Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan


keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa
diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar
biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai
dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, KamiSama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa,
Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan
dengan cara menghambakan diri , yaitu :menerima segala kepastian yang
menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan menaati segenap
ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan .Agama itu
hubungan manusia Yang Maha Suci yang dinyatakan dalam bentuk suci pula dan
sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu (Drs. Sidi Gazalba).

Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut
dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut

B. Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan Agama Islam ?

2.

Apa saja Sumber Ajaran dalam Agama Islam ?

C.

Apa saja Pokok-pokok Ajaran dalam Agama Islam ?

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji lebih jauh tentang Agama
Islam, Sumber Ajaran dalam Agama Islam, serta Pokok-pokok Ajaran dalam
Agama Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam

Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata Islam berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu
terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri,
tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan
dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah s.w.t

Akar kata yang membentuk kata Islam setidaknya ada empat yang berkaitan
satu sama lain.

a. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti


menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.

b. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan


selamat.

c. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak


hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain
(tugas dakwah atau amar maruf nahyi munkar).

d. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta
jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.

Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaranajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaranajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai
segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap ,
menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim
baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.

Agama menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sistem yg mengatur tata
keimanan (kepercayaan)dan peribadatan kepada Tuhan Yang maha kuasa serta
tata kaidah yg berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

Kata agama berasal dari Bahasa Sanskerta,agama yg berarti tradisi


.Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yg berasal dari
Bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja religare yg berarti mengikat
kembali .Maksudnya dengan berreligi ,seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan .

Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan hidup (way of life) satusatunya yang paling selamat mengantarkan manusia sampai tujuan
akhirnya..yaitu kehidupan akhirat. Dalam konteks perjalanan, tujuan hanya
dapat dicapai melalui jalan yang ditempuh. Sedangkan sebuah jalan, ia memiliki
cara dan aturan.

Akhirat adalah tujuan akhir dari perjalanan manusia, cara yang terbaik adalah
cara Rasulullah, dan aturan yang digunakan adalah berdasarkan Al Quran dan
Sunnah, dan islam adalah bentuk dari gabungan antara aturan dan cara tersebut
(Al Quran & Sunnah + Cara Rasulullah) yang membetuk jalan yang paling
selamat untuk mencapai tujuan akhir dari perjalanan manusia.

Makna kedamaian, adalah dengan mengikuti jalan islam untuk mencapai tujuan,
seseorang pasti akan mendapatkan kedamaian dalam menjalani kehidupanya.
Damai dalam konteks internal (dari sisi dirinya sendiri) dan dalam konteks
eksternal (dalam hubungan bermasyarakat). Islam adalah agama yang menyukai
kedamaian, kecuali jika hak Allah, dan hak azai manusia dihina dan di dzholimi,
maka Islam dalam ajarannya menganjurkan untuk melakukan tindakan yang
proporsional dan sesuai dengan perlakuan tersebut.

Makna sentausa, hanya akan dicapai jika ada keselamatan dan kedamaian, ini
juga merupakan arti dalam islam yang berkaitan dengan 2 makna di atas. yang
berkaitan dengan pelaksanaan islam secara internal (diri sendiri) maupun
external (lingkungan, masyarakat, dll).

Makna berserah diri, adalah ketika seseorang menyerahkan seluruh jalan


hidupnya (tunduk patuh) sesuai dengan aturan-aturan (syariat) dalam islam.
Pendekatan untuk memahami hal ini bisa kita pahami melalui uraian singkat
berikut.a

Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul
yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571632 masehi). Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu
yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai
mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Pada tahun
622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini
disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan
kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar
(kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah),
sehingga semakin kuatlah umat Islam. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran
ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia
Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak
ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam,
terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13
masehi.

Islam (Arab: al-islm, berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang
mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar
orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar
kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: , Allh). Pengikut ajaran
Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada
Tuhan" , atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi
perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada
manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguhsungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia
oleh Allah.Aspek kebahasaan

Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan


berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum' yang berarti Semoga
Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah Masdar/Kata
benda sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il/Kata kerja yaitu 'Aslama' =Telah
Selamat (Past Tense) dan 'Yuslimu' =Menyelamatkan (Past Continous Tense)

Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada
Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya,
menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan
beberapa maksud dari al-Quran. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai
kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
(memeluk agama) Islam..." Ayat lain menghubungkan Islm dan dn (lazimnya
diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan
untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang
menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari
hanya penyataan pengesahan keimanan.

Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahdatin ("dua
kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna
muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah".
Esensinya adalah prinsip keesaan Tuhan dan pengakuan terhadap kenabian
Muhammad. Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua
kalimat persaksian ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam
status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan
lamanya).

Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi terakhir
setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai
bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad)
sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental. Mereka tidak
menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai
penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada
Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama. Islam menegaskan bahwa
agama Yahudi dan Kristen belakangan setelah kepergian para nabinya telah
membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan
mengubah teks dalam kitab suci, memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun
kedua-duanya.

Umat Islam juga meyakini al-Qur'an yang disampaikan oleh Allah kepada
Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada
keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Di dalam al-Qur'an Allah juga telah
berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman.

Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan


untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang
diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang
lain) melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad. Umat Islam juga
percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami
perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam
meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli
dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul
utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama dengan (tauhid|
satu Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut
ketauhidan secara hanif (murni) yang menjadikannya seorang muslim.
Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam
rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an,
penganut Yahudi dan Kristen sering direferensikan sebagai Ahli Kitab atau orangorang yang diberi kitab.

Agama islam adalah agama yang dibawa oleh nabi muhammad SAW, agama
yang menutup agama-agama sebelumnya. Agama yang telah disempurnakan
bagi hambanya serta satu-satunya agama yang diridhoi dan diterima oleh allah

B. Sumber Ajaran Islam

1.

Al-Quran

a.

Pengertian Al-Quran

Al-Quran adalah sumber ajaran Islam yang utama dan pertama dalam Islam.
Sumber ajaran Islam (Hukum Islam, Syariat Islam, Risalah Islam) itu ada tiga,
yakni Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad.

a.

Yang pertama (Al-QUran) dan

b.

kedua (Hadits) asalnya langsung dari Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw.

c. Sedangkan yang ketiga (Ijtihad) merupakan hasil pemikiran umat Islam,


yakni para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada AlQuran dan As-Sunnah.

Al-Quran merupakan Sumber Ajaran Islam Utama

Secara harfiyah, Quran artinya bacaan (qoroa, yaqrou, quranan), sebagaimana


firman Allah dalam Q.S. 75:17-18.

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan


membacanya. Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan
itu.

Secara definitif dapat dikatakan, Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman
Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran tentang
keimanan, peribadahan, dan budi pekerti.

Etimologi = Al-Quran > Qaraa Yaqrau Quranan yang berarti bacaan.

Terminologi = Al-Quran adalah Kalam Allah swt. yang merupakan mujizat


yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw., ditulis dalam Mushaf,
diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah.

Al-Quran diwahyukan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun,


13 tahun sebelum hijrah hingga 10 tahun setelah hijrah.

Al-Quran merupakan salah satu Kitabullah atau Kitab-Kitab Allah, yakni wahyuwahyu yang diterima para Nabi/Rasul Allah. Al-Quran adalah mukjizat terbesar
Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat para nabi
sebelumnya.

Mukjizat para nabi terdahulu lebih bersifat inderawi, yakni bisa diamati dan
dilihat langsung oleh indera penglihatan atau lainnya, untuk menampilkan rasa
takjub terhadap kaumnya. Kepada Nabi Muhammad Saw, Allah SWT memberikan
mukjizat Al-Quran yang kekal abadi sepanjang zaman sehingga dapat disaksikan
oleh semua umat manusia dari semua zaman dan tempat sampai akhir nanti.

Al-Quran membenarkan Kitab-Kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum


yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum
yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta alam
(Q.S. 10:37).

Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Quran itulah yang
benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya... (Q.S. 35:31).

Ajaran islam berpedoman dan berasal dari Al-Qur an dan Sunnah (Hadis).
Sedangkan cara menggali atau mencari hukum islam itu sendiri terdiri dari 3
cara:

1. Ijtihad
Ijtihad dapat diartikan berupaya secara sungguh-sungguh untuk menggali atau
mencari hukum dari seumbernya.
2. Ijma`
Ijma ialah kesepakatan hukum tertentu yang digali dari sumbernya secara
bersama sama
3. Qias
Qias ialah upaya menggali hukum dengan menyamakan kasus tertentu dengan
kasus lain yang sudah ada hukumnya dalam sumber asli karena adanya
kesamaan alasan tertentu.

Al-Quran tersusun dalam 114 surat dengan 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan
325.345 huruf. Al-Quran diturunkan Allah dalam dua periode:

Periode Makkah, yakni selama 12 tahun 13 hari. Ayat-ayatnya disebut Ayat


Makiyah. Ayat pertama turun adalah Q.S. Al-Alaq:1-5, ketika Nabi Muhammad
berkhalwat di Gua Hira tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M yang dikenal
sebagai Malam Qadar (Lailatul Qadr).

Ayat-ayat yang turun di Makkah disebut Ayat-Ayat Makiyah dengan ciri khas:
ayatnya pendek-pendek, ditujukan kepada umat manusia (diawali kalimat Ya
Ayuhan Naas, Wahai Manusia), dan berisi hal-hal yang berhubungan dengan
tauhid, keimanan, ancaman dan pahala, serta sejarah bangsa-bangsa terdahulu.

Periode Madinah, ayat-ayatnya disebut Ayat Madaniyah. Di Madinah pula


ayat terakhir turun, yakni Q.S. 5:3, ketika Nabi Saw tengah menunaikan ibadah
haji Wada di Arafah (9 Dzulhijjah 10 H/Maret 632 M).

Ayat-ayat yang turun di Madinah disebut Ayat-Ayat Madaniyah, dengan ciri


khas: umumnya panjang-panjang, ditujukan kepada kaum beriman (diawali
dengan Ya Ayuhal Ladzina Amanu, Wahai Orang-Orang Beriman), dan berisi
ajaran tentang hukum-hukum, kemasyarakatan, kenegaraan, perang, hukum
internasional, serta hukum antaragama dan lain-lain.

Al-Quran dalam wujud sekarang merupakan kodifikasi atau pembukuan yang


dilakukan para sahabat. Pertama kali dilakukan oleh shabat Zaid bin Tsabit pada
masa Khalifah Abu Bakar, lalu pada masa Khalifah Utsman bin Affan dibentuk
panitia ad hoc penyusunan mushaf Al-Quran yang diketuai Zaid. Karenanya,
mushaf Al-Quran yang sekarang disebut pula Mushhaf Utsmany.

Al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam ini benar-benar


merupakan kebenaran sejati sebagai pedoman hidup (way of life) manusia.
Melalui Al-Quranlah Allah SWT menyatakan kehendak-Nya. Mengikuti tuntunan
dan tuntutan Al-Quran berarti mengikuti kehendak-Nya.

Itulah sebabnya Allah sendiri yang menjamin keaslian Al-Quran sejak pertamakali
diturunkan. Makanya, hingga kini apa yang ada dalam Al-Quran, itu pula yang
diterima dan dicatat para sahabat Nabi Saw. Hingga kini isinya masih dalam teks
asli, tanpa sedikit pun perubahan, baik dalam jumlah surat, ayat, bahkan huruf.
Tidak tercampur di dalamnya ucapan Nabi Muhammad Saw atau perkataan para
sahabat,

Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami tetap


memeliharanya (Q.S. 15:9).

Salah satu indikasi keaslian al-Quran adalah tidak adanya Quran tandingan
karena manusia yang paling cerdas sekaligus paling membenci al-Quran pun
tidak akan sanggup membuatnya. Allah SWT sendiri menantangnya.

Jika kamu masih ragu-ragu tentang kebenaran apa yang Kami turunkan kepada
hamba Kami (Muhammad), silakan kamu membuat satu surat saja yang sama
dengannya (al-Quran). Panggilah saksi-saksi (pemuka dan para ahli) kamu (untuk
membantumu) selain Allah, sekiranya kamu benar (bisa melakukan hal itu). Jika
kamu tidak sanggup membuatnya dan sekali-kali kamu tidak akan sanggup,

takutilah api neraka yang kayu bakarnya manusia dan bantu yang disediakan
bagi orang-orang kafir (yang menentang kebenaran al-Quran) (Q.S. 2:23-24).

Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk mengadakan


yang serupa dengan Al-Quran ini, niscaya tidak mereka akan dapat
membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian yang lain (Q.S.
17:88).

Ayat pertama yang diturunkan adalah Iqra (bacalah!) yang mengindikasikan


kewajiban pertama manusia adalah membaca, baik dengan pancaindera maupun
mata hati.

Dari ayat pertama itu saja, Al-Quran sudah menunjukkan bahwa ia rahmat dan
bimbingan bagi manusia. Membaca adalah jalan untuk memperoleh ilmu.
Dengan ilmu itu manusia bisa mengenal baik dan buruk menurut Allah SWT,
mengenal dirinya, juga mengenal Tuhannya. Rahasia alam akan tersingkap
denan membaca, juga pembentukan kebudayaan termasuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk menaklukkan alam.

Allah SWT mewahyukan Al-Quran tidak lain agar menjadi pedoman bagi hidup
umat manusia. Dengan pedoman itu, manusia akan menjalani kehidupan ini
dengan baik dan benar, sehingga tercipta ketentraman, keharmonisan, dan
kebahagiaan hidup.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan


shalat dan menafkahkan sebagian harta dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan. Mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (Q.S. 35:29).

Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan


mengamalkan ajaran Al-Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya
(Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT
atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi
Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.

Isi Al-Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga
fenomena alam. Al-Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan
ilmu (Q.S. 17:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak

tabir alam (Q.S. 10:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. 55:33), mengabarkan
prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi
(Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta atau expanding universe (Q.S. AdzDzariyat:47, Al-Anbiya: 104, Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar
(Q.S. Al-Anam:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S.
An-Naml:88) dan sebagainya.

Allah SWT mengingatkan dalam Al-Quran tentang terbaginya umat Islam


kedalam tiga golongan dalam menyikapi Al-Quran (Q.S. Faathir [35]:32).

a.

Golongan zhalimu linafsih (menganiaya diri sendiri).

b.

Golongan saabiqun bil-khairi (cepat berbuat kebajikan).

c.

Golongan muqtashid (pertengahan).

Dewan Penerjemah Al-Quran Depag RI (Al-Quran dan Terjemahannya, Depag RI)


memaknai ketiga golongan tersebut sebagai berikut: golongan pertama adalah
"orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya"; golongan kedua
adalah "orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat
kesalahan; dan golongan "pertengahan" adalah mereka yang kebaikannya
berbanding dengan kesalahannya.

Dapat dikatakan, golongan zhalimu linafsih adalah orang yang mengabaikan AlQuran sebagai pedoman dalam hidupnya. Disebut "menganiaya diri sendiri"
karena dengan mengabaikan ajaran Allah ia sesat dalam hidupnya, dunia dan
akhirat. Ia menolak untuk mengikuti aturan yang sudah jelas akan
menyelamatkannya dunia-akhirat.

Golongan sabiqun bil-khair adalah mereka yang cepat mengamalkan Al-Quran


begitu mereka baca dan pahami. Persis sebagaimana dicontohkan Nabi Saw dan
para sahabat. Para sahabat bahkan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan
(fastabiqul khairat) sebagai pengamalan ajaran Al-Quran (Islam).

Sedangkan golongan muqtashid dapat dikatakan parsial dalam pengamalan AlQuran. Mereka mencampuradukkan antara ibadah dan maksiat, hak dan batil,

ajaran Al-Quran dan ajaran di luar Al-Quran. Mereka tentu termasuk orang yang
merugi karena Allah memerintahkan agar kita berislam secara totalitas (kaffah).
Wallahu a'lam.

Nama lain Al Qur an


al Qur an memiliki 11 nama yaitu:
1. Al Kitab: Kitab tertulis yang lengkap
2. Al Furqan: Kitab pemisah antara yang hak dan yang batil
3. Al Mau`idzah: Kitab Nasihat
4. Asy Syifa:Kitab yang mengibati
5. Al Huda: Kitab Petunjuk
6. Al Hikmah: Kitab Pembawa Kebijaksanaan
7. Al Hukmu: Kitab Pembawa Hukum
8. Al Khair: Kitab Pembawa kebaikan
9. Adz Dzikru: Kitab Pembawa Peringatan
10. Ar Ruh: Kitab yang menjadi ruh ajaran islam
11. Al Muthahharah: Kita yang Disucikan

Al Qur an memiliki 30 juz, 114 surat dan 6236 ayat. Pembagian Ayat berdasarkan
turunnya ada 2 yaitu:

a.

Ayat Makkiyah.

Ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Kota Mekah.

b.

Ayat Madaniyyah

Yaitu ayat-ayat yang turun di Kota Madinah.

Perbedaan Antara ayat Makkiyah dan ayat Madaniyyah ada tiga, yaitu:

Ayat Makkiyah cenderung pendek sedangkan ayat Madaniyyah lebih


panjang.

Ayat Makkiyah mayoritas diawali dengan kalimat ya ayyuhannas.


sedangkan ayat Madaniyyah mayoritas dengan ya ayyuhalladzina amanu.

Ayat Makkiyah secara umum isinya berbicara tentang keimanan,


sedangkan ayat Madaniyyah tentang hukum.

b. FUNGSI AL-QURAN

1)

Sebagai pedoman hidup.

2)

Sebagai korektor dan penyempurna kitab-kitab Allah swt. yang terdahulu.

3)

Sebagai sarana peribadatan.

c.

KANDUNGAN AL-QURAN

1) Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah swt., malaikat, rasul, hari akhir, qadha
dan qadar, dan sebagainya.

2) Prinsip-prinsip syariah baik mengenai ibadah khusus maupun ibadah umum


sepertiperekonomian, pemerintahan, pernikahan, kemasyarakatan dan
sebagainya.

3) Janji dan ancaman.

4) Kisah para nabi dan Rasul Allah swt. serta umat-umat terdahulu ( sebagai
itibar / pelajaran ).

5) Konsep ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang masalah ketuhanan


( agama ), manusia, masyarakat maupun tentang alam semesta.

2.

AL-HADIST / AS-SUNNAH

Hadis ialah apa pun yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa
perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat.

a.

PENGERTIAN AS-SUNNAH / HADITS

Etimologi = jalan / tradisi, kebiasaan, adat istiadat, dapat juga berarti


undang-undang yang berlaku.

Terminologi = berita / kabar, segala perbuatan, perkataan dan takrir


( keizinan / pernyataan ) Nabi Muhammad saw.

b.

KEDUDUKAN AS-SUNNAH / HADITS

As-Sunnah adalah sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al-Quran.

Apabila as-Sunnah / Hadits tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum
muslimin akan mengalami kesulitan-kesulitan seperti :

1) Melaksanakan Shalat, Ibadah Haji, mengeluarkan Zakat dan lain sebagainya,


karena ayat al-Quran dalam hal tersebut hanya berbicara secara global dan
umum, sedangkan yang menjelaskan secara rinci adalah as-Sunnah / Hadits.

2) Menafsirkan ayat-ayat al-Quran, untuk menghindari penafsiran yang


subyektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

3) Mengikuti pola hidup Nabi, karena dijelaskan secara rinci dalam Sunnahnya,
sedangkan mengikuti pola hidup Nabi adalah perintah al-Quran.

4) Menghadapi masalah kehidupan yang bersifat teknis, karena adanya


peraturan-peraturan yang diterangkan oleh as-Sunnah / Hadits yang tidak ada
dalam al-Quran seperti kebolehan memakan bangkai ikan dan belalang,
sedangkan dalam al-Quran menyatakan bahwa bangkai itu haram.

c.

HUBUNGAN AS-SUNNAH DENGAN AL-QURAN

1) Sebagai Bayan ( menerangkan ayat-ayat yang sangat umum).

2) Sebagai Taqrir ( memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Quran ).

3) Sebagai Bayan Tawdih ( menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ).

d.
PERBEDAAN AL-QURAN DAN AS-SUNNAH / HADITS SEBAGAI SUMBER
HUKUM

Sekalipun al-Quran dan as-Sunnah sama-sama sebagai sumber hukum Islam,


namun diantara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup prinsipil,
antara lain sebagai berikut :

1) Al-Quran bersifat Qathi ( mutlak ) kebenarannya. Sedangkan As-Sunnah


bersifat Dzhanni ( relatif ), kecuali Hadits Mutawatir.

2) Seluruh ayat al-Quran mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Sedangkan,


Tidak seluruh Hadits dapat dijadikan pedoman hidup karena disamping ada
Hadits Shahih, ada pula Hadits yang Dhaif .

3) Al-Quran sudah pasti autentik lafadz dan maknanya. Sedangkan, As-Sunnah


belum tentu autentik lafadz dan maknanya.

4) Apabila al-Quran berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal


yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya. Sedangkan, Apabila asSunnah berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang ghaib,
maka setiap muslim tidak diharuskan mengimaninya seperti halnya mengimani
al-Quran.

Berdasarkan perbedaan tersebut, maka :

a) Penerimaan seorang muslim terhadap al-Quran hendaknya didasarkan pada


keyakinan yang kuat, sedangkan;

b) Penerimaan seorang muslim terhadap as-Sunnah harus didasarkan atas


keragu-raguan ( dugaan-dugaan ) yang kuat. Hal ini bukan berarti ragu kepada
Nabi, tetapi ragu apakah Hadits itu benar-benar berasal dari Nabi atau tidak
karena adanya proses sejarah kodifikasi hadits yang tidak cukup memberikan
jaminan keyakinan sebagaimana jaminan keyakinan terhadap al-Quran.

Istilah pokok dalam ilmu hadist

Matan

Matan adalah lafal atau teks hadist.

Rawi

Pencerita atau pembawa hadis

Sanad

Tingkatan atau alur diterimanya hadis

Pembagian tingkat hadist

Hadis shahih , yaitu hadis yang kuat dan tepercaya

Hadis dha`if, yaitu hadis yang lemah dan kuran dapat dipercaya.

Hadis maudhu` yaitu hadis palsu

3.

IJTIHAD

a.

PENGERTIAN IJTIHAD

Etimologi = mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha


bersungguh-sungguh, bekerja semaksimal munggkin.

Terminologi = usaha yang sungguh-sungguh oleh seseorang ulama yang


memiliki syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum tentang
sesuatu ( beberapa ) perkara tertentu yang belum ditetapkan hukumnya secara
explisit di dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Menurut Mahmud Syaltut, Ijtihad atau al-Rayu mencakup 2 pengertian, yaitu :

1) Penggunaan pikiran untuk menentukan suatu hukum yang tidak ditentukan


secara eksplisit oleh al-Quran dan as-Sunnah.

2) Penggunaan pikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil


kesimpulan dari suatu ayat atau Hadits.

Dasar melaksanakan Ijtihad adalah al-Quran Surat al-Maidah ayat 48!

48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya
kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu,

[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya


ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.

[422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang


sebelumnya.

b.

LAPANGAN IJTIHAD

Secara ringkas, lapangan Ijtihad dapat dibagi menjadi 3 perkara, yaitu :

a)
Perkara yang sama sekali tidak ada nashnya di dalam al-Quran dan asSunnah.

b)
Perkara yang ada nashnya, tetapi tidak Qathi ( mutlak ) wurud ( sampai /
muncul ) dan dhalala ( kesesatan ) nya.

c)

Perkara hukum yang baru tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

c.

KEDUDUKAN IJTIHAD

Berbeda dengan al-Quran dan as-Sunnah, Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
yang ketiga terikat dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Yang ditetapkan oleh Ijtihad tidak melahirkan keputusan yang absolut, sebab
Ijtihad merupakan aktivitas akal pikiran manusia yang relatif. Sebagai produk
pikiran manusia yang relatif, maka keputusan Ijtihad pun relatif.

b. Keputusan yang diterapkan oleh Ijtihad mungkin berlaku bagi seseorang,


tetapi tidak berlaku bagi orang lain. Berlaku untuk satu masa / tempat, tetapi
tidak berlaku pada masa / tempat yang lain.

c. Keputusan Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Quran dan asSunnah.

d. Berijtihad mempertimbangkan faktor motivasi, kemaslahatan umum,


kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa ajaran Islam.

e.

Ijtihad tidak berlaku dalam urusan Ibadah Makhdah.

C. Pokok-pokok Ajaran Islam

Agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya


diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim ada 3,
yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam. Ketiga agama ini mempunyai beberapa
kesamaan dan perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar. Yahudi
adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi.
Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu
jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh
dunia. Sementara agama Nasrani dan Islam karena disebarkan ke seluruh
manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.

Ditinjau dari ajarannya, Islam mengatur berbagai aspek kehidupan pada manusia
yang meliputi :

Hubungan manusia dengan Allah (Hablum Minallah).

Sesuai firman yang berbunyi : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembahku. (QS.51: 56)

Hubungan Manusia dengan Manusia (Hablum minan-Naas).

Sesuai firman yang berbunyi : Dan tolong-menolonglah kamu dalam


(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. (QS.5:2).

Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/ lingkungan.

Sesuai firman yang berbunyi : Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
dan menjadikan kamu pemakmuran. (QS.11:61)

Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Pada dasarnya
sistematika dan pengelompokkan ajaran Islam secara garis besar adalah aqidah,
syariah dan akhlak. Ajaran Islam dituliskan di dalam Alquran dan hadis. Pokok
Ajaran Islam sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah
ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam.
Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya
hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baroah/berlepas diri. Inilah
inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat
manusiaPemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga pokok yaitu :
berserah diri kepada Allah dengan merealisasikan tauhid, tunduk dan patuh
kepada Allah dengan sepenuh ketaatan, memusuhi dan membenci syirik dan
pelakunya. Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam harus
dihayati dan diamalkan secara kaffah (utuh), tidak sepotong-potong atau

sebagian. Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan


yang termanifestasi secara total dalam setiap syariatnya.

Secara garis besar, ajaran Islam terdiri dari 3 pokok, yang meliputi :

Sumber Nilai Islam

Aqidah Islam

Syariah

1) Sumber Nilai Islam


Sumber Nilai Islam berasal dari :

a)

Al-Quran

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun menjadi mulia
dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan
dihormati.

Al-Qur'an adalah mujizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai
dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.

Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS
26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke dalam
hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati

terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk


menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri
Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika Aisyah
ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul quran;
akhlak Nabi adalah al-Qur'an.

Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh


banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi
berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian
al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian alQur'an. (QS 15:9).

Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT. Nabi
bersabda: Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu
huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat
(al-Hadist).

b) As-Sunnah

As-Sunnah atau disebut juga Hadist adalah : segala perkataan, perbuatan, dan
apa-apa yang diperbolehkan oleh Nabi Muhammad SAW.

c)

Ijtihad

Yaitu penggunaan akal (dalil aqli) untuk menemukan suatu keputusan hukum
yang tidak diterapkan secara eksplisit dalam Al-quran dan As-sunnah.

2) Aqidah Islam

Aqidah membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan Allah dan sifat-sifatNya, yang berkaitan dengan rasul-rasul-Nya, dan juga yang berkaitan dengan
malaikat, kitab-kitab, hari akhir, dan takdir (qodho dan qodar)

Kepatuhan terhadap ajaran islam, atau keterikatan seorang muslim dengan Islam
meliputi:

a. Iman, yaitu meyakini ajaran Islam

b. Amal, yaitu melaksanakan ajaran Islam

c. Ilmu, yaitu mempelajari Islam

d. Dawah/jihad, yaitu menyebarluaskan agama Islam dan membelanya

e. Sabar, yaitu tabah dalam ber-Islam

3)

Syariah

Syariah adalah sistem hukum yang didasari Al-Quran, As-Sunnah, atau Ijtihad.
Seorang pemeluk Agama Islam, berkewajiban menjalankan ketentuan ini sebagai
konsekwensi dari ke-Islamannya. Menjalankan syariah berarti melaksanakan
ibadah. Dalam hal ini tidak hanya yang bersifat ritual, seperti yang termaktub
dalam Rukun Islam, seperti: bersyahadat, shollat, zakat, puasa, dan berhaji bagi
yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan maupun
perbuatan) yang dilandasi keiman terhadap Allah SWT.

Perkataan syariat (syariah) (dalam bahasa arab) berasal dari kata syari, secara
harfiah berarti jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim.

Syariat adalah suatu jalan hidup yang ditetapkan oleh Allah sebagai patokan
hidup setiap muslim.

Secara sederhana hukum syariat adalah semua ketentuan hukum yang disebut
langsung oleh Allah melalui firman-Nya dalam Al-Quran dan Hadits Nabi
Muhammad SAW.

Pemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga pokok yaitu :

1.

Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid

Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni mengesakan
Allah dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menunjukan satu saja dari jenis
ibadah kita kepada selainNya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk
diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rezeki kita dan
mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada
selainNya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri kita? Semua
yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan bahkan
terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah berfirman:

Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat


menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan.
Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para
penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak
dapat memberi pertolongan. (QS. al Araf: 191-192)

Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam
semesta ini. Allah berfirman:

Dan orangorang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa apa
walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar
seruanmu? dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan
permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu

dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang
diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (QS. Fathir: 13-14)

2.

Tunduk dan Patuh Kepada Allah Dengan Sepenuh Ketaatan

Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak
kepada Allah. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran
pengakuan imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila
tidak disertai ketundukan terhadap perintahperintah Allah dan RasulNya dan
menjauhi apa apa yang dilarang, sematamata hanya karena taat kepada Allah
dan hanya mengharap wajahNya semata, berharap dengan balasan yang ada di
sisiNya serta takut akan azabNya. Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah
beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan
tersebut. Allah berfirman:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: Kami telah
beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orangorang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang
dusta. (QS. alAnkabut: 23).

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan RasulNya
telah menetapkan keputusan. Allah berfirman:

Dan tidaklah patut bagi lakilaki yang beriman dan tidak pula perempuan yang
beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai
Allah dan RasulNya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang
nyata. (QS. alAhzab: 36).

Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan RasulNya akan
tetapi mereka menaatinya lahir maupun batin. Allah berfirman,:

Sesungguhnya jawaban orang orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah
dan RasulNya agar Rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan. Kami
mendengar, dan kami patuh. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. An Nur: 51)

3.

Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya

Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah,
maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri
dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan
beriman dengan sebenarbenarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah
dan membenci apa yang dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling
dibenci oleh Allah. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kezaliman yang
paling zalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Allah, padahal
Allahlah Rabb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih
sayangNya kepada kita semua. Allah telah memberikan teladan kepada bagi kita
yakni pada diri Nabi Allah Ibrahim alaihis salam agar berlepas diri dan
memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah berfirman:

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orangorang yang bersama dengan dia? ketika mereka berkata kepada kaum
mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa
yang kamu sembah selain Alloh, kami mengingkari kamu dan telah nyata antara
kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selamalamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja. (QS. alMumtahanah: 4).

Jadi ajaran Nabi Ibrahim alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan
agama-agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal,
akan tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah
millah Ibrahim yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa
sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan
dan memusuhi para pemujanya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akar kata yang membentuk kata Islam setidaknya ada empat yang berkaitan
satu sama lain.

a. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti


menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.

b. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan


selamat.

c. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak


hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain
(tugas dakwah atau amar maruf nahyi munkar).

d. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta
jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.

B. Saran

Dengan apa adanya dalam penulisan makalah ini Penulis sadar bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu, penulis

berharap dan siap menerima kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak, sehingga penulis dapat lebih baik dalam penulisan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jualbeliforum.com/contoh-surat/234053-contoh-artikel-pendidikanagama

islam.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Islam

http://yogiasswipper.blogspot.com/p/pokok-pokok-ajaran-agama-islam.html

http://abdulrais12415.blogspot.com/2013/02/tiga-pokok-ajaran-agama-islam.html
http://www.islamnyamuslim.com/2013/03/sumber-ajaran-islam.html
http://inilahrisalahislam.blogspot.com/2013/01/sumber-ajaran-islam-1-alquran.html

http://artikelislamiblog.blogspot.com/2013/02/pengertian-agama-islam.html

http://www.islamnyamuslim.com/2013/03/sumber-ajaranislam.html#sthash.JtnhAHqz.dpuf

http://kayyis11a8mansda.blogspot.com/2012/11/pengertian-agama-islam-danruang.html

3 Pokok Ajaran Islam Muslim.Or.Id'

Anda mungkin juga menyukai