’ala berfirman,

‫َو اْع ُبْد َر َّبَك َح َّتى َيْأِتَيَك اْلَيِقيُن‬

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [Quran Al-Hijr: 99]

Beramal hingga akhir hayat dibutuhkan kesabaran. Demikian juga mengajak pada kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran. Berdakwah di jalan Allah membuat seseorang berhadapan dengna hal-hal
yang tidak mengenakkan. Bisa jadi seseorang terbunuh karena melakukan hal ini. Bisa jadi mereka
dipukuli atau diusir. Sehingga berbuat taat itu sangat butuh kesabaran.

Lihatlah apa yang terjadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam! Beliau mengalami berbagai
gangguan dari kaumnya. Dan sebelum beliau, para nabi ‘alaihimussalam mendapatkan perlakuan tidak
mengenakkan dari kaumnya. Tapi mereka semua bersabar. Mereka tetap membawa misi dakwah dan
terus menyampaikannya. Mereka tetap mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari yang
mungkar. Inilah kesabaran.

Kesabaran terbagi menjadi tiga: (1) sabar dalam menaati Allah, (2) sabar dalam menjauhi larangan Allah,
dan (3) sabar atas takdir dan ketetapan Allah yang tidak mengenakkan. Demikian juga apa yang terjadi
pada Anda, hendaknya Anda bersabar. Jangan merasa marah dan murka terhadap apa yang Allah
tetapkan. Tetaplah beramal dengan amalan yang menyelamatkanmu dari hukuman.

Bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Surat ini menjelaskan kepada kita jalan-jalan kebahagiaan.
Tidakkan Anda merenungkannya?

Tidakkah kita ingin menjadikan empat hal ini sebagai jalan hidup kita?

Alquran semuanya. Demikian juga hadits-hadits. Menjelaskan surat ini dengan lebih rinci. Bagaimana
Anda haru beramal, bagaimana Anda harus meninggalkan apa yang Allah larang. Apakah kita masih ragu
menjadikan Alquran dan sunnah sebagai jalan hidup kita? Padahal keduanya begitu rinci menjelaskan
tentang masalah hidup yang baik dan yang buruk. Akankah kita masih ragu mengamalkan apa yang Allah
perintahkan dan apa yang Dia larang? Keduanya membentangkan jalan yang benar secara detil.

Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah. Selama Anda masih dalam
kehidupan ini. Selama waktu masih memungkinkan.

‫ (َح َّتى ِإَذ ا َج اَء َأَحَد ُهْم اْلَم ْو ُت َقاَل َر ِّب اْر ِج ُعوِن * َلَع ِّلي َأْع َم ُل َص اِلحًا ِفيَم ا َتَر ْكُت َك َّال ِإَّنَها َك ِلَم ٌة ُهَو َقاِئُلَها َوِم ْن‬:‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
) ‫َو َر اِئِهْم َبْر َز ٌخ ِإَلى َيْو ِم ُيْبَع ُثوَن‬

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” [Quran Al-
Mukminun: 99-100].

Yaitu kuburan.

Kemudian kita akan dibangkitkan untuk dihisab dan menerima balasan.

‫َوِم ْن َو َر اِئِهْم َبْر َز ٌخ ِإَلى َيْو ِم ُيْبَع ُثوَن‬

“Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.”

Kemudian kita dibangkitkan dari kubur. Menuju kemana? Menuju ke surga atau ke neraka. Hanya ada
dua pilihan.

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah. Beramallah agar Anda selamat dari adzab Allah.
‫بارك هللا لي ولكم في القرآن العظيم‪ ،‬ونفعنا بما فيه من البيان والذكر الحكيم‪ ،‬أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم ولي جميع المسلمين من كل‬
‫‪.‬ذنب فاستغفروه إنُه هو الغفور الرحيم‬

Anda mungkin juga menyukai