Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM, IMAN DAN IHSAN

DOSEN PENGAMPU :
Drs. MAWARDI AHMAD, M. A

DISUSUN OLEH :

Aidil Dhaifan Maulana NPM 234110127

Khansa Alyah Syifaa Rhani NPM 234110296

Rizky Hidayat NPM 234110313

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “islam, iman dan ihsan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam . Penulis berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi penulis dan pendengar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum layak di katakan sempurna di karna kan
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karna itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi
selanjut nya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan diri saya sendiri sebagai penulis.

Pekanbaru ,29 September 2023

ii
i.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

2.1 Definisi iman, Islam dan Ihsan ................................................................................ 2

2.2 Iman, Islam dan Ihsan dalam Al-Qur’an ................................................................. 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17

iii
i.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai seorang manusia kita pasti menginginkan kehidupan yang tenang dan bahagia.
Untuk mencapai keinginan itu kita pasti membutuhkan tuntunan dalam manjalankan hidup,
yaitu agama. Dengan agama hidup kita akan lebih terarah karena kita senantiasa dituntut
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam mendalami agama kita juga membutuhkan
sebuah keyakinan karena kita mempelajari hal yang ghaib. Dengan hal tersebut mendorong
kita untuk selalu berbuat baik.

Dalam agama Islam kita mengenal konsep Iman dan Ihsan. Kedudukan Ihsan dalam
kehidupan merupakan hal yang penting. Kadang kala kita sebagai seorang muslim yang
sudah diberikan tuntunan masih saja melakukan hal- hal yang tidak baik. Ini diakibatkan
karena tingkat keimanan yang tidak stabil. Kita tahu bahwa Ihsan merupakan realisasi dari
Iman. Oleh karena itu,kita harus mengetahui bagaimana kaitan antara iman,islam dan ihsan.
Karena dari tiga konsep diatas merupakan kunci untuk mencapai suatu kehidupan yang
bahagia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada ,makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Apa itu iman,islam dan ihsan?

2. Apa saja karakteristik islam?

3. Apa saja tahap-tahap dalam iman?

4. Apa saja macam-macam dalam ihsan?

5. Bagaimana hubungan antara iman,islam dan ihsan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami iman,islam dan ihsan

2.Mengetahui apa saja karakteristik dalam islam

3.Mengetahui apa saja tahap-tahap dalam iman

4.Mengetahui apa saja macam-macam dalam ihsan

5.Memahami hubungan antara iman,islam dan ihsan

1
ii.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Iman, Islam dan Ihsan

A. Iman

Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya selain itu menurut
istilah pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan,
dan di amalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman
kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada
dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaannya, kemudian pengakuan itu
diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dngan amal perbuatan secara nyata.

Jadi, ketika seseorang dapat di katakan sebagai seorang mukmin (orang yang
beriman) yang sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.Dan
apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, kemudian di
ikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tudak dapat dipisahkan.

Firman Allah

Beriman kepada Allah adalah suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi
seseorang. Karena Allah memerintahkan agar umat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman.Tetaplah beriman kepada Allah dan RosulNya


(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RosulNya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya.Dan barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosulNya, dan hari kemudian, maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh.”(Q.S.An Nisa : 136)

Dari ayat di atas, kita bisa simpulkan bahwa bila kita ingkar kepada Allah maka
akan mengalami kesesatan yang nyata. Dan orang yang tersesat tidak akan bisa

2
ii.
merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karenanya, beriman kepada Allah
sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.

B. Islam

Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab:
salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan
diri atau tunduk dan patuh. ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata
“Islam” setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain.

1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri
kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya
menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas
dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika
pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw
sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga
akhir zaman.

AllahBerfirman
"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah berserah diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali
Imran [3] : 83).
C. Ihsan
Ihsan itu ialah bahawa “kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-
Nya,tetapi jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.”Ihsan
juga adalah melakukan ibadah dengan khusyuk,ikhlas dan yakin bahwa Allah
senantiasa mengawasi apa yang dilakukannya.Hadist riwayat muslim”dari Umar bin
Khatab ia berkata bahwa mengabdikan diri kepada Allah hendaklah dengan perasaan
seolah-olah anga melihat-Nya,maka hendaklah anda merasa bahwa Allah melihatmu.”

3
ii.
Ihsan adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.”
Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah
seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya,
maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya.

Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Oleh
karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas
akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan
bagianterbesar dari keislamannya.

Lalu bagaimana caranya? Dalam mengejawantahkan ihsan bagi mahluk sosial


seperti manusia, khususnya kaum muslim ialah dengan cara berbuat baik. Karena
dengan pemahaman ihsan ini kita merasa selalu diawasi oleh Allah Yang Maha
Melihat, dengan begitu kita tidak akan mau melakukan perbuatan buruk, kalaupun
sampai terbersit maka tetap saja kita tidak akan mau mengerjakannya disebabkan
Ihsan tadi. Selain berbuat baik Ihsan juga merupakan salah satu cara agar kita bisa
khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat
Allah.Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu
melihat kita.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(QS.Qaaf : 16-18)

“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.”(QS.Al Fajr : 14)

Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha
membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat
kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan
jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan,
niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.

4
ii.
Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.Al-Baqarah:284).

Tiga Aspek Pokok Dalam Ihsan

Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental.Ketiga hal tersebut adalah ibadah,
muamalah, dan akhlak.Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ihsan.

1. Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua
jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan
mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-
ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga
dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa
bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba
merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat
menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari
ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan
Rasulullah saw yang berbunyi, “Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan
engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu.”

Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri
sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah
pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin,
mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yangmubah untuk mendapat
ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki
umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin
mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.

2. Muamalah

Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat
36, yang berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu

5
ii.
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu
bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”

Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah
dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya,
maka Allah melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa
saja yang masuk dalam bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak
mendapatkan ihsan tersebut:

a. ihsan kepada kedua orang tua


b. ihsan kepada karib kerabat
c. ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
d. ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
e. ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya
f. ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia
g. ihsan dalam hal muamalah
h. ihsan dengan berlaku baik kepada binatang

3. Akhlak

Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan


muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah
melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah
dikemukakan yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak
dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini
telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam
ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga
mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam
perilaku dan karakternya.

Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang diperoleh dari
hasil maksimal ibadahnya maka kita akan menemukannya dalam muamalah
kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya,
pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini

6
ii.
semua, maka Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah hadits, “Aku diutus hanyalah
demi menyempurnakan akhlak yang mulia.

2.2 Iman, Islam dan Ihsan dalam Al-Qur’an


1. Iman

Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman diambil dari kata
kerja'aamana'-- yukminu' yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Secara terminologis
iman adalah mempercayai dengan hati, mengikrarkan, dan mengamalkan dengan perbuatan,
segala apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW (Jamaludin Kafie,1981:23).

Dalam HR. Muslim iman ialah hendaknya kamu beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat Nya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari kemudian,dan hendaknya kamu
beriman dengan qada dan qadarNya ketentuan baik dan buruknya dari Allah ta’ala.

Iman merupakan bentuk musytaq dari al-amnu yang berarti keamanan, kedamaian dan
merupakan lawan kata al-khauf, yang berarti ketakutan, kekhawatiran, larangan (Abu Bakar
Ahmad bin al- Husain al- Baihaqi, Syu`abul Iman, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, 1410,
I, hlm.3)

Iman percaya akan adanya Allah melalui adanya ciptaannya yang nyata terlihat dan
tidak hanya percaya tetapi meyakini dengan sepenuh hati akan adanya kebesaran Allah
tuhan semesta alam,yang mengatur seluruh alam semesta ini.

Katakanlah (hai orang-orang mu`min), Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub
dan anak cucunya dan apa yang diturunkan kepada Musa serta apa yang diberikan
kepada Nabi-nabi dari Tuhannya,… Q.S.al-Baqarah(2):136

7
ii.
A. Tahap-tahap Iman:

 Iman Taqliq
Iman kepada Allah dan mengenaliNya dengan hanya mendengar kabar dari orang lain
dan mengikuti kata-kata orang lain tentang wujudnya Allah. Ini adalah peringkat iman
yang lemah
 Iman Ahli Ilmu atau Iman ParaUlama
Iman kepada Allah dan mengenaliNya dengan berfikir tentang kejadian alam ini
dan mengemukakan bukti (dalil) dan ada bukti akal (dalil aqli) atau bukti Al-
Quran dan hadits (dalilnaqli).
 Iman Nabi-Nabi danRasul
Iman kepada Allah dan mengenaiN ya dengan hujah dan bukti. Iman mereka
yang paling sempurna dan tinggi karena mereka senantiasa kukuh dan takut
melanggar perintah allah. Merika tidak melakukan dosa serta mereka terpelihara
dari melakukan dosa.

B. Ada 6 rukun iman yang harus kita ketahui, yaitu di antara nya :

1. Iman kepada Allah swt


2. Iman kepada Malaikat-Nya
3. Iman kepada Kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar

B. Iman terdiri dari tiga tingkatan,yaitu diantaranya :

1. Tingkatan Mengenal. Pada tingkatan pertama ini seseorang baru mengenal suatu yang
diimani
2. Tingkat Kesadaran. Pada tingkatan kedua ini iman seseorang sudah lebih tinggi,karena
seseuatu yang diimani disadari oleh alasan-alasan tertentu

3. Tingkat Haqqul Yaqin. Tingkat ini adalah tingkatan iman yang tertinggi. Seseorang
mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-alasan tertentu,tetapi di
barengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah swt

8
ii.
2. Islam

Pengertian Islam secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang mempunyai
bermacam- Macam arti diantaranya:

1. Salam artinya Selamat, aman, sejahtera. Yaitu aturan hidup yang dapat menyelamatkan
manusia didunia danakhirat.
2. Aslama artinya menyerah atau masuk Islam. Yakni mengajarkan penyerahan diri, tunduk
dan patuh kepadaAlloh.
3. Silmun artinya keselamatan atauperdamaian.
4. Salamun artinya tangga ataukendaraan.

Sedangkan menurut terminologis, Islam adalah tunduk dan patuh lahir dan batin,
kepada ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang mengatakan
bahwa Islam adalah agama Alloh yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak nabi
pertama yaitu Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW.
Agama islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan
dipelihara serta dipahamkan dengan rapi dan teliti oleh para sahabat beliau dan orang-
orang yang hidup pada zaman itu, yang mengajarkan manusiaberserah diri dan tunduk
sepenuhnya kepada Allah untuk menuju keselamatan di dunia dan diakhirat
A. Islam adalah agama yang paling diridhoi disisi Allah dan sebagai agama yang
benar ajaranya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
1. Jelas asal usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
2. Dibawakan oleh nabi terakhir MuhammadSAW.
3. Diterangkan dalam kitab sucinya yaituAl-Quran.
4. Ajaranya tidak bertentangan dengan fitrahmanusia.
5. Mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara praktis oleh
pemeluknya.

B. Karakteristik Islam :
1. Ajarannya sederhana, rasional danpraktis
2. Kesatuan antara kebendaan dankerohanian
3. Islam memberi petunjuk seluruh segikehidupan
4. Keuniversalan dankemanusiaan
5. Keseimbangan antara individu danmasyarakat

9
ii.
6. Ketetapan dan perubahan (membuka ruangijtihad)
7. Al-Quran sebagai pedoman, terjamin kesucian dan kemurniannya. Agama Islam mengatur
segala aspek kehidupan manusia baikIbadah, sosial, hukum,ekonomi, politik dan lain-lain
yang menjadi pedoman hidup seluruh umat manusiaagartercapaikehidupanyang diridhoi Alloh
SWT.

C. Secara garis besar, aspek tersebut terdiri dari 3 hal yaitu:

1. Aqidah, merupakan fondasi dari agama Islam yang sifat ajaranya pasti, mutlak
kebenaranya, terperinci dan monoteistis yang intinya adalah mengesakan AllahSWT.
2. Syariah, secara bahasa berarti “Jalan yang harus dilalui”. Sedangkan menurut istilah
adalah “Ketentuan Alloh yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,manusia dengan
manusia, dan manusiadenganalamsekitarnya.Syariahterbagi menjadi 2,yaitu:
a) Ibadah ialah hubungan manusia dengan Allah SWT. Ibadah sendiri terbagi menjadi 2
macam yaitu Mahmudah dan GhoiruMahmudah.
b) Muamalah adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka
memenuhi kepentingan hidupnya.
c) Muamalah adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka
memenuhi kepentingan hidupnya.

3. Akhlaq, menurut bahasa berarti “Perbuatan spontan”. Sedangkan menurut istilah


adalah aturan tentang perilaku lahir dan batin yang membedakan antara yang hal
terpuji dan hal tercela. Akhlak yang benar menurut Islam adalah yang dilandasi
iman. Karena akhlaq merupakan realisasi dari iman seseorang. Secara garis besar
akhlaq mencakup manusia kepada Alloh, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap
alam sekitar.
D. Rukun Islam yang harus kita ketahui ada 5,yaitu diantaranya :

1. Syahadat
2. Sholat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji

10
ii.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kpadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” (Q. S Al Maidah
ayat 3)

3. Ihsan
Secara etimologis, ihsan berasal dari kata (mufrod) hasan, yang artinya baik. Ihsan
secara terminologis mempunyai arti apabila kita beribadah seolah-olah kita melihat
Allah dan bila tidak melihatnya, maka Allah pasti melihat kita (MGMD,2004:9).
Menurut HR. Muslim ihsan ialah hendaknya kamu menyembah Allah seakan-akan kamu
melihatnya.Dan jika kamu tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah
Melihat kamu.
Ihsan ditakrifkan dengan makna membuat sesuatu kebaikan dengan penuh
keikhlasan kepada Allah SWT dan melakukan secara tekun dan terbaik.
Kesempurnaan amalan seseorang itu adalah bergantung kepada sifat ihsan yang wujud
dalam diri setiap muslim. Bahkan ibadah yang dikerjakan oleh seseorang itu mungkin
menjadi sia-sia dan tidak mendatangkan sebarang kesan yang baik kiranya tidak
disertai dengan sifat ihsan.
Tegasnya ihsan adalah merupakan asas penting untuk kesempurnaan dalam
mengerjakan sesuatu ibadah kepada Allah SWT yang memberi nikmat dan kelebihan.
Namun sebenarnya makna ihsan ini lebih luas. Perbuatan-perbuatan baik meliputi semua
tingkah laku yang mengangkatkan taraf manusia serta mendidik jiwa seseorang dan
menghampirkandirinya kepada penciptanya.

A. Ihsan ada empat macam,yaitu:


1. Ihsan terhadap Allah, yakni menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya
2. Ihsan terhadap diri sendiri, yakni mengerjakan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan

11
ii.
bagi diri sendiri dan menghindari semua perbuatan yang mendatangkan kecelakaan atau
kerugian kepada dirisendiri
3. Ihsan terhadap sesama manusia, yakni berbuat baik kepada saudara, tetangga,
kerabat maupun seagama
4. Ihsan terhadap makhluk lain (alam lingkungan), yakni berbuat baik atau memelihara alam
lingkungan agar tetap lestari dan tidak punah

B. Ihsan mempunyai landasan yaitu:

1. Landasan Qauli
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu”
(HR. Muslim). Tuntutan untuk berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal dan
optimal.

2. Landasan Kauny
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatulloh setiap orang suka
akan berbuat yang Ihsan.
 Alasan berbuat Ihsan:

a. Adanya monitoring Allah (muraqabatulloh)


b. Adanya kebaikan Allah (Ihsanulloh)
Dengan adanya muraqaabatulloh dan Ihsanulloh maka sudah selayaknya kita
berihsanuniyat (berniat yang baik). Karena akan mengarahkan kita kepada:
a. Ikhlasunniyat (niat yang ikhlas)
b. Itqanul ‘amal (amal yang rapi)
c. Jaudatul adaa (penyelesaian yang baik)

C. Tiga aspek pokok dalam ihsan, yaitu diantaranya:

1. Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua
ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adab nya.

12
ii.
2. Muamalah
Ihsan dijelaskan Allah swt pada surah an Nissa’ ayat 36 yang artinya
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun dan berbuat baiklah kepada dua orang tua, karib kerabat ,anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu

3. Akhlak
Ihsan dalam ihsan merupakan buah dari ibadah dan muamalah, jika kita sering
beribadah kepada allah dan bermuamalah dan berbuat baik kepada orang
tua,keluarga,teman,tetangga, dan orang lain maka bisa dikatakan akhlak kita baik.

Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari sehingga jika kita berbuat baik,
maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk
berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat
senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia
selalu yakin Allah melihat perbuatan nya.

Ihsan dianalogkan sebagai atap bangunan Islam (rukun Iman adalah pondasi dan rukun
Islam adalah bangunanya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke Islaman
seseorang. Jika seseorang berbuat Ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara
dan tahan lama sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan.

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu

13
ii.
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datangsaat hukuman
bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan
muka- muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh- musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis- habisnya apa saja yang
mereka kuasai. Surat al isra’7”

C. Posisi Islam, Iman, dan Ihsan


Iman islam ihsan Seseorang yang akan mendirikan sebuah rumah yang pertama
dibangun adalah pondasinya. Begitu juga dengan seseorang yang beragama, dia harus tahu
cara untuk membangunnya. Pondasidari agama islam merupakan iman. Di ibaratkan sebuah
rumah, apabila pondasinya tidak kuat maka bangunannya akan mudah runtuh.
Selanjutnya sebuah rumah yang dibangun adalah dinding dari bangunan tersebut. Islam
merupakan dinding dari berdirinya agama. Terakhir, sebuah rumah yang didirikan adalah
atapnya. Atap dari sebuah agama adalah ihsan.
D. Hubungan Islam, Iman dan Ihsan

Telah di jelaskan sebelumnya pengertian islam, iman, dan ihsan . Nah, dalam ketiga hal
ini terdapat hubungan antara ketiganya. Lebih jelasnya hubungan – hubungan atau
keterkaitan antar ketiga hal tersebut:

Iman itu bisa dikatakan sebagai landasan awal. Seperti sebagai pondasi dalam
keberadaan suatu rumah. Sedangkan Islam merupakan entitas yang berdiri diatasnya.
Maka, apabila iman seseorang lemah, maka islamnya pun akan condong, lebih lebih akan
rubuh. Dalam realitanya mungkin pelaksanaan sholat akan tersendat-sendat, sehingga tidak
dilakukan pada waktunya, atau malahmungkin tidak terdirikan. Zakat tidak tersalurkan,
puasa tak terlaksana, dan lain sebagainya. Sebaliknya, iman akan kokoh bila islam
seseorang ditegakkan. Karena iman terkadang bisa menjadi tebal, kadang pula menjadi
tipis, karena amal perbuatan yang akan mempengaruhi hati. Sedang hati sendiri merupakan
wadah bagi iman itu. Jadi, bila seseorang tekun beribadah, rajin taqorrub, maka akan
semakin tebal imannya, sebaliknya bila seseorang berlarut- larut dalam kemaksiatan, kebal
akan dosa, maka akan berdampak juga pada tipis nya iman.
Ihsan bisa diumpamakan sebagai hiasan rumah, bagaimana rumah tersebut bisa terlihat
mewah, terlihat indah, dan megah. Sehingga padat menarik perhatian dari banyak pihak.
Sama halnya dalam ibadah, bagaimana ibadah ini bisa mendapatkan perhatian dari sang

14
ii.
kholiq, sehingga dapat diterima olehnya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan
menjauhi larangannya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai
plus dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah
sebagai hamba, budak dari tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya
untuk mendapatkan perhatian dan ridhonya. Disinilah hakikat dari ihsan.
Lalu Iman berkaitan dengan aqidah islam , islam berkaitan dengan syariah, ihsan
berkaitan dengan khuluqiya. Dari tiga hal tersebut dapat kita pahami dalam perkembangan
ilmu keislaman , ilmu terkelompokan menjadi aqidah, fiqih, akhlaq.
Diantara pengelompokan kata dalam agama islam ialah iman, islam dan ihsan.
Berdasarkan sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu memberikan umat ide tentang
rukun iman, rukun islam dan penghayatan terhadap Tuhan yang maha Hadir dalam hidup.
Setiap pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa islam tidak absah tanpa iman, dan
iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dari pengertian tersebut memiliki arti masing- masing
istilah terkait satu dengan yang lain. Bahkan tumpang tindih sehingga satu dari ketiga
istilah tersebut mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dari pengertian inilah kita
mengerti bahwa islam, iman dan ihsan adalah Trilogi ajaran Ilahi.

15
ii.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Agama islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan dipelihara serta
dipahamkan dengan rapi dan teliti oleh para sahabat beliau dan orang-orang yang hidup
pada zaman itu, yang mengajarkan manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada
Allah untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat

Iman percaya akan adanya Allah melalui adanya ciptaannya yang nyata terlihat dan tidak
hanya percaya tetapi meyakini dengan sepenuh hati akan adanya kebesaran Allah tuhan
semesta alam,yang mengatur seluruh alam semesta ini.

Tegasnya ihsan adalah merupakan asas penting untuk kesempurnaan dalam mengerjakan
sesuatu ibadah kepada Allah SWT yang memberi nikmat dan kelebihan. Namun
sebenarnya makna ihsan ini lebih luas. Perbuatan-perbuatan baik meliputi semua tingkah
laku yg mengangkatkan taraf manusia serta mendidik jiwa seseorang dan menghampirkan
dirinya kepada penciptanya.
Islam, iman, dan ihsan merupakan suatu aspek yang membentuk sebuah rangkaian
kesatuan yang saling mengait satu sama lain. Kita bisa menganalogikan islam, iman, dan
ihsan sebagai sebuah rumah. Dimana iman sebagai pondasi, islam sebagai dinding dan
ihsan sebagai atapnya. Jika diantara ketiganya ada yang hilang, maka maka rumah tersebut

16
ii.
tidak akan sempurna. Dalam kehidupan, jika diantara ketiga aspek tersebut ada yang hilang
dalam diri seseorang, maka orang tersebut tidak akan merasakan dalam hatinya, muslim
yang menjaga rukun islam akan selalu dekat dengan Tuhannya dan muslim yang selalu
berihsan akan selalu baik dalam hubungan dengan lingkungannya. Ihsan merupakan
perbuatan atau wujud pengaplikasian dari iman dan islam itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org
www.itla4islam.blogspot.com

17
ii.

Anda mungkin juga menyukai