Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AGAMA

ISLAM

Nama : CHELILLA KHALISYA PUTRI

KELAS : XI IPA 5

Absen : 06
Berkompetisi dalam kebaikan

– Fastabiqul khairat secara bahasa dapat diartikan sebagai bersegera mentaati, menerima, dan
mengikuti perintah atau syariat Allah SWT. Kalimat ini memberikan sebuah pemahaman tentang
prinsip keimanan dalam diri seorang Muslim seperti bersegera, berlomba, serta berusaha menjadi
yang terdepan dalam melaksanakan ketaatan dan meraih ridho Allah SWT.
– Kata ‘kompetisi’ menurut KBBI artinya persaingan. Kebaikan, artinya sifat baik; perbuatan baik;
sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku.
– Kata ‘kebaikan’ menurut ajaran islam dapat diartikan sebagai ‘amal sholeh’. Secara terminologis,
Amal Sholeh adalah segala perbuatan yang tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal
sholeh juga adalah perbuatan yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
– Jadi, kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk melakukan
kebaikan atau amal sholeh.
Memahami makna berkompetisi dalam kebaikan sesuai QS Al-
Maidah/5:48

a. QS Al-Maidah/5:48

– ‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ َوال‬


ِ ‫ص ِّدقًا لِ َما بَي َْن يَ َد ْي ِه ِم َن ْال ِكتَا‬ ِّ ‫اب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ َ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫َوأَ ْن َز ْلنَا إِلَ ْي‬
ِ ‫ق لِ ُكلٍّ َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َو ِم ْنهَا ًجا َولَ ْو َشا َء هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم أُ َّمةً َو‬
ً‫اح َدة‬ ِّ ‫تَتَّ ِب ْع أَ ْه َوا َءهُ ْم َع َّما َجا َء َك ِم َن ْال َح‬
)٤٨( ‫ون‬ َ ُ‫ت إِلَى هَّللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِميعًا فَيُنَبِّئُ ُك ْم ِب َما ُك ْنتُ ْم ِفي ِه تَ ْختَلِف‬ ِ ‫َولَ ِك ْن لِيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْال َخ ْي َرا‬
– Artinya :  “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah Swt. dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah Swt. menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah Swt. Hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah Swt. kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48)
Kandungan surat al maidah ayat 48

– Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan
– Dia menghendaki manusia sebagai makhluk yang dapat menggunakan akal dan pikirannya. Oleh karena itu,
sudah seharusnya manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan dan amal shaleh. Sebagaimana syariat yang
dibawa oleh Rasulullah SAW.
– Ibnu Katsir menerangkan maksud berlomba-lomba dalam kebaikan yakni taat kepada Allah dan mengikuti
syariat-Nya serta membenarkan kitab Al Quran yang merupakan kitab terakhir yang diturunkan-Nya.
– Pada akhir surat al maidah ayat 48  tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT adalah tempat kembali semua
makhluk kelak di hari kiamat. Kelak Dia memberitahukan tentang kebenaran atas apa yang diperselisihkan. Dia
akan memberikan balasan pahala kepada orang-orang atas kepercayaan mereka dan mengazab orang yang
ingkar lagi mendustakan perkara yang menyimpang.
Contoh perilaku Fastabiqul Khairat

a. Membantu orang yang kesusahan


b. Menyumbangkan dana masjid
c. Selalu menjaga kebersihan
d. Menjauhi maksiat dan berbhat kebaikan
e. Bersedekah
a. Apa yang dimaksud semangat fastabiqul khoirat?
 Fastabiqul Khairat yakni berlomba-lomba dalam kebaikan demi meraih ridha Allah SWT adalah model orang-
orang yang terpilih. Dalam surah Al-Fatir ayat 32, Allah menggambarkan tipe manusia dalam tiga jenis:
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di
antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan
diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah
karunia yang Amat besar.”
Jenis pertama adalah mereka yang zalim. Keburukan mereka lebih banyak daripada kebaikan yang mereka
ukir. Mereka menghabiskan usia pada perkara-perkara yang Allah tidak ridai.
Jenis yang kedua adalah mereka yang pertengahan. Dalam artian, di satu waktu mereka melakukan
keburukan tetapi di waktu lain merekapun melakukan kebaikan. Merekalah orang yang ibadahnya jalan,
keburukannya pun jalan. Dan jenis yang ketiga adalah mereka yang selalu membangun budaya Fastabiqul
Khairat, berlomba-lomba dalam ketaatan. Inilah karakteristik dari sahabat Rasulullah SAW. Karena budaya
Fastabiqul Khairat inilah para sahabat Nabi pantas dikatakan Khairu Ummah atau generasi yang terbaik.
Mereka tidak pernah melewatkan momentum untuk menjalankan ketaatan kepada Allah.
Semangat fastabiqol khoirat adalah semangat kompetisi dan semangat yang bernilai tinggi untuk meraih
prestasi hidup.
b. Mengapa kita tidak boleh berlomba dalam keburukan atau kejahatan?
- kita tidak boleh menolong dalam berbuat kejahatan alasanannya adalah karena dosa jariyah dari
kejahatan orang yang kita bantu akan mengalir ke diri kita. Yang dapat menimbulkan kerugian dunia
dan akhirat

c. Jelaskan bagaimana keadaan orang tentang orang yang tidak memiliki semangat dalam kompetisi!
- orang yang tidak memiliki semangat dalam kompetisi dalam melakukan kebaikan merupakan orang
yg cenderung lebih banyak melakukan hal-hal negatif yg merugikan orang lain maupun merugikan diri
nya sendiri, dan terlena dalam kehidupan dunia yg fana tanpa melakukan hal-hal baik dalam masa
hidup nya , mereka yang tidak memiliki semangat kompetisi adalah mereka yang kalah pesimis/ tidak
mempunyai cita cita yang mulia orang seperti ini cenderung akan menjadi orang yang tersisihkan atau
mengalami kegagalan hidupnya
d. Bagaimana balasan tindakan manusia ketika di dunia?
– Setiap perbuatan manuisa yang dilakukan selama hidup didunia akan mendapatkan balasan yang
sesuai di akhirat nanti. Barangsiapa mengerjakan kebaikan sekecil zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sekecil zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya” (QS. Al Zalzalah: 7-8).

Allah berjanji akan memperlihatkan dan membalas setiap kebaikan dan keburukan yang dilakukan
setiap hambaNya. Bukan hanya balasan di akhirat kelak, tetapi sebahagiannya ditunjukkan sewaktu di
dunia.

Sebahagian balasan di dunia bisa bermacam-macam, antara lain berupa sanksi dari kalangan manusia.
Maksudnya, orang-orang yang pernah berbuat kejahatan akan diberikan hukuman, baik dengan
hukuman penjara maupun hukuman sosial. 
e. Bagaimana sikap seorang muslim terkait dengan dunia yang sarat dengan persaingan?
– berusaha belajar dengan giat, melawan rasa malas yang hadir karena diri kita sendiri.
Tidak perlu menjatuhkan orang lain untuk menjadi yang terbaik, tapi berusaha dengan
semaksimal mungkin dan ikhlas. Terkait dengan dunia yang sarat dengan persaingan maka
seorang muslim harus mampu menunjukkan kesungguhannya dalam bekerja cepat. Kita
harus mampu menunjukkan kesungguhanna dalam bekerja cepat. Kita harus mampu
menjadi inisiatif dalam kebaikan. Karna dengan semangat inilah maka usaha untuk meraih
cita cita dan harapan akan dengan mudah diwujudkan dan hasilnya akan baik dan
berguna.
ETOS KERJA

– Etos Kerja menurut Islam didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang


melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan
saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya,
melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. 
– Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja
menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan
martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk
menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan
dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian
sebagaimana firman Allah,
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬
‫س إِاَّل لِيَ ْعبُ ُدون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
“Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku”,(QS. adz-Dzaariyat : 56).
Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu
obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang pekerjaan
merupakan bagian amanah dari Allah. Sehingga dalam Islam, semangat
kerja tidak hanya untuk meraih harta tetapi juga meraih ridha Allah
SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 105 sebagai berikut,

‫ى‬€€‫ون ِ َٰلإ‬ َ ‫ون َو َستُ َر ُّد‬ ‫ َو ْل ُم‬€‫ َو َرسُولُ ُۥه‬€‫ُ َع َملَ ُك ْم‬€€‫ٱ‬
ۖ َ ُ‫ ْؤ ِمن‬€€‫ٱ‬ ‫يَ َرى هَّلل‬€€€‫ف‬ ۟ ُ‫ ْعمل‬€‫َوقُ ِل ٱ‬
‫وا َ َس‬ َ
‫ون‬ َ ُ‫ َمل‬€€€‫ َ ْعت‬€‫نتُْم‬€‫ا ُك‬€€€‫ ِ َمب‬€‫بِّئُ ُكم‬€€€‫ف‬ ‫ ْل َغ‬€‫ٰ َعلِم‬
َ‫ َد ِة َ يُن‬€‫ َّش ٰ َه‬€€‫ ْي ِب َو لٱ‬€€‫ٱ‬
Arab-latin: wa quli'malụ fa sayarallāhu 'amalakum wa rasụluhụ wal-mu`minụn, wa
saturaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn
Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan."
Tafsir Q.S At Taubah ayat 105

1, Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya untuk menyerukan kepada kaum


Muslimin supaya membersihkan diri dan bertaubat dengan bersedekah dan
mengeluarkan zakat serta beramal shaleh sebanyak-banyaknya. Apabila amal
tersebut telah ditunaikan, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
lainnya akan melihat dan menilai amal yang dilakukan tersebut.
2. Segala amal perbuatan di dunia akan dikembalikan ke akhirat. Amal tersebut
akan menjadi ganjaran atas apa yang sudah diperbuat selama hidup. Selain itu,
dianjurkan pula untuk tidak merasa cukup karena telah melakukan tobat, zakat,
sedekah dan salat semata-mata, akan tetapi juga harus mengerjakan apa yang
menjadi perintah-Nya. Hal tersebut akan menjadikan mereka (kaum Muslimin)
semakin dekat kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai