Kelompok 5:
FAKULTAS TEKNIK
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Agama
Islam dan Arti Sesungguhnya Makna Jihad”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Agama.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun material sehingga makalah ini
bisa terselesaikan dengan baik.ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada:
1. Khalid Ramdhani, S.Pd.I., M.Pd.I, selaku dosen pengampu mata kuliah Agama.
2. Rekan-rekan kelompok 5 yang telah berpartisipasi dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada laporan ini.oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa penyusun harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................7
2.1 Agama Islam................................................................................................................7
2.2 Sejarah Islam...............................................................................................................8
2.3 Jihad.............................................................................................................................9
2.4 Jihad Dalam Sejarah Islam........................................................................................10
2.5 Fungsi Jihad Dalam Hidup........................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan para
rasul lainnya sebagai utusan-Nya yang terakhir, dan dimaksudkan untuk menjadi
pedoman hidup bagi semua orang di dunia sampai akhir zaman. yang mengandung
tauhid atau keesaan Tuhan dimanapun dan kapanpun, dan diwariskan secara estafet dari
generasi ke generasi sebagai rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia. Ini juga
menunjukkan sifat rahman dan Rahim Allah. Satu-satunya agama yang diakui oleh
Allah swt adalah Islam. Al-Qur'an dan Sunnah adalah ajaran dan perintah-Nya.
Karena itu, mereka yang telah menjadi pengikutnya akan beruntung jika mereka
kemudian dapat melaksanakan dan mengamalkan ajaran Islam dengan cara yang baik
dan benar. Akidah, tauhid, dan akhlak merupakan pilar dasar agama Islam, dan agama
Islam dilahirkan dengan membawa akidah ketauhidan dan melepaskan manusia dari
ikatan berhala dan benda-benda lain yang statusnya hanyalah sebagai makhluk Allah
SWT.
Oleh karena itu, kita harus memiliki akidah dan menjaganya agar tidak rusak atau
menyimpang dari keyakinan yang benar. apalagi menggabungkannya dengan keyakinan
yang dapat merusak iman. Akidah berarti "keyakinan", yaitu keyakinan bahwa Allah itu
Maha Esa, yang menjadi pegangan hidup bagi setiap orang yang menganut agama
Islam. Akidah juga berarti ikatan yang kuat antara sesama manusia berdasarkan
keyakinan yang sama: hubungan antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai
Khaliq. Adapun masalah tauhid, bagian yang paling penting adalah mempelajari
tentang wujud dan sifat-sifat yang dapat disifatkan. Ini dilakukan dengan menggunakan
dalil naqli, aqli, dan wijdan untuk menetapkan aqidah agama.
Setiap orang muslim menghadapi masalah Akhlaq dalam kehidupan sehari-hari,
yang mempengaruhi sikap dan perilakunya baik dalam interaksi dengan orang lain
maupun dengan orang lain. Dengan alam sekitar dan juga dalam hubungan dengan
Allah SWT untuk keselamatan dunia dan akhirat. Akhlak adalah ilmu pengetahuan
yang membedakan yang baik dan yang buruk, baik dalam perkataan maupun perbuatan
manusia, untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir batin. Akidah, tauhid, dan
akhlak Islam mempengaruhi satu sama lain karena agama itu diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW dan para RasulNya sebagai pedoman hidup dan ilmu pengetahuan
dan pokok-pokok agama yang berkaitan dengan iman dan akidah.
Selanjutnya, kita akan mempelajari tentang jihad. Kata "jihad" adalah isim
mashdar dari kata "jaahada-yujaahidu-jihaadan-mujahadah", yang merupakan devinisi
dari kata "jahada-yujaahidu-jahdan". "Jihad" berasal dari kata "mencurahkan usaha,
kemampuan, dan tenaga." Dengan kata lain, itu menunjukkan kesungguhan. Namun,
para ulama fiqh umumnya mendefinisikan jihad sebagai perang. Dalam bukunya Fiqh
Sunah, Sayyid Sabiq menggambarkan jihad sebagai melakukan segala upaya dan upaya
sekuat tenaga serta menanggung segala kesulitan dalam memerangi dan menahan agresi
musuh. Dalam al-Fiqhul Islami wa "Adillatuhu", Wahbah Zuhaeli mengatakan bahwa
jihad adalah berjuang melawan kaum kafir dengan sepenuh hati, harta, dan lisan. Para
ahli fiqih menyamakan jihad dengan perang (al-Qital) hanya berdasarkan pemahaman
bahwa Qital adalah tingkat jihad tertinggi.
Meskipun demikian, jihad bukan hanya perang menurut bahasa dan syariat.
Menurut ulama terkenal dari Sumatra Barat, Abuya A.R. Sutan Mansyur, yang pernah
menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, jihad dalam damai jauh lebih sulit
daripada jihad di medan perang. Di waktu damai, jihad berarti membangun,
menegakan, dan menyusun. Yusuf al-Qardhawi memberikan definisi jihad yang lebih
rinci, dia mendefinisikan jihad dalam Fiqih Jihad sebagai melakukan semua upaya di
jalan Allah untuk melawan baik dan buruk. Dimulai dengan melawan keburukan dalam
diri sendiri, yaitu nafsu dan keinginan syetan, kemudian melawan keburukan di
lingkungan sosial, dan akhirnya melawan keburukan di mana pun yang dapat
dilakukan. Selain itu, ia menjelaskan bahwa jihad mencakup tindakan hati seperti niat
dan keteguhan, tindakan lisan seperti dakwah dan penjelasan, tindakan intelektual
seperti pemikiran dan ide, dan tindakan fisik seperti perang.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih
jauh lagi mengenai masalah ini dan dituangkan dalam sebuah makalah yang berjudul:
AGAMA ISLAM DAN ARTI SESUNGGUHNYA MAKNA JIHAD
Hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh Nusantara dibawa ke Cina dan India,
terutama Gujaral, yang pada saat itu melakukan perdagangan langsung dengan Malaka.
Malaka menjadi bagian penting dari rantai pelayar. Perjalanan laut bereabang dua
ditempuh lebih jauh ke barat dari Gujarat melalui Laut Arab. Pertama, jalan menuju
Teluk Persia melalui Selat Ormuz dari Teluk Oman. Jalan kedua melewati Teluk Aden
dan Laut Merah. Dari Suez ke Kairo dan Iskandariah harus melalui daratan. Kapal-
kapal Arab, Persia, dan India berlayar dari barat ke timur menuju negeri Cina dengan
menggunakan angin musim untuk kembali ke sana.
Setelah abad ke-9 M, kapal-kapal Cina juga mengikuti jalan tersebut. Namun,
mereka hanya sampai di pantai barat India karena barang-barang yang diperlukan sudah
tersedia di sana. Selain itu, kapal-kapal Indonesia terlibat dalam perjalanan niaga
tersebut. Pedagang dari Nusantara mengunjungi pelabuhan di Cina dan pantai timur
Afrika selama era Sriwijaya. Berdasarkan berbagai kisah, J. C. van Leur
memperkirakan bahwa sejak 674 M ada koloni Arab di barat laut Sumatera, khususnya
di Barus, tempat yang terkenal sebagai penghasil kapur Barus. Berita Cina
menunjukkan bahwa selama dinasti Tang (abad ke-9–10), orang-orang Ta-Shih sudah
ada di Kanton (Kan-fu) dan Sumatera. Ta-Shih adalah sebutan untuk orang Arab dan
Persia, yang jelas menjadi muslim pada saat itu. Kegiatan kerajaan Islam di bawah Bani
Umayyah di Asia bagian barat, kerajaan Cina zaman dinasti T'ang di Asia bagian timur,
dan kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara dapat berkontribusi pada peningkatan
pelayaran dan perdagangan internasional antara negara-negara di Asia bagian barat dan
timur. Meskipun demikian, Taufik Abdullah menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa
penduduk Indonesia berada di tempat-tempat yang disinggahi oleh para pedagang
muslim yang beragama Islam. Sejauh yang paling mungkin, penyebab koloni itu adalah
para pedagang Arab hanya menunggu musim hujan untuk berlayar.
Penduduk kepulauan ini baru masuk Islam pada zaman berikutnya, tentu saja dari
penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13 M,
masyara-kat muslim sudah ada di Sumatera, termasuk di Samudera Pasai, Perlak, dan
Palembang. Makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) tahun 475 H (1082 M)
dan makam Islam di Tralaya dari abad ke-13 M menunjukkan perkembangan
komunitas Islam di Jawa, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-Jawa saat itu, Majapahit.
Namun, ketika "komunitas Islam" berubah menjadi pusat kekuasaan, tidak ada sumber
sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan yang menunjukkan perkembangan
masyarakat Islam di Indonesia, baik berupa prasasti dan historiografi tradisional
maupun berita asing. Perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi
tiga fase sampai munculnya kerajaan Islam. (1) Kunjungan pedagang Islam ke
pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita dari luar negeri, terutama dari Cina, (2)
keberadaan komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Selain berita
asing, sumbernya termasuk makam Islam dan (3) berdirinya kerajaan Islam.
2.3 Jihad
Jihad merupakan istilah dan ajaran yang tidak asing di dalam kehidupan. Apalagi
jika ia dikaitkan dengan konteks kehidupan luas, mencakup banyak makna sejauh
kesepakatan suatu kelompok yang menyepakatinya, baik di kalangan media massa
maupun media cetak dan elektronik. Kata jihad terulang dalam al-Qu’an sebanyak
empat puluh satu kali dengan berbagai bentuknya. Secara bahasa jihad berasal dari kata
juhd (jerih payah) yang bermakna kemampuan dan kesukaran. Selain itu, kata juhd juga
terbentuk kata mujahadah yang bermakna mengerahkan kemampuan dan tenaga yang
ada, baik dengan perkataan maupun perbuatan (Fayruz Abadi, Kamus Al-Muhith kata
ja-hada) (Dzulqamain & Sunusi, 2011). Makna yang lain misalnya mengerahkan
seluruh kemampuan untuk memperoleh tujuan. Dalam Media Dakwah dijelaskan
bahwa kata jihad yang terdiri dari akar kata “J-H-D“bisa diartikan sebagai: usaha,
upaya, karya, penggunaan, penyelenggaraan, kerajinan, ketekunan. Sementara itu, jihad
khusus untuk kata jadian (derivatif) dapat diartikan: berjuang melawan kesulitan-
kesulitan, atau berjuang melawan kekufuran dan kemaksiatan. Selain itu, jihad bisa
diartikan sebagai penyeruan, penyerangan (Ghazwah), pembunuhan, peperangan,
penaklukan, dan menahan hawa nafsu.
Kata Jihad dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB) memiliki 3 arti: 1)
Usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan; 2) Upaya membela agama
dengan mengorbankan harta dan nyawa; 3) Perang suci melawan orang kafir untuk
mempertahankan agama Islam. Pengertian Jihad yang tercantum dalam KBBI tersebut
sebetulnya sudah mengambarkan tingkatan dalam penggunaan kata Jihad dalam
kehidupan sehari-hari, namun masih banyak orang yang memiliki pemahaman yang
sempit akan hal itu dan hanya memaknai sebagian pemahaman dari definisi tersebut
(Azizah & Mundzir, 2022).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan para
rasul lainnya sebagai utusan-Nya yang terakhir, dan dimaksudkan untuk menjadi
pedoman hidup bagi semua orang di dunia sampai akhir zaman. yang mengandung
tauhid atau keesaan Tuhan dimanapun dan kapanpun, dan diwariskan secara estafet dari
generasi ke generasi sebagai rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia.
Perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase sampai
munculnya kerajaan Islam.
Jihad adalah konsep yang kompleks dan memiliki banyak makna. Memahami
makna jihad yang sesungguhnya sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman
dan radikalisme. Sejarah Islam menunjukkan bahwa jihad telah diterapkan dalam
berbagai bentuk untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alna, A. et al., 2022. Makna Jihad dalam al-Qur’an menurut Penafsiran Ibnu Katsir. Gunung
Djati Conference Series, Volume 9, pp. 69-79.
Azizah, A. U. & Mundzir, M., 2022. PERKEMBANGAN TERM JIHAD DALAM Al-
QUR’AN (Aplikasi Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu). Jurnal Studi Al-Qur’an
dan Tafsir, 6(1), pp. 137-156.
Dzulqamain & Sunusi, M., 2011. Antara JIhad dan Terorisme. In: Antara Jihad dan
Terorisme. Makassar: Pustaka As-sunah.