Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL SESI 1

EKMA4500 / TAP / 3 SKS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Dr. Meirani Harsasi, SE., M.Si


Nama Penelaah : Halim Dedy Perdana, SE., MSM., M.Rech., Ak.
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

PT. VENUS STAR

PT. Venus Star didirikan pada 17 September 1976 oleh Bapak Alam Surjaputra dan
merupakan salah satu produsen home appliances terkemuka di Indonesia. Pabrik pertama
Venus dibangun di daerah Tangerang. Berawal dari concern terhadap banyaknya produk
elektronik asal Jepang yang harganya sangat kompetitif, Bapak Alam Surjaputra yang
merupakan Insinyur di bidang Teknik Elektro, mengambil satu terobosan pasar dengan
memproduksi Sarana Penyimpan Beras (SPB) dan menjadi salah satu pioneer pertama
produsen lokal untuk produk home appliances di Indonesia. Venus juga secara paralel
memproduksi kipas angin dan rice cooker yang merupakan kebutuhan pokok elektronik
keluarga di rumah. Di tahun 1980an, Venus melakukan perluasan pabrik kedua dan ketiga
dan sampai sekarang Venus telah mengembangkan lini produk dengan melakukan
manufaktur televisi, mesin cuci dan lemari es.
Saat ini, perusahaan tengah mengembangkan inovasi pada produk televisi, yaitu
pengembangan teknologi LED (Light Emitting Diode) menjadi teknologi LOD (Light
Optimal Diode). LOD memiliki kelebihan yaitu lebih efisien jika mengeluarkan cahaya
melalui konfigurasi forward bias. Cahaya televisi yang dihasilkan oleh teknologi LOD akan
memancarkan radiasi yang rendah sehingga tidak membahayakan mata. Sejak pertama kali
diluncurkan sampai saat ini, pertumbuhan penjualan televisi LOD masih sangat lambat.
Pertumbuhan penjualan yang lambat sangat wajar di awal peluncuran porduk baru. Pada
fase ini, konsumen belum menyadari tersedianya produk tersebut dan belum ada pesaing
yang mampu menciptakan produk sejenis yang memasuki pasar sehingga jumlah produk
juga masih terbatas di pasar. Produk ini memang didesain sebagai produk dengan harga jual
yang mahal karena performa yang jauh lebih baik daripada televisi LED, termasuk lebih
hemat listrik. Pertumbuhan penjualan yang lambat di awal peluncuran produk telah
diperkirakan oleh perusahaan karena mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat adalah
yang paling sulit dalam pemasaran produk baru. Masyarakat masih memilih produk yang
murah, walaupun tingkat penggunaan listriknya akan menjadi lebih boros dan pancaran
sinar televisi LED dapat membahayakan mata. Untuk itu, perusahaan melakukan promosi
besar-besaran melalui berbagai media, antara lain melalui televisi, radio dan online.
Promosi ditekankan pada manfaat televisi LOD yang hemat listrik, warna yang tajam,
namun tidak membahayakan mata.
Sampai saat ini, dua jenis bahan baku semikonduktor yang digunakan masih harus diimpor
dari Tiongkok. Biaya pembelian bahan baku yang mahal membuat perusahaan harus
memperhitungkan dengan tepat berapa bahan yang harus dipesan dalam sekali pemesanan.
Untuk itu, perusahaan menggunakan metode EOQ dalam menghitung kebutuhan bahan
baku yang optimal. Kebutuhan bahan baku semikonduktor jenis AS3 dalam satu tahun
adalah sebesar 24.000.000 unit dan kebutuhan bahan baku semikonduktor jenis TiC adalah
sebesar 14.000.000 unit. Biaya pemesanan kedua bahan baku tersebut adalah sama, yaitu
Rp800.000,- setiap kali pesan dan biaya penyimpanan kedua bahan juga sama, yaitu sebesar
Rp3.000,- per unit.
Saat ini, proses penyambungan dua semikonduktor utama masih dijalankan dengan mesin
semi manual yang masih memerlukan tenaga manusia. Untuk meningkatkan efisiensi
produksi, pihak manajemen Venus berencana untuk membeli mesin robot otomatis yang
akan mengurangi kegagalan produksi. Terdapat dua pilihan mesin yang dapat dibeli yaitu
mesin Dauerhaft buatan Jerman dan mesin Hoshi buatan Jepang. Harga merk Dauerhaft
adalah Rp700.000.000,- dan merk Hoshi adalah Rp580.000.000,-. Namun demikian, merk
Dauerhaft mampu menghasilkan masukan penghasilan bersih lebih besar daripada merk
Hoshi yaitu sebesar Rp120.000.000,- per tahun, sedangkan merk Hoshi diperkirakan
mampu memberikan masukan penghasilan bersih sebesar Rp98.000.000,- per tahun.
Seiring dengan keinginan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan
melakukan penggantian mesin-mesin menjadi mesin otomatis, maka perusahaan juga
tengah mengembangkan langkah-langkah peningkatan kapasitas tenaga kerja untuk beralih
ke otomatisasi mesin. Mesin-mesin otomatis baru memerlukan tenaga yang memiliki
keterampilan khusus untuk mengoperasikan mesin tersebut. Perusahaan memutuskan untuk
mengoptimalkan kemampuan dan kapasitas tenaga kerja yang ada saat ini dan tidak
mengambil tenaga kerja dari luar. Sehingga, tenaga kerja untuk mesin otomatis akan
diambil dari tenaga kerja yang ada saat ini. Tenaga kerja saat ini telah teruji loyalitas dan
kesungguhan dalam bekerja yang telah mendukung perusahaan selama bertahun-tahun
sehingga mereka layak untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Perusahaan akan
melakukan analisis terhadap tenaga kerja lama untuk dinilai kemampuan per orang dan
potensi mereka untuk dilatih menangani mesin otomatis. Sehingga, sebelum menempati
posisi yang baru, tenaga kerja akan dilatih terlebih dahulu sehingga mereka mempunyai
dasar-dasar keterampilan pengoperasian mesin. Dalam hal kebijakan pengupahan,
perusahaan tidak akan mengganti kebijakan yang ada saat ini. Sistem pengupahan tetap
didasarkan pada hubungan antarjabatan/pekerjaan di dalam perusahaan. Besarnya upah
ditentukan oleh perbedaan struktur antarjabatan. Misalnya, seorang supervisor akan
menerima upah yang lebih tinggi daripada seorang operator dan manajer akan menerima
upah yang lebih tinggi daripada supervisor. Hal ini dilakukan demi menjunjung rasa
keadilan karena struktur jabatan yang lebih tinggi akan memerlukan wewenang dan
tanggungjawab yang lebih besar pula.

Pertanyaan:
Berdasarkan kasus tersebut, maka analisislah:
1. a. Tentukan berada pada tahap apa produk televisi LOD tersebut dalam daur hidup
produknya? Jelaskan jawaban Saudara! (SKOR 25)
b. Strategi pemasaran apakah yang diterapkan PT. Venus Star pada tahap daur hidup
televisi LOD tersebut? Jelaskan jawaban Saudara! (SKOR 25)

2. a. Tentukan jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku
AS3 dan TiC! Uraikan jawaban Saudara! (SKOR 30)
b. Tentukan berapa kali pembelian harus dilakukan dalam satu tahun untuk setiap bahan
baku? (SKOR 20)

Selamat Mengerjakan
JAWAB :

1. Berdasarkan kasus diatas, maka ;


a. Produk televisi LOD dari PT Venus Star tersebut berada pada tahap peluncuran atau tahap
pengenalan dalam daur hidup produknya. Tahap pengenalan merupakan tahap awal dimana produk
baru diperkenalkan ke pasar. Hal tersebut saya simpulkan dari adanya beberapa indikasi yang sesuai
dengan karakteristik atau ciri dari tahap pengenalan, diantaranya yaitu ;
• Pertumbuhan penjualan yang lambat
Seperti yang disebutkan, pertumbuhan penjualan televisi LOD masih sangat lambat karena
pada tahap ini konsumen belum menyadari produk tersebut dan belum terdapat pesaing
yang serius. Ini adalah ciri khas dari tahap pengenalan di mana kesadaran pasar terhadap
produk baru masih rendah.
• Promosi besar-besaran
Perusahaan melakukan promosi besar-besaran melalui berbagai media untuk meningkatkan
kesadaran konsumen tentang keunggulan produk tersebut. Promosi ini umumnya diperlukan
pada tahap pengenalan untuk memperkenalkan produk kepada pasar.
• Desain Produk Premium
Televisi LOD didesain sebagai produk dengan harga jual yang mahal karena performa yang
lebih baik dibandingkan dengan televisi LED. Hal ini sesuai dengan strategi pemasaran produk
baru di mana harga sering kali tinggi di awal peluncuran untuk mencerminkan nilai dan
keunggulan produk.
• Pesanan Bahan Baku Terbatas
Permintaan terhadap bahan baku masih terbatas karena produksi masih dalam skala kecil.
Ini menunjukkan bahwa produksi masih dalam tahap awal dan volume produksi masih
rendah.
Maka dapat disimpulkan bahwa PT Venus Star berada pada tahap pengenalan dalam daur hidup
produk televisi LOD. Pada tahap ini, perusahaan berfokus pada memperkenalkan produk baru ke
pasar dan membangun kesadaran serta basis konsumen yang setia.

b. Berdasarkan informasi yang ada dalam wacana, strategi yang diterapkan oleh PT. Venus Star lebih
sesuai dengan strategi profil tinggi dalam tahap pengenalan daur hidup produk. Strategi profil tinggi,
atau yang sering disebut juga dengan strategi pengenalan yang mencolok, mengacu pada upaya
perusahaan untuk menciptakan kesadaran yang tinggi tentang produk baru mereka di pasar. Hal ini
sering melibatkan promosi besar-besaran dan penekanan pada keunggulan unik produk.

Dalam kasus PT. Venus Star dan produk televisi LOD mereka, perusahaan secara aktif melakukan
promosi besar-besaran melalui berbagai saluran media seperti televisi, radio, dan online. Mereka
menekankan manfaat utama dari televisi LOD, seperti efisiensi energi, kualitas gambar yang lebih
baik, dan keamanan bagi mata. Dengan menerapkan strategi profil tinggi, PT. Venus Star berusaha
untuk menciptakan kesan yang kuat di benak konsumen sejak awal, sehingga produk mereka dapat
menonjol di antara pesaing dan menarik minat pasar.

2. Berdasarkan kasus diatas, maka ;


a. Jumlah pembelian paling optimal
• Untuk Bahan baku AS3
Dik :
Permintaan tahunan (D) = 24.000.000 unit
Biaya pemesanan perpersanan (S) = Rp. 800.000,-
Biaya penyimpanan perunit pertahun (H) = Rp. 3.000,-
Jawab :
(2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆)
EOQ = √( 𝐻
)
(2 𝑥 24.000.000 𝑥 800.000)
EOQ (AS3) = √( 3.000
)
38.400.000.000.000
EOQ (AS3) = √( 3.000
)

EOQ (AS3) = √12.800.000.000


EOQ (AS3) = 113.137,08
Jadi jumlah pembelian paling optimal (EOQ) untuk bahan baku AS3 adalah sekitar 113.137
unit (pembulatan).

• Untuk Bahan Baku TIC


Dik :
Permintaan tahunan (D) = 14.000.000 unit
Biaya pemesanan perpesanan (S) = Rp. 800.000,-
Biaya penyimpanan perunit pertahun (H) = Rp. 3.000,-
JAWAB :
(2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆)
EOQ = √( 𝐻
)
(2 𝑥 14.000.000 𝑥 800.000)
EOQ (TiC) = √( 3.000
)
22.400.000.000.000
EOQ (TiC) = √( 3.000
)
EOQ (TiC) = √7.466.666.666,67
EOQ (TiC) = 86.335,09
Jadi jumlah pembelian paling optimal (EOQ) untuk bahan baku TiC adalah sekitar 86.335 unit
(pembulatan).

b. Pembelian yang harus dilakukan dalam setahun untuk menentukan berapa kali pembelian yang harus
dilakukan dalam satu tahun, kita dapat menggunakan rumus berikut :
Jumlah pembelian pertahun = Permintaan pertahunan / EOQ
• Bahan baku AS3
Jumlah pembelian pertahun (AS3)
= 24.000.000 / 113,137.08
= 212,27
Sehingga pembelian bahan baku AS3 harus dilakukan sekitar 212 kali dalam satu tahun.
• Bahan baku TiC
Jumlah pembelian pertahun (TiC)
= 14.000.000 / 86,335.09
= 162.04
Sehingga pembelian bahan baku TiC harus dilakukan sekitar 162 kali dalam satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai