Anda di halaman 1dari 5

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh,

1. Agama Wahyu Dan Non Wahyu

Yang dimaksud dengan agama wahyu adalah agama yang ajaranya menghendaki iman
kepada Allah, kepada para rasulnya, kepada kitab-kitab-Nya dan pesan-pesan-nya untuk
disampaikan dan disebarkan kepada segenap umat manusia. Sementara pengertian yang
hampir sama mengatakan bahwa agama wahyu yaitu agama yang dipercayai diwahyukan
Tuhan melalui malaikat-malaikatnya kepada utusan-nya yang dipilih dari manusia. Agama
wahyu ini disebut juga dinul haq *(QS. Al-Fath 48: 28) atau agama yang full fledged; yaitu
agama yang mempunyai nabi dan rasul, mempunyai kitab suci dan umat.agama wahyu juga
sering disebut sebagai agama langit, agama samawi, atau agama profetis. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah Yudaisme, Kristen dan Islam.

* QS. Al-Fath 48: 28)

‫ُظ ِه َر ٗه َعلَى ال ِّد ْي ِن ُكلِّ ٖه ۗ َو َك ٰفى بِاهّٰلل ِ َش ِه ْيدًا‬


ْ ‫ق لِي‬
ِّ ‫ي اَرْ َس َل َرسُوْ لَهٗ بِ ْاله ُٰدى َو ِدي ِْن ْال َح‬
ْٓ ‫ه َُو الَّ ِذ‬

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Sedangkan Agama non wahyu yaitu agama yang bukan berasal dari tuhan dengan jalan
diwahyukan, melainkan agama yang ada karena hasil proses antropologis, yang terbentuk
dari adat istiadat dan melembaga dalam bentuk agama formal. Menurut al-Masdoosi agama-
agama selain Yahudi, Kristen dan Islam termasuk dalam non – revealed religion atau
worldly-religion atau agama bukan wahyu, sering disebut juga dengan istilah agama budaya.

Adapun ciri-ciri revealed-religion dan non-revealed religion adalah sebagai berikut:

1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama bukan wahyu
tidak demikian.

2. Agama wahyu beriman kepada kenabian, sedangkan agama bukan wahyu sebaliknya.

3. Bagi agama wahyu yang menjadi sumber utama peraturan dan kriterian baik dan buruk
adalah kitan suci, sedangkan agama bukan wahyu tidak demikian.
4. Secara giografis, agama wahyu lahir di timur Tengah sedangkan agama bukan wahyu lahir
dari luar wilayah tersebut.

5. Agama wahyu lahir di wilayah-wilayah yang secara histories di bawah pengaruh ras
semitik. Sebaliknya agama bukan wahyu lahir di luar wilayah semitik.

6 Agama wahyu adalah bersifat missionary sedangkan agama bukan wahyu tidak missionary.

7. Ajaran agama wahyu tegas dan jelas, sedangkan bukan wahyu bersifat tidak tegas atau
jelas dan sangat elastis.

8. Ajaran agama wahyu memberi arah ke jalan yang lurus dan ajaran yang lengkap,
sedangkan ajaran agama bukan wahyu tidak demikian.

Agama Misionaris dan Non Misionaris

Agama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya menyebarkan


kepada seluruh manusia. Agama yang tergolong misionaris hanya Islam. Akan tetapi pada
perkembangan berikutnya, Kristen dan Budha menjadi agama misionaris.

Agama non-misionaris adalah agama yang ajarannya tidak mengharuskan penganutnya


menyebarkan kepada seluruh manusia.

Rasial dan Universal

Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi menjadi tiga golongan : semitik,
arya, dan mongolia. Yang termasuk agama simitik adalah Yahudi, Kristen, Dan Islam.
Sedangkan yang tergolong arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme.
Sedangkan yang tergolong mongolian adalah Confusionisme, Taoisme, dan Shintoisme.

2. Pengertian Etika

Secara etimologis, etika berasal dari bahasa latin, etos, yang berarti kebiasaan. Berasal dari
bahasa yunani, yaitu ethos yang memiliki pengertian adat istiadat (kebiasaan), perasaan batin
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Dalam kajian filsafat, etika merupakan
bagian dari filsafat yang mencakup meta fisika, kosmologi, psikologi, logika, hukum,
sosiologi, ilmu sejarah dan estetika. arti etika adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
nilai-nilai tindakan manusia yang menurut ukuran rasio dinyatakan dan diakui sebagai
sesuatu yang subtansinya paling benar. Kaidah-kaidah kebenaran dari tindakan digali oleh
akal sehat manusia dan distandardisasi menurut ukuran yang rasional, seperti sumber
kebenaran adalah jiwa, nilai kebenaran jiwa itu kekal, segala yang tidak kekal pada dasarnya
bukan kebenaran subtansial. Dari bebearapa definisi etika tersebut, dapat diketahui bahwa
etika berhubungan dengan 4 hal sebagai berikut

1.Dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh
manusia.

2.Dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.

3. Dari segi fungsinya etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia.

4. Dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni sesuai dengan tuntutan zaman.

Pengertian Moral

Kata moral berasal dari bahasa latin “mores” kata jama’ dari “mos” berarti adat kebiasaan.
Dalam bahasa indonesia, moral diterjemahkan dengan arti tata susila. Moral adalah perbuatan
baik dan buruk yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat. Moral merupakan istilah
tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun
sebagai sosia. Sidi Gazalba mengatakan, moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan yang wajar. Untuk itu dia,
menyimpulkan bahwa moral itu adalah suatu tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan
yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

Pengertian Susila dan Budi Pekerti

Susila atau juga sering disebut kesusilaan, berasal dari kata susila yang berasal dari bahasa
sansekerta, yaitu “su” yang berarti baik dan “sila” yang berarti dasar, prinsip peraturan hidup
atau norma. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih
baik. Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila
adalah orang yang berkelakuan buruk. Susila dapat pula berarti sopan, beradap, baik budi
bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Kesusilaan menggambarkan keadaan
dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.

Sedangkan budi pekerti berasal dari bahsasa sanskerta. Kata budi berarti sadar dan pekerti
yang artinya apa yang terlihat pada manusia karena didorong oelh perasaan

Jadi budi pekerti itu adalah perwujudan dari karsa dan tingkah laku manusia yang dipadukan
dari hasil akal dan rasa

3. Dalam kitab al-Madarij, Imam Ibnu Qayyim menjelaskan akhlak mulia berdiri atas pilar-
pilar yang saling berhubungan. Pilar-pilar itu adalah kesabaran, keberanian, keadilan, dan
kesucian.

Dengan sabar, seseorang akan menjadi sosok yang tahan banting. Tidak langsung marah
ketika ada yang tidak beres dalam hidupnya, ia sadar akan indahnya kesabaran di waktu yang
tepat. Keyakinan akan pertolongan Allah selalu dinomersatukan, tidak terhalang oleh apapun.
Kisah Nabi Ya’qub bisa dijadikan motivasi dalam menjalani roda kehidupan ini. Di saat anak
kesayangannya dikabarkan telah dimakan serigala, beliau memilih untuk bersabar dan fokus
ke pertolongan Allah semata. Termaktub dalam QS. Yusuf ayat 18:

ِ ‫ص ْب ٌر َج ِمي ٌل ۖ َوهَّللا ُ ْال ُم ْستَ َعانُ َعلَ ٰى َما ت‬


َ‫َصفُون‬ َ َ‫ف‬

“Maka kesabaran itulah yang baik, dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu ceritakan.”

Dengan berani, seseorang tetap bisa maju menghadapi kesulitan. Karena ia yakin di balik
kesulitan akan hadir kebahagiaan. Paparan Buya Hamka dalam bukunya Falsafah Hidup
orang yang patut diberi gelar berani adalah orang yang tiada merasa gentar menghadpai
bahaya karena menghindarkan bahaya yang lebih besar. Mengapa umat Islam tidak berani
sedangkan Allah memerintahkan kita untuk tidak bersikap lemah dan bersedih hati, asalkan
kita benar-benar berdiri di atas landasan iman. Pesan Allah dalam QS. Ali Imran ayat 139:

َ‫وا َوَأنتُ ُم ٱَأۡل ۡعلَ ۡونَ ِإن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمنِين‬


ْ ُ‫وا َواَل ت َۡح َزن‬
ْ ُ‫َواَل تَ ِهن‬

“Janganlah kalian bersikap lemah, dan janganlah (pula) kalian bersedih hati, karena kalianlah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kalian orang-orang yang beriman.”
Dengan berlaku adil, seseorang bisa mengasah jiwa untuk berupaya meluruskan
perangsainya. membantunya memilah antara bersikap terlalu berlebihan dan bersikap terlalu
kurang. Sifat ini mendorong terus untuk bersikap dermawan dan murah hati; sikap tengah-
tengah antara kikir dan boros. sesungguhnya Allah secara terus menerus memerintah siapa
pun di antara hamba-hamba-Nya untuk berlaku adil dalam bersikap, ucapan dan tindakan,
walau terhadap diri sendiri sesuai dengan surat QS. An-Nahl Ayat 90

ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َس‬


‫ان‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan.”

Dengan selalu menjaga kesucian diri dapat mendorong seseorang tidak tergelincir ke dalam
perkataan dan tindakan yang merendahkan dan menjatuhkan martabatnya. Selain itu, dapat
mendorongnya selalu dekat pada perasaan malu yang merupakan kunci segala kebaikan. Sifat
menjaga kesucian ini juga menghindarkannya untuk terlibat dalam perbuatan keji, kikir,
dusta, menggunjing, dan mengadu domba. Dan orang yang menyucikan jiwanya itu berarti
akan merasakan kebahagiaan hakiki di dunia dan di akhiratnya, Allah berfirman dalam QS.
Asy-Syams:

َ َ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح َمن زَ َّكاهَا َوقَ ْد خ‬


‫اب َمن َدسَّاهَا‬

“Sungguh berbahagia orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang justru
mengotorinya.”

Sumber (BMP MKDU4221, https://www.merdeka.com)

Anda mungkin juga menyukai