Disusun Oleh:
Nama : Erika Rojani
NIM : E1S020021
Fakultas & Prodi : FKIP/Pendidikan Sosiologi
Semester : 1 (satu)
1
Kata pengantar
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas selesainya tugas ini
tentang kajian islam. Sholawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Rasulluh
Muhammad SAW atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Artikel ini bisa selesai dengan tepat
waktu. Terimakasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr.Taufiq Ramdani, S.Th.I.,M.Sos
sebagai dosen pengampuh mata kuliah pendidkan Agama Islam. Namun tidak lepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan
dan aspek lainya. Oleh karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberi saran dan kritik demi memperbaiki Artikel ini. Besar
harapan saya tugas ini akan member manfaat untuk kita semua.
NIM : E1S020021
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………..……..ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
Iman, Islam, dan Ihsan adalah pokok-pokok ajaran Islam. Trilogi Iman-Islam-
Ihsan disebut juga Akidah-Ibadah-Akhlak. Iman adalah kepercayaan atau keyakinan.
Islam adalah pelaksanaan atau pembuktian keyakinan. Ihsan adalah etika dalam
keyakinan dan pengamalannya, pelaku iman disebut Mukmin. Pelaksana Islam disebut
Muslim. Pengamal Ihsan disebut Muhsin.
Iman
Dalam hadits di atas, Rasulullah Saw mengemukakan Rukun Iman (Arkanul Iman),
yakni percaya kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari kiamat,
dan takdir.Kata iman berasal dari bahasa Arab, yaitu amana-yu'minu yang artinya
percaya atau menerima.Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal).
Tashdiqun bil qolbi ikrarun bil lisan wa 'amalun bil arkan. Orang beriman disebut
mukmin.
Pengertian iman secara istilah ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Jadi, iman itu bukanlah
semata-mata ucapan lidah, bukan sekedar perbuatan dan bukan pula merupakan
pengetahuan tentang rukun iman.Sesungguhnya iman itu bukanlah semata-mata
pernyataan seseorang dengan lidahnya, bahwa dia orang beriman (mukmin), karena
4
banyak pula orang-orang munafik (beriman palsu) yang mengaku beriman dengan
lidahnya, sedang hatinya tidak percaya.
Iman itu membentuk jiwa dan watak manusia menjadi kuat dan positif, yang akan
mengejawantah dan diwujudkan dlam bentuk perbuatan dan tingkah laku akhlakiah
menusia sehari-hari adalah didasari/ diwarnai oleh apa yang dipercayainya. Kalau
kepercayaannya benar dan baik pula perbuatannya, dan begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu Husain bin Muhammad Al-Jisr mengatakan bahwa setiap orang
mukmin adalah muslim, dan setiap orang muslim adalah mukmin.9 Memang antara
percaya kepada Tuhan dan menyerahkan diri dengan ikhlas kepada Tuhan tidak dapat
dipisahkan, karena keduanya mempunyai hubungan yang erat, yang satu mendasari dan
yang lain melengkapi, menyempurnakan dan memperkuatnya.Keimanan kepada
keesaan Allah itu merupakan hubungan yang semulia-mulianya antara manusia dengan
penciptanya. Oleh karena itu, mendapatkan petunjuk sehingga menjadi orang yang
beriman, adalah kenikmatan terbesar yang dimiliki oleh seseorang.
Unsur-unsur Iman
Unsur-unsur iman atau disebut juga sebagai rukun iman.Rukun iman itu ada enam,
yaitu: iman kepada Allah, malaikatmalaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah,
hari kiamat dan takdir baik buruk itu dari Allah.
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata Yang اسلم– يسلم
الماLL اس- kerja secara etimologi mengandung makna “Sejahtera, tidak cacat, selamat”.
Seterusnya kata salm dan silm, mengandung arti : Kedamaian, kepatuhan, dan
penyerahan diri. Dari kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai istilah dengan
5
pengertian: Sejahtera, tidak tercela, selamat, damai, patuh dan berserah diri.dari uraian
kata-kata itu pengertian Islam dapat dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada
Allah.
Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul Islam tersusun dari
dua kata yakni Din etimologis maupun terminologis sudah dijelaskan di depan.
Sedangkan kata ‘Islam’ secara etimologis berasal dari akar kata kerja ‘salima’ yang
berarti selamat, damai, dan sejahtera, lalu muncul kata ‘salam’ dan ‘salamah’. Dari
‘salima’ muncul kata ‘aslama’ yang artinya menyelamatkan, mendamaikan, dan
mensejahterakan. Kata ‘aslama’ juga berarti menyerah, tunduk, atau patuh. Dari kata
‘salima’ juga muncul beberapa kata turunan yang lain, di antaranya adalah kata ‘salam’
dan ‘salamah’ artinya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan, dan penghormatan,
‘taslim’ artinya penyerahan, penerimaan, dan pengakuan, ‘silm’artinya yang berdamai,
damai, ‘salam’ artinya kedamaian, ketenteraman, dan hormat, ‘sullam’ artinya tangga,
‘istislam’ artinya ketundukan, penyerahan diri, serta ‘muslim’ dan ‘muslimah’ artinya
orang yang beragama Islam laki-laki atau perempuan (Munawwir, 1997: 654-656).
Makna penyerahan terlihat dan terbukti pada alam semesta. Secara langsung
maupun tidak langsung alam semesta adalah islam, dalam arti kata alam semesta
menyerahkan diri kepada Sunnatullah atau ‘hukum alam’, seperti matahari terbit dari
timur dan terbenam di barat yang berlaku sepanjang zaman karena dia menyerah (islam)
6
kepada sunatullah yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Ditegaskan dalam al-Quran
Surat Ali ‘Imran (3): 83:
Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh
dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan sholat, tunaikan
zakat, berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu untuk
menempuh perjalanan ke sana.
jawaban Nabi mengatakan bahwa Islam adalah apa yang disebut dengan rukun
Islam. Yaitu amalan – amalan lahiriyah yang mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat,
dan haji. Saat seseorang melakukan 5 amalan ini, maka orang tersebut dikatakan sebagai
muslim
Dasar-dasar Islam
1. Islam adalah agama yang benar di sisi Allah.
7
Maksudnya adalah bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang
diakui kebenarannya oleh Allah. Allah hanya menurunkan satu agama kepada
umat manusia sejak zaman Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw.,
karena itulah maka Allah hanya mengakui Islam sebagai agama yang benar.
Semua agama yang diajarkan oleh nabi-nabi sebelum Muhammad juga disebut
Islam. Ketika Allah menurunkan Islam kepada Nabi Muhammad saw, agama-
agama Islam sebelumnya sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada, ajarannya sudah
mulai berubah dari prinsip utamanya, tauhid. Karena itulah, sejak diutusnya
Nabi Muhammad saw. Allah hanya mengakui satu agama Islam, yakni Islam
yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini ditegaskan dalam
alQuran sebagai berikut:
Lبَ L اLَ تL ِكL ْلL اLاLوLُتLوLُ أLنLَ L يL ِذLَّلL اLف
Lَ LَلLَ تLخLْ L اL اL َمL َوLۗ L اَل ُمL ْسLِ إْلL اLِ هَّللاL َدL ْنLعLِ LنLَ L يL ِّدLلL اL َّنLِإ
ِ LاLَيL آLِ بLرLْ Lُ فL ْكLَ يLنLْ L َمLوLَ Lۗ L ْمLُ هLَ نL ْيLَ بL اLً يL ْغLَ بL ُمL ْلL ِعL ْلL اL ُمLُ هL َءL اLجLَ L اL َمL ِدL ْعLَ بLنLْ L اَّل ِمLِإ
Lِ هَّللاLت
LِبL اL َسLحLِ L ْلL اL ُعL يL ِرL َسLَ هَّللاL َّنLِ إLَف
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridoi) di sisi Allah hanyalah Islam.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 19).
2. Agama selain Islam tidak akan diterima di sisi Allah
Maksudnya adalah bahwa Allah tidak akan menerima seseorang yang
memeluk agama selain Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lainnya
Semua yang dilakukan oleh penganut agama selain Islam dalam rangka
pengamalan agamanya akan sia-sia, karena tidak akan diperhitungkan oleh Allah
sebagai amal baiknya. Allah menegaskan hal ini dengan firman-Nya:
َو َم ْن يَّ ْبتَ ِغ َغي َْر ااْل ِ ْساَل ِم ِد ْينًا فَلَ ْن ُّي ْقبَ َل ِم ْن ۚهُ َوهُ َو فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم َن ْال ٰخ ِس ِريْن
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 85).
3. Islam adalah agama yang sempurna
Maksudnya adalah bahwa Islam yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad adalah agama yang paling sempurna, karena ajarannya meliputi
semua ajaran yang pernah diturunkan oleh Allah kepada para nabi sebelum
8
Muhammad. Ajaran agama Islam juga meliputi berbagai aspek kehidupan
manusia, mulai aspek ibadah dan muamalah hingga aspek-aspek lainnya.
Kesempurnaan Islam ini ditegaskan dalam al-Quran:
Di samping empat ayat di atas, kata Islam juga disebutkan dalam empat
ayat al-Quran lainnya, yakni QS. al-Taubah (9): 74, QS. al-Zumar (39): 22, QS.
al-Hujurat(49): 17, dan QS. al-Shaf (61): 7. Dari empat ayat ini dapat diketahui
bahwa hidayah Islam itu merupakan karunia dan nikmat dari Allah Swt. Kepada
siapa yang dikehendaki-Nya.
9
Ihsan
Tingkatan yang ketiga adalah Ihsan. Saat Rasulullah ditanya oleh malaikat Jibril
mengenai perkara ihsan, maka Rasulullah menjawab, Yaitu engkau beribadah kepada
Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah
seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. Perkara ihsan adalah
perkara yang mencakup cara dan rasa seorang muslim dalam beribadah. Ada dua
tingkatan dalam ihsan. Yaitu seseorang yang beribadah seakan mampu melihat Allah,
dan jika tidak mampu, maka orang tersebut beribadah dengan rasa diperhatikan oleh
Allah.
a. Ibadah
Ihsan dalam ibadah itu diwajibkan, yaitu dengan menunaikan semua jenis
ibadah, seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin
dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah
tersebut dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan
kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia
sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa
Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah maka dapat menunaikan ibadah-
ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan
seperti yang diharapkan. Seperti sabda Rasulullah yang berbunyi, “Hendaklah kamu
10
menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-
Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
b. Muamalah
Dalam muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah anNisa’ ayat 36 yang
berbunyi sebagai berikut, “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya
dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu”.
c. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila telah melakukan
ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yaitu menyembah Allah
seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya
Allah senantiasa melihat kita. Jika hal itu telah dicapai oleh seorang hamba, maka
sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah
menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam
ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya.
Jika ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang diperoleh dari hasil maksimal
ibadahnya, maka akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya, yakni
bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya dan
bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan itu, maka Rasulullah mengatakan dalam
hadits, “aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia”.Selanjutnya
ciri-ciri sikap ihsan aadalah:
11
menyembah dan beribadah kepada Allah
Mengerjakan ibadah fardhu dan sunnah
Hubungan baik dengan keluarga, tetangga dan masyarakat
Melakukan perkara-perkara yang baik
Mengamalkan sifat-sifat mahmudah
Bersyukur atas nikmat Allah
Bentuk-bentuk Ihsan
Seorang muslim tidak melihat sikap Ihsan hanya sebatas etika utama yang dapat
memperbaiki tingkah laku. Akan tetapi, ia memandangnya sebagai bentuk dari
akidahnya dan bagian terbesar dari keIslamannya.33 Ada beberapa ungkapanungkapan
dalam Al-Qur‟an yang mengidentifikasikan bentuk perbuatan Ihsan.
1. Pertama Sabar
Sabar ialah menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai dengan penuh
keridhaan dan kepasrahan. Seorang muslim menahan diri atas sesuatu yang tidak
disukainya, seperti dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah. Ia mewajibkan dirinya
untuk beribadah dan menahan dirinya dari bermaksiat kepada Allah. Ia tidak
mengizinkan dirinya mendekati kemaksitan tersebut, apalagi melakukannya kendati
dirinya tertarik dan menginginkannya.
Sholat ialah ibadah yang teratur dari beberapa lisan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir, diselesaikan dengan salam, dan melengkapi beberapa syarat yang
ditentukan.
ُ صلَ ٰوةَ تَ ْنهَ ٰى َع ِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ أَ ْكبَ ُر ۗ َوٱهَّلل َّ َوأَقِ ِم ٱل
َّ صلَ ٰوةَ ۖ إِ َّن ٱل
يَ ْعلَ ُم
12
3. Ketiga Menunaikan Zakat
5.Kelima Jihad
6.Keenam Infaq
13
ayat menasakh (menghapuskan) hukum yang ada dan menetapkan hukum
yang baru.
2. Penyalur, yakni bahwa Ihsan terhadap Allah Swt, yang sudah dipunyai
manusia agar bisa berkembang secara optimal dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan tuntunan agama Islam sebatas dirinya sadar
dengan Allah Swt.
14
BAB II
Hubungan antara Islam dan sains dapat diketahui melalui banyak sudut pandang.
