Anda di halaman 1dari 17

RAHMAD HIDAYAH TULLAH

NIM 210301053 | TUGAS RANGKUMAN BAB 1-5 AL-ISLAM 1 | KELAS 1B3


PRODI AKUNTANSI 1AKB2

BAB 1 ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI ISLAM

1. PENGERTIAN ISLAM
Secara bahasa pengertia Islam dapat dijelaskan dari berbagai suku kata dalam bahasa Arab,
diantaranya.
a. Berasal dari kata ‘salm’ yang berarti damai.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara
ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah. Ditandai dengan melaksanakan
apa yang Allah perintahkan serta menjauhi larangannya.
Islam merupakan agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi dan
rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Kata
‘salm’ memiliki arti damai atau perdamaian. Islam merupakan agama yang senantiasa
membawa umat manusia pada perdamaian.
b. Berasal dari kata ‘aslama’ yang artinya menyerah.
Sebagai seorang muslim, kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga
hanya kepada-Nya. Karena sesungguhnya makhluk Allah baik yanga da dibumi maupun
dilangit, semua memasrahkan diri kepada Allah dengan mengikuti sunnatullah-Nya. Oleh
karena itu menyerahkan diri kepada aturan Islam dan kehendak Allah insya Allah dengan
demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang.
c. Berasal dari kata istlama-mutaslimun ( penyerahan total kepada Allah )
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di poin kedua. Seorang muslim, kita benar-
benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga atau apapun yang
kita miliki hanya kepada Allah
d. Berasal dari kata ‘saliim’ yang berarti bersih dan suci.
Islam merupakan agama yang bersih dan suci, yang mampu menjadikan para pemeluknya
untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada
kebahagian hakiki, baik didunia maupun diakhirat.
e. Berasal dari ‘salam’ yang berarti selamat dan sejahtera.
Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan
dan kesejahteraan.

2. HAKIKAT DAN TUJUAN ISLAM


Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Dengan agama inilah Allah
menutup agama-agama sebelumnya yang berarti hanya Islamlah agama yang diakui
kebenarannya oleh Allah. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
peluk. Oleh sebab itu tidak ada satupun agama yang diterima selain Islam. Allah mewajibkan
kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini.

“ Barangsiapa mencari agama selai agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran,
3:85).

Agama Islam telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-
agama sebelumnya. Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan disetiap masa, disetiap tempat
dan dimasyarakat manapun. Dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah
bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapanpun dan ditempat manapun.
Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik.
Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan
dan kemenangan dari Allah bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-
benarnya. Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum.
Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang
diajarkannya.
Islam memerintahkan untuk mentauhidkan Allah dan melaarang kesyirikan. Islam
memerintahkan untuk berbuat jujur serta melarang dusta. Islam memerintahkan untuk
berbuat adil dan melarang aniaya. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan
melarang berkhianat. Islam memerintahkan untik menepati janji dan melarang pelanggaran
janji. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua dan melarang perbuatan
durhaka. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim dengan sanak famili dan Islam
melarang perbuatan memutuskan silaturahim. Secara umum dapat dikatan bahwasanya
Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina.
Islam memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek.
Allah berfirman yang artinya:

“ Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah kepada
sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta
tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran
“ (Q.S. An Nahl, 16 : 90 ).

3. FUNGSI ISLAM
Dari segi pragmatisme, seseorang itu memeluk suatu agama adalah disebabkan oleh
fungsinya. Tetapi dari segi sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang
ada dalam uraian berikut.
a. Fungsi Edukatif
Dalil yang artinya adalah :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian ini lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. “ (Q.S. An-Nur, 24 : 27 ).
Ayat diatas mengajarkan pada kita bahwa ketika akan memasuki rumah orang lain, kita
harus mendapatkan izin untuk memasukinya, dimana ini menjadi illat yang
menentukan tempat tersebut sebagai tempat khusus. Sebaliknya tempat umum
seperti perpustakaan kota, taman kota dan lain-lain adalah tempat yang untuk
memasukinya seseorang tidak perlu meminta izin.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
b. Fungsi Penyelamat
Dalam agama Islam, ibadah sholat juga berfungsi sebagai penyelamat atau mencegah
dari hal yang keji dan munkar. Ibadah lainnya yang juga berfungsi sebagai penyelamat
adalah puasa. Diwajibkan puasa agar bisa menjaga diri terhadap apa saja yang
diharamkan kepada manusia. Karena itu jangan melakukan perbuatan-perbuatan
yang diharamkan baik berdusta, sumpah palsu, zina dan larangan yang lainnya.
c. Fungsi Perdamaian
Islam juga mengajarkan perdamaian. Perdamaian akan muncul dengan sendirinya
apabila kita saling menyeru kepada kebaikan dan mencegah pada hal-hal yang
munkar.

“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung “ (Q.S. Ali Imran, 3 : 104).

d. Fungsi Sosial Kontrol


Maksutnya Islam dalam hal ini melarang penyakit masyarakat seperti perzinahan.

“ Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “ (Q.S. Al-Isra’, 17 : 32 ).

Islam juga melarang minum khamar dan judi, yang juga banyak mengakibatkan
masalah sosial. Khamar juga bisa membuat banyak orang tidak dapat mengontrol
pikiran dan perbuatannuya sehingga bisa berbuat sesuatu hal yang brutal serta
merugikan orang lain.
e. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas
Dalam hadist Nabi, Islam juga menyeru agar setiap pemeluknya memupuk solidaritas
antara sesama.

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling cinta-
mencintai dan mengasihi diantara mereka adalah sepertu satu tubuh. Apabila salah
satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut
merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaqun Alaih).

Jadi sesama muslim harus saling mengasihi tidak saling bermusuhan, tidak pula
bersikap keras dan tidak saling menghujat antara satu sama lainnya.
f. Fungsi Kreatif / Inovatif.
Dalam urusan keduniaan, kaidah yang berlaku adalah membuat inovasi dan kreasi.
Sedangkan dalam masalah agama, kaidahnya adalah mengikuti tuntunan Nabi dan
tidak membuat-buat ritual aneh yang sifatnya tambahan atau tidak jelas asal-usulnya
dalam Islam (bid’ah). Urusan keduniaan seperti pertanian, perikanan, kedokteran
atau membuat sekolah itu semua tidak ada aturan yang detail dalam agama Islam.
Jadi kita boleh berinovasi dan berkreasi. Sedangkan dalam urusan agama apabila
tidak ditemukan jawaban dalam Quran dan sunnah, maka kita dianjurkan untuk
berijtihad bagi yang mampu atau memenuhi syarat. Namun apabila tidak mampu,
juga diperbolehkan bermazhab.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
B. RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM (TUHAN, MANUSIA, ALAM, PENCIPTAAN DAN KESELAMATAN)

1. Aqidah
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang
meyakininya. Jadi Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, kitab-kitab-Nya,
hari akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa -apa yang telah shahih tentang
prinsip-prinsip agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang
menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’I (pasti), baik
secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-
Sunnah ynag shahih serta Ijma’ Salafush Shalih.
2. Ibadah
Secara istilah ibadah berarti usaha menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah
sebagai Tuhan yang disembah. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ibadah umum
ialah segala amalan yang diizinkan Allah. Sedangkan ibadah khusus ialah apa yang telah
ditetapkan Allah akan perinciannya, tingkat dan cara-caranya yang tertentu.
3. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah, apa itu akhlak adalah
pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur
pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya. Akhlak pada
dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau perbuatan. Jika perilaku
yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya,
apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah. Para ahli bahasa mengartikan
akhlak dengan istilah watak, tabi’at, kebiasaan, perangai, dan aturan. Sedangkan menurut
para ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan
terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang. Dengan demikian, bilamana perbuatan, sikap,
dan pemikiran seseorang itu baik, niscaya jiwanya baik.
Akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan
perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Tingkah laku itu dilakukan
secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik atau hanya
sewaktu-waktu saja. Akhlak Islam dapat dikatakan sebagai akhlak yang Islami karena
bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak Islami ini merupakan amal perbuatan
yang sifatnya terbuka, sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim
yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar. Secara
mendasar, akhlak erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu khaliq (pencipta) dan
makhluq (yang diciptakan). Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia yaitu
untuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia) dengan khaliq (Allah Ta’ala) dan hubungan
baik antar makhlukNya.
4. Mu’amalah
Pengertian muamalah menurut istilah syariat Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-
hal yang berhubungan dengan kegiatan sesama umat manusia. Adapun muamalah secara
etimologi memiliki makna yang sama dengan al-mufa’ala yaitu saling berbuat, yang berarti
hubungan kepentingan antar seseorang dengan orang lain. Secara terminologi kata ini lebih
dikenal dengan istilah fiqh muamalah. Fiqih muamalah dapat diartikan sebagai pengetahuan
tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan hukum-hukum syariat ( yang bersumber
dari al-qur’an dan hadis), mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh
dari dalil-dalil syari’at secara terperinci. Dalam pengertian yang lebih rinci, fikih mu’amalah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
adalah hukum Islam yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya,
yang bertujuan untuk menjaga hak-hak manusia, merealisasikan keadilan, rasa aman, serta
terwujudnya keadilan dan persamaan antara individu dalam masyarakat (kemaslahatan) serta
menjauhkan segala kemudaratan yang akan menimpa mereka.

C. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


Diantara karakterisitik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat manusia sangat
membutuhkan agama Islam adalah sebagai beriku.
1. Islam datang dari sisi Allah dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang menjadi
mashlahatan (kebaikan) bagi hamba-hambanya.
2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhirat dikehidupannya, serta tujuan ia
diciptakan.
3. Islam adalah agama fitrah. Islam tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah dan akal
manusia. Islam memperhatikan akal dan mengajaknya berfikir, mencela kebodohan dan
taqlid buta. Islam meliputi aqidah dan syariat (keyakinan dan pedoman hidup). Islam telah
sempurna dalam aqidah, ajaran syariatnya dan seluruh aspek kehidupan.
4. Islam adalah ilmu syari. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, dan ilmu
mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke derajat yang paling tinggi.
5. Allah menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang-orang yang berpegang
teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam kehidupan, baik bagi perorangan maupun
masyarakat.
6. Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena syariat dan
dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tidak terbatas.
7. Syariat Islam adalah syariat yang paling bijak dalam mengatur agama bangsa, paling tepat
dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikankemaslahatan dan sangat
memperhatikan hak-hak manusia.
8. Islam adalah agama fleksibel. Bahkan dunia tidak akan menjadi baik melainkan dengan agama
Islam. Oleh karenanya, semakin modern zaman dan semakin majunya bangsa selalu muncul
bukti baru yang menunjukkan keabsahan Islam dan ketinggian nilainya.
9. Islam adalah agam cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang sesama kaum
mukminin.
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
11. Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
12. Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, tidak sulit dan Islam mudah difahami oleh setiap
orang.
13. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
14. Islam memelihara kesehatan. Diantaranya isyarat pemeliharaan kesehatan, Islam
mengharamkan makanan yang berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.
15. Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena itu tidak mungkin penemuan ilmiah yang
benar bertentangan dengan nash-nash syariat Islam yang jelas.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BAB 2 AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM

A. PENGERTIAN AL-QUR’AN SECARAI ETIMOLOGI (BAHASA)


Sebagian ulama berpendapat kata al-Qur’an tidak memiliki akar kata, ia merupakan nama khusus
yang disematkan untuk menyebut Kalam Allah Swt. Namun sebagian lain memandang kata al-
Qur’an berasal dari kata al-qaraa yang artinya mengumpulkan (al-jam’u). Makna mengumpulkan
ini berdasarkan keyakinan bahwa Al-Qur’an mengumpulkan intisari dari kitab-kitab suci
terdahulu. Sebagian lagi berpandangan bahwa kata al-Qur’an berakar dari kata qara’a yang
artinya “membaca”. Bila merujuk makna ini, maka al-Qur’an berarti “bacaan” atau “yang dibaca”
(maqru’).

B. PENGERTIAN AL-QUR’AN SECARA TERMINOLOGI (ISTILAH ISLAM)

Ditinjau dari segi istilah, Al-Qur’an berarti kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw sebagai mukjizat, dan disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT atas
perantara malaikat jibril, sebagai pedoman hidup bagi umat Islam secara khusus dan pedoman
umat manusia secara umum. Membaca Al-qur’an juga dinilai sebagai ibadah kepada Allah SWT.

C. CARA TURUNNYA AL-QUR’AN


Diterimanya wahyu oleh Nabi Muhammad merupakan peristiwa yang sangat besar. Turunnya
merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka. Begitulah Allah memberikan titah-Nya kepada
manusia terpilih, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Ada bermacam-macam
wahyu syari, dan yang terpenting ialah sebagaimana penjelasan berikut.
1. Taklimullah (Allah berbicara langsung) kepada Nabi-Nya dari belakang hijab. Yaitu Allah
menyampaikan apa yang hendak dia sampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam
keadaan tertidur.
2. Allah menyampaikan risalahnya melalui perantaraan malaikat Jibril, dan meliputi beberapa
cara, yaitu.
a. Malaikat Jibril menampakkan diri dalam wujud aslinya. Cara seperti ini sangat jarang
terjadi.
b. Malaikat Jibril terkadang datang kepada Nabi dalam wujud seorang lelaki. Biasanya
dalam wujud seorang lelaki yang bernama Dihyah al Kalbiy. Dia adalah seorang
sahabat yang tampan rupawan.atau terkadang dalam wujud seorang lelaki yang sama
sekali tidak dikenal oleh para sahabat.
c. Malaikat Jibril mendatangi Nabi, namun ia tidak terlihat. Nabi mengetahui
kedatangannya dengan suara yang mengiringinya. Terkedang seperti suara lonceng,
dan terkadang seperti dengung lebah.
3. Wahyu disampaikan dengan cara dibisikkan kedalam kalbu.
4. Wahyu diberikan Allah dalam bentuk ilham. Yaitu Allah memberikan ilmu kepada Nabi saat
beliau berijtihad pada suatu masalah.
5. Wahyu diturunkan melalui mimpi.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
D. KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN DARI KITAB LAINNYA.
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada rasul kita Muhammad, dimulai dengan surat
Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, bernilai ibadah bagi siapa yang membacanya.
Keisitimewaan Al-Qur’an al-Karim:
1. Tidak sah sholat seseorang kecuali dengan membaca sebagian ayat Al-Qur’an yaitu surat al-
fatihah.
2. Al-Qur’an terpelihara dari tahrif (perubahan) dan tablil (penggantian).
3. Al-Qur’an terjaga dari pertentangan/kontradiksi.
4. Al-Qur’an mudah untuk dihafal.
5. Al-Qur’an merupakan mukjizat dan tidak seorangpun mampu mendatangkan yang
semisalnya.
6. Al-Qur’an mendatangkan ketenangan dan rahmat bagi siapa saja yang membacanya.
7. Al-Qur’an hanya untuk orang yang hidup bukan orang mati.
8. Al-Qur’an sebagai penawar (obat) hati dari penyakit syirik, nifak dan yang lainnya.
9. Al-Qur’an akan memintakan syafaat (kepada Allah) bagi orang yang membacanya.
10. Al-Qur’an sebagai hakim atas kitab-kitab sebelumnya.
11. Berita Al-Qur’an pasti benar dan hukumnya adil.
12. Didalam Al-Qur’an terdapat kisah-kisah yang nyata, dan tidak bersifat khayalan, maka kisah-
kisah Nabi Musa bersama Firaun adalah merupakan kisah nyata.
13. Al-Qur’an mengumpulkan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
14. Al-Qur’an memenuhi semua kebutuhan hidup manusia baik beripa aqidah, ibadah, hukum,
muamalah, akhlaq, politik, ekonomi dan permasalahan-permasalahan kehidupan lainnya
yang dibutuhkan oleh masyarakat.
15. Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa manusia dan jin.
16. Orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajakan adalah orang yang paling baik.
17. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai pemberi petunjuk dan pemberi kabar gembira.
18. Al-Qur’an menenangkan hati dan memantapkan keyakinan.
19. Kebanyak surat-surat dal Al-Qur’an mengajak kita kepada tauhid, terutama tauhid kepada
uluhiyah dalam beribadah, berdoa, minta pertolongan.
20. Al-Qur’an merupakan sumber syariat Islam yang pertama yang Allah turunkan kepada Nabi
Muhammad untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kufur, syirik dan kebodohanmenuju
cahaya keimanan, tauhid dan ilmu.
21. Al-Qur’an memberitakan perkara-perkara ghaib yang akan terjadi, tidak diketahui kecuali
dengan wahyu.

E. NAMA-NAMA LAIN DARI AL-QUR’AN


1. Al-Qur’an
“Maka apakah meraka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak didalamnya.” (Q.S.
An-Nisa, 4: 82)
2. Al-Kitab
Dinamakan al-kitab karena ia bermakna mengumpulkan, maksutnya mengumpulkan huruf
dengan huruf, ayat dengan ayat, surat dengan surat secara terperinci.
3. Al-Furqan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Berarti yang membedakan, karena dia membedakan antara yang haq dengan yang bathil,
petunjuk dan kesesatan, yang halal dan yang haram.
4. Adz Zikr
Berarti peringatan atau penyebutan.
5. Hablullah
Berarti tali Allah karena dia menyampaikan ridho Allah.
6. Al-Mauizhah (pelajaran/nasihat. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-rang yang beriman. (Q.S. Yunus, 10:57).
7. Asy-Syifa (obat/Penyembuh).
8. Al-Hukm (peraturan/hukum).
9. Al-Hikmah (kebijaksanaan).
10. Al-Huda (petunjuk)
11. At-tanzil (yang diturunkan).
12. Ar-rahmat (karunia).
13. Ar-Ruh (ruh).
14. Al-Bayan (penerang).
15. Al-Kalam (ucapan/firman).
16. Al-Busyra (kabar gembira0.
17. An-Nur (cahaya).
18. Al-Bashair (pedoman).
19. Al-Balagh (penyampaian/kabar).
20. Al-Qaul (perkataan/ucapan).

F. SIFAT-SIFAT AL-QUR’AN
Memeliki beberapa sifat yang teramat agung. Adanya banyak sifat dan anam bagi Al-Qur’an
menunjukkan betapa mulianya kitab Allah ini. Diantara sifat-sifat Al-Qur’an tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Al-Qur’an adalah Ash-Shirath Al-Mustaqim (jalan lurus)
Al-Qur’an adalah jalan lurus yang mengantarkan orang yang senantiasa membaca dan
mengamalkannya kepada surga yang penuh kenikmatan.
2. Al-Qur’an adalah Al-Hablul Matin
Al-Qur’an adalah tali yang sangat kokoh. Barang siapa yang berpegang yguh dengannya dan
melaziminya, maka ia akan berhasil dan ditunjukkan kepada jalan yang lurus.
3. Al-Mizan
Merupakan timbangan yang merupakan pemutus dan sebagai tempat mengajukan hukum.
4. Al-Qur’an adal Al-Urwatul Wutsqa
5. Al-Qur’an adalah An-Nural Mubin
Merupakan kitab yang diturunkan sebagai cahaya yang terang benderang.
6. Al-Qur’an adalah Aziz. Yang mulia, dimuliakan oleh Allah dari segala perubahan.
7. Al-Qur’an adalah Majid. Yakni agung lagi mulia.
8. Al-Qur’an adalah Al-Huda. Yakni Al-Qur’an merupakan petunjuk.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
9. Al-Qur’an adalah Karimun. Yakni, mulia lagi banyak manfaatnya, besar kebaikannya dan
dalam ilmunya.
10. Al-Qur’an adalah Mubarok. Yakni, yang berbarokah, banyak manfaatnya, banyak membawa
kebaikan bagi yang membacanya, menghafalnya, mendengarnya, mentadabburinya maupun
yang mengamalkannya.
11. Al-Qur’an adalah Fashol. Maksutnya, yang benar dan yang jelas memisahkan antara yang hak
dan yang bathil.
12. Al-Qur’an adalah Hakim. Hakim yang memiliki arti hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam.
13. Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab dan terjaga juga tetap dalam bahasa arab.
14. Al-Qur’an adalah Asy-Syifa. Yakni, Al-Qur’an adalah penyembuh, diaman Al-Qur’an
merupakan obat bagi berbagai penyakit hati.

G. CARA BERSYUKUR DENGAN TURUNNYA AL-QUR’AN


1. Menunaikan hak-hak Al-Qur’an
a. Membacanya dengan tartil (membaca dengan perlahan, dengan tenang dan tidak
tergesa-gesa, sehingga huruf demi huruf yang keluar dari mulut kita benar-benar
dikeluarkan sesua hak-hak setiap huruf tersebut.
b. Menghafalnya. Sangat dianjurkan meskipun hukumnya bukan fardu ain (wajib).
c. Memurajaahnya. Maksutnya sering-sering mengulang-ngulang bacaan yang pernah kita
hafal tersebut agar tidak mudah hilang dari dada kita.
d. Mendengarkan hafalannya kepada syaikh yang dianggap mumpuni dibidangnya.
e. Mentadabburinya.
2. Mengamalkannya

H. MENGIMANI BAHWA AL-QUR’ANUL KARIM ADALAH KALAMULLAH, BUKAN MAKHLUK


Termasuk iman kepada Allah dan kitab-kitab-Nya, yaitu mengimani bahwa Al-Qur’an adalah
kalamullah yang diturunkan dari-Nya, bukan makhluk.

I. POSISI AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM


Wajib bagi kita beramal, ridho dan berserah diri terhadap hukum-hukum yang ada didalam kitab
Allahbaik yang diketahui hikmahnya maupun tidak.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BAB 3 SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM

A. PENGERTIAN AS-SUNNAH
Jika dipandang dari sudut etimologi atau bahasa sunnah berarti metode atau jalan yang mencakup
konotasipositif maupun negatif. Makna lain dari sunnah menurut bahas adalah kebiasaan, syariat,
contoh terdahulu, dan adat.
As-Sunnah menurut istilah syariat ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi dalam bentuk qaul
(ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksutkan
dengannya sebagai tasyri’ (pensyariatan) bagi umat Islam.

B. MAKNA SUNNAH DINJAU DARI BERBAGAI ILMU


1. Makna Sunnah dari sudut pandang ahli fikih
Menurut para fukaha, sunnah adalah suatu amal yang dianjurkan oleh syariat namun tidak
mencapai derajat wajib atau harus.
2. Makna sunnah dari sudut pandang ahli hadits
Para muhadditsun mendefenisikan sunnah sebagai segala hal yang disandarkan kepada Nabi,
baik itu berupa perkataan, taqrir, maupun sifat perangai atau sifat fisik. Baik sebelum diutus
menjadi Nabi ataupun setelahnya.
3. Makna sunnah dari sudur pandang ahli ushul fikih
Para ulama usul fikih mengungkapkan pengertian sunnah berupa sumber hukum pensyariatan
Islam setelah Al-Qur’an. Atau bisa diartikan sebagai segala hal yang disandarkan kepada Nabi
berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau ketetapan. Hal itu dikarenakan ulama usul hanya
melihat sunnah dari sisi pendalillan. Dan dalil itu hanyalah mencakup perkataan, perbuatan,
dan ketetapan. Adapun yang bersifat fisik maupun akhlak, maka itu tidak termasuk sunnah.
Begitu pula yang terjadi sebelum diutusnya beliau menjadi Nabi, atau yang berasal dari Nabi
sebelumnya, maupun generasi setelahnya, yaitu sahabat, tabiin, dan selainnya, maka hal itupun
bukan termasuk sunnah dalam pandangan disiplin ilmu mereka.
4. Makna sunnah dari sudut pandang ulama aqidah
Menurut ulama akidah, sunnah adalah antonim atau lawan kata dari bidah. Jadi, setiap amal
perbuatan yang ada contoh dan tuntunannya dari rasulullah bukan perkara yang diada-adakan
dalam agama, maka ini masuk dalam kategori sunnah.

C. MACAM-MACAM SUNNAH
1. Hadits qauli (sunnah dalam bentuk ucapan) ialah segala ucapan Nabi yang ada hubungannya
denga tasyri’.
2. Hadits fi’il (sunnah yang berupa perbuatan) ialah segala perbuatan Nabi yang diberitakan oleh
para sahabatnya tentang wudhu’, shalat, haji, dan selainnya.
3. Hadits taqriri ialah segala perbuatan sahabat yang diketahui oleh Nabi dan beliau
membiarkannya (sebagai tanda setuju) dan tidak mengingkarinya.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
D. DALIL-DALIL BERHUJJAH DENGAN SUNNAH
1. Dalil Al-Qur’an
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasull-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan yanglain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya,
maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab, 36).
2. “hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara
kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalilakanlah ia
kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(Q.S. An-Nisa’, 59).

E. HUBUNGAN SUNNAH DENGAN AL-QUR’AN


1. Bayan Taqrir (keterangan sebagai penguat Al-Qur’an). Hukum-hukum yang telah tersurat
dalam Al-Qur’an semakin diperkuat dengan hadits-hadits atau assunah Nabi.
2. Bayan Tafsier (keterangan sebagai interpretasi ayat atau lafadz Al-Qur’an).dalam ayat-ayat
Al-Qur’an banyak yang menerangkan hukum yang bersifat mujmal (garis besarnya) yang
membutuhkan penjelasan / interpretasi yang lebih sempurna dari hadits Nabi.
3. Bayan Tasyri’ (keterangan sebagai penentu hukum sendiri). Hukum-hukum yang tidak
gamblang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan masih menimbulkan berbagai interpretasi, maka
assunah bertindak sebagai penentu hukum dalam masalah ini.
4. Nayan Nasakh adalah dalil yang membatalkan pengalaman dengan sesuatu huku syara’
sebab adanya dalil setelahnya.

F. FUNGSI SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM


Dalam kedudukannya sebagai bayani dalam hubungannya dengan Al-Qur’an, ia menjalankan
fungsi sebagai berikut.
1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang disebut dalam Al-Qur’an atau disebut
fungsi ta’kid dan takrir. Dalam bentuk ini sunnah hanya sebagai mengulangi apa-apa yang
tersebut didalam Al-Qur’an.
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksut dalam Al-Qur’an dalam hal:
a. Menjelaskan arti yang masih samar-samar dalam Al-Qur’an
b. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara garis besar
c. Membatasi apa-apa yang didalam Al-Qur’an disebutkan secara umum.
d. Memperluas maksut dari suatu yang tersebut dalam Al-Qur’an
3. Menetapkan suatu hukum dalam sunnah yang secara jelas tidak terdapat dalam Al-Qur’an.
Dengan demikian kelihatan bahwa sunnah menetapkan sendiri hukum yang tidak ditetapkan
dalam Al-Qur’an.

G. KEDUDUKAN AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM


Sunnah berfungsi sebagai penjelas terhadap hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an,
sebagaimana disebutkan sebelumnya. Dalam kedudukannya sebagai penjelas, sunnah kadang-
kadang memperluas hukum dalam Al-Qur’an atau menetapkan sendiri hukum diluar apa yang
ditentukan Allah dalam Al-Qur’an.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BAB 4 IJTIHAD SEBAGAI METODOLOGI PERUMUSAN HUKUM ISLAM

A. PENGERTIAN IJTIHAD
Secara bahasa berarti mencurahkan semua kemampuan untuk menghasilkan perkara yang besar.
Menurut istilah, ijtihad adalah mencurahkan semua kemampuan untuk mengetahui hukum syari.
Adapun orang yang mencurahkan semua kemampuannya untuk mengetahui hukum syari disebut
mujtahid.

B. SYARAT-SYARAT BERIJTIHAD
1. Mengetahui dalil-dalil sayri yang diperlukan dalam berijtihad
Apabila seseorang berijtihad dalam masalah ahkam (hukum-hukum), maka dia harus
mengetahui ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah aqidah, tidak harus
diketahui karena hal itu tidak berkait dengan ijtihadnya.
2. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan keshasihan hadits dan kelemahannya
Bila seseorang tidak mengetahui hal-hal yang berkait dengan keshahihan hadits dan
kelemahannya, maka ia bukan seorang mujtahid. Sebab, bisa jadi dia menetapkan hukum
berdasarkan hadits dhaif dengan menolak hadits yang shahih. Oleh karena itu mujtahid harus
memiliki ilmu hadits dan rijalnya.
3. Mengetahui nasikh dan mansukh dan perkara-perkara yang sudah disepakati ulama
Karena jika tidak mengetahuinya maka terkadang ia menghukumi berdasarkan ayat atau
hadits yang telah mansukh. Padahal sudah dimaklumi, hadits yang telah dimansukh tidak
boleh digunakan dalam penetapan hukum, karena kandungan hukumnya telah dihapus.
4. Mengetahui substansi dalil-dalil yang menyebabkan terjadinya perbedaan hukum
Seorang mujtahid harus mengetahui substansi yang tersimpan dalam dalil-dalil yang
mengakibatkan munculnya hukum yang berbeda. Misalnya seperti takhshish
(pengkhusussan), taqyid (pembatasan), dan lain-lain. Sebab, kalau ia buta dengan hal itu maka
mungkin menghukumi dengan keumuman kandunagn dalil, padahal ada dalil lain yang
mengkhususkannya atau terpaku pada kemutlakan dalil, semantara terdapat dalil lain tang
mentaqyidkannya.
5. Mengetahui dalalah lafazh-lafazh (karakter petunjuk kata) dalam bahasa arab dan ushul fiqih
Dengan demikian, dia bisa menghukumi sesuai dengan dalalah-dalalah tersebut. Seseorang
apabila tidak mengetahui apa yang dinamakan ‘amm -misalnya- maka ia tidak tahu bahwa
lafazh ini berarti umum atau khusus, sehingga tidak mungkin bisa beristimbat hukum secara
benar.
6. Memeliki kemampuan untuk beristimbat hukum melalui dalil-dalilnya
Terkadang seseorang memiliki syarat-syarat diatas, tetapi tidak bisa beristimbat dan justru
bertaklid kepada orang lain. Dia berpendapat dengan pendapat yang dikatakan oleh
oranglain.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
C. BOLEHKAN BERIJTIHAD DALAM SATU BAB ATAU SATU MASALAH SAJA?
Ijtihad itu terklarifikasi. Maksutnya, seseorang dapat melakukan berijtihad dalam sub
pembahasan tertentu dalam satu bab atau dalam masalah tertentu dari masalah-masalah ilmu,
tetapi dia tidak dikatakan mujtahid pada selain bab atau masalah tersebut.

D. APA YANG HARUS DILAKUKAN MUJTAHID?


Seorang mujtahid tidak perlu bersusah payah. Cukup baginya bertanya kepada seseorang atau
mengambil sebuah kitab, lalu dia menghukumi dengan hukum yang ada di dalamnya. Tetapi
mujtahid harus mencurahkan semua kemampuannya untuk mengetahui kebenaran. Apabila dia
telah mencurahkan semua kemampuannya dan merujuk dalil-dalil dan perkataan-perkataan
ulama, lalu kebenaran nampak jelas baginya, maka wajib baginya untuk menghukumi dengan
hukum maka dia mendapat suatu pahala.

E. MACAM-MACAM IJTIHAD
1. AL Ijtihadul Bayani, yaitu menjelaskan (bayan) hukum-hukum syariah dari nash-nash syari.
2. Al Ijtihadul Qiyasi, yaitu meletakkan (dal’an) hukum-hukum syariah untuk kejadian atau
peristiwa yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah. Dengan jelas menggunakan qiyas
atas apa yang terdapat dalam nash-nash hukum syari.
3. Al Ijtihadul Isthishlahi, yaitu meletakkan hukum-hukum syariah untuk kejadian atau peristiwa
yang terjadi yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah menggunakan ar-ra’yu yang
disandarkan atas isthishlah.

F. METODE IJTIHAD DALAM MERUMUSKAN HUKUM ISLAM


1. Ijma’
Suatu kesepakayan hukum yang telah diambil berasal dari fatwa atau musyawarah yang
dilakukan oleh para ulamamengenai suatu perkara yang tak ditemukan hukumnya dalam Al-
Qur’an atau hadits. Akan tetapi rujukannya pasti terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.
2. Qiyas
Menyamakan dengan menetapkan suatu hukum dalam perkara baru yang memang belum
pernah dimasa sebelumnya terjadi akan tetapi mempunyai kemiripan seperti manfaat, sebab,
bahaya atau berbagai macam aspek dalam perkara yang sebelumnya sehingga hukumnya
sama.
3. Mashlahah Mursalah
Adalah suatu cara untuk menetapkan hukum mengacu atas dasar pertimbangan manfaat dan
kegunaannya.
4. Saddu Adzari’ah
Adalah suatu cara memutuskan perkara yang mubah, makruh atau haram untuk kepentingan
bersama atau umat.
5. Istishab
Suatu tindakan dalam melakukan penetapan ketetapan sehingga hadir alasan yang dapat
mengubahnya.
6. ‘Uruf
Suatu tindakan untuk menentukan suatu perkara yang berdarar kepada adat istiadat yang
senantiasa berlaku dimasyarakat dan tak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
7. Istihsan
Suatu tindakan dengan cara meninggalkan suatu hukum kepada hukum yang lainnya dimaana
disebabkan adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk kita meninggalkannya.

G. MANFAAT IJTIHAD
1. Kita bisa mengetahui hukum dari setiap permasalahan yang baru dialami oleh umat Islam
sehingga untuk hukum Islam senantiasa mengalami perkembangan dan dapat menjawab
tantangan zaman.
2. Kita bisa meyesuaikan hukumnya berdasarkan perubahan waktu, zaman dan kondisi.
3. Kita menetapkan fatwa terhadap permasalahan yang tidak berhubungan dengan haram atau
halal.
4. Kita bisa membantu umat Islam dalam menghadapi setiap masalah yang memang belum
terdapat hukumnya di Al-Qur’an dan hadits.

H. KEDUDUKAN IJTIHAD DIMATA HUKUM


Ijtihad merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Qur’an dan hadits. Ijtihad dilakukan jika
suatu permasalahan sudah dicari dalam Al-Qur’an maupun hadits, tetapi tidak ditemukan
hukumnya. Namun hasil ijtihad tetap tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an maupun hadits.
Orang yang melakukan ijtihad dengan benar maka dia akan mendapat dua pahala. Adapun jika
salah dia tetap mendapatkan satu pahala.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BAB 5 PROFIL RASULULLAH

A. NAMA DAN NASAB RASULULLAH


Rasulullah memiliki beberapa nama yaitu Muhammad, Ahmad, Al Mahi, Al ‘Aqib, Al Hasyir, Al
Muwaffi, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut taubah, Khataman Nabiyyin, dan Abdullah.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi, dan adalah Allah maha mengetahui segala sesuatu.”
(Q.S. Al Azhab, 40).

Ini adalah nama-nama beliau yang ditunjukkan secara sharih (lugas) oleh dalil-dalil. Namun
banyak diantara para ulama juga menambahkan nama-nama lain untuk beliau, yang diambil dari
setiap sifat yang dinisbatkan kepada beliau.
Adapun nasab beliau adalah anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf
bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar binMa’ad bin Adnan. Nasab
beliau tersebut adalah nasab yang baik, dari awal hingga akhirnya. Tidak ada sedikitpun terdapat
kejahatan padanya.

B. KELAHIRAN MUHAMMAD

Rasulullah lahir ditengah keluarga Bani Hasyim di Makkah pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul
Awwal tahun gajah yang menandai momen penting ketika raja vasal Ethiopia di Yaman, Abrahah
bermaksud meratakan bangunan Ka'bah. Pasukan ini bertolak menuju Makkah dengan membawa
gajah. Ka'bah nyatanya tak pernah runtuh, dan pasukan Abrahah dihujani batu yang dilempar
burung ababil, demikian dikisahkan dalam sumber-sumber resmi Islam. Peristiwa penyerangan
Ka'bah ini juga diabadikan dalam Alquran surah Al-Fiil. Di "Tahun Gajah" itulah, bayi Muhammad
lahir dari rahim Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhra sebagai anak yatim. Ayahnya,
Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dalam perjalanan niaga dari Syam. Abdullah meninggal
ketika singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib. Selepas Aminah melahirkan, Abdul Muthalib
amat gembira dan membawa bayi yang baru lahir itu ke Ka'bah, serta memberinya nama
Muhammad. Nama "Muhammad" yang dipilihkan Abdul Muthalib menimbulkan pertanyaan di
kalangan kaum Arab Makkah. Ketika diadakan "kenduri" penyembelihan unta selepas 7 hari
kelahiran sang bayi, sebagaimana dituliskan Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup
Muhammad (1980), orang-orang Quraisy bertanya-tanya kenapa nama bayi itu tidak diambil dari
nama-nama nenek moyang mereka. Abdul Muthalib yang menyaksikan kedahsyatan peristiwa
"Perang Gajah" dan bantuan serangan dari "langit" lantas menjawab: “Kuinginkan dia
[Muhammad] akan menjadi orang yang terpuji bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di
bumi.” Dalam bahasa Arab, kata "Muhammad" diambil dari kata sifat yang berarti "orang yang
terus-menerus terpuji." Harapan Abdul Muthalib terkabul karena Nabi Muhammad SAW menjadi
sosok yang demikian berpengaruh, berbudi pekerti luhur hingga dijuluki Al-Amin (orang
terpercaya), dan memperoleh tempat khusus di sejarah dunia.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Dikisahkan bahwa pada malam kelahiran Nabi Muhammad, istana kisra di Persia berguncang
hingga 14 ruangannya roboh. Api kaum Zoroaster yang disembah penganut Majusi pun padam.
Padahal, api tersebut telah menyala selama 1000 tahun. Kelahiran Nabi Muhammad SAW ini
diyakini telah "memadamkan api" penganut Majusi, menandai kemunculan penyampai pesan
"ketuhanan" di tengah impitan imperium Romawi dan Persia. Esoknya, air danau Sawah di Persia
surut. Beberapa sumber mata air mengering dan rakyat Kisra kebingungan. Seseorang
kepercayaan di Kisra bernama Al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat
menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta tersebut berjalan mengarungi sungai Tigris dan sungai
Eufrat, lalu menyebar ke sejumlah negerinya. Mimpi itu ditafsirkan sebagai kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang menjadi momen besar di seluruh penjuru Arab. Kelahiran Nabi
Muhammad juga diyakini membawa berkah bagi orang-orang di sekitarnya. Halimah As-Sa'diyah,
diriwayatkan terus menerima keberuntungan, sejak pertama kali ia mengambil bayi Muhammad
bin Abdullah sebagai bayi susuannya. Ketika bayi itu disusui, air susu Halimah yang sebelumnya
sedikit menjadi deras mengalir. Unta yang ditumpanginya dan sang suami ketika mengambil
Muhammad menjadi gemuk dan kuat menempuh perjalanan dari Makkah ke Thaif. Kabilah bani
Sa'ad asal Halimah As-Sa'diah juga tak henti-henti dilimpahi keberkahan selepas Muhammad
berada di lingkungan mereka.

C. PERBEDAAN PANDANGAN MENGENAI TANGGAL LAHIR NABI.


Tanggal kelahiran Nabi diperselisihkan secara tajam. Ada yang mengatakan bahwa beliau nlahir
tanggal 2 Rabiul Awal, 8 Rabiul Awal, 10 Rabiul Awal, 12 Rabiul Awal, 17 Rabiul Awal. Semua
pendapat ini tidak berdasarkan hadits yang shahih. Adapun hadits Jabir dan Ibnu Abbas yang
menerangkan bahwa tanggal kelahiran Nabi adalah tanggal 12 Rabiul Awal adalah tidak shahih.
Kalaulah shahih, tentu akan menjadi hakim (pemutus perkara) dalam masalah ini. Akan tetapi,
Ibnu Katsir berkata tentang hadits tersebut “Sanadnya terputus”.
Berhuhubung tanggal lahir beliau tidak ada yang shahih, tidak mengapa kalau kita menukil
pendapat ahli falak. Banyak ahli falak berpendapat bahwa hari kelahiran beliau adalah tanggal 9
Rabiul Awal.

D. MUHAMMAD DIANGKAT SEBAGAI RASUL


Aisyah Radhiyallahuanha menceritakan, peristiwa menjelang keNabian dan saat wahyu pertama
diturunkan melalui malaikat Jibril, ia mengatakan “Peristiwa yang mengawali turunnya wahyu
kepada Rasulullah yaitu mimpi yang benar dalam tidur. Beliau tidak memimpikan sesuatu, kecuali
mimpi itu datang bagaikan cahaya subuh”. Kemudian rasulullah suka berkhalawat (menyendiri),
bertempat di gua hira. Disanalah beliau bertahannuts (beribadah) selama beberapa malam
sebelum pulang kerumahnya dan mengambil bekal lagi untuk beribadah, kemudian kembali lagi
ke Khadijah, serta mengambil bekal lagi untuk itu. Perisitiwa ini berulang terus sampai al haq
datang kepadanya.

E. KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD


1. Keisitimewaan beliau dari Nabi sebelumnya

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
a. Beliau adalah Kholilulllah (kekasih Allah) selain Nabi Ibrahim. Kholilullah adalah tingkat
tertinggi dalam derajat mahabbah (kecintaan) dan inilah yang merupakan tingkatan
paling sempurna.
b. Beliau adalah penutup para Nabi dan risalah (wahyu) yang beliau telah sempurna serta
merupakan risalah terakhir.
c. Beliau memeliki kedudukan yang terpuji (Al Maqom Al Mahmudah)
d. Risalah beliau adalah umum bagi semesta alam dan beliau diutus kepada jin dan manusia.
e. Beliau diberikan (diturunkan) Al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar dan hujjah
bagi para hamba. Allah sendiri yang akan menjaga Al-Qur’an ini dan Allah menentang
orang-orang yang meragukan Al-Qur’an untuk membuat yang semisalnya.
f. Beliau melakukan isra’ ke baitul maqdis dan mi’raj ke sidrotul muntaha.
2. Keistimewaan Nabi Muhammad dari umatnya, diantaranya:
a. Wajibnya sholat tahajud diwaktu malam
b. Amalan khusus ditetapkan untuk beliau seperti diharamkan zakat bagi beliau dan
keluarganya
c. Dihalalkan bagi beliau puasa wishol
d. Dihalalkan bagi beliau menikah lebih dari empat wanita
e. Beliau tidak diwarisi
f. Tidak boleh menikahi istri beliau setelah beliau wafat.

F. SIFAT-SIFAT RASULULLAH
1. Shidiq
yang artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tetapi juga perbuatannya juga
benar. Sejalan dengan ucapannya
2. Amanah
Artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika suatu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang
percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3. Tabligh
Artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh
Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi.
4. Fathonah
Artinya cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al-
Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang
luar biasa.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Anda mungkin juga menyukai