Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AGAMA ISLAM DAN ARTI SESUNGGUHNYA MAKNA JIHAD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama


Dosen Pengampu: Khalid Ramdhani, S.Pd.I., M.Pd.I

Kelompok 5:

Muhammad Danish Pambudi (2210631140142)


Indra Dwi Anggoro (2210631140167)
Syauqi Omar Nafis (2210631140158)
Vera Hawalia Putri (2210631140160)
Widyastuti Mayang Ari Putri (2210631140161)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Agama
Islam dan Arti Sesungguhnya Makna Jihad”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Agama.

Dalam kesempatan ini, tidak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun material sehingga makalah ini
bisa terselesaikan dengan baik.ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada:
1. Khalid Ramdhani, S.Pd.I., M.Pd.I, selaku dosen pengampu mata kuliah Agama.
2. Rekan-rekan kelompok 5 yang telah berpartisipasi dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada laporan ini.oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa penyusun harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................7
2.1 Agama Islam................................................................................................................7
2.2 Sejarah Islam...............................................................................................................8
2.3 Jihad.............................................................................................................................9
2.4 Jihad Dalam Sejarah Islam........................................................................................10
2.5 Fungsi Jihad Dalam Hidup........................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan para
rasul lainnya sebagai utusan-Nya yang terakhir, dan dimaksudkan untuk menjadi
pedoman hidup bagi semua orang di dunia sampai akhir zaman. yang mengandung
tauhid atau keesaan Tuhan dimanapun dan kapanpun, dan diwariskan secara estafet dari
generasi ke generasi sebagai rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia. Ini juga
menunjukkan sifat rahman dan Rahim Allah. Satu-satunya agama yang diakui oleh
Allah swt adalah Islam. Al-Qur'an dan Sunnah adalah ajaran dan perintah-Nya.
Karena itu, mereka yang telah menjadi pengikutnya akan beruntung jika mereka
kemudian dapat melaksanakan dan mengamalkan ajaran Islam dengan cara yang baik
dan benar. Akidah, tauhid, dan akhlak merupakan pilar dasar agama Islam, dan agama
Islam dilahirkan dengan membawa akidah ketauhidan dan melepaskan manusia dari
ikatan berhala dan benda-benda lain yang statusnya hanyalah sebagai makhluk Allah
SWT.
Oleh karena itu, kita harus memiliki akidah dan menjaganya agar tidak rusak atau
menyimpang dari keyakinan yang benar. apalagi menggabungkannya dengan keyakinan
yang dapat merusak iman. Akidah berarti "keyakinan", yaitu keyakinan bahwa Allah itu
Maha Esa, yang menjadi pegangan hidup bagi setiap orang yang menganut agama
Islam. Akidah juga berarti ikatan yang kuat antara sesama manusia berdasarkan
keyakinan yang sama: hubungan antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai
Khaliq. Adapun masalah tauhid, bagian yang paling penting adalah mempelajari
tentang wujud dan sifat-sifat yang dapat disifatkan. Ini dilakukan dengan menggunakan
dalil naqli, aqli, dan wijdan untuk menetapkan aqidah agama.
Setiap orang muslim menghadapi masalah Akhlaq dalam kehidupan sehari-hari,
yang mempengaruhi sikap dan perilakunya baik dalam interaksi dengan orang lain
maupun dengan orang lain. Dengan alam sekitar dan juga dalam hubungan dengan
Allah SWT untuk keselamatan dunia dan akhirat. Akhlak adalah ilmu pengetahuan
yang membedakan yang baik dan yang buruk, baik dalam perkataan maupun perbuatan
manusia, untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir batin. Akidah, tauhid, dan
akhlak Islam mempengaruhi satu sama lain karena agama itu diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW dan para RasulNya sebagai pedoman hidup dan ilmu pengetahuan
dan pokok-pokok agama yang berkaitan dengan iman dan akidah.
Selanjutnya, kita akan mempelajari tentang jihad. Kata "jihad" adalah isim
mashdar dari kata "jaahada-yujaahidu-jihaadan-mujahadah", yang merupakan devinisi
dari kata "jahada-yujaahidu-jahdan". "Jihad" berasal dari kata "mencurahkan usaha,
kemampuan, dan tenaga." Dengan kata lain, itu menunjukkan kesungguhan. Namun,
para ulama fiqh umumnya mendefinisikan jihad sebagai perang. Dalam bukunya Fiqh
Sunah, Sayyid Sabiq menggambarkan jihad sebagai melakukan segala upaya dan upaya
sekuat tenaga serta menanggung segala kesulitan dalam memerangi dan menahan agresi
musuh. Dalam al-Fiqhul Islami wa "Adillatuhu", Wahbah Zuhaeli mengatakan bahwa
jihad adalah berjuang melawan kaum kafir dengan sepenuh hati, harta, dan lisan. Para
ahli fiqih menyamakan jihad dengan perang (al-Qital) hanya berdasarkan pemahaman
bahwa Qital adalah tingkat jihad tertinggi.
Meskipun demikian, jihad bukan hanya perang menurut bahasa dan syariat.
Menurut ulama terkenal dari Sumatra Barat, Abuya A.R. Sutan Mansyur, yang pernah
menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, jihad dalam damai jauh lebih sulit
daripada jihad di medan perang. Di waktu damai, jihad berarti membangun,
menegakan, dan menyusun. Yusuf al-Qardhawi memberikan definisi jihad yang lebih
rinci, dia mendefinisikan jihad dalam Fiqih Jihad sebagai melakukan semua upaya di
jalan Allah untuk melawan baik dan buruk. Dimulai dengan melawan keburukan dalam
diri sendiri, yaitu nafsu dan keinginan syetan, kemudian melawan keburukan di
lingkungan sosial, dan akhirnya melawan keburukan di mana pun yang dapat
dilakukan. Selain itu, ia menjelaskan bahwa jihad mencakup tindakan hati seperti niat
dan keteguhan, tindakan lisan seperti dakwah dan penjelasan, tindakan intelektual
seperti pemikiran dan ide, dan tindakan fisik seperti perang.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih
jauh lagi mengenai masalah ini dan dituangkan dalam sebuah makalah yang berjudul:
AGAMA ISLAM DAN ARTI SESUNGGUHNYA MAKNA JIHAD

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu islam?
2. Bagaimana sejarah perkembangan islam di indonesia?
3. Apa itu jihad?
4. Bagaimana jihad dalam sejarah islam?
5. Apa fungsi jihad dalam hidup?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui apa itu islam.
2. Agar mengetahui bagaimana sejarah perkembangan islam di indonesia.
3. Agar mengetahui apa itu jihad.
4. Agar mengetahui bagaimana jihad dalam sejarah islam.
5. Agar mengetahui apa fungsi jihad dalam hidup.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan islam di indonesia.
3. Untuk mengetahui apa itu jihad.
4. Untuk mengetahui bagaimana jihad dalam sejarah islam.
5. Untuk mengetahui apa fungsi jihad dalam hidup.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Agama Islam
Berdasarkan ilmu bahasa (etimologi) kata "Islam" berasal dari Bahasa Arab, yaitu
kata Salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata itu terbentuk kata
aslama, yuslimu, Islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat.
Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri,
patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang Rasul. Ajaran-ajaran
yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari
kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap, menyeluruh, dan sempurna
yang mengatur tata cara kehidupan seorang Muslim baik ketika beribadah maupun
ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi
Ya'Kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, dan Nabi lainnya.
Dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman:
‫َو َو ّٰص ى ِبَهٓا ِاۡب ٰر ٖه ُم َبِنۡي ِه َو َيۡع ُقۡو ُؕب ٰي َبِنَّى ِاَّن َهّٰللا اۡص َطٰف ى َلـُك ُم الِّد ۡي َن َفاَل َتُم ۡو ُتَّن ِااَّل َو َاۡن ـُتۡم ُّم ۡس ِلُم ۡو َؕن‬
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Yakub. "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."
Nabi Isa juga membawa Agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang
berbunyi sebagai berikut:
‌ۚ ‫َفَلَّم ۤا َاَح َّس ِع ۡي ٰس ى ِم ۡن ُهُم اۡل ُك ۡف َر َقاَل َم ۡن َاۡن َص اِر ۤۡى ِاَلى ِهّٰللاؕ‌ َقاَل اۡل َح ـَو اِر ُّيۡو َن َنۡح ُن َاۡن َص اُر‬
‌ۚ ‫ِهّٰللا ٰا َم َّنا ِبا‬
‫ِهّٰلل َو اۡش َهۡد ِبَاَّنا‬
‫ُم ۡس ِلُم ۡو َن‬
Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata,
"Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan agama) Allah?" Para
Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami
beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim (Q.S
Ali-Imran 3:52).
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-
rasul-Nya untuk diajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu
generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam
adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari
sifat rahman dan rahim Allah SWT.

2.2 Sejarah Islam di Indonesia


Orang-orang di kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar sejak zaman kuno.
Sejak awal abad Mashi, pelayaran dan perdagangan telah terjadi antara kepulauan
Indonesia dan berbagai wilayah di Asia Tenggara. Sejak zaman kuno, wilayah barat
Nusantara dan sekitar Malaka telah menjadi pusat perhatian, terutama karena hasil
bumi yang menarik bagi para pedagang dan karena menjadi rute penting antara Cina
dan India. Namun, pala dan cengkeh dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera,
dan kemudian dibeli oleh pedagang asing. Pedagang asing sering mengunjungi
pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa dari abad pertama hingga abad ke-
7 M. Ini termasuk Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatera; dan Sunda
Kelapa dan Gresik di Jawa. Sejak abad ke-7 M (abad pertama Islam di Timur Tengah),
pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India juga sampai ke kepulauan Indonesia
untuk berdagang. Jauh sebelum ditak lukkan Portugis pada tahun1511, Malaka adalah
pusat perdagangan dan pelayaran.

Hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh Nusantara dibawa ke Cina dan India,
terutama Gujaral, yang pada saat itu melakukan perdagangan langsung dengan Malaka.
Malaka menjadi bagian penting dari rantai pelayar. Perjalanan laut bereabang dua
ditempuh lebih jauh ke barat dari Gujarat melalui Laut Arab. Pertama, jalan menuju
Teluk Persia melalui Selat Ormuz dari Teluk Oman. Jalan kedua melewati Teluk Aden
dan Laut Merah. Dari Suez ke Kairo dan Iskandariah harus melalui daratan. Kapal-
kapal Arab, Persia, dan India berlayar dari barat ke timur menuju negeri Cina dengan
menggunakan angin musim untuk kembali ke sana.

Setelah abad ke-9 M, kapal-kapal Cina juga mengikuti jalan tersebut. Namun,
mereka hanya sampai di pantai barat India karena barang-barang yang diperlukan sudah
tersedia di sana. Selain itu, kapal-kapal Indonesia terlibat dalam perjalanan niaga
tersebut. Pedagang dari Nusantara mengunjungi pelabuhan di Cina dan pantai timur
Afrika selama era Sriwijaya. Berdasarkan berbagai kisah, J. C. van Leur
memperkirakan bahwa sejak 674 M ada koloni Arab di barat laut Sumatera, khususnya
di Barus, tempat yang terkenal sebagai penghasil kapur Barus. Berita Cina
menunjukkan bahwa selama dinasti Tang (abad ke-9–10), orang-orang Ta-Shih sudah
ada di Kanton (Kan-fu) dan Sumatera. Ta-Shih adalah sebutan untuk orang Arab dan
Persia, yang jelas menjadi muslim pada saat itu. Kegiatan kerajaan Islam di bawah Bani
Umayyah di Asia bagian barat, kerajaan Cina zaman dinasti T'ang di Asia bagian timur,
dan kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara dapat berkontribusi pada peningkatan
pelayaran dan perdagangan internasional antara negara-negara di Asia bagian barat dan
timur. Meskipun demikian, Taufik Abdullah menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa
penduduk Indonesia berada di tempat-tempat yang disinggahi oleh para pedagang
muslim yang beragama Islam. Sejauh yang paling mungkin, penyebab koloni itu adalah
para pedagang Arab hanya menunggu musim hujan untuk berlayar.

Penduduk kepulauan ini baru masuk Islam pada zaman berikutnya, tentu saja dari
penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13 M,
masyara-kat muslim sudah ada di Sumatera, termasuk di Samudera Pasai, Perlak, dan
Palembang. Makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) tahun 475 H (1082 M)
dan makam Islam di Tralaya dari abad ke-13 M menunjukkan perkembangan
komunitas Islam di Jawa, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-Jawa saat itu, Majapahit.
Namun, ketika "komunitas Islam" berubah menjadi pusat kekuasaan, tidak ada sumber
sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan yang menunjukkan perkembangan
masyarakat Islam di Indonesia, baik berupa prasasti dan historiografi tradisional
maupun berita asing. Perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi
tiga fase sampai munculnya kerajaan Islam. (1) Kunjungan pedagang Islam ke
pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita dari luar negeri, terutama dari Cina, (2)
keberadaan komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Selain berita
asing, sumbernya termasuk makam Islam dan (3) berdirinya kerajaan Islam.

2.3 Jihad
Jihad merupakan istilah dan ajaran yang tidak asing di dalam kehidupan. Apalagi
jika ia dikaitkan dengan konteks kehidupan luas, mencakup banyak makna sejauh
kesepakatan suatu kelompok yang menyepakatinya, baik di kalangan media massa
maupun media cetak dan elektronik. Kata jihad terulang dalam al-Qu’an sebanyak
empat puluh satu kali dengan berbagai bentuknya. Secara bahasa jihad berasal dari kata
juhd (jerih payah) yang bermakna kemampuan dan kesukaran. Selain itu, kata juhd juga
terbentuk kata mujahadah yang bermakna mengerahkan kemampuan dan tenaga yang
ada, baik dengan perkataan maupun perbuatan (Fayruz Abadi, Kamus Al-Muhith kata
ja-hada) (Dzulqamain & Sunusi, 2011). Makna yang lain misalnya mengerahkan
seluruh kemampuan untuk memperoleh tujuan. Dalam Media Dakwah dijelaskan
bahwa kata jihad yang terdiri dari akar kata “J-H-D“bisa diartikan sebagai: usaha,
upaya, karya, penggunaan, penyelenggaraan, kerajinan, ketekunan. Sementara itu, jihad
khusus untuk kata jadian (derivatif) dapat diartikan: berjuang melawan kesulitan-
kesulitan, atau berjuang melawan kekufuran dan kemaksiatan. Selain itu, jihad bisa
diartikan sebagai penyeruan, penyerangan (Ghazwah), pembunuhan, peperangan,
penaklukan, dan menahan hawa nafsu.

Kata Jihad dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB) memiliki 3 arti: 1)
Usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan; 2) Upaya membela agama
dengan mengorbankan harta dan nyawa; 3) Perang suci melawan orang kafir untuk
mempertahankan agama Islam. Pengertian Jihad yang tercantum dalam KBBI tersebut
sebetulnya sudah mengambarkan tingkatan dalam penggunaan kata Jihad dalam
kehidupan sehari-hari, namun masih banyak orang yang memiliki pemahaman yang
sempit akan hal itu dan hanya memaknai sebagian pemahaman dari definisi tersebut
(Azizah & Mundzir, 2022).

2.4 Jihad Dalam Sejarah Islam


Konsep jihad sudah ada sejak awal Islam. Pada masa Nabi Muhammad SAW,
jihad diartikan sebagai perjuangan melawan penindasan dan menegakkan agama Allah
SWT. Seiring dengan perkembangan Islam, makna jihad pun berkembang. Jihad tidak
hanya diartikan sebagai perang fisik, tetapi juga perjuangan dalam berbagai bidang.
Berikut beberapa macam Jihad (Alna, et al., 2022):

1. Jihad memerangi nafsu (Jihâdun Nafs)


Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam bersabda 15:
ُ ‫مَ جاِ هُ دَ مْ نَ جاَ هَ د َن ْ فَ سُه ِفيَ ط ال اَ عِ ة لِال‬
“Seorang mujahid adalah orang yang berjihad memperbaiki dirinya dalam ketaatan
kepada Allah.”
Jihad memerangi hawa nafsu merupakan jihad dalam bentuk ketaatan kepada Allah
dan menjauhi larangannya, memerangi jiwa dengan cara menuntut ilmu dan
memahami agama Islam, memahami al Qur`an dan Sunnah sesuai dengan
pemahaman. Jihad ini pun terbagi menjadi empat, yaitu:
a. berjuang melawan hawa nafsu dalam belajar agama dan tuntunan agama;
b. berjuang melawan hawa nafsu dalam melaksanakan apa yang sudah kita
ketahui;
c. berjuang melawan hawa nafsu dalam mengajak orang kepada kebenaran
agama dan mengajarkan orang yang belum tahu, dan
d. berjuang melawan hawa nafsu untuk sabar dalam menghadapi
kesulitankesulitan dakwah ke jalan Allah, kejahatan orang, dan bersabar
atas itu semua karena Allah.
2. Jihad memerangi setan (Jihâdusy Syaithôn)
Jihad atau berjuang melawan setan ada dua tingkatan, yaitu a) jihad atau
berjuang melawan setan ketika membisikkan keraguan dalam keimanan, b)
berjuang melawan setan ketika mendorong kita untuk mengikuti nafsu syahwat dan
keinginankeinginan buruk lainnya. Jihad yang pertama setelah keyakinan, dan
jihad yang kedua setelah kesabaran. Allah swt. berfirman: “Dan Kami jadikan di
antara mereka itu pemimpinpemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah
Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (QS As-Sajdah
[32]: 24). Setan itu sendiri merupakan musuh yang paling buruk bagi manusia.
Allah swt. Berfiaman: “Sungguh, setan itu musuh bagi kamu, maka perlakukanlah
ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya
agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS Fâthir [35]: 6).
3. Jihad memerangi orang-orang kafir
Jihad memerangi orang-orang kafir Yaitu mengerahkan segala kemampuan
untuk menghancurkan musuh-musuh Allah swt. Berjihad melawan orang-orang
kafir lebih khusus dilakukan dengan kekuatan fisik, dan berjihad melawan orang
munafik lebih khusus dilakukan dengan perkataan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ
berfirman QS. At-Taubah ayat 73 “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang
kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat
mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-
buruknya.”
4. Jihad memerangi munafik (Jihâdul Munâfiqîn)
Berjuang melawan orang munafik juga terdiri atas empat tingkatan, yaitu:
a. berjuang dengan menggunakan hati,
b. berjuang dengan menggunakan perkataan,
c. berjuang dengan menggunakan harta kekayaan, dan
d. berjuang dengan menggunakan tangan atau kekuatan fisik.
Jihad memerangi orang munafik disini ialah memerangi mereka secara hati,
lisan, harta dan jiwa. Secara hati ialah tidak memberikan loyalitas ataupun
kecintaan terhadap mereka. Secara lisan ialah menjelaskan kebenaran dan
membantah kesesatan serta kebatilan-kebatilan mereka.Secara harta adalah
menafkahkan harta di jalan Allah dalam perkara jihad perang atau dakwah, serta
menolong dan membantu kaum Muslimin. Secara jiwa adalah memerangi mereka
dengan tangan dan senjata sampai mereka masuk Islam atau kalah Keempat
komponen itu akan membentuk sebuah kekuatan dalam diri kita agar senantiasa
berpegang teguh pada agama Allah.

2.5 Fungsi Jihad Dalam Hidup


Seringkali, jihad dianggap sebagai peperangan dan kekerasan fisik. Pemahaman ini
salah dan mengaburkan makna jihad yang sebenarnya, yang jauh lebih penting bagi
kehidupan seorang Muslim. Disini akan membahas bagaimana jihad berperan dalam
kehidupan manusia, dengan penekanan khusus pada hal-hal berikut:

1. Jihad sebagai pertarungan melawan hawa nafsu:


Melawan hawa nafsu dan dorongan negatif dalam diri adalah jihad yang
paling penting. Ini termasuk melawan egoisme, kemarahan, keserakahan, dan sifat-
sifat buruk lainnya. Untuk mencapai kesucian jiwa, perjuangan ini membutuhkan
disiplin diri dan komitmen yang kuat.
2. Jihad untuk Memperbaiki Diri:
Jihad juga berarti berusaha keras untuk meningkatkan kualitas diri. Ini dapat
dicapai dengan belajar, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan beramal
shaleh. Dengan meningkatkan diri, seorang Muslim menjadi lebih bermanfaat bagi
dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat.
3. Jihad untuk Membela Kebenaran dan Keadilan:
Berani menegakkan kebenaran dan melawan kemungkaran merupakan
definisi jihad. Ini dapat dicapai dengan menulis, berbicara, atau bahkan bertindak
langsung jika situasinya memungkinkan. Setiap Muslim memiliki tugas untuk
menciptakan masyarakat yang lebih baik dengan membela kebenaran dan keadilan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan para
rasul lainnya sebagai utusan-Nya yang terakhir, dan dimaksudkan untuk menjadi
pedoman hidup bagi semua orang di dunia sampai akhir zaman. yang mengandung
tauhid atau keesaan Tuhan dimanapun dan kapanpun, dan diwariskan secara estafet dari
generasi ke generasi sebagai rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia.

Perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase sampai
munculnya kerajaan Islam.

1. Kunjungan pedagang Islam ke pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita dari


luar negeri, terutama dari Cina
2. keberadaan komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Selain berita
asing, sumbernya termasuk makam Islam
3. berdirinya kerajaan Islam.

Jihad adalah konsep yang kompleks dan memiliki banyak makna. Memahami
makna jihad yang sesungguhnya sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman
dan radikalisme. Sejarah Islam menunjukkan bahwa jihad telah diterapkan dalam
berbagai bentuk untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Alna, A. et al., 2022. Makna Jihad dalam al-Qur’an menurut Penafsiran Ibnu Katsir. Gunung
Djati Conference Series, Volume 9, pp. 69-79.
Azizah, A. U. & Mundzir, M., 2022. PERKEMBANGAN TERM JIHAD DALAM Al-
QUR’AN (Aplikasi Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu). Jurnal Studi Al-Qur’an
dan Tafsir, 6(1), pp. 137-156.
Dzulqamain & Sunusi, M., 2011. Antara JIhad dan Terorisme. In: Antara Jihad dan
Terorisme. Makassar: Pustaka As-sunah.

Anda mungkin juga menyukai