Anda di halaman 1dari 6

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh,

1. Pengertian syariat adalah menaati semua perintah Allah dan meninggalkan semua
larangannya. Kata syariat sebenarnya merupakan kata dalam bahasa Arab yang kemudian
diserap menjadi kata bahasa Indonesia. Bahkan kata ini juga bisa Anda temukan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online. Dalam KBBI, kata syariat berarti hukum agama
yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah swt., hubungan
manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-Qur’an dan hadits.

Para Ulama mendefinisikan istilah syariat Islam dengan kalimat yang cukup beragam. Imam
Al-Qurthubi mendefinisikan syariat Islam sebagai agama yang Allah syariatkan kepada
hamba-hamba-Nya.” (Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an, 19/154), Ibnu Taimiyah mendefinisikan
syariat Islam sebagai menaati Allah, menaati Rasul-Nya, dan para pemimpin dari kalangan
kita (orang-orang beriman). Pada hakekatnya syariat adalah menaati para rasul dan berada di
bawah ketaatan kepada mereka. (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 19/309), Sementara Dr.
Umar bin Sulaiman Al-Asyqar mengungkapkan definisi yang lebih rinci bahwa syariat adalah
hukum-hukum yang Allah tetapkan di dalam kitab-Nya atau datang kepada kita melalui jalan
rasul-Nya di dalam sunnah beliau, tidak ada bedanya apakah hukum-hukum tersebut dalam
bidang akidah, amal, ataupun akhlak.” (Al-Madkhal ila Asy-Syari’ah wa Al-Fiqh Al-Islami,
14).

Umumnya syariat adalah seluruh hukum-hukum yang dibebankan Allah ‘azza wajalla kepada
hamba-Nya yang telah dijelaskan kepada mereka dalam wahyu-Nya dan oleh lisan rasul-Nya.
Salah satu surah di Al-quran yang membahas syariat adalah

QS. Al-'Ankabut Ayat 45

َ‫ب َواَقِ ِم الص َّٰلو ۗةَ اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكبَ ُر َۗوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُوْ ن‬
ِ ‫ك ِمنَ ْال ِك ٰت‬
َ ‫اُ ْت ُل َمٓا اُوْ ِح َي اِلَ ْي‬

45. Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang
lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat diatas berisi perintah dari Allah bahwa shalat mencegah kita dari perbuatan keji dan
mungkar, hal inilah yang dinamakan hukum syariat.
2. 7 Prinsip Hukum Islam

1. 1. Prinsip Tauhid

Tauhid yaitu prinsip umum hukum Islam. Prinsip yang menyatakan bahwa semua manusia
dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dipraktekan dalam mengucap
kalimat La’ilaha Illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Prinsip ini kemudian ditarik dari
firman Allah QS. Ali Imran Ayat 64.
‫ضنَا ب ْعضًا اَرْ بابًا م ْن ُدوْ ن هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ِ ِّ َ َ ُ ‫ب تَ َعالَوْ ا ِا ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم اَاَّل نَ ْعبُ َد اِاَّل َ َواَل نُ ْش ِركَ بِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ِ ‫قُلْ ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
َ‫ۗ فَا ِ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُوْ لُوا ا ْشهَ ُدوْ ا بِاَنَّا ُم ْسلِ ُموْ ن‬

64. Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat
(pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan
kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu
sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka),
“Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”

Berdasarkan prinsip tauhid, maka pelaksanaan hukum Islam merupakan ibadah. yang artinya
hamba manusia yang menyerahkan diri kepada Allah sebagai manipestasikesyukuran kepada-
Nya. artinya tidak boleh kita mentuhankan sesama manusia dan atau sesama makhluk
lainnya. Pelaksanaan hukum Islam adalah ibadah dan penyerahan diri manusia kepada
keseluruhan kehendak-Nya. Dari prinsip umum tauhid ini, maka lahirlah prinsip khusus yang
merupakan kelanjutan dari prinsip tauhid ini, umpamanya yang berlaku dalam fiqih ibadah
sebagai berikut :

a. Prinsip Pertama : Berhubungan langsung dengan Allah tanpa perantara --- Artinya bahwa
tidak seorang pun manusia dapat menjadikan dirinya sebagai zat yang wajib di sembah.

b. Prinsip Kedua : Beban hukum (takli’f) ditujukan untuk memelihara akidah dan iman,
penyucian jiwa (tajkiyat al-nafs) dan pembentukan pribadi yang luhur --- Artinya hamba
Allah dibebani ibadah sebagai bentuk/aktualisasi dari rasa syukur atas nikmat Allah.
Berdasarkan prinsip tauhid ini melahirkan azas hukum Ibadah, yaitu Azas
kemudahan/meniadakan kesulitan. Dari azas hukum tersebut terumuskan kaidah-kaidah
hukum ibadah sebagai berikut :
a. Al-ashlu fii al-ibadati tuqifu wal ittiba’ --- yaitu pada pokoknya ibadah itu tidak wajib
dilaksanakan, dan pelaksanaan ibadah itu hanya mengikuti apa saja yang diperintahkan Allah
dan Rasul-Nya ;

b. Al-masaqqah tujlibu at-taysiir --- Kesulitan dalam melaksanakan ibadah akan


mendatangkan kemudahan

2. Prinsip Keadilan

Kata keadilan dalam Al-Qur‟an kadang didefinisikan dengan al-qist. Al-mizan yang berarti
keadilan di dalam Al-Qur‟an terdapat dalam QS. Al-Syura: 17

َ ‫ق َو ْال ِم ْي َزانَ ۗ َو َما يُ ْد ِر ْي‬


ٌ‫ك لَ َع َّل السَّا َعةَ قَ ِريْب‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬ ْٓ ‫هّٰللَا ُ الَّ ِذ‬
َ ‫ي اَ ْن َز َل ْال ِك ٰت‬

17. Allah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran dan neraca
(keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat?

dan Al-Hadid: 25.

‫ْأ‬ ۚ
ِ َّ‫ب َو ْال ِم ْي َزانَ لِيَقُوْ َم النَّاسُ بِ ْالقِ ْس ِط َواَ ْن َز ْلنَا ْال َح ِد ْي َـد فِ ْي ِه بَ سٌ َش ِد ْي ٌد َّو َمنَافِ ُع لِلن‬
‫اس َولِيَ ْعلَ َم‬ َ ‫ت َواَ ْن َز ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِك ٰت‬
ِ ‫لَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّ ٰن‬
‫صر ُٗه و ُر ُسلَهٗ ب ْال َغ ْي ۗ هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫َز ْي ٌز‬
ِ ‫ب اِ َّن َ قَ ِويٌّ ع‬ ِ ِ َ ُ ‫ࣖ ُ َم ْن يَّ ْن‬

25. Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami
turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan
Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia,
dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun
(Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

Keadilan pada umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijaksanaan raja. Akan
tetapi, keadilan dalam hukum Islam meliputi berbagai aspek. Prinsip keadilan ketika
dimaknai sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah Allah
ditujukan bukan karena esensinya, sebab Allah tidak akan mendapat keuntungan dari ketaatan
dan tidak pula mendapatkan kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia. Namun ketaatan
tersebut hanyalah sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara pendidikan yang dapat
membawa kebaikan bagi individu dan masyarakat.

“kata adil/keadilan yang berada di dalam Al-Quran diantaranya sebagai berikut :


a. QS. Al-Maidah : 8 --- Manusia yang memiliki kecenderungan mengikuti hawa nafsu,
adanya kecintan dan kebencian memungkinkan manusia tidak bertindak adil dan
mendahulukan kebatilan daripada kebenaran (dalam bersaksi) ;

b. QS. Al-An‟am : 152 --- Perintah kepada manusia agar berlaku adil dalam segala hal
terutama kepada mereka yang mempunyai kekuasaan atau yang berhubungan dengan
kekuasaan dan dalam bermuamalah/berdagang ;

c. QS. An-Nisa : 128 --- Kemestian berlaku adil kepada sesama isteri ;

d. QS. Al-Hujrat : 9 --- Keadilan sesama muslim ;

e. QS. Al-An‟am :52 --- Keadilan yang berarti keseimbangan antara kewajiban yang harus
dipenuhi manusia (mukalaf) dengan kemampuan manusia untuk menunaikan kewajiban
tersebut.

Dari prinsip keadilan ini lahirlah kaidah yang menyatakan hukum Islam dalam prakteknya
yaitu berbuat sesuai dengan ruang dan waktu, yakni suatu kaidah yang menyatakan elastisitas
hukum Islam dan kemudahan dalam melaksanakannya sebagai kelanjutan dari prinsip
keadilan, yaitu :

Teori keadilan teologi Mu‟tazilah melahirkan dua terori turunan, yaitu :

1) al-sala’h wa al-aslah

2) al-Husna wa al-qubh.

Dari kedua teori ini dikembangkan menjadi pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan Pertama : Allah tidaklah berbuat sesuatu tanpa hikmah dan tujuan” ---
perbuatan tanpa tujuan dan hikmah adalah sia-sia

b. Pernyataan Kedua : Segala sesuatu dan perbuatan itu mempunyai nilai subjektif sehingga
dalam perbuatan baik terdapat sifat-sifat yang menjadi perbuatan baik. Demikian halnya
dalam perbuatan buruk. Sifat-sifat itu dapat diketahui oleh akal sehingga masalah baik dan
buruk adalah masalah akal.
3. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar

Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan yang baik
dan benar yang dikehendaki dan ridloi Allah dalam filsafat hukum Barat diartikan sebagai
fungsi social engineering hukum. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar didasarkan pada

QS. Al-Imran : 110,


‫هّٰلل‬
ۗ ‫ب َل َكانَ خَ ْيرًا لَّهُ ْم‬ ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ ‫ف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِا ِ ۗ َولَوْ ٰا َمنَ اَ ْه ُل ْال ِك ٰت‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
َ‫ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬

110. Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka
ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

pengkategorian Amar Makruf Nahi Mungkar dinyatakan berdasarkan wahyu dan akal.

4. Prinsip Kebebasan/Kemerdekaan

Dalam ekonomi islam kebebasan merupakan hal esensial karena sah atau tidaknya akad
terletak pada kebebasan untuk meneruskan atau tidak aktifitas ekonomi tersebut. Kebebasan
yang di bingkai dengan tauhid yang artinya tidak bebas sebebas – bebasnya tetapi terikat
dengan batasan yang di berikan oleh Allah

Islam memiliki kebebasan bagi individu untuk memiliki memproduksi dan mengonsumsi .
Setiap individu bebas untuk ber jual beli dan menentukan harga/upah dengan berbagai
macam nominal, tetapi dengan syarat tidak bertentangan dengan kepentingan umum.sebagai
contoh setiap individu bebas memberikan atau memindahkan hartanya dibawah
kepemilikannya kepada orang yang dia kehendaki dengan cara hibah atau sebagai hadiah
ataupun setelah ia meninggal dengan cara wasiat sesuai syariat islam

Prinsip ini mengandung agar agama/hukum Islam disiarkan tanpa ada paksaan, tetapi
berdasarkan penjelasan, demontrasi, argumentasi. Kebebasan yang menjadi prinsip hukum
Islam adalah kebebasan dl arti luas yg mencakup berbagai macamnya, baik kebebasan
individu maupun kebebasan komunal. Keberagama dalam Islam dijamin berdasarkan prinsip
tidak ada paksaan dalam beragama
QS. Al-Baqarah : 256

ُ ‫صا َم لَهَا َۗوهّٰللا‬ ‫هّٰلل‬


َ ِ‫ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِا ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َسكَ بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬
ِ ْ‫ٓاَل ِا ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
‫َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬

256. Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada
Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang
sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

QS. Al-Kafirun: 6

‫ࣖ لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِْن‬

6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

5.

Anda mungkin juga menyukai