Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM ISLAM

Dosen Pengampuh : M. Najamudin, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

1. ANDIKA JUNIARDI (23301303)


2. M AZIZ RAMADONI (23301306)
3. LALU YUDISTIRA (23301310)
4. ROFIDA NURUL AIN (23301315)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BUDAYA,MANAJEMEN DAN BISNIS

UNIVERSITAS MANDALIKA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 30 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN

A.Pengertian Islam

B.Islam Sebagai Agama Yang Lengkap Dan Universal

C.Dasar Agama Islam

BAB III : KESIMPULLAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama lillahi taala yang diperuntukan bagi ummat NabiMuhammad
SAW. Dalam islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun juga muamalah atau
hubungan manusia dengan manusia lain. Demi menjadi muslim yangtaat serta beriman
harus bisa menjalankan segala yang Allah SWT perintahkan dan larangan-Nya.
Untuk dapat menjalankan perintah Yang Maha Esa, sebagai muslim
yang berislam haruslah mengetahui seluk beluk perintah yang diberikan. Mengenal islam
dan dapat membedakannya dengan agama lain. Yang nantinya juga
memudahkan mengajarkan anak cucu cara menjadi muslim yang taat dan tidak
mengingkari nya.Karena salah satu faktor hamba yang tidak taat adalah kurang kenal dan
memahami agama yang dianutnya.
Islam sebagai sebuah agama yang mempunyai ajaran dan aturan yang sangat
komprehensif jelas mengatur segala sesuatu berdasarkan nilai-nilai moralitas. Islam juga
senantiasa mengajarkan akan pentingnya nilai-nilai spiritual tanpa meninggalkan nilai-
nilai material dalam kehidupan umatnya. Hal itulah yang menjadi satu landasan dasar
bahwa umat Islam harus menjadikan keduanya sebagai satu kesatuan dalam meraih
tujuan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dalam hal ini kehadiran Islam bukan
untuk diingkari melainkan untuk dipatuhi, Islam tidak mempercayai kehidupan yang
hanya berorientasi pada akhirat tanpa memikirkan materi tanpa memikirkan akhirat.

B. Rumussan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan islam?


2. Bagaimana Islam sebagai agama yang lengkap dan universal?
3. Bagaimana dasar ajaran islam?
C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dari islam


2. Mendeskripsikan islam sebagai agama yang lengkap dan universal
3. Mendeskripsikan dasar ajaran islam
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISLAM

Ketidaktahuan dan kesalahpahaman tentang Islam membuat banyak orang


berpendapat bahwa Islam adalah hanya sebatas agama transendental yang khusus
mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan. Bahkan ada pendapat yang lebih
memojokkan bahwa Islam adalah penghambat kemajuan peradaban.

Menurut sisi bahasa, kata “Islam” berasal dari kata aslama, yuslimu, islaman
yang artinya tunduk dan patuh. Seorang yang tunduk dan patuh kepada kepala negara,
secara bahasa, dapat dikatakan aslama li-rais ad-daulah; sedangkan jika kita lihat Islam
yang berasal dari bahasa arab, yaitu salima yang berarti selamat, damai, tunduk,
pasrah, dan berserah diri, objek penyerahan diri kepada Allah SWT, sebagaimana
firman Allah berikut. َ

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang


yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu karena kedengkian di
antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah maka sungguh Allah
sangat cepat perhitungan-Nya (Q.S. Ali Imran: 19)

Agama di sisi Allah ialah penyerahan yang sesungguhnya kepada Allah. Jadi,
walaupun seseorang mengaku beragama Islam dan tidak menyerah yang sesungguhnya
kepada Allah, belumlah dianggap Islam karena penyerahan diri inilah yang akan
membawa keselamatan dan kebahagiaan hidup bagi manusia.

Menurut H.R Muslim, Islam adalah engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau
menegakkan salat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadan, dan
menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika engkau berkemampuan melaksanakannya.

Para mahasiswa yang berbahagia, oleh karena itu, jika disebut kata Islam, itu
artinya nama dari suatu agama tertentu yang berbeda dengan agama-agama lain yang
ada saat ini, yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama inilah
yang diyakini oleh umat Islam merupakan kelanjutan dari agama para nabi sebelum
Nabi Muhammad SAW yang tidak lain adalah nabi terakhir atau penutup para nabi.
Inti dari ajaran para nabi adalah “tauhid”, yaitu tindakan menyatukan Allah
(tauhidullah) disertai sikap pasrah, tunduk, dan patuh kepada Allah seperti yang
dijelaskan pada awal karena hal ini merupakan syarat mutlak bagi seorang yang
disebut sebagai seorang mukmin. Tanpa sikap itu, dapat disebut sebagai kafir.

Iblis contohnya, meskipun iblis mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan, karena
iblis membangkang, dalam Al-Qur’an, iblis disebut sebagai kafir seperti terdapat
dalam Q.S. 2 (Al-Baqarah) ayat 34.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu
kepada Adam." Maka, sujudlah mereka, kecuali iblis.

Secara terminologi, Islam adalah nama dan satu institusi agama, tidak bisa
dikatakan bahwa setiap orang yang tunduk kepada Tuhan, apa pun agamanya, dan apa
pun Tuhannya, dapat dikatakan sebagai muslim karena dalam istilah “muslim” atau
pemeluk agama Islam, haruslah orang yang telah bersyahadat secara Islam yang
mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusan
Allah sehingga muslim atau pemeluk agama Islam wajib mengakui Muhammad
sebagai utusan Allah SWT. Jika tidak, dalam istilah Islam disebut sebagai kafir atau
orang yang ingkar kepada kebenaran Islam karena menolak mengakui Muhammad
SAW sebagai nabi (utusan Allah).

B. ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG LENGKAP DAN UNIVERSAL

Dewasa ini masih terdapat anggapan bahwa Islam menghambat kemajuan, bahkan
beberapa kalangan mencurigai Islam sebagai faktor penghambat pembangunan (an
obstacle to economic growth). Pandangan ini berasal dari pandangan Barat dan tidak
sedikit intelektual muslim juga meyakininya.

Pendapat tersebut timbul karena kesalahpahaman terhadap Islam, seolah-olah


Islam hanya mengatur ibadah ritual, bukan sebagai suatu sistem yang komprehensif
dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi
dan industri perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.

Para mahasiswa yang berbahagia, seperti yang dikatakan pada awal bahwa Islam
memiliki peran sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia di dunia dan Islam
memberikan petunjuk mengenai bagaimana caranya menjalani kehidupan dengan
benar agar manusia dapat mencapai kebahagiaan, baik dunia maupun di akhirat. Islam
sebagai agama yang komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek
kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah).
Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia
dengan khalik-Nya, ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan secara
continue tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Adapun muamalah diturunkan
untuk menjadi rule of the game atau aturan main manusia dalam kehidupan sosial,
sedangkan universal bermakna syariah dapat diterapkan setiap waktu dan tempat. Hal
ini jelas tampak universalitas pada bidang muamalah.

Jadi, ajaran Islam tidak hanya terbatas pada masalah hubungan pribadi antara
seorang individu dan penciptanya (hablum minallah), tetapi mencakup pula hubungan
antarsesama manusia (hablum minannas). Bahkan juga hubungan antara manusia dan
makhluk lainnya termasuk dengan alam dan lingkungan sehingga Islam adalah cara
hidup (way of life) yang membimbing seluruh aspek kehidupan.

C. DASAR AJARAN ISLAM

Seperti disampaikan di atas bahwa Islam sebagai pedoman hidup dan


berkehidupan yang dikeluarkan langsung oleh pemegang otoritas tunggal, Allah SWT;
agama Islam memiliki tiga aspek utama, yaitu aspek akidah, aspek syariah, dan aspek
akhlak.

1. Aspek Akidah

Kedudukan akidah dalam anjuran Islam sangat penting. Tanpa akidah, Islam
tidak dapat ditegakkan. Kata akidah berasal dari kata bahasa arab aqad yang berarti
ikatan. Menurut ahli bahasa, definisi akidah adalah sesuatu yang dengannya
diikatkan hati dan perasaan manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan
dijadikannya pegangan. Menurut ahli bahasa yang lain, akidah adalah perjanjian
yang teguh dan kuat terpatri dalam hati dan tertanam di dalam lubuk hati yang paling
dalam sehingga akidah ini bagaikan ikatan perjanjian yang kokoh dan tertanam jauh
di dalam lubuk hati sanubari manusia.

Akidah merupakan suatu bentuk pengakuan atau persaksian secara sadar


mengenai keyakinan, keimanan, dan kepercayaan adanya suatu Zat yang Esa dan
telah menciptakan seluruh alam ini beserta isinya. Zat ini adalah Zat yang mahakuasa
yang kepadanya bergantung segala sesuatu. Zat ini pula yang memberi kehidupan di
alam semesta, memeliharanya, dan kemudian mematikannya. Dapat disimpulkan
bahwa akidah merupakan keyakinan.

Salah satu bentuk cinta kasih yang Allah berikan kepada manusia yang telah
diciptakannya adalah Dia menunjuk manusia-manusia pilihan untuk membimbing
manusia agar tidak tersesat. Manusia pilihan tersebut adalah para nabi dan rasul.
Allah mewahyukan bimbingan dan petunjuk hidup ini kepada para nabi dan rasul
melalui perantara malaikat. Bimbingan dan petunjuk ini kemudian dikumpulkan dan
ditulis menjadi suhuf dan kitab-kitab.

Setelah bimbingan dan petunjuk ini disampaikan kepada manusia, nanti akan
diadakan perhitungan terhadap hasil perbuatan manusia selama hidup di dunia.
Perhitungan ini akan terjadi di suatu kehidupan setelah kehidupan dunia, yaitu
akhirat. Di akhirat, manusia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya,
perbuatan baik akan dibalas dengan balasan baik, sedangkan perbuatan buruk akan
dibalas dengan balasan yang setimpal.

Keyakinan terhadap pembalasan ini akan menjadi pembangkit yang terkuat


untuk menjadi manusia berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan. Namun
demikian, menjalani kehidupan ini tidaklah selalu mudah dan mulus, di samping
sukacita, kebahagiaan, kenikmatan, kelapangan, dan kedamaian; ada pula duka,
rintangan, ujian, permasalahan, kesengsaraan, dan bahkan bencana untuk menimpa.
Untuk dapat menghadapi semua itu, dibutuhkan bekal mental yang memberikan
kekuatan dan kesanggupan untuk menanggulanginya. Bekal tersebut adalah
keyakinan terhadap takdir. Takdir adalah suatu peraturan tertentu yang telah dibuat
Allah SWT untuk segala yang ada dalam alam semesta ini. Peraturan tersebut
merupakan undang-undang umum atau kepastian-kepastian yang diikatkan di
dalamnya antara sebab dan musababnya, juga antara sebab dan akibatnya. Dengan
keyakinan ini, segala penghalang dan cobaan di dunia ini bagaimanapun dahsyatnya
akan dianggap kecil oleh orang beriman karena ia yakin bahwa segala sesuatunya ada
dalam ketentuan Allah.

Jadi, aspek akidah adalah aspek yang berhubungan dengan masalah keimanan
dan dasar-dasar agama (ushuluddin) sehingga substansi dari akidah adalah keimanan
sebagaimana terangkum dalam rukun iman, yaitu iman kepada Allah SWT, iman
kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada para nabi dan rasul,
iman kepada hari akhir, serta iman kepada qada dan qadar.

2. Aspek Syariah

Syariah berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti jalan yang
ditempuh atau garis yang mestinya dilalui. Secara terminologi, syariah adalah
peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah atau telah
digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada muslimin supaya mematuhinya
dan supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung di antaranya
dengan Allah dan dengan manusia.

Syariah tidak seperti akidah yang memiliki sifat konstan. Akan tetapi, syariah
mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan peradaban manusia. Seperti
halnya syariah yang berlaku pada zaman Nabi Nuh berbeda dengan syariah zaman
Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW sehingga penerapan syariat ini mengikuti
evolusi peradaban manusia, seiring dengan diutusnya rasul-rasul kepada umat-umat
tertentu pada zaman tertentu.

Di sinilah letaknya fleksibilitas syariat Islam. Pada umumnya, syariat Islam


dalam bidang muamalah hanya memberikan petunjuk-petunjuk dan prinsip-prinsip
yang sifatnya umum dan mendasar. Hal-hal yang perinci, detail, dan teknis tidak
diatur, tetapi diserahkan kepada manusia melalui proses ijtihad, seperti sabda Nabi,
antum a’lamu bi umuuri dunyakum, kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.
Dengan demikian, bidang muamalah akan terus berkembang sesuai dengan
perubahan waktu dan tempat.

Para mahasiswa yang berbahagia, ketentuan syariah dapat dikatakan bersifat


komprehensif dan universal karena mencakup seluruh aspek kehidupan, baik
mengenai hubungan antara manusia dan Allah SWT (ibadah mahdhah), seperti salat,
puasa, haji, dan mengenai hubungan antara sesama manusia serta antara manusia dan
makhluk atau ciptaan Allah SWT lainnya, termasuk alam semesta (ibadah
muamalah) dan dengan dirinya sendiri. Hukum asal ibadah mahdhah adalah segala
sesuatu dilarang untuk dikerjakan, kecuali yang dibolehkan dalam Al-Qur’an atau
dicontohkan Nabi Muhammad SAW melalui sunah. Sebaliknya, hukum asal ibadah
muamalah adalah segala sesuatu dibolehkan, kecuali ada larangan dalam Al-Qur’an
dan sunah.

Universal bermakna dapat diterapkan bagi semua manusia dalam setiap waktu
dan keadaan. Definisi untuk universal akan terlihat lebih jelas dalam aturan mengenai
muamalah karena dalam muamalah tidak dibedakan antara muslim dan nonmuslim
kecuali mengenai hukum keluarga. Contoh ketika Allah mengharamkan babi dan
riba, haram untuk seluruh manusia sejak dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai
dengan akhir zaman.

Oleh sebab itu, dalam masalah ekonomi syariah, kaum muslim tetap mengacu
pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Bukan hanya
secara prinsipnya, melainkan juga seluk-beluk tata perekonomian syariah. Begitu
luasnya cakupan aturan syariah dalam kehidupan, termasuk mengenai hukum
ekonomi, maka akuntansi syariah merupakan salah satu bentuk pengamalan dari
aturan syariah. Selain itu, akuntansi syariah juga berfungsi untuk menguatkan
pelaksanaan ekonomi Islam/transaksi yang sesuai dengan kaidah Islam melalui pola
pengolahan informasi akuntansi yang juga berlandaskan nilai-nilai Islam.

Para mahasiswa yang berbahagia, syariah dibagi menjadi dua, yaitu fikih
ibadah dan fikih muamalah. Fikih ibadah adalah tafsiran ulama atas perintah dan
larangan dalam hal ibadah, sedangkan fikih muamalah adalah tafsiran ulama atas
perintah dan larangan dalam muamalah. diri seorang manusia kepada pencipta-Nya

3. Aspek Akhlak

Akhlak (etika) sering disebut ihsan yang berasal dari bahasa Arab hasan yang
memiliki arti baik. Definisi ihsan dinyatakan sendiri oleh Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Muslim. Ihsan adalah engkau beribadah kepada Tuhanmu seolah-
olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihatnya, Ia melihatmu
(HR Muslim).

Oleh sebab itu, wajar saja jika akhlak menjadi puncak tujuan dari diutusnya
nabinabi dan menjadi tolok ukur kualitas keberagaman seseorang seperti yang
diriwayatkan dalam hadis berikut.

Bahwasannya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (HR


Ahmad).

Seperti halnya dengan syariah yang mengatur hablum minallah (hubungan


manusia dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia),
akhlak pun demikian karena akhlak memberikan panduan bagaimana seseorang
harus berperilaku terhadap Allah dan terhadap makhluk.
BAB III
KESIMPULAN

Islam bukan hanya agama ritual ibadah semata, tetapi merupakan ketundukan, kepatuhan,
dan kepasrahan seorang hamba kepada Allah SWT secara menyeluruh. Islam adalah sebuah
pedoman hidup dan berkehidupan yang dikeluarkan langsung oleh Allah SWT sebagai pencipta,
pemelihara, dan penguasa tunggal alam semesta agar manusia tunduk, patuh, dan pasrah kepada
ketentuan-Nya agar dapat meraih derajat kehidupan lebih tinggi, yaitu kedamaian, kesejahteraan,
dan keselamatan, baik dunia maupun akhirat.

Islam tidak hanya terbatas pada masalah hubungan pribadi antara seorang individu dan
penciptanya (hablum minallah), tetapi mencakup pula hubungan antarsesama manusia (hablum
minannas), bahkan juga hubungan antara manusia dan makhluk lainnya, termasuk dengan alam
dan lingkungan, sehingga Islam adalah cara hidup (way of life) yang membimbing seluruh aspek
kehidupan. Islam memiliki tiga aspek utama, yaitu aspek akidah, aspek syariah, dan aspek
akhlak, yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Choirul,anwar.(2018).Islam dan kebhinekaan di Indonesia : peran agama dalam

merawat perbedaan.Zawiyah: jurnal pemikiran islam.. 4(2)

Nasrullah.(2015).Karakteristik ajaran islam.Alittihad: jurnal pemikiran dan hukum

islam. 1(1)

Anda mungkin juga menyukai