TUGAS 1 - EKMA4263 (Manajemen Kinerja)
TUGAS 1 - EKMA4263 (Manajemen Kinerja)
1. Dalam dunia kerja yang dinamis dan terus berubah, manajemen kinerja menghadapi
berbagai tantangan dan isu yang perlu ditangani untuk memastikan efektivitasnya
dalam mendukung tujuan organisasi. Terdapat 8 isu yang terkait dengan sistem
manajemen kinerja, salah satu diantaranya adalah pengukuran kerja vs strategi.
(SKOR 40)
a. Jelaskan bagaimana pendapat Anda tentang tren kerja remote (kerja dari rumah)!
Apakah mempengaruhi sistem manajemen kinerja?
b. Diskusikan tantangan dan peluang yang timbul dari pengaturan kerja remote ini
terhadap pengukuran dan evaluasi kinerja!
2. Wibisono (2006) mengidentifikasi 5 tahap penting dalam perancangan sistem
manajemen kinerja yang efektif. Tahap-tahap ini membantu organisasi dalam
mengembangkan, mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen kinerja
yang dapat mendukung pencapaian tujuan strategisnya. (SKOR 40)
a. Jelaskan 5 tahap perancangan sistem manajemen kinerja menurut Wibisono
(2006)!
b. Mengapa masing-masing tahap ini penting dalam proses perancangan sistem
manajemen kinerja?
c. Berikan contoh bagaimana lima tahap ini dapat diterapkan dalam sebuah
organisasi!
3. Apa saja tantangan yang umumnya dihadapi dalam implementasi sistem manajemen
kinerja dan bagaimana organisasi dapat mengatasinya? (SKOR 20)
JAWAB :
1. Kerja remote adalah sistem kerja di mana karyawan dapat melakukan tugas-tugas mereka
dari lokasi di luar kantor, seperti dari rumah atau tempat lain yang nyaman bagi mereka. Ini
berarti karyawan tidak perlu hadir secara fisik di kantor untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka. Dalam kerja remote, karyawan biasanya menggunakan teknologi seperti komputer,
internet, dan perangkat lunak kolaborasi untuk tetap terhubung dengan tim mereka dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
b. Tantangan dan peluang yang timbul dari pengaturan kerja remote terhadap
pengukuran dan evaluasi kinerja adalah sebagai berikut :
1) Tantangan
o Penilaian Subyektif
Dengan kurangnya pengawasan langsung, penilaian kinerja dapat menjadi
lebih subyektif. Manajer mungkin kesulitan untuk menilai produktivitas dan
kontribusi karyawan secara objektif.
o Kesulitan dalam Mengukur Kehadiran dan Waktu Kerja
Kehadiran fisik karyawan tidak lagi dapat diukur secara langsung, sehingga
sulit untuk menilai seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja.
o Kesulitan dalam Memantau Produktivitas
Tanpa pengawasan langsung, memantau produktivitas karyawan bisa menjadi
tantangan. Manajer mungkin kesulitan untuk mengetahui seberapa efisien
dan efektif karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.
o Kurangnya Interaksi dan Kolaborasi
Kurangnya interaksi langsung antara anggota tim dapat menghambat
kolaborasi dan pertukaran ide, yang dapat mempengaruhi kualitas hasil kerja.
o Pengelolaan Keseimbangan Kerja-Hidup
Karyawan mungkin mengalami kesulitan dalam memisahkan waktu kerja dan
waktu pribadi, yang dapat menyebabkan kelelahan dan kelebihan bekerja.
2) Peluang
o Penilaian Berbasis Hasil
Kerja remote memungkinkan fokus yang lebih besar pada penilaian berbasis
hasil daripada penilaian berdasarkan kehadiran fisik. Ini dapat mendorong
karyawan untuk lebih fokus pada prestasi dan kontribusi mereka.
o Penggunaan Teknologi
Kemajuan dalam teknologi memungkinkan penggunaan alat-alat digital
untuk melacak kinerja karyawan secara real-time. Ini termasuk penggunaan
perangkat lunak kolaborasi, aplikasi manajemen proyek, dan alat pemantauan
produktivitas.
o Fleksibilitas dan Kepuasan Karyawan
Kerja remote dapat meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan kerja-hidup
karyawan, yang dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kesejahteraan
mereka secara keseluruhan.
o Peningkatan Diversitas dan Inklusi
Dengan kerja remote, perusahaan dapat lebih mudah menarik dan
mempertahankan bakat dari berbagai latar belakang dan lokasi geografis,
yang dapat meningkatkan diversitas dan inklusi dalam organisasi.
o Efisiensi Operasional
Kerja remote dapat mengurangi biaya overhead untuk operasional kantor
fisik, seperti biaya sewa dan utilitas. Ini dapat meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan secara keseluruhan.
Dengan mengidentifikasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada,
perusahaan dapat mengembangkan strategi evaluasi kinerja yang efektif untuk
karyawan yang bekerja dari jarak jauh. Ini termasuk penggunaan metrik kinerja yang
relevan, pembangunan budaya organisasi yang mendukung, penggunaan teknologi
yang tepat, dan pengaturan kebijakan yang sesuai untuk mengelola keseimbangan
kerja-hidup karyawan.
SUMBER :
✓ https://www.presensi.co.id/blog/mengenal-sistem-kerja-remote-keuntungan-tantangan-dan-
prospek-
✓ https://www.topkarir.com/article/detail/strategi-efektif-mengelola-karyawan-remote
c. Berikut merupakan contoh nyata tentang bagaimana lima tahap perancangan sistem
manajemen kinerja dapat diterapkan dalam sebuah perusahaan teknologi yang
sedang berkembang, bernama Tech Solutions
• Tahap 0: Fondasi
Komite eksekutif Tech Solutions mengadakan serangkaian pertemuan strategis untuk
merumuskan visi dan misi perusahaan. Mereka memperjelas bahwa tujuan utama
perusahaan adalah untuk menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi dan untuk
memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan. Komite juga
mengidentifikasi nilai-nilai inti perusahaan, seperti kerjasama tim, integritas, dan
keunggulan.
• Tahap 1: Informasi Dasar
Tim manajemen HR Tech Solutions melakukan survei dan wawancara dengan
karyawan dari berbagai departemen untuk mengumpulkan informasi tentang proses
kerja, tantangan yang dihadapi, dan harapan mereka terkait manajemen kinerja.
Mereka juga menganalisis data kinerja sebelumnya untuk mengidentifikasi pola dan
tren.
• Tahap 2: Perancangan
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, tim HR merancang sistem manajemen
kinerja baru. Mereka mengembangkan alat evaluasi kinerja yang terdiri dari tujuan
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), dan menyusun
pedoman untuk proses peninjauan kinerja tahunan. Mereka juga meluncurkan
platform online untuk mengelola tujuan kinerja dan memberikan umpan balik.
• Tahap 3: Penerapan
Tim HR menyelenggarakan serangkaian pelatihan untuk manajer dan karyawan
tentang penggunaan sistem manajemen kinerja baru. Mereka memastikan bahwa
setiap karyawan memiliki tujuan yang jelas dan dapat diukur, serta memfasilitasi sesi
umpan balik antara manajer dan bawahan. Selain itu, mereka meluncurkan
kampanye komunikasi internal untuk memperkenalkan sistem baru dan mendukung
adopsi.
• Tahap 4: Penyegaran
Setelah enam bulan penerapan sistem baru, tim HR melakukan evaluasi terhadap
efektivitasnya. Mereka menganalisis data kinerja karyawan, melakukan survei
kepuasan karyawan, dan mengadakan pertemuan fokus kelompok untuk
mendapatkan umpan balik. Berdasarkan hasil evaluasi, mereka menemukan bahwa
sebagian besar karyawan merasa lebih terlibat dan puas dengan sistem baru, tetapi
ada beberapa kekhawatiran tentang kejelasan tujuan dan proses peninjauan kinerja.
Sebagai tanggapan, mereka menyusun rencana tindak lanjut untuk meningkatkan
komunikasi dan memberikan pelatihan tambahan kepada manajer.
Tech Solutions berhasil menerapkan sistem manajemen kinerja yang efektif berkat
penggunaan lima tahap perancangan sistem tersebut. Ini membantu meningkatkan
kinerja karyawan, meningkatkan keterlibatan, dan menciptakan budaya kerja yang
lebih terbuka dan kolaboratif.
SUMBER :
1) BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja Modul 2.27 – 2.31
2) https://www.techsolutionsinc.com/
3) https://www.linkedin.com/pulse/sistem-manajemen-kinerja-berbasis-
teknologi-real-time-d5btf/