Anda di halaman 1dari 10

IMAN, ISLAM DAN IKHSAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

DISUSUN OLEH :

NAMA : KHOIRUL FAHMI RAMBE

NIM : 19120008

SEMESTER : II (DUA)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. IRMA SURYANI SIREGAR, M.A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Iman, Islam dan Ikhsan”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat tersusun
dan di selesaikan pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman sekalian
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Panyabungan, 15 April 2020


Penyusun,

Nurhana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Pengertian Iman, Islam dan Ikhsan......................................................... 2
B. Posisi Iman, Islam dan Ikhsan................................................................. 5
C. Hubungan Antara Iman, Islam dan Ikhsan............................................. 5
D. Implementasi Iman, Islam dan Ikhsan Dalam Kehidupan..................... 5
BAB III PENUTUP...................................................................................... 6
A. Kesimpulan.............................................................................................. 6
B. Saran........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia yang beruntung adalah manusia yang memiliki agama,karna
dengan agama manusia memiliki nilai dan aturan untuk menjalani hidup
dengan sebaik-baiknya. Dalam ayat al-quran Tuhan (Allah) telah menjelaskan
kepda kita bahwa agama yang paling baik disisi-Nya adalah agama
islam,dalam surat Al-imran ayat 19 Telah di jelaskan, Allah Subhnallah Wa
Ta’ala berfirman :
‫اِ َّن الَّ ِد ْينَ ِع ْندَهللا آِإْل َسلَم‬
Islam adalah agama yang paling sempurna, agama yang menunutun
kehidupan pemeluknya secara rinci dan jelas.karna islam datang untuk
meluruskan agama-agama terdahulu yang di ajarkan oleh rasul-rasul
sebelumnya yang telah di simpangkan dan menjadi pelengkap ajaran-ajaran
rasul sebelumnya.
Untuk menuju kehidupan yang tidak hanya menciptakan kebaikan dan
kebenaran, akan tetapi juga untuk menuju kebahagiaan hidup di dunia
maupun di akhirat, yaitu iman, islam dan ihsan.
Iman, Islam dan ihsan memiliki makna masing-masing dan saling
bersangkut paut karna memiliki kesamaan di antaranya, yang dimana ketiga
pilar tersebut adalah cara utama untuk menuju kehidupan yang bahagia di
dunia maupun di akhirat
Agama Islam ada tiga tingkatan, yaitu Iman, Islam dan ihsan. Dan setiap
tingkatanya mempunyai Rukun-rukun tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman, islam dan ikhsan?
2. Bagaimana posisi iman, islam dan ikhsan?
3. Bagaimana hubungan antara iman, islam dan ikhsan?
4. Bagaimana implementasi iman, islam dan ikhsan dalam kehidupan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Pengertian Iman, Islam dan Ikhsan


a. Pengertian Iman
Definisi dari iman secara etimologi berasal dari bahasa arab amana-
yukminu-imanan yang artinya percaya. Sedangkan secara terminologi
menurut jumhur ulama’ iman adalah at-tasdiqu bil qolbi, al-qoulu bil
lisan,wa al a’malu bil arkaan artinya membenarkan atau dalam hati,
mengucapkan atau mengikrarkan dengan lisan, mengamalkan dengan
perbuatan.1
Iman sendiri sebenarnya adalah sebuah pembuktian terhadap
penyerahan diri kepada Tuhan yang maha esa (Allah) sebagai pencipta
sekeligus penguasa mutlak semesta alam.
Dalam al-qur’an surat Al-hujarat potongan ayat 14, Allah
Subhanallahu ta’ala berfirman yang artinya : “Sesungguhnya orang yang
sebenarnya beriman ialah orang yang percaya kepada Allah dan
Rasullnya.”
Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya
ada enam rukun iman yang harus diyakini untk menjadi seorang islam
yang sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang ihsan nantinya.
b. Pengertian Islam
Defenisi dari secara etimologi berasal dari bahasa arab aslama-
yuslimu-islaman yang artinya pasrah, atau tunduk. Sedangkan secara
terminologi yaitu agama yang berisi ajaran tauhid menyerah diri serta
tunduk kepada Tuhan Allah maha Esa yang di bawa nabi Muhammad
Salallahu alaihi wasalam untuk menunjukkan jalan yang lurus kepada
ummatnya.
KH Endang Saifuddin Anshari. mengemukakan, setelah mempelajari
sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia

1
Hadist Arba’in ( Imam An-nawawi al jawi )

2
3

merumuskan dan menyimpulkan pengertian Islam, bahwa agama Islam


adalah:
1. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya
untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang
masa dan setiap persada.
2. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur
segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam
pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam
lainnya.
3. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam,
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
4. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
5. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi
wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu
sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.
Orang-orang yang telah islam atau orang yang telah memeluk agama
islam di sebut muslim. Orang-orang yang telah memeluk agama islam
berarti dia telah memasrahkan dirinya kepada allah dan melaksanakan
perintah-Nya  dan menjauhi larangan-Nya. Dan orang tersebut telah
terbebani hukum (mukallaf).
Nama “Islam” bagi agama ini diberikan oleh Allah Subhanallahu
ta’ala sendiri. Dia juga menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-
Nya dan siapa yang memeluk agama selain Islam kehidupannya akan
merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah sempurna sebagai
ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat manusia,
sehingga mereka tidak memerlukan lagi ajaran-ajaran selain Islam.Ini
membuktikan bahwa islam adalah agama yang peling benar, dan hal ini
telah di jelaskan dalam Al-qur’an surat Al-imran ayat 19.
Allah Subhanallahu ta’ala berfirman :
‫ِإ َّن الَّ ِد ْينَ ِع ْندَهللا آِإْل ْسلَم‬
4

Artinya : “Sesungguhnya agama di sisi allah ialah islam”.(QS. 3 :


19)
c. Pengertian Ihsan
Defenisi ihsan secara etimologi berasal dari bahasa arab (isim
masdar) ahsana-yuahsinu-ihsanan berarti baik atau penuh perhatian.
Sedangkan secara terminologi ihsan adalah menyembah Allah seakan-
akan kita melihat-Nya, atau setidaknya kita selalu merasa di awasi oleh-
Nya.
Ihsan sendiri merupakan usaha untuk selalu melakukan yang lebih
baik, yang lebih afdhal, dan bernilai lebih sehingga seseorang tidak
hanya berorientasi untuk menggugurkan kewajiban adalah beribadah,
melainkan justru berusaha bagaimana amal ibadahnya diterima dengan
sebaik-baiknya oleh Allah. SWT. Karena dia akan merasa diawasi oleh
Allah, maka akan terus timbul dihatinya tuntutan untuk selalu meng
upgrade amal perbuatannya dari yang kurang baik menjadi yang  baik,
dari yang sudah baik, terus berusaha untuk yang lebih baik
demi diterimanya amal perbuatan mereka.
Sebagai contoh, seseorang yang melakukan sholat, cukup dengn
melakukan syarat dan rukun sholat saja, tanpa  harus khusu’ maupun
khudu’. Orang itu sudah tidak dituntut lagi kelak karena dia sudah
melakukan kewajibannya walaupun hanya sebatas menggugurkan
kewajiban belaka. Beda dengan orang yang muhsin (ihsan), maka dia
akan melakukan sholat tersebut dengan sesempurna mungkin, dia tidak
hanya memperhatikan syarat dan rukun saja, melainkan adab dalam
sholat, kekhusyu’an, khudu’, dan hal-hal yang dapat menghalangi
sampainya ibadah tersebut sampai kepada hadroh sang kholiq.
Ihsan memiliki potensi untuk menjuhkan kita dari sifat buruk di hati
atau bisa di sebut penyakit hati seperti; sombong, riya’, hasud, dengki
dan lain sebagainya. Ihsan juga salah satu cara agar bagaimana Allah
menerima ibadah-ibadah kita.
5

B. Posisi Iman, Islam, Dan Ihsan


Seseorang yang akan mendirikan sebuah rumah yang pertama dibangun
adalah pondasinya. Begitu juga dengan seseorang yang beragama, dia harus
tahu cara untuk membangunnya.  Pondasi dari agama islam merupakan iman.
Diibaratkan sebuah rumah, apabila pondasinya tidak kuat maka bangunannya
akan mudah runtuh.
Selanjutnya sebuah rumah yang dibangun adalah dinding dari bangunan
tersebut. Islam merupakan dinding dari berdirinya agama. Terakhir, sebuah
rumah yang didirikan adalah atapnya. Atap dari sebuah agama adalah ihsan.

C. Hubungan Antara Iman, Islam, Dan Ihsan


Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan,
ketiganya saling berhubungan atau terdapat sangkut paut yang perlu di
terapkan untuk menuju keridhoa-Nya.
Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah, keyakinan tersebut di
implementasikan melalui islam yang di dalamnya terdapat rukun-rukun yang
wajib di kerjakan, kemudian pelaksanaannya di lakukan dengan ikhlas setulus
hati karena Allah Subhanallahu ta’ala merasa seakan-akan kita melihat Allah,
atau setidaknya merasa Allah melihat dan mengawasi kita.

D. Implementasi Iman, Islam dan Ikhsan Dalam Kehidupan


1. Senantiasa berusaha untuk mentaati Allah SWT, baik melaksanakan
perintah maupun menjauhi larangan-Nya.
2. Bersikap hati-hati dalam hidup ini, berusaha tidak melanggar hukum
Allah SWT. sebagaimana malaikat tidak maksiat kepada-Nya.[8]
3. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak
lain yang meremehkan.
4. Bersikap tawadu kepada Allah SWT. dan mengagungkan-Nya, misalnya
membaca tasbih, tahmid, dan takbir.[9]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi dari iman secara etimologi berasal dari bahasa arab amana-
yukminu-imanan yang artinya percaya. Sedangkan secara terminologi
menurut jumhur ulama’ iman adalah at-tasdiqu bil qolbi, al-qoulu bil lisan,wa
al a’malu bil arkaan artinya membenarkan atau dalam hati, mengucapkan atau
mengikrarkan dengan lisan, mengamalkan dengan perbuatan.
Defenisi dari secara etimologi berasal dari bahasa arab aslama-yuslimu-
islaman yang artinya pasrah, atau tunduk.
Defenisi ihsan secara etimologi berasal dari bahasa arab (isim
masdar) ahsana-yuahsinu-ihsanan berarti baik atau penuh perhatian.
Sedangkan secara terminologi ihsan adalah menyembah Allah seakan-akan
kita melihat-Nya, atau setidaknya kita selalu merasa di awasi oleh-Nya.

B. Saran
Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca
senantiasa meningkatkan semangat keagamaan dan lebih meningkatkan
keimanan dan lain sebagainya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Imam an-nawawi al-jawi, Hadis arba’in


Razak Al-Ma’arif. Nasruddin, Dienul Islam, Bandung; 1989
Saifuddin Anshari.Endang, Kuliah Al-Islam, Pusataka, Bandung; 1978
T. Ibrahim, darsono, 2009, Membangun akidah dan akhlak X, Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai