Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN DAN SUMBER AJARAN ISLAM

Dosen Pengampu:Muhammad Yusf Amin Nugroho., SH. I., M.pd. I

DISUSUN OLEH

Fauziah aditiya (2023010134)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Muhamad Yusuf Amin Nugroho.,
SH.I.,M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Wonosobo,07 November 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………… ....................................................1


B. Rumus Masalah…………………………………………………1
C. Tujuan…………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ajaran islam………………………………………….2


B. Nama-nama lain Al-Quran………………………………………3
C. Isi kandungan al quran…………………………………………..3
D. Sumber-sumber ajaran islam…………………………………….5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………….8
B. SARAN………………………………………………………….8
C. DATAR PUSTAKA……………………………………………..8
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai agama terakhir, Islam dikenal memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan
agama-agama sebelumnya. Melalui berbagai literatur yang membahas tentang Islam, Anda
dapat menemukan uraian tentang makna agama Islam, serta sumber hukum Islam beserta
ajarannya dan cara memahaminya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek
yang berkaitan dengan Islam perlu dikaji secara cermat, sehingga menghasilkan
pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting untuk dilakukan, karena kualitas
pemahaman keislaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan
keislaman yang bersangkutan. Setiap orang mempunyai keterikatan terhadap kualitas
Islam antara satu dengan yang lain yang benar-benar menyeluruh dan berkualitas. Untuk
itu penjelasan di bawah ini ditujukan untuk memperoleh pemahaman tentang Islam,
pengertian agama Islam itu sendiri dan juga sumber-sumber hukum Islam. Selain itu,
artikel ini dimaksudkan untuk mengulang mengingat pelajaran yang lalu.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sidtematis dan efesienmaka
timbulan beberapa rumusan masalah yang di antaranya:
1. Apakah pengertian ajaran islam?
2. Apa nama lain dari Al-Quran, isi kandungan Al-Quran serta Hadist yang berkaitan
dengan aharan islam?
3. Apa saja sumber ajaran islam?
C. Tujuan
Dalam pembahasan materi ini tujuan yang dapat diambil yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian ajaran islam.
2. Untuk mengetahui lain dari Al-Quran, isi kandungannya serta hadist yang berkaitan
dengan ajaran islam.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber ajaran islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AGAMA ISLAM


Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama Islam,
yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu
dari kata salimayang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima
selanjutnya diubah menjadi bentuk aslamayang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam
berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa.
Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama yang
berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan kebiasaan.' Senada dengan
itu Nurcholis Madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada Tuhan merupakan hakikat
dari pengertian Islam Sikap ini tidak saja merupakan ajaran Tuhan kepada hamba-Nya,
tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan

kepada alam manusia in sendiri. Dengan kata lain ia diajarkan sebagai pemenuhan
alam manusia sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia selalu bersifat dari
dalam, tidak tumbuh, apalagi dipaksakan dari luar, karena can yang demikian
menyebabkan Islam tidak otentik, karena kehilanga dimensinya yang paling mendasar dan
mendalam, yaitu kemurnian dan keikhlasan. 1

Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari
bahasa Arab, terambil dari kata Salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu
dibentuk kata Aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan
berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi
kata Islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya.
Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh. dan taat disebut sebagai orang Muslim.
Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan
patuh kepada Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di
dunia dan akhirat.2
Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama yang
berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian
Islam demikian itu, menurut Maulana Muhammad Ali dapat dihami dari firman Allah
yang terdapat pada ayat 202 surat AI-Baqarah yang artinya, Hai orang-orang yang

1
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin peradapan ,sebuah telaah kritis tentang masalah keimanan, kemanusiaan dan
kmodrenan.(Jakarta:paramadina , 1992 ) , cet, II, hlm. 426.
2
Nasrudin Razak, Dienul Islam,(Bandung:Al-Ma'arif, 1997) ,cet. II, hampir. 56.
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu
turuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islam dari segi
kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan herserah diri kepada Tuhan
dalam upaya mencari keselamatan dan kebaliagiaan hidup, baik di dunia maupun di
akhirat. Hal demikian dilakukan atas kcsadaran dan kemauan diri sendiri, bukan
paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai
makhluk yang sejak clalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada
Tuhan.Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia sebagai
makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan”. Keadaan ini membawa pada timbulnya
pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan
terhadap fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan
sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan para
ahli.Adapun pengertian Islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-
beda. Harun Nasution misalnya mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai
agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat
manusia melalui Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya
membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali
mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu
keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa
agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai
agama seluruh nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat kitab suci Al-
quran, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya
kepada undang-undangAllah, yang kita saksikan pada alam semesta. Berdasarkan pada
keterangan tersebut, maka kata Islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama
yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah Swt. bukan berasal dari manusia,
dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad Saw. Posisi Nabi dalam agama Islam
diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada
umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi
keterangan, penjelasan, uraian, dan contohpraktiknya. Namun keterlibatan ini masih
dalam batas-batas yang dibolehkan Tuhan.3

B. Nama-nama lain Al-Quran

3
Listiani, I. (2022). Pengertian dan Sumber Ajaran Islam. Proceeding Annual Conference on Madrasah Teacher, 1.
Retrieved from https://vicon.uin-suka.ac.id/index.php/ACoMT/article/view/956
Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam Kalam Allah SWT,
yang dipercayai Muslim bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah, yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Kitab ini terbagi kedalam beberapa surah 114 surah dan setiap
surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat.
Umat muslim percaya bahwa Al-Qur’an difirmankan langsung dari Allah kepada Nabi
Muhammad melalui Malaikat Jibril, berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22
hari atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan, pengumpulan Al-
Qur'an ditempuh dengan cara, pertama al jam'u fissudur yang artinya para sahabat
menghapalnya di luar kepala setiap kali NabiMuhammad SAW menerima wahyu, hal ini
bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur budaya orang arab yang
menjaga Turats peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita
dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hapalnya. Kedua
al jam'u fis suthur yaitu wahyu turun saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun yaitu 12
tahun sebelumhijrah ke Madinah hingga wafat pada tahun 632.Umat Muslim menghormati
Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, sebagai salah
satutanda dari kenabian, dan merupakan puncak dari
seluruh pesan suci (wahyu) yangditurunkan oleh Allah SWT sejak Nabi Adam dan diakhiri
dengan Nabi MuhammadSAW. Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-
Qur'an itu sendiri.
Meskipun kata Al-Qur'an adalah yang paling sering digunakaan
didalam kitab suci tersebut untuk merujuknya seperti di ayat ke-9 dari Surah al-Isra' di
bawah ini,
‫ان ه ذا القرءان يهدي للتي هي اقوم ويبشرالصالحات ان لهم أجراكبيرا‬
Artinya: Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa
mereka akan mendapat pahala yang besar.
Berikut nama lain dari Al-Qur’an itu sendiri yaitu:
1. Al Kitab (buku)
‫ذالكتب الريب فيه*هدأ للمت قين‬
Artinya; Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS. Al-Baqarah [2]:2)
2. Al-Furqon (pembeda benar dan salah)

‫تبارك الذي إن شاء جعل لك خيرا من ذلك جنت تجري من لمتها األنهرويجعل لك قصورا‬
Artinya: Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqon (Al-Quran) kepada hamban-
nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan
manusia).(QS.Al-Furqon {25}:1)

3. Adz-dzikr (pemberi peringatan)


(‫إنانحن نزلنا الذكر وإنا له لحيفظو‬
Artinya: sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan pasti kami (pula)
yang memeliharanya. (QS. Al-Hij{15}:9)
4. Al-Huda (petunjuk)
‫وأنا لما سمعنا الهدى ما منا به فال تخا ف بعسا والرهقا‬

"Artinya : Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur'an),kami


beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia
takut rugiatau berdosa. (QS. Al Jin [72]:13)4

5. Al-kalam (ucapan atau firman)


‫وان احد من المشر كين استجا رك فا جره حتي يسمع كال م هللا ثم أبلغه ما ء قوم ال يعلمون‬
Artinya : Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu,
maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke
tempat yang aman baginya. (QS. At Taubah [9]:6)

Para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Quran, semisal Dr.Subhi Saleh
yang mendefinisikan Al-Quran sebagai berikut:
"Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir,membacanya
termasuk ibadah".
Adapun Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan "Al-Qur'an adalahfirman Allah yang
tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. penutup para nabi dan rasul,
dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian
disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan
ibadah, yang dimulai dengan surah Al fatikhah dan ditutup dengan An nas.
C. Isi kandungan Al-Quran
1. Tauhid atau akidah

Secara etimologi akidah artinya terikat. Setelah menjadi kata akidah adalah perjanjian yang
kuat dan teguh yang sudah terikat di lubuk hati. Inti pembahasan akidah yaitu mengenai rukun
iman yang enam, yakni, imankepada Allah, iman kepada rasul, iman kepada kitab Allah, iman
kepada malaikatAllah, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar.Maka, akidah
dalam islam yakni meyakini dalam hati bahwa Allah adalah satu– satunya tuhan yang wajib
disembah, ucapkan dengan lisan dan lakukan denganperbuatan yang sholeh.

4
http://tarbiyahfesbukiyah.blogspot.com/2009/06/asmaa-al-quran-nama-nama-al quran.html diakses pada
tangga 22 september 2014 pukul 20:15 WIB
2. Syariah

Syariah merupakan sebuah jalan hidup yang telah ditentukan oleh Allah SWT,sebagai
panduan untuk menjalankan kehidupan di dunia serta akhirat. Panduanyang diberikan
berlandasan dengan sumber utama hukum islam yaitu Al-Qurandan as sunah serta sumber
kedua yaitu akal manusia dan ijtihad para ulama.Contohnya itu seperti ibadah, muamalah,
munakahat, siasah, dan jinayat.

3. Akhlak

Salah satu tujuan darisalah islam adalah penyempurnaan kemuliuah akhlak.Pengertian


akhlak menurut bahasa arab yang artinya tabiat, perangai. Dan menurutTahdzib al-akhlaq
Ibnu Maskawaih akhlak merupakan keadaan jiwa seseorangyang mendorongnya keadaan jiwa
seseorang yang mendorongnya. Pengertian akhlak berasal dari bahasa arab artinya tabiat,
perangai, adat,kejadian, buatan, ciptaan. Adapun secara terminologis, para ulama
telahbanyak mendefinisikan pengertian akhlak, diantaranya Imam al-Ghozali dalamkitabnya
Ihya’ Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah gambaran tingkahlaku dalam jiwa yang
dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

4. Hadist

Al Hadist menurut bahasa adalah lawan kata:Qodiim sedangkan menurut istilah adalah
Perkara yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berupa perkataan,
perbuatan, taqrir, atau sifat.5 Islam sebagai salah satu agama samawi tentu memiliki sumber-
sumber ajaranyang diakui oleh seluruh penganutnya. Sumber-sumber ajaran tersebut adalah
Al-Qur’an dan juga Hadis secara berurutan. Penetapan kedua hal tersebut berikut
denganurutannya tentu dinisbatkan kepada apa yang disampaikan oleh Rasulullah
saw.sendiri.
Sebagai contoh, dapat kita temukan hadis mengenai peristiwa saat Rasulullahhendak
mengutus sahabat Muadz bin Jabal sebagai hakim atau qodi di Mesir. Dalamperistiwa tersebut
Rasulullah menanyakan pada Muaz mengenai apa yang ia jadikansebagai dasar dalam
menghukumi sesuatu yang kemudian dijawabnya Al-Qur’an, danHadis serta ia akan ber-ijtihad
jika tidak menemukannya di dalam Al-Qur’an maupunHadis. Peristiwa tersebut pada dasarnya
menunjukkan afirmasi dari Rasulullah saw.dalam penggunaan Al-Qur’an dan kemudian Hadis

sebagai sumber ajaran. Peristiwaini juga diperkuat dengan wasiat nabi kepada umat islam
untuk tidak melepaskan diridari Al-Qur’an dan Hadis.
Kedua sumber ajaran utama agama islam terdiri dalam sebuah urutan yangmenunjukkan
kekuatan posisi dari satu sumber atas sumber lainnya. Al-Qur’anmemiliki kekuatan atau
tingkatan yang lebih tinggi atas Hadis sebagai sumber ajaran.Pembahasan dan persepsi
mengenai Al-Qur’an dalam konteks sumber ajaran-punsudah lengkap dan mungkin hampir
tidak terdapat lagi perdebatan mengenai topik ini.

Berbeda dengan Al-Qur’an, Hadis sebagai sumber hukum dipandang denganpersepsi dan
pemahaman yang berbeda-beda. Secara etimologis Hadis memilikimakna berupa berita dan

5
Wafi Marzuqi Ammar; Ulumul Hadis I; Wastu Lanas Graphika; Surabaya 2012; Hal 14.
baru (khabar dan jadiid). Sedangkan secara terminologis,ahli hadis mendefinisikan hadis
sebagai sesuatu yang disandarkan pada Rasulullah saw. baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun taqrir (ketetapan). Namun, di sisi lainulama fikih memberi batasan tersendiri hanya
pada hal-hal yang bersangkutan hukum.
Pembatasan yang demikian memiliki implikasi yang cukup besarm. Dengan demikian,
maka hadis-hadis atau berita-berita mengenai perkataan dan perbuatan Rasulullahyang tidak
berkaitan dengan hukum bukanlah Hadis. Pemahaman mengenai perbedaan

persepsi yang demikian jika tidak disampaikan dengan baik tentu dapat menimbulkan gesekan
-gesekan tertentu bagi orang awam.
Kemudian, terdapat persepsi-persepsi dan pemahaman yang beririsan pula
mengenaiHadis, Sunnah, Atsar, dan Khabar. Perbedaan persepsi antara 4 hal berikut
merupakan sesuatuyang cukup menarik untuk dibahas, dan juga merupakan bukti mengenai
kayanya khazanahkeilmuan agama islam.
Antara Hadis dan Sunnah, terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya,walaupun
seringkali dua istilah tersebut dianggap sama. Pertama ialah secara etimologis Sunnah berarti
jalan yang dilalui, perilaku, dan juga dapat dimaknai sebagai tradisi. Kemudian Sunnah
memiliki ruang lingkup yang lebih luas, yaitu mencakup sifat-sifat nabi yang mencakup
sebelum masa kenabian hingga Nabi wafat.Pemahaman tersebut ialah pemahaman jumhur
ulama hadis.

Ulama ushul dan ulama fikih memiliki persepsi yang berlainan terkait Sunnah. Ulama ushul
mendefinisikan Sunnah dengan rumusan yang berkaitan dengan fungsi Rasulullah sebagai
penetap perundang-undangan terhadap manusia di luar Al-Qur’an. Ulama Fikih di lain sisi
mendefinisikan Sunnah sebagai segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah saw. Berupa
perkataan, perbuatan, atau taqrir berupa ketetapan dalam bentuk hukum taklif yang bukan
wajib. Uluma fikih mendefinisikan sunnah sebagai bentuk hukum dalam ibadah. Selain
persepsi antara Hadis dan Sunnah, terdapat juga beberapa bentukpemahaman terkait
Hadis, Khabar dan juga Atsar. Terdapat ulama yang menyamakanantara Hadis, Sunnah, dan
Khabar serta Hadis, Sunnah, dan Atsar. Namun kemudianterdapat pula ulama yang
membedakan, bahwa Khabar itu terbagi menjadi 2 (dua),yaitu Khabar yang datang dari
Nabi dan Khabar yang datang dari selain Nabi. Samahalnya dengan Khabar, Atsar dipahami
sebagian ulama sebagai sesuatu yangdisandarkan pada Sahabat dan Tabi’in saja.

Perbedaan-perbedaan yang demikian tentu dapat menimbulkan kebingungandan


perbedaan persepsi. Satu hal penting yang dapat disadari dari hadirnya perbedaan-
perbedaan tersebut ialah bahwa semangat untuk menimba ilmu harus terus diperbarui guna
meningkatkan pemahaman dan memperluas persepsi untuk mencapai lingkar pandang
dalam memahami agama Islam sebagai sebuah agama yang utuh.

D. Sumber-sumber ajaran islam


Sumber hukum islam yaitu:
1. Al – quran
yaitu sebuah kitab suci umat Muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu
Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Qur'an memuat kandungan-
kandungan yang berisi perintah, larangan, anjuran, kisah Islam,ketentuan, hikmah
dan sebagainya. Al-Qur'an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia
menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak
mulia Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah kejujuran dalam
perkataan dan perbuatan. Maka dari itulah, ayat-ayat Al-Qur'an menjadi landasan
utama untukmenetapkan suatu syariat.Dapat terlihat dari ayat ini, Allah SWT
berfirman Qs. Al-Baqarah/2: 2, yaitu:
‫ن‬
)٢( ‫للمتقي‬ ‫ذا لك الكتب لغريب فيه هدي‬
Artinya ; Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi merekayang

bertaqwa.Ayat di atas, menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk kebenaran


yang tidak diragukan lagi.

Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian


Alquran baik dari segi bahasa maupun istilah. Asy- Syafi'i misalnya mengatakan bahwa
Alquran bukan berasal dari akar kata apa pun, dan bukan pula ditulis dengan memakai
hamzah. Lafal tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah (firman Allah)
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara itu Al-Farra

berpendapat bahwa lafal Alquran berasal dari kata qarain jamak dari kata garinah yang
berarti kaitan; karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat Alquran itu satu
sama lain saling berkaitan Selanjutnya, Al-Asy'ari dan para pengikutnya mengatakan bahwa
lafal Alquran diambil dari akar kata qarn yang berarti menggabungkan sesuatu atas yang lain;
karena surat-surat dan ayat-ayat Alquran satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.6
2. Al-hadist
yaitu sumber hukum Islam yang kedua yakni segala sesuatu yang berlandaskan pada
Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan, perilaku, diamnya beliau.Di dalam Al-Hadist
terkandung aturan-aturan yang merinci segala aturan yang masih global dalam Al-
quran. Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan
sunnah, maka dapat berarti segala perkataan(sabda), perbuatan, ketetapan
maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum islam.

3.Ijtihad
Ijtihad para ulama merupakan sumber ajaran agama Islam setelah AlQuran dan
AlHadist di mana oleh karena pada AlQuran dan AlHadist tidak terdapat hukum atau
ajaran tersebut maka kemudian para ulama mengupayakan dengan cara berijtihad
yang telah memiliki syarat-syarat tertentu. Kata Ijtihad berarti " Usaha sungguh yang
dilakukan para ahli agama untuk mencapai suatu putusan atau kesimpulan hukum
syara' mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam AlQuran dan
Assunnah.7
yaitu sebuah usaha para ulama, untuk menentukan suatu putusan hokum islam,
yang beerdasarkan Al Quran dan hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad
SAW wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang sesuatu
hukum maupun perihal peribadatan. Macam- macam ijtihad :

6
Lihat subhi As salah, membahas Ilmu ilmu Al qur'an,(terj.) Pustaka Firdaus dari judul asli Mabahist fi ulum al-
qur'an, Jakarta:pustaka Firdaus,1991 ,cet. II, hlm .9.
7
Dani.k; Kamus Lengkap Bahasa Indonesia; Putra Harsa; Surabaya;2002; Hal 187.
a.Ijma’ merupakan kesepakatan seluruh ulama mujtahid (orang yang melakukan
ijtihad dan mempunyai kemampuan untuk ber-ijtihad dengan syarat-syarat
tertentu) pada satu masa setelah zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam
agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggungjawabkan adalah yang terjadi pada
zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat),dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin).
Karena setelah zaman mereka para ulama telah berpencar dan jumlahnya
banyak, dan perselisihan semakin banyak, sehingga tak dapat dipastikan bahwa
semua ulama telah bersepakat.
b.Qiyas merupakan sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Qur'an,Al-
Hadits dan Ijma’ adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada
dalil nashnya dalam Al-qur'an ataupun hadis dengan cara membandingkan
sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak diketahui hukumnya
tersebut. Artinya jika suatu nash telah menunjukkan hukum mengenai suatu
kasus dalam agama Islam dan telah diketahui melalui salah satu metode untuk
mengetahui permasalahan hukum tersebut.

Kemudian, ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu dalam suatu hal itu
juga, maka hukum kasus tersebut disamakan dengan hukum kasus yang ada nashnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai prinsip-prinsip kehidupan,ajaran mengenai


bagaimana seharusnya manusia dapat menjalankan kehidupannyadi dunia yang fana ini. Dan kita dapat
mempelajari islam tersebut dari sumberhukum pertama yaitu Al Quran, maupun hadist, ijma ataupun
qiyas.

B. Saran
Sebagai umat islam yang harus patuh terhadap perintah Allah SWT danmenjauhi segala
larangannya, maka sebaiknya kita harus terus menerusmemperbaiki diri dengan terus mempelajari
ajaran islam tersebut dari berbagaisumber yang pasti. Karna dunia hanyalah sebagai panggung
sandiwara dan kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad. Pendidikan Agam Islam.cet. ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006 Mujib, Abdul.
Ilmu Pendidikan Islam, cet. ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006

Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya. Semarang: Depag RI,1992 Ash Shiddieqy,

T.M. Hasbi, Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikma. Al Ghazali, Ihya' Ulum Al-Din,
Jilid III. Beirut: Dar al-Fikr, t.t

Anda mungkin juga menyukai