Segala puji bagi Allah SWT., yang mana telah memberikan kepada kita
selakuhambanya yang selalu bersyukur atas nikmat dan karunianya yang senantiasa
selalu bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehinggah atas nikmatnyalah saya
dapat membuat tugas makalah ini secara baik dan benar,
Harapan saya semoga dalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat dan juga
bisa mudah dipahami oleh pembaca dan pendengar.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
a) Latar Belakang......................................................................................................................3
b) Rumusan Masalah................................................................................................................3
c) Tujuan Masalah....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
A. Pengertian Islam........................................................................................................................4
B. Sejarah Islam.............................................................................................................................5
a) Perioderisasi Peradaban Islam..........................................................................................6
b) Periode Klasik (570-650 M)...............................................................................................7
c) Periode Pertengahan ( 650-1250 M).................................................................................8
d) Periode Modern (1800- Sekarang).................................................................................... 9
C. Objek Kajian Islam.................................................................................................................... 10
a) Tauhid..............................................................................................................................10
b) Syariah..............................................................................................................................11
c) Akhlak...............................................................................................................................15
D. Daftar pustaka...........................................................................................................................16
2
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah agama
semua nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk
manusia, mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dan manusia dengan
lingkungannya. Agama rahmah bagi semesta alam, dan merupakan satu-satunya
agama yang diridhoi Allah, agama yang sempurna. Dengan beragama Islam, setiap
muslim memiliki landasan tauhidullah, dan menjalankan peran dalam hidup berupa
ibadah (pengabdian vertikal) dan khilafah (pengabdian horizontal) dan bertujuan
meraih ridha dan karunia Allah. Islam yang mulia dan utama akan menjadi kenyataan
dalam kehidupan duniawi, apabila benar-benar diimani, dipahami, dihayati, dan
diamalkan oleh seluruh muslimin secara totalitas (Kaffah).2 (QS. Al-Fath : 29, al-
Baqarah : 208).
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Masalah
3
3. Untuk mengetahui objek kajian islam
BAB II
PEMBAHASAN
d. Pengertian Islam
Kata “Islam” sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab aslama yang berarti
selamat. Sejahtera atau berserah diri. Islam juga berarti kedamaian, dan keselamatan
yang berdasarkan penyerahan diri kepada Allah SWT. Islam juga dimaknai dengan
perbuatan bijak dan orang yang menganut agama islam disebut dengan sebutan
muslim.
Menurut ilmu bahasa (etimologi), Islam berasal dari bahasa Arab yaitu kata salima
yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama,
yuslimu, Islaman, yang berarti memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti
juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Seseorang yang bersikap sebagaimana
maksud pengertian Islam tersebut dinamakan muslim, yaitu orang yang telah
menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.
Pengertian Islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran Islam, yaitu untuk
mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga terwujud
keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa serta sejalan pula dengan misi ajaran
Islam yaitu menciptakan kedamaian di muka bumi dengan cara mengajak manusia
untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan. Islam dengan misi yang demikian itu ialah
Islam yang dibawa oleh seluruh para Nabi, dari sejak Adam AS hingga Muhammad
SAW.
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. Atau lebih
tegasnya lagi Islam adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada masyarakat
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul.3 Sedangkan pengertian Islam
menurut Syekh Mahmud Syaltut yaitu agama Allah yang diperintahkan untuk
mengajarkan pokok-pokok dan peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad
SAW dan menugaskan untuk menyampaikan agama itu kepada seluruh manusia, lalu
mengajak mereka untuk memeluknya. Sementara itu Maulana Muhammad Ali
mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian, dan dua ajaran pokoknya yaitu
ke-Esaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata,
bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan
sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat kitab
4
suci Al-Quran, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk
sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta.
Dengan demikian, kata Islam secara istilah adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah, bukan berasal dari manusia. Posisi
Nabi dalam agama Islam diakui sebagai utusan Allah untuk menyebarkan ajaran Islam
tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, Nabi terlihat
dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Islam
merupakan agama yang ajaran-ajarannya lebih lengkap dan sempurna dibandingkan
agama yang dibawa oleh para Nabi sebelumnya. Firman Allah SWT dalam surah Al-
Maidah ayat 3
ُت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َمٓا اُ ِه َّل لِ َغي ِْر هّٰللا ِ بِ@ ٖ@ه َو ْال ُم ْنخَ نِقَ@ةُ َو ْال َموْ قُ@@وْ َذةُ َو ْال ُمت ََر ِّديَ@ةُ َوالنَّ ِطي َْح@ ةْ حُرِّ َم
س الَّ ِذ ْينَ َكفَ@رُوْ ا ٌ ۗ ب َواَ ْن تَ ْستَ ْق ِس ُموْ ا@ بِااْل َ ْزاَل ۗ ِم ٰذلِ ُك ْم فِ ْس
َ ق اَ ْليَوْ َم يَ ِٕى ِ ص ُ َُّو َمٓا اَ َك َل ال َّسبُ ُع اِاَّل َما َذ َّك ْيتُ ۗ ْم َو َما ُذبِ َح َعلَى الن
ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْس@اَل َم ِد ْينً ۗ@ا
ُ ض@ي ِ ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر ُ ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َواَ ْت َم ْمُ اخ َش@وْ ۗ ِن اَ ْليَ@وْ َم اَ ْك َم ْل
ْ ِم ْن ِد ْينِ ُك ْم فَاَل ت َْخ َش@وْ هُ ْم َو
هّٰللا
ِ ف اِّل ِ ْث ۙ ٍم فَاِ َّن َ َغفُوْ ٌر ر
َّح ْي ٌم ٍ ِص ٍة َغي َْر ُمت ََجان َ فَ َم ِن اضْ طُ َّر فِ ْي َم ْخ َم
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan)
yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu
sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula)
mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada
hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab
itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini
telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu,
dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar,
bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
e. Sejarah Islam
Sejarah dalam bahasa arab dapat disebut dengan tarikh/sirah, serta juga dapat
disebut dengan istilah sajaratun (Sajaroh), artinya pohon dan keturunan atau history
dalam bahasa Inggris, adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan
kronologi berbagai peristiwa. Sedangkan menurut menurut pengertian al-tarikh
berarti; "sejumlah keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan
benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana benar-benar
terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia".
Dari pengertian yang dikemukakan diatas, peradaban Islam adalah terjemahan dari
kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Istilah kata dalam bahasa Arab ini juga sering
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang artinya adalah Kebudayaan Islam.
"Kebudayaan" dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Dalam definisi yang dimaksud
disini Peradaban atau kebudayaan tersebut ialah Islam yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw yang telah membawa bangsa Arab yang sebelum datangnya Islam
terbelakang, bodoh, dan tidak dikenal oleh bangsa manapun. Tetapi semenjak
hadimya Islam ditengah-tengah mereka maka mereka menjadi bangsa yang maju,
cepat mengembankan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. Baik secara jasmani
maupun secara rohani."
6
A.Periode Klasik (570-650 M)
Periode Klasik merupakan periodeMasa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa
dimana ketika nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang
mengatakan bahwa masa klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasulullah ke Madinah
sampai Masa Khulafaur Rasyidin.
Selama 10 tahun Rasulullah SAW tinggal di Madinah hingga akhirnya ia dan kaum
muslimin berhasil mendapatkan kesempatan menaklukan kota Mekkah dan
membebaskan Ka’bah dari berbagai berhala.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan diambil alih oleh para khalifah. Mulai dari
khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang disebut sebagai masa al-Khualafa’ al-Rashidun.
Berikut ini adalah urutan khalifah yang memimpin setelah Rasul wafat, yaitu :
Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang murtad dan
golongan orang yang menolak membayar zakat. Ia juga melanjutkan kebijakan Rasul
SAW dengan mengirim pasukan pemimpin Usamah bin Zayd ke Syria, yang
sebelumnya sampai tertunda karena sakit keras yang menderanya, menjelang
kewafatannya. Ia juga berhasil mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang
7
berserakan pada pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain atau kulit
binatang.
Pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu bentuk bacaan
yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas wilayah islam ke
Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah, Khurasan dan Balkh di Afganistan. Pasukan
tangguh dan kuat pertahanannya. Usman meninggal dunia dalam usia 82 tahun ketika
membaca al-Qur’an, akibat ketidakpuasan rakyatnya atas kebijakan politiknya yang
cenderung nepotisme.
Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan
kekacauan setelah terbunuhnya Usman. Rakyat menuntutnya untuk segera
menghukum pembunuh Usman. Itu sulit diwujudkan,karena kondisi negara yang tidak
stabil. Ia hanya menetapkan yaitu memerangi kelompok pembangkang tersebut yang
berujung pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan
Talhah dan perang Siffin pimpinan Mu’awiyah. Dalam perang Siffin, Ali menerima
arbitrasi yang menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu menolak, sedang
yang lain menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut Khawarij yang
bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Setelah pemerintahan yang dipimpin oleh para khalifah, pemerintahan islam itu
berganti menjadi Monarchy heredits (kerajaan turun-temurun). Dinasti-dinastinya
terdiri dari :
Pada periode klasik dan Pertengahan (650-1250 M), Islam mengalami dua fase
penting: (1) Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Di fase
inilah Islam di bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh
yang sangat signifikan, kearah Barat melalui Afrika Utara Islam mencapai Spanyol
8
dan kearah Timur melalui Persia Islam sampai ke India. Masa ini juga ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non agama) dan
kebudayaan. Dalam bidang hukum dikenal para imam mazhab seperti Malik, Abu
Hanifah, Syafi’i, dan Ibn Hanbal. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh seperti Abu
Hasan al-Asy’ari, al-Maturidi, Wasil ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-
Nazzam dan al-Juba’i. Di bidang ketasawwufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid
al-Bustami, al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementara dalam bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Ibn al-
Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi;
Setelah kesultanan Turki dihapuskan pada tanggal 1 November 1923 M, dan Turk
diproklamirkan sebagai negara berbentuk republik dengan presiden pertamanya
Mustafa kemal At-Turk, pendiri Turki modern (1881-1938 M), maka kemajuan Turki
di bidang pengetahuan dan teknologi terus mengembang. Di India ketika dijajah
Inggris, telah bermunculan para cendikawan muslim berpikiran modern, yang
melakukan usaha-usaha agar umat Islam mampu menguasai Ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dapat melepaskan diri dari belenggu penjajah. Para cendikiawan
dimaksud deperti Syah Waliyullah (1730-1762 M), Muhammad Iqbal (1873-1938M),
Sayid Ahmad Khan (1817-1898M), Sayid Amir Ali (1849-1928 M), Muhammad Ali
Jannah (1876-1948M), dan Abdul Kalam Azad (1888-1956 M). Diantara cendikiawan
tersebut yang besar jasanya tehadap umat Islam di India adalah Sayid Ahmad Khan.
Setelah India dan Pakistan merdeka dari Inggris pada tahun 1947M, Umat Islam
terbagi dua, ada yang masuk ke Republik Islam Pakistan dan juga ada yang tetap di
India sekitar 40 juta jiwa. Umat Islam di dua negara tersebut terus berusaha
9
meningkatkan Ilmu pengetahuan dan teknologi, agar kualitas hidup mereka meningkat
ke arah yang lebih maju.
Pada masa pembaharuan, terutama setelah ekspansi Napoleon ke Mesir (1798M) umat
Islam Mesir, khususnya para penguasa dan kaum cendikiawannya menyadari akan
keterbelakangan mereka dalam urusan dunia jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa
Eropa. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai usaha agar menguasa berbagai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dimiliki oleh bangsa-bangsa Eropa.
Kebudayaan umat Islam pada masa pembaharuan berkembang ke arah yang lebih
maju. Hal ini dapat dipelajari dari berbagai negara Islam atau negara yang
berpenduduk mayoritas umat Islam. Seperti Saudi Arabia, Mesir, Irak, Iran, Kuwait,
Pakistan, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
a. Tauhid
10
Tauhid adalah awal dan akhir dari seruan islam. Ia adalah suatu kepercayaan
kepada Tuhan. Suatu kepercayaan yang mengaskan bahwa hanya Tuhanlah
yangmenciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur dan mendidik alam semesta ini
(Tauhid Rububiyah). Sebagai konsekuensinya, maka hanya Tuhan itulah satu-satunya
yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongannya, serta yang harus
ditakuti (Tauhid Uluhiyah). Bahwa Tuhan itu zat yang luhur dan segala-segalanya,
Hakim Yang Maha Tinggi, yang tiada terbatas, yang kekal, yang tiada berubah-ubah.
Yang tiada kesamaanya sedikitpun di alam ini, sumber segala kebaikan dan
kebenaran, Yang maha adil dan suci, Tuhan itu bernama Allah SWT. Lawan dari
tauhid adalah syirik, yaitu mempersekutukan Tuhan. Suatu kepercayaan tentang
adanya lagi tuhan selain Allah SWT. Kepercayaan syirik ini adalah dosa besar di sisi
Allah. Yang terkandung dalam surah An-Nisa ayat 48:
ون ٰ َذل َِك لِ َمن َي َشٓا ُء ۚ َو َمن ُي ْش ِركْ ِبٱهَّلل ِ َف َق ِد ٱ ْف َت َر ٰ ٓى ِإ ْثمًا عَظِ يمًا َ ِإنَّ ٱهَّلل َ اَل َي ْغفِ ُر َأن ُي ْش َر
َ ك ِبهِۦ َو َي ْغفِ ُر َما ُد
b. Syariah
11
wadl’i.Tasyri’ samawi adalah penetapan hukum yang dilakukan langsung oleh Allah
dan RasulNya dalam al-Qur’an dan sunnah. Ketentuan-ketentuan tersebut bersifat
abadi dan tidak berubah karena tidak ada yang kompeten untuk mengubahnya selain
Allah sendiri. Sedangkan tasyri’wadl’i adalah penentuan hukum yang dilakukan para
mujtahid. Ketentuan-ketentuan hukum hasil kajian mereka ini tidak memiliki sifat
mutlak, tetapi bisa berubah-ubah karena merupakan hasil kajian nalar para ulama yang
tidak lepas dari salah karena di pengaruhi oleh pengalaman pengalaman keilmuan
keilmuan mereka serta kondisi kondisi lingkungan lingkungan dan dinamika dinamika
sosial budaya masyarakat di sekitarnya. Sementara itu, kata syari’ah bermakna jalan
tempat keluarnya air untuk minum (murid al-ma’). Dalam kajian hukum islam,
syari’ah diartikan sebagai segala sesuatu yang disyari’atkan oleh Allah kepada seluruh
manusia, agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Aspek hukum
yang masuk dalam kategori syari’ah itu mencakup aturan tentang hubungan antara
manusia dengan Allah, yang disebut dengan ‘ubudiyah, dan mencakup aturan tentang
antar manusia dengan manusia, yang disebut dengan mu’amalah/ijtima’iyah.
c. Akhlak
Akhlak secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat.10 Secara
terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Tiga pakar di
bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Muhammad alGhazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Tingkah laku itu dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali
melakukan perbuatan baik atau hanya sewaktu-waktu saja. Maka seseorang dapat
dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya, sendirinya, didorong didorong
oleh motivasi motivasi dari dalam diri dan dilakukan dengan banyak pertimbangan
pemikiran, apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan
sebagai keterpaksaan untuk berbuat. berbuat. Apabila Apabila perbuatan perbuatan
tersebut tersebut dilakukan dilakukan dengan terpaksa terpaksa bukanlah bukanlah
pencerminan dari akhlak. Sementara itu, ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas
tentang perbuatan yang dilakukan oleh perbuatan yang dilakukan oleh manusia dan
mengajar manusia dan mengajarkan perbuatan baik yang kan perbuatan baik yang
harus dilakukan oleh manusia dan perbuatan buruk yang harus dihindari dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengertian di atas, maka terdapat empat hal yang menjadi syarat
apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak :
12
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.
Secara terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Muhammad al-
Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Perangai sendiri mengandung pengertian suatu sifat dan watak yang
merupakan bawaan seseorang.
Budi pekerti, moral, etika, dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Budi
pekerti p berbeda. Budi pekerti pada kamus bahasa ada kamus bahasa Indonesia
merupakan kata majemuk Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan
pekerti. Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti
kelakuan.
Secara terminologis, kata budi ialah sesuatu pada manusia yang berhubungan dengan
kesadaran, didorong oleh pemikiran pemikiran atau rasio yang disebut disebut dengan
nama karakter. Sedangkan Se pekerti pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia,
karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut behaviour . Jadi dari kedua kata
tersebut budi pekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang
bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti
tergantung pada pelaksanaanya. pelaksanaanya. Budi pekerti pekerti dapat bersifat
bersifat positif positif maupun negatif. negatif. Budi pekerti itu pekerti itu sendiri
selalu sendiri selalu dikaitkan dengan dikaitkan dengan tingkah laku tingkah laku
manusia. Budi manusia. Budi pekerti pekerti didorong oleh kekuatan yang terdapat di
dalam hati yaitu rasio.
Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores, yang berarti adat istiadat, atau aturan
umum yang menjadi dasar ukuran baik atau buruk perbuatan seseorang. Maka, ukuran
baik atau buruksuatu perbuatan dalam ukuran moral itu bersifat lokal. Maka moral
adalah tindakan manusia yang baik dan wajar menurut aturan umum di mana manusia
itu berada.Etika berasal dari kata Ethos yang berarti adat kebiasaan. Menurut
13
beberapa beberapa pakar, etika adalah ilmu yang membahas membahas tentang
tentang moralitas moralitas atau tingkah laku serta prinsip-prinsip ajaran tentang
tingkah laku yang benar.
Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika normatif dan metaetika.
Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakantindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul dalam etika normatif,
yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma, serta hak dan
kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika adalah ucapan-ucapan
yang dikatakan pada bidang moralitas.
2. Mengajarkan kepada manusia bahwa sumber moral (ukuran baik atau buruknya
perbuatan) adalah ajaran Allah SWT.
3. Bersifat universal dan komprehensif, yaitu dapat diterima oleh seluruh manusia di
segala tempat dan waktu.
Persamaan antara etika dan moral adalah sama-sama membicarakan tentang tingkah
laku manusia. Hanya saja etika lebih banayak didasarkan oleh akal pikiran, sementara
moral di dasarkan pada adat kebiasaan. Etika memandang tingkah laku secara teoritis,
sementara moral memandang tingkah laku secara praktis. Akhlak adalah tingkah laku
baik, buruk, salah benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam
ajaran agama.
14
baik di dunia maupun di akhirat, maka ia harus dapat menjalin hubungan baik
denganAllah SWT. Sebab, jika Allah SWT murka, maka sengsaralah manusia yang
mendapatkan murkaNya.
Bentuknya adalah dengan saling menjalin sikap silatuhrahmi, saling menghormati dan
menghargai, saling tolong menolong, saling menasihati. Tidak menyakiti orang lain,
baik dalam bentuk perkataan, perbuatan perbuatan maupun sikap. Tidak bersikap
bersikap sombong sombong di hadapan hadapan orang lain. Mengedepankan sikap
maaf jika terjadi perselisihan. Hubungan baik antar sesama manusia menjadi penting
karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah
makhluk sosial, yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainya. Manusia
harus hidup bernasyarakat untuk dapat berjalan harmonis, maka seseorang harus
menjaga sikapnya dalam menjalin hubungan dengan yang lainnya.
Alam harus dilindungi karena alam atau lingkungan hidup yang ditempati manusia
telah memberi banyak manfaat kepada manusia. Dan mulai air, udara, api, tumbuh-
tumbuhan, binatang, sinar matahari, semuanya menjadi bagian penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup. Manusia
tidak dapat makan tanpa ada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Manusia tidak dapat
berpakaian berpakaian tanpa ada hewan dan tumbuh-tumbuhan. tumbuh-tumbuhan.
Manusia Manusia tidak dapat membangun rumah tanpa ada bumi, air, api, bebatuan,
pohon kayu dan lain sebagainya. Manusia juga membutuhkan air bersih untuk minum,
memasak,mandi, dan mencuci pakaian. Manusia membutuhkan udara bersih untuk
bernfas. Manusia membutuhkan cahaya untuk penerangan. penerangan. Artinya,
Artinya, alam lingkungan lingkungan di sekitar sekitar kita ini dapat menjadi menjadi
sumber bahan pangan, sumber bahan pangan, sumber bahan bangunan, sumber obat-
obatan bagi kehidupan manusia.
Jika manusia tidak bersikap ramah kepada alam, maka alam akan bersikap bersikap
tidak ramah pula kepada manusia. manusia. Jika alam tidak bersikap bersikap ramah
kepada manusia, yang merugi adalah manusia juga, karena manusia tidak mampu
melawan alam. Contoh yang sudah banyak terjadi di indonesia adalah bagaimana
manusia tidak mampu melawan ganasnya tsunami, gempa bumi, banjir, semburan
15
lumpur, hembusan angin yang kencang, letusan gunung, derasnya curah hujan dan lain
sebagainya.
Semua bencana itu adalah dampak dari perilaku negatif manusia terhadap alam. Itu
artinya, akhlak yang baik dalam berhubungan dengan alam akan menguntungkan
manusia sendiri, sebaliknya akhlak yang buruk terhadap alam juga akan merugikan
manusia sendiri.
16