Anda di halaman 1dari 9

“KERUKUNAN ANTAR UMAT AGAMA”

Dosen Pengampu:
Dinul Islami, M.A

Disusun Oleh:
Muhammad Sarwadin Ansori Dalimunthe (7202250004)
Tasha Alyarisvi Nasution (7203550011)

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, puji syukur Kami Ucapkan kepada


Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena Rahmat dan karuniaNya Kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjenis “Makalah”. Kami berterima kasih
kepada Dosen Pengampu atas bimbingannya kepada kami dalam penyelesaian tugas makalah
ini.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu Kami meminta maaf jika memiliki kesalahan dalam penulisan dan Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata Kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat bermanfaat buat kita semua,
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................................ 1

KERUKUNAN ANTAR BERAGAMA ............................................................................... 1

A. Kerukunan Antar Umat Beragama.................................................................................. 1

B. Islam Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam ...................................................................... 1

C. Kebersamaan Dalam Pluralitas Beragama ...................................................................... 2

D. Perilaku Yang Mendukung Kerukunan Dan Persatuan .................................................. 3

BAB II .............................................................................................................................. 5

PENUTUP ........................................................................................................................ 5

A. Kesimpulan....................................................................................................................... 5

B. Saran ................................................................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 6

ii
BAB I
KERUKUNAN ANTAR BERAGAMA

A. Kerukunan Antar Umat Beragama


Kerukunan berasal dari kata rukun yang berawalan “ke dan berakhiran “an’. Kata
“rukun” berarti baik, damai, perihal hidup rukun, keragaman perasaan rukun.
Sedangkan ‘ummat’ bisa diartikan “para penganut suatau agama atau pengikut Nabi”,
misalnya ummat Islam, Kristen, Hindu, dan lain lain, atau juga dapat berarti orang
banyak atau khalayak. Selanjutnya, “agama” itu sendiri adalah suatu kepercayaan yang
dianut oleh manusia dalam usahanya mencari hakikat dari hidupnya dan yang
mengajarkan tentang hubungan dengan Tuhan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kerukunan antar umat beragama adalah ondisi dimana antar umat beragama dapat
saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong
menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.

Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi
menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri
dalam bingkai persaudaraan. Bila pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka ”toleransi”
dan “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia.

B. Islam Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam


Secara Bahasa, Islam berasalah dari Bahasa Arab, diambil darii asal kata salima yang
berarti selamat Sentosa, damai, dan sejahtera. Kemudian dari asal itu dibentuk kata
aslama yang artinya memeliharakan dalam keadaan selamat Sentosa, menyerahkan diri,
patuh dan taat. Dari pengertian tersebut sudah menunjukkan bahwa agama Islam adalah
agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan
kesejahteraan hidup manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada
umumnya, serta penyerahan diri, menaati, dan mematuhi ketentuan-ketentuan Allah.

Dalam islam terkandung nilai-nilai universal yang menjunjung tinggi toleransi dan
mengarah pada terwujudnya perdamaian di muka bumi. Dengan segala
keberagamannya, islam merangkum semua itu dalam sebuah konsep Islam Rahmatan
lil ‘Alamin. Sesuai dengan namanya, Islam Rahmatan lil ‘Alamin berarti islam adalah
rahmat bagi seluruh alam. Hal tersebut memiliki makna bahwa kehadiran islam di
1
tengah kehidupan mampu mewujudkan tatanan dunia yang penuh kedamaian dan kasih
sayang. Islam melarang penganutnya melakukan perbuatan-perbuatan yang mengarah
kepada kebencian, permusuhan, dan hal-hal yang bersifat membahayakan. Islam juga
mengatur hubungan baik itu hubungan manusia dengan Allah swt, manusia dengan
manusia, dan manusia dengan alam.

Dalam hubungan antar sesama manusia, konsep Islam Rahmatan lil ‘Alamin ini
berkaitan erat dengan sikap toleransi. Karena islam adalah agama yang mengakui
adanya keberagaman dalam kehidupan sosial. Dengan sikap toleransi akan mampu
menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis. Sehingga konsep Islam Rahmatan
lil ‘Alamin menjadi satu konsep yang sangat penting dan sudah seharusnya menjadi
bagian dari berbagai aspek kehidupan.

C. Kebersamaan Dalam Pluralitas Beragama


Indonesia adalah salah satu negara lebih berat dalam rangka pembangunan yang
memiliki tingkat pluralitas yang cukup bangsa dan negara di bidang politik, tinggi, baik
dalam bidang .bahasa, suku ekonomi, keamanan, sosial budaya, dan bangsa, maupun
agama. Bagi negara yang pluralis di bidang agama, seperti Indonesia, kerawanan dan
ancaman permusuhan antar warga yang dipicu oleh permasalahan agama sewaktu-
waktu akan muncul jika tidak diantisipasi dengan baik.

Untuk pluralitas sendiri berasal dari Bahasa inggris, yaitu plural, lawan kata dari kata
singular. Dengan kata lain, pluralitas adalah kondisi objektif dalam suatu masyarakat
yang terdapat di dalamnya sejumlah kelompok saling berbeda, baik strata ekonomi,
idiologi, keimanan, maupun latar belakang etnis.

Era global adalah era kemajemukan atau plural. Maka masyarakat yang hidup pada era
ini, bagaikan hidup dalam satu perkampungan global (global village) di mana setiap
individu yang hidup di dalamnya harus transparan antara satu sama lain. Masyarakat
yang berasal dari satu agama yang berada dalam perkampungan ini haruslah memiliki
visi yang religius, yang berlaku adil terhadap agama mereka sendiri dan juga terhadap
agama yang dimiliki oleh kelompok lain, dengan sebuah kesadaran yang positif tentang
adanya perbedaan-perbedaan antara berbagai kelompok. Dengan sikap pluralitas
tersebut haruslah ditumbuhkan suasana kerjasama atau kerukunan hidup antarumat
2
beragama. Paling tidak harus disadari bahwa sikap pluralitas sangat diperlukan untuk
membangun suasana keberagaman, saling memahami dan mendewasakan diri, yang
pada akhirnya akan dapat mengantarkan kita pada kemaslahatan bersama dalam
persoalan sosial kemanusiaan.

D. Perilaku Yang Mendukung Kerukunan Dan Persatuan


1) Tasamuh
Tasamuh adalah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang
dihadapi, misalnya toleransi dalam agama ialah sikap saling menghormati hak
dan kewajiban antaragama. Tasamuḥ dalam agama bukanlah
mencampuradukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai
eksistensi agama yang dianut orang lain.

2) Mengakui persamaan derajat


Yang dimaksud dengan mengakui persamaan derajat dan persamaan hak antara
sesama manusia adalah bahwa manusia memiliki harga dan martabat yang
sama.

3) Saling mencintai sesama manusia


Mencintai sesama juga dapat dartikan bahwa
setiap manusia dilarang saling menyakiti , harus bisa saling menghargai
perbedaan yang ada agar tercipta kerukunan, jika hal ini dilakukan, tidak akan
tercipta keributan seperti perang saudara, atau perang antar suku yang masih
sering terjadi. Dalam Islam, mencintai sesama merupakan wujud kesempurnaan
syahadat. Dalam Islam telah ditegaskan bahwa mencintai sesama umat
merupakan suatu keharusan.

4) Mengembangkan sikap tenggang rasa


Sebagai makhluk sosial kita harus memiliki sikap tenggang rasa. Semua
perbuatan yang kita lakukan jangan sampai menyinggung perasaan orang lain.

5) Tidak semena-mena terhadap orang lain

3
Sebagai makhluk sosial kita tidak dibenarkan berbuat semena-mena terhadap
orang lain. Kita harus dapat mengendalikan diri dari perbuatan tersebut karena
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

6) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak boleh mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan hanya untuk mengejar sesuatu yang lebih rendah
nilainya. Dan nilai-nilai kemanusiaan harus selalu kita junjung tinggi.

7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan


Sejalan dengan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita juga harus
mewujudkan sikap tersebut melalui kegemaran melakukan kegiatan-kegiatan
kemanusiaan, abik diminta atau tidak.

4
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Begitu urgennya hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat
yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan
agar agama menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung
memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan
kerukunan hidup antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan
antar sesama umat beragama.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk seluruh masyarakat supaya menanamkan sejak dini
pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar
sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman, dan sejahtera.

5
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from http://eprints.radenfatah.ac.id/661/2/BAB%20II.pdf


(n.d.). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/40263-ID-kerukunan-
hidup-umat-beragama-dalam-perspektif-islam.pdf
(n.d.). Retrieved from https://www.republika.co.id/berita/ptms0z458/kesamaan-derajat-
manusia-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai