Anda di halaman 1dari 14

MAKNA ISLAM DALAM ALQUR`AN

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Menempuh


Mata Kuliah Tafsir

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Novi Anggraeni (1830202265)


Rizaldi Ahmad Fauzi (1830202284)
Robiyatun Aliyah (1830202286)

Dosen Pengampu:
Dr. Baldi Anggara, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
serta karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu
yang dalam makalah ini kami membahas tentang “Makna Islam dalam Al-
Qur`an”. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu kami Dr. Baldi
Anggara, M.Pd.I, yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang sudah
membantu secara langsung ataupun tidak langsung. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan motivasi serta menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dalam hal penyusunan dan
isi makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sebagai penyusun
sadar bahwa makalah ini tidak sempurna maka kami sangat megharapkan kritik
dan saran dari pembaca sebagai kebaikan penyusunan kedepannya. Terima kasih.

Palembang, 15 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam dalam Al-Qur`an ...................................................... 3
B. Ayat-Ayat tentang Makna Islam dalam Al-Qur`an .............................. 4
1. Surah Ali Imran ayat 19 ................................................................. 4
2. Surah Ali Imran ayat 85 ................................................................. 5
3. Surah Al-Maidah ayat 3 ................................................................. 6
4. Surah Al-Baqarah ayat 208 ............................................................ 8

BAB III PENUTUP


A. Simpulan .............................................................................................. 10
B. Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam berasal dari Allah SWT. Memahami Islam secara benar akan
mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini
problematika umat yang mendasar yaitu ketidakpahaman terhadap Al-Islam
sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT dan Rasul-Nya. Oleh karena itu
memahami “Dinnul-Islam” adalah suatu keharusan bagi umat Islam.1
Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama
lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat
penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya
terhadap Allah SWT.
Inilah salah satu kekhasan agama Islam. Nama Islam tidak diasosiasikan pada
pribadi seseorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Dan kalimatul Islam (kata Al-
Islam) mengandung pengertian dan prinsip-prinsip yang dapat didefinisikan
secara terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh merupakan pengertian yang
utuh.2
Terminologi Islam secara bahasa memiliki beberapa makna. Makna-makna
tersebut ada kaitannya dengan sumber data dari Islam itu sendiri, yang berasal
dari bahasa Arab. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): “sin”,
“lam”, dan “mim”. Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar
yang sama mengetahui makna islam bahasa . jadi, makna-makna islam secara
bahasa antara lain : Islamul Wajh (menundukkan wajah), Al istislam (berserah
diri), As Salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu
(perdamaian).3

1
Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Tafsir, (Palembang: NoerFikri, 2019), hlm. 75.
2
Abuddin Nata, Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 230.
3
Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Loc.Cit.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Islam dalam Al-Qur’an?
2. Bagaimana makna Islam dalam Surah Ali Imran ayat 19?
3. Bagaimana makna Islam dalam Surah Ali Imran ayat 85?
4. Bagaimana makna Islam dalam Surah Al-Maidah ayat 3?
5. Bagaimana makna Islam dalam Surah Al-Baqarah ayat 208?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam dalam Al-Qur`an


Secara etimologi kata Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima
yang berarti selamat. Kemudian dibentuk menjadi kata aslama yang berarti taat
dan berserah diri. Sehingga terbentuk kata Islam (aslama-yuslimu-islaman) yang
berarti damai, aman, selamat. Orang yang masuk agama Islam disebut muslim.4
Pengertian Islam dari segi istilah adalah agama yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW yang isinya bukan hanya mengatur hubungan
manusia dengan tuhan, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan
manusia dan alam jagat raya. Secara epistimologi menurut Mahmud Syaltout,
Islam adalah agama Allah SWT yang diwasiatkan dengan ajaran-ajarannya
sebagaimana terdapat didalam pokok-pokok dan syariatnya kepada Nabi
Muhammad SAW dan mewajibkan kepadanya untuk menyampaikannya kepada
seluruh umat manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya.
Sedangkan menurut lima perawi Hadist (Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu
Majah, dan Abu Daud), Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
SWT, dan Nabi Muhammad SAW adalah hamba serta Rasul-Nya, menunaikan
shalat, memberikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah
haji jika mampu.
Al-Islam terkadang berarti taat dan menyerahkan diri. Berarti juga
melaksanakan (menunaikan). Dapat pula diartikan masuk kedalam silm
(perdamaian), atau damai dan selamat. Kata “Al-Islam” bermakna patuh sepenuh
hati dengan kerendahan diri dan kerendahan hati, yaitu: kepatuhan dengan
kerendahan diri dan meninggalkan hal-hal yang bersifat membantah.5

4
Ibid., hlm. 76.
5
Ibid., hlm. 77-78.

3
B. Ayat-ayat tentang Makna Islam dalam Al-Qur`an
1. Surah Ali Imran ayat 19
ِ ِ ِ ِ َ‫ْكت‬ ِ ِ َّ َ َ‫اْلس ََلم ۗ وما ا ْختَ ل‬ َِّ ‫إِ َّن ال ِّدين ِع ْن َد‬
‫ْم‬ َ ‫اب إ ََّّل م ْن بَ ْعد َما َج‬
ُ ‫اء ُه ُم الْعل‬ َ ‫ين أُوتُوا ال‬
َ ‫ف الذ‬ َ َ ُ ْ ِْ ‫اَّلل‬ َ
ِ ‫يع ا ْْلِس‬ َِّ ‫ت‬
َّ ‫اَّلل فَِإ َّن‬ ِ ‫ب غْيا ب ْي نَ هم ۗ ومن ي ْك ُفر ِِبَي‬
‫اب‬ َ ُ ‫اَّللَ َس ِر‬ َ ْ َ ْ ََ ْ ُ َ ً َ
Artinya :
“Sesugguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah SWT hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
diantara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah SWT
Maka Sesungguhnya Allah SWT sangat cepat hisab-Nya”.6

Tafsirnya :
Kata diin mempunyai banyak arti, antara lain ketundukan, ketaatan
perhitungan, balasan. Juga berarti agama, karena dengan agama seseorang
bersikap tunduk dan taat serta akan diperhitungkan seluruh amalnya, yang atas
dasar itu ia memperoleh balasan dan ganjaran. Agama, atau ketaatan kepada-
Nya, ditandai oleh penyerahan diri secara mutlak kepada Allah SWT. Islam
dalam arti penyerahan diri adalah hakikat yang ditetapkan Allah SWT dan
diajarkan sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan menurut Ibnu Katsir ayat ini mengandung pesan dari Allah SWT
bahwa tiada agama disisi-Nya dan yang diterima-Nya dari seorang pun kecuali
Islam, yaitu dengan mengikuti Rasul-rasul yang diutus-Nya setiap saat hingga
berakhir dengan Muhammad SAW. Dengan kehadiran beliau, telah tertutup
semua jalan menuju Allah kecuali jalan dari arah beliau sehingga siapa yang
menemui Allah SWT setelah diutusnya Muhammad SAW. Dengan menganut
satu agama selain syari`at yang beliau sampaikan, tidak diterima oleh-Nya.7
Kedengkian yang merupakan terjemahan dari kata bagyan, yang digunakan
ayat diatas adalah ucapan atau perbuatan yang dilakukan untuk tujuan
6
Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV Alfatih Berkah Cipta, 2013), hlm. 52.
7
Listiawati, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017), hlm. 82.

4
mencabut nikmat yang dianugrahkan Allah SWT kepada pihak lain disebabkan
rasa iri hati terhadap pemilik nikmat itu. Ayat ini menegaskan bahwa mereka
telah mengetahui kebenaran, namun demikian mereka tetap dikecam bahkan
diancam. Ini karena keberagaman bukan sekedar pengetahuan, tetapi
ketundukan dan ketaatan atau, dengan kata lain pengetahuan yang
membuahkan ketaatan.8
Jadi, Allah SWT tidak menerima agama selain agama Islam dari seorang
pun. Islam yang berarti ketundukan, ketaatan, dan mengikuti peraturan-Nya.
Oleh karena itu, Allah SWT tidak menerima agama seseorang yang semata-
mata hanya berupa ide-ide dan gambaran dalam pikirannya. Dia juga tidak
menerima keberagamaan seseorang yang cuma semata-mata sikap pembenaran
dalam hati saja. Akan tetapi, agama yang diterima Allah SWT ialah keyakinan
dan pengakuan dengan disertai pembuktiannya yaitu memberlakukan manhaj’
peraturan Allah SWT dalam semua urusan hamba, menaati hukum dan
peraturan-Nya, dan mengikuti sunnah Rasul-Nya yang menjalankan manhaj-
Nya itu.

2. Surah Ali Imran ayat 85


ِ ْ ‫اْلس ََلِم ِدينًا فَ لَن ي ْقبل ِم ْنهُ وهو ِِف ْاْل ِخرِة ِمن‬
َ ‫اْلَاس ِر‬
‫ين‬ َ َ َُ َ َ َ ُ ْ ْ ِْ ‫َوَم ْن يَ ْب تَ ِغ غَْي َر‬
Artinya :
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali
tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi”.9

Tafsirannya :
Dalam penggalan ayat yang berbunyi “barang siapa yang mencari agama
selain agama Islam”, yakni ketaatan kepada Allah SWT mencakup kepada
ketaatan syari`at yang ditetapkan-Nya yang intinya adalah keimanan akan

8
Ibid., hlm. 83.
9
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit., hlm. 61.

5
keesaan-Nya, memercayai para rasul serta mengikuti dan mendukung mereka,
tunduk serta patuh pula akan ketentuan-ketentuan-Nya yang berkaitan dengan
alam raya ini yang intinya adalah penyerasian diri dengan seluruh makhluk
dengan sistem yang ditetapkan-Nya. Sedangkan penggalan ayat berikutnya,
sekali-kali tidak akan diterima, penyebutan sanksi duniawi, ini merupakan
akibat pencarian agama selain Islam dan kepatuhan selain kepada Allah SWT,
sekaligus ini merupakan pemisahan dengan sanksi ukhrawi, yang dijelaskan
penggalan ayat dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi, yang
merupakan akibat kepatuhan kepada selain Allah SWT bukan sekedar upaya
mencari agama lain atau tuhan lain untuk dipatuhi.10
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua sanksi bagi yang
mencari agama lain selain agama Islam. Pertama, sanksi duniawi yaitu, sekali-
sekali tidak akan diterima dan kemungkinan masih bisa dielakkan jika yang
bersangkutan mau merubah dirinya. Kedua, sanksi ukhrawi yaitu, dia
termasuk orang-orang yang merugi. Dalam hal ini dijelaskan orang murtad
yang mati dalam kemurtadannya, maka semua amalnya akan terhapus.
Sedangkan orang yang murtad kemudian dia sadar dan bertaubat dan kembali
memeluk Islam, maka amal-amalnya yang lalu tidak terhapus.

3. Surah Al-Maidah ayat 3


َِّ ‫اْلِْن ِزي ِر وما أ ُِه َّل لِغَ ِْي‬
ُ‫اَّلل بِ ِه َوال ُْم ْن َخنِ َقةُ َوال َْم ْوقُو َذة‬ ْ ‫ُح ِّرَم‬
َّ ‫ت َعلَْي ُك ُم ال َْم ْي تَةُ َو‬
ْ َ َ ْ ‫الد ُم َو َْلْ ُم‬

‫ب َوأَ ْن تَ ْستَ ْق ِس ُموا‬ ِ ِ


ُ ‫السبُ ُع إََِّّل َما ذَ َّك ْي تُ ْم َوَما ذُبِ َح َعلَى الن‬
ِ ‫ُّص‬ َّ ‫يحةُ َوَما أَ َك َل‬
َ ‫َوال ُْمتَ َر ّديَةُ َوالنَّط‬

‫ش ْو ِن ۚ الْيَ ْو َم‬ َ ْ‫ين َك َف ُروا ِم ْن ِدينِ ُك ْم فَ ََل ََت‬


َ ‫ش ْو ُه ْم َوا ْخ‬ ِ َّ ِ‫ِِب ْْلَ ْزََّلِم ۚ َٰذَلِ ُكم ِفس ٌق ۗ الْي وم يئ‬
َ ‫س الذ‬َ َ َ َْ ْ ْ

ْ ‫اْل ْس ََل َم ِدينًا ۚ فَ َم ِن ا‬


‫ضطَُّر ِِف‬ ِْ ‫يت لَ ُك ُم‬
ُ ‫ض‬ ََ َ ْ ُ ‫ْت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأ َْْتَ ْم‬
ِ ‫ت َعلَْي ُكم نِ ْعم ِِت ور‬ ُ ‫أَ ْك َمل‬
ِ ‫اَّلل غَ ُف‬ ِ ٍِ ٍ ‫ََمْم‬
‫يم‬ ٌ ََّ ‫صة غَْي َر ُمتَ َجانف ِْل ٍْْث ۙ فَِإ َّن‬
ٌ ‫ور َرح‬ َ َ
Artinya :

10
Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Op. Cit., hlm. 81.

6
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah SWT, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala, dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu., sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah SWT
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.11

Tafsirnya :
Allah SWT. memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya melalui kalimat
berita ini yang di dalamnya terkandung larangan memakan bangkai-bangkai
yang diharamkan. Yaitu hewan yang mati dengan sendirinya tanpa melalui
proses penyembelihan, juga tanpa melalui proses pemburuan. Hal ini tidak
sekali-kali diharamkan, melainkan karena padanya terkandung mudarat
(bahaya), mengingat darah pada hewan-hewan tersebut masih tersekap di
dalam tubuhnya hal ini berbahaya bagi agama dan tubuh. Untuk itulah maka
Allah SWT mengharamkannya. Tetapi dikecualikan dari bangkai tersebut yaitu
ikan, karena ikan tetap halal, baik mati karena disembelih ataupun karena
penyebab lainnya.12
Allah SWT mengharamkan bangkai atas kalian, yaitu hewan yang mati
tanpa disembelih. Allah SWT mengharamkan darah yang mengalir, daging
babi dan hewan yang saat disembelih tidak disebut nama Allah SWT. Begitu
pula hewan yang tercekik sampai mati, hewan yang mati karena terpukul
dengan tongkat atau batu sampai ia mati, hewan yang jatuh dari tempat yang
11
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit., hlm. 107.
12
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-3.html, diakses
pada tanggal 9 Oktober 2019, pukul 23:00 WIB.

7
tinggi, atau terjatuh kedalam sumur lalu ia mati, dan hewan yang ditanduk oleh
hewan lain sehingga ia mati. Allah SWT juga mengharamkan hewan yang
dimangsa binatang buas seperti singa, harimau, serigala, dan yang
semisalnya.13
Allah SWT mengecualikan dari apa yang diharamkan: hewan yang masih
mungkin kalian sembelih sebelum ia mati, ia halal bagi kalian. Allah SWT
mengharamkan bagi kalian hewan yang disembelih untuk selain Allah SWT,
baik dalam bentuk batu atau lainnya yang dipancang untuk disembah. Allah
SWT mengharamkan mencari ilmu dari apa yang dibagi untuk kalian atau tidak
dibagi dengan sarana mengundi dengan anak panah yang biasa mereka
gunakan sebelum mereka gunakan suatu perkara. Hal-hal yang diharamkan di
atas, bila ia langgar, merupakan penyimpangan dari perintah Allah SWT dan
ketaatan kepada-Nya kepada kemaksiatan. Saat ini harapan orang-orang kafir
untuk bisa mengembalikan kalian kepada agama kalian sudah terkubur setelah
kalian menang atas mereka, maka jangan takut kepada mereka dan takutlah
kalian kepada-Ku.14
Jadi, dalam ayat ini telah di jelaskan oleh Allah SWT larangan-larangan-
Nya dan harus dipatuhi oleh semua umat Islam. Di akhir ayat ini juga
dijelaskan Allah SWT menutup dengan kesempurnaan agama yaitu agama
Islam. Dalam hal ini menjelaskan bahwa kita sebagai umat Islam harus
bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjauhi semua larangan-larangan-Nya.

4. Surah Al-Baqarah ayat 208


ِ َ‫الش ْيط‬
‫ان ۚ إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُدو‬ ِ
ِ ‫السل ِْم َكافَّةً وََّل تَتَّبِعوا ُخطُو‬ ِ َّ
َّ ‫ات‬ َ ُ َ ّ ‫آمنُوا ا ْد ُخلُوا ِِف‬
َ ‫ين‬
َ ‫ََي أَيُّ َها الذ‬

ٌ ِ‫ُمب‬
‫ي‬
Artinya :

13
Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Op. Cit., hlm. 83.
14
Ibid., hlm. 84.

8
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langhkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.15

Tafsirnya :
Menurut Ibnu Katsir dalam menerangkan ayat ini yakni perintah dari Allah
SWT. bagi hamba-hamba-Nya yang mukmin agar menjalankan syari`at Islam
secara utuh segala yang diperintahkan serta meninggalkan segala yang
dilarang. Ayat yang berbunyi : Hai orang-orang yang beriman, dengan
ucapannya, baik yang sudah maupun yang belum dibenarkan imannya oleh
perbuatannya, masuklah kamu dalam kedamaian (Islam) secara menyeluruh.
Kata as-silm yang diterjemahkan dengan kedamaian atau Islam, maka dasarnya
adalah damai atau tidak mengganggu.16
Dalam hal ini orang beriman diminta untuk memasukkan dirinya secara
total kedalam Islam secara menyeluruh sehingga semua kegiatannya selalu
berada dalam koridor kedamaian. Ia akan damai dengan dirinya, keluarganya,
dengan seluruh manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta alam raya ini,
maka dengan demikian, akan menjadi kaffah, yakni secara menyeluruh tanpa
terkecuali. Sedangkan kata langkah-langkah syaitan mengandung isyarat
bahwa syaitan dalam menjerumuskan manusia menempuh jalan bertahap,
langkah demi langkah, yang menyebabkan yang dirayu tidak menyadari bahwa
dirinya telah terjerumuskan ke jurang kebinasaan.17
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat ini menuntut setiap
yang beriman agar melaksanakan semua ajaran Islam. Janganlah hanya
mengamalkan bagian saja, dan menolak serta mengabaikan ajaran yang
lainnya. Dalam hal ini, syaitan akan selalu menggoda manusia, baik ia yang
memang beriman maupun yang durhaka.

15
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit., hlm. 32.
16
Muhammad Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 148.
17
Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Op. Cit., hlm. 87.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang berarti selamat.
Kemudian dibentuk menjadi kata aslama yang berarti taat dan berserah diri.
Sehingga terbentuk kata Islam (aslama-yuslimu-islaman) yang berarti damai,
aman, selamat. Bagi orang yang mencari agama lain selain agama Islam
mendapatkan dua sanksi, yaitu sanksi duniawi dan ukhrawi.
Allah SWT tidak menerima agama selain agama Islam dari seorang pun. Islam
yang berarti ketundukan, ketaatan, dan mengikuti peraturan-Nya. Oleh karena itu,
Allah SWT tidak menerima agama seseorang yang semata-mata hanya berupa ide-
ide dan gambaran dalam pikirannya. Dia juga tidak menerima keberagamaan
seseorang yang cuma semata-mata sikap pembenaran dalam hati saja. Akan tetapi,
agama yang diterima Allah SWT ialah keyakinan dan pengakuan dengan disertai
pembuktiannya.

B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai
“Makna Islam dalam Al-Qur’an” oleh para pembaca, karena penulis juga masih
mempunyai banyak kekurangan dalam penjabaran permasalahannya. Sehingga
sangat dibutuhkan kritik dan saran kontruktif sebagai kontruksi perwujudannya.
Semoga makalah ini menambah wawasan kita, baik wawasan para pembaca
umumnya dan juga wawasan para penulis khususnya. Terkhusus sebagai
peringatan untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjauhi larangan-
larangan-Nya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2013. Jakarta: CV Alfatih Berkah Cipta.


Anggara, Baldi dan Zuhdiyah. 2019. Tafsir. Palembang: NoerFikri.
Listiawati. 2017. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Depok: Kencana.
Nata, Abuddin. 2011. Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana.
Shihab, Muhammad Qurais. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-3.html.
diakses pada tanggal 9 Oktober 2019, pukul 23:00 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai