Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AL-ISLAM

OLEH KELOMPOK I :
1. AINUN JARIAH
2. AMI SURYANINGSIH
3. APRILIA DANIARTI
4. BAIQ DIYAH MURTI ANJASWARI
5. BAIQ MAULIDA SRI RIZKI
6. BAIQ SITI ISTIHANAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya
sehinga penulis dapat menyelesaikan makalah Al-Islam.

Penulis mengakui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini.
Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Dimana
penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik
dan saran dari pembaca.

Penulis akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki makalah penulis di masa datang. Sehingga semoga makalah berikutnya dan karya
tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Islam Menurut Bahasa.....................................................6
2.2 Pengertian Islam Secara Terminology..............................................6
2.3 Pengertian Islam Secara Etimologi...................................................7
2.4 Makna Syahadat/Tauhid....................................................................9
2.5 Syarat-Syarat Syahadat/Tauhid.........................................................12
2.6 Konsekuensi Syahadat/Tauhid..........................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................16
3.2 Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah agama semua nabi, agama
yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk manusia, mengatur hubungan antara
manusia dengan Rabbnya dan manusia dengan lingkungannya. Agama rahmah bagi semesta alam, dan
merupakan satu-satunya agama yang diridhoi Allah, agama yang sempurna.

Dengan beragama Islam, setiap muslim memiliki landasan tauhidullah, dan menjalankan peran
dalam hidup berupa ibadah (pengabdian vertical) dan khilafah (pengabdian horizontal) dan bertujuan
meraih ridha dan karunia Allah. Islam yang mulia dan utama akan menjadi kenyataan dalam kehidupan
duniawi, apabila benar-benar diimani, dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh muslimin secara
totalitas (Kaffah). (QS. Al-Fath : 29, al-Baqarah : 208).

Dengan pengamalan Islam sepenuh hati dan sungguh-sungguh, akan melahirkan manusia yang
memiliki kepribadian muslim, kepribadian mu’min, kepribadian muhsin dan muttaqin. Setiap muslim
yang memiliki kepribadian tersebut dituntut untuk memiliki aqidah berdasarkan Al-Tauhid Al-Khalis
(tauhid yang bersih) dan istiqomah terhindar dari kemusyrikan, bid’ah dan khurafat. Memiliki cara
berfikir bayani (paham yang komitmen terhadap nash al-Qur’an dan al hadits), burhani (rasional,logis dan
ilmiah) dan irfani (Ketajaman hati nurani stabilitas emosi, dan kekuatan spiritual intuisi), yang
selanjutnya berimplikasi pada ucapan pikiran dan tindakan yang mencerminkan akhlak karimah dan
rahmatan lil alamin.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian islam menurut bahasa?
2. Apa pengertian islam menurut terminology?
3. Apa pengertian islam menurut etimologi?
4. Apa makna syahadat/tauhid?
5. Apa saja syarat-syarat syahadat/tauhid?
6. Apa saja konsekuensi syahadat/tauhid?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa pengertian islam menurut bahasa.
2. Untuk mengetahui apa pengertian islam menurut terminology.
2. Untuk mengetahui apa pengertian islam menurut etimologi.
3. Untuk mengetahui apa makna syahadat/tauhid?
4. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat syahadat/tauhid?
5. Untuk mengetahui apa konsekuensi syahadat/tauhid?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ISLAM MENURUT BAHASA

Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, aman, taat, dan bersih. kata Islam terwujud dari
tiga huruf, yakni S (sin), L (lam), m (mim) yang berarti dasar “selamat” (Salama). Pengertian Islam
berdasarkan Bahasa, Islam berawal dari kata aslama yang berasal dari kata salama. kata Islam adalah
wujud mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan Islam adalah agama yang membawa
keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam kehidupan setelah kematian).

Islam (Arab: al-islām, ‫اإلسالم‬, "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah SWT.

Dalam Al-Quran, Islam disebut juga Agama Allah atau Dienullah.

َ ‫ض‬
َ‫ط ْوعًا َوك َْرهًا َوإِلَ ْي ِه يُ ْر َجعُون‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬ ْ َ‫أَفَ َغ ْي َر ِدي ِن هَّللا ِ يَ ْب ُغونَ َولَهُ أ‬
َّ ‫سلَ َم َمنْ فِي ال‬
ِ ‫س َما َوا‬

"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah
diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya
kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran [3] : 83).

2.2. PENGERTIAN ISLAM SECARA TERMINOLOGY

Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan
tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
6
Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap
umat manusia sepanjang masa dan setiap persada. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang
mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam berbagai hubungan: dengan Tuhan,
sesama manusia, dan alam lainnya.

Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pada
garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang
merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang
ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.

Terminologi Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Makna-makna tersebut
ada kaitannya dengan sumber kata dari "Islam" itu sendiri. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa
Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang
sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Dari situlah kita bisa mengetahui makna
Islam secara bahasa.

2.3. PENGERTIAN ISLAM SECARA ETIMOLOGI

Secara etimologi Islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:

1. Islam berasal dari kata ‘salm’.

As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Alquran, “Dan jika mereka
condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.  Al Anfal : 61).

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu
makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta
damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara
keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka
perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika
golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”   (QS. Al Hujarat : 9).

7
Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian
adalah Allah SWT melalui Alquran baru mengizinkan atau memperbolehkan kaum Muslimin berperang
jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka
telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. Al-Hajj :
39).

2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’

Aslama artinya berserah diri atau pasrah, yakni berserah diri kepada aturan Allah SWT. Hal ini
menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa
dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap
apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
(aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An-Nisa : 125)

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan
raga kita hanya kepada-Nya.

“Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam.” (QS. Al-An’am : 162)

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi
maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti
sunnatullah-Nya.

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada
Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran : 83)

3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun

Istaslama–mustaslimun artinya penyerahan total kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam
Alquran:

8
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS As-Saffat : 26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim atau
pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta
atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah : 208).

2.4. MAKNA SYAHADAT/TAUHID

Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (‫ )شهد‬yang artinya "ia telah menyaksikan".
Dalam syariat Islam, Syahadat adalah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan akan keesaan
Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai rasul-Nya.

Syahadat adalah berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang berarti telah bersaksi. Kemudian
secara harfiah maknanya ialah memberikan kesaksian dan memberikan pengakuan. Setelah mengikrarkan
dua kalimt syahadat kemudian mengetahui makna yang terkandung didalam keduanya dan segala
konsekuensinya, sehingga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu kita beriman dan
bertaqwa kepada Allah, menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya, menyembah
hanya kepada Allah tanpa menyekutukannya sedikitpun dengan sesuatu apapun merupakan bentuk dan
implementasi terhadap kalimat tauhid. Selalu mengikuti sunnah Nabi, ittiba’, tidak taklid atau ikut-ikutan
dalam mengerjakan suatu amalan ibadah, terlebih lagi menjauhi segala perbuatan bid’ah apapun
bentuknya sebagai bentuk utama dari penerapan sekaligus konsekuensi terhadap kalimat syahadat.

Syahadat yaitu ucapan ayshadu Alla ilaha illallah wa ayshadu Anna Muhammadarrasulullah (aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya)

Syahadat menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang artinya telah bersaksi. Arti
secara harfiah syahadat adalah memberikan persaksian, memberikan ikrar setia dan memberikan
pengakuan.
Makna Syahadat “Laa ilaaha illallah” yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang
berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala, menta’ati hal tersebut dan
mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah
adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.
9
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah”. Khabar “Laa ” harus ditaqdirkan “bi haqqi” (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan “maujud ”
(ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain Allah banyak sekali.
Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu
kebatilan yang nyata.

Kalimat “Laa ilaaha illallah” telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara lain:

1. “Laa ilaaha illallah” artinya:“Tidak ada sesembahan kecuali Allah”, Ini adalah batil, karena
maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Allah.

3. “Laa ilaaha illallah” artinya:“Tidak ada pencipta selain Allah” . Ini adalah sebagian dari arti kalimat
tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja,
dan itu belum cukup.

3. “Laa ilaaha illallah” artinya:“Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah”. Ini juga sebagian dari
makna kalimat ” “. Tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup

Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami peringatkan di sini karena tafsir-tafsir itu
ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para
muhaqqiq (ulama peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah) seperti tersebut di atas.

Makna Syahadat “ Anna Muhammadan Rasulullah” Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa
beliau adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta
mengamalkan konsekuensinya: menta’ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya,
dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyari’atkan.

Pernyataan kalimat Syahadat dengan lisan paling tidak diucapkan satu kali seumur hidup sebagai
pernyataan hasi secara resmi, sebagai pernyataan awal sebagai pemeluk agama Islam. Sebagai
konsekuensinya setiap muslim dikenai kewajiban berikutnya, yang masing-masing mempunyai ketentuan
yang khusus bagi setiap macam ibadah. Sementara itu adalah kenyataan seorang muslim yang baik tidak
hanya mengucapkan sekali saja ucapan Syahadat, sebab setiap menunaikan shalatb akan diulangi berkali-
kali bacaan sahadat itu. ( Abu Su’ud,2003: 169)

Rukun imam yang paling fundamental yang diajarkan oleh Allah adalah keesaan Allah (Tauhid).
Hal ini diekspresikan dalam kalimat syahadat perta yang berbunyi laa ilaha illallah, yang berarti “tidak
ada tuhan selain Allah.” Ekspesi iman ini membedakan orang muslim sejati denga orang kafir (yang tidak
beriman). Hal ini penting sekali karena ekspresi itu membebaskan konsep tauhid (keesaan Allah) dari
10
semua ketidaksucian dan menjadikannya suci, sederhana, dan terlepas dari setiap bahaya syirik. (Begum
‘Aisyah Bawany, 1994:17)

Syahadat adalah pengakuan dan penyaksian dengan sebenarnya baik secara lahir maupun batin.
Kalimat Syahadat:

ُ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ ِإاَّل هللا‬

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah”.

Dua kalimat syahadat ialah:

1. Syahadat Tauhid : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Esaan Allah SWT.


2. Syahadat Rasul : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan Nabi Muhammad Saw.
(S.A.Zainal Abidin,2001:16-17).

Dua kalimat Syahadat ini wajib diucapkan bagi seseorang yang ingin masuk agama Islam. Agar
tidak ada keraguan lagi dan yakin sepenuh hati atas masuknya seseorang ke dalam agama Islam. Kita juga
bisa menemukan kalimat Syahadat dalam bacaan sholat. Itu artinya kita tidak bisa terlepas dari dua
kalimat ini karena dilantunkan setiap hari.

Syahadat terdiri dari dua makna, yakni Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul. Pada pembahasan
kali ini kita akan mengenal lebih jauh makna Syahadat Tauhid yang umat Islam wajib ketahui, berikut
penjelasannya.

Makna Tauhid

Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti Satu. Allah tidak boleh dihitung dengan satu, dua
atau seterusnya, karena kepada-Nya tidak layak dikaitkan dengan bilangan. Beberapa ayat al-Qur’an telah
dengan jelas mengatakan keesaan Allah. Di antaranya surah al-Ikhlas ayat 1-4 sebagai berikut:

)4( ‫) َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا أَ َح ٌد‬3( ‫) لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬2( ‫ص َم ُد‬
َّ ‫) هَّللا ُ ال‬1( ‫قُلْ ه َُو هَّللا ُ أَ َح ٌد‬

Artinya: Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.”

11
Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda yang berarti
keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu.

Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata Wahhada (‫) وحد‬Yuwahhidu (‫يوحد‬.)
Tauhidan (‫توحدا‬.)

Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa,
Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia,
yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan keesaan Allah mengeesakan Allah”.

Jubaran Mas‟ud menulis bahwa tauhid bermakna “beriman kepada Allah, Tuhanyang Esa”, juga
sering disamakan dengan “‫“ ”هلال اال االله‬tiada Tuhan Selain Allah”.

Fuad Iframi Al-Bustani juga menulis hal yang sama. Menurutnya tauhid adalah Keyakinan bahwa
Allah itu bersifat “Esa”

3.5. SYARAT-SYARAT SYAHADAT/TAUHID

A. Syarat-syarat “Laa ilaha illallah”

1. ‘Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).

Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang
ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya :… Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa`at ialah) orang yang mengakui yang hak
(tauhid) dan mereka meyakini (nya). [Az-Zukhruf : 86]

Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa
yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya,
maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.

2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).

Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan sya-hadat itu. Manakala ia


meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


12
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu …” [Al-Hujurat : 15]

Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Siapa yang engkau temui di balik tembok (kebon) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah
selain Allah dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan (balasan) Surga.” [HR.
Al-Bukhari]

Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk Surga.

3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).

Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah semata dan
meninggalkan ibadah kepada selainNya.

Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta’ati, maka ia termasuk orang-orang yang
difirmankan Allah:

“Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa ilaaha illallah’ (Tiada
Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. dan mereka berkata:
“Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair
gila?” [Ash-Shafat: 35-36]

Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak
mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti mereka belum me-nerima
makna laa ilaaha illallah.

4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).

Syarat Keempat: Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya : Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” [Luqman : 22]

Al-‘Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu (patuh,
pasrah).

13
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.

Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala lisannya
mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepa-da Allah dan Hari kemudian’,
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah: 8-10]

6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).

Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya
karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam hadits ‘Itban, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah
karena menginginkan ridha Allah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).

Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintaiorang-orang yang mengamalkan
konsekuensinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat
cinta kepada Allah.” [Al-Baqarah: 165].

B. Syarat Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah”

1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya didalam hati.


2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.

14
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan
kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gha-ib, baik yang sudah lewat
maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua serta seluruh umat
manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan
sunnahnya.

2.6. KONSEKUENSI SYAHADAT/TAUHID

A. Konsekuensi “Laa ilaha illallah”


Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang dipertuhankan sebagai
keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah kepada Allah semata tanpa syirik sedikit pun,
sebagai keharusan dari penetapan illallah.

Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka


menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk, kuburan, pepohonan, bebatuan
serta para thaghut lainnya. Mereka berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid’ah. Mereka menolak para da’i
yang mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah semata.

B. Konsekuensi Syahadat “Muhammad Rasulullah”


Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, mencukupkan diri
dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal-hal bid’ah dan muhdatsat (baru),
serta mendahulukan sabdanya di atas segala pendapat orang.

15
BAB III

PENTUTUP

3.1. KESIMPULAN

Din al- Islam atau juga kita sebut agama Islam merupakan agama samawi terakhir,
intisari dari Islam adalah rahmat li-al- alamiin yaitu sebagai rahmat dan nikmat bagi semesta
alam. Allah SWT mewahyukan agama ini dalam kesempurnaan tertinggi, yang mencakup
segenap aspek kehidupan di dunia maupun akhirat, guna mengantarkan manusia pada
kebahagiaan lahir bathin serta dunia maupun akhirat. Islam adalah agama wahyu berintikan
tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw
sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun,
yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Islam secara harfiyah artinya damai,
aman, taat, dan bersih. kata Islam terwujud dari tiga huruf, yakni S (sin), L (lam), m (mim) yang berarti
dasar “selamat” (Salama). Pengertian Islam berdasarkan Bahasa, Islam berawal dari kata aslama yang
berasal dari kata salama. kata Islam adalah wujud mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

3.2. SARAN

Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup pembelajaran yang ada. Namun,
kami menyadari bahwasanya masih banyak kesalahan maupun kekurangan baik didalam penulisan
ataupun isinya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Semoga materi yang ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua
yang mempelajarinya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Taymiyah, 1387 H, al-Risâlah al-Tadmuriyah, Qahirah : al-Maktabah al-Salafiyah.

Madjid, Nurcholish, 1992, Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah
Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Jakarta: Paramadina.

Madjid, Nurcholish, 1995, “Pengantar” dalam Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina.

Misrawi, Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi:Inklusivisme, Pluralisme dan Multikulturalisme Jakarta:


Khazanah dan P3M, 2007

Munawar-Rachman, Budhy, 2010, Argumen Islam Untuk Prluralisme, Jakarta: Grasindo.

17
18

Anda mungkin juga menyukai