Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AQIDAH/TAUHID
ISLAM, IMAN, DAN IHSAN
Dosen Pengampu : Ely Agustami., S.A.,MA

NAMA KELOMPOK :

1. NURHOLIZA : 71230312008
2. ESYA PRATIWI : 71230312002
3. FAHRI INDRIAWAN : 71230312006

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena
Rahmat dan Ridho-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada selaku dosen
pengampu Bahasa Indonesia yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang membantu dalam hal mengumpulkan data makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini tentu penulis mengetahui penulisan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Demi tercapinya makalah yang sempurna.

Medan, 19 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Pengertian Islam ..................................................................................................... 1
B. Pengertian Iman ...................................................................................................... 7
C. Pengrtian Ihsan ..................................................................................................... 15
D. Hubungan Islam, Iman dan Ihsan.......................................................................... 16
BAB II ............................................................................................................................. 18
PENUTUP ....................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 18
B. SARAN ................................................................................................................... 18
BAB III ............................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian Islam

Apabila dicari asal kata “Islam” berasal dari kata aslama, yang
merupakan turunan (derivasi) dari kata assalmu, assalamu, assalamatu
yang artinya bersih dan aman dari kecacatan lahir batin. Dari asal kata ini
dapat diartikan bahwa dalam Islam terkandung makna suci, bersih tanpa
cacat atau sempurna. Kata Islam juga dapat diartikan dari kata assilmu dan
assalmu yang bermakna damai dan aman.

Dari asal kata ini Islam mengandung makna perdamaian dan


keselamatan, karena itu kata assalamu alaikum merupakan tanda/do'a
kecintaan seorang muslim kepada orang lain, karena itu dianjurkan agar
selalu diucapkan, sebarluaskan sesama manusia sebab merupakan doa
keselamatan bersama. Dari pengertian kata Islam sebagaimana
diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa Islam mengandung arti
berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah
sebagai pencipta.1

Pengertian Islam menurut penjelasan Abu al-A'la al-Maududi


adalah "tunduk dan patuh kepada perintah orang yang mem- beri perintah
dan larangan tanpa membantah."
"Agama kita diberi nama Islam karena berarti taat pada perintah Allah
tanpa membantah (lihat Prinsip-prinsip Islam).

1
Ely Agustami,MA ,”(Pendidikan Agama Islam/ Tauhid)”, CV.MANHAJI Jln IAIN SUTOMO UJUNG
MEDAN,Hal 49
1
Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa Islam itu adalah taslim
(menyerah). Taslim itu yakin. Yakin itu percaya. Percaya itu berikrar.
Berikrar itu menunaikan dan menunaikan itu adalah amal.

Mohd. Fauzi bin Haji Awang dalam bukunya, Agama-Agama


Dunia, menjelaskan bahwa kata Islam itu berasal dari bahasa Arab yang
mempunyai pengertian:

* Selamat (berasal dari kata salam), artinya suatu peraturan yang


bertujuan menyelamatkan manusia sejak di dunia dan akhirat.
* Damai (berasal dari kata silm), artinya suatu peraturan untuk
mewujudkan keamanan bagi seluruh manusia
* Berserah (berasal dari kata taslim), artinya menyerahkan diri
kepada Allah Swt. dengan mematuhi seluruh perintah- Nya.
* Tangga (berasal dari kata sullam), artinya satu peraturan yang
menjadi tangga untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.2

Pengertian Islam secara terminologis diungkapkan oleh Ahmad


Abdullah Almandosdosi, bahwa Islam adalah; kaedah hidup yang
diturunkan Allah kepada manusia sejak manusia dilahirkan di muka bumi,
yang diturunkan kepada nabi-Nya Muhammad saw. memuat petunjuk
yang jelas dan lengkap mengenai aspek kehidupan manusia baik rohani
maupun material.Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah
agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-Nya, berisi
hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia
dengan manusia dan manusia dengan alam semesta.

2
Ustad Abu Muslim ,”1001 Hal Yang Paling Sering Ditanyakan Tentang Islam,” Tahun 2012,Hal 2
2
Agama yang diturunkan Allah ke muka bumi mulai dari Nabi
Adam (Hanif) hingga Nabi Muhammad SAW adalah agama Islam,
sebagaimana difirmankan Allah;

ِ ْ ‫ّللا‬
‫ال سْل م‬ ِ ٰ ‫الديْن ِع ْند‬
ِ ‫اِن‬

Artinya; Sesungguhnya agama yang diridhai Allah adalah Islam. (QS. Ali
Imran/3 ayat 19)

Semua rasul mengajarkan keesaan Allah swt (tawhid) sebagai


landasan keyakinan bagi umatnya, hingga saat ini tidak ada yang
mempermasalahkannya. Sedangkan kaidah-kaidah pengamalannya
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kebudayaan manusia pada saat
itu. Karena itu dianatara para rasul terdapat perbedaan dalam syariat.

Agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Adalah


Islam, agama wahyu terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia.
Oleh karena itu tidak akan ada agama wahyu lain yang diwahyukan dan
rasul terakhir yang diutus ke bumi.

Agama Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek


kehidupan manusia, baik sebagai hamba Allah, individu, anggota
masyarakat, maupun sebagai makhluk yang hidup di dunia yang
menghubugkan manusia dengan Penciptanya, manusia sesamanya serta
manusia dengan alam lingkungannya.

Secara garis besar ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal,
yaitu;

3
1. Aspek (credial) keyakinan yang disebu akidah. Yaitu aspek
keimanan terhadap Allah swt dan semua yang di firmankannya
untuk diyakini.
2. Aspek ibadah (ritual), disebut syariah. yaitu aturan-aturan Allah
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia,
dan dengan alam semesta.
3. Aspek nilai/norma disebut akhlak. Yaitu sikap atau budi pekerti
sebagai manifestasi yang nampak dari pelaksanaan akidah dan
ibadah.3

Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan


bersatu membentuk suatu kepribadian yang utuh dalam diri seorang
muslim. Hal-hal. Hal ini diungkapkan oleh Tuhan dalam firman-Nya.

ِ ‫ٰۤيا يُّها ال ِذيْن امنوا ادْخل ْوا فِى الس ِْل ِم کا فة ۖ ول تت ِبع ْوا خطو‬
‫ت الشيْط ِن ۗ اِنه‬
‫لـک ْم عدو ُّمبِيْن‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah Islam secara utuh


dan janganlah kamu mengikuti jejak setan. Memang benar, iblis adalah
musuh Anda yang paling nyata. (QS.al-Bakarah/2.ayat 208). 3

Islam menyerukan peribadatan hanya kepada Allah semata dengan


menegakkan ibadah yang agung dan juga jenis-jenis ibadah yang lain.
Ibadah-ibadah yang agungPertama: Salat

3
Ely Agustami,MA,”(Pendidikan Agama Islam/ Tauhid)”, CV.MANHAJI Jln IAIN SUTOMO UJUNG
MEDAN,Hal 49

4
Allah telah mewajibkannya kepada kaum muslimin sebagaimana Dia telah
wajibkan pula kepada seluruh nabi dan rasul 'alaihimuş-şalātu was-salam.
Bahkan Al- lah telah memerintahkan Nabi-Nya, Al-Khalil Ibrahim 'alaihis-
salam agar senantiasa menjaga kesucian Baitullah yang diperuntukkan
bagi orang-orang yang melakukan tawaf dan salat dengan mengerjakan
rukuk dan sujudnya. Allah Ta'älä berfirman, Dan (ingatlah), ketika Kami
menjadikan rumah (Kakbah) tempat berkumpul dan tempat yang aman
bagi manusia. Dan jadikanlah Makam Ibrahim itu sebagai tempat salat.
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Bersihkanlah
rumah- Ku untuk orang-orang yang bertawaf, orang yang beriktikaf dan
orang yang melakukan rukuk dan sujud!" (QS. Al-Baqarah: 125)4

Kedua: Zakat

Allah mewajibkannya kepada kaum muslimin, sebagaimana Dia telah


wajibkan kepada para nabi dan rasul terdahulu 'alaihimuş-şalātu was-saläm

Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah (untuk


dikeluarkan)

berdasarkan syarat dan ketentuan yang berlaku, ia wajib pada harta yang
dimiliki orang-orang kaya, yang selanjutnya didistribusikan kepada orang-
orang fakir atau selainnya dengan dikeluarkan sekali dalam satu tahun. 7

Ketiga: Puasa

Allah Ta älä mewajibkannya kepada kaum muslimin, sebagaimana Dia


wajibkan kepada para nabi dan rasul terdahulu 'alaihimuş şalātu was-

4
Ibid, Hal 50
5
salām. Allah Ta älä ber firman, "Wahai orang-orang yang beriman!
Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al- Baqarah: 183)

Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa di siang
bulan. Ramadan. Puasa dapat mendidik nafsu agar dapat menahan
keinginan duniawi .
5

Keempat: Haji

Allah mewajibkannya kepada kaum muslimin, sebagaimana Dia wajibkan


kepa da para nabi dan rasul terdahulu 'alaihimuş-şalātu was-salām. Bahkan
Allah telah memerintahkan Nabi-Nya, Ibrahim Al-Khalil 'alaihis salām
untuk menyeru manusia agar mengerjakan haji. Allah Ta älä berfirman,
Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus,
mereka datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS. Al-Hajj: 27)

Allah juga memerintahkan beliau untuk selalu menjaga kesucian rumah


yang antik (Baitullah) bagi orang-orang yang haji. Allah Ta'älä berfirman,
Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah
(dengan mengatakan), Jangan- lah engkau mempersekutukan Aku dengan
apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, dan orang
yang beribadah dan orang yang melakukan rukuk dan sujud." (QS. Al-
Hajj: 26)

Haji adalah berniat menuju Baitullah di Mekah Al-Mukarramah dengan


menunaikan amalan-amalan khusus, yang ditunaikan sekali seumur hidup

5
Ibid, Hal 51
6
dan hanya diwajibkan bagi orang yang kuat secara fisik dan mampu secara
finansial. Allah Ta älä berfirman, "Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Al- lah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha- kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam." (QS. Ali Imran: 97)

Dalam ibadah haji, kaum muslimin yang berhaji berkumpul di tempat yang
sama, seraya mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Yang Maha
Pencipta. Mereka juga melaksanakan manasik haji dengan cara yang sama
pula. Hal inilah yang mampu menghilangkan kesenjangan sosial,
perbedaan tingkat pendidikan ser- ta strata kehidupan mereka. 6

B. Pengertian Iman

Iman menurut pengertian bahasa yaitu, membenarkan dengan hati.


Adapun pengertian iman sebenarnya (menurut ajaran Islam) yaitu,
membenarkan dengan hati,mengucapkan dengan lisan,dan mengamalkan
dengan anggota badan.( Rasyid: 2000:15).

Jadi iman kepada Allah artinya hati kita terlebih dahulu


membenarkan adanya Allah dengan segala sifat-sifat kesempurnaan- Nya
lalu lisan kita mengucapkan pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad Saw benar sebagai utusan-Nya, dan setelah itu
kita harus menaati dan mengamalkan segala ketentuan -ketentuan Allah
dan Rasul-Nya.

6
Muhammad Abdullah Sahlih Al Suhaim, ”Agama Islam“ , IslamHouse.com, Hal 44
7
Dengan pengertian tersebut jelaslah bahwa keimanan adalah
kesatuan antara akidah dan syariat atau kesatuan antara keyakinan dan
amal. Seseorang yang mengaku beriman kepada Tuhan, namun tidak
melaksanakan ketentuan Tuhan dan Rasul- Nya, maka orang tersebut tidak
dapat dikatakan beriman menurut makna yang sebenarnya.

Perlu diketahui bahwa setiap umat manusia dihadapkan pada seribu


satu ragam persoalan, karena jalan kehidupan tidak selalu lurus dan datar.
Peruntungannyapun mustahil senantiasa berupa kemenangan dan
kesenangan. Rahmat dan laknat, karunia dan bencana, tangis dan tawa
selalu datang pergi silih berganti. Begitulah kodrat yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT.

Esensi Iman itu dapat dilihat pada empat tingkatan, yaitu:

1. La yazidu wala yanqush (iman tidak bertambah dan tidak berkurang)

2. Yanqushu wala yazidu (iman berkurang dan tidak bertambah). Iman


seperti ini akan terjadi manakala seseorang diliputi keragu-raguan akan
keberadaan Allah yang pada akhirnya tidak percaya pada Allah.

3. Yazidu wa yangush (iman bertambah dan berkurang). Iman seperti ini


yang paling banyak, karena dipengaruhi perubahan, pemikiran dan
situasi yang dihadapi.

4. Yazidu wala yanqushu (iman bertambah dan tidak berkurang). Iman


seperti ini yang terpenting, agar maju menuju kesempurnaan.
(ensiklopedia iman Islam, 2009, 260.)7

7
Ely Agustami,MA , ”(Pendidikan Agama Islam/ Tauhid)” , CV.MANHAJI Jln IAIN SUTOMO UJUNG
MEDAN, Hal 52

8
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa hidup di dunia ini bagai
mengharungi lautan. Sewktu-waktu dapat terombang-ambingkan oleh
badai gelombang, terempas kesana kemari dalam pasaran ketidak pastian
yang menakutkan. Menghadapi arus kehidupan yang demikian, masing-
masing pastilah menyadari perlunya memiliki tiang pancang sebagai
pengagan yang mapan yakni "Iman". Bagi kaum muslimin pokok
pegangan dalam hidup dan kehidupan ialah kalimat thaiyibah"
LAAILAAHA ILLALLAAH"(Tiada Tuhan Selain Allah).

Allah menjelaskan dalam surat Ibrahim ayat 24-27,yang artinya:


"Tidaklah kamu lihat bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik (Kalimat Thaiyibah) bagai pohon yang baik, akarnya
bercengkeran dengan kuat, dan cabangnya menjulang tinggi (24)8
“Pohon ini menghasilkan buah pada setiap musim, dengan izin Allah.
Allah menjadikan perumpamaan ini untuk manusia agar manusia
senantiasa mengingatnya” (25).
“Dan perumpamaan kalimat yang buruk kalimat, kalimat syirik dan lain
sebagainya seperti pohon yang buruk yang tercabut dengan akar
Sakarnya dari permukaan bumi” (26).
“Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan ucapan yang baik
dalam kehidupan didunia maupun diakhirat, dan memban yang baik
orang-orang yang zhalim serta berbuat apa yang dia kehendaki”.
(Hamid:2000:15)

Dari makna ayat tersebut bahwa kondisi dan fungsi orang beriman
bagai kan pohon yang besar yakni:

1. Berdiri tegak dan kuat tidak terombang -ambing oleh angin. Maksudnya
tidak mudah terpengaruh situasi dalam bentuk apapun.

8
Ibid, Hal 53
9
2. Menjadi tempat berteduh. Maksudnya memberikan perlindungan kepada
sesame manusia yang membutuhkannya.
3. Buahnya dapat dinikmati orang dan atau pihak lainnya. Maksudnya pola
prilakunya elalu menyenangkan dan menguntungkan sasama manusia.

Karakter orang beriman, sampai saat ini masih banyak yang


beriman baru sampai pada tahap pengenalan. Sebab belum percaya
sepenuhnya pada rukun iman yang enam. Padahal Iman juga memerlukan
penghayatan dan pengamalan. Sebab Iman merupakan kepercayaan yang
mutlak, meliputi ikrar secara lisan,

Dengan demikian, tebal-tipisnya kadar iman seseorang bisa dilihat


dari sepak terjangnya dalam kehidupan sehari-hari yakni sejauh mana orang
mematuhi segenap perintah Allah Swt dan meninggalkan segala larangan-
Nya. Sepak terjang manusia atau seseorang dalam menyempurnakan
keimanannya dan mampu memperaktekkan seluruh cabang iman dalam
kehidupannya sehari- hari.9

ARKANUL IMAN( RUKUN IMAN)

Rukun iman ada 6 (enam) macam yaitu:

1. Iman kepada Allah swt.


Iman dalam bahasa Arab "amana" yang berarti mempercayai atau
membenarkan (tasdiq). Beriman kepada Allah, berarti mempercayai

9
Ibid, 53
10
keberadaan-Nya. Menurut syara', iman diartikan sebagai," Pembenaran
dalam hati, diucapkan dengan lidah, dan dipraktikkan dengan anggota badan
terhadap ajaran Islam." (ensiklopedia akidah Islam, 2009, 259)

Iman kepada Tuhan artinya kita harus yakin bahwa Tuhanlah pencipta
alam semesta. Dia mempunyai sifat-sifat kesempurnaan dan Allah Maha
Suci dari segala sifat kekurangan. Dapat juga dikatakan bahwa beriman
kepada Tuhan adalah mengimani dan mengimani dengan penuh keyakinan
bahwa Tuhan adalah Tuhan kita.

Dialah Tuhan yang hakiki, yang menjadikan segala sesuatu menjadi


ada, yang tiada permulaan, yang tiada akhir, yang tiada tandingannya, yang
satu kodratnya, keutuhannya, karyanya, yang hidup mandiri, yang
mendengar dan melihat. , yang berkuasa atas segala sesuatu, perintah-Nya
sungguh benar, ketika menginginkan sesuatu, ucapkan saja "(KUN)" biarlah
maka jadilah" (FAYAKUN)" benda itu, yang mengetahui segala sesuatu
yang dilakukan manusia, yang merupakan pena dengan segala
kesempurnaannya, suci dari segala kekurangannya, yang membuat segala
sesuatu dilakukan oleh manusia, itulah hakikat pena dengan segala
kesempurnaannya, murni dari segala kekurangannya, yang menjadikan
segala sesuatu diinginkan dan dipilih olehnya. Segala sesuatu ada di
tangannya dan kepadanya segala sesuatu kembali.Dengan cara
menumbuhkan keimananlah akan dekat kepada Allah yaitu dengan
mengenal bukti-bukti ada-Nya Allah dan mengenal sifat-sifat kesempurnaan
yang wajib bagi Allah.10

2. Iman kepada Malaikat-Nya

10
Ibid, Hal 59
11
Menurut Bahasa “jama' dari. Yang berasal dari M (risalah), dan ada
yang menyatakan dari mengulars), kata ada pula yang berpendapat salain
dari keduanya. (Mukhlis, 2013 : 178)
Adapun menurut istilahnya adalah salah satu jenis makhluk Tuhan
yang diciptakannya khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta
melaksanakan segala tugasnya sebagaimana dijelaskan Tuhan dalam firman-
Nya.
Allah menjadikan Iman ini sebagai aqidah seorang mukmin
Keadilan bukanlah menghadapkan wajah ke timur dan ke barat, namun
kesalehan adalah orang yang beriman1111

3. Iman pada Kitab-Kitab-Nya


Kata kitab berasal dari bahasa arab yaitu dari kata
“kataba,yaktubu,katban,kitaban,dan kitaban”, artinya mengumpulkan
beberapa huruf dan menyatukannya. Kata ini mempunyai makna khusus,
kemudian dari kata itu dibuat kalimat-kalimat yang mempunyai faedah yang
disebut, kalam.

Jadi kitab, artinya sesuatu yang mengandung pembicaraan yang


memberi faedah dan mempunyai banyak tujuan. Dan kitab-kitab Allah yang
wajib diimani adalah shuhuf (lembaran-lembaran) yang memuat kalam-
kalam Allah yang dia wahyukan kepada Rasul-RasulNya,lalu menjadi kitab-
kitab,atau tetap lembaran-lembaran yang tidak dikumpulkan dan tidak
dijadikan kitab khusus. Lembaran-lembaran itu antara lain shuhuf Ibrahim
Alaihi Salam dan lembaran Musa As. Adapun kitab-kitab tersebut adalah
Taurat,dan shuhuf 6 ayat.(Jamhari,1999 : 125).

4. Iman kepada Nabi dan Rasul-Nya.

11
Ibid, Hal 59
12
Nabi adalah orang yang menerima wahyu dari Allah SWT. Untuk
dirinya sendiri tanpa kewajiban menyampaikan kepada orang lain. fRasul
adalah orang yang menerima wahyu yang bukan hanya untuk dirinya
sendiri, tetapi juga menjadi kewajiban untuk menyampaikannya kepada
orang lain.

Pengertian tersebut dapat disampaikan dari uraian nyang artinya:


"Rasul adealah seorang laki-laki, mersdeka (Bukan budak) dahulu yang
diberi wahyu oleh Allah tentang agama dan mendapat perintah. supaya
menyampaikan (tabligh) kepada semua makhluk. Jika tidak mendapat
perintah bertabligh, orang itu disebut nabi saja"12

5. Iman pada hari Kiamat


Adapun yang dimaksud dengan hari kiamat itu ada dua macam.
Pertama, kehancuran semua alam dan berakhiranya seluruh lehidupan dunia.
Kedua, datangnya kehidupan akhirat dan permulaan kehidupan hadi di
akhirat nanti. Jika kata "hari akhir" itu menunjukkan hari terakhir kehidupan
ini dan hari pertama serta terakhir dari kehidupan kedua. Sebab hari itu
adalah satu dan tiada duanya sama sekali. Karena itu beriman kedapa hari
akhir harus membenarkan pengabarkan Allah Swt tentang kehancuran
kehidupan dunia ini dan tanda-tanda yang mendahuluinya serta kehancuran
berbagai peristiwa yang terjadi.

Sebagaimana beriman kepada hari akhir juga harus membenarkan


pengabaran Allah Swt tentang kehidupan akhir dan apa yang terjadi di
dalamnya tentang-tenga peristiwa-peristiwa besar, seperti kebangkitan
manusia dari kubur, dikumpulkannya manusia di padang mahsyar,

12
IBID, Hal 103
13
perhitungan dan pembalasan atau semua amal manusia yang dilakukan di
dunia ini atas kehendak dan pilihan sendiri.

Kemungkinan Kehancuran Dunia Apakah kehancuran dunia itu


mungkin? Jawabanya adalah ya. Kehancuran dunia itu mungkin, karena
alam semesta ini tidak azali. Sebab sesuatu yang tidak azali adalah baru, dan
setiap yang baru, maka kehancurannya merupakan sifat yang lazim dan
tidak akan terpisah darinya sama sekali.1313

6. Iman kepada Allah Qadha dan Qadar yang baik dan buruk.
Dari segi bahasa, qadha artinya memutuskan, menentukan atau
suatupun kamu telah ditetapkan berdasar qadar Allah. memerintahkan,
sedangkan menurut istilah gadha adalah val keputusan terhadap sesuatu
rencana yang telah ditentukan. Dengan demikian qadha merupakan
pelaksanaan dari suatu rencana yang telah ditentukan. Istilah qadar adalah
rencana yang telah ditentukan oleh Allah Swt pada masa azali (masa
sebelum manusia dilahirkan) dan segala sesuatu yang akan terjadi sesuai
dengan qadar yang telah ditentukan.

Iman kepada qadha dan qssssadar artinya mempercayai bahwa


semua kejadian baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan tejadi
adalah kehendak dari ketentuan Allah Swt.

13
Ibid, Hal 105
14
C. Pengrtian Ihsan

Pengertian Ihsan(berbuat baik) secara khusus merupakan ajaran-


ajaran Islam yang berhubungan dengan Akhlaq (Sikap, Budi pekerti,
Tingkah laku), yang luhur. Dan secara oprasional akhlak ini dihadapkan
kepada Allah serta kepada sesama manusia dan sesama makhluk.

Ketiga komponen ajaran Islam (Iman, Islam, dan Ihsan) merupakan


suatu lingkaran ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Ketiganya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Rukun Islam
merupakan kaidah ajaran yang berbentuk syariat ah namun didalamnya
terdapat nilai-nilai aqidah, sebagaimana tertuang pada rukun pertama yaitu
pada kalimat syahadatin. “Dua Kalimah” Syahadat”, yaitu “ASYHADU
ANLA ILAHA ILLALLAHA WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR
RASULULAH” (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah).

Kedua kata syahadatin ini dari segi pengucapannya syariah, namun


dari segi jiwa dan penghayatannya dalam bidang keimanan. Kemudian
rukun-rukun lainnya seperti Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji ditinjau dari
amalannya merupakan wujud dari keimanan itu sendiri. Dan perlu diingat
bahwa iman yang sempurna meliputi pengakuan hati, ucapan lisan, dan
amalan anggota tubuh. Dengan demikian, rukun Islam ini sama dengan
“Iman” dalam arti luas.1414

14
Ibid, Hal 54-55
15
D. Hubungan Islam, Iman dan Ihsan.

Dalam membicarakan hubungan antara Islam, Iman dan Ihsan,


alangkah baiknya bila kita baca, simak dan renungkan, serta perhatikan
baik-baik dahulu dialektika antara malaikat dengan Aqidah, S Rasulullah
Muhammad saw. yang berhubungan makna Islam, Iman dan Ihsan, sessuai
dengan hadits yang diriwayatka Imam Muslim pemikir Is sangat dekat,
beriringan, sejalan dengan makna kehidupan, yaitu hadits; (bermakna):

“Dari Umar bin Khattab ra. Beliau berkata: Suatu saat ketika kami
sedang duduk bersama Rasulullah. tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
berpakaian serba putih dan berambut sangat lebat, tidak terlihat jejak
jalannya, dan kami tidak mengetahui dari arah mana dia datang hingga dia
duduk di hadapan Rasulullah. lalu dia menyandarkan kedua lututnya di atas
lutut Nabi, sedangkan telapak tangannya diletakkan di atas paha Nabi.
Kemudian laki-laki itu bertanya “Wahai Muhammad, ceritakan padaku
tentang Islam”. Demikianlah Rasulullah SAW. pun menjawab: “Islam itu:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah
dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, kemudian mendirikan
shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan
haji bagi orang-orang yang mampu. Berkata laki-laki itu, “Engkau benar
Muhammad.” Maka kami terkejut melihat kelakuan laki- laki itu, karena
dialah yang bertanya dan dialah yang membenarkannya, begitulah kata
Umar bin Khattab. Lalu laki-laki itu laki- laki itu bertanya lagi: “Ceritakan
padaku tentang Iman! Nabi menjawab, “Iman adalah beriman kepada
Tuhan, malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
kiamat, dan kepada Qudha dan Qadhar milik Tuhan, yang baik dan yang
buruk.” Lalu laki-laki itu berkata: “Engkau benar Muhammad. Lalu laki-
laki itu bertanya kenapa!.” Katakan padaku, wahai Muhammad, apa itu
Ihsan?. Rasulullah saw. menjawab: “Sembahlah Allah seolah-olah kamu
16
melihat Allah, jika kamu tidak melihat-Nya, maka Allah pasti akan
melihatmu.” Pria itu berkata, Kamu benar, Muhammad. Lalu laki-laki itu
bertanya lagi; Ceritakan padaku tentang Hari Pembalasan!, Rasulullah.
Jawaban : Orang yang bertanya pasti lebih tahu dari pada orang yang
ditanya

Dari dialog yang dilakukan malaikat dengan Rasulullah saw. aikat


dengan Aqidah, Syariah dan Akhlak. Dan oleh Syekh Muhammad Saltut
tersebut, oleh para pemikir Islam menyimpulkan bahwa komponen a Islam,
Iman Aqidah dan Syariaah, demikian juga Said Sabiq. Lebih lanjut dua
ajaran Islam itu ada tiga macam, yaitu Islam, Iman dan Ihsan, atau nam
Muslim pemikir Islam tersebu (Saltut dan Said Sabiq), menyebutkan ajaran
Islam itu secara garis besar yang sering tersebut dalam Al-Qur'an adalah
Iman dan Amal shaleh, yang keduanya saring bergandengan. Misal, firman
Allah QS.an-Nisa'/4, ayat 122, bermakna:" Orang- orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, kelak akan Kami masukkan kedalam surga yang
mengalir beberapa sungai padanya, engetahui mereka kekal di dalamnya."15

15
Ibid, Hal 56
17
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iman adalah ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi dgn
ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Islam adalah inisial seseorang
masuk ke dalam lingkaran ajaran Ilahi. Sedangkan Ihsan adalah adalah
cara bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah.
Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi
dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui
pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. Islam
adalah sikap aktif untuk berbuat atau beramal. Sedangkan Ihsan
merupakan perwujudan dari iman dan islam yang sekaligus merupakan
cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
Iman, Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar
dalam pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan
Syurga oleh Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah
SWT didalam Al-Qur'an dan Al-Hadits.

B. SARAN
Setelah mengikuti penjelasan di atas, maka dapat dipahami dan
dimengerti bahwa islam, iman, ihsan merupakan trilogi ajaran ilahi yang
harus diwujudkan dalam ucapan hati, ucapan lisan, amalan hati, amalan
lisan, dan anggota badan maka marilah hati, lisan, dan anggota badan kita
dalam beribadah kepada Allah kita penuhi dengan yakin dan mantap.

18
Penuhilah hati kita dengan meningkatkan rasa cinta kepada Allah
dan Rasul melebihi cinta pada diri, orang tua, dan manusia seluruhnya.
Marilah cinta kita pada seseorang adalah karena cinta kepada Allah dan
benci kita kepada seseorang adalah karena Allah benci kepadanya.
Begitu juga dengan lisan, kita sibukkan untuk membaca Alquran, tasbih,
tahmid, tahlil, takbir, untuk berdzikir kepada Alah, untuk mempelajari, dan
mengajarkan Alquran serta untuk bicara yang baik.

19
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Ipnu R. Noegroho, "Dasar-dasar memahami Iman, Islam, dan Ihsan", 2019

Syeikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, "Syarhu ushulil iman" , 2003

Ely Agustami,MA ,”(Pendidikan Agama Islam/ Tauhid)”, CV.MANHAJI Jln


IAIN SUTOMO UJUNG MEDAN,Hal 49

Ustad Abu Muslim ,”1001 Hal Yang Paling Sering Ditanyakan Tentang
Islam,” Tahun 2012,Hal 2

Muhammad Abdullah Sahlih Al Suhaim, ”Agama Islam“ , IslamHouse.com,


Hal 44

Ely Agustami,MA , ”(Pendidikan Agama Islam/ Tauhid)” , CV.MANHAJI


Jln IAIN SUTOMO UJUNG MEDAN, Hal 52

20

Anda mungkin juga menyukai