Keduanya ini mempunyai pengaruh pada manusia, diantaranya: Islam dan Sains sama-
sama memberikan kekuatan, sains memberi manusia peralatan dan mempercepat laju
kemajuan, Islam menetapkan maksud tujuan upaya manusia dan sekaligus mengarahkan
upaya tersebut. Sains membawa revolusi lahiriah (material), Islam membawa revolusi
batiniah (spiritual). Sains memperindah akal dan pikiran, Islam memperindah jiwa dan
perasaan. Sains melindungi manusia dari penyakit, banjir, badai, dan bencana alam lain.
Islam melindungi manusia dari keresahan, kegelisahan dan rasa tidak nyaman. Sains
mengharmoniskan dunia dengan manusia dan Islam menyelaraskan dengan dirinya.
Kata Islam memiliki konseptual yang luas, sehingga ia dipilih menjadi nama
agama (din) yang baru diwahyukan Allah. melalui Nabi Muhammad kata Islam secara
umum mempunyai dua kelompok kata dasar yaitu selamat, bebas, terhindar, terlepas
dari, sembuh, meninggalkan. Bisa juga berarti: tunduk, patuh, pasrah, menerima. Kedua
kelompok ini saling berkaitan dan tidak dapat terpisah satu sama lain.
Kata sains dalam Webste’s New Word Dictonary berasal ari bahasa latin yakni
scire, yang artinya mengetahui. Jadi secara bahasa sains adalah keadaan atau fakta
15
mengetahui.4 Sains juga sering digunakan dengan arti pengetahuan scientia. Secara
istilah sains berarti
Mempelajari berbagai aspek dari alam semesta yang teroganisir, sistematik dan
melalui berbagai metode saintifik yang terbakukan. Ruang lingkup sains terbatas pada
beberapa yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan,
dan pengecapan) atau dapat dikatakan bahwa sains itu pengetahuan yang diperoleh
melalui pembelajaran dan pembuktian
Hubungan antara Islam dan sains dapat diketahui dengan dua sudut pandang.
Pertama, apakah konsepsi dalam Islam melahirkan keimanan dan sekaligus rasional,
atau semua gagasan ilmiah itu bertentangan dengan agama. Sudut pandang kedua,
merupakan landasan dalam membahas hubungan antara Islam dan sains, yakni
bagaimana keduanya ini berpengaruh pada manusia. Agama dan sains sama-sama
memberikan kekuatan, sains memberi manusia peralatan dan mempercepat laju
kemajuan, agama menetapkan maksud tujuan upaya manusia dan sekaligus
mengarahkan upaya tersebut. Sains membawa revolusi lahiriah (material), agama
membawa revolusi batiniah (spiritual). Sains memperindah akal dan pikiran, agama
memperindah jiwa dan perasaan. Sains melindungi manusia dari penyakit, banjir, badai,
dan bencana alam lain. Agama melindungi manusia dari keresahan, kegelisahan dan
rasa tidak nyaman. Sains mengharmoniskan dunia dengan manusia dan agama
menyelaraskan dengan dirinya.
Islam dan Sains tidak saling bertentangan, bahkan sebaliknya yakni memiliki
keselarasan. Ada banyak ayat yang telah ditafsirkan oleh cendekiawan atau pengkaji al-
16
Qur’an terkait dengan kesesuaiannya dengan sains.Salah satu yang telah diteliti untuk
menguatkan argumentasi di atas adalah ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki kesesuaian
dengan teori Heliosentris. Teori ini beranggapan bahwa matahari adalah merupakan
pusat peredaran planet-planet, termasuk di dalamnya adalah bumi, sedangkan bulan
adalah mengelilingi bumi yang kemudian bersama-sama bumi berputar mengelilingi
matahari. Sedangkan matahari hanyalah berputar mengelilingi sumbunya saja.
Al-Qur'an sebagai wahyu Allah yang bersumber langsung dari Allah telah
memberikan informasi-informasi tentang alam semesta, khususnya yang berhubungan
dengan matahari, bulan dan bumi. Ada 20 ayat yang menyebut kata matahari, dan ada
463 ayat yang menyebut kata bumi serta ada 5 ayat yang menyebut kata bulan. Belum
lagi ayat yang menjelaskan tentang langit, pergantian siang dan malam, serta ayat yang
menyebut tentang bintang-bintang. Terkait dengan teori Heliocentris, ada beberapa ayat
yang menjelaskan tentang gerak matahari, bulan dan bumi, yaitu surat Yunus: 5, surat
Yasin: 38, dan surat al-Naml: 88. Beberapa ayat tersebut adalah:
ۚ اب ۟ ضيَٓا ًء َو ْٱلقَم َر نُورًا َوقَ َّد َر ۥهُ منَاز َل لِتَ ْعلَ ُم
َ وا َع َد َد ٱل ِّسنِينَ َو ْٱل ِح َس ِ س َ هُ َو ٱلَّ ِذى َج َع َل ٱل َّش ْم
ِ َ َ
ِ َص ُل ٱلْ َءا ٰي
َت لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون ِّ ق ٱهَّلل ُ ٰ َذلِكَ إِاَّل بِ ْٱل َح
ِّ َق ۚ يُف َ ََما خَ ل
Secara khusus Allah menjelaskan perjalanan matahari dalam surat Yāsīn ayat
38:
Sedangkan mengenai gerak bumi, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Naml: 88:
17
ى أَ ْتقَ َن ُك َّل
ٓ ص ْن َع ٱهَّلل ِ ٱلَّ ِذ ِ ال تَحْ َسبُهَا َجا ِم َدةً َو ِه َى تَ ُمرُّ َم َّر ٱلس ََّحا
ُ ۚب َ ََوتَ َرى ْٱل ِجب
َ َُش ْى ٍء ۚ إِنَّ ۥهُ َخبِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْف َعل
ون
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa antara Islam dan sains
tidak bertentangan satu sama lain. Bahkan, antara Islam dan sains memiliki keselarasan
dan dapat mempertegas antara satu dan yang lainnya.Keselarasan Islam dan sains dapat
dibuktikan dengan banyak hal. Salah satunya dengan produk berupa tokoh-tokoh Islam
yang cemerlang dan memiliki kontribusi dalam bidang sains. Beberapa nama terkenal
Islam tersebut diantaranya Ibnu Sina yang memiliki kontribusi dalam banyak bidang
seperti kedokteran, filsafat, dan lain sebagainya. Selain itu juga, ayat-ayat al-Qur’an,
sumber utama dalam Islam, memiliki keselarasan dengan penemuan-penemuan sains
masa kini. Beberapa diantaranya seperti ayat-ayat tentang bulan, bintang, dan matahari.
Al-Qur’an telah lama memuat ayat-ayat yang berbicara tentang hal tersebut, dan telah
dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
BAB III
18
Agama dan moral (aqidah dan akhlaq) tidak dapat terpisah dalam pengamalan
hukum, karena agama tanpa moral tidak dapat dilaksanakan dengan baik, sebaliknya
moral tanpa agama tidak akan dapat terkendali. Dengan kata lain, perlunya
keseimbangan antara zikir, fikir dan amaliyah. Sebab dengan agama akan terbentuk
kualitas moral (moral intelligent) seseorang seperti sabar, jujur, adil, berani,
bertanggung jawab, ikhlas. Selanjutnya melalui moral tersebut mendorong seseorang
untuk melaksanakan perintah Allah SWT, secara baik dan benar sebagai pengabdian
kepada-Nya, karena dengan demikianlah seseorang dapat mengendalikan diri dari
segala pengaruh kehidupan materialistik, yang mendorong untuk melakukan
pelanggaran hukum. Karena itu, melalui pendekatan agama dan moral seseorang dapat
memotivasi dirinya untuk menjauhi segala perbuatan yang bertentangan dengan ajaran
agama seperti korupsi, kolusi, nepotisme, membunuh, memberontak, minum-minuman
keras dan merusak lingkungan.
19
Mencermati makan yang terkandung pada ayat diatas, maka ayat 58 adalah dasar
kejujuran untuk menegakkan hukum yakni kepada siapa hukum itu ditujukan, sedang
pada ayat 135 adalah dasar keberanian penegak hukum untuk menetapkan hukum tanpa
melihat siapa yang dihukum. Namun untuk menegakkan keberanian dalam pelaksanaan
hukum, harus ditunjang dengan sifat sabar, sebab pada dasarnya orang yang bersabar
dalam menegakkan kebenaran dari Allah akan dilindungi oleh Allah SWT.
Riba yang Pertama Kali Dihapus adalah Riba ‘Abbas bin Abdul
Muthollib
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah [2]:
275).
20
َ ِن عَا َد فَأُولَئLْ هَّللا ِ َو َمL فَلَه ُ َما َسلَفَ َوأَ ْم ُره ُ إِلَىLن َربِّ ِه فَا ْنتَهَىLْ ن َجا َءه ُ َموْ ِعظَة ٌ ِمLْ فَ َم
ِ َّ ك أَصْ َحابُ الن
Lار ه ُ ْم فِيهَا
ََخالِ ُدون
“Sesungguhnya seluruh riba jahiliyyah telah dihapus. Bagi kalian pokok harta
kalian. Kalian tidak boleh mendzalimi dan tidak pula didzalimi” (HR. Abu
Dawud no. 3336. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).
21
wajib menggugurkan riba?” Hal ini karena di antara kerabat nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam juga ada yang melakukan praktik (transaksi) riba. Pertanyaan
masyarakat Arab jahiliyyah itu dijawab dengan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
”Riba jahiliyyah telah dihapus. Dan riba yang pertama kali aku hapus adalah
riba ‘Abbas bin Abdul Muthallib (paman Nabi sendiri, pen.). Maka riba
jahiliyyah dihapus seluruhnya” (HR. Abu Dawud no. 1907. Dinilai shahih oleh
Syaikh Al-Albani).
22
صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه
َ ِ َم ْن ي ُ َكلِّ ُم فِيهَا َرسُو َل هللا: فَقَالُواL،ت ْ َ َس َرقLن ق ُ َر ْي ًشا أَهَ َّمه ُ ْم َشأْنُ ْال َمرْ أَ ِة ْال َم ْخ ُزو ِمي َّ ِة الَّتِيLَّ َأ
فَقَا َل،ُ فَ َكل َّ َمه ُ أ ُ َسا َمة،صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم
َ ِ ِحبُّ َرسُو ِل هللاL،ُئ َعلَ ْي ِه إِاَّل أ ُ َسا َمة ُ ن يَجْ ت َِرLْ َو َم: فَقَالُواLَو َسل َّ َم؟
إِن َّ َماL، ُ «أَيُّهَا النَّاس: فَقَا َل،ب ْ َ ث ُ َّم قَا َم فL»ن ُحدُو ِد هللا ِ؟Lْ «أَتَ ْشفَ ُع فِي َح ٍّد ِم:صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم
َ َاختَط َ ِ َرسُو ُل هللا
،ض ِعيفُ أَقَا ُموا َعلَ ْي ِه ْال َح َّد َ َوإِ َذا َس َر،ُق فِي ِه ِم ال َّش ِريفُ تَ َر ُكوه
َّ ق فِي ِه ِم ال َ ك ال َّ ِذينَ قَ ْبلَ ُك ْم أَنَّه ُ ْم َكانُوا إِ َذا َس َر
َ َأَ ْهل
ُ ت لَقَطَ ْع
ت يَ َدهَا ْ َ» َوا ْي ُم هللا ِ لَوْ أَ َّن فَا ِط َمةَ بِ ْنتَ ُم َح َّم ٍد َس َرق
23
Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-’Utsaimin rahimahullah melanjutkan, ”Demikianlah, wajib atas pemimpin
(pemerintah) untuk tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum. Mereka
tidak boleh memihak seorang pun karena hubungan dekat, kekayaannya,
kemuliaannya di masyarakat (kabilah/sukunya), atau sebab lainnya” (Syarh
Riyadhus Shalihin, 1/2119, Maktabah Asy-Syamilah).
BAB IV
Kewajiban Menegakkan Amar Makruf dan Nahi Munkar
24
fitrah yang sehat akan mengingkari dan menjauhi serta menjelekkan perbuatan
tersebut.
Arti amar ma‟ruf nahi munkar secara terminologi ialah megajak kepada
perbuatan yang baik dan mencegah kepada perbuatan yang munkar. Secara
etimologi amar berarti adalah perintah, ajakan, anjuran, himbauan bahkan juga
berarti permohonan. ma‟ruf artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti
melarang, mencegah dan munkar berarti durhaka.
Amar ma‟ruf nahi munkar juga diartikan memerintahkan kepada perbuatan kebajikan
dan melarang pada pekerjaan yang munkar. Istilah ini di dalam syari‟at Islam yakni
perintah atau mengajak diri dan orang lain melakukan hal-hal yang dipandang baik oleh
agama dan melarang atau mencegah diri dan orang lain untuk melakukan hal-hal yang
dilarang oleh syariat.Sedangkan menurut Imam Ghazali, amar ma‟ruf nahi munkar
adalah dua perkara tersebut ushuluddin, dengan kedua perkara tersebut terwujudlah
tujuan darikeputusan nabi-nabi.Dalilnya adalah firman Allah dalam surah
ِ َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُع ْو َن اِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمر ُْو َن بِ ْال َم ْعر ُْو
ف َويم ْنهَو ْنك المام
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.
1. Dengan senjata
Islam juga menyerukan untuk mengangkat senjata jika hal tersebut benar benar
memungkinkan sebagaimana firman Allah dalam suratan-Nisa ayat 75 yang berbunyi:
ََو َما لَ ُك ْم اَل تُ ٰقَتِلُونَ فِى َسبِي ِل ٱهَّلل ِ َو ْٱل ُم ْستَضْ َعفِينَ ِمنَ ٱل ِّر َجا ِل َوٱلنِّ َسٓا ِء َو ْٱل ِو ْل ٰ َد ِن ٱلَّ ِذينَ يَقُولُون
َ ك َولِيًّا َوٱجْ َعل لَّنَا ِمن لَّ ُدن
ك َ َربَّنَٓا أَ ْخ ِرجْ نَا ِم ْن ٰهَ ِذ ِه ْٱلقَرْ يَ ِة ٱلظَّالِ ِم أَ ْهلُهَا َوٱجْ َعل لَّنَا ِمن لَّ ُدن
ِ َن
صيرًا
25
Artinya:“mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah membela kaum yang lemah
baik laki-laki maupun wanita dan anak-anak yang semuanya berdo‟a: “Ya robb kami,
keluarkanlah kami dari negeri ini(makkah) yang zhalim penduduknnyadan berilah kami
pelindung dari sisia engkau dan berikanlah kami penolong dari sisi Allah.”(QS.an-
Nisa: 75)
2. Dengan politik
Partai-partai tersebut harus mengakui Islam sebagai akidah dan Syari‟ah, tidak
boleh melanggar ajaran-ajarannya dan tidak boleh pula menjadikan partai
sebagai kedik, walaupun berbagai partai tersebut mempunyai ijtihad sendiri
memahaminya berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang sudah ditetapkan.
Partai-partai tersebut tidak boleh bekerja demi kepintingan pihak-pihak yang
memusuhi Islam dan umatnya, apapun nama dan bentuknya.
3. Dengan dakwah
26
perbuatan , dan amal. Dan secara istilah para ahli piqh berbeda pendapat tentang
dakwah di antaranya;
Dalam menegakkan amar ma‟ruf nahi mukar dalam rangka merealisasikan negara
yang berwibawa dan bermartabat. Hal tersebut berpedoman kepada tindakan yang
dilakukan Abu Bakar sewaktu beliau diangkat jadi khalifah. Oleh karena itu, setiap
umat Islam dalam suatu negara dituntut untuk selalu aktif dalam menegakkan amar
ma‟ruf nahi munkar sekalipun terhadap seorang pemimpin karena hal tersebut sebagai
salah satu bentuk yang harus dilakukan secara bijaksana dan bersifat konstruktif serta
tidak dengan jalan inkonstitusional. Umat ini akan kehilangan keistimewaan dan
kelebihannya jika mereka meniggalkan perjuangan amar ma‟ruf nahi munkar-nya, maka
mereka akan ditimpa musibah dan dilaknat Allah SWT
Sebagaimana firman Allah SWT dalam dalam al-Qur‟an surah al-Araf ayat 157 yang
berbunyi:
يل
ِ نج ِ ِ ى ٱلَّ ِذى يَ ِج ُدونَهۥُ َم ْكتُوبًا ِعن َدهُ ْم فِى ٱلتَّوْ َر ٰى ِة َوٱإْل َّ ى ٱأْل ُ ِّم
َّ ِٱلَّ ِذينَ يَتَّبِعُونَ ٱل َّرسُو َل ٱلنَّب
ض ُع َ َث َوي َ ِت َويُ َح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْٱلخَ ٰبَٓئ ِ يَأْ ُم ُرهُم بِ ْٱل َم ْعر
ِ َُوف َويَ ْنهَ ٰىهُ ْم َع ِن ْٱل ُمن َك ِر َوي ُِحلُّ لَهُ ُم ٱلطَّيِّ ٰب
۟ صرُوهُ َوٱتَّبَع
ُوا َ َوا بِ ِهۦ َو َع َّزرُوهُ َون ۟ َُت َعلَ ْي ِه ْم ۚ فَٱلَّ ِذينَ َءامن
َ ْ َع ْنهُ ْم إِصْ َرهُ ْم َوٱأْل َ ْغ ٰلَ َل ٱلَّتِى َكان
27
ٓ
َنز َل َم َع ٓۥهُ ۙ أُ ۟و ٰلَئِكَ هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُونُ ٓ ٱلنُّو َر ٱلَّ ِذ
ِ ىأ
Artinya :”(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS.
al-A’raf: 157).
Ayat ini dapat diambil sebagai penjelasan tentang risalah beliau. Allah lah yang
memerintahkan lidah beliau untuk mengemukakan segala yang ma‟ruf dan melarang
segala yang munkar, menghalalkan semua yang baik dan mengharamkan segala yang
keji. Melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar termasuk dalam kewajiban yang
pundamental dalam Islam.
28
Muhtasab fih :perbuatan yang disuruh atau dilarang
nahi munkar
Syarat-syarat al-Muhtasib
Sebagaimana penjelasan di atas bahwa setiap muslim berhak melakukan amar ma‟ruf
nahi munkar (al-Hisbah) akan tetapi terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan
petugas al-Hisbah (al-Muhtasib). Hal ini telah di jelaskan al-Ahkam ash-Sultaniyyah,
diantaranya yaitu:
a. Kewajiban al-Hisbah bagi al-Muhtasib adalah fardu „ain, sedang untuk orang lain
fardu kifayah.
d. Sesungguhnya al-Muhtasib berhak mendapat gaji dari Baitul Mal (Khas Negara)
karena tugas al-Hisbah dijalankannya.
Dalam masyarakat muslim amar ma'ruf dan nahi mungkar merupakan hak dan
juga kewajiban bagi mereka, ia merupakan salah satu prinsip politik dan sosial, al-
Qur'an dan hadits nabi telah menjelaskan hal itu dan memerintah orang untuk
memberikan nasihat atau kritik bagi pemangku kekuasaan dalam masyarakat, dan minta
penjelasan hal-hal yang menjadi kemaslahatan rakyat, atau mengingkari hal-hal yang
tidak menjadi maslahat bagi rakyat.
Tolok ukur kebaikan dan kemungkaran adalah syari'at dalam satu sisi, dan
kemaslahatan rakyat dari sisi lain. Ini merupakan persoalan yang luas dari tuntutan
rakyat pada penguasa, khususnya dalam mencegah kezaliman, tidak menerimanya atau
bersabar atasnya. Al-Qur'an telah menganggap terjadinya kezaliman dari penguasa, dan
diamnya rakyat atas kezaliman tersebut merupakan suatu dosa besar dari kedua belah
pihak, yang bisa mengakibatkan turunnya siksa di dunia, dan juga di akhirat kelak
29
BAB V
Fitnah maknanya adalah cobaan dan ujian.Di akhir zaman akan bermunculan
berbagai macam fitnah yang semakin beragam dan semakin berat. Sehingga manusia
yang berada pada zaman tersebut akan merasakan ujian kehidupan yang tidak ringan.
Kesyirikan merupakan dosa besar yang terbesar. Semakin jauhnya manusia dari
masa kenabian, menjadikan manusia semakin berani menyelisihi petunjuk Nabi SAW
Sehingga pelan-pelan manusia akan terseret ke dalam jurang kesyirikan tanpa ia sadari.
ض ُكم بَ ْعضًا ۚ قَ ْد يَ ْعلَ ُم ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ يَتَ َسلَّلُونَ ِمن ُك ْم لِ َوا ًذا ۚ فَ ْليَحْ َذ ِر ٱلَّ ِذينَ يُ َخالِفُونَ ع َْن ۟ ُتَجْ َعل
ِ وا ُدعَٓا َء ٱل َّرسُو ِل بَ ْينَ ُك ْم َك ُدعَٓا ِء بَ ْع
صيبَهُ ْم َع َذابٌ أَلِي ٌم ِ ُصيبَهُ ْم فِ ْتنَةٌ أَوْ ي ِ ُأَ ْم ِر ِٓۦه أَن ت
”Maka hendaklah takut orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul mereka akan
ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.”
Di akhir zaman akan muncul perpecahan di kubu kaum muslimin. Sehingga dengan
perpecahan tersebut akan mengurai kekuatan kaum muslimin dan akan banyak energi
yang terbuang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda;
30
(HR. Tirmidzi Juz 5 : 2641, Abu Dawud : 4569, dan Ibnu Majah : 3991. Hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam As-Silsilah AshShahihah Juz 1 : 203.)
3. Banyaknya Pembunuhan
“Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga banyaknya ‘Al-Harju.’” Para sahabat
bertanya, ”Apa yang dimaksud dengan ’AlHarju,’ wahai Rasulullah?”Rasulullah SAW
bersabda, ”Pembunuhan-pembunuhan (HR.Muslim)
Di akhir zaman banyak tulisan dan buku-buku. Di satu sisi ini merupakan
kenikmatan dan kemudahan. Namun disisi lain, jika tulisan dan buku-buku tersebut
tidak disusun berdasarkan sumber rujukan yang benar, maka justru akan menimbulkan
syubhat (kesamaran) bagi pembacanya. Sehingga akan menjadi samar pula antara
kebenaran dengan kebatilan.
Jumlah wanita di akhir zaman mengalahkan jumlah laki-laki. Dan banyak di antara
mereka yang tidak mengerti bagaimana seharusnya berhijab secara syar’i, sehingga
akan menimbulkan fitnah yang besar bagi kaum laki-laki.
Perhatian utama sebagian besar manusia akhir zaman adalah harta. Hal inilah yang
menjadikan maraknya perdagangan di akhir zaman. Padahal bukanlah kefakiran yang
ditakutkan oleh Rasulullah a akan menimpa umat ini, akan tetapi yang ditakutkan oleh
Rasulullah SAW adalah ketika dibukakannya lumbung harta, sehingga manusia akan
berlomba-lomba untuk memperebutkannya.
Ada beberapa kiat dalam menghadapi fitnah akhir zaman, antara lain :
31
Hadir Dalam Majelis Ilmu
Di antara cara untuk menjaga konsistensi iman di akhir zaman adalah dengan
menghadiri majelis-majelis keilmuan. Karena di dalam majelis ilmu seorang akan
ditunjukkan kepada jalan kebenaran dan kebaikan, dan ia akan dibimbing di atasnya. Di
dalam majelis ilmu seorang dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan menjauhi
kemaksiatan. Sehingga dengan demikian diharapkan keimanannya akan terus kontinu
dan konsisten. Karena demikian pentingnya duduk dalam majelis ilmu, sehingga ‘Umar
bin Khaththab y pernah berkata;
”Sesungguhnya seorang keluar dari rumahnya dengan membawa dosa sebesar gunung
Tihamah. Jika mereka mendengarkan ilmu, (maka) ia akan takut kemudian akan
bertaubat. (Dan) ia kembali ke rumahnya dalam keadaan tidak berdosa lagi. Maka
janganlah engkau berpisah dari majelis para ulama’.”
Dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan amal kebaikan akan lebih bermanfaat
bagi seorang muslim untuk kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dan seorang yang
menyibukkan dirinya dengan kebaikan, maka ia tidak akan mempunyai waktu untuk
melakukan keburukan. Dengan demikian, hari-harinya akan terisi dengan hal-hal
kebaikan dan ketaatan.
Hendaklah seorang muslim berdoa kepada Allah q agar diselamatkan dari berbagai
fitnah kehidupan dan dijadikan hatinya senantiasa istiqamah dalam kebenaran dan
ketaatan. Karena hati manusia berada di antara Jari-jemari Allah, maka Allahlah yang
mampu memberikan hidayah kepada hati tersebut agar tetap istiqamah di atas kebenaran
dan kebaikan, atau memalingkanya kepada kesesatan wal’iyadzubillah.- Dan hendaknya
seorang muslim juga memohon perlindungan kepada Allah SAW dari fitnah kehidupan.
32
Kemudian, di antara fitnah yang besar, yaitu fitnah harta. Sangat sedikit manusia
yang selamat dari fitnah ini. Hanya sedikit saja yang mendapatkannya dengan cara yang
halal, dan kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Sebagian mendapatkannya
dengan berbagai cara, walaupun menggunakan jalan yang diharamkan Allah Subhanahu
wa Ta‟ala. Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh akan datang suatu zaman, yaitu seseorang tidak lagi memikirkan dari mana
ia mendapatkan hartanya, apakah dari jalan yang halal ataukah yang haram.” (HR.
Bukhari)
Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam manusia tidak lagi
memerdulikan tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya. Seolah-olah mereka
hidup hanyalah untuk mengumpulkan harta dan kenikmatan-kenikmatan dunia,
meskipun harus dengan cara berbuat curang, atau berdusta, atau dengan korupsi, dan
yang lainnya. Manusia tidak lagi ingat, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta‟ala akan
menghisab dan meminta pertanggung jawabannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.walisongo.ac.id/6900/3/BAB
33
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjNtoa8rsztAhUHSX0KHXmEDqQQFjAAeg
QIARAB&usg=AOvVaw1hOFdWRAQOcT_cW6sbs80x
2. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmh
s/BAB21413344023.pdf&ved=2ahUKEwjNtoa8rsztAhUHSX0KHXmEDqQ
QFjABegQIDxAB&usg=AOvVaw2ABXz4EfQrYl7K4Wg21nEM&cshid=1
607911094963
3. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/294951399.
pdf&ved=2ahUKEwjOvOaNsMztAhWVA3IKHZQuAUQQFjAAegQIARA
B&usg=AOvVaw0_okDGPK8peZLe4G-AKRYs
4. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://pusdikmin.com/perpus/file/Dr.
