Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Oleh :

Raka Razzaq Firmansyah


P17333122064

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KSEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III CIMAHI


2022
ABSTRAK

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam bahasan “Karakteristik Ajaran Islam”.

Harapan saya ialah, semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat menciptakan makalah yang
lebih baik.

Kami akui masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini karena
pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan, kritik maupun saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

3
DAFTAR ISI

Abstrak…………………………………………………………………………... 2

Kata Pengantar…………………………………………………………………... 3

Daftar Isi………………………..………………………………………………… 4

BAB I Pendahuluan…………………………………………..…………………….
…...... 5

A. Latar Belakang…………………………………………...….………….... 5
B. Rumusan Masalah…………………………………………………........... 5
BAB II Pembahasan…………………………………………………………….
…………. 6

A. Pengertian Islam Menurut Ajaran……………………………….……… 6


B. Karakteristik Ajaran Islam………………………………………………. 7
C. Karakteristik Al quran……………………………………………….….. 10
D. Karakteristik Kafirin…………………………………………………….. 11
E. Karakteristik Munafiqin………….……………………………………… 13

BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………… 15

A. Kesimpulan………………………………………………………………... 15

Daftar Pustaka……………………………………….
…………………………………… 16

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari


agama-agama lainyya. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh
diharapkan dapat menyelamatkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai
bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisi yang belum
diketahui bagaimana cara mengatasinya.
Tidak mudah membahas karakterisitik ajaran islam, karena ruang lingkupnya
sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji
secara rinci semua karakteristik ajaran islam perlu di telusuri, mulai dari risalah
Allah terakhir dan menjadi agama yang di ridhoi Allah, untuk dunia dan seluruh
umat manusia sampai datangya hari kiamat.
Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan,
pendidikan, social, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu.
Karakteristik ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat
muslim dengan bersandarkan Al-Qur’an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu,
kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin
ilmu, dan berbagai macam ilmu khusus. Karakteristik ini banyak terdapat di
dalam sumber-sumber ajaran Al-Quran dan Al-Hadits. Maka dari itu kedua
sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap umat Islam sekaligus
menjadi sumber dari pembuatan makalah ini. Aspek-aspek sumber kehidupan ini
diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial,
politik, pekerjaan, kesehatan, dan disiplin ilmu untuk sepanjang masa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian islam menurut ajaran islam ?

2. Apa sajakah karakteristik ajaran islam ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Menurut Ajaran

Secara etimologi, kata islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama,
Yuslimu Islaman yang berarti keselamatan. Kata ini juga bias dibentuk dari
tiga susunan huruf yaitu sin, lam, dan mim. Dalam Al-Qur’an kata-kata yang
dibentuk dari huruf tersebut memiliki banyak makna yaitu :

1. As-salmu yang berarti damai yang termaktub dalam Al-Qur’an surah


Anfaal:61

‫آلعليم‬
ِ ‫للسلم فاجنحْ لها وت َو ك َل على آلَّ َّل إنه ه َو آاسميع‬
ِ ‫واِن جنحوا‬

Terjemah : “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka


condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui “.
i Aslama yang bermakna pasrah terdapat pada Al-Qur’an An-Nisa ayat
125, yang artinya adalah “ Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari
pada orang yang ikhlas menyerahkan diri kepda Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.

ii Saliim sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an Asy-Syu’ra ayat 89

iii Salamun yang berarti selamat, yang berada dalam Al-qur’am Surah
Maryam ayat 47.

6
Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari manusia, dan
bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama islam
diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam
terssebut kepada umat manusia. Dalam proses ajaran islam, nabi terlibat dalam
memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh prakteknya. Namun
keterlibatan inni masih dalam batas-batas yang dibolehkan tuhan. Dengan
demikian, secara istilah islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari
Allah SWT.

Kata islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari
golongan manusia dari suatu negeri. Kata islam adalah nama yang diberikan oleh
Tuhan sendiri. Hala demikian dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an
yang diturunkan oleh Allah SWT.

Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang


sepanjang srejarah manusia. Agama dari seluruh nabi dan rosul yang pernah
diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia.
Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi
Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dari yat-ayat yang
terdapat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk
orang yang berserah diri kepada Allah. Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa
meskipun para nabi tersebut telah meyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka
anut itu bukan bernama agama islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam,
tetapi agama yang mereka bawa namanya dikaitkan dengan nama daerah atau
nama penduduk yang menganut agama tersebut.
Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as misalnya, meskipun misinya penyerahan
diri kepada Allah (Islam), tetapi nama agama tersebut adalah Kristen, yaitu nama
yang dinisbahkan kepada Yesus Kristus sebagai pembawa agama tersebut, atau
agama Nasrani, yaitu naama yang dinisbahkan kepada tempat kelahiran Nabi Isa,
yaitu Nazaret.

7
B. Karakteristik Ajaran Islam

Karakteristik ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap
muslim dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Hadist. Dari berbagai sumber
tentang islam yang ditulis para tokoh, diketahui bahwa islam memiliki
karakteristik yang khas, yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam ajrannya.
Karakter tersebut anatara lain :

1. Dalam bidang akidah

Karakteristik Islam yang dapat dikeetahui melalui bidang akidah ini bahwa
akidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyaniki
daan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut
sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik
yang berdampak pada motivasi kerjaa yang tidak sepenuhnya didasarkan atas
panggilan Allah. dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh
melalui perantara.

Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai
Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat
syahadat yaitu menyatakan tiada Tuhan selain allah, dan bahwa Nabi Muhammad
sebagai utusan-Nya; perbuatan dengan amal sholeh. Akidah demikian itu
mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak adaa rasa dalam hati; atau
ucapan dimulut dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan
iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang
dikemukakan oleh yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.

2. Dalam bidang agama

Menurut Nurcholis Madjid dalam bukunya yang berjudul Islam Doktrin dan
Peradapan. Beliau berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang
agama, islam mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah
sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin untuk
dilawan atau diingkari. Dan islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas
mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik, untuk
hidup dan menjalankan ajran masing-masing dengan penuh kesungguhan.

8
Karakteristik ajaran islam dalam bidang gama tersebut disamping mengkui
adanya pluralism sebagai suatu kenyataan, juga mengkui adanya universalisme,
yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat
baik dan mengajak pada keselamatan. Dengan demikian, karakteristik ajaaran
islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaaf, tidak memaksakan,
dam saling menghargai kaarenaa dalam pluralisme agama tersebut terdapat unsur
kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.

3. Dalam bidang ibadah

Secara harfiah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan
dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Majeis Tarjih Muhammadiyah dengan agak
lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah
dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan
mengamalkan segala yang dizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang
khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diinkan oleh Allah. Allah
sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-
perinciannya, tingkat dan cara-cara yang tertentu.

Ibadah yang dibahas dalam bagiaan ini adalah dalam arti yang nomer dua,
yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam
urusan ibadah tidak boleh ada “kreatifitas”, sebab yang mengcreate atau
membentuk suatu ibadah dalam islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk Nabi
sebagai kesesatan. Bilangan sholat lima waktu serta tata cara mengerjakannya,
ketentusn ibadah haji dan tata cara mengerjakannya mislanya adalah termasuk
masalah ibadah yang tata cara dan mengerjakannyatela ditetapkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.

Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam
dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas
Tuhan sepenuhnya.

4. Dalam bidang pendidikan

Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki
atau prempuan dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan islam
memiliki rumusan yang jelas dalam tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan

9
lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dari
kandungan surat al-Alaq. Di dalam Al-Qur’an dapat djumpai berbagai metode
pendidikan, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi demonstrasi,
penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain
sebagainya.

5. Dalam bidang sosial

Karakteristik ajaran islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi


tolong menolong, saling menasihati, kesetiakawanan, kesamaan derajat,
tenggang rasa dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam
pandangan islam bukan ditentukan oleh nenek moyangya, kebangsaannya,
warna kulit, bahasa, jenis kelamin, dan lain sebagainya yang berbau rasialis.
Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang
ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.

6. Dalam bidang ekonomi

Karakteristik ajaran islam yang selanjutnya dapat dari konsepsinya dalam


bidang kehidupan yang harus dilakukan. Urusan di dunia dikejar dalam rangka
mengejar kehidupan akhirat, kehidupan akhirat dapat dicapai dengan dunia.
Pandangan islam mengenai kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam
ajaran fiqih yang menjelaskan bagaimana menjelaskan sesuatu usaha ataupun
ajaran islam mengenai berzakat juga dalam konteks berekonomi.

7. Dalam bidang kesehatan

Ciri khas islam selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai kesehatan.
Ajaran islam memegang prinsip pencegaham yang lebih dari pada penyembuhan.
Prinsip ini berbunyi alwiqayah khairmin al-‘laj. Untuk menuju pada upaya
pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin.
Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan
sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya.

8. Dalam bidang politik

Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah mentaati ulil amri
terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintah dan agama.
Dalam hal ini islam tidak menerangkan atau meyuruh ketaatan yang buta. Tetapi

10
menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan selektif, maksudnya adalah jika
pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntunan Allah SWT., dan Rasul-Nya
maka kita patut mentaatinya, tetapi jika pemimpin tersebut bersebelahan dan
bertentangan dengan kehendak Allah SWT., dan Rasul-Nya maka boleh dikritik
atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar denga cara-cara yang
persuasif. Dan jika pemimpin tersebut juga tidak meghiraukan, boleh saja untuk
tidak dipatuhi.

9. Dalam bidang pekerjaan

Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu,
terarah kepada pengabdian kepada Allah SWT., dan kerja yang bermanfaat bagi
orang lain. Untuk itu islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaaan, tetapi
pada kualitas manfaat kerja.

C. KARAKTERISTIK AL QURAN

Ketika Mu’adz bin Jabal ditugaskan Rosulullah SAW untuk memimpin suatu
wilayah, Rosulullah SAW bertanya kepadanya tentang apa yang akan
dilakukannya jika ia menemukan suatu persoalan. Mu’adz bin Jabal mengatakan
bahwa ia akan mencarinya terlebih dahulu dalam Alqur’an, kemudian Sunnah
dan baru kemudian jika tidak menemukan pada keduanya, ia akan berijtihad.

Berdasar pada hadis ini bisa disimpulkan bahwa yang menjadi sumber nilai
dalam Islam adalah Alqur’an, sunnah dan ijtihad.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dalam Qs 4/59 tersebut disebutkan bahwa jika kaum muslimin menemukan
suatu permasalahan maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT dan rosulNya,
secara tekstual ayat ini menyuruh kaum muslimin untuk mengembalikan seluruh
pesoalan yang dihadapinya kepada kalamullah yaitu Alqur’an dan as sunnah.

11
Sayyiid Quth dalam pengantar tafsirnya “fi dzilalil qur’an” menyebutkan
nilai penting kembali kepada Alqur’an sebagai berikut , “tiada kebaikan dan
kedamaian dimuka bumi ini, tiada kesenangan dan ketenangan bagi manusia,
tiada keberkahan, kesucian dan keharmonisan, melainkan dengan kembali kepad
Allah SWT. kembali kepada Allah SWT hanya memiliki satu bentuk dan jalan
yaitu mengembalikan semua kehidupan kepada manhaj Allah SWT yang telah
tertulis dalam kitabNya yang mulia, yaitu menjadikan kitab ini sebagai pengatur
didalam kehidupan dan berhukum kepadanya didalam semua urusannya. Jika ini
tidak dilakukan maka itu terjadilah kerusakan, kesengsaraan dan kejahiliyah di
muka bumi.

Alqur’an sebagia kitab suci dan konsumsi rohani untuk umat muslim yang
memiliki kemukjizatan yang tidak dimiliki oleh buku-buku buatan manusia.
Kemukjizatan itu adalah bahwa Alqur’an adalah pesan-pesan dari langit dan
rahasia-rahasia ghaib yang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman.
Karena itu bagi seorang mukmin Alqur’an akan menambah keilmuannya,
sehingga dengan kitab sama bagi orang kafir justru Alqur’an itu akan semakin
menambah ilmu mereka. Dari Alqur’an yang sama bisa melahirkan kepribadian
yang berbeda, ini karena Alqur’an bukan buku biasa, tetapi ia wahyu yang
memiliki mukjizat.

D. KARAKTERISTIK KAFIRIN

Kafir berasal dari kata kafaro yang artinya menyembunyikan, menutupi.


Secara istilah kafir adalah orang yang menutupi hatinya dan tidak mau menerima
kebenaran yang datang dari allah. Orang kafiir adalah seburuk-buruknya makhluk

Dalam praktik semasa rosulullah, orang kafir terbagi kedalam dua golongan yaitu
kafir ahli kitab dan kafir musyrikin. Kafir ahli kitab adalah ummat yang memiliki
kitab suci yang diturunkan para nabi tapi tidak maumengikuti amnhaj
kekhalifahan nabi tersebut, sedangkan kafir musyrikin yaitu orang-oorang yang
mempersekutukan allah dan tidak mengakui dinul islam.

12
Sifat orang orang-orang kafir adaalah sebagai berikut:

• Mengingkari nikmat yang telah diberikan allah sebagai nikmatNya (16/78-


83)

• Taqlid terhadaap kepercayaan dan ajaran neneek moyang (2/170-171)

• Mengambil sesembahan selain allah untuk ijadikan pelindung (19/77-81)

• Mempersekutukan allah dengan sesuatu yang lain (40/12)

• Diperingati atau tidak sama saja (2/6-7)

• Beriman sebagian dan kafir sebagian (4/150 2/85)

• Tidak berhukum dengan hukum (5/44)

• Menagmbil pertolongan dan perlindungan kepada thogut (2/257)

Kehinaan bagi orang kafir:

1. Hatinya mengeras sehinga tidak bisa lagi menerima hidayah allah (2/74
5/13) bahkan sekalipun malaikat turun kepada mereka dan orang mati berbicara
kepada mereka, mereka tetap menolak (6/111) 2/74

2. Allah menginci pendengaran, penglihatan, dan hati mereka sehingga alquran


tidak bisa menjadi konsumsi ruhani mereka (2/7)

3. Amal-amalnya laksana fatamorgana ditaanh yang datar 24/39

4. Mendapat azab allah di akhirat dan kekal selama-lamanya di neraka (3/106


64/10 4/56 ) 3/106

Khalifah Abu Bakar dalam tahun pertama pemerintahannya menyebutkan


bahwa sekalipun rosulullah pernah mengatakan untuk menjaga harta orang yang
pernah mengucapkan kalimat syahadat, memutuskan untuk memerangi orang
yang menolak membayar zakat kepada pemerintahannya. Abu Bakar beranggap
sekalipun mereka melakukan sholat jiaka mereka menolak zakat maka mereka
harus pula diperangi, sebab pada hakikatnya mereka telah kembali kepada
kekufuran.

13
E. KARAKTERISTIK MUNAFIQIN

“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan
Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati
mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Q.S. Al-Baqarah: 8-10)

Dalam kehidupan ini tidak sedikit manusia yang menampakkan sesuatu


secara lahiriah tetapi bertolak belakang dengan kondisi batiniahnya.

Seperti digambarkan pada ayat di atas. Ada orang-orang yang menyatakan


diri sebagai orang yang beriman, padahal sesungguhnya hati mereka ingkar dan
menolak untuk beriman. Mereka ini dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan
istilah munafiq. Kata munafiq merupakan kata benda pelaku (isim fail) yang
berasal dari kata nafaqa, yang berarti masuk ke dalam agama dari satu pintu dan
keluar darinya melalui pintu lain. Kata nafaqa dengan berbagai bentuknya yang
menunjukkan makna kemunafikan disebut sebanyak 37 kali dalam al-Qur’an.

Jika kita cermati rangkaian ayat di atas, maka akan kita jumpai karakter
orang-orang munafik, serta sebab yang melatarbelakangi lahirnya karakter
tersebut.

Redaksi yang menyatakan bahwa ada orang-orang yang menyatakan diri


sebagai orang yang beriman, padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-
orang yang beriman, menunjukkan bahwa di antara karakter orang-orang munafik
adalah tidak sesuainya antara pengakuan dan kenyataan, berseberangannya antara
ucapan dan tindakan, serta bertolak belakangnya antara lisan dan hati.

Singkatnya, orang-orang munafik (hipokrit) adalah mereka yang memiliki ‘dua


wajah’ atau berkepribadian ganda. Di satu sisi mereka tampak begitu baik
perangainya, tetapi di sisi lain, sesungguhnya mereka sangat buruk perilakunya.

Orang-orang munafik adalah mereka yang mengenakan topeng kebaikan


untuk menutupi keburukan dirinya. Mereka tampakkan sikap bersahabat, padahal
sesungguhnya mereka sedang berusaha untuk menyembunyikan sikap kebencian
dan permusuhan.

14
Rasulullah Saw. memberikan gambaran kriteria tentang karakter orang-orang
munafik melalui sabdanya, “Tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara
dusta; jika berjanji dia mengingkari; dan jika dipercaya berkhianat.” (HR.
Muslim)

Selain ketiga sifat yang disebutkan Rasulullah Saw. tersebut, al-Qur’an


dalam surat an-Nisa’: 143 menegaskan bahwa sikap lain dari orang-orang
munafik itu adalah tidak memiliki pendirian yang teguh, mudah goyah dan
gampang terombang-ambing (mudzabdzab). Mereka adalah tipikal oportunis,
yang hanya mementingkan diri sendiri. Karena tidak memiliki pendirian yang
tetap, maka orang-orang munafik sulit menjalin hubungan persahabatan sejati
dengan orang lain. Mereka tidak jarang mengkhianati dan mengorbankan orang
lain demi kepentingan dirinya sendiri.

Dalam konteks sejarah peradaban Islam masa Rasulullah Saw., orang-orang


munafik inilah yang menghancurkan Islam dari dalam. Karena, mereka adalah
orang-orang yang sangat sulit dideteksi keberadaannya. Mereka biasa berkumpul
bersama Rasulullah dan para sahabat. Tetapi, mereka tidak sepenuh hati
mengikuti ajaran Rasulullah. Mereka inilah yang seringkali membocorkan rahasia
yang telah disepakati oleh Rasulllah dan para sahabat.

Sejarah mencatat, Abdullah bin Ubay adalah salah satu tokoh munafik yang
sengaja masuk ke dalam tubuh umat Islam untuk menghancurkan Islam dari
dalam.

Adapun sebab-sebab lahirnya sikap munafik di sebutkan oleh al-Qur’an


dalam rangkaian ayat selanjutnya, yaitu adanya penyakit di dalam hati orang-
orang tersebut. Adapun penyakit yang dimaksud oleh ayat tersebut menurut Ibn
Aslam, sebagaimana dikutip oleh Muhammad ‘Ali Al-Shabuni dalam Shofwat al-
Tafasir, adalah penyakit dalam agama, bukan penyakit fisik, yaitu keraguan
dalam beragama. Karena keraguan yang mereka pelihara tersebut, maka Allah
tambahkan kesesatan dalam diri mereka. Hingga akhirnya mereka benar-benar
tersesat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber
pada wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari manusia, dan bukan pula
berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama islam diakui
sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam terssebut
kepada umat manusia.

Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang


sepanjang srejarah manusia. Agama dari seluruh nabi dan rosul yang pernah
diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia.
Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi
Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dari ayat-ayat yang
terdapat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk
orang yang berserah diri kepada Allah. Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa
meskipun para nabi tersebut telah meyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka
anut itu bukan bernama agama islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam,
tetapi agama yang mereka bawa namanya dikaitkan dengan nama daerah atau
nama penduduk yang menganut agama tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. Metedeologi Study Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1998.

Razak, Nasruddin. Dienul Islam : Penafsiran Kembali Islam Sebagai Suatu Aqidah
dan Way Of Life. Jakarta : Al-Ma’rif, 1989.

Madjid, Nur Cholis. Islam: Doktrin dan Peradapan. Jakarta: Paramida,2008

17

Anda mungkin juga menyukai