Etimologi
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata
aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat.
Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri,
patuh, dan tunduk kepada Allah s.w.t
Terminilogo
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan sempurna yang
mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika
berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub,
Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
َو َو َّص ٰى ِبَہ ٓا ِإۡب َر ٲِه ۧـُم َب ِنيِه َو َي ۡع ُقوُب َي ٰـ َب ِنَّى ِإَّن ٱَهَّلل ٱۡص َط َفٰى َلُك ُم ٱلِّد يَن َفاَل
َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأنُتم ُّم ۡس ِلُموَن
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub,
Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu,
sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-
Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi
sebagai berikut :
Artinya :
”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia :
Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah
(Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya
untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu
generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam
adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari
sifat rahman dan rahim Allah swt.
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia
yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama
bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau
agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini
tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia
atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Pendidikan Agama
Islam – Hal 2.
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan
untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat,
terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para
penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan
Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha
Gautama dan lain-lain.
ِإاَّل ٱَّلِذيَن َء اَم ُنوْا َو َع ِم ُلوْا ٱلَّص ٰـ ِلَح ٰـ ِت َو َت َو اَص ۡو ْا ِبٱۡل َح ِّق َو َت َو اَص ۡو ْا
٣( ِبٱلَّص ۡب ِر
Artinya :
(3). kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang
muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
Ajaran Islam meliputi tiga komponen utama yang saling terkait antara
satu dengan lainya. Ketiga komponen itu adalah Aqidah, Syariah dan Akhlah.
Aqidah adalah ajaran dasar yang berhubungan dengan keyakinan/iman.
Syariah ajaran Islam yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah.
Sementara Akhlak adalah ajaan Islam yang menata tentang prilaku baik dan
tidak baik.
I. AKIDAH.
Aqidah sebagai ajaran pokok Islam yang harus diketahui oleh semua
umat Islam pada khususnya dan manusia secara umum. Banyak orang yang
mengaku Islam tapi barangkali belum mengetahui secara benar bagaimana
aqidah Islam dan cara mengamalkannya. Ini bisa dipahami lantaran banyak di
antara yang beragama Islam hanya sebagai identitas atau karena lahir dari
orangtua dan lingkungan Islam. Cara beragama seperti ini jelas tidak benar.
Karenanya sangat penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar akidah
Islam.
Kata "aqidah" diambil dari kata dasar "al-aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-
Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,
kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk
(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti
al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan). "Al-Aqdu" (ikatan) lawan kata
dari al-hallu (penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata
kerja: "8Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), "8Aqdan" (ikatan sumpah), dan"
8Uqdatun Nikah" (ikatan menikah).
Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." Surat Al-Maa-idah
ayat 89. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan
adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Jadi kesimpulannya, apa yang telah
menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar
ataupun salah.
Abu Bakar Jabir al-Jazairy dalam kitab akidah al-mi9min mengatakan bahwa
akidah adalah sejumblah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh
manusia yang berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu ditanamkan
di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaanya secara pasti.
Tauhid
Masih terngiang-ngiang di telinga kita apa yang dikatakan guru agama kita
di bangku sekolah dasar ketika menerangkan mengenai makna kalimat tauhid
8laa ilaha illallah9. Guru kita akan mengajarkan bahwa kalimat 8laa ilaha
illallah9 itu bermakna 8Tiada Tuhan selain Allah9. Namun apakah tafsiran
kalimat yang mulia ini sudah benar? Sudahkah penafsiran ini sesuai dengan
yang diinginkan al-Qur’an dan Al Hadits? Pertanyaan seperti ini seharusnya
kita ajukan agar kita memiliki aqidah yang benar yang selaras dengan al-
Qur9an dan As Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik umat ini (baca:
salafush sholih).
Berikut akan dijelaskan terlebih dahulu keutamaan kalimat 8laa ilaha illallah9
agar kita mengetahui kedudukannya dalam agama Islam.
d. Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah amal yang paling utama, paling banyak
ganjarannya,menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan
pelindung dari gangguan setan
e. Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah Kunci 8 Pintu Surga, orang yang
mengucapkannya bisa masuk lewat pintu mana saja yang dia sukai.
Inilah sebagian di antara keutamaan kalimat syahadat laa ilaha illallah dan
masih banyak keutamaan yang lain. Kalimat Laa ilaaha illallah adalah kunci
untuk masuk Islam dan perkataan terakhir yang seharusnya diucapkan oleh
setiap muslim sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah,” Tidak ada sesembahan
yang benar selain Allah”. Kata ilah mempunyai pengertian luas, yaitu
mencakup pengertian rububiyah dan mulkiyah. Adapun laa ilaha illallah
mempunyai pengertian sebagai berikut:
2. La raziqa illallah (tidak ada Yang Maha Memberi Rizki, kecuali Allah)
5. La malika illallah (tidak ada Yang Maha Memiliki Kerajaan, kecuali Allah)
7. La hakima illallah (tidak ada Yang Maha Menentukan aturan, kecuali Allah)
8. La gayata illallah (tidak ada Yang Maha Menjadi Tujuan, kecuali Allah)
Ikrar laa ilaha illallah tidak akan dapat diwujudkan secara benar tanpa mengikuti
petunjuk yang disampiakan oleh Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, ikrar laa
ilaha illallahharus diikuti ikrar Muhammadur-Rasulullah. Dua ikrar itulah yang
dikenal dengtan dua kalimat syahadat (syahadatain) yang menjadi pintu gerbang
seseorang memasuki agama Allah.
Tauhid yang telah tertanam mantap dalam hati seseorang hamba akan
meringankannya dari segala kesulitan, musibah, kepedihan dan kesedihannya..
Allah Ta’ala berfirman: ” (Yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah,
mereka menggucapkan 8Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un’. Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat pujian.”( Surat Al-Baqarah ayat156-
157).
Urgensi/Penting Akidah Dan Makna Lillahi Ta’ala
Karena itulah dalam Islam ada ajaran lillahi ta9ala (semua hal harus didasarkan
karena Allah atau untuk Allah). Lillahi ta9ala artinya menjadikan Allah sebagai
satu-satunya penyembahan, pemujaan, tempat bergantung, tempat berserah diri,
dan tempat memohon pertolongan. Terkadang orang salah memahami kalimat
lillahi ta9ala. Ia menyangka Allah itu egois. Mengapa? Karena semuanya
katanya harus ditujukan untuk Allah.
Pemahaman semacam ini jelas keliru. Beriman, memuja, dan berserah diri pada
Allah sejatinya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Mengapa demikian?
Manusia adalah makhluk yang tak bisa hidup sendiri. Dalam memenuhi hajatnya
ia akan bergantung pada obyek lain. SeandainyaAllah tidak memerintahkan agar
manusia bergantung pada-Nya, pasti manusia akan bergantung pada yang lain?
Apa yang lain itu? Mungkin teman, atasan, uang atau mitos-mitos tertentu yang
ia percayai.
Jika manusia bergantung pada semua ini apa jadinya? Selama masih ada
teman, ada atasan, ada uang, barangkali ia tenang. Tapi bagaimana kalau
temannya berkhianat, atasannya mati, uangnya habis? galau, kan? stress?
Karena semua itu sesuatu yang labil, mudah berubah, mudah datang dan mudah
pergi. Jadi berbahaya bergantung pada sesuatu yang labil. Tapi Allah tetap, tak
berubah. Dia adalah Tuhan yang tak pernah meninggalkan hamba-Nya, bahkan
sekalipun hamba-Nya pernah mencaci maki-Nya. Tuhan adalah tempat
bersandar yang stabil. Manusia akan merasa tenteram dan matap dalam
hidupnya ketika ia bergantung pada Allah. Ia akan senantiasa optimis, bahkan
saat ia gagal sekali pun.
Ruang Lingkup Akidah
Penyimpangan Aqidah
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘ikutilah apa yang telah diturunkan Allah
‘ , mereka menjawab, ‘(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’ (Apakah mereka akan mengikuti
juga ), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan
tidak mendapat petunjuk?”
3. Taqlid Buta
4. Ghuluw (berlebihan)
Dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di
atas derajat yang semestinya, sehingga menyakini pada diri mereka sesuatu
yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan
kemanfaatan maupun meolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu
perantara antara Allah dan makhlukNya, sehingga sampai pada tingkat
penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah Allah.
5. Ghaflah (lalai)
Terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat
kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitabNya (ayat-ayat
Qura9niyah). Di samping itu, juga terbuai dengan hasil teknologi dan
kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi
manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia dan
menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia
semata. Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan
yang benar menurut Islam.
C.Karakteristik Agama Islam
4. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia,
oleh karena itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-
Nya tanpa ada kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia
itu sendiri.
7. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam
yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak
berubah oleh apapun) dan menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang
dari batas syariat.