Manusia hanya hidup sekali, agar hidup yang hanya sekali ini dapat bermakna, kita harus
memanfaatkannya sebaik mungkin. Yaitu dengan cara, menaati perintah Allah SWT dan rasul-Nya, serta
menaati pemimpin di antara kita, niscaya hidup kita akan penuh dengan Rahmat. Hal ini dijanjikan oleh
Allah SWT dalam firman-Nya: “Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi Rahmat.” (Q.S. ali-
Imran/3:132).
Taat memiliki arti tunduk dan aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada
aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah SWT, nabi,
pemimpin, atau yang lainnya.
Aturan dibuat agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati
aturan yang berlaku. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah SWT, yaitu terdapat
pada al-Qur'an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW, yang
disebut sunah. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah,
negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Isi kandungan : 1. Setiap umat Islam wajib taat dan patuh kepada Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri
2. Terhadap ulil amri wajib menaatinya, selagi tidak memerintahkan untuk maksiat
kepada Allah SWT
3. Apabila terjadi perselisihan, maka harus kembali kepada Allah dan Rasul-Nya
• Hidupnya tenang dan tidak merasa dikejar-kejar oleh dosa, akibat melangar peraturan
• Hidupnya menjadi selamat, nyaman, dan tenteram, karena setiap aturan membawa kebaikan
bagi hidup manusia
• Cita-cita hidup bahagia dapat tercapai, baik kebahagiaan di dunia dan kelak di akhirat
Allah Swt. mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk memberi petunjuk kepada
manusia agar berjalan pada jalan atau arah yang benar dan lurus. Akan tetapi, sebagian dari ajaran-
ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajaran para nabi, manusia membuat
ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan takhayul.
Jawabannya : 1. Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, dan harus segera
dikerjakan.
2. Kedua, untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolong.
Latin: Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan
'alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi' ahwā'ahum 'ammā jā'aka minal-ḥaqq(i),
likullin ja'alnā minkum syir'ataw wa minhājā(n), wa lau syā'allāhu laja'alakum ummataw wāḥidataw
wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt(i), ilallāhi marji'ukum jamī'an fa yunabbi'ukum
bimā kuntum fīhi takhtalifūn(a).
Artinya: "Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan
(membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai
penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan
yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan)
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan
tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka,
berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia
memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan."
Isi kandungan :
• Kemuliaan dan keistimewaan kitab suci Al-Qur’an adalah isinya paling sempurna .
• Keragaman agama yang ada di dunia diberikan Allah dengan tujuan untuk menguji kemampuan
manusia dalam memilih dan menerima kebenaran.
• Semua manusia dengan kemampuan dan fasilitas yang tersedia harus dipergunakan untuk
berlomba-lomba dalam kebaikan
• Menjadi lebih taat, rendah hati, tulus, dan santun kepada semua orang
• Menjadi manusia yang terbaik, yakni manusia yang bermanfaat bagi orang lain
• Dicintai oleh Allah swt. karena dapat kembali kepada Allah swt. dengan bekal amal kebaikan
yang maksimal
C. Kerja keras
Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tidak semata hanya
berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan juga harus memikirkan kepentingan kehidupannya
di dunia. Untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk
bekerja. Bekerja dalam berbagai bidang. Seseorang yang bekerja layak untuk mendapatkan predikat yang
terpuji, seperti potensial, aktif, dinamis, produktif atau profesional, karena prestasi kerjanya. Karena itu,
agar manusia benar-benar "hidup", ia memerlukan ruh (spirit)Oleh karena itulah, al-Qur'an diturunkan
sebagai spirit hidup, sekaligus sebagai nur (cahaya) yang tak kunjung padam agar aktivitas hidup manusia
tidak tersesat.
َو ُقِل ٱْع َم ُلو۟ا َفَسَيَر ى ٱُهَّلل َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُل ۥُه َو ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۖ َو َس ُتَر ُّد وَن ِإَلٰى َٰع ِلِم ٱْلَغْيِب َو ٱلَّش َٰه َد ِة َفُيَنِّبُئُك م ِبَم ا ُك نُتْم َتْع َم ُلوَن
Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
Isi kandungan :
• Umat Islam yang mampu (ekonomi) lebih unggul dibandingkan dengan umat Islam yang kurang
mampu
• Umat Islam yang mampu dan beriman, dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan umat Islam lain
• Allah swt. akan menampakkan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatan manusia kelak
di akhirat
• Kerja keras harus selalu dilatih, sehingga menjadi kebiasaan dan menjadi hal yang ringan untuk
diterapkan
Ciri-ciri orang yang kerja keras
• Mencintai pekerjaan
• Pantang menyerah