Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AQIDAH

POSISI AQIDAH DALAM ISLAM DAN HUBUNGAN AQIDAH, MUAMALAH,


IBADAH , AKHLAK

DISUSUN OLEH

: ARIS MUNANDAR (1204015046)


DHANY
PUTRA
ANGGA
GALANG

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014

PENDAHULUAN
Islam merupakan salah satu agama samawi yang meletakkan nilai-nilai kemanusiaan,
atau hubungan personal, interpesonal dan masyarakat secara Agung dan Luhur, tidak ada
perbedaan satu sama lain, keadilan, relevansi, kedamaian, yang mengikat semua aspek
manusia. Karena islam yang berakar pada kata salima dapat diartikan sebagai sebuah
kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah, kedamaian, akan hadir. Jika
manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri (drive) kearah bagaimana memanusiakan
manusia dan memposisikan dirinya sebagai mahluk ciptaan tuhan yang bukan saja unik tapi
juga sempurna. Namun jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan, seiring
fitnah, maka janji tuhan azab dan keinahan akan datang. Tegaknya aktifitas keislaman dalam
hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki
ahlak. Jika seseorang sudah memahami ahlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang
baik.
Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh Allah dan RasulNya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu iman (akidah), Islam
(syariat/ibadah), dan ihsan (akhlak). sebagaimana firman Allah




.












.








.
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang
Dia kehendaki.
Allah berfirman yang artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya dan kitab
yang diturunkan kepda Rasul-Nya dan kitab yang diturunkan sebelum itu, dan barangsiapa

yang kufur kepada Allah, dan malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir
benar-benar ia telah sesat dengan kesetan yang jauh. (QS. An-Nisa 136)
Adapun mengenai takdir, Allah berfirman yang artinya:
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ketentuan (QS. Al-Qamar: 49)
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu,
dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqon: 2)

Ayat diatas mengilustrasikan kepada kita KEDUDUKAN AQIDAH DALAM ISLAM


DAN HUBUNGAN AQIDAH, MUALAMAH, IBADAH, AKHLAK. Yang kesemuanya
memiliki keterikatan dan penguat satu sama lain. Maka di sini pemakalah akan menjelaskan
tentang hubungan antara ketiganya, sehingga kemantapan seorang mukmin akan terjaga.
Semoga apa yang pemakalah susun dalam makalah yang berjudul Hubungan Aqidah, Ibadah
Dan Akhlak. Dengan harapan semoga makalah ini dapat menjadi referansi, khazanah
keilmuan dan berguna untuk semua kalangan umat Islam. Amin

PEMBAHASAN

Pengertian Aqidah Secara Bahasa


Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( )yang berarti ikatan. Secara istilah adalah
keyakinan hati atas sesuatu. Kata aqidah tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang
terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada
istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang
sesat atau menyimpang.
Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas
sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan buruk.

Hal ini didasarkan kepada Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shahabat
Umar bin Khathab r.a. yang dikenal dengan Hadits Jibril.
Pengertian Secara Istilah Dan Menurut Para Ahli (Terminologi)
Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang
tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Pengertian aqidah menurut hasan al-Banna:
"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan kekntentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguanraguan".
Pengertian Aqidah Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini
Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan
hancur berantakan. Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama
(din) dan diterimanya suatu amal. Allah swt berfirman,
.












Artinya: Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat),
maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah
kepada Tuhannya. (Q.S. al-Kahfi: 110)
Allah swt juga berfirman,
.

















Artinya: Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu,
bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur,
dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. az-Zumar: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan
dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw
berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilainilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang
lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan
minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu
kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau
landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran
dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih
singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita
mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.
Sumber-sumber Aqidah Islam
Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya
dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber ajaran aqidah
Islam adalah terbatas pada al-Quran dan Sunnah saja. Karena, tidak ada yang lebih tahu
tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, dan tidak ada yang lebih tahu tentang Allah, setelah
Allah sendiri, kecuali Rasulullah saw.

Hubungan Antara Aqidah, Ibadah, Muamalah, dan Ahklak


Hubungan aqidah dengan akhlak
Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan
hidup inidiperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya
sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai pondasi dari seluruh
bangunan aktifitas manusia.
Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim
adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak tersarikan dari aqidah
dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscahya

akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka
akhlaknya pun akan salah.
ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menjelaskan yang seharusnya dilakukan manusia
kepada yang lainya, yang disebut dengan akhlak. Dengan akhlak yang baik seseorang akan
bisa memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan benar. Ibadah yang
dijalankan dinilai baik apabila telah sesuai dengan muamalah. Muamalah bisa dijalankan
dengan baik apabila seseorang telah memiliki akhlak yang baik.
Contohnya :
Jika berjanji harus ditepati yaitu apabila seorang berjanji maka harus ditepati. Jika orang
menepati janji maka seseorang telah menjalankan aqidahnya dengan baik. Dengan menepati
janji seseorang juga telah melakukan ibadah. Pada dasarnya setiap perbuatan yang dilakukan
manusia arus didasari denga aqidah yang baik.
Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga
lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta dengan benar, niscahya ia
akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah allah. Sehingga ia tidak mungkin
menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkanya. Pendidikan akhlak
yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh
manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang
menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka mendapatkan
balasan kebaikan dari allah
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang berhubungan dengan aqidah. Jujur dapat
terwujud apabila seseorang telah memegang konsep-konsep yang berhubungan dengan
aqidah. Dengan dijalankanya konsep-konsep aqidah tersebut maka seseorang akan memiliki
akhlak yang baik. Sehingga orang akan takut dalam melakukan perbuatan dosa.
Jika perbedaan dalam fiqih dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan, maka kesalehan
tentu saja bukan dalam menjalankan fiqih, betapapun sulitnya. Yang paling saleh diantara
kita bukanlah orang yang bersedekap pada waktu berdiri shalat, bukan juga yang meluruskan
tangannya, karena kedua cara shalat itu merupakan ijtihat para ulama dengan merujuk pada
hadis yang berbeda. Yang durhaka juga bukan yang mandi janabah sebelum tidur, atau yang

tidur dulu baru mandi janabah, karena kedua-duanya dijalankan Rasullah Saw. Fikih tidak
bisa dijadikan ukuran kemuliaan, tetapi kemuliaan seseorang di lihat dari kemuliaan
akhlaknya
Hubungan aqidah dengan ibadah
Akidah menempati posisi terpenting dalam ajaran agama Islam. Ibarat sebuah bangunan,
maka perlu adanya pondasi yang kuat yang mampu menopang bangunan tersebut sehingga
bangunan tersebut bisa berdiri dengan kokoh. Demikianlah urgensi akidah dalam Islam,
Akidah seseorang merupakan pondasi utama yang menopang bangunan keislaman pada diri
orang tersebut. Apabila pondasinya tidak kuat maka bangunan yang berdiri diatasnya pun
akan mudah dirobohkan.
Selanjutnya Ibadah yang merupakan bentuk realisasi keimanan seseorang, tidak akan dinilai
benar apabila dilakukan atas dasar akidah yang salah. Hal ini tidak lain karena tingkat
keimanan seseorang adalah sangat bergantung pada kuat tidaknya serta benar salahnya akidah
yang diyakini orang tersebut. Sehingga dalam diri seorang muslim antara akidah, keimanan
serta amal ibadah mempunyai keterkaitan yang sangat kuat antara ketiganya.
Muslim apabila akidahnya telah kokoh maka keimanannya akan semakin kuat, sehingga
dalam pelaksanaan praktek ibadah tidak akan terjerumus pada praktek ibadah yang salah.
Sebaliknya apabila akidah seseorang telah melenceng maka dalam praktek ibadahnya pun
akan salah kaprah, yang demikian inilah akan mengakibatkan lemahnya keimanan.
Pondasi aktifitas manusia itu tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka dibutuhkan
adanya sarana untuk memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah merupakan bentuk pengabdian
dari seorang hamba kepada allah. Ibadah dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada
allah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap allah.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, sejak kelahirnya telah dibekali dengan akal
pikiran serta perasaan (hati). Manusia dengan akal pikiran dan hatinya tersebut dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang benar, dapat mempelajari bukti-bukti
kekuasaan Allah, sehingga dengannya dapat membawa diri mereka pada keyakinan akan
keberadaan-Nya. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mengakui
keberadaan Allah SWT. karena selain kedua bekal yang dimiliki oleh mereka sejak lahir,

Allah juga telah memberikan petunjuk berupa ajaran agama yang didalamnya berisikan
tuntunan serta tujuan dari hidup mereka di dunia.
Ibadah mempunyai hubungan yang erat dengan aqidah. Antaranya :
1. Ibadah adalah hasil daripada aqidah yaitu keimanan terhadap Allah sebenarnya yang
telah membawa manusia untuk beribadat kepada Allah swt.
2. Aqidah adalah asas penerimaan ibadah yaitu tanpa aqidah perbuatan seseorang
manusia bagaimana baik pun tidak akan diterima oleh Allah swt.
3. Aqidah merupakan tenaga penggerak yang mendorong manusia melakukan ibadat
serta menghadapi segala cabaran dan rintangan.
Akidah adalah merupakan pondasi utama kehidupan keislaman seseorang. Apabila
pondasi utamanya kuat, maka bangunan keimanan yang terealisasikan dalam bentuk amal
ibadah orang tersebut pun akan kuat pula.
Amal ibadah tidak akan bisa benar tanpa dilandasi akidah yang benar. amal ibadah dinilai
benar apabila dilakukan hanya untuk Allah semata dengan ittiba Rasul SAW.
Manusia diberi bekali akal pikiran agar dengan akal pikiran tersebut mereka dapat
membedakan mana yang hak dan mana yang batil, mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah,
menganalisa hakikat kehidupannya sehingga dia tahu arah dan tujuan dirinya diciptakan di
dunia. Akal pikiran dan perasaan inilah yang membedakan manusia dengan makhlukmakhluk lain. Oelh karena itu manusia dipercaya untuk menjadi khalifah Allah di Bumi.
Hubungan aqidah dengan muamalah
Pola pikir, tindakan dan gagasan umat Islam hendaknya selalu bersendikan pada
aqidah Islamiyah. Ungkapan buah dari aqidah yang benar (Iman) tidak lain adalah amal
sholeh harus menjadi spirit dan etos ummat Islam. Pribadi yang mengaku muslim mestinya
selalu menebar amal shalih sebagai implementasi keimanannya di manapun mereka berada.
Tidak kurang 60 ayat Al Quran menerangkan korelasi antara keimanan yang benar dengan
amal sholeh ini. Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa perintah beriman kepada Allah dan
hari akhir selalu diikuti dengan perintah untuk melaksanakan amal shalih. Inilah makna
operatif dari ungkapan al-Islamu aqidatun wa jihaadun, bahwa kebenaran Islam itu harus

diyakini sekaligus juga diperjuangkan pengamalannya secara sungguh-sungguh dalam


konteks kemaslahatan dan bebas dari perilaku teror.
Apabila aqidah telah dimiliki dan ibadah telah dijalankan oleh manusia, maka kedua hal
tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu diperlukan adanya suatu
peraturan yang mengatur itu semua. Aturan itu disebut Muamalah. Muamalah adalah segala
aturan islam yang mengatur hubungan antar sesama manusia. Muamalah dikatakan berjalan
baik apabila telah memiliki dampak sosial yang baik. Untuk dapat mewujudkan aqidah yang
kuat yaitu dengan cara ibadah yang benar dan juga muamalah yang baik, maka diperlukan
suatu adanya
Aqidah adalah pondasi keber-Islaman yang tak terpisahkan dari ajaran Islam yang lain:
akhlaq, ibadah dan Muamalat. Aqidah yang kuat akan mengantarkan ibadah yang benar,
akhlaq yang terpuji dan muamalat yang membawa maslahat. Selain sebagai pondasi,
hubungan antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran Islam yang lain bisa juga bersifat
resiprokal dan simbiosis. Artinya, ketaatan menuanaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan
bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah.
Dengan kata lain, ibadah adalah pelembagaan aqidah dalam konteks hubungan antara
makhkluq dengan Khaliq; akhlaq merupakan buah dari aqidah dalam kehidupan yang etis dan
egaliter; dan muamalah sebagai implementasi aqidah dalam masyarakat yang bermartabahat
dan menebar maslahat. Karena itu, agar aqidah tumbuh dan berkembang, aqidah harus
operatif dan fungsional. Di Indonesia kita menyaksikan beberapa ormas Islam yang telah
berhasil mengembangkan amal usaha atau unit pelayanan umat seperti Panti sosial dan anak
yatim, lembaga pendidikan dan pondok pesantren, balai pengobatan dan rumah sakit,
lembaga pengumpul dan penyalur zakat serta lembaga-lembaga sosial keagamaan lainnya.
Lembaga atau unit pelayanan umat tersebut, meminjam istilah M. Amin Abdullah,
merupakan bentuk faith in action, buah keimanan yang aktif dan salah satu bentuk
pengejawantahan tauhid sosial atau theologi pembangunan. Sayanya, tidak sedikit buah
faith in action tersebut yang terjebak pada bebagai kepentingan mulai dari ekonomi hingga
politik.
Agar tetap kokoh dan kuat serta menjadi penyangga seluruh sendi keber-Islaman, aqidah
harus dijaga, dipelihara dan dipupuk sehingga bisa hidup subur dalam pribadi setiap Muslim.
Pentingnya memelihara aqidah ini juga tersirat dalam Sirrah Nabawiyah. Saat membangun

masyarakat Islam di Makkah dan Madidah selama 23 tahun Rasulullah Muhammad SAW
tidak kenal lelah membina aqidah umatnya. Mengingat pentingnya aqidah ini bisa dimengerti
bila setiap surat dalam Al Quran mengandung pokok-pokok ajaran keimanan.
Di tengah pasar bebas nilai dan ideologi saat ini, upaya merevitalisasi aqidah serasa
memperoleh momentum. Mudah tergiurnya sebagian umat pada faham atau aliran-aliran
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam merupakan efek dari lemahnya aqidah
mereka. Ketidak peduliaan sebagian umat Islam terhadap kerusakan lingkungan dan
kebobrokan moral juga indikasi rapuhnya bangunan aqidah. Mulai memudarnya etos dan jiwa
voluntarisme di kalangan umat dan semakin menguatnya syahwat duniawi adalah
konsekuensi logis dari redupnya aqidah. Saatnya sekarang membenahi dan merevitalisasi
aqidah agar umat memiliki pondasi yang benar, kokoh dan fungsional. Dengan bekal ini faith
in action bisa dilipatgandakan untuk menghadirkan pesona Islam yang lebih ihsan pada
kemanusiaan.
Ajaran islam yang mengatur prilaku manusia baik dalam kaitanya sebagai makhluk dengan
tuhannya maupun dalam kaitannya sebagai sesama mahluk, dalam term fiqih atau ushul
alfiqh disebut dengan syariah. Sesuai dengan aspek yang diaturnya, syariah ini terbagi
kepada dua yakni ibadah dan muamalah. Ibadah adalah syariah yang mengatur hubungan
antara manusia dengan tuhannya, sedangkan muamalah adalah syariah yang mengatur
hubungan antara sesama manusia. Pada gilirannya kegiatan ekonomi sebagai salah satu
bentuk dari hubungan antara manusia ia bukan bagian dari aqidah, akhlaq dan ibadah
melainkan bagian dari muamalah. Namun demikian masalah ekonomi tidak lepas dari
maspek aqidah, akhlak maupun ibadah sebab dalam prespektif islam prilaku ekonomi harus
selalu diwarnai oleh nilai-nilai aqidah, aklak dan ibadah

KESIMPULAN
Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( )yang berarti ikatan. Secara istilah adalah
keyakinan hati atas sesuatu. Kata aqidah tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang
terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada
istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang
sesat atau menyimpang.
Aqidah adalah pondasi keber-Islaman yang tak terpisahkan dari ajaran Islam yang
lain: akhlaq, ibadah dan Muamalat. Aqidah yang kuat akan mengantarkan ibadah yang benar,
akhlaq yang terpuji dan muamalat yang membawa maslahat. Selain sebagai pondasi,
hubungan antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran Islam yang lain bisa juga bersifat
resiprokal dan simbiosis. Artinya, ketaatan menuanaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan
bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah.
Apabila aqidah telah dimiliki dan ibadah telah dijalankan oleh manusia, maka kedua
hal tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu diperlukan adanya suatu
peraturan yang mengatur itu semua. Aturan itu disebut Muamalah. Muamalah adalah segala
aturan islam yang mengatur hubungan antar sesama manusia. Muamalah dikatakan berjalan
baik apabila telah memiliki dampak sosial yang baik. Untuk dapat mewujudkan aqidah yang
kuat yaitu dengan cara ibadah yang benar dan juga muamalah yang baik, maka diperlukan
suatu adanya.

PENUTUP
Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan maka penulis memberikan saran yakni
Al Quran dan sunah merupakan dua pegangan, tuntunan dan pedoman hidup serta sebagai
sumber utama bagi umat islam untuk dijadikan sebagai panduan analisis dalam mengkaji
setiap persoalan yang muncul dalam kehidupan. Oleh karena itu penting kiranya bagi umat
islam untuk terus berpegang teguh pada Al quran dan As sunah serta untuk memahami
makna-makna yang terkandung dalam Al quran dan As sunah. Dan dengan Al quran dan As
sunah juga dapat memperkuat Aqidah, Ibadah, Muamalah dan Akhlak umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari,. 2007. Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal Jamaah.
Pustaka Imam Syafii.
H.A Djazuli &Yadi janwari, 2002. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Muhammad, 2007. Aspek Hukum dalam Muamalat.Yogyakarta: Graha ilmu.
Kaelany HD, 2009. Islam Agama Universa. Jakarta: Midada Rahma Press.
Rahmat, Jalaludin, 2007. Dahulukan Akhlak diatas Fiqih.Bandung: PT. Mizan Utama.
Salih bin fauzan bin Abdullah Al Fauzan,2000. Kitab Tauhid I . Jakarta : Yayasan Al- Sofwa.

Anda mungkin juga menyukai