%2BMarzuki,%2BM.Ag_.%2B%2BBuku%2BPAI%2BUNY%2B-
%2BBAB%2B3.%2BKonsep%2BAgama
%2BIslam.pdf&ved=2ahUKEwjOvOaNsMztAhWVA3IKHZQuAUQQFjA
DegQIBRAB&usg=AOvVaw2sgVFjOgCXrTeMpUbm7JSq&cshid=160791
1404138
5. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.radenintan.ac.id/7524/1/SK
RIPSILENGKAP.pdf&ved=2ahUKEwix8e3_sMztAhWEfH0KHS5xDY8Q
FjACegQIEBAB&usg=AOvVaw1Au8LSwtJt51-
focGpMC3z&cshid=1607911505197
6. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/13523/5/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwix8e3_sMztAhWEfH0KHS5xDY8QFjAAegQ
IARAB&usg=AOvVaw3mnr1NuVmzYdFmp_k7STeV
7. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.iai-
tribakti.ac.id/index.php/intelektual/article/download/811/606&ved=2ahUK
Ewie_pOuscztAhUI4HMBHc1dAd4QFjACegQICxAB&usg=AOvVaw1t4G
NsMS4xw2prrI5YIOEt&cshid=1607911583216
34
8. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/IJIEM/article/download/7121/3976&ved=2ahUKEwi
e_pOuscztAhUI4HMBHc1dAd4QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw19pCV
Wl7ydvjXAGg3FP2QZ&cshid=1607911583216
9. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/una/art
icle/download/15193/pdf&ved=2ahUKEwjt4Obh-
cztAhUScCsKHZLTAQgQFjABegQIFBAB&usg=AOvVaw3J0E8PEwNPu
Ir3DHQXomjO
10. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-suska.ac.id/3908/4/BAB
%2520III.pdf&ved=2ahUKEwjt4Obh-
cztAhUScCsKHZLTAQgQFjADegQIBBAB&usg=AOvVaw3GgNOnWAP
NCoL7VKleGdKW
11. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/
37120-ID-hubungan-sains-dan-agama-rekonstruksi-citra-islam-di-tengah-
ortodoksi-dan-perkem.pdf&ved=2ahUKEwjt4Obh-
cztAhUScCsKHZLTAQgQFjAFegQIFhAB&usg=AOvVaw2palKbqOEb1q
UTviyD56iQ&cshid=1607931084460
12. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.jurnalfai-
uikabogor.org/index.php/mizan/article/download/122/38&ved=2ahUKEwjr
x6i9-
sztAhVNH7cAHTHFA7UQFjACegQIDRAB&usg=AOvVaw0KdtQ6Qx6V
SG2jWfguhWyG
13. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/do
wnload/170/108&ved=2ahUKEwiY3rTg-
sztAhX3qksFHYrKAtIQFjAKegQICBAK&usg=AOvVaw3bCgAra3eV_VF
B2PPJomCx&cshid=1607931343275
35
14. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/li
brary-islam/knowledge/AmarMa
%27ruf_NahiMunkar.pdf&ved=2ahUKEwiVsen8_8ztAhUbgtgFHbDpACE
QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw2hDK4Rzlkf5Ux_HwvEo9Qx
15. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/10766/5/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwiVsen8_8ztAhUbgtgFHbDpACEQFjADegQIB
BAB&usg=AOvVaw1YvbOXh-8Hf0-uBUvG6h6_&cshid=1607932734518
16. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-
suska.ac.id/16222/8/8.%2520BAB
%2520III__2018301JS.pdf&ved=2ahUKEwiVsen8_8ztAhUbgtgFHbDpAC
EQFjAMegQIBhAB&usg=AOvVaw02r2iBN01hTGzzl4C4HoHC&cshid=1
607932772346
17. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://albayyinatulilmiyyah.files.wordpress.
com/2015/03/110-fitnah-akhir-zaman-
pdf.pdf&ved=2ahUKEwit7fSUgc3tAhVd4XMBHU07DC0QFjAAegQIARA
B&usg=AOvVaw0V9NM4c4P6jv0SiUJ5EtG4
18. https://paudit.alhasanah.sch.id/tahukah-anda/apa-perbedaan-islam-iman-
dan-ihsan/
19. https://www.risalahislam.com/2018/01/pengertian-iman-islam-dan-ihsan-
trilogi.html
20. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/una/article/download/15193/pdf
21. https://muslim.or.id/23872-penegakkan-hukum-di-masa-rasulullah-
shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
22. https://republika.co.id/berita/qcjm5u366/islam-iman-dan-ihsan-tak-bisa-
dipisahkan
LAMPIRAN
36
COVID-19 DAN FITNAH AKHIR ZAMAN
KANAL24 -2020-05-03, 21:00:00 WIB 18372 kali
Saat ini kita telah sampai pada zaman akhir. Semua tanda-tanda yang disebutkan oleh
Nabi Muhammad saw benar-benar tampak nyata di hadapan kita pada zaman sekarang
ini. Salah satu tanda dari akhir zaman adalah banyaknya fitnah. Sebagaimana sabdaNabi
:
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو ْي ٌل َ ِ س ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا َ ُق َح َّدثَنَا ابْنُ لَ ِهي َعةَ ع َْن أَبِي يُون َ َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ إِس
َ ْحا
ض ِم ْن ال ُّد ْنيَا ر عب م ُ ه
ٍ َ َ ِ ْ ِ ٌ ِْ َ ِ وَ نيد م َ ق عُ يبي ًا
ر ف ا َ
ك يس مُ يو
ِ ْ َ ِ ُا ً نمؤْ م ل
ُ ج
ُ َّ
ر ال ح
ُ ب ُْص ي م ل ْ
ظ
ِِ ُ ِ م ْ
ال ْل
ي َّ الل ع َ ط ق َ
ك اً نَ ت ف ب َر ت ِ لِ ْل َع َر
ِ َ َ ب ِم ْن َش ٍّر قَ ْد ا ْق
ِ ِ ِ
َّ
ه خَ بَ ِط الشوْ َك ِةLِ ِك قَا َل َح َس ٌن فِي َح ِديث َّ َ ْ
ِ ْض َعلَى ال َج ْم ِر أوْ قَا َل َعلَى الشو ْ
ِ ِك يَوْ َمئِ ٍذ بِ ِدينِ ِه َكالقَاب ْ
ُ قَلِي ٍل ال ُمتَ َم ِّس
in Ishaq telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Abu Yunus dari Abu
Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "celaka bagi bangsa
Arab, telah dekat munculnya fitnah seperti gelapnya malam, di pagi hari seseorang
dalam keadaan mukmin dan sore hari telah menjadi kafir, orang-orang menjual
agamanya dengan kenikmatan dunia, pada hari itu sedikit yang berpegang dengan
agamanya, seperti seorang yang memegang bara api, -atau beliau mengatakan: - "seperti
memegang duri." Hasan menyebutkan dalam haditsnya, "menginjak duri." (HR.
Ahmad)
Sementara yang dimaksud fitnah menurut ibnu arabi dalam linasul arab bahwa fitnah
adalah :
و الفتنة اختالف الناس باآلراء، و الفتنة الكفر، و الفتنة االوالد، و الفتنة المال، و الفتنة المحنة،الفتنة اإلختبار
Fitnah adalah cobaan, Fitnah adalah ujian, harta adalah harta, anak-anak adalah fitnah,
kekafiran adalah fitnah, Fitnah itu bisa pula adalah perbedaan pendapat manusia. Intinya
fitnah itu adalah segala hal yang dapat menjadikan manusia berselisih dan menjauh dari
kebenaranagama.
Bahkan termasuk fitnah akhir zaman adalah banyaknya pembunuhan dan kematian.
37
SebagaimanasabdaNabi :
إِ َّن بَ ْينَ يَ َديْ السَّا َع ِة أَل َيَّا ًما يَ ْن ِز ُل فِيهَا ْال َج ْه ُل َويُرْ فَ ُع فِيهَا ْال ِع ْل ُم َويَ ْكثُ ُر فِيهَا ْالهَرْ ُج َو ْالهَرْ ُج ْالقَ ْت ُل.
“Menjelang datangnya hari Kiamat ada hari-hari dimana kebodohan diturunkan, ilmu
diangkat, dan banyak terjadi Al-Harj. Al-Harj itu adalah pembunuhan.” (HR. Al-
Bukhari).
Sementara dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabarani menyebutkan bahwa
salah satu tanda akhir zaman adalah banyak kematian mendadak. Rasulullah bersabda :
َوأَ ْن، لِلَ ْيلَتَي ِْن: فَيُقَا ُل، ب السَّا َع ِة أَ ْن يُ َرى ْال ِهال ُل قِبَال َ َ ق، صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
ِ ِم ِن ا ْقتِ َرا: ال َ َرفَ َعهُ إِلَى النَّبِ ِّي، ك ِ ع َْن أَن
ٍ َِس ب ِْن َمال
ت ْالفُ َجا َء ِة ْ َ َوأَ ْن ي، د طُ ُرقًاLَ اج
ُ ْظهَ َر َمو ِ تُتَّ َخ َذ ْال َم َس
Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata
sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya
(banyaknya)kematianmendadak.
Beberapa hadits tentang akhir zaman mengarahkan pada satu kesimpulan informasi
bahwa realitas akhir zaman akan banyak muncul berbagai fitnah yang terus menerus menerpa
ummat Islam ibarat sebuah gelombang ombak yang terus kejar-kejaran bahkan semakin
membesar. Istilah Nabi saw adalah ibarat malam yang semakin gelap dan pekat gelapnya, waktu
demi waktu. Fitnah-fitnah tersebut akan terus menimpa umat Islam hingga fitnah terbesar akhir
zaman yaitu munculnya Dajjal yang akan merusak keimanan seorang muslim.
Bencana bencana yang terjadi di akhir zaman adalah fitnah bagi umat manusia
terkhusus kaum muslimin. Bencana wabah covid-19 adalah bagian dari fitnah akhir zaman.
Kenapa demikian ?. Hal ini karena covid- 19 telah menebarkan banyak fitnah ( seperti
pembunuhan, kematian yang mendadak serta rusaknya nama islam yang dilakukan baik oleh
ummat Islam sendiri maupun uumat di luar Islam).
Perhatikan bagaimana Covid- 19 telah menjadi bagian dari fitnah Akhir Zaman ini.
Bahkan semuanya dapat difitnah dengan covid-19. Perhatikan bagaimana masjid ditutup dengan
alasan covid. Setiap malam yang biasanya banyak ummat berkumpul untuk pengajian, saat ini
38
dilarang dengan alasan covid. Orang yang sakitpun di fitnah dengan covid bahkan orang yang
sehat pun juga dapat difitnah dengan covid. Tidak luput pula seseorang yang mati baik-baik di
dalam masjid ataupun mati mendadak pun saat duduk-duduk di alun-alun pun dapat di fitnah
covid dan ditangani dengan menggunakan prosedur penanganan covid dengan alasan sebagai
langkah preventif. Sehingga seakan kita sulit membedakan antara tindakan kesiagaan dengan
kepanikan (fobia) yang akhirnya menjadikan kecemasan dan kepanikan sosial yang semakin
meluas. Lebih mengerikan lagi adalah hubungan antar masyarakat yang semakin mulai
renggang sebab mereka dilanda perasaan saling curiga. Disaat seseorang bertemu dan ada
seseorang yang ingin bersalaman maka tiba-tiba dalam pikirannya muncul perasaan "jangan-
jangan" orang tersebut akan menularkan virus corona
Fitnah covid-19 ini pun juga telah masuk ke tempat-tempat suci kaum muslimin yaitu
masjid. Shalat berjamaah di masjid dicurigai akan dapat menularkan virus corona, hingga shaf
shalat dibuat berjarak, sekalipun hal ini bisa jadi menyinggung Allah swt, karena seakan
mempersepsi buruk atas aturan Allah dan Rasul-Nya untuk meluruskan dan merapatkan shaf
sholat. Sementara seorang muslim yang hendak melakukan shalat pastinya telah bersuci,
berwudhu, berpakaian yang bersih rapi, bahkan masjid pun setiap waktu selalu dalam keadaan
bersih dan suci, namun tetap saja di fitnah dengan fitnah covid-19 ini.
Covid-19 telah benar-benar menjadi alat fitnah terbesar bagi ummat manusia
wabilkhusus terhadap ummat Islam. Sehingga banyak aturan-aturan Allah dan rasulnya yang
tidak diindahkan dan bahkan dijauhi serta dilanggar. Pertanyaannya adalah benarkah virus ini
benar-benar sangat mematikan hingga sedemikian menakutkannya ? ataukah ketakutan dan
kepanikan kitalah sesungguhnya yang jauh lebih mengerikan ?. Marilah bertindak lebih rasional
upaya menguatkan kesabaran dan ketawakalan kepada Allah dalam menghadapi setiap bencana
agar tindakan tindakan kita dalam menghadapi bencana termasuk wabah pandemi covid-19 ini
benar-benar terarah dan menemukan solusi secara tepat dengan arahan rasionalitas dan
spiritualitas.
39