Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam adalah jalan hidup yang di turun kan oleh Allah SWT, dzat yang
menciptakan manusia, seluruh alam semsta, dan seluruh kehidupan yang terdapat di
dalamnya. Dia menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan, dan memberikan
seluruh saran hidup serta memberikan peunjuk yang paripurna utuk manusia agar bisa
menjalani hidup di alam semestaini dengan sebaik baiknya, sesuai dengan bentukan
dan sifat-sifat alamiah kemanusiannya,sehingga manusia dapat meraih kesejahteraan
dan kebahagiaan. Allah SWT memastikan bahwa islam sebagai peraturan hidup yang
sempurna dalam firman-Nya: (QS.Al Maidah 3)
Dalam islam, prinsip utama dalama kehidupan umat manusia adalan allah SWT
merupakan Zat Yang Maha Esa. Ia adalah satu satunya Tuhan dan Pencipta seluruh
alam semesta, sekaligus pemilik, pemguasa serta pemelihara tunggal hidup dan
kehidupan seluruh mahluk yang tiada bandingan dan tandingan,baik didunia maupun
di akhirat. Dia adalah Subbuhun dan Quddusun, yakni bebas dari segala kekurangan,
kesalhan, kelemahan, dan berbagai ke pincangan lainnya, serta suci dan bersih dalam
segala hal. Sementara itu, manusia merupakan mahluk Allah SWT. Yang di
ciptakan dalam bentuk yang paling baik sesuai dengan hakikat wujud manusia dalam
kehidupan di dunia, yakni melaksanakan tugas kekhalifahan dalam kerangka
pengabdian kepada sang Maha pencipta, Allah SWT. Sebagai kekhalifahannya di
muka bumi, manusia di beri amanah untuk memberdayakan seisi alamraya dengan
sebaik baiknya, demi kesejahteraan seluruh mahluk.
Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk,
arah dan aturan aturan(syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna
memperoleh kebhagiaan diduia dan akhirat. Salah satu aspek yang di atur dalam
islam adalah aspek muamalat, dalamhal ini penulis menekankan pada bidang
ekonomi. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yangterdiri dari dua kata, yakni oikos
yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti ilmu .Secara sederhana, ekonomi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mencukupi
kebutuhannya

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari judul maklah yang kami buat akan timbul masalah dan pertanyaan sebagai
berikut :
a. Apakah pengertian islam sebagia the way of life?
b. Apa tujuan islam?
c. Apa fungsi islam?
d. Apa sajakah ruang lingkup dan karateristik islam? 

1.3. Tujuan dan Manfaat


Dari rumusan masalah yang sudah tertulis di atas, maka kita dapat tuliskan
tujuan dari penulisan makalh sebagai berikut :
a. Agar penulis dan pembaca mengetahui pengertian islam sebagai the way of
life.
b. Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui apa saja tujuan islam
c. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa tujuan dari islam
d. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa ruang lingkup dan karateristik dari
islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Islam
Islam sebagai way of life adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT,
Dzat yang menciptakan manusia seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang
terdapat didalamnya. Dia yang menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan,
dan memberikan seluruh sarana hidup serta memberikan petunjuk paripurna untuk
manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta ini dengan sebaik baiknya. Sesuai
dengan bentukan dan sifat alami kemanusiaanya sehingga manusia dapat meraih
kebahagiaan. Allah menjadikan Nabi Muhammad saw, sebagai para penutup para
Nabi dan dan di utus kepada manusia. Maka tidak ada halal kecuali yang dia halalkan
dan tidak ada haram kecuali yang diharamkan. Dan tidak ada agama kecuali yang ia
syariaatkan, dan setiap sesuatu yang dia kabarkan adalah benar bukan dusta. Allah
SWT meminta agar kaum muslimin takut kepada Allah SWT semata, yaitu takut
dalam meninggalkan agama islam dan mengikuti Nabi Muhammad saw. Islam
mengatur seluruh aspek kehidupan sebagai agama yang disempurnakan oleh Allah
SWT. Islam mengatur hubungan seorang manusia dengan sang pencipta yakni
tuhan peribadatan. Hubungan dengan dirinya sendiri dalam berbagai peraturan
tentang makanan, pakaian, moral, dan akhlak. Dan hubungan dengan individu
lain diantara anak manusia dengan berbagai peraturan tentang muamalat ( jual beli,
sewa, hutang,dll ) serta berbagai peraturan yang mengatur tentang kehidupan politik,
ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat yang tertib. Islam juga memiliki aturan
sanksi hukum pidana untuk menjaga seluruh tata tertib hubungan manusia di atas.
Dengan peraturan tersebut kehidupan manusia akan teratur dan terdisiplinkan karena
ketika orang muslim menjalani hidup, dia akan berfikir dan menyadari bahwa dia
adalah hamba Allah yang akan kembali kepada-Nya. Sekecil apapun perbuatan
manusia yang baik maupun yang buruk, semuanya akan diberi balasan. Semakin kuat
iman seseorang, semakin tekun ibadahnya, sehingga semakin terikat pikiranya kepada
Allah SWT sang pembuat peraturan untuk kehidupannya.
Pengertian islam secara harfiyah adalah damai, selamat, tunduk dan bersih.
Kota islam terbentuk dari tiga huruf yaitu S ( sin ), L ( lam ), M ( mim ) yang
bermakna dasar “selamat” (salama). Ditinjau dari segi bahasanya yang di kaitkan
dengan asal katanya, islam memiliki beberapa pengertian diantaranya adalah
berasal dari kata salm yang artinya damai yang berasal dari kata aslama artinya

3
menyerah, berasal dari kata salim artinya bersih dan suci. Dan berasal dari kata
salam artinya selamat dan sejahtera.
Adapun pengertia islam menurut istilah adalah ketundukan seseorang hamba
kepada wahyu ilahi yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul khususnya Nabi
Muhammad saw guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum dan aturan
Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia kejalan yang lurus menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Agama islam adalah agama Allah SWT dari Allah dan untuk Allah.
Diamanatkan kepada umat pengikut Allah sejak zaman Nabi Adam, Musa, dan Isa
agama Allah adalah islam. Meskipun agama yahudi di klaim sebagai agama yang
dibawa oleh Nabi Musa dan agama Kristen yang di klaim sebagai ajaran yang dibawa
oleh nabi Isa. Padahal sebenarnya ajaran yang dibawa Nabi Musa dan Isa untuk
masalah akidah adalah Sama mengesakan Allah SWT. Hanya berbeda dalam
hal syara’ yang lain. jadi, makna islam dapat dipersempit lagi sebagai agama yang
diamanatkan kepada umat pengikut Rasulullah Muhammad saw. Karena seperti yang
kita tau, tujuan islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan dan memnghindarkan
kerusakan dan bahaya dari seorang hamba baik dulu maupun sekarang, dan zaman
yang akan datang. Sehingga akan tercapaikan kebahagiaan yang hakiki dimanapun
berada. Dalam memahami ajaran islam membutuhkan rujukan aslinya. Dari sumber
itu harus dapat di pahami secara korelatif, integratif dan berkesinabungan. Dengan
melibatkan berbagai pendekatan secara utuh islam dapat dipahami lebih terbuka dan
kontekstual sesuai dengan tingkat peradaban umat manusia. Islam tampil sebagai
kekuatan penggerak spiritual, moral, ilmu dan amal shaleh. Aktualisasi ajaran islam
adalah penting. Hal ini seperti pesan Al-qur’an dan hadist yang menyuruh umat islam
agar selalu akal atau pemikiran dan sekaligus menyesuaikan perkembangan dan
perubahan zaman Islam sebagai agama sekaligus dokrin, setidaknya ada 2 hal yang
perlu dipetik yaitu islam sebagai sumber kekuatan dan keyakinan spiritual islam
sebagai wawasan dan pandangan hidup ( word view ) dan islam sebagai komitmen
hidup dan perjuangan. Pemahaman seperti inilah akan memberikan jawaban terhadap
persoalan di tengah tantangan kehidupan manusia. Islam menjadi petunjuk yang
selalu up todate sepanjang masa.
Manusia adalah khalifah dimuka bumi islam memandang bahwa bumi dengan
segala isinya merupakan amanah Allah SWT kepada sang khalifah, agar
dipergunakan sebaik baiknya bagi kesejahteraan bersama. Allah SWT memberikan
petuntuk melalui para Rasul-Nya yang meliputi akidah, ahlak, maupun syariah. Dia

4
komponen pertama, akidah dan ahlak, bersiafat konstan (tetap). Keduanya tidak
mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan
syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan sarat peradaban umat
manusia. Perbedaan itu sesuai dengan masa masing-masing rasul. Oleh karena itu,
syariah islam yang dibawah Rasulullah mempunyai keunikan sendiri. Bukan saja
menyeluruh atau kompotensif, tetapi juga universal. Karakter istimewa ini di
perlukan sebab tidak akan ada syariah lain yang datang untuk menyempurnakannya.
Kompotensif berarti syariah islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual
(ibadah ) maupun sosial ( muamalah ). Ibadah diperlukan unutk menjaga ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan khaliq-Nya. Ibadah juga merupakan sarana
untuk mengingatkan secara terus menerus mengenai tugas manusia sebagai
khlifahNya di muka bumi. Muamalah diturunkan untuk menjadi rules of the game
atau aturan manusia dalam kehidupan sosial. Universal, berarti syariah islam dapat
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Universalitas ini
tampak jelas terutama pada bidang muamalah. Selain mempunyai catatan luas dan
fleksibel atau lentur, muamalah tidah membedakan antara muslim dan non muslim.
Fleksibel muamalah ini di mungkinkan karena islam mengenal tsawabit wamutag
hayyirat principles and variables ( ada hal hal yang bersifat tetap atau prinsip dan ada
pula yang berubah ubah atau variabel ). Dalam sektor ekonomi misalnya,yang
merupakan prinsip diantaranya adalah laranagan riba, sistem bagi hasil, pengambilan
keuntungan, dan pengenaan zakat. Sedangkan yang bersifat variabel adalah instrumen
instrumen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, misalnya aplikasi prinsip jual
beli, modal kerja, penerapan asa mudharabah ( investasi bagi hasil ), atau penerapan
bai’ assalam ( jual beli pesanan ) dalam pembangunan suatu proyek Dan menjadi
tugas cendikiawan muslim sepanjang zaman adalah pengembangan teknik penerapan
prinsip prinsip tersebut dalam variabel yang sesuai dengan situasidan kondisi pada
masanya.
2.2. Pengertian Islam Normatif
Islam berarti berserah diri, patuh, tunduk dan taat. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia normatif berarti berpegang teguh pada norma, aturan dan ketentuan yang
berlaku. Kata normatif digunakan untuk memberikan corak atau sifat terhadap ajaran
Islam.
Islam Normatif adalah Islam pada dimensi sakral yang diakui adanya realitas
transdental yang bersifat mutlak dan universal, melampaui ruang dan waktu atau

5
sering disebut realitas ketuhanan. Kajian Islam Normatif melahirkan tradisi teks,
yaitu tafsir, teologi, fiqih, tasawuf dan filsafat.
a. Pengertian Islam Historis
Dalam kamus besar bahasa Indonesia historis berarti sejarah atau suatu
kejadian yang terjadi di masa lalu. Islam historis adalah Islam yang dianut dari masa
Rasulullah. Islam historis muncul karena suatu pemahaman. 
Dalam pemahaman Islam historis tidak ada konsep atau hukum Islam yang
bersifat tetap, semuanya bisa berubah. Semua itu bisa berubah karena adanya 2
faktor, yaitu faktor ruang dan faktor waktu.
b. Pengelompokan Islam Normatif dan Islam Historis
Islam normatif dan historis adalah dua hal yang menjadi satu kesatuan di dalam
ajaran agama Islam. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih detail lagi bidang-
bidang yang terdapat didalam ajaran agama Islam.
Menurut Nasr Hamid Abu Zaid, Pengelompokan Islam normatif dan Islam
historis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Wilayah teks asli Islam yang mencakup Alquran dan Hadis 
b. Pemikiran Islam atau penafsiran terhadap teks asli Islam yang mencakup
hukum fiqih, teologi, filsafat dan tasawuf
c. Praktik yang dilakukan umat Islam yang mencakup perbedaan wilayah
tentang cara-cara beribadah
c. Hubungan Antara Islam Normatif dan Islam Historis
Hubungan antara keduanya dapat membentuk hubungan dialektis dan
ketegangan. Hubungan dialektis terjadi jika adanya dialog bolak-balik yang saling
menerangi antara teks dan konteks, sebaliknya akan terjadi hubungan ketegangan jika
salah satu menganggap yang lain sebagai ancaman. Hubungan ini tidak bisa
dipisahkan. Keduanya terjalin dan terajuk sedemikian rupa, sehingga keduanya
menyatu dalam sebuah keutuhan yang utuh dan kompak
2.3. Islamisasi Aplikatif
Tulisan ini merupakan essai singkat yang berfokus pada identitas Islamisasi
ilmu pengetahuan (Islamization of Knowledge) dan bagaimana penerapannya secara
praktis dalam agenda riset maupun pembelajaran di kelas. Perbincangan mengenai
Islamisasi ilmu pengetahuan selama ini didominasi oleh pemikiran-pemikiran
filosofis yang masih berada di “menara gading intelektual” dan seringkali lupa
mendarat dalam aplikasi praktis keseharian di dunia pendidikan maupun penelitian
ilmiah. Selain memberikan pemahaman mengenai alasan dan urgensi dilakukannya

6
Islamisasi ilmu pengetahuan secara teoritis ilmiah, tulisan ini mencoba mengarahkan
para pembaca untuk segera menerapkan gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan ke aras
keseharian di ruang-ruang kelas dan penelitian sehingga kemanfaatan gagasan
tersebut dapat nyata terasa.
a. Islamisasi Ilmu Pengetahuan Dalam Dunia Pendidikan Kita
Secara ringkas, Islamisasi ilmu pengetahuan berarti mendudukkan ilmu
pengetahuan modern (modern sciences) ke dalam pangkuan pandangan alam Islam
(Islamic woldview) demi menghasilkan ilmu pengetahuan yang mengabdi  dan sesuai
dengan pandangan alam Islam.1 Pengertian tersebut terbangun dari premis bahwa
ilmu pengetahuan modern bermasalah sehingga harus di-”adili” oleh pandangan alam
Islam. Lantas, apa masalahnya?
Ilmu pengetahuan modern kokoh terbangun dari gagasan filsafat Barat yang
sangat mendewakan rasionalisme dan empirisisme. Barat “mengadili” suatu
pengetahuan agar bisa disebut ilmiah atau saintifik dengan menggunakan timbangan
empirisisime dan rasionalisme. Dengan demikian, suatu pengetahuan yang tidak
dapat dijangkau nalar dan panca indera (metafisika) otomatis dianggap tidak ilmiah
sehingga harus diceraikan pembahasannya dari dunia akademik. Barat memilih jalan
sekularisasi dalam mengembangkan budaya ilmu pengetahuan modern. Dari sini,
perseteruan antara agama dan ilmu pengetahuan modern mulai terlihat. Secara
gamblang, mari kita cermati beberapa contoh teori atau produk ilmu pengetahuan
modern berikut ini.
Dalam dunia sains murni atau ilmu pengetahuan alam, khususnya dalam ilmu
fisika, diyakini sepenuhnya melalui argumentasi saintifik yang dibangun oleh Sir.
Isaac Newton bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya
dapat berubah bentuk. Hal ini kemudian dikenal dengan sebutan hukum kekekalan
energi. Menurut pandangan alam Islam, bunyi hukum kekekalan energi ini jelas
bermasalah. Yang dipermasalahan bukanlah bukti empiris adanya perubahan bentuk
energi, melainkan kesimpulan hukum bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan. sehingga bersifat kekal. Pernyataan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan jelas terlahir dari pandangan alam materialisme yang
tidak meyakini adanya Zat Pencipta dan Zat Yang Kekal Abadi, Allah Subhanahu
Wata’ala, Tuhan seru sekalian alam. Dalam pandangan alam Islam, hanya
Allah Subhanahu Wata’ala yang kekal abadi. Allah jua yang menciptakan energi
sebagai makhluknya dan kelak sebagai makhluk Allah, energi akan turut musnah di
akhir zaman.2

7
Contoh selanjutnya datang dari dunia ilmu sosial, terutama ilmu ekonomi.
Semenjak bangku pendidikan dasar, kita diajarkan bahwa berperilaku baik secara
ekonomis berarti berperilaku  sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu berusaha untuk
mendapatkan keuntungan finansial sebanyak mungkin dengan pengorbanan sesedikit
mungkin. Padahal jika kita cermati prinsip ekonomi seperti ini jelas dipengaruhi oleh
paham kapitalisme yang hanya melihat kebahagiaan dan kesejahteraan secara kapital
tanpa melibatkan unsur rohani. Pembagian kebutuhan manusia dalam ilmu ekonomi
juga bermasalah. Kebutuhan manusia hanya didasarkan pada karakter biologis
manusia seperti sandang, pangan dan papan, tanpa mengkaitkannya dengan
kebutuhan spiritual manusia. Belum lagi banyaknya teori-teori ekonomi modern yang
melegitimasi riba dalam aktivitas perekonomian manusia. Jadi, terlihat jelas bahwa
beberapa teori atau produk ilmu pengetahuan modern seperti yang disinggung di atas
berada dalam posisi paradoks diametral dengan pandangan alam Islam. Oleh
karenanya, Islamisasi ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan kaum muslimin
mutlak diperlukan.
b. Aplikasi Praktis Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Setelah mengetahui apa itu islamisasi ilmu pengetahuan, urgensi dan
relevansinya, maka langkah selanjutnya adalah membuat gagasan tersebut aplikatif
dalam keseharian dunia akademik. Agar gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan tidak
terlampau filosofis yang sekedar pemikiran abstrak semata, perlu diformulasikan
tahapan-tahapan praktis untuk mewujudkannya dalam agenda akademik sebenarnya.
Untuk mengaplikasikan Islamisasi ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar
di kelas, kita dapat meminjam empat tahapan yang digagas oleh Dr. Bilal Philips
sebagai berikut :
1. Mewujudkan situasi kelas yang sesuai dengan budaya Islam. Hal tersebut
dapat dilakukan diantaranya dengan membaca basmalah dan salam ketika
kelas dimulai, berdo’a sebelum belajar, sering memperkenalkan konsep
akademik dalam bahasa Arab, selalu mengutamakan penggunaan tangan
kanan, dan menutup kelas dengan do’a kaffaratul majlis.
2. Mengkaitkan materi pembelajaran dengan sejarah Islam. Pelajaran harus
dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa penting dan bersejarah dalam peradaban
Islam Supaya peserta didik dapat mengambil pelajaran dari sejarah Islam
dengan mudah, perlu dibahas pula para pahlawan atau cendekiawan Islam
sebagai role model dalam bidang yang sedang dipelajari tersebut.

8
3. Mengkaitkan materi pembelajaran dengan ayat Al Qur’an. Pelajaran yang
sedang digeluti hendaknya dikaitkan dengan ayat-ayat Al Qur’an, kemudian
didalami tafsir dan sejarah singkat turunnya ayat tersebut.
4. Mengkaitkan materi pembelajaran dengan Hadits Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Ketika sudah didapatkan hadits yang relevan dengan materi
pembelajaran, peserta didik bisa diajak untuk membaca teks hadits tersebut
dengan keras dan kemudian mendiskusikannya. Pada prinsipnya, untuk
memperkaya pemahaman peserta didik terkait ayat Al Qur’an dan Hadits,
materi pembelajaran dapat diperkaya dengan pendekatan studi keislaman yang
telah dikenal.
2.4. Fungsi Islam
2.8. Sebagai pembimbing dalam hidupMembentuk suatu kepribadian yang
harmonis agar segala unsur pokok kehidupanterdiri dari pengalaman yang
menentramkan jiwa, agar mampu menhadapi masalahdengan tenang.
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yangmencakup
segala unsur pengalaman pendidikan dan keyakinan yang di dapatkannyasejak
kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk sesuatu
kepribadianyang harmonis, dimana segala unsur pokoknya terdiri dari
pengalaman yangmenentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan baik
yang bersifat biologiataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi
dengan tenang.
2.8. Penolong dalam kesukaranKarena orang yang tidak beragama cenderung
mengatasi masalah hidup dengan pesimis berberda dengan orang
yang beragama yang menghadapi dengan optimis dan percaya bahwa allah
tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatannya. Orang yangkurang yakin
akan agamanya ( lemah imannya ) akan menghadapi cobaan ataukesulitan
dalma hidup dengan pesimis. Bahkan cenderung menyesali hidup
berlebihandan menyalahkan orang. Beda nya dengan orang beragama dan teguh
imannya, orangyang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang
dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya
merupakan ujian dari Tuhan ( AllahSWT ) yang harus dihadapi dengan
kesabran karena Allah memberikan cobaankepada hambanya sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu barnag siapa yangmampu menghadapi ujian dengan
sabar akan di tingkatkan kualitas manusia itu.

9
2.8. Penentram batin Orang beriman tdak akan mersa gelisah , karena dia tau jika
semua hal yang dia miikimerupakan titipan allah , berbeda dengan yang tidak
beriman yang selalu merasagelisah akan apa yang ia miliki. Jika orang yang
tidak percaya akan kebesaran Tuhantak peduli orang itu kaya apalagi miskin
pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya akan takut kehilangan harta
kekayaanya yang akan habis atau di curi oleh oranglain, orang yang miskin
apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidakmensyukuri hidup. Lain
hal nya dengan orang beriman, orang kaya yang berimantebal tidak akan
gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran islam hartakekayaan itu
merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang orangmiskin dan
anak yatim piatu. Bahkan sewaktu waktu bisa di ambil oleh yang
maha berkehendak. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman,
batinnya akanselalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya
merupakan ketetapan AllahSWT dan yang membedakan derajat manusia di
mata Allah SWT bukan lah hartanyamelainkan keimanan dan ketaqwaannya.
2.8. Pengendali moral Dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain ,
tetapi tidak diperintah untukMinta dihormati . selain itu banyak pelajaran moral
lain seperti berpakaian, berperilaku, bertutur kata dsb. Setiap manusia yang
beriman akan menjalankan setiapajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran islam
ahlak amat sangat di perhatikan dan di junjung tinggi dalam islam. Pelajaran
moral dalam islam sangat lah tinggi, dalamislam diajarkan untuk menghormati
orang lain, akan tetapisama sekali tidak diperintahuntuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al
Quran
ada ayat yang berbunyi “ Dan jangan kau ucapankan kepada kedua (orang
tuamu) ah!: tidak ada ayat yang memerintah kan kepada manusia (orang tua) umtuk
minta dihormati kepada anaknya. Selain itu islam juga mengatur semua hal yang
berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata dengan
manusia lain (hamlumminannas/hubungan sosial). Termasuk didalam nya harus jujur
jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh
kecil peraturan islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan islam
yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat
sepenuhnya dituliskan disini
2.5. Tujuan Islam

10
Tujuan islam adalah membentuk pribadi yang kamil di samping juga
membentukmasyarakat yang ideal,yang menitik beratkan pembentukan moral dan
kerohanian sebuahmasyarakat dan tidak lupa turut membangunkan nilai
ketamadunan,seterusnya membinamasyarakat yang kukuh dan berwibawa di mata
dunia.
Selain itu tujuan Islam sebagai the way of live yaitu:
1. Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din)Sebelum kedatangan Islam,
secara alamiah manusia menciptakan danmembudayakan berbagai jenis
keyakinan terhadap tuhan atau kekuatansupranatural yang pada titik
tertentumenciptakan ajaran animisme, dinamisme, politeisme (penyembahan
pada banyaktuhan/dewa), henoteisme, sampai denganturunnya para Nabi dan
Rosul yang membawaajaran monotheisme (Satu tuhan) berdasarkan wahyu
dari Allah swt untuk menyelamatkanmanusia dari kesalahandalam beraqidah,
dan penyembahan (peribadatan) pada tuhan. Islamdatangmenyelamatkan dan
menjaga manusia dari kesalahan dalam beragamasekaligusmenjaga kerukunan
hidup antar umat beragama.
2. Memelihara keturunan dan kehormatan(Hifzh al-nashli)Manusia sebagai salah
satu makhluk ciptaan Allah memiliki naluri berkembang biakdan ketertarikan
dengan lewan jenis. Jika tumbuhan dan hewan yang tidakmemiliki akal
sertakehendak bebas, dapat bertindak bebas sesuai dengan instingdan hawa
nafsunya untuk berkembang biak tanpa ada keterkaitan dengan urusan nasab,
warisan, serta kewajiban dantanggung jawab rumah tangga, tentu
tidakdemikian dengan manusia yang memiliki akal,tanggung jawab moral
serta nasabyang mempengaruhi hak waris. Islam datang dengantuntunan
berkembang biakdan menuniakan hasrat seksual dari Allah yang diatur
dalamsyariat pernikahanserta larangan berzina.
3. Memelihara harta bendaSebelum datangnya Islam, kepemilikan harta
benda manusia ditentukanolehkekuasaan atau kekuatan fisik sesorang yang
menjadi dasar tegaknya hukumrimba dimana yang kuat merendahkan atau
melenyapkan kemanusiaan mereka yang lemah diiringi dengan penindasan,
dan perampasan harta dan kehormatan. Perlindungan Islam terhadap
kepemilikan harta manusia dengan memberikan ancaman hukuman yang
sangat berat berupa hokum potongtangn bagi para pelaku pencurian, koruptor,
begal dan pelaku kejahatan sejenis.Tidakhanya memberikan ancaman dan
hukuman bagi pencuri, Islam pun memberikan larangan keras bagi tindakan

11
manipulatif yang dapat merugikanharta orang lain tanpa membedakan bentuk
fisik, ras, golongan, bahkan agama sekalipun.
4. Menyembah Allah Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama
adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT sebagai hamba
Allah SWT, manusia wajib menjalan segala perintah dan menjauhi segala
larangan nya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam
sebagai pedoman hidupnya. Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh
manusia untuk memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT dapat bersifat
umum atau khusus. Ibadah yang bersifat khususadalah ibadah ynag langsung
di tunjukkan kepada Allha SWT seperti shalat, baik shalat wajib maupun
sunnah, puasa ( baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis ),
zakat ( baca penerima zakat dan syarat penerima zakat ), haji ( baca syarat
wajib haji ) dan ibadahlainnya yang sifatnya sunnah seperti membaca Alquran
( baca manfaat membaca Al Quran dalam kehiudpan dan manfaat membaca
Al quran bagi ibu hamil). Bersedakah ( bacake utamaa bersedakah ). Adapun
ibadah yang di lakukan secara umum adalah ibadah yang kaitannya dengan
hubungan manusia dengan sesamanya seperti menyambung tali
silaturahmi( baca keutamaan menyambung tali silaturahmi ) dan tolong
menolong antar sesama sebagaimana yang di sebutkan dalam firman Allah
SWT bahwa manusia di cipitakan sebagai mahluk sosial.
5. Menjalankan perannya sebagai khalifahManusia adalah khalifah dimuka bumi
dan setiap manusi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini
adalah pemimpin dimana manusia bertanggung jawabmenjaga
keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai mahluk yang
dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola
sumberdaya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga
berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri.
6. dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan
manusia di dunia kelakakan dimintai pertanggungjawabannya.6. Meneruskan
Ajaran IslamTidakhanya beribadah dan hanya menjalan kan tugasnya sebagai
khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya ( baca
hukum nmenuntut ilmu ) pada generasiselanjutnya agar ajaran islam tetap
terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurutislam yang
menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang
diajarkanuntuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga

12
untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan peerbuatan amar ma’ruf
nahi mungkin.
2.6. Islam Secara Iman dan Amal Shaleh
Sebagai agama yang sempurna, Islam sangat memperhatikan bukan hanya hal-
hal yang berhubungan dengan Allah SWT secara vertikal, tetapi juga yang
berhubungan dengan sesama manusia secara horizontal. Hal ini terlihat dari doktrin
iman dan amal saleh.
Kedua konsep ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
apabila salah satu dari keduanya tiada maka kesempurnaan dari salah satunya akan
berkurang. Iman tanpa amal itu hampa sedangkan amal tanpa iman itu percuma. Iman
adalah fondasi sedangkan amal adalah implementasi.
Hal ini terlihat dari sabda Nabi SAW: “Allah tidak menerima iman tanpa amal
perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Ath-Thabrani).
Dalam hadis lain, Nabi bersabda; “Celaka orang yang banyak zikrullah dengan
lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan perbuatannya.” (HR. Ad-Dailami).
Kesatuan konsep iman dan amal ini tergambar dari ayat-ayat Alquran. Di dalam
Alquran, Allah SWT sering kali menggandengkan kata iman dengan amal saleh.
Seperti dalam firman-Nya: “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh,
mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah [2]: 82).
Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan
tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah
ia berkata yang baik atau diam.” (HR Muslim).
Hadis ini dengan jelas memperlihatkan bahwa ada hubungan sebab-akibat
antara iman dan amal. Apabila seseorang memiliki keimanan (kepada Allah dan hari
kiamat) maka hendaklah ia beramal shaleh, dalam hal ini hendaklah ia berbuat baik
kepada tetengganya, memuliakan tamunya, dan berkata baik atau diam.
Doktrin iman dan amal shaleh ini juga mencerminkan bahwa Islam bukan
hanya mementingkan urusan pribadi (keshalehan individual) tetapi juga sangat peduli
dengan urusan sosial (keshalehan sosial). Seorang manusia sempurna (insan kamil)
adalah manusia yang teguh imannya dan banyak amal salehnya.
2.7. Tiga Jenis Amalan dalam Islam
Amal merupakan perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa.
Bentuknya bisa berbagai rupa, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun getaran hati.

13
Nilai suatu amal berdasarkan pada niat si pelaku. Sebab, demikianlah Allah
SWT menilainya, yakni amal dari niat seorang hamba. Ada tiga jenis amal, yaitu
amal jariah, amal ibadah, dan amal saleh.
Amal jariah berarti 'perbuatan yang berkelanjutan.' Nama lainnya adalah wakaf.
Kata itu berasal dari waqafa yang berarti 'menghentikan, mengekang, atau menahan.'
Amal jariah disebut wakaf karena benda yang jadi objeknya ditujukan bagi
kemaslahatan umum dan agama.
Pahala amal jariah tidak akan terputus walaupun pemberinya sudah meninggal,
selama benda yang diamalkan tersebut masih memberikan manfaat bagi kepentingan
umum. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW, “Bila anak Adam meninggal dunia,
terputuslah amalnya, kecuali tiga (hal): sedekah jariah, ilmu yang diambil
manfaatnya, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya” (HR Muslim).
Jariah berasal dari kata jara yang artinya mengalir tidak putus-putusnya. Maka
amal jariah agar manfaatnya berlangsung abadi, harus dikelola dengan baik.
pengelola amal jariah adalah badan wakaf.
Wakaf sebagai amal jariah ada dua macam, yaitu waqaf ahli dan waqaf khairi.
Waqaf ahli adalah wakaf yang pada awalnya ditujukan untuk orang-orang tertentu,
namun saat pemberi wakaf meninggal, benda wakaf dialihkan untuk kepentingan
umum.
Waqaf khairi adalah wakaf yang sejak awal sudah ditujukan untuk kepentingan
umum, atau waqaf ahli yang penerima pertamanya sudah tidak ada.
2.7. Ibadah dan Kesalehan
Amal yang kedua, amal ibadah, berarti perbuatan pengabdian. Ibadah berasal
dari kata abada yang berarti melayani, mengabdi, dan menyembah. Perintah untuk
beribadah terdapat dalam Alquran surat Adz Dzaariyaat ayat 56 yang artinya, “Aku
tidak jadikan jin dan manusia kecuali agar mereka mengabdi kepadaku."
Ibadah hanya ditujukan kepada Allah SWT sesuai firman Allah SWT dalam
Alquran surat Az-Zumar ayat 11 yang artinya, “Katakanlah, bahwasanya aku
diperintahkan menyembah Allah seraya mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya."
Ibadah juga mesti didasarkan pada perintah dari Allah SWT melalui Rasul-Nya,
Muhammad SAW.
Amal yang ketiga adalah amal saleh. Amal saleh meliputi semua perbuatan,
lahir maupun batin, yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat. Amal saleh bisa
mencakup pengertian amal jariah dan amal ibadah.

14
Amal bisa diterima dan bisa pula tidak diterima oleh Allah SWT. Syarat
diterimanya amal ibadah ada dua. Pertama, amal dilakukan dengan ikhlas tanpa
pamrih. Kedua, untuk amal ibadah dalam arti khusus seperti shalat, zakat, ibadah,
haji, puasa, dan sebagainya harus dilakukan sesuai dengan tuntunan Alquran dan
hadis.
Ada beberapa perbuatan yang bisa merusak amal. Pertama adalah riya, yaitu
beramal bukan ditujukan kepada Allah SWT, melainkan agar dilihat orang lain.
Kedua tasmi, yaitu menceritakan amalnya kepada orang lain dengan tujuan yang
sama dengan ria. Ketiga, beramal ibadah dalam arti khusus namun tidak sesuai
dengan tuntutan Alquran dan hadis. Keempat, beramal dalam arti umum yang tidak
didasarkan pada ilmu pengetahuan.
2.8. Ruang Lingkup Islam
1. Hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah) dibagi menjadi dua pengertian yaitu:
a. Ibadah dalam arti khas (terbatas): peraturan peraturan yang mengatur hubungan
langsung antara hamba dengan tuhannya, yang tata cara dan upacaranya telah
diatur secara terperinci dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosul. Ibadah dalam arti
khas terdiri atas: o Rukun islam o Ibadah lainnya dan ibadah yang berhubungan
dengan rukun islam, seperti ibadah bersifat fisik. Contohnya bersuci yang
meliputi berwudhu, mandi, tayammum. Ibadah bersifat mali (harta). Seperti
Qurban, Aqiqah, Waqof, Hibbah, dan lain-lain.
b. Ibadah dalam arti luas: segala amal perbuatan yang titik tolaknya ikhlas, titik
tujuannya ridho Allah, garis amalnya amal sholeh. Ibadah dalam arti luas
meliputi ibadah dalam arti khas dan amal-amal ibadah lainnya. Ibadah dalam
arti khas merupakan titik pusat dari ibadah dalam arti luas).
2. Hubungan manusia ini dengan Allah ini dapat dikatakan sebagai hubungan antara
makhluk dengan khaliknya, atau hubungan antara yang diciptakan dengan
penciptanya. Bentuk hubungan ini dapat dilihat dari firman Allah Swt dalam Surat
Adz-Dzariyat ayat 56 :
‫ت ْال ِج َّن َوا ِأل ْنس‬
ُ ‫َ إِال لِيَ ْعبُدُو ِ]ن َو َما َخلَ ْق‬
Artinya “ Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia terkecuali untuk
mengabdi kepadaKu.”
Dari ayat diatas dapatlah dipastikan manusia diciptakan hanyalah berbakti
kepada Allah. Untuk memberi petunjuk kepada manusia mengenai cara-cara
mengabdi yang diperintahkan oleh Allah Swt maka ia mengutus nabi – nabi untuk
menjelaskan tentang masalah pengabdian itu.

15
3. Hubungan manusia dengan manusia Manusia sebagai makhluk sosial sudah barang
tentu hidup bersama dengan anggota lainnya ia bisa mempengaruhi dan bisa juga
dipengaruhi, iya bentuk sesuatu untuk bisa hidup dan berkembang, tetapi
kehidupan dan berkembang lebih baik tanpa uluran tangan orang lain. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas ajaran Islam memberikan pedoman hidup bagi manusia,
antara lain berupa suruhan atau anjuran agar sesama manusia saling hidup tolong
menolong, manusia yang mampu harus menolong yang miskin, yang kuat harus
menolong yang lemah, dan yang pandai meberikan pelajaran kepada yang bodoh
dan seterusnya. Baik diminta maupun tidak, selama yang diberi pertolongan itu
mau menerimanya.
4. Firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 2.
)2 ‫ من اآلية‬: ‫اونُوا َعلَى اأْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوان ِ ( المائدة‬
َ ‫اونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َوال تَ َع‬
َ ‫َوتَ َع‬
Artinya “ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagaimana Allah telah menciptakan alam
semesta ini dengan haq (tujuan tertentu yang pasti), maka manusiapun sebagai
salah satu makhluknya juga diciptakan dengan tujuan yang haq pula yaitu untuk
beribadah kepada Allah SWT.
5. Hubungan manusia dengan alam Allah menjadikan manusia sebagai kholifah
artinya penguasa alam, manusia perlu mengeksploitir alam ini agar dapat
bermanfaat bagi manusia sendiri. Alam yang dimaksud adalah alam yang universal
yang meliputi tumbuhan, tanah, laut, air, angin, angkasa dan lain sebagainya.
Semua hal yang berkaitan dengan alam telah diatur garis-garis besarnya oleh
agama islam. Namun, hanya sebagian besar kaum muslimin tidak atau belum
mengetahui karena kekurangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
6. Karakteristik Agama Islam Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan
Islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah
sebagai berikut :
a. Islam datang dari sisi Allah Subhanahu wa Taala dan sesungguhnya Allah
lebih mengetahui apa yang menjadi mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-
Nya.
b. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta
tujuan ia diciptakan
c. Islam adalah agama fitrah. Islam tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah
dan akal manusia.

16
d. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan
muslimah, dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke
derajat yang paling tinggi.
e. Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi
orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam
kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat
7. Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman di antaramu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang- orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) beribadah kepada-Ku dengan
tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-
Nuur: 55]

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir
zaman. Pengertian Islam Menurut Istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap
dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat

18
DAFTAR PUSTAKA

http://rnrian.blogspot.com/2011/03/ISLAM-way-of-life-html
http://baimmm.wordpress.com/2010/11/12/softskill2/
http://gustriphenomg3.blogspot.com/2011/03/teori- ISLAM-way-of-life html
Madjid, Nurcholis, 1992. Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Tela‟ah

Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan

Kemodernan , Jakarta: Paramadina

Smith, Huston, 1985. Agama Manusia, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Syaltut, Syeikh Mahmud, 1967. Islam Sebagai Aqidah dan Syari‟ah,

(terj.H. Bustami dkk.), Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai