Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ISLAM DALAM AGAMA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu: Althaf Husein Muzakky, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 7 :

1. Iffa Nurul Azza Farida : (2230110105)


2. Rahayu Annisa Merliana : (2230110122)
3. Barotun Zahidah : (2230110119)
Kelas : IQT D

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul islam dalam agama.

Makalah dengan judul islam dalam agama disusun guna memenuhi tugas dari
Bapak Althaf Husein Muzakky, M.Ag pada mata kuliah metodologi studi islam Institut
Agama Islam Negeri Kudus. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang islam dalam agama.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Althaf


Husein Muzakky, M.Ag Selaku dosen mata kuliah metodologi studi islam dari tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kudus, 9 November 2022

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................. 5
1. ISLAM DALAM PEMAKNAAN ..................................................................... 5
2. ISLAM DALAM BERBAGAI ASPEK .......................................................... 11
3. POSISI ISLAM DALAM AGAMA ................................................................ 15
BAB III ........................................................................................................................... 19
I. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
II. Saran ................................................................................................................ 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah agama seua
Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk
manusia,mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dan manusia dengan
lingkunganya. Agama islam rahmah bagi semesta alam,dan merupakan satu-satunya
agama yang diridhoi Allah,agama yang sempurna. Dengan beragama islam,setiap
muslim memiliki landasan,dan menjalankan peran hidup berupa ibadah dan bertujuan
meraih ridho Allah dan karunia Allah. Islan yang mulia dan utama akan menjadi
kenyataan dalam kehidupan duniawi, apabila benar-benar diimani dipahami, dihayati,
dan diamalkan oleh seluruh muslim secara totalitas.

Dengan pengamalan islam sepenuh hati dan sungguh-sungguh, akan melahirkan


manusia yang memiliki kepribadian muslim, kepribadian mu’min, kepribadian muhsin
dan muttaqin. Setiap muslim yang memiliki kepribadian tersebut dituntut untuk
memiliki aqidah berdasarkan al-Tauhid-Al-Khalis (tauhid yang bersih) dan terhindar
dari kemusyrikan, dan bid’ah, yang selanjutnya berimplikasi pada ucapan pikiran dan
tindakan yang mencerminkan akhlak karimah dan rahmatan lil’alamin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud islam dalam pemaknaan?
2. Apa saja aspek dalam Islam?
3. Bagaimana posisi islam sebagai Agama?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Islam.


2. Untuk mengetahui islam dalam berbagai aspek.
3. Untuk mengetahui posisi Islam sebagai agama.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. ISLAM DALAM PEMAKNAAN


Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan
Islam.1 Keberuntungan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan,
minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari’at. Maka, dia berada di antara
dua gerakan : gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang
menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang
bermanfaat dan bahaya.

Pengertian Islam secara harfiah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata
Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S(‫)س‬, L(‫)ل‬, M(‫ )م‬yang bermakna dasar “selamat”
(salama). Pengertian Islam menurut bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang
berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata
aslama ini.

‫اإلسالم مصدر من أسلم اسالما‬

Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki
beberapa pengertian, diantaranya adalah:

1. Berasal dari salm (‫ )السلم‬yang berarti damai dalam Al-Qur’an berfirman QS. Al-
anfaal (8):61
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya
dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
Kata salm dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan, ini
merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa islam merupakan agama
yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.

Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman QS. Al-hujuraat (49):9.


1 Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung:pustaka setia, 2008), h 45.

5
Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan)
yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah
Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh,
Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama sangat menjunjung tinggi
perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan Kaum Muslimin berperang, jika
mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman QS. Al-Hajj (22):39.

Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya


mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu,

2. Berasal dari kata aslama (‫ )اسلم‬yang berarti menyerah.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang
secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri
seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta
menjauhi segala larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an QS. An-nissa’ (4):125.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah
diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).

Sebagai seorang Muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan


seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya.

Dalam sebuah ayat Allah berfirman QS. Al-An’aam (6):162.

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,

6
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang
ada di bumi maupun langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT,
dengan mengikuti sunnatullah-Nya.

Allah berfirman QS. Ali imran (3):83.

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.

Oleh karena itulah, sebagai seorang Muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita
kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena insya Allah dengan
demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (mutma’ilah) berasal
dari kata istaslama-mustaslimun : yang berarti penyerahan total kepada Allah. Dalam
Al-Qur’an QS. Ash-Shaaffat (37):26.

Bahkan mereka pada hari itu menyerah (kepada keputusan Allah).

Makan ini sebenarnya sebagi penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai
seorang Muslim. Kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa
dan raga serta harta atau apa pun yang kita miliki, hanya kepada Allah SWT. Dimensi
atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kedapa Allah adalah seperti dalam
setiap gerak gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan,
kesusahan, kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga
berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik,
ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan
hanya karena Allah dan menggunakan manhaj Allah.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman QS. Al-Baqarah (2): 208.

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.

Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah
dalam melaksanakan segala yang diprintahkan dan dalam menjauhi segala yang
dilarang-Nya.

7
Berasal dari kata saliim (‫ )سليم‬yang berarti bersih dan suci mengenai makna ini
Allah berfirman dalam Al-Qur’an QS. An-nahl (26):89.

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas
mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi
atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan
segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang
berserah diri (Muslim).

Dalam ayat lain Allah mengatakan QS. Ash-shaaffat (37):84.

(Ingatlah) ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci,

Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang
mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dn kesucian jiwa yang
dapat megantarkannya pada kebahagiaan haikiki, baik di dunia maupun di akhirat.
Karena pada hakikinya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah
karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia.

Allah berfirman QS. Al-ma’idah (5):6

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika
kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu.
Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

5. berasal dari salam (‫ )سالم‬yang berarti selamat dan sejahtera.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an QS. Maryam (19):47.

8
Dia (Ibrahim) berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan
memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik
kepadaku.

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat
manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan
dan juga keselamatan pada setiap insan.

Adapaun pengertian Islam menurut istilah, (ditinjau dari sisi subjek manusia
terhadap dinul Islam), islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi
yang diturunkan pada para nabi dan rasul Khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.

Definisi diatas memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-
ayat Al-Qur’an. Diantara poin-poin adalah:

1. Islam sebagai wahyu Ilahi


Mengenai hal ini Allah berfirman QS. An-najm (53)3-4
(3) Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya.(4) Tidak
lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),

2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasullulah SAW)

Membenarkan hal ini, firman Allah SWT QS. Ali imran (3):84.

Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub,
dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari
Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan
hanya kepada-Nya kami berserah diri.”

9
3. Sebagai pedoman hidup

Allah berfirman QS. Al-jaatsyah (45):20.

(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini.

4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW,


Allah berfirman QS. Al-maa’idah (5):49-50.

“Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan
waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau
terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan
sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-
orang yang fasik.(49). Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini
(agamanya)?(50)”.

5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus, Allah berfirman QS. Al-An’aam (6):153.

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-
jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah
Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa”.

6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, Allah berfirman QS. An-Nahl (16):97.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya

10
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

2. ISLAM DALAM BERBAGAI ASPEK

a. Islam Sebagai Doktrin Dan Ajaran

Agama adalah sebuah keyakinan yang berbentuk penyembahan atau perlakuan


spiritual terhadap Tuhan yang diyakininya. Setiap manusia memiliki hak untuk
berkeyakinan terhadap agama apa saja. Dengan meyakini suatu agama, seorang
penganut agama telah mempunyai ikatan perjanjian berupa pelaksanaan yang telah
diperintahkan oleh Tuhannya. Setiap perintah Tuhan brsifat individual, yakni setiap
penganut akan mempertanggungjawabkan setiap apa yang telah mereka lakukan kepada
Tuhannya. Begitupun dalam agama Islam, Islam memiliki aturan yang dikenal dengan
sya’riat yang mengatur semua pemberlakuan yang dibolehkan atau tidak bagi penganut
tersebut.

Dalam penerapannya, seorang penganut dituntut untuk melaksanakan amalan-


amalan yang baik dan menghindari dari perbuatan atau amalan-amalan yang dilarang
oleh Islam. Dikarenakan setiap amalan sebagaimana agama yang lainnya, yaitu akan
dipertanggungjawabkan oleh si penganut.

Kata doktrin berasal dari bahasa inggris doctrine yang berarti ajaran. Ajaran yang
dimaksud adalah sebuah teoritis yang bersifat tidak praktis. Karena ia dalam teori yang
dimaksudkan tidak berdasarkan Ilmu keilmiahan.

Dalam penyikapan doktrin yang dimaksud, penyusun mengambil sebuah


penyikapan sebuah masyarakat daerah jawa timur di mana seorang yang tidak memakai
peci dan sarung. Maka ia tidak sah bila dia mengerjakan ibadah shalat. Contoh lain,
penyusun juga mengambil sebuah kajian keyakinan, hubungan antara keyakinan yang
diperoleh atas keturunan dari orang tua dan keyakinan pada seorang yang mualaf.
Dimana aturan agama Islam dari orang tua harus diterima secara “mentah-mentah” oleh
si anak, sedangkan seorang yang mualaf, memiliki arti kebebasan dalam mencari suatu

11
kebenaran sehingga ia bisa mempelajari dan menganut agama Islam. Fokus pada
permasalahan kedua adalah pada seorang anak dari orang tua beragama Islam bahwa
penerapan aturan yang dilakukan oleh orang tua si anak lebih kepada doktrin,

A. Iman

Kata iman dari segi etimologi (bahasa) merupakan bentuk masdar dari kata
Amana,Yu’minu, Imanan yang berarti kepercayaan. Kata iman juga menurut Imam Al-
Ghazali berartikan At-Tashidu (pembenaran).

Dari segi terminologi, iman oleh para ahli didefinisikan berbeda-beda akan
tetapi, perbedaan tersebut tidak terlepas dari pengertian iman sebagaimana yang
dijelaskan oelh Rasulullah ketika malaikat Jibril datang bertanya kepada-Nya, yakni
“iman adalah pembenaran dan keyakinan terhadap adanya Allah dengan ke-Esa-an-Nya,
malaikat, pertemuan dengan-Nya, para utusan-utusan-Nya dan percaya pada hari
kebangkitan atau hari akhir “. Menurut aliran ahlu sunnah wal jama’ah iman yang
sempurna adalah diucapkan dengan lidah, selain itu juga menurut aliran ahlu sunnah
wal jama’ah bahwa iman tersebut dapat bertambah dan juga dapat berkurang seiring
dengan ketaatan seseorang. Tentang bertambah dan berkurangnya iman tersebut aliran
ahlu sunnah melandaskan pendapatnya pada Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 2.

Beberapa yang harus di imani dalam Islam yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT. Kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT
lah yang berhak kita sembah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah pencipta alam
semesta, hanya kedapa-Nya nanti kita kembali. Dunia seisinya nanti akan
kiamat, begitu juga dengan semua makhluk ciptaan-Nya akan mati kemudian
Allah menghidupkannya kembali. Kita semua akan mempertanggungjawabkan
semua perbuatan kita dihadapkan-Nya. Semoga nanti kita mendapat ampunan
dari Allah SWT dan bisa meraih surga firdaus.
2. Iman kepada malaikat Allah SWT. Allah telah menciptakan malaikat dari
cahaya. Malaikat tidak dibekali dengan hawa nafsu seperti manusia. Malaikat
senantiasa patuh kepada Allah SWT. Tidak pernah melakukan dosa atau

12
pelanggaran. Jumlah malaikat tidak terhingga. Dijelaskan di dalam hadis bahwa
pada saat Rasulullah Muhammad SAW di setiap lapis langit terdapat malaikat
dan semuanya penuh dengan malaikat. Masing-masing malaikat mempunyai
tugas masing-masing.
3. Kitab Alaah SWT telah menurunkan beberapa kitab kepada para rasul sebagai
pedoman bagi umatnya. Beberapa kitab tersebut adalah kita taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa a.s., kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
a.s., kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s., kitab Al-Qur’an diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW pada waktu bulan ramadhan.
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT. Kita mengimani bahwa Allah telah
mengutus para Nabi dan rasul sebagai pembawa berita agar manusia bisa
menyembah hanya kepada-Nya. Meluruskan akidah umat. Nabi yang pertama
adalah Nabi Adam a.s., sebagai seorang manusia pertama yang hidup di muka
bumi ini. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi sekaligus rasul yang terakhir.
Tidak ada Nabi maupun rasul setelah Nabi Muhammad SAW tercinta. Siapa
yang mengaku sebagai Nabi, dialah orang yang tersesat dan pendusta.
5. Iman kepada hari kiamat. Suatu saat nanti alam semesta ini akan kaimat dan kita
akan dibangkitkan kembali. Kemudian manusia mempertanggung jawabkan
amalnya masing-masing. Orang yang selamat dan masuk surga adalah pengikut
para Nabi dan rasul Allah yang senantiasa taat beribadah hanya kepada Allah,
tidak melakukan kesyirikan. Setelah datangnya Nabi Muhmmad SAW tidak ada
agama lain, kecuali Islam. Beliau telah menjelaskan akan tanda-tanda hari
kiamat.
6. Iman kepada qada & qadar Allah SWT. Allah telah menentukan ketentuan-
ketentuan bagi semua umatnya. Allah menguji kepada hambanya untuk melihat
hambanya mana yang tetap berpegang teguh. Semua kejadian yang buruk bisa
jadi ujian dan juga bisa azab dari Allah. Selagi orang tersebut melakukan
kebaikan, berarti itu adalah ujian. Dan ujian tersebut datangnya hanya sebentar
dan kemudian Allah menggantikan ujian tersebut dengan kehidupan yang baik.
Orang yang ujiannya paling besar adalah para Nabi dan rasul.

13
B. Islam

Secara harfiah kata Islam berasal dari bahasa arab, yakni Aslama,yuslimu islaman
yang berarti keselamatan. Adapun secara terminologi Islam mengandung pengertian
“ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada Allah, tidak
musyrik kepada-Nya, kemudian melaksanakan segala pemerintah-Nya, seperti
melaksankan shalat, zakat, berpuasa, haji, serta meninggalkan segala yang dilarang-
Nya.

C. Ihsan

Dalam literatur Arab kata Ihsan berarti berbuat baik atau perbuatan baik. Adapun
secara terminologi ihsan bermakna sesuai dengan penjelasan Rasulullah yakni engkau
menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika tidak maka sesungguhnya dia
melihatmu.

Iman dan ihsan merupakan tiga serangkai atau trilogi doktrin (ajaran) ilahi yang
tidak dapat dipisahkan. Jadi, seorang dikatakan sebagai Muslim sejati apabila ia mampu
menyatukan tiga dimensi tersebut. Pada perkembangan selanjutnya trilogi tersebut
menjadi tiga kerangka dasar Islam yang digunakan dalam tiga bidang pemikiran Isla,
yaitu Akidah, Syariat dan Akhlak. 2

b. Islam Sebagai Pemikiran

Konsep kajian Islam sebagai pemikiran atau pemahaman adalah kajian yang
berangkat dari sumber-sumber yang diakui sebagai sumber-sumber Islam, seperti
AlQur’an al-karim, Hadits, Ijma’ dan lain sebagainya.

Selain itu mengkaji islam pada tataran kedua ini juga akan memberikan ruang untuk
mengkaji islam sebagaimana dipahami oleh suatu masyarakat.

2M.Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam;dalaTeori dan praktek;(Pustaka Pelajar,Yogyakarta)1998


h.19.

14
c. Islam Sebagai Realitas Sosial (Sejarah)

Kata “Islam” dalam berbagai kajian ilmiah, terutama sejarah bisa diartikan ke dalam
tiga kategori; agama, negara, dan kultur. Islam sebagai fenomena agama mengacu pada
sistem kepercayaan dan amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
diwahyukan dalam Al-Qur’an dan sunnah. Islam sebagai negara adalah kesatuan dan
kesepakatan konflik ayng dibangun berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah, serta konsepsi
yang berkembang di suatu masyarakat Islam yang menjelma dalam bentuk
pemerintahan seperti kekhalifahan, kesultanan , daulat-daulat, dan keamiran.

Islam sebagai kultur memperlihatkan perpaduan peradaban yang mengkristal antara


Islam dan corak karakter budaya lokal seperti Arab, India, Melayu, bahkan Indonesia
yang mencirikan umum sebagai ciri-ciri sosial budaya para pengikutnya.3

3. POSISI ISLAM DALAM AGAMA


Islam sebagai Agama yang universal (rahmatan lil’alamin),memiliki sifat mudah
beradaptasi umtuk tumbuh di segala tempat dan waktu. Islam hadir di tanah Arab,tetapi
tidak harus terikat oleh budaya Arab. Sebagai agama universal,islam tidak akan terikat
oleh batasan dan waktu. Dimana saja dan kapan saja Islam dapat berkembang dan selalu
dinamis,aktual,dan akomodatif dengan budaya lokal. Islam hadir bukan untuk melarang
atau megnharamkan budaya atau adat istiadat yang ada sebelum ajaran islam ini
lahir,akan tetapi islam lahir untuk menunjukkan jalan yang benar sehingga budaya atau
adat istiadat yang ada tidak membuat manusia tersesat karenanya.

Islam sebagai Agama yang datang paling akhir,berfungsi sebagai petunjuk jalan
bagi umat manusia dan dominan dalam masyarakat dunia,islam telah mengalami proses
sejarah yang cukup panjang dalam memasuki berbagai dimensi kehidupan masyarakat
manusia disetiap ruang dan waktu. Dalam realitasnya,dunia islam pada akhirnya
memiliki berbagai bentuk kebudayaan dan peradaban dalam masing-masing ruang yang

3 Ajid Thohir, Islam di Asia Selatan, (Bandung:Humaniora,2006),h,4-5.

15
ditempatinya.4 Islam sesuai dengan fungsinya harus tetap berada ditengah-tengah
kehidupan manusia dalam setiap perkembanganya,dan memberi dasar-dasar wawasan
untuk manusia dalam masalah-masalah,baik melalui akidah maupun dasar-dasar
syariah.

Sebelum Islam datang ke dunia ini, terdapat sejumlah agama yang dianut oleh
umat manusia. Para ahli ilmu perbandingan agama membagi agama yang secara garis
besar dalam dua bagian. Pertama, kelompok agama diturunkan oleh Tuhan melalui
wahyu-wahyunya sebagaimana yang termaksud dalam kitab suci Al-Quran. Kedua,
kelompok agama yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang
membawanya sebagaimana didokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya. Islam
adalah agama terakhir di antara agama besar di dunia yang merupakan kekuatan raksasa
yang menggerakkan revolusi dunia, dan mengubah nasib sekalian bangsa. Islam
melengkapi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.

Mengenai posisi Islam terhadap agama-agama yang datang sebelum nya dapat
dikemukakan sebagai berikut.

A. Ciri Khas Agama Islam

Posisi Islam terhadap agama-agama dapat dilihat dari ciri khas agama Islam yang paling
menonjol, yaitu Islam menyuruh para pemeluknya beriman dan memercayai bahwa
semua agama besar di dunia yang datang sebelumnya diturunkan dan diwahyukan oleh
Allah SWT.

Dengan demikian, orang Islam bukan hanya beriman kepada Nabi Muhammad SAW.,
melainkan juga beriman kepada semua nabi. Menurut ajaran Al-Quran yang terang
benderang, semua bangsa telah kedatangan Nabi. "Sungguh, Kami mengutus engkau
dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang
pemberi peringatan" (QS. Fatir (35) 24). 5

4 Ajid Thohir dan Ading Kusdiana,(2006),Islam di Asia Selatan melacak perkembangan sosial,politik islam
di india,pakistan,dan Bangladesh.Bandung:Humaniora,Hal.2
5 QS. Fatir( [35]:24)

16
Dengan demikian, orang Islam adalah orang yang beriman kepada para nabi dan kitab
suci dari semua bangsa.

B. Kedudukan Istimewa di antara Semua Agama

Posisi Islam di antara agama-agama besar di dunia dapat pula dilihat dari ciri khas
agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa di antara semua agama, Selain
menjadi agama yang terakhir dan yang meliput semuanya, Islam adalah pernyataan
kehendak Ilahi yang sempurna.

C. Peran yang Dimainkannya

Posisi Islam di antara agama-agama lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya.
Dalam hubungan ini, Islam memiliki tugas besar, yaitu:

1) mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan di antara semua


agama di dunia;

2) menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada
sebelumnya;

3) memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para peng anut agama


sebelumnya, yang kemudian dimasukkan ke dalam agamanya itu;

4) mengerjakan kebenaran abadi yang sebelumnya tidak pernah diajarkan karena


keadaan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat
perkembangan mereka dan yang terakhir adalah memenuhi segala kebutuhan moral dan
rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju.

D. Unsur Perubahan di Dalamnya

Posisi Islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur pembaruan
di dalamnya.

E. Akomodatif dan Persuasif

Posisi agama Islam terhadap agama-agama lainnya dapat dilihat dari dua sifat yang
dimiliki oleh ajaran Islam, yaitu akomodatif dan persuasif.

17
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat dengan jelas bahwa posisi Islam di antara
agama-agama lain tampak bersifat adil, objektif dan propo sional. Dengan sifatnya yang
adil ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama yang
pernah ada di dunia. Sebagai yang bersifat objektif, ajaran Islam memberikan penilain
apa adanya terhadap agama-agama lain. Terhadap agama lain yang benar dibenarkan
oleh Islam, dan terhadap agama yang tersesat disalahkan dan diperbaiki oleh ajaran
Islam. Dan terhadap ajaran agama yang tidak seimbang dalam memberikan perhatian,
diberikan perhatian yang proporsional. Dengan pandangan yang demikian itu Islam
bukanlah agama yang eksklusif, yakni tidak mau kom promi dan berdialog dengan
agama lain, melainkan agama yang terbuka, rasional, objektif dan demokratis. Islam
adalah untuk orang-orang yang dapat menggunakan pemikirannya. Dengan sifatnya
yang demikian itu, maka Islam telah tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar,
dan sekaligus sebagai pembaru. Posisi islam yang demikian itu membawa penganut
Islam sebagai umat yang ideal,menjadi pemersatu dan perekat di antara Agama-Agama
yang ada didunia.6

6 Prof.Dr.H.Abuddin Nata M,A.Metodologi Studi Islam.Jakarta;Rajawali Pers,2012,Hal 140.

18
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Secara harfiah kata Islam berasal dari bahasa arab, yakni Aslama,yuslimu islaman
yang berarti keselamatan. Adapun secara terminologi Islam mengandung pengertian
“ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada Allah, tidak
musyrik kepada-Nya, kemudian melaksanakan segala pemerintah-Nya, seperti
melaksankan shalat, zakat, berpuasa, haji, serta meninggalkan segala yang dilarang-
Nya. Dan posisi islam dalam agama, Islam sebagai Agama yang datang paling
akhir,berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi umat manusia dan dominan dalam
masyarakat dunia,islam telah mengalami proses sejarah yang cukup panjang dalam
memasuki berbagai dimensi kehidupan masyarakat manusia disetiap ruang dan waktu.

Dengan melihat posisi islam yang demikian,maka tidak ada alasan bagi siapapun
untuk mencurigai atau takut pada islam. Islam agama perdamaian,jauh dari sikap
bermusuhan,peperangan dan sebagainya. Oleh karena itu upaya-upaya kaum barat yang
menghubungkan islam sebagai agama teroris adalah sama sekali jauh dari sifat ajaran
islam. Hal yang demikian juga boleh jadi dari sikap dan pandangan para penganut
agama masing-masing yang mencoba memaksa agama untuk membenarkan tindakan
penyimpangnya. Upaya ini harus segera dicegah dan dikembalikan kedalam situasi yang
memperlihatkan keharmonisan hubungan antara agama-agama yang ada didunia.

II. Saran

Penulis menyarankan agar penelitian berkaitan dengan islam dalam agama ini
terus dikembangkan. Dengan harapan hasil penelitian- penelitian tersebut dapat
menambah wawasan bagi pembacanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung:pustaka setia, 2008), h 45.

M.Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam;dalaTeori dan praktek;(Pustaka


Pelajar,Yogyakarta)1998 h.19.

Ajid Thohir, Islam di Asia Selatan, (Bandung:Humaniora,2006),h,4-5.

Ajid Thohir dan Ading Kusdiana,(2006),Islam di Asia Selatan melacak perkembangan


sosial,politik islam di india,pakistan,dan Bangladesh.Bandung:Humaniora,Hal.2

Prof.Dr.H.Abuddin Nata M,A.Metodologi Studi Islam.Jakarta;Rajawali Pers,2012,Hal


140.

20

Anda mungkin juga menyukai