Anda di halaman 1dari 12

ISLAM

(MAKNA DAN PENGERTIAN ISLAM, SERTA HUBUNGANNYA DENGAN


FITRAH, IMAN DAN IHSAN)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Mata Kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pengampu: Dra. Halimah, SM. M. Ag.

Disusun oleh:

Rifqi Favian: 11190340000111

Muhammad Aulia: 11190340000192

Fuad Siroj: 11190340000117

Asep Jamaluddin: 11150340000267

Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayah-Nya kita dapat menuntut ilmu dan mendalami segala ayat-Nya. Sholawat
beriring salam, tercurah kepada junjungan baginda Nabi Muhammd Saw, yang dengan
jasanya mengantarkan kita kepada mengenal Allah Swt. Dengan sebab itu juga, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ISLAM (Makna dan Pengertian Islam,
Serta Hubungannya dengan Fitrah, Iman dan Ihsan”. Semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai suatu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam konsep
pendidikan menurut para pemikir dunia. Harapan kami semoga makalah ini membantu dalam
menambah wawasan keilmuan dalam bidang al-Qur‟an dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dapat lebih baik.

Adanya kesalahan dan kekeliruan tentu menjadi niscaya bagi kami. Sifat manusia
tentu tidak terlepas dari kekeliruan. Oleh dari itu, apabila didapati kekurangan dan kesalahan,
baik itu dalam penulisan ataupun pemahaman. Kami sangat berharap agar kiranya pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun dan akademis untuk kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang Selatan,

08 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian tentang Ilmu Kalam sejatinya adalah kajian yang fokus mengkaji tentang
teologi dan aliran-aliran yang ada dalam agama Islam. Dengan itu adanya pembahasan secara
rinci dan khusus mengenai kata Islam dan segala yang berkaitan dengan kata tersebut
menjadi bagian penting dalam mengkaji ilmu kalam. Adanya kepentingan pembahasan ini
untuk mencapai pemahaman yang baik dan benar, serta kemampuan mengkategorikan istilah-
istilah yang ada didalamnya menjadi latar belakang karya ini kami tulis.

Pentingnya memahami perbedaan antara Islam, Iman dan Ihsan untuk masuk pada
bagian-bagian yang akan dibahas nanti juga sebagai penentu terhadap pemahaman yang akan
didapatkan. Dalam makalah ini pemateri berusaha untuk memberi pemahaman yang spesifik
agar memberikan kemudahan pembaca dalam memahami pengantar dalam diskursus ilmu
kalam, khususnya tema tentang Islam. Sehingga kita dapat mengetahui sedikitnya pengertian
tentang istilah-istilah yang ada di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Islam
2. Bagaimana hubungan Islam dengan Iman, Ihsan?
3. Apa yang dimaksud dengan Fitrah?
4. Bagaimana hubungannya dengan Islam

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Islam
2. Untuk mengetahui definisi Fitrah
3. Untuk mengetahui definisi Iman, dan Ihsan
4. Untuk mengetahui perbedaan diantara Iman, dan Ihsan
5. Untuk mengetahui perbedaan pandangan ulama tentang Islam
BAB II

PEMBAHASAN

I. Makna, dan Pengertian Islam


A. Islam Secara Etimologis

Islam secara bahasa adalah tunduk atau patuh. Kata ini berasal dari kata salima yang
berarti selamat, seperti Allah katakana dalam surat al Baqoroh ayat 112

Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang
memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya. Di
dalam al-Qur‟an, kata bermakna Islam yang terambil dari akar kata s-l-m disebut sebanyak 73
kali, baik dalam bentuk fi‟il (kata kerja), mashdar (kata dasar/asal), maupun isim fa‟il (kata
sifat/pelaku perbuatan1

B. Islam secara Terminologis

Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu
berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di
mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada
segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada. Suatu sistem keyakinan dan tata-
ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam
pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya. Bertujuan: keridhaan
Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pada garis besarnya
terdiri atas akidah, syariat dan akhlak. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan
kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang
ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.

Terminologi Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Makna-
makna tersebut ada kaitannya dengan sumber kata dari "Islam" itu sendiri. Islam terdiri dari
huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa

1
Misbahuddin Jamal, Jurnal al Ulum konsep Al Islam dalam Al Quran, hlm.285
Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan
Islam. Dari situlah kita bisa mengetahui makna Islam secara bahasa. Jadi, makna-makna
Islam secara bahasa antara lain: Al istislam (berserah diri), As salamah (suci bersih), As
Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau
taddaruj).2

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasulrasul-Nya guna diajarkan
kepada manusia. Ia dibawa secara kontinium dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Ia
adalah rahmat, hidayah dan petunjuk bagi manusia yang berkelana dalam kehidupan duniawi,
sebagai perwujudan dari sifat rahman dan rahim Allah. Ia juga merupakan agama yang telah
sempuma (penyempuma) terhadap agama (syari'at-syari'at) yang ada sebelumnya. Sebelum
masa risalah Muhammad Saw. Islam masih bersifat lokal. Ia hanya ditujukan untuk
kepentingan bangsa dan daerah tertentu, dan terbatas pada periodenya. Selanjutnya Islam
yang datang kepangkuan risalah Muhammad Saw. berlaku untuk seluruh bangsa dan dunia.
"Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta a/am".
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa, "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui".3

a. Al- Istislam (berserah diri)


Al istislam juga memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", yaitu Sin, Lam, dan
Mim. Maka Al istislam atau berserah diri merupakan makna lain dari Islam secara
bahasa. Allah berfirman dalam Al Quran:

)Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.)

b. Saliim (suci bersih)


As-salaamah berarti suci bersih. Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa penganut dinul
Islam memiliki hati yang bersih (qalbun salim) saat menghadap kepada Allah Yang
Maha Suci. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang suci dan bersih.

2
Misbahuddin Jamal, Jurnal al Ulum konsep Al Islam dalam Al Quran, hlm.285
3
R. Abu Shodiqin, Jurnal konsep agama dan Islam, hlm. 14
Islam membawa ajaran kesucian dan kebersihan. Suci bersih di sini adalah dalam
segala hal, baik dari segi fisik, akhlaq, pikiran, dan sebagainya. Dalam hal fisik
misalnya Islam mengajarkan penganutnya agar bersih pakaian dan tempat. Sebelum
shalat, kita pun diwajibkan untuk bersuci dengan berwudhu. Kalaupun tidak ada air,
bersuci tetap diwajibkan, yaitu dengan tayamum. Dalam surat Ash Shaaffaat: 84

e. Sullam
Sullam memiliki huruf dasar yang sama dengan Islam, yaitu Sin Lam dan Mim.
Sullam artinya tangga. Istilah Sullam digunakan di beberapa ayat di Al Qur'an.
Contohnya pada surat At-Tur ayat: 38

f. As-Silmu
Ada sekelompok muslim dijadikan rujukan untuk mengkampanyekan istilah “Islam
Kaffah” atau “Islam utuh”. Dalam pandangan mereka, ayat ini merupakan ajakan
wajib bahwa setiap muslim harus menjalankan ajaran Islam secara utuh, dari ujung
rambut sampai ujung kaki; dari bangun tidur sampai tidur kembali. Tidak jelas makna
utuh yang dimaksudkan karena keutuhan itu ternyata sangat bergantung pada
pemahaman tertentu tentang Islam.

Ketika pemahaman tentang Islam bercorak fikih, maka keutuhan yang dimaksud
adalah keutuhan dalam konteks fikih. Itu pun masih dipengaruhi hanya oleh mazhab tertentu
dalam fikih sambil mengabaikan mazhab-mazhab yang lain. Puncak idealisasi Islam Kaffah
adalah mendirikan sebuah negara yang berasaskan Islam karena, menurut logika mereka,
tanpa negara Islam tidak dapat dijalankan secara utuh. Muncullah simbol-simbol parsial yang
secara ketat dikenakan dan dianggap sebagai bagian dari keutuhan Islam. Gaya pakaian,
penampilan fisik, ujaran sehari-hari, gerakan bahkan organisasi dan ideologi menjadi pilihan
untuk menegaskan keutuhan Islam. Tidak terpikirkan lagi oleh mereka soal otoritas dan
interpretasi dalam semangat ini. Dan, klaim ini mengandung problem mendasar mengingat
pemahaman tentang Islam sangat beragam, baik di masa lalu maupun di masa kini.4

4
Misbahuddin Jamal, Jurnal al Ulum konsep Al Islam dalam Al Quran, hlm.287-290
II. Makna dan Pengertian Fitrah

Fitrah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab yaitu " ‫ " فطر‬yang memiliki arti
“kejadian” pada, kata kerja, “fitrah” berarti “menjadikan”.5 Dalam kamus Al-Munjid makna
fitrah adalah "‫ "االبتداء و االختراع‬yakni “sifat yang menyifati sesuatu dari awal permulaan
penciptaannya”. Ada juga yang berpendapat " ‫ " صفة االنسان الطبيعية‬selain itu ada juga yang
memaknai fitrah sebagai “‫”الدين و السنة‬.6 Dengan demikian secara Bahasa berarti ciptaan atau
sifat pembawaan (yang ada sejak lahir). Menurut Louis Ma‟luf kata fitrah berarti
mencipta/membuat sesuatu yang belum pernah ada yaitu sifat yang ada ini disifati olehnya
sejak awal penciptaannya, sifat pembawaan, agama dan Sunnah.7

Makna fitrah sendiri secara harfiyah disepadankan dengan kata "‫ "خلق‬yang banyak
digunakan dalam al-Qur‟an untuk menyatakan penciptaan sesuatu. Merujuk pendapat ini kata
fitrah dan bentuk musytaqnya dalam al-Qur‟an disandarkan pelakunya kepada Allah. Kata
fitrah yang di sepadankan dengan "‫ "خلق‬itu berarti kejadian asal.8 Bila dikaitkan dengan
kejadian manusia maka pengertiannya adalah kejadian asal atau pola dasar kejadian manusia,
dan bila dikaitkan dengan sifat manusia maka pengertiannya ialah sifat asli kodrati yang ada
pada manusia.

Abu a‟la al-Maududi berpendapat bahwa manusia dilahirkan di bumi oleh ibunya
sebagai muslim, tetapi dilain pihak manusia bebas untuk menjadi muslim atau non-muslim.9
Sehingga uraian peletakan konsep fitrah yang beliau sampaikan menunjukkan bahwa
meskipun manusia diberikan kemampuan potensial untuk berpikir, berkehendak bebas, dan
memilih. Namun, hakikatnya ia dilahirkan sebagai muslim, dalam artian segala geraknya,
kehendaknya itu merupakan berserah diri kepada Allah.

Kata fitrah secara terminologi dapat dipahami dalam uraian yang luas, sebagai
landasan dasar pengertian fitrah yaitu terdapat dalam surah ar-Rum ayat 30, dari ayat tersebut
dapat dipahami bahwa pada asal kejadian yang pertama diciptakan Allah adalah agama

5
Abdul Mujib, “Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan Psikologis”, (Darul Falah; Jakarta, 1999),
h. 47.
6
Abdul Mujib, “Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan Psikologis”, h. 47-48
7
Louis Ma‟luf, “Al-Munjid fi Al-Lughah wa Al-„Alam” (Daar al-Masyriq; Beirut, 1986), h. 588.
8
Usman Abu Bakar dan Surohim, “Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam; Respon Kreatif Terhadap
Undang-Undang Sisdiknas”, (Safitria Insania Press; Yogyakarta, 2005) h. 27
9
Dawam Raharjo, “Pandangan Al-Qur‟an Tentang Manusia dalam Pendidikan dan Perspektif Al-Qur‟an”,
(LPPI; Yogyakarta, 1999), h. 35.
(Islam) sebagai pedoman atau acuan.10 Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbahnya
berpendapat bahwa fitrah adalah menciptakan sesuatu pertama kali/ tanpa ada contoh
sebelumnya. Ada juga yang mendefinisikan fitrah sebagai keyakinan tentang ke-Esaan Allah
yang telah ditanamkan Allah dalam diri setiap insan.11

Dengan demikian istilah fitrah dapat ditinjau dari 2 perspektif; dari sudut pandang
Bahasa adalah suatu kecenderungan bawaan alamiah manusia. Sedangkan, dari sudut
pandang agama kata fitrah bermakna, keyakinan agama, yakni bahwa manusia sejak lahirnya
telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu meng-Esakan Tuhan.12

Diantara pandanga ulama tentang definisi fitrah yaitu;

- Imam Nawawi mendefinisikan fitrah sebagai kondisi yang belum pasti unconfirmed
state yang terjadi sampai seorang individu menyatakan secara sadar keimanannya.
- Abu Haitam berpendapat bahwa fitrah adalah bahwa manusia yang dilahirkan dengan
memiliki kebaikan prosperous atau ketidakbaikan unprosperous yang berhubungan
dengan jiwa.13

Dari uraian yang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa fitrah adalah kata yang
selalu digunakan untuk menunjukan kesucian sekalipun dalam bentuk abstrak keberadaannya
selalu dikaitkan dengan masalah moral. Meskipun demikian, namun pengertiannya selalu
sama yaitu keseimbangan.

III. Hubungan Fitrah dengan Islam

Fitrah manusia memiliki hubungan yang erat terhadap agama Islam. Adanya fitrah
yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya merupakan bukti adanya keterkaitan antara fitrah
dan Islam. Hal tersebut dilandasi dengan adanya potensi akal yang ada pada fitrah manusia,
yang pada akhirnya dapat membedakan sesuatu yang benar dan yang salah.14

10
Rif‟at Syauqi Nawawi, “Konsep Manusia Menurut Al-Qur‟an dalam Metodologi Psikologi Islami”, (Ed.
Rendra Pustaka Pelajar; Yogyakarta, 2000), h. 67.
11
Arifin, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Bumi Aksara; Jakarta, 1998), h. 98.
12
Guntur Cahaya Kesuma, “Konsep FItrah Manusia Perspektif Pendidikan Islam”, (Jurnal Pengembangan
Masyarakat; Vol. 6, No. 2, Agustus 2013), h. 85.
13
Dawam Raharjo, “Pandangan Al-Qur‟an Tentang Manusia dalam Pendidikan dan Perspektif Al-Qur‟an”,
(LPPI; Yogyakarta, 1999), h. 79.
14
Achmadi, “Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris”, (Pustaka Pelajar; Yogyakarta,
2005), h. 123.
Konsep fitrah dalam hubungannya dengan Islam mengacu pada tujuan bersama dalam
menghadirkan sikap keimanan dan keteguhan dalam beragama, setelah seseorang mengalami
proses pendidikan. Menjadi masalah adalah bagaimana sifat dan tanda-tanda (indikator)
orang yang beriman dan bertaqwa. Maka konsep fitrah terhadap Islam dimaksudkan di sini,
bahwa seluruh aspek dalam menunjang seseorang menjadi menusia secara manusiawi adanya
penyesuaian akan aktualisasi fitrah-nya yang diharapkan, yakni pertama, konsep fitrah
mempercayai bahwa secara alamiah manusia itu positif (fitrah), baik secara jasadi, nafsani
(kognitif dan afektif) maupun ruhani (spiritual). Kedua, mengakui bahwa salah satu
komponen terpenting manusia adalah qalbu. Perilaku manusia bergantung pada qalbunya. Di
samping jasad, akal, manusia memiliki qalbu. Dengan qalbu tersebut manusia dapat
mengetahui sesuatu (di luar nalar) berkecenderungan kepada yang benar dan bukan yang
salah (termasuk memiliki kebijaksanaan, kesabaran), dan memiliki kekuatan mempengaruhi
benda dan peristiwa.15

Dengan demikian dalam hubungan antara fitrah dan Islam yaitu hubungan antara
kondisi individu seseorang ketika ia belum memilih untuk berada dalam keimanannya,
sampai ia terpengaruh pada faktor-faktor yang membuatnya menjauh dari agama Islam.

IV. Hubungan antara Islam, Iman dan Ihsan

Secara teori iman, Islam, dan ihsan dapat dibedakan namun dari segi prakteknya tidak
dapat dipisahkan. Satu dan lainnya saling mengisi, iman menyangkut aspek keyakinan dalam
hati yaitu kepercayaan atau keyakinan, sedangkan Islam artinya keselamatan, kesentosaan,
patuh, dan tunduk dan ihsan artinya selalu berbuat baik karena merasa diperhatikan oleh

Allah.16

Beribadahlah agar mendapat perhatian dari Allah, sehingga dapat diterima olehnya.
Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya saja, melainkan berusaha
bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah
disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah sebagai hamba, budak dari Tuhan, sebisa

15
Abdul Mujib, “Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan Psikologis”, h. 51.
16
AsmaranAS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta: RajawaliPrees, 1992, hal 84
mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridho-
Nya. Inilah hakikat dari ihsan.17

Ibarat bangunan rumah, iman sebagai fondamennya. Islam sebagai tembok dan
bangunan lainnya. Sedangkan Ihsan adalah atap dan ornamen lainnya. Jadi ketiganya adalah
satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan para ulama mengklompokan lewat 3 cabang ilmu
pengetahuan;

1. Iman: dipelajari melalui ilmu tauhid (teologi) yang menjelaskan tentang pokok-pokok
keyakinan (akidah).
2. Islam: berupa praktek amal lahiriyah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai
perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah.
3. Ihsan: sebagai tata cara beribadah adalah bagian dari ilmu (Tasawuf) melalui thariqah.
Sudah tentu hakikatnya tidaklah demikian. Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan
pasti bahwa Islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya,
ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak mungkin tanpa inisial Islam. Dalam
telaah lebih lanjut oleh para ahli, ternyata pengertian antara ketiga istilah itu terkait satu
dengan yang lain, bahkan tumpang tindih sehingga setiap satu dari ketiga istilah itu
mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dalam iman terdapat Islam dan ihsan, dalam
Islam terdapat iman dan ihsan, dan dalam ihsan terdapat iman dan Islam. Dari sudut
pengertian inilah kita melihat iman, Islam, dan ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi.18

KESIMPULAN

Islam mempunyai kaitan yan erat antara fitrah, iman dan ihsan. fitrah yang Allah karuniakan
kepada hamba-Nya merupakan bukti adanya keterkaitan antara fitrah dan Islam. Hal tersebut
dilandasi dengan adanya potensi akal yang ada pada fitrah manusia, yang pada akhirnya dapat
membedakan sesuatu yang benar dan yang salah. Kaitan nislam dengan iman dan ihsan
adalah: Iman: dipelajari melalui ilmu tauhid (teologi) yang menjelaskan tentang pokok-pokok
keyakinan (akidah). Islam: berupa praktek amal lahiriyah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu
ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah. .Ihsan: sebagai tata
cara beribadah adalah bagian dari ilmu (Tasawuf) melalui thariqah.

17
Nur hadi, “Islam, Iman Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba„In An-Nawawi” dalam jurnal Intelektual, Vol. 9,
No. 6. 1, April 2019
18
Nurchalis madjid “Iman, Islam dan Ihsan sebagai trilogy ajaran ilahi
Sudah tentu hakikatnya tidaklah demikian. Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan pasti
bahwa Islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan
adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak mungkin tanpa inisial Islam.
Daftar pustaka

Misbahuddin Jamal, Jurnal al Ulum konsep Al Islam dalam Al Quran,


R. Abu Shodiqin, Jurnal konsep agama dan Islam,
Abdul Mujib, “Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan Psikologis”, (Darul Falah;
Jakarta, 1999)
Louis Ma‟luf, “Al-Munjid fi Al-Lughah wa Al-„Alam” (Daar al-Masyriq; Beirut, 1986)
Usman Abu Bakar dan Surohim, “Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam; Respon Kreatif
Terhadap Undang-Undang Sisdiknas”, (Safitria Insania Press; Yogyakarta, 2005)
Rif‟at Syauqi Nawawi, “Konsep Manusia Menurut Al-Qur‟an dalam Metodologi Psikologi
Islami”, (Ed. Rendra Pustaka Pelajar; Yogyakarta, 2000)
Arifin, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Bumi Aksara; Jakarta, 1998)
Guntur Cahaya Kesuma, “Konsep FItrah Manusia Perspektif Pendidikan Islam”, (Jurnal
Pengembangan Masyarakat; Vol. 6, No. 2, Agustus 2013)
Dawam Raharjo, “Pandangan Al-Qur‟an Tentang Manusia dalam Pendidikan dan Perspektif
Al-Qur‟an”, (LPPI; Yogyakarta, 1999
Achmadi, “Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris”, (Pustaka Pelajar;
Yogyakarta, 2005)
AsmaranAS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta: RajawaliPrees, 1992
Nur hadi, “Islam, Iman Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba„In An-Nawawi” dalam jurnal
Intelektual, Vol. 9, No. 6. 1, April 2019
Nurchalis madjid “Iman, Islam dan Ihsan sebagai trilogy ajaran ilahi

Anda mungkin juga menyukai