Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI THE WAY OF LIFE


BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan teori Islam

Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab,


Islam merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya
taat, tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari
asal katanya maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama, saliim, dan salaam.
Pengertian lengkapnya sebagai berikut:

• Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan
setiap muslim hendaknya menjaga perdamaian.
• Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah
diri pada Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat. Istaslama artinya
berserah diri.
• Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang
muslim yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
• Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh
keselamatan. Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik,
maka Allah akan senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun
akhirat.

2. Pengertian Islam dalam Alquran.

Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al


Maidah ayat yang artinya: "Pada hari ini telah Sempurna untuk kamu
agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku Ridhoi

230
Islam itu jadi agama bagimu." Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang
artinya: “Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam.”
Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya: "Dan siapa
saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

3. Pengertian Islam dalam Hadits.

Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits


tersebut terkenal sebagai Hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan
wujud laki-laki datang dan menemui Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya
tentang Islam dan meminta penjelasan pada Rasulullah, sebagai berikut:

Dari Umar radhiyallahu ta'ala berkata, “Ketika kami sedang duduk-


duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seorang laki-laki
yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak
terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami
yang mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan
lututnya ke lutut Nabi
SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi. Dia berkata:
Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasanya tiada sesembahan
yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan Shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan
melaksanakan haji ke Baitullah jika engkau mampu melaksanakannya." (HR.
Muslim).

330
4. Pengertian Islam menurut ulama dan tokoh muslim

Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan berbagai pengertian


tentang Islam menurut pandangan dan ijtihad mereka, diantaranya sebagai
berikut:

 Umar bin Khattab : Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad, agama Islam meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
 Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tawaijiri : Islam adalah sebuah
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakannya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh
ketaatan dan keikhlasan.
 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab: Islam adalah berserah diri kepada
Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh kepada Nya dengan
melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik serta para
pelakunya.
 Hasan Al Basri : Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap
muslim merasa selamat dari gangguan.
 Mustafa Abdur Raziq : Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan
yang terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang
berat dengan keadaan suci, artinya bisa membedakan mana yang halal dan
haram, yang dapat membawa dan mendorong umat untuk menganutnya
untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
 Gaffar Ismail : Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW. Berisi kelengkapan dari pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan,
seremoni peribadatan, tata tertib penghidupan abadi, tata tertib pergaulan
hidup, peraturan-peraturan Tuhan, bangunan budi pekerti yang utama dan
menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).
 Syaikh Mahmud Syaltut : Islam itu agama Allah yang diperintahkannya
untuk mengajarkannya tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturan
kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk menyampaikan

430
agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka untuk
memeluknya.
 Agama Islam menurut Muhammadiyah adalah agama Allah yang
diturunkan kepada para Rasul-Nya sampai kepada Nabi terakhir, yaitu
Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yang
terakhir diutus dengan membawa syariat agama yang sempurna, untuk
seluruh umat manusia sepanjang masa. Agama (yaitu agama Islam) ialah
apa yang diturunkan Allah dalam Al-Quran dan disebutkan dalam Sunnah
yang Shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat.
 Agama, sebagaimana Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, adalah apa
yang disyariatkan Allah dengan perantaraan Nabi-nabi Nya, berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Dasar-dasar hukum pokok dalam
agama Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah. Al-Quran adalah kitab Allah
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Sedangkan Sunnah
Rasul adalah penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Quran yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal pikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam. Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran
Islam merupakan kesatuan ajaran yang tidak boleh dipisahkan antara
Aqidah, Akhlaq, Ibadah, dan Muamalah Duniawiyah. Aqidah adalah
ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan. Akhlaq adalah ajaran yang
berhubungan dengan pembentukan mental. Ibadah adalah ajaran yang
berhubungan dengan peraturan dan tata cara hubungan manusia dan Rabb.
Muamalat duniawiyat adalah ajaran berhubungan dengan pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat dan ke semuanya itu bertumpu dan
untuk mencerminkan kepercayaan Tauhid dalam kehidupan manusia.
Demikian pengertian Islam menurut Muhammadiyah sebagaimana
tercantum di dalam landasan dasar dan landasan operasional
Muhammadiyah serta di dalam Putusan-putusan Tarjih Muhammadiyah.

530
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Sebagai The Way Of Life

Islam Way Of Life adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT Dzat yang
menciptakan manusia seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang
terdapat didalamnya. Dia yang menciptakan manusia, menghidupkan,
mematikan, dan memberikan seluruh sarana hidup serta memberikan petunjuk
untuk manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta ini dengan sebaik
baiknya. Sesuai dengan bentukan dan sifat-sifat alami kemanusiaannya
sehingga manusia dapat meraih kebahagiaan. Allah menjadikan Nabi
Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi dan di utus kepada manusia dan
jin. Maka tidak ada halal kecuali yang dia halalkan dan tidak ada haram
kecuali yang diharamkan. Dan tidak ada agama kecuali yang ia syariatkan,
dan setiap sesuatu yang dia kabarkan adalah benar bukan dusta.

Allah SWT meminta agar kaum muslimin takut kepada Allah SWT
semata, yaitu takut dalam meninggalkan agama Islam dan mengikuti Nabi
Muhammad saw. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan sebagai agama
yang disempurnakan oleh
Allah SWT. Islam mengatur hubungan seorang manusia dengan sang pencipta
yakni tuhan peribadatan. Hubungan dengan dirinya sendiri dalam berbagai

630
peraturan tentang makanan, pakaian, moral, dan akhlak. Dan hubungan
dengan individu lain diantara anak manusia dengan berbagai peraturan tentang
muamalat ( jual beli, sewa, hutang, dll. ) serta berbagai peraturan yang
mengatur tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat
yang tertib.

Islam juga memiliki aturan sanksi hukum pidana untuk menjaga


seluruh tertib hubungan manusia di atas. Dengan peraturan tersebut kehidupan
manusia akan teratur dan ter disiplinkan karena ketika orang muslim
menjalani hidup, dia akan berpikir dan menyadari bahwa dia adalah hamba
Allah yang akan kembali kepada-Nya. Sekecil adapun perbuatan manusia
yang baik maupun yang buruk, semuanya akan diberi balasan. Semakin kuat
iman seseorang, semakin tekun ibadahnya, sehingga semakin terikat
pikirannya kepada Allah SWT sang pembuat peraturan untuk kehidupannya.

