Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN POSISI KEUANGAN

MATA KULIAH
Akuntansi Keuangan Menengah 1

Disusun oleh :
Annisa Rahmadhani
NIM C1C019006

Kelas R014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu perusahaan memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan
perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan
keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan
keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan
dan manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi
keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Seorang akuntan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan perkembangan
perusahaan melalui laporan keuangan agar dapat mempertahankan keberadaaan
perusahaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan ditengah pertumbuhan
ekonomi yang semakin pesat dan persaingan usaha yang semakin ketat.

A. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Apa fungsi, keterbatasan, dan elemen Laporan Posisi Keuangan?


2. Apa saja klasifikasi dan informasi yang terdapat pada Laporan Posisi Keuangan?
3. Bagaimana format, pengungkapan dan contoh penyajian Laporan Posisi
Keuangan?

B. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun yang menjadi tujuan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui fungsi, keterbatasan, dan elemen Laporan Posisi Keuangan.
2. Mengetahui klasifikasi dan informasi yang terdapat pada Laporan Posisi
Keuangan.
3. Mengetahui format, pengungkapan dan contoh penyajian Laporan Posisi
Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan Posisi Keuangan

Neraca atau laporan posisi keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi
kumulatif mengenai aktiva, kewajiban, dan modal pemegang saham, yang disajikan pada
akhir periode tertentu. Salah satu dari bagian laporan keuangan ini, menyajikan informasi
terkait sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan atau dalam hal ini kekayaan
perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan modal pemilik. Sehingga, neraca dapat
membantu meramalkan jumlah, waktu, dan sebuah ketidakpastian arus kas di masa
mendatang.

Dilihat dari isinya, neraca adalah dasar perhitungan tingkat pengembalian dan dasar
evaluasi struktur modal perusahaan. Informasi dalam neraca juga dapat digunakan untuk
menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan.

1. Fungsi Laporan Posisi Keuangan

Terdapat beberapa fungsi dari laporan neraca, yaitu sebagai berikut.


1. Jika dilihat dari isinya, laporan ini berfungsi sebagai dasar perhitungan tingkat
pengembalian dan dasar evaluasi struktur modal perusahaan.
2. Untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas di masa yang akan datang.
3. Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan pada
perusahaan.
a. Likuiditas
Likuiditas ini bisa dikatakan sebagai acuan atau tolak ukur dalam mencerminkan
jumlah waktu yang diperlukan sampai kewajiban bisa dilunasi atau dibayar. Rasio ini bisa
membantu para investor dan juga kreditor untuk menilai seberapa besar kemampuan dari
perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
Sedangkan bagi para pemegang saham, rasio likuiditas ini digunakan untuk
mengevaluasi kemungkinan deviden tunai di masa yang akan datang atau untuk menentukan
apakah akan membeli lagi saham perusahaan tersebut atau tidak.
Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa semakin besar angka rasio likuiditas suatu
perusahaan, maka risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan semakin kecil. Namun
sebaliknya jika angka rasio likuiditas suatu perusahaan kecil, maka risiko yang dihadapi suatu
perusahaan semakin besar.
b. Solvabilitas
Solvabilitas adalah adalah rasio yang beracuan pada kemampuan suatu perusahaan
dalam membayar semua utangnya ketika jatuh tempo. Dengan kata lain suatu perusahaan
dikatakan beresiko jika perusahaan yang mempunyai utang (jangka pendek / panjang), dan
utang tersebut dilunasi dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Seharusnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk melakukan
ekspansi dan pengembangan perusahaan, bukan malah untuk menutupi utang – utang
perusahaan. Oleh karena itu risiko yang dihadapi bukan hanya aktiva perusahaan saja yang
berkurang, tapi yang lebih buruk adalah aktiva habis namun hutang belum bisa dilunasi.

c. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam hal mengambil berbagai keputusan yang efektif. Keputusan efektif tersebut adalah
dalam hal pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan. Jika
kondisi keuangan suatu perusahaan dikatakan tidak sehat, maka berbagai keputusan yang
dapat diambil ini akan sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya aktiva yang
dimiliki pada saat ini.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat fleksibilitas suatu
perusahaan, maka akan semakin kecil resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut.

2. Keterbatasan Laporan Posisi Keuangan

Beberapa kritik terhadap laoran posisi keuangan adalah dalam hal keterbatasan
penilaian. Keterbatasan ini sebagian disebabkan oleh karena hal-hal sebagai berikut.

a. Pilihan pengukuran beberapa aset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau biaya
perolehan terdepresiasi, bukan pada nilai kininya. Hal ini banyak dikritik karena kurang
mencerminkan nilai wajar dari aset.
b. Tidak diperkenankan mengakui aset tak berwujud yang mengandung nilai
manfaat,namun sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara internal,
misalnya merek yang dihasilkan secara internal.
c. Rekayasa keuangan yang sering kali memungkinkan dilakukan untuk menghasilkan
pembiayaan off-balance sheet.
d. Beberapa pengukuran dinilai untuk beberapa unsur di laporan posisi keuangan
melibatkan pertimbangan dan estimasi, misalnya penentuan masa manfaat aset tetap
dan estimasi kewajiban garansi.

3. Elemen Laporan Posisi Keuangan

a. Aktiva, adalah hasil perolehan dari transaksi yang terjadi di masala lalu maupun
sekarang atau kekayaan yang dimiliki dan dikendalikan penuh oleh perusahaan,
dan manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa mendatang.
b. Kewajiban, adalah pengorbanan manfaat ekonomi, dalam hal ini adalah aktiva
yang telah lalu, masa kini, maupun masa depan sebagai pemenuhan kebutuhan
perusahaan.
c. Ekuitas, adalah modal yang mana mendasari kegiatan operasional perusahaan
sebagai basis pendanaan kegiatan tersebut yang di masa depan akan mengalami
kenaikan ataupun penurunan yang disebabkan oleh penggunaan dan alokasi dari
aktiva dan kewajiban tertentu.

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

4. Klasifikasi dalam Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan menyajikan ringkasan yang terstruktur mengenai aset,


liabilitas, dan ekuitas entitas. Aset dan liabilitas diklasifikasikan dengan suatu cara yang
dapat memfasilitasi pengguna untuk dapat mengevaluasi struktur modal entitas, likuiditas,
solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan, sehingga aset dan liabilitas diklasifikasikan
berdasarkan karakteristik operasi entitas.
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, entitas
menyajikan aset sebagai aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas sebagai liabilitas
jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi
keuangan, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih
relevan dan dapat diandalkan.
1. Aset
a. Aset Lancar
Aktiva lancar merupakan kas dan bentuk aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dialokasikan dalam satu tahun berjalan atau satu periode
akuntansi, tergantung mana yang paling lama. Siklus operasi yang dimaksud adalah dimulai
dari kas yang direalisasikan dari penjualan produk yang berasal dari penggunaan bahan baku
dan penggunaan peralatan dalam kegiatan produksi. Aktiva lancar disajikan dalam neraca
menurut urutan likuiditasnya. Aktiva lancar meliputi pos-pos berikut :

a. Persediaan

Untuk menyajikan persedian di laporan posisi keuangan secara tepat, dasar penilaian,
yaitu mana yang paling rendah antara biaya atau harga pasar, dan metode penetapan harga
seperti FIFO, LIFO, ataupun biaya rata-rata harus diungkapkan seluruhnya sebelum
diakumulasi total.

b. Piutang

Setiap piutang yang digunakan sebagai jaminan atau antisipasi piutang yang tak tertagih
harus diidentifikasi secara jelas. Kategori piutang harus disajikan dalam neraca atau catatan
terkait. sedangkan untuk piutang untuk transaksi yang tidak biasa, perusahaan harus
mengklasifikasikannya secara terpisah sebagai piutang jangka panjang, kecuali diperkirakan
akan diterima dalam jangka waktu satu tahun.

c. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka adalah pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan
diterima dalam satu tahun atau siklus operasi. Biaya ini digolongkan ke dalam aktiva lancar
karena apabila biaya tersebut belum dibayarkan, maka perlu digunakan kas selama tahun
berjalan atau tahun berikutnya. Biaya dibayar di muka dilaporkan pada jumlah biaya yang
belum jatuh tempo atau belum digunakan. Contoh umumnya adalah pembayaran polis
asuransi dan sewa bangunan dibayar dimuka. Sehingga biaya dikeluarkan terlebih dahulu
sebelum menerima manfaat terkait.

d. Investasi jangka pendek


Investasi jangka pendek dalam hal ini investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas harus
dilaporkan sebagai aktiva lancar dan dikelompokkan dalam tiga klasifikasi untuk tujuan
pelaporan yang terpisah.

1. Sekuritas yang dipegang-hingga-jatuh-tempo, adalah jenis sekuritas kewajiban


perusahaan yang memiliki nilai positif dan memiliki kemampuan untuk dipegang
sampai dengan tanggal jatuh temponya.
2. Sekuritas perdagangan, adalah jenis sekuritas kewajiban dan modal yang terutama
diotorisasi dan dipegang untuk dijual dalam jangka waktu dekat untuk mendapatkan
untung atas selisih harga jangka pendek tersebut.
3. Sekuritas yang tersedia-untuk-dijual, adalah jenis sekuritas kewajiban dan modal yang
tidak dapat dikelompokkan sebagai sekuritas yang dapat dipegang-hingga-jatuh tempo
dan sekuritas perdagangan.
e. Kas

Umumnya kas terdiri atas uang tunai dan giro. Kas atau dalam bentuk mata uang ini
adalah seluruh aktiva yang likuid dan dapat direduksi. Atau alat pertukaran yang dapat
diterima bank untuk disimpan. Sementara ekuivalen kas adalah investasi yang sangat likuid
dan aman sehingga dalam prakteknya sama dengan uang tunai. Untuk keperluan laporan
keuangan, ekuivalen kas diartikan sebagai surat berharga yang sangat likuid dengan nilai
pasar dan waktu jatuh tempo yang diketahui. Juga surat berharga pasar uang jangka pendek.

a. Aset tidak lancar

Aktiva tidak lancar meliputi beberapa pos dibawah ini :

a. Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang disajikan dalam neraca tepat dibawah aktiva lancar. Investasi
jangka panjang biasanya dipegang selama bertahun-tahun. Investasi jangka panjang terdiri
dari empat jenis investasi berikut :

1. Investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka
panjang.
2. Investasi dalam aktiva tetap berwujud, yang saat ini tidak digunakan dalam
operasi, seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi.
3. Investasi yang disisihkan dalam dana khusus, seperti dana pelunasan, dana
pensiun, atau dana ekspansi pabrik.
4. Investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak dikonsolodasi.

b. Aset tetap

Aset tetap adalah jenis aset yang berumur panjang dan bersifat tahan lama yang
digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan. Aset tersebut terdiri dari properti atau
kekayaan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Sebagian besar dari aktiva ini juga dapat disusutkan, kecuali tanah. Penilaian
akumulasi penyusutan harus diungkapkan sebagai pengurang dari nilai guna aktiva tersebut.

c. Aktiva tak berwujud

Aktiva tak berwujud tidak termasuk ke dalam intrumen keuangan karena tidak memiliki
substansi fisik. Aktiva tak berwujud meliputi paten, hak cipta, franchise, goodwill, merek
dagang, nama dagang, dan kepercayaan pelanggan. Pada umumnya, semua aktiva tak
berwujud diamortisasi selama masa manfaatnya. Aktiva tak berwujud dapat menjadi sumber
daya ekonomi yang paling signifikan yang dimiliki oleh perusahaan, namun banyak
perusahaan yang mengabaikannya dalam pengungkapan laporan keuangan karena sisi
objektifitasnya sulih diidentifikasi.

d. Aktiva lainnya

Pos-pos yang termasuk aktiva lain-lain meliputi biaya-biaya dibayar dimuka seperti biaya
pensiun, piutang jangka panjang, pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan kas dan sekuritas
yang dibatasi. Perusahaan harus membatasi bagian ini hanya untuk pos-pos tidak biasa yang
cukup berbeda dengan aktiva yang termasuk dalam kategori khusus.

2. Liabilitas
a. Liabilitas jangka panjang

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan dilikuidasi dala
siklus operasi yang normal, melainkan akan dibayar pada pada tanggal tertentu pada periode
yang biasanya lebih dari satuh tahun akuntansi. Contoh dari liabilitas jangka panjang meliputi
utang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan utang sewa.
Liabilitas jangka panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

 Liabilitas yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi,
utang sewa jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
 Liabilitas yang berasal dari operasi perusahaan, seperti kewajiban pajak penghasilan
yang ditangguhkan dan kewajiban pensiun.
 Liabilitas yang tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu kejadian di masa depan
untuk mengkonfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau tanggal pelunasan seperti
jaminan jasa atau produk dan kontijensi lainnya.

b. Liabilitas jangka pendek

Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang diperkirakan akan dilikuidasi melalui
penggunaan aktiva lancar atau adanya liabilitas jangka pendek lainnya. Umumnya kewajiban
jangka panjang diharapkan dapat dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus
akuntansi. Klasifikasi dari liabilitas jangka pendek meliputi :

 Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa, seperti utang usaha, utang gaji, dan
utang pajak.
 Penagihan yang diterima di muka sebelum barang tersebut dikirimkan atau jasa belum
diberikan, seperti pendapatan sewa yang belum dihasilkan.
 Liabilitas lain yang dilikuidasi akan dilunasi dalam siklus operasi seperti bagian
obligasi jangka panjang yang harus dibayarkan pada tahun berjalan, atau jangka
pendek yang berasal dari pembelian peralatan.

5. Informasi Minimum dalam Laporan Posisi Keuangan

Menurut PSAK 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan, informasi minimum yang
harus tersaji pada laporan posisi keuangan adalah :

1. Aset tetap;
2. Properti investasi;
3. Aset tak berwujud;
4. Aset keuangan;
5. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
6. Persediaan;
7. Piutang dagang dan piutang lainnya;
8. Kas dan setara kas;
9. Aset yang diklasifikasi dimiliki untuk dijual, termasuk kelompok yang dimiliki untuk
dijual;
10. Utang dagang dan utang lainnya;
11. Provisi;
12. Liabilitas keuangan;
13. Liabilits dan aset untuk pajak kini;
14. Liabilits dan aset untuk pajak tangguhan;
15. Liabilitas yang termasuk ke dalam kelompok lepasan yang diklasifikasi sebagai
dimiliki untuk dijual;
16. Kepentingan nonpengendali (sebagai bagian dari ekuitas)
17. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

6. Format Laporan Posisi Keuangan

Secara umum terdapat dua bentuk laporan posisi keuangan yang biasa diikuti oleh entitas:

1. Bentuk akun (Account form)

Bentuk akun menyajikan secara berdampingan bagian kiri adalah aset dan bagian
kanan adalah liabilitas dan ekuitas.
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
Aset Tidak Lancar Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas

2. Bentuk laporan (Report form)

Sementara bentuk laporan, menyajikan secara berurutan ke bawah mulai dari aset, liabilitas,
dan ekuitas.

Laporan Posisi Keuangan


31 Desember 2015
Aset
Liabilitas
Ekuitas

Berikut contoh format Laporan Posisi Keuangan.


7. Pengungkapan Laporan Posisi Keuangan

Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan,
subklasifikasi dari pos yang disajikan. Perincian bergantung pada ketentuan PSAK, seperti
misalnya :

1. Piutang, antara piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha pihak berelasi.
2. Persediaan, disubklasifikasi antara persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
3. Aset tetap, disubklasifikasi terpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya tanah,
bangunan, dan peralatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan cara lain untuk melaporkan
informasi. Laporan keuangan merupakan unsur utama pelaporan keuangan terdiri dari
neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan perubahan posisi
keuangan laporan arus kas. Memberikan informasi guna membantu investor dan kreditur
yang ada dan yang potensial dalam menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian
penerimaan kas di masa yang akan datang dari dividen atau bunga dan hasil dari
penjualan, pelunasan, atau jatuh tempo dari sekuritas atau pinjaman.
Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahan dan klaim atas
sumber daya itu (kewajiban untuk mentransfer sumber daya kepada kesatuan lain dan
ekuitas pemilik) dan dampak dari transaksi, kejadian dan situasi yang akan
memperngaruhi sumber daya dan klaim terhadap sumber daya itu.
DAFTAR PUSTAKA

Martani, Dwi, dkk. 2012. “Akuntansi Keuangan Menengah”. Jakarta : Salemba


https://docplayer.info/60601290-Laporan-posisi-keuangan.html
https://www.sketsaonline.com/laporan-posisi-keuangan/
https://id.bccrwp.org/compare/difference-between-balance-sheet-and-statement-of-financial-
position/
https://www.academia.edu/11371650/Bab_5_Laporan_Posisi_Keuangan_dan_Laporan_Arus
_Kas
https://mastahbisnis.com/laporan-posisi-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai