Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KERUKUNAN ANTAR UMMAT BERAGAMA

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 5 :

1. BETHA ANJELA
2. KHAIRUNNISA RAMADHANI
3. YESSY MARSIDA
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen : Ilham Syukur, S.Sy. M.H.
Semester Genap

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam tetap tercurah kepada nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan judul Kerukunan Antar
Ummat Beragama. Dalam menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu kami terutama kepada dosen pengampu dan rekan-rekan semua
yang memberi motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak adanya
kekurangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan kami, baik dalam
pemahaman maupun dalam referensi yang dijadikan rujukan penyusunan makalah. Maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini.

Pekanbaru, 23 Februari 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................

Bab I Pendahuluan ........................................................................................

1.1 Latar Belakang ....................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................

Bab II Pembahasan .......................................................................................

2.1 Agama Islam merupakan Rahmat Allah .................................................

2.2 Ukhwah Islamiyah Dan Insaniyah ..........................................................

2.3 Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial ......................

Bab III Penutup .............................................................................................

3.1 Kesimpulan ............................................................................................

3.2 Saran .......................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Islam merupakan agama rahmatan lil alamin. Agama yang diturunkan oleh
Allah untuk menuntun manusia ke kehidupan yang lebih baik, yang diturunkan
atau diwahyukan kepada manusia dengan perantaraan Rasul. Agama Islam
mengajarkan manusia untuk berperilaku baik kepada siapapun di muka bumi ini
termasuk kepada hewan dan tumbuhan. Hal itu bertujuan untuk menghindarkan
umat manusia dari murkanya Allah SWT, menjaga hubungan antar umat beragama
dan menciptakan lingkungan kehidupan aman, damai dan tentram.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak keberagaman mulai dari
agama, suku bangsa, jenis kulit, bahasa dan lain-lain. Dari keanekaragaman
tersebut muncul lah perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat yang
ada di Indonesia. Jika perbedaan tersebut tidak dapat dipelihara dengan baik, maka
akan menimbulkan konflik antar umat beragama, antar ras suku bangsa dan lain-
lain. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus mampu memahami dan memiliki
jiwa toleransi, saling tolong menolong terhadap umat lain.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian agama Islam merupakan Rahmat Allah?
2. Bagaimana Ukhuwah Islamiyah dan Insaniyah?
3. Bagaimana menciptakan keberagaman Umat Beragama dalam kehidupan
sosial?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian agama Islam
2. Untuk mengetahui ukhuwah Islamiyah dan Insaniyah
3. Untuk mengetahui keberagaman umat beragama dalam kehidupan sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama Islam Rahmatan Lil’alamin

Sedangkan Islam berasal dari kata “salima” berarti selamat, “aslama” berarti taat ,
“assalam” berarti bersih, aman, tunduk, taat, patuh. “Silmun”,”salmon” berarti kedamaian,
kepatuhan dan penyerahan diri. Jadi, Islam berarti selamat dari kecacatan lahir dan batin
atau agama yang berdasarkan ketundukan dan kepatuhan.

Menurut A. Hasan, Islam adalah keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat
yang diwahyukan Allah kepada manusia dengan perantara Rasul atau agama yang dibawa
oleh Nabi Muhammad yang diturunkan dalam Al-Quran dan tertera di dalam Al-Sunnah.1
Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, adalah agama yang telah
disempurnakan dan diridhoi oleh Allah sebagaimana yang ditegasakn oleh Allah melalui
ayat yang terakhir diturunkan QS. Al-Maidah ayat 3 :

ِ ‫ْالي ْوم أ ْكم ْلتُ ل ُك ْم دِين ُك ْم تُ ْْوأتْمم عل ْي ُك ْم نِ ْعمتِي ور‬


( ٣) ‫ضيتُ ل ُك ُم اإلسْالم دِينًا‬

“Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah aku cukupkan
nikmat-Ku kepadmu serta Aku telah rela Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maidah
ayat 3).

1
Aminuddin, dkk., Pendidikan Agama Islam., hlm.,37
Selain itu pernyataan tersebut juga terdapat dalam QS. Al-Anbiya ayat 107 :

ََ‫ّل َر ْح َمةَ ِّل ْل َٰعَلَ ِّمين‬ ََ َ‫س ْل َٰن‬


ََ ِّ‫ك إ‬ َ ‫َو َماَ أ َ ْر‬
“Kami tidak mengutus engkau Wahai Muhammad melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh manusia”(QS. Al-Anbiya ayat 107).

Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah
rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Secara bahasa rahmat
artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba atau dengan kata lain rahmat dapat
diartikan dengan kasih sayang. Agama Islam diturunkan untuk memperbaiki akhlak
manusia yang sudah sangat rusak. Selain itu juga disebut sebagai agama yang rahmatan lill
‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Dengan kata lain agama islam diturunkan oleh
Allah SWT ke dunia bukan hanya sebagai rahmat bagi umat islam semata, namun rahmat
bagi seluruh alam.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, sahabat Nabi SAW, pakar dalam Ilmu Tafsir
menyatakan, “Orang yang ber iman ke pada Nabi SAW, maka akan memperoleh rahmat
Allah SWT dengan sempurna di dunia dan akhirat. Sedangkan orang yang tidak beriman
kepada Nabi SAW, maka akan diselamatkan dari azab yang ditimpakan kepada umat-umat
terdahulu ke tika masih di dunia seperti diubah men jadi hewan atau dilemparkan batu dari
langit.” Penafsiran di atas memberikan gambaran, bahwa karakter rahmatan lil-‘alamin
memiliki keterkaitan sangat erat dengan kerasulan Nabi SAW. Dalam kitab-kitab tafsir,
tidak ditemukan keterkaitan makna rahmatan lil-‘alamin dengan sikap toleransi yang
berlebih-lebihan dengan komunitas non-Muslim.

Islam tidak melarang umatnya berinteraksi dengan komunitas agama lain. Rahmat
Allah yang diberikan melalui Islam, tidak mungkin dapat disampaikan kepada umat lain,
jika komunikasi dengan mereka tidak berjalan baik. Karena itu, para ulama fuqaha dari
berbagai mazhab membolehkan seorang Muslim memberikan sedekah sunnah kepada non-
Muslim yang bukan kafir harbi. Demikian pula sebaliknya, seorang Muslim diperbolehkan
menerima bantuan dan hadiah yang diberikan oleh non-Muslim. Para ulama fuqaha juga
mewajibkan seorang Muslim memberi nafkah kepada istri, orang tua, dan anak anak yang
non-Muslim.

2.2 Ukhuwah Islamiyah dan Insaniyah

Ukhuwah berasal dari bahasa Arab dengan bentuk kata dasarnya (masdar) akhu
yang berarti saudara, termasuk di dalamnya saudara sekandung, saudara se ayah, saudara
seibu atau saudara sesusuan. Ukhuwah merupakan salah satu ajaran Islam mengenai
konsep persaudaraan.

Ukhuwah (brotherhood) adalah persamaan di antara umat manusia. Dalam arti luas,
ukhuwah melampaui batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang social, keturunan dan
lain sebagainya. Lebih lanjut ukhuwah secara hierarki mencari saling pengertian dan
membangun kerja sama keduniaan secara optimal dalam menunaikan tugas-tugas
kekhalifahan. Dengan konsep ukhuwah di harapkan ada persaudaraan dan persamaan yang
tidak membeda-bedakan umat manusia atas jenis kelamin, asal usul, etnis, warna kulit, latar
belakang historis, social, status ekonomi, mengingat umat Muhammad adalah umat yang
satu.

Dalam Islam, ajaran ukhuwah bermakna suatu ikatan persaudaraan antara dua orang
atau lebih berdasarkan keimanan yang sama, kesepakatan atas pemahaman serta
pembelaan kepada Islam sebagai agama yang diridhai Allah SWT. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat ayat 10 :

ََ‫ٱّلل لَ َعلَ ُك َْم ت ُ ْر َح ُمون‬


َََ َ‫َۚوٱتَقُوا‬ ْ َ ‫ِّإنَ َما ْٱل ُمؤْ ِّمنُونََ ِّإ ْخ َوةَ فَأ‬
َ ‫ص ِّل ُحواَ بَيْنََ خ ََو ْي ُك َْم‬
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat.(QS. Al-Hujurat ayat 10).

Ukhuwah berarti persamaan dan keserasian dalam banyak hal. Karena itu,
persamaan dan keserasian dalam keturunan mengakibatkan persaudaraan dan persamaan
dalam sifat juga mengakibatkan persaudaraan. Kata ukhuwah sering kali dirangkaikan
dengan kata Islamiyah, menjadi ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah berarti hubungan
persaudaraan yang didasarkan atas persamaan dan keserasian prinsip kehidupan dan
ditopang oleh pemahaman islam secara universal.

Agama islam menekankan hubungan sesame muslim berdasarkan kesamaan iman


yang pada kenyataannya jauh lebih kuat daripada hubungan darah dan etnik. Bagaimanapun
iman merupakan dasar keyakinan yang berpengaruh terhadap seluruh perilaku seorang
muslim. Hubungan sesama muslim digambarkan sebagai sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan seperti halnya anggota tubuh yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
sesuai dengan sabda rasulullah dalam hadistnya “seorang mukmin dengan mukmin yang
lain bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu terluka maka seluruh tubuh
akan merasakan sakitnya.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Seorang muslim menderita kelaparan, muslim lainnya akan merasakan


penderitaannya. Demikian halnya, jika sekelompok muslim teraniaya, kaum muslimin
lainnya akan merasakan sakitnya. Rasul mengajarkan umatnya untuk saling memberikan
perhatian dan kepedulian terhadap sesama, sehingga terwujud ukhuwah islamiyah yang
dilandasi kasih sayang. Kasih saying terlahir dari kesamaan iman, kasih saying tersebut
akan memancar dan membentuk pola hubungan antar kaum muslimin dalam memandang
orang lain sebagaimana dia memandang dirinya sendiri. Nabi bersabda : “tidak beriman
seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri.” (HR. Bukhari dari Anas)
Kasih sayang dalam ukhuwah islamiyah akan membentuk hubungan yang akrab,
saling mengasihi, dan saling memberikan perhatian. Dengan demikian, umat islam akan
membentuk suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan kasih saying atau masyarakat
“marhamah”.

Landasan keimanan dalam ukhuwah islamiyah, akan membentuk sikap adil dalam
menyikapi perbedaan-perbedaan pendapat dan perilaku orang lain. Perbedaan pendapat dan
sikap adalah hak setiap orang. Namun, kadang-kadang perbedaan-perbedaan melahirkan
konflik di kalangan umat islam, sehingga ukhuwah islamiyah terganggu. Perbedaan yang
biasa muncul dikalangan umat islam dalam pemahaman keislaman yang fiqhiyah bukan
persoalan mendasar atau akidah.

Sesuai dengan pemaknaan ukhuwah menurut Al-Quran dan Hadist maka ukhuwah
dapat dibedakan menjadi 4 bentuk yaitu:

A. Ukhuwah fi al-ubudiyah yaitu seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti


memiliki kesamaan. Persamaan ini antara lain, bahwa semua manusia merupakan
ciptaan allah dan tunduk kepadanya. Bentuk ukhuwah ini mirip dengan ukhuwah
alamiyah yaitu adanya kesesuaian manusia dengan alam semesta.
B. Ukhuwah fi al-insaniyah yaitu seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena
mereka bersumber dari ayah ibu yang satu. Nabi saw pernah bersabda: “jadilah
kamu hamba-hamba allah yang bersaudara, karena semua hamba itu semuanya
bersaudara.” Model ukhuwah ini cakupannya lebih sempit dari ukhuwah yang
pertama, karena lingkup persaudaraan sebatas manusia dengan manusia yang hidup
didunia, tanpa dibedakan bangsa, ras, suku, bahasa dan adat istiadat, semuanya
adalah saudara tanpa terkecuali.
C. Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab yaitu saudara dalam seketurunan dan
kebangsaan. Model ukhuwah ketiga ini juga lebih sempit dari bentuk kedua
ukhuwah tadi, karena lingkup persaudaraannya hanya meliputi persaudaraan
sebangsa dan setanah air. Lebih lanjut ukhuwah ini tidak mengonsentrasikan pada
pemerintahan islam, hanya saja masing-masing warga Negara mempunyai
wewenangan untuk mengembangkan Negara tanpa membedakan perbedaan agama
asal warga tersebut mematuhi peraturan yang ada. Prinsip paling cocok dalam
ukhuwah ini adalah berpijak pada “al-tasamuh atau toleransi, yaitu adanya interaksi
timbal balik antar umat beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang
yang tidak sepaham, tidak mengganggu peribadatan agama lain.
D. Ukhuwah fi din al-islam yaitu persaudaraan antar umat islam. Dilihat dari sifatnya
ukhuwah ini hanya mencakup umat islam saja.

Ukhuwah dalam agama islam menuntut integritas umat tanpa mengenal agama yang
dianut. Keempat bentuk ukhuwah diatas mempunyai kesamaan yaitu adanya anjuran untuk
hidup rukun, salin menghormati, bantu membantu, kerja sama, tenggang rasa, solidaritas,
social, dengan menundukkan pada posisinya masing-masing sesuai dengan bentuk
ukhuwah yang dilakukan.

2.3 Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Social

Agama islam diturunkan untuk manusia dengan segala keberagamannya. Ajaran


islam tidak melarang umatnya untuk berhubungan dengan umat beragama lain. Islam
mengajarkan umatnya untuk senantiasa berpihak pada kebenaran dan keadilan terhadap
siapa saja, termasuk orang-orang non muslim.

Dalam masyarakat sekarang ini hubungan antara pemeluk agama yang berbeda-
beda tidak dapat dihindarkan, baik dalam bidang social, ekonomi, politik maupun budaya.
Bagi umat islam hubungan ini tidak menjadi halangan, sepanjang berkaitan dengan masalah
social kemanusiaan atau muamalah. Bahkan dalam berhubungan dengan mereka, umat
islam dituntut untuk menampilkan perilaku yang baik sehingga dapat menarik minat
mereka untuk mengetahui ajaran islam.
Dalam sejarah Rasul, dapat ditemukan bahwa orang-orang kafir masuk agama islam
disebabkan sikap dan tingkah laku nabi dalam berhubungan dengan mereka. Karena itu,
menampilkan perilaku yang islami dalam hubungan dengan pemeluk agama lain
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam misi islam yang disebut dakwah bil hal
(mengajak dengan tingkah laku).

Dalam berhubungan dengan umat Bergama lain hendaknya seorang muslim tetap
menjaga keyakinan (aqidah)nya, yaitu meyakini bahawa agama islamlah yang diridhoi
Allah dan berusaha menyucikan aqidahnya. Hal ini berarti bahwa hubungannya dengan
pihak lain tidak sampai membenarkan keyakinan mereka atau saling tukar keyakinan, tetapi
tetap menghormati dan menghargai keyakinan masing-masing.

Penaataan pergaulan umat islam dengan non muslim dikaitkan pula dengan kondisi
yang ada. Pada kondisi umat islam teraniaya ditengah dominasi kaum non muslim, islam
mengajarkan umatnya untuk sabar. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, hendaknya
mereka hijrah ketempat lain dalam rangka menyelamatkan jiwa dan keyakinannya. Apabila
hubungan antara mereka dengan umat islam baik, maka hendaknya mengembangkan sikap
yang lebih baik dengan toleransi dan kerja sama dalam hal-hal diluar aqidah.

Dengan demikian, dalam hubungan umat islam dengan umat Bergama lain, Al-
Quran mengajarkan prinsip-prinsip toleransi sebagai rujukan. Prinsip-prinsip ialah :

a. Dilarang melakukan pemaksaan dalam beragama baik secara halus apalagi


kasar. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 256

‫ت‬
ِ ‫غ ْو‬ َّ ‫الر ْشدُ ِمن ْالغي ِ ۚ فم ْن ِب‬
ُ ‫الطايَّ ْكفُ ْر‬ ِ ‫ل اِ ْكراه ِفى‬
ُّ ‫الدي ِْن ق ْد تَّبيَّن‬ ‫ا‬
‫اّللِ فق ِد ا ْست ْمسك ِب ْالعُ ْروةِ ل ْل ُوثْق ا ْن ِفصام لها‬ ٰ ‫و يُؤْ ِم ْن ِب‬
‫ّللاُ س ِميْع ع ِليْم‬
ٰ ‫و‬
“Tidak ada paksaan dalam (memeluk sesuatu) agama karena telah jelas mana
yang benar dan mana yang salah.”
b. Manusia berhak memilih, memeluk agama, dan beribadat menurut
keyakinannya. Firman Allah dalam QS. Al-Kahfi : 29 yang artinya
“Katakanalah hai Muhammad bahwa telah datang kebenaran dari tuhan mu,
oleh karena itu barang siapa yang mau berimanlah, barangsiapa yang tidak
mau, biarlah”.
c. Tidak berguna memaksa seseorang agar menjadi seorang muslim. Firman Allah
dalam QS. Al-Insan : 3 yang artinya “sesungguhnya kami telah memberi
petunjuk kepada seseorang (untuk) mengikuti jalan (yang lurus). Ada kalanya ia
(orang itu) bersyukur, adakala ia menolak jalan yang lurus itu.”
d. Allah tidak melarang hidup bermasyarakat dengan orang yang tidak sepaham
atau tidak seagama, selama tidak memusuhi islam, firman Allah QS. Al-
Muntahanah:8 yang artinya : “Tuhan tidak melarang kamu berbuat kebaikan
dan bersikap jujur terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena
agama dan tidak mengusir kamu dari kampungmu. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang jujur.

Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta
berkat adanya toleransi agama. Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan
mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa
dan menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup dinegeri
ini. Adapun kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial :

a) Pandangan Agama Islam Terhadap Umat Non Islam


Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagi agamanya
disebut kafir atau non islam. Mereka yang terdiri dari orang-orang musrik yang
menyembah berhala di sebut orang watsani. Orang kafir yang mengganggu,
menyakiti dan memusuhi orang Islam di sebut kafir harbi, dan orang kafir yang
hidup rukun dengan orang Islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah orang
kafir yang memerangi orang Islam dan boleh diperangi oleh orang Islam.
Kafir dzimmi adalah orang kafir yang mengikat perjanjian atau yang menjadi
tanggungan orang Islam untuk menjaga keselamatan atau keamanannya,

b) Tanggung Jawab Sosial Umat Islam


Bentuk tanggung jawab sosial ummat islam meliputi berbagai aspek kehidupan di
antaranya adalah :
a. Menjalin silatuhrahmi dengan tetangga dalam sebuah hadist rasulullah
menjadikan sebuah kebaikan seseorang kepada tetangganya menjadi salah
satu indikator keimanan.
b. Memberiikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalam
bentuk zakat maupun yang sunah dalam bentuk sedekah.
c. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan Ta’ziyah bila ada
anggota masyarakat yang meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai
di kuburnya.
d. Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan.
e. Penyusunan sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun
masyarakat, baik mental, spiritual, maupun fisik materialnya.
c) Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar adalah memerintahkan orang lain untuk berbuat
baik dan mencegah perbuatan jahat. Disamping sistem dan saran pendukung, Amar
Ma’ruf dan Nahi Munkar memerlukan juga kebijakan dalam bertindak. Karena itu
rasulullah memberikan tiga tingkatan yaitu :
a. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila ia mampu.
b. Menggunakan lisan, dan dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak
memungkinkan.
c. Mendirikan masjid
d. Menyelenggarakan pengajian
e. Mendirikan lembaga wakaf
f. Mendirikan lembaga pendidikan islam
g. Mendirikan pesantren

Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia


menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu menjaga
kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk menjaga
kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat
beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan cara
sebagai berikut:

1) Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain


yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang
positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2) Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3) Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini
bagian dari sikap saling menghormati.
4) Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat
fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Agama islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena itu
ia tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat islam, tetapi juga
berhubungan dengan umat beragama lain. Islam adalah agama yang mengembangkan
kedamaian dan kesejahteraan seluruh alam (rahmatan lil a’lamin),Karena itu islam
mengajarkan umatnya untuk tidak memaksa orang lain untuk menganut agama islam.
Dalam hubungannya dengan penganut agama lain islam mengajarkan toleransi
(tasamuh), yaitu membiarkan dan tidak ikut campur dengan mereka dalam
melaksanakan agamanya.

3.2 Saran

Setelah mengetahui betapa pentingnya peranan ukhuwah dalam islam dan


berbagai keutmaannya hendaknya kita sebagai umat islam tetap menjaga ikatan
persaudaraan seiman yang sejak dulu telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, A. W. (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Azara, A., & dkk. (2002). Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta:
Direktorat Perguruan TinggI Agama Islam .

Ramli, M. I. (2011). Rahmatan Lil A'lamin . Jurnal Pemikiran Islam, 20.

Suryana, T., & dkk. (1997). Pendidikan Agama Islam. Bndung : Tiga Mutiara.

Anda mungkin juga menyukai