Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

DI SUSUN OLEH :
 AISYAH PUTRI A 210711056
 DELYA AGUSTIN 210711053
 AJJENG DWI C 210711092

DOSEN PENGAMPU :
DRS. H.MUNASEH., M.Pd

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2021

BJMVJ
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................................1
C. Ruang Lingkup .........................................................................................1
D. Metode Penulisan .....................................................................................1
Bab II PEMBAHASAN .....................................................................................2
A. Pengertian, Tujuan, Fungsi Islam .............................................................2
B. Sumber Ajaran Islam.................................................................................4
C. Ruang Lingkup Ajaran Islam......................................................................
D. Karakteristik Ajaran Islam........................................................................6
Bab III PENUTUP ..............................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................9
B. Saran ..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Islam adalah jalan hidup yang di turunkan oleh Allah SWT, Dzat yang menciptakan
manusia, seluruh Alam semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat di dalam nya. Dia mencip-
takan manusia, menghidupkan, mematikan, dan memberikan seluruh saran hidup serta meme-
berikan petunjuk yang paripurna untuk manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta ini
dengan sebaik – baik nya, sesuai dengan bentukan dan sifat sifat alamiah kemanusiaannya, se-
hingga manusia dapat meraih kesejahteraan dan kebahagiaan. Allah SWT memastikan bahwa is-
lam sebagia peraturan hidup yang sempurna dalam firman-Nya: (Qs.Almaidah 3).
Dlam islam, prinsip utama dalam kehidupan umat manusia adalah Allah SWT merupakan
dzat Yang maha Esa. Ia adalah satu satu nya tuhan dan pencipta seluruh alam semesta, sekaligus
pemilik, penguasa, serta pemelihara tunggal hidup dan kehidupan seluruh makhluk yang tiada
bandingan dan tandingan, baik di dunia maupun di akhirat. Dia adalah Subbuhun dan Quddusun,
yakni beba dari segaala kekurangan, kesalahan, kelemahan dan berbagai kepincangan lainnya,
serta suci dan bersih dalam segala hal. Sementara itu manusia merupakan makhluk Allah SWT.
Yang di ciptakkan dalam bentuk yang paling baik sesuai dengan hakikat wujud manusia dalam
kehidupan di dunia, yakni melaksanakan tugas kekhalifahan dalam kerangka pengabdian kepada
sang maha pencipta, Allah SWT. Sebagai kekhalifahannya di muka bumi manusia di beri
amanah untuk memberdayakan seisi alam raya dengan sebaik baik nya demi kesejahteraan selu-
ruh makhluk.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai konsep islam sebagai way of life
2. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian, tujuan dan fungsi islam
3. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai sumber ajaran islam
4. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai ruang lingkup ajaran islam
5. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai karateristik ajaran islam

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup konsep islam sebagai way of
life, mengenai pengertian, tujuan dan fungsi islam, mengenai sumber ajaran islam, mengenai ru-
ang lingkup ajaran islam, mengenai karakteristik ajaran islam.

D. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode pustaka yaitu beupa mencari dan mengumpulkan beberapa sumber dari internet maupun
buku yang mengenai informasi seputar konsepislam sebagai way of life.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ISLAM
Secara umum, definisi dan pengertian Islam dapat ditinjau dari dua segi, yaitu menurut segi ba-
hasa serta menurut segi istilah. Berikut merupakan penjelasan pengertian agama Islam menurut
bahasa dan menurut Istilah.

1. Pengertian Islam Menurut Bahasa

Islam berasal dari kata bahasa Arab, yaitu salima yang berarti selamat. Dari kata itu terbentuk
kata aslama yang berarti menyerahkan diri atau tunduk. Kemudian dari kata aslama terbentuk
kata Islam. Sebutan untuk penganut ajaran Islam adalah muslim yang berarti menyerahkan diri
kepada Allah.

Dalam beberapa ayat Al-Qur'an juga didapatkan asal kata Islam, antara lain yaitu :

As-Silmu

Islam berasal dari kata as-slimu, yang berarti damai. Hal ini dapat dilihat dari Al-Qur'an surat
Al-Anfal ayat ke 61,

“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-
Anfal:61).

Aslama

Islam berasal dari kata 'aslama' yang berarti menyerahkan diri. Hal ini dapat dilihat dari Al-
Qur'an surat An-Nisa ayat ke 125,

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lu-
rus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).

Istalma Mustaslima

Islam berasal dari kata 'istalma mustaslima' yang berarti penyerahan total kepada Allah. Hal ini
dapat dilihat dari Al-Qur'an surat Al-Shaffat ayat ke 26,
”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 )

Saliimun Salim

Islam berasal dari kata 'saliimun salim' yang berarti bersih dan suci. Hal ini dapat dilihat dari Al-
Qur'an surat Asy-Syu'ara ayat ke 89,

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu'ara:89)

Salamun

Islam berasal dari kata 'salamun' yang berarti selamat. Hal ini dapat dilihat dari Al-Qur'an surat
Maryam ayat ke 47,

“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun
bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).

Sedangkan pengertian Islam menurut istilah, Islam adalah agama wahyu yang berin-
tikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muham-
mad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana
pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Islam dapat diartikan sebagai ketundukan seorang hamba kepada wahyu lahi yang ditu-
runkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedo-
man hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat
manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.

Nah itulah info mengenai definisi serta pengertian agama Islam. Informasi tersebut
kami kutip dari berbagai sumber dan referensi. Semoga info tersebut bisa bermanfaat
bagi pembaca sekalian.

2. Tujuan islam
Tujuan islam adalah membentuk pribadi yang baik disamping juga membentuk masyarakat yang
ideal, yang menitik beratkan pembentukan moral dan kerohanian sebuah masyarakat dan tidak
lupa turut membangunkan nilai ketamadunan seterusnya membina masyarakat yang kukuh dan
berwibawa dimata dunia.
Selain itu tujuan islam sebagai the way of the life yaitu:
1. memelihara kemaslhatan agama (Hifzh al-din)
Sebelum kedatangan islam, secara alamiah manusia menciptakan dan membudayakan berbagai
jenis keyakinan terhadap tuhan atau kekuatan supranatural yang pada titik tertentu menciptakan
ajaran animisme, dinamisme, politeisme (pemyembahan pada banyak tuhan dewa), henoteisme,
sampai dengan turunnya para nabi dan rasul yang membawa ajaran monoteisme (satu tuhan)
berdasarkan wahyu dari allah swt untuk menyelamatkan manusia dari kesalahan dalam berakidah
dan penyembahan (peribadatan) pada tuhan. Islam sekaligus menjaga kerukunan hidup antar
umat beragama.
2. memelihara keturunan dan kehormatan ( Hifzh an nasli )
Manusia sebagai salah satu ciptaan Allah memiliki naluri berkembang biak dan ketertarikan den-
gan lawan jenis. Jika tumbuhan dan hewan yang tidakmemiliki akal sertakehendak bebas, dapat
bertindak bebas sesuai dengan instingdan hawa nafsunya untuk berkembang biak tanpa ada keterkaitan
dengan urusan nasab, warisan, serta kewajiban dantanggung jawab rumah tangga, tentu tidakdemikian
dengan manusia yang memiliki akal,tanggung jawab moral serta nasabyang mempengaruhi hak waris.
Islam datang dengantuntunan berkembang biakdan menuniakan hasrat seksual dari Allah yang diatur
dalamsyariat pernikahanserta larangan berzina.

3. Memelihara harta bendaSebelum datangnya Islam, kepemilikan harta benda manusia


ditentukanolehkekuasaan atau kekuatan fisik sesorang yang menjadi dasar tegaknya hukumrimba
dimana yang kuat merendahkan atau melenyapkan kemanusiaan merekayang lemah diiringi
dengan penindasan, dan perampasan harta dan kehormatan.Perlindungan Islam terhadap
kepemilikanharta manusiadengan memberikan ancaman hukuman yang sangat berat berupa
hokum potongtangn bagi para pelaku pencurian, koruptor, begal dan pelaku kejahatan
sejenis.Tidakhanya memberikan ancaman dan hukuman bagi pencuri, Islam punmemberikan
larangankeras bagi tindakan manipulatif yang dapat merugikanharta orang lain tanpa
membedakan bentuk fisik, ras, golongan, bahkan agama sekalipun.

 4. Menyembah AllahAdapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah
dan beribadah kepada Allah SWT sebagai hamba Allah SWT, manusia wajib menjalan segala perintah
dan menjauhi segala larangan nya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman danrukun islam sebagai
pedoman hidupnya.Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk memenuhi
tugasnyasebagai hamba Allah SWT dapat bersifat umum atau khusus. Ibadah yang bersifat khususadalah
ibadah ynag langsung di tunjukkan kepada Allha SWT sepertishalat, baik shalat wajibmaupun sunnah,
puasa ( baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis ), zakat ( baca penerima zakat dan
syarat penerima zakat ), haji ( baca syarat wajib haji ) dan ibadahlainnya yang sifatnya sunnah seperti
membaca Alquran ( baca manfaat membaca Al Qurandalam kehiudpan dan manfaat membaca Al quran
bagi ibu hamil). Bersedakah ( bacakeutamaa bersedakah ). Adapun ibadah yang di lakukan secara umum
adalah ibadah yangkaitannya dengan hubungan manusia dengan sesamanya seperti menyambung tali
silaturahmi( baca keutamaan menyambung tali silaturahmi ) dan tolong menolong antar
sesamasebagaimana yang di sebutkan dalam firman Allah SWT bahwa manusia di cipitakan
sebagaimahluk sosial.

5. Menjalankan perannya sebagai khalifahManusia adalah khalifah dimuka bumi dan setiap manusi
adalah pemimpin bagidirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusia
bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai mahluk yang
dikaruniaiakal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumberdaya alam dan
menjagakelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari
perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelakakan dimintai
pertanggungjawabannya.6. Meneruskan Ajaran IslamTidakhanya beribadah dan hanya menjalan kan
tugasnya sebagai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya ( baca hukum
nmenuntut ilmu ) pada generasiselanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan
pendidikan menurutislam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang
diajarkanuntuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku
manusia dan menunjukkan peerbuatan amar ma’ruf nahi mungkar.

3. Fungsi Islam

 Sebagai pembimbing dalam hidup


Membentuk suatu kepribadian yang harmonis agar segala unsur pokok kehidupanterdiri dari
pengalaman yang menentramkan jiwa, agar mampu menhadapi masalahdengan tenang.
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yangmencakup segala unsur
pengalaman pendidikan dan keyakinan yang di dapatkannyasejak kecil. Apabila dalam
pertumbuhan seseorang terbentuk sesuatu kepribadianyang harmonis, dimana segala unsur
pokoknya terdiri dari pengalaman yangmenentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan
baik yang bersifat biologiataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.
 Penolong dalam kesukaran
Karena orang yang tidak beragama cenderung mengatasi masalah hidup dengan pesimis
berberda dengan orang yang beragama yang menghadapi dengan optimis dan percaya bahwa
allah tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatannya. Orang yangkurang yakin
akan agamanya ( lemah imannya ) akan menghadapi cobaan ataukesulitan dalma hidup dengan
pesimis. Bahkan cenderung menyesali hidup berlebihandan menyalahkan orang. Beda nya
dengan orang beragama dan teguh imannya, orangyang seperti ini akan menerima setiap
cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya
merupakan ujian dari Tuhan ( AllahSWT ) yang harus dihadapi dengan kesabran karena Allah
memberikan cobaankepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu barnag siapa
yangmampu menghadapi ujian dengan sabar akan di tingkatkan kualitas manusia itu.
 Penentram batin
Orang beriman tdak akan mersa gelisah , karena dia tau jika semua hal yang dia miikimerupakan
titipan allah , berbeda dengan yang tidak beriman yang selalu merasagelisah akan apa yang ia
miliki. Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran Tuhantak peduli orang itu kaya apalagi
miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya akan takut kehilangan harta
kekayaanya yang akan habis atau di curi oleh oranglain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa
kurang bahkan cenderung tidakmensyukuri hidup. Lain hal nya dengan orang beriman, orang
kaya yang berimantebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran islam
hartakekayaan itu merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang orangmiskin
dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu waktu bisa di ambil oleh yang maha  berkehendak. Begitu
juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akanselalu tentram karena setiap yang
terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan AllahSWT dan yang membedakan derajat manusia
di mata Allah SWT bukan lah hartanyamelainkan keimanan dan ketaqwaannya.
 Pengendali moral
Dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain , tetapi tidak diperintah untukMinta
dihormati . selain itu banyak pelajaran moral lain seperti berpakaian, berperilaku, bertutur kata
dsb. Setiap manusia yang beriman akan menjalankan setiapajaran agamanya. Terlebih dalam
ajaran islam ahlak amat sangat di perhatikan dan di junjung tinggi dalam islam. Pelajaran moral
dalam islam sangat lah tinggi, dalamislam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan
tetapisama sekali tidak diperintahuntuk meminta dihormati.Islam mengatur hubungan orang
tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al Quran ada ayat yang berbunyi “ Dan jangan kau
ucapankan kepada kedua (orang tuamu) ah! tidak ada ayat yang memerintah kan kepada
manusia (orang tua) umtuk mintadihormati kepada anaknya. Selain itu islam juga mengatur
semua hal yang berkaitandengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata
dengan manusia lain(hamlumminannas/hubungan sosial). Termasuk didalam nya harus
jujur , jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh
kecil peraturan islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan islam
yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya
dituliskan disini.

B. SUMBER AJARAN ISLAM

Pada umumnya, ulama mengajarkan bahwa sumber agama Islam ada empat, yaitu Qur`an, Sunnah,
`Ijma‟ (kesepakatan pendapat di antara jama‟ah muslimin) dan Qiyas (penggunaan akal). Qur`an dan
sunnah (atau hadits) disebut al-Adillah alQoth‟iyyah, dalil yang mutlak benar. Sedang `ijma‟ dan qiyas
disebut al-Adillah alIjtihadiyyah, dalil yang diperoleh dengan jalan ijtihad. Tetapi karena –menurut
pengakuan ulama- `ijma‟ dan qiyas itu didasarkan atas Qur`an dan hadits, sedang hadits itu sendiri
merupakan penjelasan Nabi SAW terhadap Qur`an, maka Qur`an Suci benar-benar merupakan asas
hakiki, yang di atas itu berdiri bangunan Islam, dan merupakan satu-satunya dalil yang mutlak dan
menentukan dalam setiap pembahasan yang berhubungan dengan ajaran Islam; dan tak salah jika
dikatakan bahwa Qur‟an adalah satu-satunya sumber utama yang darinya diambil segala ajaran dan
amalan agama Islam18. Di sini akan dibahas tentang sumber utama ajaran Islam (al-Adillah
alQath‟iyyah). Pertama, al-Qur`an. Kedua, as-Sunnah, dan kemudian diakhiri dengan pembahasan
tentang `ijtihad dalam Islam.

I. AL-QUR`AN
Pengertian al-Qur`an
Di kalangan ulama ada perbedaan pengertian etimologis (bahasa) mengenai al Qur`an. Asy-
Syafi‟i misalnya mengatakan bahwa al-Qur`an tidak berasal dari akar kata apapun, dan tidak
pula ditulis dengan hamzah. Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalam
Allah (firman Tuhan) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Lain dari itu, banyak juga ulama yang mencoba mengembalikan lafadz Qur`an pada akar kata
tertentu. Al-Farra` misalnya, menyebut bahwa lafadz Qur`an berasal dari kata qara`in, jamak
dari kata qarinah yang berarti “kaitan”, karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-
ayat al-Qur`an itu satu sama lain saling berkaitan.

Selanjutnya al-Asy‟ari dan para pengikutnya mengatakan bahwa lafadz itu diambil dari akar kata qarn
yang berarti “menggabungkan sesuatu atas yang lain”, karena surahsurah dan ayat-ayat al-Qur`an satu
dan lainnya saling berkaitan19 . Sementara itu ada juga yang menyebut Qur`an sebagai isim masdar
(verbal noun) dari akar qara`a, yang makna aslinya ialah “mengumpulkan dan menghimpun”. Kata ini
berarti pula “membaca”, karena dalam membaca, huruf dan kata-kata dihubungkan satu sama lain
menjadi susunan kalimat. Sehingga qur`an seringkali disamakan dengan qira`at (penamaan maf‟ul
dengan masdar), yang berarti “bacan”, yakni himpunan huruf dan kata-kata dalam suatu ucapan yang
tersusun rapi20.

Senada dengan uraian di atas Farid Esack, seorang Doktor di bidang Tafsir alQur`an Universitas Western
Cape-Afrika Selatan, menyimpulkan bahwa secara harfiah al-Qur`an berarti “bacaan”, “pengucapan”
atau “kumpulan”. Ada baiknya kita ikuti uraian Esack.

“Mayoritas pemikir Arab sepakat bahwa kata qur`an adalah bentuk lampau yang berasal dari akar kata
Arab qara`a yang berarti “ia membaca”, atau kata sifat dari qarana, “ia menghimpun atau
mengumpulkan”. Di dalam al-Qur`an sendiri, kata qur`an dipakai dalam arti “membaca” (QS. Al-Isra`
(17):93), “mengucap” (Al-Qiyamah (75): 18), dan “sebuah kumpulan” (QS. Al-Qiyamah (75): 17)…”21

Adapun pengertian al-Qur`an dari segi istilah, Abd al-Wahhab al-khallaf menjelaskan bahwa, ia
merupakan firman Allah yang diturunkan kepada hati Rosulullah, Muhammad bin Abdullah, melalui Jibril
dengan menggunakan lafadz bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul,
bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada
mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan
membacanya. Ia terhimpun dalam mushhaf, dimulai dari surat alFatihah dan diakhiri dengan surat an-
Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun
tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian22 .

Pewahyuan al-Qur`an

Dari pengertian di atas, tampak bahwa dalam paham dan keyakinan umat Islam, al-Qur`an sebagai Kitab
Suci, mengandung sabda Tuhan (kalam Allah), yang melalui wahyu disampaikan kepada Nabi
Muhammada SAW.

Dalam al-Qur`an dijelaskan wahyu ada tiga macam. Seperti yang tertera dalam QS. Asy-Syura [42]:51:
“Tidaklah dapat terjadi pada manusia bahwa Tuhan berbicara dengannya kecuali melalui wahyu, atau
dari belakang tabir, ataupun melalui utusan yang dikirim; 20 maka disampaikanlah kepadanya dengan
sizin Tuhan apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya Tuhan Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
Demikianlah Kami kirimkan kepadamu ruh atas perintah kami”.

Wahyu dalam bentuk pertama adalah pengertian atau pengetahuan yang tibatiba dirasakan seseorang
timbul dalam dirinya; timbul dengan tiba-tiba sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya. Maulana
Muhammad Ali menyebutnya dengan makna aslinya sebagai al-`Isyarat as-sari‟ah, isyarat yang cepat
yang dimasukkan dalam kalbu seseorang23 . Kedua, wahyu berupa pengalaman dan penglihatan dalam
keadaan tidur atau dalam keadaan trance, rukyat atau kasyf (vision). Ketiga, wahyu dalam bentuk yang
diberikan melalui utusan atau malaikat, yaitu Jibril, dan wahyu serupa ini disampaikan dalam bentuk
kata-kata.

Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammada SAW adalah wahyu dalam bentuk ketiga seperti
yang dijelaskan oleh al-Qur`an: “Sesungguhnya ini adalah wahyu Tuhan semesta alam, dibawa turun
oleh ruh setia ke dalam hatimu agar engkau dapat memberi ingat dalam bahasa Arab yang jelas” (QS.
Asy-Syu‟ara` [26]: 192-193)

Selanjutnya:
“Katakanlah, ruh suci membawakannya turun dengan kebenaran dari Tuhanmu, untuk meneguhkan
(hati) orang yang percaya dan untuk menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi yang berserah diri” (QS.
An-Nahl [16]:102) Bahwa yang dimaksud dengan ruh setia atau ruh suci adalah Jibril:

“Katakanlah siapa yang menjadi musuh Jibril, maka ialah yang sebenarnya membawanya turun ke
dalam hatimu dengan seizin Tuhan untuk membenarkan apa yang (datang) sebelumnya dan untuk
menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang percaya” (QS. Al-Baqarah [2]: 97) Hadits-
hadits juga menjelaskan bahwa wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad adalah melalui Jibril.
Dalam suatu hadits, „Aisyah mengemukakan bagaimana Jibril merangkul Nabi hingga beliau merasa
kesakitan ketika menerima wahyu yang pertama.

Anda mungkin juga menyukai