Anda di halaman 1dari 9

ISLAM NORMATIF

(makalah)

Disusun Untuk Memenuhi Metode Studi Islam

Dosen Pengampu : Giman Bagus Pangeran,M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA NPM

Ahmad Abdul Aziz 23300009

Nur Laila Alfia Rohmah 23300004

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DARUL ISHLAH

TULANG BAWANG

2023

iii
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ‘’islam normatif’’.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang telah di berikan pada mata kuliah Metode Studi Islam. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang islam normatif dan historis
bagi para pembaca dan juga kami.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna, baik dari segi teknik penyajian maupun dari segi materi. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan bersifat
membantu makalah ini menjadi sempurna. Demikian makalah ini dibuat dan
pembaca diharapkan terbantu dengan adanya makalah ini.

Tulang Bawang, 3 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
C. TUJUAN.............................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
A. Pengertian Islam Normatif..................................................................................2
B. Unsur-unsur penting islam...................................................................................4
BAB III...........................................................................................................................5
PENUTUP......................................................................................................................5
A. KESIMPULAN................................................................................................... 5
B. SARAN................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam wacana studi Agama kontemporer, fenomena keberagamaan


manusia dapat dilihat dari berbagai sudut pendekatan. Ia tidak lagi hanya
dilihat dari sudut dan semata-mata terkait dengan normativitas ajaran
wahyu, meskipun fenomena juga dapat dilihat dari sudut dan terkait erat
dengan historisitas pemahaman dan interpretasi orang-perorangan atau
kelompok-berkelompok terhadap norma-norma ajaran agama yang
dipeluknya, serta model-model amalan dan praktek-praktek ajaran agama
yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya
normativitas ajaran wahyu dibangun, diramu, dibekukan dan ditelaah lewat
pendekatan doktrinal-teologis, sedang historisitas keberagamaan manusia
ditelaah lewat berbagai sudut pendekatan keilmuan sosial-keberagamaan
yang bersifat multi dan interdisipliner, baik lewat pendekatan historis,
filosofis, psikologis, sosiologis, kultural maupun antropologis.
Pendekatan dan pemahaman terhadap fenomena keberagamaan yang
bercorak normatif dan historis tidak selamanya akur dan seirama. Hubungan
antara keduanya seringkali diwarnai dengan tension atau ketegangan, baik
yang bersifat kreatif maupun destruktif.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Islam Normatif?


2. apa sajakah unsur-unsur penting islam?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian islam normatif


2. Mengetahui unsur-unsur penting islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Normatif

Secara etimologis, “Islam” berasal dari bahasa Arab, diderivasikan


dari “salima” yang berarti “memelihara dalam keadaan yang selamat
sentosa”, dan juga berarti “menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat”. Kata
“aslama” itulah yang menjadi kata pokok dalam “Islam”, mengandung
segala arti yang ada dalam arti pokoknya. Dari pengertian leksikal ini berarti
semua benda dan semua manusia, bisa disebut Islam, sebab mereka selalu
taat, patuh dan menyerah kepada Allah (sunnatullah).
Allah juga menegaskan bahwa siapa saja yang memeluk agama
selain Islam tidak akan diterima (QS.3:85), karena itu tentulah para nabi
membawa dan memeluk agama ini, karena Islam memang diperuntukkan
bagi segenap manusia. Ajaran Islam itu, oleh karenanya merata, mengatur
manusia dalam segala seginya, bukan semata mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya (alam semesta)
Kata Islam mengandung arti atau makna yang bermacam-macam,
tetapi mengandung kesatuan makna. Sebagaimana dapat dipahami dan
direnungkan dalam uraian ini.
Pertama, “ Islam” berasal dari kata al-salamu, al- salmu, as-silmu
yang berarti menyerahkan diri, pasrah, tunduk dan patuh. Dengan demikian
“Islam” mengandung sikap penyerahan diri, pasrah, tunduk, dan patuh dari
manusia terhadap Tuhannya atau makhluk terhadap Kholik nya, Tuhan yang
Maha Esa. Sikap tersebut tidak hanya berlaku bagi hamba-Nya (manusia),
tetapi merupakan hakikat dari seluruh alam, sikap penyerahan diri, pasrah,
tunduk, dan patuh ciptaan (makhluk) kepada penciptanya (Khalik). Langit
dan bumi (benda-benda mati) adalah taat, patuh, dan pasrah (Islam) kepada
Tuhan (QS. Fushshilat: 11).

2
Kedua, “Islam” berasal dari kata al-silmu atau al-salmu, yang berarti
damai dan aman. Dan hal ini mengandung makna bahwa orang yang
ber-Islam berarti, orang yang masuk dalam perdamaian, dan keamanan, dan
seorang muslim adalah orang yang bikin perdamaian dan keamanan dengan
Tuhan, manusia, dirinya sendiri, dan alam.
Damai dengan Tuhan berarti tunduk dan patuh secara menyeluruh
kepada kehendaknya. Damai dengan manusia tidak hanya berarti
meninggalkan perbuatan jelek dan tidak menyakitkan orang lain, tetapi juga
berbuat baik kepada orang lain, karena manusia tidaklah terlepas berbuat
baik dan ketergantungan kepada orang lain.
Damai dengan dirinya sendiri berarti selalu memelihara diri dan
menjaganya dari berbagai macam ancaman dan siksaan atau penderitaan,
apakah berupa penyakit (jasmani maupun rohani), dan atau lain-lainya.
Sedangkan damai dengan alam berarti memelihara, memakmurkan, dan
memberdayakan alam, serta memanfaatkannya, selaras dengan sifat dan
kondisi dari alam itu sendiri, dan tidak merusaknya atau melanggar
hukum-hukum alam (Sunnatullah).
Ketiga, “Islam” berasal dari kata as-salmu, as-salmu dan salamtu,
yang berarti: bersih dan selamat dari kecacatan lahir batin, pengertian ini
dapat dipahami dari firman Allah dalam QS. Al-syu’ara: 89, manusia terdiri
dari 2 substansi, yaitu jasad dan ruh. Selama manusia senantiasa menjaga
diri dan memelihara fitrahnya serta pilihannya mengarah kepada diri dan
memelihara fitrahnya, serta pilihannya mengarah kepada pilihan pahalanya,
maka dia akan bersih dan selamat dari kecacatan-kecacatan lahir maupun
batin, dan selamat dunia akhirat. Sebaliknya kalau manusia dalam
perjalanan hidupnya menyimpang dari fitrahnya, dan pilihan hidupnya
mengarah pada pilihan buruknya (dosa), maka dia akan sengsara, tidak
selamat, dan tidak bahagia hidupnya lahir batin dunia akhirat.

3
B. Unsur-unsur penting islam

Sebagai agama yang terakhir dan lengkap, Islam memiliki


unsur-unsur penting yaitu:
1. Kepercayaan kepada kekuatan gaib sebagai tempat berlindung dan
memohon. Oleh karena itu manusia merasa harus mengadakan hubungan
baik dengan kekuatan gaib ini. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan
mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Keyakinan, bahwa kesejahteraan manusia di dunia ini dan hidupnya di
akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang
dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan
kebahagiaan yang dicari akan hilang.
3. Adanya respon yang bersifat emosional dari manusia kepada kekuatan
gaib. Respon ini mengambil bentuk pengabdian dan ibadah kepada-Nya.
4. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan
gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran agama bersangkutan dan
dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
Pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang
agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya
belum terdapat penalaran pemikiran manusia.
Pendekatan normatif dalam memahami Agama secara harfiah dapat
diartikan sebagai upaya memahami Agama dengan menggunakan kerangka
Ilmu ke-Tuhan-an yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik
dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan
dengan lainnya.

4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara etimologis, “Islam” berasal dari bahasa Arab, diderivasikan


dari “salima” yang berarti “memelihara dalam keadaan yang selamat
sentosa”, dan juga berarti “menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat”. Kata
“aslama” itulah yang menjadi kata pokok dalam “Islam”, mengandung
segala arti yang ada dalam arti pokoknya. Dari pengertian leksikal ini berarti
semua benda dan semua manusia, bisa disebut Islam, sebab mereka selalu
taat, patuh dan menyerah kepada Allah (sunnatullah).

Pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang


agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya
belum terdapat penalaran pemikiran manusia.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari


bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Kami
sebagai penyusun makalah minta maaf yang sebesar-besarnya, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu, kami membutuhkan
kritik dan saran yang dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
makalah yang kami susun bermanfaat bagi kita semua, amin.

5
DAFTAR PUSTAKA

Amin Abdullah. 2002. Studi Agama Normativitas atau Historisitas.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yusuf Al-Qardhawi. 2001. Karakteristik Islam Kajian Analitik. Surabaya:
Risalah Gusti.
Amin Abdullah. 2012. Islamic Studies.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai