Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM

ISLAM, MORAL DAN KEMANUSIAAN

Dosen pengampu: Jamaluddin, M.Pd.

Disusun oleh:

Muhammad Nazarudin (12209013)

Putri Salsabila (12209014)

Ummi Nurfannisa (12209018)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDING ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Islam, Moral dan
Kemanusiaan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Studi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan penulisnya. Kami tau makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Permasalahan ...................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Islam................................................................................................................................ 5
B. Moral ............................................................................................................................... 7
C. Kemanusiaan ................................................................................................................... 9
D. Hubungan Antara Islam, Moral dan Kemanusiaan ....................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang hadir di muka bumi ini untuk menyampaikan
ajaran-ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia. Islam
diketahui memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama
yang datang sebelumnya. Ajaran-ajaran islam perlu dipahami melalui jalan yang
praktis karena fungsi agama ini adalah untuk memberikan solusi-solusi yang terbaik
atas segala problema sosial yang ada dalam masyarakat.
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti kebiasaan atau cara
hidup. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi (Gunarsa, 1986). Moral merupakan kaidah norma dan
pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat
(Shaffer, 1979). Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang
didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk. Moral yang
membedakan manusia dengan makhluk Tuhan yang lainnya dan menempatkan
pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Kemanusiaan menurut KBBI adalah (1) sifat-sifat manusia (2) sebagai
manusia perasaan kita senantiasa mencegah kita melakukan tindakan terkutuk (3)
sifat-sifat yang layak bagi manusia pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Islam, Moral dan Kemanusiaan?
2. Apa hubungan antara Islam, Moral dan Kemanusiaan?
3. Bagaimana Moral dan Kemanusiaan menurut ajaran Islam?
C. Tujuan Permasalahan
1. Mengetahui apa itu Islam, Moral dan Kemanusiaan.
2. Mengetahui hubungan Islam, Moral dan Kemanusiaaan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Islam
Secara etimologis (asal-usul kata) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima
yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri
atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

ࣖ َ‫ع َل ْي ٰه ْم َو ََل هُ ْم َيحْزَ نُ ْون‬


َ ‫ف‬ ٰ ‫َب ٰلى َم ْن اَ ْس َل َم َوجْ َههٗ ٰ ه‬
ٌ ‫ّلِل َوه َُو ُمحْ ٰس ٌن فَ َلهٗ ٓٗ اَج ُْر ٗه ٰع ْن َد َر ٰب ٖۖه َو ََل خ َْو‬

“Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat
baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka
dan mereka tidak bersedih hati” (QS. Al-Baqarah :112).

Secara terminologis dapat dikatakan islam adalah agama wahyu berintikan


Tauhid atau ke Esaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana dan
kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Ajaran-ajaran Islam perlu dipahami melalui jalan praktis karena fungsi agama
ini adalah untuk memberikan solusi-solusi yang terbaik atas segala problema sosial
yang ada dalam masyarakat.

Islam sebagai agama moral, kaya akan konsep-konsep, baik terkait dengan
ketuhanan maupun kemanusiaan, konsep relasi yang sehat secara vertikal dan
horizontal, seperti konsep tauhid, keadilan, persamaan, toleransi, dan sampai yang
terkait dengan kebersihan. Konsep-konsep ini diturunkan dan disyariatkan adalah
sebagai ajaran moral demi terciptanya relasi yang sakral vertikal antara manusia dengan
Tuhannya dan relasi harmonis, dinamis, dan konstruktif fungsional horizontal yang
duniawi antara manusia dengan manusia, serta dengan seluruh makhluk dimuka bumi
ini.

1. Ruang lingkup agama Islam


Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar yang sama dengan kata
salam yang berarti “damai”. Kata Muslim (sebutan bagi pemeluk agama islam) juga
berhubungan dengan kata islam, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri
kepada Allah” dalam bahasa indonesia. Islam adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah SWT. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Allah SWT). Pengikut ajaran islam dikenal dengan
sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan”, atau lebih
lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimah bagi perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para
Nabi dan Rasul-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi
Muhammad SAW merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus kedunia oleh
Allah SWT.
2. Sumber Ajaran
Sumber ajaran islam yang utama adalah Al-Qur’an dan Hadits (As-Sunnah).
Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun
610 M hingga wafatnya beliau pada tahun 632 M. Walau Al-Qur’an lebih banyak
ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut islam pada
masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan. Namun secara
umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur’an yang ada saat ini, pertama
kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3)
yang berkisar antara 650 hingga 656 masehi. Utsman bin Affan kemudian
mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini keseluruh penjuru kekuasaan islam
pada masa itu dan memerintahkan agar semua yang selain versi itu dimusnahkan
untuk keseragaman. Versi ini dikenal dengan nama Mazhab Utsman.
Nabi Muhammad SAW dipercayai sebagai Nabi terakhir dalam ajaran
islam, dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat
disebut sebagai seorang muslim (yang tercantum dalam syahadat). Dalam islam
Nabi Muhammad SAW tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru,
melainkan merupakan penutup dari rangkaian Nabi-nabi yang diturunkan
sebelumnya. Terlepas dari statusnya sebagai seorang Nabi, Nabi Muhammad SAW
dalam pandangan islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan
perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari sseorang
muslim. Oleh karena itu dalam islam dikenal dengan istilah hadits, yakni kumpulan
perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Nabi Mmuhammad
SAW.
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi
islam, yang dimaksud perkataan adalah perkataan dari Nabi Muhammad SAW.
Namun sering kali kata ini mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan
dengan Sunnah sehingga berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan,
maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum dalam agama. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama islam memiliki
kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum setelah Al-Qur’an.
B. Moral
Secara etimologis moral berasal dari bahasa Belanda moural yang berarti
kesusilaan dan budi pekerti. Menurut W.J.S. Poerwadarminta moral berarti “ajaran
tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan.
Menurut imanuel kant [2] moral adalah kesesuaian sikap dan perbuatan kita
dengan norma/hukum batiniah kita, yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban
kita. Moral akan tercipta apabila kita mentaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu
membawa akibat yang menguntungkan kita atau lantaran takut pada kuasa sang
pemberi hukum, melainkan kita sendiri menyadari bahwa hukum itu merupakan
kewajiban kita.
Imanuel kant membagi moral menjadi 2:
1. Moralitas heteronom yaitu, sikap dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan.
Bukan karena kewajiban, melainkan karena sesuatu berasal dari luar kehendak
sipelaku itu sendiri. Tindakan ini menurut kant, menghancurkan nilai moral. Tidak
ada yang lebih mengerikan dari pada tindakan seseorang yang harus tunduk kepada
kehendak orang lain.
2. Moralitas otonom yaitu, kesadaran manusia akan kewajibannya yang ia taati
sebagai sesuatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal baik untuk
dilakukan. Prinsip ini merupakan prinsip tertinggi moralitas, sebab berkaitan
dengan kebebasan, hal yang sangat hakiki dari tindakan makhluk rasional/manusia.

Menurut Al-Ghazali [3] istilah moral adalah akhlak. Menurutnya, akhlak adalah
perilaku jiwa, yang dapat dengan mudah melahirkan perbuatan-perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila perilaku tersebut mengeluarkan
beberapa perbuatan baik dan terpuji, baik menurut akal maupun tuntunan agama,
perilaku tersebut dinamakan akhlak yang baik. Apabila perbuatan yang dikeluarkan
jelek, maka perilaku tersebut dinamakan akhlak yang jelek.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menyebutkan tiga puluh empat hadist yang
melandasi ajaran moral ini. Di antaranya adalah: Ketika Rasulullah ditanya oleh
Sahabat, "Amal apakah yang paling utama (wahai Rasulullah ), (Nabi menjawab)
akhlak yang baik Wahai Rasulullah, "Iman kaum mukminin yang bagaimanakah yang
paling utama itu ?", Rasulullah menjawab, 'Yang paling baik budi pekertinya,

1. Landasan Moral :

a. Allah SWT berfirman :

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS: al-Qalam:
4)

Berbuatlah baik kepada (orang lain) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu.
(QS. Al-Qashash: 77)

b. Nabi Muhammad SAW bersabda :

Tidaklah aku diutus kecuali hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
(HR. Bukhari, Ahmad dan Baihaqi).

3. Islam dan Moral


Islam adalah agama moral yang memiki fungsi sebagai “jalan kebenaran”
untuk memperbaiki kehidupan sosial umat manusia. Memahami Islam secara
substantif akan menjadi panduan universal dalam tindakan moral. Islam tidak hanya
sebatas ritual ibadah saja, tapi perlu juga dimaknai secara lebih luas, yaitu
bagaimana usaha kita menjadikan Islam sebagai panduan moral yang murni.
Menurut Kant, Agama adalah pengakuan kewajiban-kewajiban kita sebagai
peritah ilahi. Agama adalah pertama-tama dan terutama soal moralitas, dan
agamalah yang mengadaikan moralitas. Agar kebaikan moral manusia dengan
kebahagiaan sempurna itu berhubungan. Kita harus menerima adanya 3 postulat ini:
kebebasan kehendak, immortalitas jiwa, adanya Allah. Kita mesti meyelaraskan diri
dengan kehendak dan perintah Allah yang sempurna secara moral itu.

3. Pesan Moral

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah“.[4].
Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda: ”sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq”. Hadits ini secara tegas menyatakan bahwa Allah mengutus
nabi Muhammad SAW adalah untuk menegakkan akhlaq. Dari sini dapat ditarik sebuah
pemahaman yang lebih luas bahwa Allah mengutus para nabi dan rasul-Nya tidak lain
adalah untuk menegakkan akhlaq atau moral manusia. Untuk memperlancar tugas suci
ini Allah memberikan tuntunan melalui wahyu yang kemudian disebut dengan kitab
suci. Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir dituntun dan dibantu dengan Al-
Quran sebagai panduan yang dalam konteks ini adalah sebagai kitab pokok tuntunan
moral, bukan karya ilmiah, bukan juga kitab hukum, tidak juga kitab politik, pun juga
bukan kitab ekonomi dan lain sebagainya. Pesan dasarnya adalah bahwa semua
kegiatan tersebut harus dilakukan sesuai dengan pesan moral agama yang terdapat
dalam ayat-ayat tersebut.

C. Kemanusiaan
Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling
sempurna dari makhluk – makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang
membedakan manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran
untuk melakukan segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang
paling sempurna dari seBmua makhluk cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu
keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran / norma-norma yang obyektif, dan tidak
subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.

1. Islam dan Kemanusiaan

Iman (orientasi ketuhanan) harus diikuti dengan amal shaleh (orientasi


kemusiaan). Yang disebut kebaikan adalah ketika keimanan dan aksi sosial
dilaksanakan sejalan [5]. Maka dimensi keimanan tidak akan ada artinya jika tidak
diikuti dengan amal. Jika keimanan terkait dengan hubungan manusia dengan
Tuhan, maka amal shaleh adalah hubungan dengan sesama manusia sebagai wujud
kongkrit dari keimanan. Islam meletakkan kaidah-kaidah yang akan menjaga
hekekat kemanusiaan tersebut dalam hubungan antar individu atau antar kelompok.

Azas-Azas kemanusiaan itu antara lain:

a. Saling meghormati dan memuliakan


Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling menghormati sesama
umat muslim tanpa memandang jenis suku, warna kulit, bahasa da
keturunannya. Bahkan Islam mengajarkan untuk menghormati manusia
walaupun telah menjadi mayat.
b. Menyebarkan kasih sayang
Ini merupakan eksplorasi dari risalah Islam sebagai ajaran yang utuh,
karena dia datang sebagai rahmat untuk seluruh alam. Maka Nabi SAW
bersabda: “Tidak akan terlepas kasih sayang kecuali dari orang-orang hina”.
c. Keadilan
Dan islam menjadikan berlaku adil kepada musuh sebagai hal yang
mendekatkan kepada ketaqwaan (QS. Al-Maidah :8). Keadilan menjadi
komponen utama dan keharusan diwaktu aman bahkan dalam keadaan perang
sekalipun. Islam tidak hanya menyuruh berbuat adil, tapi juga mengharamkan
kezaliman dan melarangnya dengan keras.
d. Persamaan
Persamaan sangat ditekankan khususnya dihadapan hukum. Faktor yag
membedakan antara satu orang dengan yang lain adalah taqwa dan amal shaleh,
(iman da ilmu). (QS. Al Hujurat:13). Sesama muslim memiliki perlakuan yang
sama, tak ada perbadaan perlakuan antara muslim yang satu dengan muslim
yang lain. Membalas suatu kebaikan dengan kebaikan yang sama atau lebih baik
adalah tuntutan setiap masyarakat yang menginginkan hubungan harmonis antar
anggota-anggotanya. Firman Allah SWT:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri .......“(QS. Al-
Israj:7)
e. Berlapang dada & toleransi (tasamuh).
Makna tasamuh adalah sabar menghadapi keyakinan-keyakinan orang
lain, pendapat-pendapat mereka dan amal-amal mereka walaupun bertentangan
dengan keyakinan dan batil menurut pandangan, dan tidak boleh menyerang dan
mencela dengan celaan yang membuat orang tersebut sakit dan tersiksa
perasaannya. Azas ini terkandung dalam banyak ayat Al-Qur’an diantaranya
“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah,
yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa
ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia
mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan”. (QS. Al-An’am:108).
f. Saling tolong menolong.
Islam tidak sekedar mengesahkan azas ini sebagai azas dalam hubungan
antar manusia, tapi lebih jauh lagi Islam menentukan bahwa hamba selamanya
bergantung kepada pertolongan Allah SWT, dia mengakui hal ini atau pun tidak
mengakuinya. Dan Islam mengaitkan pertolongan ini dengan saling tolong
menolong hamba antar mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dan Allah
selalu menolong seseorang selama orang tersebut selalu menolong saudaranya”.
(HR. Muslim).
g. Menepati janji.
Melanggar janji merupakan satu tanda dari kemunafikan. Nabi SAW
bersabda: “Tanda orang munafik itu ada tiga; bila berbicara dia berbohong, bila
berjanji dia melanggarnya dan bila diberi amanat dia mengkhianatinya”. (HR.
Muslim).
D. Hubungan Antara Islam, Moral dan Kemanusiaan
Kondisi bangsa Indonesia yang dilanda krisis berkepanjangan membuat orang
mengharap “sumbangan riil” dalam segi agama sehingga agama bisa hadir membawa
kesejukan ditengah badai krisis yang luar biasa derasnya. Agama harus dapat
“dibumikan” dan tidak boleh dibiarkan “mengawang-ngawang” tanpa bisa dijangkau
oleh pemeluknya. Karena pada kenyataannya banyak manusia merasa terasing dari
kehidupan real yang dihadapi. Problem kemanusiaan seperti ini tentu saja
membutuhkan kehadiran agama untuk memberikan jawaban. Dalam konteks inilah kita
perlu membumikan pesan-pesan “langit” yang hadir melalui wahyu tersebut. Sebab,
agama seharusnya tampil dengan dimensi kemanusiaannya agar agama tidak hanya
hadir dalam bentuk ritual-ritual simbolik dan memiliki ketegasan dalam melakukan
pembelaan terhadap kemanusiaan. Dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa Islam
dihadirkan oleh Allah SWT sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta.
Kita tentu saja tidak bisa membuat agama berpihak pada manusia tanpa
memahami bahwa agama diciptakan untuk manusia, bukan untuk Tuhan. Tuhan tidak
butuh pembelaan, penyembahan, bahkan Dia tidak butuh apapun kecuali dirinya
sendiri. Manusialah yang membutuhkan agama sebagai jalan keselamatan dan
kesejahteraan. Andaikan seluruh rakyat Indonesia maupun seluruh manusia didunia ini
ingkar kepada Allah SWT, itu tidak akan membuat kekuasaan-Nya berkurang. Allah
SWT tetap maha kuasa dengan atau tanpa penyembahan dari manusia.
Terakhir, mari kita mulai memaknai dimensi kemanusiaan agama dengan
memandang realitas secara objektif. Jika kita hendak menolong orang lain, kita tentu
saja tidak perlu menayakan apa agama dan keyakinannya. Karena kehadiran Islam,
bukan hanya untuk umat Islam saja, melainkan menjadi Agama pembawa kasih sayang
bagi semesta.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah Agama yang hadir di muka bumi ini untuk menyampaikan ajaran–
ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia. Moral dari bahasa
Belanda moural, yang berarti kesusilaan, budi pekerti. Kemanusiaan menurut KBBI
adalah (1) sifat-sifat manusia (2) sebagai manusia. perasaan kita senantiasa mencegah
kita melakukan tindakan terkutuk (3) sifat-sifat yang layak bagi manusia pada
umumnya.
Agama harus dapat “dibumikan” dan tidak boleh dibiarkan “mengawang-
ngawang” tanpa bisa dijangkau oleh pemeluknya. Fungsi agama adalah untuk
memberikan solusi – solusi yang terbaik atas segala problema sosial yang ada dalam
masyarakat. Islam sebagai panduan moral yang murni. Dalam islam kita diajarkan
untuk berbuat kebajikan kepada sesama umat manusia.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 90:
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran. (QS. An Nahl. Ayat 90).
Islam adalah agama moral yang memiki fungsi sebagai “jalan kebenaran” untuk
memperbaiki kehidupan sosial umat manusia. Memahami Islam secara substantif akan
menjadi panduan universal dalam tindakan moral. Islam tidak hanya sebatas ritual
ibadah saja, tapi perlu juga dimaknai secara lebih luas, yaitu bagaimana usaha kita
menjadikan Islam sebagai panduan moral yang murni.

Jika keimanan terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhan, maka amal
shaleh adalah hubungan dengan sesama manusia sebagai wujud kongkrit dari
keimanan. Islam meletakkan kaidah-kaidah yang akan menjaga hekekat kemanusiaan
tersebut dalam hubungan antar individu atau antar kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Al – Maududi, Abdul A’la. 1975. Prinsip – Prinsip Islam. Bandung: PT. Al Ma’arif

LPPSDM BKPRMI. 2000. Menuju Pengertian Islam. Surabaya: LPPSDM BKPRMI

……………………. 2000. Akhlaq. Surabaya: LPPSDM BKPRMI

Hardiwardoyo, Purwa. 1990. Moral dan Masalahny. Yogyakarta: Kanisius

Murad, Khurram, dkk. 1989. Prinsip - Prinsip Pokok Islam. Jakarta: Rajawali Pres.

Muhammad, Thaha. 2003. Intisari ajaran Islam. Bandung: Irsyad Baitus Salam

Tjahjadi, Simon Petrus Lili. 1991. Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika
dan Imperatif. Kategoris. Yogyakarta: Kanisius

Held, Virginia. 1991. Etika Moral Pembenaran Tindakan sosial. Jakarta: Erlangga

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198153-pengertian-
moral/#ixzz2Fb6jRLAF

http://kamusbahasaindonesia.org/kemanusiaan/mirip#ixzz2FbClJfx8

Anda mungkin juga menyukai