Pengertian Islam secara harfiah adalah damai, selamat, tunduk dan


bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf yaitu S ( sin ), L ( lam ), M
( mim ) yang bermakna dasar “selamat” (salama). Ditinjau dari segi bahasanya
yang di kaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki beberapa pengertian
diantaranya adalah berasal dari kata salam yang artinya damai. Berasal dari
kata aslama artinya menyerah, berasal dari kata salim artinya bersih dan suci.
Dan berasal dari kata salam artinya selamat dan sejahtera. Adapun pengertian
Islam menurut istilah adalah ketundukan seseorang hamba kepada wahyu Ilahi
yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul khususnya Nabi Muhammad
saw guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum dan aturan Allah
SWT yang dapat membimbing umat manusia kejalan yang lurus menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Agama Islam adalah agama Allah SWT dari Allah dan untuk Allah.
Diamanatkan kepada umat pengikut Allah sejak zaman Nabi Adam, Musa,
dan Isa agama Allah adalah Islam. Meskipun agama Yahudi di klaim sebagai

730
agama yang dibawa oleh Nabi Musa dan agama Kristen yang di klaim sebagai
ajaran yang dibawa oleh nabi Isa. Padahal sebenarnya ajaran yang dibawa
Nabi Musa dan Isa untuk masalah akidah adalah sama. Sama sama
mengesakan Allah SWT. Hanya berbeda dalam hal syara’ yang lain. Jadi,
makna Islam dapat dipersempit lagi sebagai agama yang diamanatkan kepada
umat pengikut Rasulullah Muhammad saw. Karena seperti yang kita tahu,
tujuan Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan dan menghindarkan
kerusakan dan bahaya dari seorang hamba baik dulu sekarang, dan zaman
yang akan datang. Sehingga akan tercapaikan kebahagiaan yang hakiki
dimanapun berada.

Dalam memahami ajaran Islam membutuhkan rujukan aslinya. Dari


sumber itu harus dapat di paham secara korelatif, integratif dan
berkesinambungan. Dengan melibatkan berbagai pendekatan secara utuh
Islam dapat dipahami lebih terbuka dan kontekstual sesuai dengan tingkat
peradaban umat manusia. Islam tampil sebagai kekuatan penggerak spiritual,
moral, ilmu dan amal Shaleh.

Aktualisasi ajaran Islam adalah penting. Hal ini seperti pesan Alquran
dan Hadist yang menyuruh umat Islam agar selalu akal atau pemikiran dan
sekaligus menyesuaikan perkembangan dan perubahan zaman.

Islam sebagai agama sekaligus doktrin, setidaknya ada 2 hal yang


perlu dipetik yaitu Islam sebagai sumber kekuatan dan keyakinan spiritual
Islam sebagai wawasan dan pandangan hidup ( Word View ) dan Islam
sebagai komitmen hidup dan perjuangan. Pemahaman seperti inilah akan
memberikan jawaban terhadap persoalan di tengah tantangan kehidupan
manusia dewasa ini. Islam menjadi petunjuk yang selalu up to date sepanjang
masa.

Manusia adalah khalifah dimuka bumi Islam memandang bahwa bumi


dengan segala isinya merupakan amanah Allah SWT kepada sang khalifah,

830
agar dipergunakan sebaik baiknya bagi kesejahteraan bersama. Allah SWT
memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya yang meliputi akidah, akhlak,
maupun syariah.

Dia komponen pertama, akidah dan akhlak, bersifat konstan (tetap).


Keduanya tidak mengalami perubahan adapun dengan berbedanya waktu dan
tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan
sarat peradaban umat manusia. Perbedaan itu sesuai dengan masa masing-
masing rasul. Oleh karena itu, syariah Islam yang dibawa Rasulullah
mempunyai keunikan sendiri. Bukan saja menyeluruh atau kompotensif, tetapi
juga universal. Karakter istimewa ini di perlukan sebab tidak akan ada syariah
lain yang datang untuk menyempurnakannya. Kompotensif berarti syariah
Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah ) maupun
sosial ( muamalah ). Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan Khaliq-Nya. Ibadah juga merupakan
sarana untuk mengingatkan secara terus menerus mengenai tugas manusia
sebagai khalifah Nya di muka bumi. Muamalah diturunkan untuk menjadi
rules of the game atau aturan manusia dalam kehidupan sosial.

Universal, berarti syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu


dan tempat sampai akhir zaman. Universalitas ini tampak jelas terutama pada
bidang muamalah. Selain mempunyai catatan luas dan fleksibel atau lentur,
muamalah tidak membedakan antara muslim dan non muslim.

Fleksibel muamalah ini di mungkinkan karena Islam mengenal


tsawabit wa mutaghayyirat, principles and variables ( ada hal hal yang bersifat
tetap atau prinsip dan ada pula yang berubah ubah atau variabel ). Dalam
sektor ekonomi misalnya, yang merupakan prinsip diantaranya adalah
larangan riba, sistem bagi hasil, pengambilan keuntungan, dan pengenaan
zakat. Sedangkan yang bersifat variabel adalah instrumen instrumen untuk
melaksanakan prinsip prinsip tersebut, misalnya aplikasi prinsip jual beli,
modal kerja, penerapan asa mudharabah ( investasi bagi hasil ), atau

930
penerapan bai’ assalam ( jual beli pesanan ) dalam pembangunan suatu
proyek.

B. Fungsi Ajaran Islam sebagai The Way Of Life

• Sebagai pembimbing dalam hidup

Membentuk suatu kepribadian yang harmonis agar segala unsur pokok


kehidupan terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa, agar mampu
menghadapi masalah dengan tenang. Pengendali utama kehidupan manusia
adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsur pengalaman pendidikan
dan keyakinan yang di dapatkannya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan
seseorang terbentuk sesuatu kepribadian yang harmonis, dimana segala unsur
pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam
menghadapi dorongan baik yang bersifat biologi ataupun rohani dan sosial
akan mampu menghadapi dengan tenang.

• Penolong dalam kesukaran

Karena orang yang tidak beragama cenderung mengatasi masalah


hidup dengan pesimis berbeda dengan orang yang beragama yang menghadapi
dengan optimis dan percaya bahwa Allah tidak akan memberi cobaan melebihi
kekuatannya. Orang yang kurang yakin akan agamanya ( lemah imannya )
akan menghadapi cobaan atau kesulitan dalam hidup dengan pesimis. Bahkan

1030
cenderung menyesali hidup berlebihan dan menyalahkan orang. Beda nya
dengan orang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan
menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap
cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari Tuhan ( Allah SWT )
yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan
kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu barnag siapa yang
mampu menghadapi ujian dengan sabar akan di tingkatkan kualitas manusia
itu.

• Menentramkan batin

beriman tidak akan merasa gelisah, karena dia tahu jika semua hal
yang dia miliki merupakan titipan Allah , berbeda dengan yang tidak beriman
yang selalu merasa gelisah akan apa yang ia miliki. Jika orang yang tidak
percaya akan kebesaran Tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti
akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya akan takut kehilangan harta
kekayaannya yang akan habis atau di curi oleh orang lain, orang yang miskin
apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain
hal nya dengan orang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan
gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu
merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang orang miskin
dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu waktu bisa di ambil oleh yang maha
berkehendak. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya
akan selalu tenteram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan
ketetapan Allah SWT dan yang membedakan derajat manusia di mata Allah
SWT bukan lah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.

• Pengendali moral

1130
Dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain , tetapi tidak
diperintah untuk Minta dihormati. selain itu banyak pelajaran moral lain
seperti berpakaian, berperilaku, bertutur kata dsb. Setiap manusia yang
beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran
islam ahlak amat sangat di perhatikan dan di junjung tinggi dalam islam.
Pelajaran moral dalam islam sangat lah tinggi, dalam islam diajarkan untuk
menghormati orang lain, akan tetapisama sekali tidak diperintah untuk
meminta dihormati.

Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah.
Dalam Al Quran ada ayat yang berbunyi “ Dan jangan kau ucapankan kepada
kedua (orang tuamu) ah!: tidak ada ayat yang memerintah kan kepada
manusia (orang tua) umtuk minta dihormati kepada anaknya. Selain itu islam
juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian,
berperilaku, bertutur kata dengan manusia lain (hamlumminannas/hubungan
sosial). Termasuk didalam nya harus jujur , jika seorang berkata bohong maka
dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan islam yang
berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan islam yang berkaitan
dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya di
tuliskan disini.

C. Tujuan ajaran Islam sebagai The Way Of Life

Tujuan diturunkannya agama Islam sebagaimana Ulama kita dan


putusan Majelis Ulama Indonesia adalah untuk menunjukkan manusia agar
dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam membawa ajaran yang
akan mengantarkan pemeluknya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bukan hanya dalam bentuk nilai-nilai
yang abstrak, namun juga dituangkan dalam aturan-aturan yang disebut
dengan Syariat Islam. Syariat Islam adalah tata aturan (hukum-hukum) Allah

1230
SWT yang mengatur tata hubungan manusia dengan Allah SWT dan manusia
dengan manusia.

Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan seluruh


umat manusia baik di dunia maupun di akhirat.Di dalam Al-Quran Allah
menyebutkan beberapa kaitan syariah di antaranya adalah.

‫ُثَّم َجَع ْلٰن َك َع ٰل ى َش ِرْيَعٍة ِّم َن اَاْل ْم ِر َفا َّتِبْع َها َو اَل َتَّتِبْع َاْهَو ٓاَء اَّلِذ ْيَن اَل َيْع َلُم ْو َن‬

“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat


(peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau
ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.”(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat
18)

‫ْۤي‬
‫َش َر َع َلـُك ْم ِّم َن الِّدْيِن َم ا َو ّٰص ى ِبٖه ُنْو ًحا َّوا َّل ِذ َاْو َح ْيَن ۤا ِاَلْي َك َو َم ا َو َّص ْيَنا ِب ٖۤه ِاْب ٰر ِهْيَم‬
‫َوُم ْو ٰس ى َوِع ْيٰۤس ى َاْن َاِقْيُم وا الِّدْيَن َو اَل َتَتَفَّر ُقْو ا ِفْيِهۗ  َك ُبـَر َع َلى اْلُم ْش ِر ِكْيَن َم ا َت ْدُع ْو ُهْم ِاَلْي ِهۗ  ُهّٰللَا‬
‫َيْج َتِبْۤي ِاَلْيِه َم ْن َّيَش ٓاُء َو َيْهِد ْۤي ِاَلْيِه َم ْن ُّيِنْيُب‬

“Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah


diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan
‘Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu
berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk
mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang
yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).”(QS. Asy-Syura 42:
Ayat 13)

Dua ayat di atas dapat di menjelaskan bahwa “syariat” sama dengan “agama”.

1330
Syaikh Muhammad Syaltout mengatakan bahwa Syariat adalah aturan-
aturan yang diciptakan oleh Allah SWT. untuk dipedomani oleh manusia
dalam mengatur hubungan dengan Tuhan, dengan manusia, baik sesama
muslim maupun non muslim, alam dan seluruh kehidupan.

Dengan kata lain, tujuan diturunkannya Islam adalah untuk


kemaslahatan hidup manusia, baik rohani maupun jasmani, individual maupun
sosial.

Abu Ishaq Al-Shatibi merumuskan lima tujuan (hukum) Islam, yakni:

1. Memelihara Agama (Hifdz Ad-Din)

2. Memelihara Jiwa (Hifdz An-Nafs)

3. Memelihara Akal (Hifdz Al’Aql)

4. Memelihara Keturunan (Hifdz An-Nasb)

5. Memelihara Harta (Hifdz Al-Maal)

Kelima tujuan hukum Islam tersebut di dalam kepustakaan disebut al-


maqasid alkhamsah atau al-maqasid al- shari’ah. Dengan 5 (lima) tujuan ini,
maka kemaslahatan kehidupan manusia terpenuhi. Selain itu tujuan Islam
sebagai The Way Of Live yaitu:

1) Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh Al-din)

Sebelum kedatangan Islam, secara alamiah manusia menciptakan dan


membudayakan berbagai jenis keyakinan terhadap tuhan atau kekuatan
supranatural yang pada titik tertentu menciptakan ajaran animisme,
dinamisme, politeisme (penyembahan pada banyak tuhan/dewa), henoteisme,
sampai dengan turunnya para Nabi dan Rosul yang membawa ajaran
monoteisme (Satu tuhan) berdasarkan wahyu dari Allah SWT untuk
menyelamatkan manusia dari kesalahan dalam berakidah, dan penyembahan

1430
(peribadatan) pada tuhan. Islam datang menyelamatkan dan menjaga manusia
dari kesalahan dalam beragama sekaligus menjaga kerukunan hidup antar
umat beragama.

2) Memelihara keturunan dan kehormatan (Hifzh al-nashli)

Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah memiliki naluri


berkembang biak dan ketertarikan dengan lawan jenis. Jika tumbuhan dan
hewan yang tidak memiliki akal serta kehendak bebas, dapat bertindak bebas
sesuai dengan insting dan hawa nafsunya untuk berkembang biak tanpa ada
keterkaitan dengan urusan nasab, warisan, serta kewajiban dan tanggung
jawab rumah tangga, tentu tidak demikian dengan manusia yang memiliki
akal, tanggung jawab moral serta nasabnya mempengaruhi hak waris. Islam
datang dengan tuntunan berkembang biakan menunaikan hasrat seksual dari
Allah yang diatur dalam syariat pernikahan serta larangan berzina.

3) Memelihara harta benda

Sebelum datangnya Islam, kepemilikan harta benda manusia ditentukan oleh


kekuasaan atau kekuatan fisik seseorang yang menjadi dasar tegaknya hukum
rimba dimanah yang kuat merendahkan atau melenyapkan kemanusiaan
mereka yang lemah diiringi dengan penindasan, dan perampasan harta dan
kehormatan. Perlindungan Islam terhadap kepemilikan harta manusia dengan
memberikan ancaman hukuman yang sangat berat berupa hukum potong
tangan bagi para pelaku pencurian, koruptor, begal dan pelaku kejahatan
sejenis. Tidak hanya memberikan ancaman dan hukuman bagi pencuri, Islam
pun memberikan larangan keras bagi tindakan manipulatif yang dapat
merugikan harta orang lain tanpa membedakan bentuk fisik, ras, golongan,
bahkan agama sekalipun.

4) Menyembah Allah

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah
dan beribadah kepada Allah SWT sebagai hamba Allah SWT, manusia wajib

1530
menjalan segala perintah dan menjauhi segala larangan Nya. Manusia juga
harus menjadikan rukun iman dan rukun Islam sebagai pedoman hidupnya.

5) Menjalankan perannya sebagai khalifah

Manusia adalah khalifah dimuka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin
bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusia
bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya.
Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban
untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya
itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku
yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia
kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.

6) Meneruskan Ajaran Islam

Tidak hanya beribadah dan hanya menjalan kan tugasnya sebagai khalifah,
manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya ( baca hukum
menuntut ilmu ) pada generasi selanjutnya agar ajaran Islam tetap terjaga hal
ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut Islam yang menyebutkan bahwa
ilmu pendidikan Islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia
dan menunjukkan perbuatan amar makruf nahi mungkar.

D. Sumber – Sumber Ajaran Islam

Sumber ajaran agama dalam pandangan Muhammadiyah terbagi dua:


tekstural dan paratekstual. Sumber tekstual terdiri dari Al-Quran dan Al-Sunah
sedangkan sumber paratekstual berupa qiyas, maslahat mursallah, istihsan,
istishab, saddu al-zari’ah, syar’u man qablana, dan urf. Dalam Pengajian
Tarjih edisi ke-98 pada Rabu (26/8), Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar menjelaskan tentang sumber
ajaran agama berdasarkan syariat para Nabi terdahulu.

1630
“Di dalam usul fikih, salah satu yang didiskusikan adalah syar’u man
qablana yang berarti syariat Nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw.
Biasanya para ahli usul fikih memasuki tentang kajian ini dengan
mendiskusikan dua pertanyaan: apakah sebelum diutus menjadi Rasul, Nabi
Muhammad Saw menjalankan agama dan beribadah kepada Allah berdasarkan
syariat Nabi-nabi terdahulu?; dan apakah sesudah diutus Nabi Muhammad
Saw menjalankan agama masih ada menggunakan syariat Nabi terdahulu?,”
ujar Syamsul yang mengisi kajiannya secara daring dari kediamannya.

Syamsul menggarisbawahi bahwa kajiannya tidak masuk melalui pintu


pertanyaan klasik ulama-ulama fikih di atas tentang apakah Nabi Muhammad
menjalankan syariat Nabi terdahulu sebelum diangkat jadi Rasul atau tidak.
Beliau mengawalinya dengan mendefinisikan kata “syariat” yang terdapat
dalam “syar’u man qablana”.

“Kata ‘syariat’ itu secara harfiah berarti jalan, dan lebih khusus lagi
jalan menuju ke tempat air. Kata itu digunakan oleh Allah Swt untuk
menyebut satu agama yang diwahyukan-Nya kepada para Nabi untuk
menggambarkan bahwa jalan tersebut merupakan jalan keselamatan bagi umat
manusia. Selayaknya air yang begitu penting, maka syariat juga merupakan
jalan keselamatan,” terang Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga ini.

1) Al-Quran

Pengertian Al-Quran secara Etimologi = Al-Quran –> Qara’a – Yaqra’u –


Qur’anan yang berarti bacaan. Sedangkan secara Terminologi = Al-Qur’an
adalah Kalam Allah swt. yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad saw., ditulis dalam Mushaf, diriwayatkan secara mutawatir
dan membacanya adalah ibadah. Al-Qur’an diwahyukan secara berangsur-
angsur selama kurang lebih 23 tahun, 13 tahun sebelum hijrah hingga 10
tahun setelah hijrah.

1730
Fungsi Al-Qur'an
• Sebagai pedoman hidup.

• Sebagai korektor dan penyempurnaan kitab-kitab Allah swt. yang


terdahulu.

• Sebagai sarana peribadatan Kandungan dalam Al-Qur'an

Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah swt., malaikat, rasul, hari akhir,


qadha dan qadar dan sebagainya.
• Prinsip-prinsip syari’ah baik mengenai ibadah khusus maupun ibadah
umum seperti perekonomian, pemerintahan, pernikahan, kemasyarakatan
dan sebagainya.
• Kisah para nabi dan Rasul Allah swt. serta umat-umat terdahulu ( sebagai

i’tibar / pelajaran ).

• Konsep ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang masalah ketuhanan


( agama, manusia, masyarakat maupun tentang alam semesta.

2). As-Sunnah

Pengertian As-Sunnah secara Etimologi = jalan / tradisi, kebiasaan,


adat istiadat, dapat juga berarti undang-undang yang berlaku. Sedangkan
secara Terminologi = berita / kabar, segala perbuatan, perkataan dan takrir
( keizinan / pernyataan ) Nabi Muhammad saw.

Kedudukan As-Sunnah / Hadist

As-Sunnah adalah sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an.

Apabila as-Sunnah / Hadits tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka


kaum muslimin akan mengalami kesulitan-kesulitan seperti :

• Melaksanakan Shalat, Ibadah Haji, mengeluarkan Zakat dan lain


sebagainya, karena ayat Al-Qur’an dalam hal tersebut hanya berbicara
secara global dan umum, sedangkan yang menjelaskan secara rinci adalah
as-Sunnah / Hadits.

1830
• Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, untuk menghindari penafsiran yang
subyektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
• Mengikuti pola hidup Nabi, karena dijelaskan secara rinci dalam Sunnah
nya, sedangkan mengikuti pola hidup Nabi adalah perintah al-Qur’an.
• Menghadapi masalah kehidupan yang bersifat teknis, karena adanya
peraturan-peraturan yang diterangkan oleh as-Sunnah / Hadits yang tidak
ada dalam Al-Qur’an seperti kebolehan memakan bangkai ikan dan
belalang, sedangkan dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa bangkai itu
haram.

Hubungan As-Sunnah dengan Al-Qur'an

• Sebagai Bayan ( menerangkan ayat-ayat yang sangat umum).

• Sebagai Taqrir ( memperkukuh dan memperkuat pernyataan Al-Qur’an).

• Sebagai Bayan Tawdih ( menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ).

Perbedaan As-Sunnah dengan Al-Kitab Quran sebagai sumber hukum

Sekalipun Al-Qur’an dan as-Sunnah sama-sama sebagai sumber hukum Islam,


namun diantara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup prinsipil,
antara lain sebagai berikut :

a. Al-Qur’an bersifat Qath’i ( mutlak ) kebenarannya.

As-Sunnah bersifat Dzhanni ( relatif ), kecuali Hadits Mutawatir.

b. Seluruh ayat Al-Qur’an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Tidak


seluruh Hadits dapat dijadikan pedoman hidup karena disamping ada
Hadits Shahih, ada pula Hadits yang Dhaif .
c. Al-Qur’an sudah pasti autentik lafadz dan maknanya.

As-Sunnah belum tentu autentik lafadz dan maknanya.

d. Apabila Al-Qur’an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal


yang gaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya.

1930
Apabila as-Sunnah berbicara tentang masalah-masalah Aqidah atau hal-
hal yang gaib, maka setiap muslim tidak diharuskan mengimaninya
seperti halnya mengimani Al-Qur’an.
e. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka : Penerimaan seorang muslim
terhadap Al-Qur’an hendaknya didasarkan pada keyakinan yang kuat,
sedangkan,
Penerimaan seorang muslim terhadap as-Sunnah harus didasarkan atas
keragu-raguan ( dugaan-dugaan ) yang kuat. Hal ini bukan berarti ragu
kepada Nabi, tetapi ragu apakah Hadits itu benar-benar berasal dari Nabi
atau tidak karena adanya proses sejarah kodifikasi Hadist yang tidak
cukup memberikan jaminan keyakinan sebagaimana jaminan keyakinan
terhadap Al-Qur’an.

3) Ijtihad

Pengertian Ijtihad secara Etimologi = mencurahkan tenaga, memeras


pikiran, berusaha bersungguh-sungguh, bekerja semaksimal mungkin.
Terminologi = usaha yang sungguh-sungguh oleh seseorang ulama yang
memiliki syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum tentang
sesuatu ( beberapa ) perkara tertentu yang belum ditetapkan hukumnya secara
explisit di dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Menurut Mahmud Syaltut, Ijtihad atau al-Ra’yu mencakup 2 pengertian,


yaitu :

• Penggunaan pikiran untuk menentukan suatu hukum yang tidak ditentukan


secara eksplisit oleh Al-Qur’an dan as-Sunnah.
• Penggunaan pikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil
kesimpulan dari suatu ayat atau Hadits.

Dasar melaksanakan Ijtihad adalah Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 48!

48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang

2030
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang
lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap
umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu,

[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya


ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.

[422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad SAW. dan umat-umat yang


sebelumnya.

Lapangan Ijtihad

Secara ringkas, lapangan Ijtihad dapat dibagi menjadi 3 perkara, yaitu :

 Perkara yang sama sekali tidak ada nashnya di dalam Al-Qur’an dan
Sunnah.
 Perkara yang ada nashnya, tetapi tidak Qath’i ( mutlak ) wurud ( sampai /
muncul ) dan dhalala ( kesesatan ) nya.
 Perkara hukum yang baru tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Kedudukan Ijtihad

2130
E. Ruang Lingkup Islam sebagai The Way Of Life

Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan satu sistem


akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia
dalam berbagai hubungan. Ruang lingkup ajaran Islam lebih luas dari ruang
lingkup agama Nasrani yang hanya mengatur hubungan manusia dengan
tuhan. Agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia
dalam masyarakat termasuk dengan diri manusia itu sendiri tetapi juga dengan
alam sekitarnya

Islam sebagai agama terus-menerus mendasarkan dirinya pada


pemusatan perhatian kepada tuhan. Ia didasarkan pada tauhid (keesaan tuhan).
Islam sebagai agama yang berdasarkan tauhid, tidak pernah memisahkan
antara hal-hal yang disebut spiritual (keagamaan), temporal
(keduniaan),religius (yang berhubungan dengan agama),dan profane (yang
duniawi) didalami segala bidang Secara garis besar, ruang lingkup ajaran
Islam dibagi menjadi tiga yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan, Hubungan
manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Hubungan Dengan Ketuhanan

• Hubungan Islam dengan Tuhan didasari dengan tindakan (ibadah), dan


dibagi menjadi dua pengertian yaitu:

• Ibadah dalam arti khas (terbatas): peraturan peraturan yang mengatur


hubungan langsung antara hamba dengan tuhannya, yang tata cara dan
upacaranya telah diatur secara terperinci dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rosul. Ibadah dalam arti khas terdiri atas:
• Rukun Islam

• Ibadah lainnya dan ibadah yang berhubungan dengan rukun islam, seperti
ibadah bersifat fisik. Contohnya bersuci yang meliputi berwudu, mandi,
tayamum. Ibadah bersifat mal (harta) Seperti Qurban, Aqiqah, Waqof,
Hibbah, dan lain-lain.

2230
• Ibadah dalam arti luas: segala amal perbuatan yang titik tolaknya ikhlas,
titik tujuannya Redho Allah, garis amalnya amal Sholeh. Ibadah dalam arti
luas meliputi ibadah dalam arti khas dan amal-amal ibadah lainnya. Ibadah
dalam arti khas merupakan titik pusat dari ibadah dalam arti luas (Ibrahim,
1996:60).
• Dalil yang menerangkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan sebagai
berikut:
• “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.”
• Dengan adanya dalil maka sudah jelas bahwa Allah menciptakan manusia
dan juga jin untuk beribadah hanya kepada Allah.
• Hubungan manusia dengan manusia dapat terwujud dalam :

• Transaksi kebendaan atau mu’amalah, yaitu peraturan yang mengatur


hubungan antara satu orang dengan orang lainnya. Dalam hal tukar-
menukar harta, contohnya dagang, simpanan, penemuan, pengupahan,
pungutan, wasiat, jizyah, pesanan dan lain-lain.
• Hubungan kekeluargaan atau masyarakat (munakahat), yaitu peraturan
yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan
berkeluarga. Contohnya perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, mas
kawin, meminang, pemeliharaan anak dan lain-lain.
• Hubungan kemasyarakatan (siyasah), yaitu peraturan yang
menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik). Contohnya
persaudaraan, musyawarah, keadilan, tolong-menolong, kebebasan,
toleransi, pemerintahan dan sebagainya.
• Kaitan dengan kepidanaan (jinayat), yaitu peraturan yang menyangkut
pidana. Contohnya Qisas, diat, kifarat, pembunuhan, murtad, minuman
keras, zina, kesaksian dan lain sebagainya (Ibrahim, 1996:76-77).
Hubungan dengan Manusia

2330
Hubungan dengan Manusia

KH. Ahmad Azhar Basyir (Ketua Umum PP Muhammadiyah periode


1990-1995). Ditinjau dari susunan sifat dan kedudukan kodratnya yang
masing-masing terdiri dari dua aspek itu manusia adalah makhluk monodualis,
dan ditinjau dari keseluruhan aspek yang dimiliki, manusia adalah makhluk
makhluk monopluralis. Susunan kodrat manusia yang terdiri dari unsur
jasmani dan ruhani, memastikan hidup manusia memerlukan hal-hal yang
bersifat materil dan hal-hal yang bersifat non-materil.

Unsur jasmani diciptakan dari “tanah” dan selalu bersentuhan dengan


alam lingkungannya. Berbagai macam bahan alam materiel diperlukan oleh
manusia bagi kelangsungan dan perkembangan hidup manusia.

Unsur rohani manusia terdiri atas: 1) akal, yang mampu berpikir untuk
berusaha terpenuhi kebutuhan hidup manusia yang selalu berkembang; 2)
rasa, yang berpotensi untuk mendudukkan diri manusia secara proporsional
sebagai makhluk yang terhormat, melebihi makhluk-makhluk lainnya, dan; 3)
kehendak, yang berpotensi untuk memperhatikan dan mengembangkan
kehidupan menuju tingkat makin tinggi dan makin sempurna.

Memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang antara unsur-unsur jasmani dan


rohani akan mendatangkan kehidupannya yang stabil.

Manusia Berketuhanan

Kedudukan kodrat manusia, sebagai pribadi mandiri dan makhluk Tuhan


memastikan bahwa manusia berkodrat hidup berketuhanan. Manusia
mempercayai adanya Tuhan dan merindukan hubungan dengan-Nya. Rahmat
kasih-sayang Tuhan senantiasa dirasakan. Pedoman-pedoman kehidupan yang
diberikan oleh Tuhan akan selalu ditaati, karena akan mengantarkan kepada
tercapainya dambaan hidup manusia, sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.

Hidup berketuhanan akan membimbing manusia menjalani hidup secara tepat


atas dasar kesadaran dan keyakinan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan

2430
Tuhan, menjalani hidup di dunia dalam perjalanan hidupnya, kemudian
memetik hasilnya, apakah memperoleh keberuntungan atau kerugian,
kebahagiaan atau kesengsaraan.

Demikianlah hakikat hidup manusia menurut konsep Notonagoro yang dapat


ditarik kesejajarannya dengan ajaran Islam.

Dari beberapa ayat al-Qur’an dapat diperoleh kesimpulan bahwa manusia


adalah makhluk fungsional yang bertanggung- jawab. Manusia adalah
makhluk Tuhan yang berfungsi sebagai khalifah-Nya. Untuk memakmurkan
kehidupan di bumi sesuai pesan-pesan atau amanat-Nya, yang akhirnya
kembali kepada Tuhan untuk mempertanggung-jawabkan fungsi hidupnya,
kemudian memperoleh hasilnya. Beruntung jika tepat dalam memenuhi fungsi
hidupnya, merugi jika tidak tepat memenuhi fungsi hidupnya. Tepat atau tidak
tepat ditentukan oleh sesuai atau tidak sesuai dengan petunjuk-petunjuk
Tuhan.

Petunjuk-petunjuk Tuhan terjabarkan dalam ajaran-ajaran agama-Nya. Islam


adalah agama-Nya, yang diridhai-Nya menjadi anutan manusia dan
mencerminkan kasih sayang-Nya kepada seru sekalian alam. Manusia
berfungsi terhadap diri pribadinya, terhadap masyarakatnya, terhadap
lingkungannya dan berkewajiban terhadap Tuhannya.

Kita wajib bersyukur kepada Tuhan atas rahmat-Nya kepada bangsa Indonesia
yang telah bertekad untuk menjadikan keimanan dan ketakwaan terhadap
ketuhan yang maha esa yang amat ditonjolkan di dalam GBHN 1993, untuk
menyongsong era industrialisasi dan informasi dalam PJPT II.

Hubungan itu Allah menjadikan manusia sebagai khalifah artinya penguasa


alam, manusia perlu mengeksploitir alam ini agar dapat bermanfaat bagi
manusia sendiri. Alam yang dimaksud adalah alam yang universal yang
meliputi tumbuhan, tanah, laut, air, angin, angkasa dan lain sebagainya.
Semua hal yang berkaitan dengan alam telah diatur garis-garis besarnya oleh
agama Islam. Namun, hanya sebagian besar kaum muslimin tidak atau belum

2530
mengetahui karena kekurangan dalam bidang ilmu pengetahuan (Ibrahim,
1996:77).

Dalil hubungan manusia dengan alam tertuang dalam QS. Ali Imron 191,
yaitu:

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.” (QS. Ali Imron 191)

Manusia dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia diberi akal


agar mampu mengolah ciptaan Allah ini (alam semesta) karena Allah
menciptakan alam ini tiada yang sia-sia semua diciptakan agar dapat
dimanfaatkan oleh manusia sebaik mungkin. Dan celakalah bagi orang-orang
yang menyia-nyiakan ciptaan Allah karena mereka sama dengan mendustakan
nikmat Allah.

Keselamatan

merupakan sesuatu yang diharapkan oleh semua umat manusia. Dalam Islam
pun terdapat konsep keselamatan yang dijanjikan oleh Allah SWT yang
banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an. Setiap umat Islam yang taat kepada Allah
SWT akan mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Dan
Allah memerintahkan untuk selalu berada dalam lingkaran keselamatan dan
tidak mengikuti langkah syaiton yang terkutuk, sebagaimana Allah berfirman
dalam Al'Quran :
‫َيا أَُّيَها ا لِذ يَن آََم ُنوا ادُْخ ُلوا فِي الِّ ِس ْلِم َك اف ًة َو َل تَت ِبُعوا ُخ ُطَو اِت ال شْيَطاِن ِإن ُه َلكُْم َعد ُو‬
‫ُم بِي‬

Apabila muslim memenuhi kewajibannya, maka Allah akan


mendapatkan keselamatan sekaligus kenikmatan dunia serta akhirat.

2630
Keselamatan di dunia dapat dirasakan apabila umat Islam menaati segala apa
yang diperintahkan oleh Allah SWT menjauhi segala larangan-Nya. Karena
ajaran dalam Islam merupakan ajaran yang lurus dan berdasarkan pada
kemaslahatan umat Islam.

Namun kenyataan akan berbeda jika mereka tidak menaati apa yang
telah diperintahkan oleh Allah SWT. Azab akan menunggu mereka di akhirat
kelak. Di dunia pun mereka akan tersiksa, semisal manusia dilarang untuk
mencuri namun jika mereka melanggarnya, maka tidak hanya siksa di akhirat
kelak yang akan mereka terima akan tetapi juga di dunia mereka akan
mendapatkan siksaan.
Tentang keselamatan dalam Islam jika manusia menempuh pada jalan yang
dikehendaki oleh Allah akan disajikan kepada mereka berbagai kenikmatan.
Kenikmatan yang sering disebutkan dalam Al-Qur’an adalah surga. Surga
merupakan tempat bagi orang-orang yang selama di dunia mereka taat kepada
perintah Allah serta menjauhi segala larangan-Nya.
Islam menjamin keselamatan bagi pemeluknya baik di dunia dan akhirat.
Apabila seseorang telah menjalankan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Islam
maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Dengan demikian, Islam merupakan agama yang sebenarnya dalam
menunjukkan jalan keselamatan bagi pemeluknya.

F. Karakteristik Ajaran Islam sebagai The Way Of Life

Islam terdiri dari 2 kata: karakteristik dan ajaran Islam. Kata


karakteristik dalam kamus Bhs Indonesia diartikan sesuatu yang mempunyai

2730
karakter atau sifat yang khas. Islam dapat di artikan agama yang diajarkan
Nabi Muhammad saw yang berpedoman dengan kitab kitab suci Al Quran.
Dan diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah SWT. Berarti karakteristik
ajaran Islam dapat diartikan sebagai ciri yang khas atau khusus yang
mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
dalam berbagai bidang agama, kemanusiaan, yang didalamnya termasuk
ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan disiplin ilmu
yang baik dan benar. Konsepsi Islam dalam dalam berbagai bidang yang
menjadi karakteristiknya itu dapat di kemukakan sebagai berikut .

1. Dalam bidang agama

Menurut Nur Cholis Majid dalam rukunnya bahwa dalam bidang


agama, Islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nur Cholis
adalah sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak
mungkin dilawan atau diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya
yang dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan
paganisme dan syirik. Memang dan seharusnya tidak perlu mengherankan,
bahwa Islam selaku agama besar terakhir, mengklaim bahwa sebagai agama
yang memuncak proses pertumbuhan dan perkembangan agama-agama
tersebut. Tetapi perlu diingat , bahwa justru penyelesaian terakhir yang
diberikan Islam sebagai agama terakhir untuk persoalan keagamaan itu iyalah
ajaran pengakuan akan hak hak agama itu untuk berada dan untuk
dilaksanakan . karena itu agama tidak boleh dipaksakan . (QS. AlBaqarah:
256)bahwa Al Quran juga mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai
agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari akhir serta berbuat baik,
semuanya akan selamat ( QS. Al baqara:62). Inilah yang menjadi dasar
toleransi agama yang menjadi ciri khas Islam dalam sejarahnya yang otentik,
suatu semangat yang merupakan kelanjutan pelaksanaan ajaran Al-Qur’an.

2. Dalam Bidang Ibadah

2830
Secara harfiah ibadah berarti bakti kepada Allah SWT, karena di
dorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah adalah supaya
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menaati segalah perintah-Nya
dan segala larangan-Nya. Ibadah ada yang umum ada yang khusus. Yang
umum adalah segala amalan yang di ijin kan oleh Allah SWT, sedangkan yang
khusus adalah yang telah di tetapkan oleh Allah SWT akan perincian
perinciannya, tingkat dan cara cara nya tertentu. Ibadah yang akan kita bahas
saat ini adalah ibadah yang khusus. Dalam Islam diterangkan bahwa dalam
beribadah dilarang yang namanya ‘’ kreativitas”, sebab melebih-lebihkan
ibadah menambahkan suatu ibadah di dalam Islam di sebut bidah. Yang di
kutuk Nabi sebagai kesesatan. Bilangan Shalat 5 waktu beserta tata cara
mengerjakannya. Ataupun ketentuan ibadah haji dan tata cara mengerjakannya
misalkan adalah ibadah yang sudah di tetapkan oleh Allah ketentuan ketentuan
dan segalanya, maka sebagai manusia atau penganutnya tidak boleh ikut
campur bahkan mengubahnya.

Ketentuan ajaran Islam yang begitulah yang membuat akal tidak boleh
ikut campur tangan, bahkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Hal yang
demikian lah yang membuat atau membentuk manusia atau penganut berserah
diri, patuh dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan. Dan
itulah yang membawa seseorang hamba menjadi hamba yang Sholeh,
mempunyai jiwa yang tenang, rendah hati, menyadarkan diri kepada amal
Shaleh dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuanya itu adalah
gejala kedamaian dan keamanan sebagai pengalaman dari ibadah. Sedangkan
ibadah yang berarti umum akan dibahas di selanjutnya, karena lebih mengarah
ke muamalah sebagai sesama makhluk hidup.

3. Dalam bidang akidah

Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ialah


bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya.

2930
Yang diakui sebagai Tuhan yang wajib di sembah hanyalah Allah SWT.
Murni dalam isinya artinya bahwa keyakinan tersebut sedikit pun tidak boleh
melenceng atau di berikan kepada yang lain selain Allah SWT. Murni dalam
prosesnya artinya bahwa dalam prosesnya harus langsung tidak boleh di
wakilkan atau melalui perantara. Akidah yang seperti itulah yang akan
melahirkan bentuk pengabdian hanya kepada Allah SWT, yang selanjutnya
dapat berdampak kepada cara bertingkah laku, dan pada akhirnya berbuat dan
menimbulkan amal sholeh.

4. Dalam bidang ilmu dan kebudayaan.

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap


terbuka, akomodatif, tetapi selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan
dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis
ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan
Islam[7].

Di dalam Islam mengajarkan bagi para pemeluknya untuk bersikap


saling terbuka. Selain itu mengajarkan bahwa Islam tidak menerima seluruh
jenis dan kebudayaan tanpa adanya selektif atau berdasarkan pemilihan
terlebih dahulu. Ilmu dan kebudayaan merupakan satu kesatuan terangkai
dalam Islam. Dengan demikian Islam mendorong manusia agar memiliki ilmu
pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk berpikir, merenung,
dan sebagainya.

Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti masih ada


kehidupan manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan
kreativitas manusia baik dalam konteks hubungan sesamanya maupun dengan
alam lingkungan, akan selalu berkaitan. Hal ini hubungan antara manusia
dengan alam lingkungan yang berarti manusia adalah makhluk budaya dan
makhluk sosial karena tidak ada satu manusia pun yang bisa hidup sendiri

3030
tanpa bantuan orang lain. Karena manusia memiliki hubungan antara satu
dengan lainnya yang tidak bisa terpisah.

Berdasarkan pendapat di atas, dapatlah disimpulkan bahwa


karakteristik ajaran Islam sebagai budaya adalah memiliki kecenderungan
pada pemeluk ajaran Islam untuk bersikap terbuka dan hubungan manusia
dengan yang lain dan saling membutuhkan. Dengan demikian karakteristik
ajaran Islam memiliki pranata budaya, sehingga budaya dan kebudayaan
merupakan rangkaian kehidupan dan memiliki peradaban yang ada pada Islam
itu sendiri. Maka dengan demikian Islam memiliki peradaban yang luas, baik
dari segi agama, budaya, peradaban sehingga Islam memiliki sikap
keterbukaan terhadap sesama pemeluk ajarannya maupun hubungan sosial
terhadap kehidupan bermasyarakat secara umum.

3130
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam sebagai Way Of Life adalah jalan hidup yang diturunkan


Allah SWT, Dzat yang menciptakan manusia, seluruh alam semesta, dan
seluruh kehidupan yang terdapat di dalamnya. Dia yang menciptakan
manusia, menghidupkan mematikan, dan memberikan seluruh sarana
hidup serta memberikan petunjuk yang paripurna untuk manusia agar bisa
menjalani hidup di alam semesta ini dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
bentukan dan sifat-sifat alamiah kemanusiaannya, sehingga manusia dapat
meraih kesejahteraan dan kebahagiaan. Allah SWT memastikan bahwa
Islam sebagai diin atau peraturan hidup yang sempurna dalam firman-Nya.
Maka dari itu, Islam Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan yang mengatur
hubungan seorang manusia dengan Sang Penciptanya. Islam mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya dalam berbagai peraturan tentang
kepercayaan (aqaa’id) dan peribadatan. Islam mengatur hubungan manusia
dengan dirinya sendiri dalam berbagai peraturan tentang makanan,
pakaian, dan moral atau akhlaq. Islam mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia dalam berbagai peraturan tentang mu’amalat (jual
beli, sewa menyewa, hutang piutang dll) serta berbagai peraturan yang
mengatur tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat sehingga terwujud masyarakat Islami yang tertib menurut
aturan Allah SWT.

3230
3330

Anda mungkin juga menyukai